Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Setiap ide-ide yang cemerlang dan kreatif  yang  tercipta dari
seseorang atau sekelompok orang sebagai bentuk dari kemampuan
intelektual manusia  yang berguna dan memberi dampak baik dari
berbagai aspek perlu di akui dan perlu dilindungi, agar ide-ide cemerlang
dan kreatif yang telah diciptakan tidak diklaim atau di bajak oleh pihak lain.
Untuk itu diperlukan wadah yang dapat membantu dan menaungi ide-ide
cemerlang dan kreatif tersebut.Untuk tingkat internasional organisasi yang
mewadahi bidang HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) adalah WIPO
(World Intellectual Property Organization).
Di Indonesia sendiri untuk mendorong dan melindungi penciptaan,
penyebarluasan hasil kebudayaan di bidang karya ilmu pengetahuan,
seni, dan sastra serta mempercepat pertumbuhan kecerdasan kehidupan
bangsa, maka dirasakan perlunya perlindungan hukum terhadap hak
cipta.Perlindungan hukum tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk
mewujudkan iklim yang lebih baik untuk tumbuh dan berkembangnya
gairah mencipta di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra di tengah-
tengah masyarakat Indonesia.
Di Indonesia, Undang-undang yang melindungi karya cipta adalah
Undang-undang nomor 6 tahun 1982 tentang hak cipta, dan telah melalui
beberapa perubahan dan telah diundangkan Undang-Undang yang
terbaru yaitu Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang
mulai berlaku 12 (dua belas) bulan sejak diundangkan. Tidak hanya karya
cipta, invensi di bidang teknologi (hak paten) dan kreasi tentang
penggabungan antara unsur bentuk, warna, garis (desain produk industri)
serta tanda yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan jasa
(merek) juga perlu diakui dan dilindungi dibawah perlindungan hukum.
Dengan kata lain Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) perlu

1
didokumentasikan agar kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya
lainnya yang sama dapat dihindari atau dicegah.

1.2.  Masalah atau Topik Bahasan

2.1. Apa Pengertian HaKI?

2.2.Bagaimana Prinsip-prinsip Hak Kekayaan Intelektual?

2.3. Apa Dasar Hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia?

2.4.Apa yang dimaksud dengan Hak Paten?

2.5 Apa yang dimaksud dengan Hak Merk?

2.6 Apa yang dimaksud dengan Hak Cipta?

2.7 Apa yang dimaksud dengan Rahasia Dagang?

1.3.  Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dalam pembahasan makalah ini, yang berjudul “HAK ATAS
KEKAYAAN INTELEKTUAL” berdasarkan rumusan masalah di atas,
adalah untuk membahas hal-hal yang sesuai dengan permasalahan yang
diajukan antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian HaKI.
2. Untuk mengetahui Prinsip-prinsip Hak Kekayaan Intelektual.
3. Untuk mengetahui Dasar Hukum Hak Kekayaan Intelektual di
Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.      Pengertian
Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HaKI) atau Hak Milik
Intelektual adalah hak-hak hukum yang diperoleh dari aktivitas intelektual

2
dibidang industri,ilmu pengetahuan dan seni (hak cipta),hak kepemilikan
industri (desain industri,paten,merk,rahasia dagang,tata letak sirkuit
terpadu,indikasi geografis,dan varietas tanaman).Secara faktual HaKI
merupakan satu sistem pemberian perlindungan hukum bagi karya-karya
intelektual yang mencakup jangkauan yang luas dari pengetahuan
tradisional sampai progam komputer dan internet di era bisnis digital
spadanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights
(IPR) atau Geistiges Eigentum, dalam bahasa Jermannya.Istilah atau
terminologi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) digunakan untuk pertama
kalinya pada tahun 1790.Adalah Fichte yang pada tahun 1793
mengatakan tentang hak milik dari si pencipta ada pada bukunya.Yang
dimaksud dengan hak milik disini bukan buku sebagai benda, tetapi buku
dalam pengertian isinya.HKI terdiri dari tiga kata kunci, yaitu Hak,
Kekayaan, dan Intelektual.
Kalau dilihat secara historis, undang-undang mengenai HaKI pertama
kali ada di Venice, Italia yang menyangkut masalah paten pada tahun
1470.Caxton, Galileo dan Guttenberg terctat sebagai penemu-penemu
yang muncul dalam kurun waktu tersebut, dan mempunyai hak monopoli
atas penemuan mereka.
Sistem HaKI merupakan hak privat (private rights).Seseorang bebas
untuk mengajukan permohonan atau mendaftarkan karya intelektualnya
atau tidak. Hak eklusif yang diberikan negara kepada individu pelaku HaKI
(inventor, pencipta, pendesain dan sebagainya) tiada lain dimaksudkan
sebagai penghargaan atas hasil karya (kreativitas) dan agar orang lain
terangsang untuk dapat lebih lanjut mengembangkannya lagi, sehingga
dengan sistem HKI tersebut kepentingan masyarakat ditentukan melalui
mekanisme pasar.
Disamping itu sistem HKI menunjang diadakannya sistem
dokumentasi yang baik atas segala bentuk kreativitas manusia sehingga
kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya lainnya yang sama dapat
dihindari atau dicegah. Dengan dukungan dokumentasi yang baik
tersebut, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya dengan

3
maksimal untuk keperluan hidupnya atau mengembangkannya lebih lanjut
untuk memberikan nilai tambah yang lebih tinggi lagi.

2.2.      Prinsip-prinsip Hak Kekayaan Intelektual


1.Prinsip Ekonomi
Hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif suatu kemampuan
daya pikir manusia yang diekspresikan dalam berbagai bentuk yang akan
memberikan keuntungan kepada pemilik.

2.Prinsip Keadilan
Menciptakan sebuah karya atau orang yang bekerja membuahkan
suatu hasil dari kemampuan intelektual dalam ilmu pengetahuan,seni, dan
sastra yang akan mendapat perlindungan dalam pemilikannya.

3.Prinsip Kebudayaan
Perkembangan ilmu pengetahuan,sastra,dan seni untuk
meningkatkan kehidupan manusia.
4.Prinsip Sosial
Hak yang diakui oleh hukum dan telah diberikan kepada individu
merupakan satu kesatuan sehingga perlindungan diberikan berdasarkan
keseimbangan individu dan masyarakat.

2.3.      Dasar Hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia


Hukum yang mengatur HaKI bersifat teritorial, pendaftaran ataupun
penegakan HaKI harus dilakukan secara terpisah di masing-masing
yurisdiksi bersangkutan.HaKI yang dilindungi di Indonesia adalah HaKI
yang sudah didaftarkan di Indonesia.
Dasar Hukum HaKI antara lain:
1.Perjanjian Internasional
2.Berne Convention 1883 – Hak Cipta
3.Paris Convention 1886 – Paten, Merek, Desain Industri
4.Perjanjian TRIPs (agreement on Trade Related Aspects of Intellectual
Property Rights) – WTO 1994

4
5.Dan Konvensi lainnya yang berkaitan dengan Teknis antara lain: WCT,
WPPT,  Madrid Protokol, PCT.
6.Undang-Undang Nasional
7.UU No. 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
8.UU No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri
9.UU No. 32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
10.UU No. 14 tahun 2001 tentang Paten
11.UU No. 15 tahun 2001 tentang Merek
12.UU no. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta

2.4 Ruang Lingkup Hak Paten


Istilah paten berasal dari pantent (bahasa inggris),patent(dalam
bahasa belanda),pengertian patent menurut UU no 14 tahun 2001 adalah
hak eksklusif yang diberikan negara kepada penemu (inventor) di bidang
teknologi (proses,hasil,produksi) selama waktu tertentu,melaksanakan
sendiri investasinya atau memberikan persetujuan kepada orang lain
untuk melaksanakannya dalam hal ini pemegang paten adalah penemu
sebagai pemilik paten.
Pendaftaran paten (bersifat first to file) tersebut adalah wajib bagi
inventor,dengan demikian perlindungan hukum baru diberikan negara
kepada inventor apabila pendaftaran paten tersebut telah dilaksanakan.
a. Penemu Paten
Menurut UU Paten No.14 Tahun 2001 adalah bisa penemu
perorangan atau badan hukum,di sini khusus badan hukum tidak
dianggap sebagai penemu paten tetapi hanya pemegang hak
patennya saja.Pemegang paten tersebut adalah:
a.Penemu sebagai pemilik paten
b.Penerima hak dari pemilik paten
c.Penerima lebih lanjut dari penerima hak
b. Penemuan yang Dapat Diberikan Paten
Tidak setiap penemuan dapat diberikan paten.Menurut Pasal 2 dan

5
3 UU No.14 Tahun 2001,penemuan dapat diberikan paten harus
memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
a. Penemuan baru,hanya untuk satu penemuan saja,kriteria sifat
barunya suatu penemuan dianggap baru,jikalau pada saat
pengajuan permintaan paten penemuan tersebut tidak merupakan
penemuan terlebih dahulu.
b. Mengandung langkap inventif,dalam hal ini penemuan tersebut
tidak dapat diduga sebelumnya.
c. Dapat diterapkan dalam bidang industri.
c. Penemuan yang Tidak Dapat Diberikan Paten
Menurut ketentuan pasal 7 UU No.14 Tahun 2001,penemuan yang
tidak diberikan paten,antara lain:
a. Proses/hasil produksi yang bertentangan dengan undang-
undang,ketertiban umum,agama,atau kesusilaan.
b. Metode pemeriksanaan,perawatan,pengobatan,dan pembedahan.
c. Teori metode bidang ilmu pengetahuan dan matematika,atau
semua makhluk hidup kecuali jasad renik.
d. Proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atau
hewan,kecuali proses nonbiologis atau proses mikrobiologis.
d. Penemuan Tidak Dianggap Telah Diumumkan
Menurut ketentuan Pasal 4 UU No.14 Tahun 2001,penemuan tidak
dianggap telah diumumkan jika enam bulan sebelum permintaan
paten diajukan:
a. Penemuan tersebut dipertunjukan dalam suatu pameran
internasional di Indonesia atau di luar negeri yang resmi.
b. Diakui secara resmi.
c. Dalam suatu pameran nasional di Indonesia yang resmi atau diakui
sebagai resmi.
d. Penemuan tersebut telah digunakan di Indonesia oleh penemunya
dalam rangka percobaannya dengan tujuan penelitian dan
pengembangan.

6
e. Invensi juga tidak dianggap telah diumumkan apabila dalam jangka
waktu 12 bulan sebelum tanggal penerimaan,ternyata ada pihak
lain yang mengumumkan dengan cara melanggar kewajiban untuk
menjaga kerahasiaan invensi tersebut.
e. Jangka Waktu Paten
Menurut ketentuan UU No.14 Tahun 2001,jangka waktu berlakunya
suatu paten adalah:
a. Paten diberikan untuk jangka waktu 20 tahun sejak tanggal
penerimaan dan tidak dapat diperpanjang lagi (pasal 8).
b. Untuk paten sederhana jangka waktunya adalah 10 tahun sejak
tanggal penerimaan dan tidak dapat diperpanjang lagi (pasal 9).
2.5 Permohonan Paten
Permohonan paten diatur dalam pasal 20 s/d 41 UU No.14 Tahun 2001:
1. Penemu yang dikuasakan berhak mengajukan permohonan paten.
2. Penerimaan dan pencatatan permohonan paten oleh kantor paten.
3. Setiap permohonan hanya bisa diajukan untuk satu invensi saja
atau beberapa invensi yang merupakan satu kesatuan invensi.
4. Pengumuman permohonan paten
5. Pengajuan permintaan pemeriksaan substansif,paling lambat 36
bulan sejak tanggal penerimaan paten (pasal 49)
6. Persetujuan/penolakan paten selambat-lambatnya 36 bulan sejak
tanggal permohonan paten diterima,sedangkan paten sederhana
24 bulan sejak tanggal penerimaan.
7. Permohonan banding diperiksa Komisi Banding Paten,selambat-
lambatnya tiga bulan sejak tanggal surat pemberitahuan penolakan
permohonan paten,setelah satu bulan mulai diperiksa KBP dan
keputusan ditetapkan paling lama sembilan bulan sejak berakhirnya
jangka waktu.
8. Dalam hal KBP menolak permohonan banding,pemohon dalam
jangka waktu tiga bulan dapat mengajukan gugatan ke pengadilan
niaga,dan terhadap keputusan pengadilan tersebut dapat diajukan
kasasi.

7
2.6 Pengalihan dan Lisensi Paten
Pemegang paten memiliki hak khusus(eksklusif)untuk melaksankan
paten yang dimilikinya dan melarang orang lain yang tanpa
persetujuannya menggunakan hak tersebut,baik untuk paten produk
maupun paten proses.Di Indonesia,pemegang paten wajib melaksanakan
patennya ,namun tetap diberikan pengecualian jika pelaksanaan paten
tersebut secara ekonomi hanya layak bila dibuat dengan skala regional
yang disetujui diRektorat Jendral Paten Departemen Hukum dan Ham
.Pasal 66s/d pasal 87 UU No.14 Tahun 2001 mengatur tentang
Pengalihan dan Lisensi Paten,yang dapat dilakukan dalam hal ;
1. Paten bisa beralih atau diahlikan,baik seluruhnya maupun sebagian
,arena pewarisan,hibah wasiat,perjanjian tertulis ,atau sebab lain
yang dibenarkan oleh perundang-undangan .
2. Pengalihan hak tidak menghapus hak penemu(inventor)untuk tetap
Dicantumkan nama dan identitasnya dalam paten yang
bersangkutan(pasal 68)
3. Lisensi adalah izin tertukis untuk melaksanakan paten dalam
jangka waktu tertentu dan syarat tertentu,lisensi paten hak bersifat
pemberian hak untuk menikmati manfaat ekonomi suatu paten.
4. Perjanjian lisensi wajib dicatatkan pada direktorat jendral dengan
dikenai biaya ,apabila tidak dicatatkan perjanjian tersebut tidak
mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga (pasal 72)
5. Lisensi wajib adalah lisensi untuk melakasanakan paten yang
diberikan berdasarkan keputusan direktorat jendral atas dasar
permohonan.
Permohonan dapat diberikan :
1. Mempunyai kemampuan secara penuh
2. Mempuyai fasilitas sendiri
3. Telah menempu langkah untuk mendapatkan lisensi dengan
cara yang wajar tetapi tidak memperoleh hasil
4. Bahwa pelaksanaan lisensi wajib tersebut dapat memberi
manfanaat ekonomi kepada masyarakat.

8
2.7 Pembatalan paten
Pembatalan paten diatur dalam pasal 88 sampai dengan pasal 98
UU No.14 Tahun 2001;
1. Batal demi hukum ,apabila pemegang paten tidak membayar
biaya tahunan(pasal 88)
2. Batal atas permohonan pemegang paten(pasal 90)
3. Batal kyarena gugatan(pasal 91),dengan alasan:
a. Paten seharusnya tidak diberikan seperti dimasud(pasal
6,7,12)
b. Sama dengan paten lain yang telah diberikan:dan
c. Pemberian lisensi wajib tidak dapat mencegah bentuk dan
cara yang merugikan masyarakat dalam jangka waktu dua
tahun sejak tanggal pemberian lisensi wajib.
2.8 Paten Sederhana
Paten sederhana di ataur dalam pasal 104 sampai dengan pasal
109 UU No.14 Tahun 2001,dan yang dapat diberikan paten sederhana:
1. Hanya untuk satu invensi
2. Invensi berupa produk kasat mata (tangible)yang
memilikinkualitas sederhana.
3. Permohonan pemeriksaan substantif atas paten sederhana
dapat dilakuan dengan pengajuan permohonan paling lama
enam bulan sejak tanggal penerimaan dengan dikenai biaya.
4. Paten sederhana tidak dapat dimintakan lisensi wajib.
2.9 PCT& TRIPS
Patent Cooperation Treaty(PCT) adalahTraktat internasioanl Kerja
sama paten yang bertujuan untuk melaksanakan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi , perlindungan hukum terhadap setiap
invensi ,memberikan proteksi dari invensi yang diinginkan dilindungi oleh
suatu negara, akses bagi publik atas informasi teknis invensi baru,dan
dalam rangka mempercepat pembangunan ekonmi dari negara-negara
berkembang. Agreemen

9
Disamping itu,masih ada beberapa aspek dalam Agreement on
Trade-related Aspects of Intellectual Proprty Rigths(Persetujuan
TRIPS)yang sudah di tampung dalam UU No.14 Tahun 2001.TRIPS
merupakan persetujuan perdagangan yang berkaitan dengan hak
kekayaan intelektual (paten ,merek)di mana mulai tahun 2005 setiap
negara anggota WtO tersebut tunduk kepada persetujuan tersebut.

2.10 Ruang Lingkup Merk


Merek,mark(dalam bahasa belanda),atau brand(dalam bahasa
inggris),diatur dalam UU No.15 Tahun 201,yang merupakan perbaikan
dan penyempurnaan dari UU No.14 Tahun1997 dan UU No.19 Tahun
1992.Penyempurnaan dari undang-undang sebelumnya yang
menonjol,antara lain,menyangkut proses penyelesaian
permohonan,berkenan dengan hak prioritas ,perlindungan terhadap
indikasi asal.UU No.15 Tahun 2001 merupakan bagian dari
penyempurnan itu ,di tambah dengan Keppres No.17 Tahun
1997.Indonesia telah mensahkan Trade Mark Law Treaty(TLT)yang
merupakan perjanjian internasioanal menyangkut penyederhanaan
dan pengharmonisan prosedur administrasi dalam kaitan dengan
aplikasi nasional dan perlindungan merek .

1. Beberapa Pengertian
a. Merek adalah tanda berupa gambar,susunan
warna,nama,kata,huruf-huruf,angka-angka,atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda ,dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang atau jasa .
b. Merek dagang adalah merek yang digunakan paa barang
yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa
orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan barang-barang sejenis

10
lainnya,maksudnya adalah barang yang termasuk dalam
satu cabang industri atau satu cabang perdagangan yang
sama .
c. Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa
yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa
orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
d. Merek Kolektif adalah merek yang digunakan pada
barang dan /atau jasa dengan karakteristik yang sama
ayang diperdagangkan oleh bebrapa orang atau badan
hukum secara bersama-sama untuk membedakan
dengan barang dan/atau jasa sejenis laiinya .

2 . Hak Merek
Adalah hak eksklusif yang diberikan negara kepada pemilik merek
yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu
memakai sendiri merek tersebut atau memberi izin kepada seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
menggunakannya (pasal 3).

2.11 Permohonan Pendaftaran Merk


1. Penolakan Permohonan pendaftaran Merek
Menurut pasal 5 UU No.15 Tahun 2001,merek tidak dapat di daftar
apabila merek tersebut mengandug salah satu unsur
a. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku,moralitas agam,kesusilaan,atau ketertiban umum.
b. Tidak memiliki daya pembeda.
c. Telah menjadi milik umum.
d. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa
yang di mohonkan pendaftarannya.

11
Menurut Pasal 6,permohonan harus ditolak jika merk:
a. Terdapat persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan:
 Merk orang lain yang sudah terdaftar terlebih dahulu untuk
barang dan jasa yang sejenis.
 Merk yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan
jasa sejenis.
 Indikasi geografis yang sudah terkenal.
b. Merupakan atau menyerupai nama orang terkenal,foto,dan nama
badan hukum yang dimiliki orang lain,kecuali atas persetujuan
tertulis yang berhak.
c. Merupakan tiruan,menyerupai nama atau singkatan
nama,bendera,lambang atau simbol,lembaga nasional maupun
internasional kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang
berwenang.
d. Merupakan tiruan atau menyerupai tanda,cap,atau stempel resmi
yang digunakan oleh negara atau lembaga pemerintah,kecuali ada
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang.
2.Syarat dan Tata Cara Permohonan
a. Permohonan diajukan dalam bahasa indonesia,untuk merk bahasa
asing atau didalamnya terdapat huruf selain huruf latin wajib
disertai terjemahannya dalam bahasa indonesia.
b. Permohonan ditandatangani pemohon atau kuasanya dengan
dilampiri bukti pembayaran biaya.
c. Permohonan untuk dua kelas barang atau lebih dan jasa dapat
diajukan dalam satu permohonan yang diatur dengan peraturan
pemerintah.
3.Permohonan Pendaftaran Merk dengan Hak Prioritas
Permohonan harus diajukan dalam waktu enam bulan terhitung
sejak tanggal penerimaan permohonan pendaftaran merk yang pertama
kali diterima di negara lain yang merupakan anggota WTO.

12
2.12 Pendaftaran Merk
1.Pemeriksaan Substantif
Menurut Pasal 18 UU No.15 Tahun 2001,dalam waktu paling lama
30 hari,terhitung sejak tanggal penerimaan pemeriksaan substantif
terhadap permohonan dilakukan dan selesai dalam waktu paling lama
sembilan bulan.
2.Pengumuman Permohonan
Menurut Pasal 23 UU No.15 Tahun 2001,pengumuman dilakukan
dengan mencamtukan:
a. Nama dan alamat lengkap pemilik merk dan kuasanya.
b. Kelas dan jenis barang dan jasa bagi merk yang dimohonkan
pendaftarannya.
c. Tanggal penerimaan.
d. Nama negara dan tanggal penerimaan pendaftaran merk yang
pertama kali dalam hal permohonan diajukan dengan hak prioritas.
e. Contoh merk.
3.Keberatan dan Pemeriksaan Kembali
Berdasarkan Pasal 24 UU No.15 Tahun 2001,setiap pihak dapat
mengajukan keberatan selama jangka waktu tiga bulan terhadap merk
secara tertulis dengan alasan serta disertai bukti yang kuat.Terhadap hal
tersebut dapat dilakukan pemeriksaan kembali (Pasal 26)
4.Sertifikat Merk
Sertifikat merk diberikan kepada orang atau badan hukum yang
mengajukan permohonan pendaftaran selambat-selambatnya 30 hari
sejak merk didaftar di dalam Daftar Umum Merk,dan sertifikat merk.

13
2.13 Pengertian Hak Cipta
Menurut pengertian pasal 1 UU No.28 Tahun 2014, yang dimaksud
dengan hak cipta(copyrights dalam bahasa inggris,auteursrecht dalam
bahasa belanda)adalah hak ekseklusif pencipta yang timbul secara
otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah itu ciptaan di wujudkan
dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undang .
Pencipta adalah seorang atau bebrapa orang secara bersama yang
atas yang inspirasinya melahirkan suatu ciptaan berdasarkan kemampuan
pikiran,imajinasi,kecekatan,keterampilan,atau keahlian yang di tuangkan
ke dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.

2.14 Ruang Lingkup Hak Cipta


Pertama kali hak cipta diatur dalam Auteurswet 1912,selanjutnya
mengalami perubahan dengan dikeluarkannya UU No.6 Tahun 1892,UU
No.7 Tahun 1987,UU No.12 Tahun 1997,dan terakhir dengan UU No.19
Tahun 2002. Penyempurnaan undang-undang ini dilakukan tidak lepas
dari keberadaan Indonesia sebagai anggota WTO.
Selanjutnya pada 23 september 2014,DPR RI menyetujui
,Rancangan Undang-Undang Hak Cipta menjadi undang –undang .UU
No.28 Tahun2014 tentang hak cipta ini merupakan perbaikan terhadap
UU No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta .
Beberapa pokok materi baru dalam undang –undang nomor 28
tahun 2014 tentang Hak Cipta ini,antara lain ;
1. Perlindungan hak cipta dilakukan dengan waktu lebih panjang,seumur
hidup,dan 70 tahun sesudah pencipta meninggal .
2. Perlindungan yang lebih baik terhadap hak ekonomi para pencipta
dan/atau pemilik hak terkait ,termasuk membatasi pengalihan hak
ekonomi dalam bentuk jual putus (sold flat ) ; di mana hak ciptanya
beralih kembali kepada pencipta pada saat perjanjian tersebut
mencapai jangka waktu 25(dua puluh lima) tahun.

14
3. Hak cipta sebagai benda bergerak tidak berwujud dapat dijadikan
objek jaminan fidusia.
4. Penggunaan hak cipta dan hak terkait dalam saran multimedia untuk
merepons perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
5. Pencipta,pemegang hak cipta ,pemilik hak terkait menjadi anggota
Lembaga Manajemen Kolektif agar dapat menarik imbalan atau
royaliti.
6. Pencipta dan/atau pemilik hak terkait mendapat imbalan royaliti untuk
ciptaan atau produk hak terkait yang dibuat dalam hubungan dinas
dan digunakan secara komersial .
7. Pengelola tempat perdagangan bertanggung jawab atas tempat
penjualan dan/atau pelanggaran hak cipta dan/’atau hak terkait di
pusat tempat perbelanjan yang di kelolanya .
8. Perlindungan Negara terhadap Ekspresi Budaya Tradisional dan Hak
cipta atas ciptaan yang penciptanya tidak di ketahui
9. Lembaga Mananjemen Kolektif yang berfungsi menghimpun dan
memgelola hak ekonomi pencipta dan pemilik hak terkait wajib
mengajukan permohonan izin operasional kepada Mentri.
10. Mentri diberi kewenangan untuk menghapus ciptaan tersebut
melanggar norma agama ,norma susila,ketertiban umum,pertahanan
dan keamanan negara,serta ketentuan peraturan perundang-
undangan .
11. Penyelesaian sengketa secara efektif melalui proses
mediasi,arbitrase,atau pengadilan,serta penerapan delik aduan untuk
tuntutan pidana.
12. Terhadap setiap kejahatan pembajakan hak cipta diberikan sanksi
pidana lebih berat dan paling lama 10(sepuluh) tahun dan denda yang
lebih besar atau denda sebanyak Rp.4.000.000.000,-(empat miliar
rupiah)

Hak cipta meliputi bidang ilmu pengetahuan ,seni,dan sastra,yang


mencakup semua karya tulis(literary works),seperti buku,program

15
komputer,database,laporanteknis,manuskrip,karya
arsitektur,peta,hasil terjemahan,atau dari hasil pengalihwujudan,karya
yang diucapkan atau dinyanyikan,karya drama termasuk yang tidak
diucapkan,seni film,dan karya musikal termasuk seni dalam segala
bentuknya.Beberapa hal baru dari ketentuan Undang-undang Hak
Cipta ini adalah mengenai database yang merupakan salah satu
ciptaan yang di lindungi,alat apa pun,baik memakai kabel maupun
tidak memakai kabel,produk-produk cakram optik (optical disc),hak
informasi manajemen elektronik,dan dan sarana kontrol
teknologi,produksi berteknologi tinggi,termasuk program komputer dan
ancaman pidana serta baenda yang semakin berat terhadap siapa
saja yang melakukan pelanggaran hak cipta.

Pada prinsipnya HaKI dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

1.    Hak Cipta (Copyrights)

a)    Sejarah Hak Cipta

16
Pada jaman dahulu tahun 600 SM, seseorang dari Yunani bernama Peh
Riad menemukan 2 tanda baca yaitu titik (.) dan koma (,). Anaknya
bernama Apullus menjadi pewarisnya dan pindah ke Romawi. Pemerintah
Romawi memberikan Pengakuan, Perlindungan dan Jaminan terhadap
karya cipta ayahnya itu. Untuk setiap penggunaan, penggandaan dan
pengumuman atas penemuan Peh Riad itu, Apullus memperoleh
penghargaan dan jaminan sebagai pencerminan pengakuan hak tersebut.
Apullus ternyata orang yang bijaksana, dia tidak menggunakan seluruh
honorarium yang diterimany. Honor titik (.) digunakan untuk keperluan
sendiri sebagai ahli waris, sedangkan honor koma (,) dikembalikan ke
pemerintah Romawi sebagai tanda terima kasih atas penghargaan dan
pengakuan terhadap hak cipta tersebut.

b)   Pengertian Hak Cipta

Pengertian hak cipta menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun


2002: Hak cipta adalah "hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak
untuk mengumumkan atau memperbanyakciptaannya atau memberikan
izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku" (pasal 1 butir 1).

Pengertian hak cipta menurut Pasal 2 UUHCH hak khusus bagi pencipta


atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya
maupun memberi ijin untuk iti dengan tidak mengurangi pembatasan-
pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama


yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan
pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan
dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.

Pengumuman adalah pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan,


pengedaran, atau penyebaran suatu ciptaan dengan menggunakan alat
apapun, termasuk media internet, atau melakukan dengan cara apapun
sehingga suatu ciptaan dapat di baca, didengar atau dilihat orang lain.

17
Perbanyakan adalah penambahan jumlah suatu ciptaan baik secara
keseluruhan maupun bagian yang sangat substansial dengan
menggunakan bahan-bahan yang sama ataupun tidak sama, termasuk
pengalihwujudan secara permanen atau temporer.

c)    Kedudukan Hak Cipta

Mengenai kedudukan hak cipta, sudah pula ditetapkan oleh UUHC, bahwa
hak cipta dianggap sebagai benda bergerak (Pasal 3 ayat 1). Sebagai
benda Bergerak, hak cipta dapat beralih atau dialihkn baik seluruhnya
maupun sebagian karena:

·      Pewarisan

·      Hibah

·      Wasiat

·      Dijadikan milik negara

·      Perjanjian

Khusus mengenai perjanjian, Pasal 3 ayat 2 menyaratkan harus dilakukan


dengan akta, dengan ketentuan bahwa perjanjian itu hanya mengenai
wewenang yang disebut di dalam akta tersebut. Pentingnya akta
perjanjian itu adalah tidak lain dimaksudkan untuk memudahkan
pembuktian peralihan hak cipta apabila terjadi persengketaan di kemudian
hari.

d)   Ciptaan yang dilindungi

UUHC menganut sistem terbatas dalam melindungi karya cipta


seseorang. Perlindungan ciptaan hanya diberikan dalam bidang ilmu
pengetahun, seni dan sastra. Untuk itu Pasal 11 ayat 1 merinci ketiga
bidang tersebut meliputi:

·      Buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lainnya.

18
·      Ceramah, kuliah, pidato, dan sebagainya.

·      Pertunjukan seperti musik, karawitan, drama, tari, pewayangn,


pantomim dan karya siaran antara lain untuk media radio, televisi dan film
serta karya rekaman radio.

·      Ciptaan tari (koreografi), ciptaan lagu atau musik dengan atau tanpa
teks, dan karya rekaman suara atau bunyi.

·      Segala bentuk seni rupa seperti seni lukis, seni pahat, seni patung,
dan kaligrafi yang perlindungnnya diatur dalam Pasal 10 ayat 2.

·      Seni batik, arsitektur, peta, sinematografi, dan fotografi.

·      Program komputer, terjemahan, tafsir, saduran, dan penyusunan


bunga rampai.

    Selain itu UUHC juga melindungi karya melindungi karya seseorang


yang berupa pengolahan lebih lanjut daripada ciptaan aslinya, sebab
bentuk pengolahan ini dipandang merupakan suatu ciptan baru dan
tersendiri, yang sudah lain dari ciptaan aslinya. Tidak ada hak cipta untuk
karya sebagai berikut:

·    Hasil rapat terbuka lembaga-lembaga negara.

·    Peraturan perundang-undangan.

·    Putusan pengadilan dan penetapan hakim.

·    Pidato kenegaraan pidato pejabat pemerintah.

·    Keputusan badan Arbitrase (lembaga seperti pengadilan tetapi


khususnya di dalam bidang perdagangan)

e)    Masa Berlakunya Hak Cipta

Dalam mengtur jangka waktu berlakunya hak cipta, UUHC tidak


menyaratkan melainkan membeda-bedakan. Perbedaan itu
dikelompokkan sebagai berikut:

19
a.    Kelompok I (Bersifat Orisinal)

Untuk karya cipta yang sifatnya asli atau orisinal, perlindungan hukumnya
berlaku selama hidup pencipta dan terus berlanjut sampai dengan 50
tahun setelah pencipta meninggal. Mengenai alasan penetapan jangka
waktu berlakunya hak cipta orisinal yang demikian lama itu, undang-
undang tidak memberikan penjelasan. Karya cipta ini meliputi:

·      Buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lainnya.

·      Ciptaan tari (koreografi).

·      Segala bentuk seni rupa seperti seni lukis, seni pahat, seni patung
dan seni batik.

·      Ciptan lagu atau musik dengan atau tanpa teks.

b.    Kelompok II (Bersifat Derivatip)

Perlindungan hukum atas karya cipta yang bersifat tiruan (derivatip)


berlaku selama 50 tahun, yang meliputi hak cipta sebgai berikut:

·      Karya pertunjukan seperti musik, karawitan, drama, tari, pewayangan,


pantomim dan karya siaran antara lain untuk media radio, televisi dan film
serta karya rekaman radio.

·      Ceramah, kuliah, pidato, dan sebagainya.

·      Peta

·      Karya sinematografi, karya rekaman suara atau bunyi, terjemahan


dan tafsir.

c.    Kelompok III (Pengaruh Waktu)

Terhadap karya cipta yang aktulitasnya tidak begitu tahan, perlindungan


hukumnya berlaku selama 25 tahun meliputi hak cipta atas ciptaan:

·      Karya fotografi.

20
·      Program komputer atau komputer program.

·      Saduran dan penyusunan bunga rampai.

f)    Pendaftaran Hak Cipta

     Ciptaan tidak kalah pentingnya dengan benda-benda lain seperti tanah,


kendaraan bermotor, kapal, merek yang memerlukan
pendaftaran. Perlindungan suatu ciptaan timbul secara otomatis sejak
ciptaan itu diwujudkan dalam bentuk yang nyata. Maksud dari pendaftaran
itu sendiri adalah hanya semata-mata mengejar kebenaran prosedur
formal saja, tetapi juga mempunyai tujuan untuk mendapatkan
pengukuhan hak cipta dan sebagai alat bukti awal di pengadilan apabila
timbul sengketa di kemudian hari terhadap ciptaan tersebut.Pendaftaran
hak cipta yaitu di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual,
Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia.

     Sifat pendaftaran ciptaan adalah bersifat kebolehan (fakultatip).


Artinya  orang boleh juga tidak mendaftarkan. Apabila tidak mendaftarkan,
tidak ada sanksi hukumnya. Dengan sifat demikian, memang UUHC
memberikan kebebasan masyarakat untuk melakukan pendaftaran.

g)   Hak dan Wewenang Menuntut

       Penyerahan Hak Cipta atas seluruh ciptaan ke pihak lain tidak


mengurangi hak pencipta atau ahli waris untuk menuntut seseorang yang
tanpa persetujuannya:

·    Meniadakan nama pencipta yang tercantum pada ciptaan itu.

·    Mencantumkan nama pencipta pada ciptaannya.

·    Mengganti atau mengubah judul ciptaan.

·    Mengubah isi ciptaan.

21
2.      Hak Kekayaan Industri (Industrial Property Rights)

Hak kekayaan industri meliputi:

a. Paten (Patent)

     Paten merupakan hak khusus yang diberikan negara kepada penemu


atas hasil penemuannya di bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau memberikan
pesetujuannya kepada orang lain untuk melaksanakannya.

b. Merk (Trademark)

     Merk adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,


angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersbut
yang memiliki daya pembeda dan dipergunakan dalam kegiatan
perdagangan barang dan jasa.

c.  Rancangan (Industrial Design)

     Rancangan dapat berupa rancangan produk industri, rancangan


industri. Rancangan industri adalah suatu kreasi tentang bentuk,
konfigurasi, atau komposisi, garis atau warna, atau gabungan daripadanya
yang berbentuk tiga dimensi yang mengandung nilai estetika dan dapat
diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai
untuk menghasilkan suatu produk, barang atau komoditi industri dan
kerajinan tangan.

d. Rahasia Dagang (Trade Secret)

     Informasi rahasia dagang adalah informasi di bidang teknologi atau


bisnis yang tidak diketahui oleh umum, mempunyai nilai ekonomi karena
berguna dalam kegiatan usaha dan dijaga kerahasiannya oleh pemiliknya.

e.  Indikasi Geografi (Geographical Indications)

22
     Indikasi geografi adalah tanda yang menunjukkan asal suatu barang
yang karena faktor geografis (faktor alam atau faktor manusia dan
kombinasi dari keduanya telah memberikan ciri dari kualitas tertentu dari
barang yang dihasilkan).

f.   Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Layout Design of Integrated Circuit)

Denah rangkaian yaitu peta (plan) yang memperlihatkan letak dan


interkoneksi dari rangkaian komponen terpadu (integrated circuit), unsur
yang berkemampuan mengolah masukan arus listrik menjadi khas dalam
arti arus, tegangan, frekuensi, serta prameter fisik lainnya.

g. Perlindungan Varietas Tanaman (Plant Variety Protection)

     Perlindungan varietas tanaman adalah hak khusus yang diberikan


negara kepada pemulia tanaman dan atau pemegang PVT atas varietas
tanaman yang dihasilkannya untuk selama kurun waktu tertentu
menggunakan sendiri varietas tersebut atau memberikan persetujuan
kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya.

C.  Pengertian dan Dasar Hukum dari Hak Cipta, Paten (Patent), Desain
Industri (Industrial Design) dan Merek (Trademark)

1.    Hak Cipta

Hak eksklusif pencipta atau pemegang hak cipta untuk mengatur


penggunaan hasil penaungan gagasan atau informasi tertentu. Dalam
undang-undang hak cipta adalah hak eksklusif pencipta atau penerima
hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau
memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-
pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(Pasal 1 butir 1)

Dasar hukum Hak Cipta: Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang


Hak Cipta.

2.    Hak Paten

23
Hak eksklusif yang diberikan oleh Negara atas hasil invensinya di bidang
teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri untuk
ivensinya tersebut atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk
melaksanakannya.

Dasar hukum Hak Paten: Undang-Undang No 14 tahun 2001 tentang Hak


Paten.

3.    Desain Industri

Suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi atau komposisi garis atau warna,
atau gabungan dari padanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua
dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu barang komoditas
atau kerajinan tangan.

Dasar hukum: Undang-Undang No 13 tahun 2000 tentang Desain Industri.

4.    Hak Merek

Hak eksklusif  yang diberikan oleh Negara kepada pemilik merek terdaftar
dalam daftar umum merek dalam jangka waktu tertentu dengan
menggunakan sendiri merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak
lain untuk menggunakannya.Dasar hukum hak merek: Undang-Undang
No 15 tahun 2001 tentang Merek

2.6 Pengakuan HAKI di Indonesia

Keberadaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dalam hubungan antar


manusia dan antar negara merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipungkiri. HKI juga merupakan sesuatu yang given dan inheren dalam
sebuah masyarakat industri atau yang sedang mengarah ke sana.
Keberadaannya senantiasa mengikuti dinamika perkembangan
masyarakat itu sendiri. Begitu pula halnya dengan masyarakat dan
bangsa Indonesia yang mau tidak mau bersinggungan dan terlibat
langsung dengan masalah HKI.

24
Permasalahan mengenai Hak Kekayaan Intelektual akan menyentuh
berbagai aspek seperti aspek teknologi, industri, sosial, budaya, dan
berbagai aspek lainnya. Namun aspek terpenting jika dihubungkan
dengan upaya perlindungan bagi karya intelektual adalah aspek hukum.
Hukum diharapkan mampu mengatasi berbagai permasalahan yang
timbul berkaitan dengan Hak Kekayaan Intelektual tersebut. Hukum harus
dapat memberikan perlindungan bagi karya intelektual, sehingga mampu
mengembangkan daya kreasi masyarakat yang akhirnya bermuara pada
tujuan berhasilnya perlindungan Hak Kekayaan Intelektual.

Aspek teknologi juga merupakan faktor yang sangat dominan dalam


perkembangan dan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual.
Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat saat ini telah
menyebabkan dunia terasa semakin sempit, informasi dapat dengan
mudah dan cepat tersebar ke seluruh pelosok dunia. Pada keadaan
seperti ini Hak Kekayaan Intelektual menjadi semakin penting. Hal ini
disebabkan Hak Kekayaan Intelektual merupakan hak monopoli yang
dapat digunakan untuk melindungi investasi dan dapat dialihkan haknya.

Dengan adanya sebuah sistem informasi Hak Kekayaan Intelektual yang


integral dan mudah diakses oleh masyarakat, diharapkan tingkat
permohonan pendaftaran Hak Kekayaan Indonesia di Indonesia semakin
meningkat. Sedangkan dengan penegakan hukum secara integral
(dimana termasuk di dalamnya Hak Kekayaan Intelektual), pelanggaran
dalam bentuk pembajakan hasil karya intelektual yang dilindungi undang-
undang akan semakin berkurang. Sinergi antara keduanya, sistem
informasi Hak Kekayaan Intelektual dan penegakan hukum yang integral,
pada akhirnya akan membawa bangsa Indonesia kepada kehidupan yang
lebih beradab, yang menghormati hasil karya cipta orang lain.

25
2.7 Rahasia Dagang

1. Pengertian:
Dalam Undang - Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia
Dagang, pasal 1 bahwa : Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak
diketahui
oleh umum di bidang tekhnologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi
karena berguna dalam kegiatan usaha dan dijaga kerahasiaannya oleh
pemilik
rahasia dagang.

Dilihat dari definisi tersebut terdapat unsur-unsur sebagai berikut:


1) Informasi yang tidak diketahui umum di bidang tekhnologi atau bisnis
2) Mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan
3) Dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang.
Dalam Pasal 2 Undang Undang No. 30 Tahun 2000, bahwa ruang lingkup
dari rahasia dagang adalah : “Lingkup perlindungan rahasia dagang
meliputi metode produksi,metode pengolahan, metode penjualan atau
informasi lain di bidang tekhnologi dan atau bisnis yang memiliki nilai
ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.” 26 Pasal 1 Undang
- Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.

Informasi tersebut harus memiliki nilai ekonomis, bersifat aktual dan


potensial, tidak diketahui umum serta tidak dapat dipergunakan oleh orang
lain yang
tidak secara detail mengetahui informasi tersebut. Informasi inipun harus
secara

26
konsisten dijaga kerahasiaannya dengan langkah-langkah tertentu
menurut ukuran
wajar, sehingga tidak dapat dipergunakan oleh orang lain karena dengan
informasi
tersebut seseorang dapat memperoleh keunggulan kompetitif untuk
bersaing dengan kompetitornya yang tidak mengetahui informasi tersebut.
Kelalaian pemilik informasi atas hal ini dapat menggugurkan eksistensi
rahasia dagang itu sebagai hak milik intelektual.Hal ini berarti bahwa
Undang- Undang Rahasia Dagang tidak membatasi obyek informasi di
bidang tekhnologi semata tetapi di dalamnya juga mencakup informasi
non-teknologi. Undang-Undang Rahasia Dagang dimaksudkan pula
melindungi obyek rahasia dagang tanpa perlu melalui proses pendaftaran
ataupun penerapan stelsel deklaratif. Hal ini sejalan dengan pengaturan
rahasia dagang di Amerika Serikat yang juga mencakup segala informasi
baik yang bersifat teknologi maupun non-teknologi.

2. Unsur-unsur rahasia dagang:


1) Harus berupa rahasia dan tidak dapat diketahui oleh masyarakat
umum;
2) Harus ada kewajiban untuk menjaga kerahasiaan dalam arti pemilik
informasi telah melindungi sifat kerahasiaan informasi tersebut.

3. Objek yang dilindungi


1) Formula;
2) Metode pengelolaan bahan-bahan kimia dan makanan;
3) Daftar konsumen;.
4) Tingkat kemampuan debitur mengembalikan kredit;
5) Perencanaan;.
6) Tabulasi data;.
7) Informasi teknik manufaktur;.
8) Rumus-rumus perancangan;.

27
9) Rencana pemasaran;.
10) Perangkat lunak komputer.;
11) Kode-kode akses;
12) Personal Identification Number (PIN);.
13) Data pemasaran;.
14) Rencana Usaha;.
15) Informasi.

4. Sifat Rahasia Dagang


1) Bersifat Tertutup
Informasi yang tidak boleh diketahui oleh siapa saja, kecuali
petugas/pejabat
yang diberi wewenang untuk melaksanakan dan menyimpan informasi
rahasia
tersebut.
Informasi tertutup berupa:
a. Pribadi seseorang;.
b. Dunia politik;
c. Pertahanan dan keamanan;
d. Ekonomi.

2) Bersifat Terbuka
Informasi yang dapat diketahui oleh siapa saja sebagai anggota
masyarakat
karena dianggap bermanfaat bagi masyarakat luas, sehingga biasanya
dipublikasikan secara luas pada media-media.
Informasi terbuka berupa:
a. Penemuan-penemuan hasil penelitian;
b. Rencana tata ruang pengembangan wilayah;
c. Hasil pembinaan dan pengembangan pendidikan dan pelatihan untuk
pembangunan nasional;
d. Pemikiran, upaya mengenai cara hidup dan lingkungan hidup;

28
e. Strategi menciptakan perdamaian dan menghindari perang;
f. Biografi seseorang yang berhasil dalam usaha.

5. Kriteria rahasia dagang


1) Tidak diketahui oleh umum;
2) Memiliki nilai ekonomi komersial;
3) Dijaga kerahasiaannya.

6. Contoh Informasi yang mendapat perlindungan hukum


1) Daftar pelanggan;
2) Penelitian pasar;
3) Penelitian teknis;
4) Resep makanan/ramuan yang digunakan untuk menghasilkan suatu
produk
tertentu;
5) Sistem kerja tertentu yang cukup menguntungkan;
6) Ide atau konsep yang mendasari kampanye pengilhaman atau
pemasaran;
7) Informasi keuangan/daftar harga yang menunjukkan marjin laba dari
suatu
produk;
8) Sebuah cara untuk mengubah /menghasilkan sebuah produk dengan
menggunakan kimia atau mesin.

7. Informasi perusahaan yang rahasia


1) Mempunyai nilai rahasia;
2) Termasuk lingkup perindustrian dan perdagangan;
3) Terbukanya kerahasiaan informasi itu berpindah dan dapat
dimanfaatkan oleh
pihak pesaing.

8. Syarat perlindungan rahasia dagang

29
1) Informasi harus bersifat rahasia;
2) Informasi tersebut mempunyai nilai ekonomi;
3) Pemilikan informasi harus mengambil langkah yang layak dan patut
untuk melindungi sifat kerahasiaan tersebut.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

    3.1        Kesimpulan
1.      Setiap karya-karya yang lahir dari buah pikir yang cemerlang yang
berguna bagi manusia perlu di akui dan dilindungi.Untuk itu sistem HaKI
diperlukan sebagai bentuk penghargaan atas hasil karya.
2.      Disamping itu sistem HaKI menunjang diadakannya sistem
dokumentasi yang baik atas segala bentuk kreativitas manusia sehingga
kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya lainnya yang sama dapat
dihindari atau dicegah.
3.      Dengan dukungan dokumentasi yang baik tersebut, diharapkan
masyarakat dapat memanfaatkannya dengan maksimal untuk keperluan
hidupnya atau mengembangkannya lebih lanjut untuk memberikan nilai
tambah yang lebih tinggi lagi.

3.2       Saran
1.      Ditinjau dari sudut perangkat perundang-undangan, Indonesia sudah
mempunyai perangkat yang cukup di bidang HaKI.
2.      Pengetahuan tentang HaKI dan perangkat perundang-undangan
dimasyarakat dirasakan masih kurang dan perlu ditingkatkan, sehingga
perlindungan HaKI betul-betul dapat ditegakkan.
3.      Perbaikan sistem penenrapan HAKI di Indonesia perlu diperbaiki.
4.      Pengawasan terhadap penyalahgunaan HAKI perlu di tingkatkan
juga

30
DAFTAR RUJUKAN

Rahasia Dagang. (2011, Mei).Rahasia Dagang Haki.Diperoleh 30 April


2018,dari http://syafiqri.blogspot.com/2011/05/rahasia-dagang-haki.html

Prinsip-prinsip Hak Kekayaan Intelektual. (2011,Mei). Diperoleh 30 April


2018,dari http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/prinsip-prinsip-hak-
kekayaan-intelektual-2/

Klasifikasi Hak Kekayaan Intelektual.(2011, Maret). Diperoleh 30 April


2018,dari http://novianichsanudin.blogspot.com/2011/03/klasifikasi-hak-
kekayaan-intelektual.html

Saidin,1997.Aspek Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual.Jakarta: Raja


Grafindo.

Supramono,Gatot,1989.Tindak Pidana Hak Cipta: Masalah Penangkapan


dalam Tingkat Penyidikan.Jakarta:Pustaka Kartini.

Abdur S,SH.,MM,2011.Hukum Bisnis Untuk Perusahaan.Bandung:Fajar


Interpratama Mandiri.

31
32

Anda mungkin juga menyukai