Anda di halaman 1dari 38

RESUME

HUKUM BISNIS-E

“HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL”

Dosen Pengajar

Dr. Ian Nurpatria Suryawan, S.E., M.M.

Nama Kelompok

 Gerry William (202150253)


 Giovani Angelina Jessi Suwandi (202150064)
 Calvin (202150044)
Chapter 8

Hak Kekayaan Intelektual

I. Pengertian HAKI (Hak Kekayaan Intelektual)

Hak Kekayaan Intelektual pada hakikatnya merupakan hak dengan karakteristik khusus
dan istimewa, karena hak tersebut diberikan oleh Negara. Negara berdasarkan
ketentuan Undang-Undang memberikan hak khusus tersebut kepada yang berhak,
sesuai dengan prosedur dan syarat-syarat yang harus dipenuhi.

Hak Kekayaan Intelektual yang biasa disebut HKI atau intellectual Property Right
(IPR) pada dasarnya merupakan hak yang lahir berdasarkan hasil karya intelektual
seseorang. HKI merupakan konstruksi hukum terhadap perlindungan kekayaan
intelektual sebagai hasil cipta karsa penemunya.

Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atau Intelectual property Right adalah hak
hukum yang bersifat ekslusif yang dimiliki para pencipta / penemu sebagai hasil
aktivitas intelektual dan kreativitas yang bersifat khas dan baru. Karya-karya
intelektual tersebut dapat berupa hasil karya cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni dan
sastra, serta hasil penemuan (invensi) dibidang teknologi. Karya-karya dibidang hak
kekayaa atas intelektual dihasilkan berkat kemampuan intelektual manusia melalui
pengorbanan tenaga, waktu, pikiran, perasaan, dan hasil intuisi, ilham dan hati Nurani.

HKI juga merupakan suatu hal yang baru dalam sistem hukum di Indonesia. Dalam
kehidupan masyarakat, pengakuan terhadap karya intelektual sudah ada, tetapi hanya
berupa pengakuan secara moral dan etika. Masyarakat Indonesia pada dasarnya
merupakan suatu komunitas yang komunal dengan tingkat kebersamaan yang tinggi,
sehingga hak-hak individu meskipun ada masih kalah oleh kepentingan bersama. Hak-
hak individu tetap dihormati, tetapi pengaturannya sebatas pada aturan dan norma yang
tidak tertulis
Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual sangat penting bagi pembangunan yang
sedang berlangsung di Indonesia. Hak Kekayaan Intelektual yang dilindungi di
Indonesia berupa Hak Cipta, Merek, Paten, Perlindungan Varietas Tanaman, Rahasia
Dagang, Disain Industri dan disain tata letak sirkuit terpadu. Hak Kekayaan Intelektual
berbeda dengan Hak Milik Kebendaan, karena Hak atas Kekayaan Intelektual bersifat
tidak nyata sehingga tidak mudah hilang, tidak dapat disita dan lebih langgeng. Hak
atas Kekayaan Intelektual mengenal adanya Hak Moral dimana pencipta atau penemu
tetap melekat bersama hasil ciptaan atau temuannya meskipun hak tersebut telah
dialihkan kepada pihak lain. Hak atas Kekayaan intelektual juga mengenal adanya hak
ekonomi dimana para pencipta, penemu dan masyarakat dapat mengambil manfaat
ekonomis dari suatu karya cita atas temuan.

HAKI merupakan hak privat dimana seorang pencipta/penemu bebas mengajakan


ataupun tidak mengajukan permohonan pendaftaran karya intelektualnya. Sedangkan
pemberian hak ekslusif kepada para pelaku HAKI (Pencipta, penemu, pendesain, dan
sebagainya) dimaksudkan sebagai penghargaan atas hasil karya kreativitasnya,
sehingga orang lain ikut terangsang untuk mengembangkan lebih lanjut.
Pengembangan hak kekayaan atas intelektual ditentukan melalui mekanisme pasar
yang sehat dan diarahkan untuk memajukan masyarakat, sehingga Hak Kekayaan Atas
Intelektual mengenal adanya pembatasan tertentu untuk melindungi kepentian
masyarakat. Sistem Hak Atas Kekayaan Intelektual mendorong adanya system
dokumentasi yang baik sehingga dapat mencegah timbulnya ciptaan atau temuan yang
sama

II. Fungsi Dan Tujuan HAKI

Berikut ini adalah fungsi dan tujuan utama dari diciptakan nya HAKI, antara lain:

 Sebagai perlindungan hukum terhadap pencipta yang dipunyai perorangan


ataupun kelompok atas jerih payahnya dalam pembuatan hasil cipta karya dengan
nilai ekonomis yang terkandung di dalamnya..
 Mengantisipasi dan juga mencegah terjadinya pelanggaran atas HAKI milik
orang lain.

 Meningkatkan kompetisi, khususnya dalam hal komersialisasi kekayaan


intelektual. Karena dengan adanya HAKI akan mendorong para pencipta untuk terus
berkarya dan berinovasi, dan bisa mendapatkan apresiasi dari masyarakat.

 Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan strategi penelitian,


industri yang ada di Indonesia

III. Prinsip-Prinsip Dalam HAKI


Prinsip Ekonomi, Hak Intelektual merupakan hasil dari kreativitas manusia yang
diapresiasikan dalam berbagai bentuk yang pada akhirnya dapat memberikan
keuntungan dan manfaat kepada pemilik yang dapat menunjang kehidupan yang akan
memberikan keuntungan kepada pemilik yang bersangkutan.

Prinsip Keadilan, Seseorang dalam menciptakan suatu karya sebagai hasil dari
kemampuan intelektual nya baik dalam dalam ilmu pengetahuan, seni, dan sastra
maka haruslah mendapat perlindungan demi kepentingan pencipta yang akan
memberikan perlindungan dalam pemilikannya.

Prinsip Kebudayaan, yang akan meningkatkan taraf kehidupan, peradaban dan


martabat manusia yang akan memberikan keuntungan bagi masyarakat, bangsa, dan
negara.

Prinsip Sosial, Mengatur kepentingan manusia sebagai warga negara sehingga hak
yang diakui oleh hukum dan telah diberikan kepada individu merupakan satu
kesatuan sehingga bentuk pelindungan akan berbeda. Sehingga akan memberikan
perlindungan berdasarkan keseimbangan kepentingan individu dan masyarakat.

IV. Dasar-Dasar Jenis HAKI


 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta;
Berisi tentang hak cipta, pencipta, perlindungan hak cipta, dan juga ciptaan
yang dilindungi.
 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten;
Berisi tentang inventor dan juga pemegang hak paten.
 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek;
Berisi tentang merek, merek dagang, merek jasa, merek kolektif, dan jangka
waktu perlindungan terhadap merek.
 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang;
Berisi tentang desain industri, dan jangka waktu perlindungannya.
 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri;
Berisi tentang desain tata letak, dan juga sirkuit terpadu.
 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu.
Berisi tentang rahasia dagang, lingkup rahasia dagang, dan juga perlindungan
terhadap rahasia dagang.

V. Pengertian Hak Cipta (Copyright Laws)

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014:

Menyatakan bahwa hak cipta merupakan kekayaan intelektual di


bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang mempunyai piranan strategis dalam
mendukung pembangunan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum sebagaimana
diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Hak Cipta berasal dari bahasa inggris copyright yang dalam terjemahannya copy, yang
dapat berarti untuk menggandakan dan right berarti hak. Dengan demikian secara
bahasa, copyright pada prinsipnya adalah untuk menggandakan atau menyebarluaskan
suatu hasil karya. Istilah copyright diartikan kedalam bahasa Indonesia (secara tidak
cermat ) sebagai hak cipta.

Hak cipta lahir sebagai hasil cipta karsa dari seorang pencipta melalui olah pikir
manusia dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan, yang bersifat originality dan
individuality. Hak Cipta diperoleh tanpa harus mendaftarkan, karena hak cipta bersifat
automatic protection. Pada pokoknya, hak cipta diperoleh bukan karena pendaftaran,
guna penyelesaian sengketa pada proses litigasi juga bilamana pihak yang bersengketa
dapat membuktikan kebenaran akan ciptaannya, maka hakim dapat menentukan
pencipta yang sebenarnya. Hak cipta ciptaan intelektual yang dilindungi oleh undang-
undang yang bisa ditemukan diberbagai media

Dari pengertian hak cipta yang diatur dalam pasal 1 angka 1 UU Hak Cipta tahun
2014: “Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata
tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
”. Yang dimaksud dengan hak eksklusif (hak khusus/hak istimewa) adalah hak yang
semata-mata diperuntukkan bagi pemegangnya sehingga tidak ada pihak lain yang
boleh memanfaatkan hak tersebut tanpa izin pemegangnya.

VI. Ciri-Ciri Hak Cipta


Berdasarkan ketentuan diatas dapat disimpulkan bahwa hak cipta mempunyai fungsi
yang bersifat individu (privat) yaitu memberikan hak eklusif kepada pencipta ( pemilik
hak cipta) dan pemegang hak cipta untuk mengumumkan dan memperbanyak ciptaan
guna mendapatkan manfaat ekonomis. Selain itu, hak cipta juga memiliki tujuan sosial
yaitu sebagai alat untuk memajukan masyarakat, sehingga pelaksanaan hak cipta untuk
hal-hal tertentu tetap dibatasi oleh aturan perundang-undangan guna menjaga
ketertiban masyarakat yang lebih besar.

Keberadaan hak eksklusif melekat erat pada pemiliknya atau pemegangnya yang
merupakan kekuasaan pribadi atas ciptaan yang bersangkutan. Dalam hak cipta
terdapat dua hak yaitu:
1. Hak moral, Sementara itu berbicara tentang hak cipta tidak dapat dilepaskan dari
masalah moral karena didalam hak cipta itu sendiri melekat hak moral sepanjang
jangka waktu perlindungan hak cipta masih ada, masalah moral muncul disebabkan
pada dasarnya setiap orang mempunyai keharusan untuk meng hormati dan menghargai
karya cipta orang lain.
2. Hak Ekonomi, sebagai HKI maka hak cipta tergolong sebagai hak ekonomi
(economi right) yang merupakan hak khusus pada HKI. Adapun yang disebut dengan
dengan hak ekonomi adalah hak untuk memperoleh keuntungan ekonomi atas HKI.
Dikatakan hak ekonomi karena HKI termasuk sebuah benda yang dapat dinilai dengan
uang. rasionalitas ekonomi pula yang selanjutnya memberi justifikasi perlindungan hak
cipta dengan artian perlindungan harus diberikan untuk memungkinkan segala biaya
dan jerih payah pencipta terbayar kembali.
Secara hakiki hak cipta termasuk hak milik immaterial karena menyangkut ide, gagasan
pemikiran pemikiran, maupun imajinasi yang dituangkan dalam bentuk karya cipta ,
seperti buku ilmiah, karangan sastra,, maupun karya seni.

beberapa prinsip dasar ,yaitu :


(a) Yang dilindungi hak cipta adalah ide yang telah berwujud dan asli (orisinil),
(b) Hak cipta timbul dengan sendirinya (otomatis),
(c) Hak Cipta merupakan hak yang diakui hukum (legal right) yang harus dibedakan
dari penguasaan fisik suatu ciptaan,
(d) Hak Cipta bukan hak mutlak (absolut).

VII. Perlindungan Hak Cipta


Dalam UU Hak Cipta (UU Nomor 28 Tahun 2014) tidak demikian halnya. Masa
berlaku perlindungannya bervariasi ada yang selama hidup pencipta ditambah dengan
70 tahun setelah pencipta meninggal dunia, ada yang 50 tahun dan ada yang 25 tahun.
Hal ini bergantung pada jenis ciptaan yang ada, dan dalam konteks tertentu juga pada
siapa yang menjadi pemilik hak cipta tersebut.

Perlindungan terhadap hak moral pencipta untuk:

(1) tetap mencantumkan atau tidak mencatumkan namanya pada salinan sehubungan
dengan pemakaian ciptaannya untuk umum;

(2) menggunakan nama aliasnya atau samarannya;


(3) mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi ciptaan, mutilasi ciptaan,
modifikasi ciptaan, atau hal yang bersifat merugikan kehormatan diri atau reputasinya.

Masa perlindungannya diberikan tanpa batas waktu sesuai dengan Pasal 57 ayat (1)
UU 28 Tahun 2014.

Sementara itu, ada perlindungan hak moral diberikan untuk:

(1) mengubah ciptaannya sesuai dengan kepatutan dalam masyarakat.

(2) mengubah judul dan anak judul ciptaan.

Masa perlindungannya menurut Pasal 57 ayat (2), diberikan selama berlangsungnya


jangka waktu hak cipta atas ciptaan yang bersangkutan..

Untuk hak ekonomi, perlindungannya diberikan selama hidup pencipta dan terus
berlangsung selama 70 tahun setelah pencipta meninggal dunia, terhitung mulai tanggal
1 Januari tahun berikutnya (Pasal 58 ayat (1) UU 28 Tahun 2014).

Jenis ciptaan yang perlindungannya diberikan selama hidup pencipta ditambah 70


tahun setelah pencipta meninggal dunia seperti yang diatur dalam Pasal 58 tersebut
hanya berlaku untuk ciptaan:

 Buku, Pamflet, dan semua hasil karya tulis lainnya;


 Ceramah, Kuliah, Pidato dan Ciptaan sejenis lain;
 Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
 Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
 Drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;
 Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran,
kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase;
 Karya arsitektur;
 Peta; dan
 Karya seni batik atau seni motif lain.
Sementara itu, untuk jenis ciptaan yang berupa:

 Karya Fotografi;
 Potret;
 Karya Sinematografi;
 Permainan Video;
 Program Komputer;
 Perwajahan karya tulis;
 Terjemahan, tafsiran, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi,
aransemen, modifikasi, dan karya lain dari hasil transformasi;
 Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi atau modifikasi ekspresi
budaya tradisional;
 Kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan
program komputer atau media lainnya; dan
 Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut
merupakan karya yang asli;

Sesuai dengan Pasal 59 ayat (1), perlindungannya diberikan selama 50 tahun sejak
pertama kali dilakukan pengumuman.

Sementara untuk ciptaan yang berupa karya seni terapan, menurut Pasal 59 ayat (2)
perlindungannya diberikan selama 25 tahun sejak pertama kali dilakukan pengumuman.

Dalam UU No 28 Tahun 2014 ini juga melindungi pencipta yang melakukan jual putus
(sold flat), seperti yang dapat dibaca di bawah ini:
 Ciptaan buku, dan/atau semua hasil karya tulis lainnya, lagu dan/atau
musik dengan atau tanpa teks yang dialihkan dalam perjanjian jual putus
dan/atau pengalihan tanpa batas waktu, hak ciptanya beralih kembali
kepada pencipta pada saat perjanjian tersebut mencapai jangka waktu 25
tahun (Pasal 18).
 Hal tersebut juga berlaku bagi karya pelaku pertunjukan berupa lagu
dan/atau musik yang dialihkan dan/atau dijual hak ekonominya, hak
ekonomi tersebut beralih kembali kepada pelaku pertunjukan setelah
jangka waktu 25 tahun (Pasal 30).
Ketika masa hak cipta berakhir, karya tersebut terbuka kepada publik, artinya dapat
digunakan dan digunakan kembali oleh siapa saja tanpa perlu mendapat izin dari
pemilik hak cipta.

VIII. Pelanggaran Hak Cipta


Beberapa Tindakan yang merupakan pelanggaran hak cipta:

• Merekam film di bioskop

• Memodifikasi gambar dan kemudian menampilkannya di situs web pribadi Anda


atau untuk dijual kembali

• Membuat merchandise untuk dijual yang menampilkan media berhak cipta

• Memposting media berhak cipta/copyrighted di situs web pribadi Anda


(Lagu, penelitian, video)

• Mengunduh musik atau film melalui pembajakan

• Menyalin karya sastra atau seni apa pun tanpa lisensi atau perjanjian tertulis

Pasal 113

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak
Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak
Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat
miliar rupiah).

IX. Pengertian Hak Paten (Patents)


Pengertian hak paten adalah hak yang diberikan oleh pemerintah kepada seseorang atau
perusahaan atas permohonannya untuk menikmati sendiri temuannya serta
perlindungan terhadap kemungkinan peniruan oleh pihak lain atas ciptaan atau
temuannya itu.

Pengertian hak paten tersebut berdasarkan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia atau
KBBI. Selain pengertian tersebut, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI)
Kementerian Hukum dan HAM RI juga menjelaskan mengenai apa yang dimaksud
dengan paten. Baca Juga: IHSG Ditutup Rebound, Asing Borong Saham-Saham.

Pengertian paten adalah hak eksklusif inventor atas invensi di bidang teknologi untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuan kepada
pihak lain untuk melaksanakan invensinya.

Sedangkan invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan
pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi, dapat berupa produk atau proses
atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.
Ada dua jenis paten: paten dan paten sederhana. Paten diberikan untuk invensi yang
baru, mengandung langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri.

Sementara paten sederhana diberikan untuk setiap invensi baru, pengembangan dari
produk atau proses yang telah ada, dan dapat diterapkan dalam industri.

Syarat penemuan atau invensi dapat dipatenkan Dirangkum dari laman DJKI
Kemenkumham, syarat invensi atau penemuan dapat dipatenkan adalah:
 Baru. Jika pada saat pengajuan permohonan paten invensi tersebut tidak sama
dengan teknologi yang diungkapkan sebelumnya;
 Mengandung langkah inventif. Jika invensi tersebut merupakan hal yang tidak
dapat diduga sebelumnya bagi seseorang yang mempunyai keahlian tertentu di
bidang teknik;
 Dapat diterapkan dalam industri. Jika invensi tersebut dapat diproduksi atau
dapat digunakan dalam berbagai jenis industri.

Sementara masa pelindungan paten diberikan untuk jangka waktu selama 20 tahun
sejak tanggal penerimaan permohonan paten.

Paten sederhana diberikan untuk jangka waktu 10 tahun sejak tanggal penerimaan
permohonan paten sederhana.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang apa itu invensi:

1. Invensi yang terlibat dalam pemecahan suatu masalah tertentu di bidang


teknologi, dapat berupa suatu produk atau proses atau perbaikan dan
pengembangan suatu produk atau proses.
2. Invensi berbentuk alat mempunyai nilai guna praktis dilindungi hak paten
termasuk: bentuk, konfigurasi, konstruksi atau komponennya.
3. Paten harus bersifat inventif dan tidak boleh menggunakan teknologi yang tida
k boleh sama dengan teknologi sebulumnya.
4. Sebelum didaftarkan,
Paten harus dievaluasi untuk mempunyai keahlian tertentu dalam industri. Eva
luasi ini bisa dilakukan di berbagai jasa paten salah satu contohnya Ipindo.

X. Perlindungan Hak Paten (Patents)


Lingkup perlindungan paten berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2016 meliputi: Paten dan Paten sederhana.

(1) Pemegang Paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Paten yang
dimilikinya dan melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya:

a. dalam hal Paten-produk: membuat, menggunakan, menjual, mengimpor,


menyewakan, menyerahkan, atau menyediakan untuk dijual atau disewakan atau
diserahkan produk yang diberi Paten;

b. dalam hal Paten-proses: menggunakan proses produksi yang diberi Paten untuk
membuat barang dan tindakan lainnya.

(2) Dalam hal Paten-proses, larangan terhadap pihak lain yang tanpa persetujuannya
melakukan impor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya berlaku terhadap impor
produk yang semata-mata dihasilkan dari penggunaan Paten-proses yang dimilikinya.

(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
apabila pemakaian Paten tersebut untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
percobaan, atau analisis sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar dari
Pemegang Paten.

Sebagai contoh untuk hak paten. Dari beberapa perusahaan teknologi terbesar di dunia
antara lain hak paten layar sentuh (Touch Screen) yang bekerja dengan adanya sentuhan
layar dengan mengunakan jari atau pene digital. Hampir semua handphone sekarang
ini mengunakan Touch Screen yang penemunya adalah George Samuel yang berasal
dari Amerika pada tanggal 7 Oktober 1975.

XI. Hal-Hal yang Tidak Bisa Di Patenkan / Berbagai


Pelanggaran Hak Paten
Dalam Undang-Undang No.13 Tahun 2006:

Pasal 9
Invensi yang tidak dapat dipatenkan meliputi:
• Pengumuman/penggunaan/pelaksanaan bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, kesusilaan agama, ketertiban umum, atau
kesusilaan. Contoh: kegunaannya secara spesifik adalah untuk memakai narkob
• Berupa metode pemeriksaan, pengobatan, pengobatan dan/atau pembedahan
yang diterapkan pada manusia dan/atau hewan; misalnya metode operasi
caesar, metode kemoterapi;
• Teori dan metode dalam bidang sains dan matematika.
• Semua makhluk hidup, kecuali mikroorganisme; dan proses biologis yang
penting untuk produksi tanaman atau hewan, kecuali untuk proses non-biologis
atau proses mikrobiologis. Karena ada pengecualian terhadap paten makhluk
hidup ini, maka perlindungan varietas tanaman baru hasil pemuliaan dilakukan
secara terpisah melalui hak PVT.

Selain itu Perbuatan yang dapat dikatakan sebagai pelanggaran hak paten berdasarkan
Pasal 160 UU Paten adalah perbuatan yang berupa:
 Membuat
 Menjual
 Mengimpor
 Menyewakan
 Menyediakan untuk dijual/disewakan/diserahkan produk yang telah diberi
paten
 Perbuatan yang menggunakan proses produksi yang telah diberi paten.

Adapun pidama yang dapat diberikan terhadap tergugat yang telah terbukti melakukan
perbuatan tersebut sebagaimana ketetapan dalam Pasal 161 UU Paten, berupa;

 Pidana Penjara paling lama 4 tahun dam/atau denda paling banyak 1miliar
rupiah (untuk pelanggaran hak paten)
 Pidana penjara paling lama 2 tahun dan/atau denda paling banyak 500 juta
rupiah (untuk pelanggaran hak paten sederhana)

Contoh kasus Pelanggaran Hak Paten adalah Kasus Lenovo dan Nokia yang terjadi
beberapa waktu lalu. Yang akhirnya membuat Lenovo harus membayar denda serta
menarik produk nya Kembali dari pengecer. Yang dimana nokia masih memegang
20.000 paten hingga saat ini, yang sangat penting untuk pengembangan teknologi 5G.

XII. Pengertian/Ciri-ciri Merek (Brands)


Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 menyatakan:

Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda
dan digunakan dlam kegiatan perdagangan barang atau jasa

Berbagai Contoh Brands dalam industri Otomotif:


Hak merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kapada pemilik merek
yang terdaftar dalam daftar umum merek untuk jangka waktu tertentu dengan
menggunakan sendiri merek atau memberikan izin kepada pihak lain untuk
menggunakannya. dapat dibagi menjadi merk dagang, merek jasa dan merek kolektif.
1.Tanda Pengenal untuk membedakan hasil produksi yang dihasilkan seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum dengan produksi orang lain
atau badan hukum lainnya. (Tanda asosiasi)
2.Sebagai alat promosi, sehingga mempromosikan hasil produksinya cukup dengan
menyebutkan mereknya.
3.Sebagai jaminan atas mutu barangnya.
4.Menunjukkan asal barang/jasa dihasilkan.
Merek terdaftar mendapatkan perlindungan hukum untuk jangka waktu 10 tahun sejak
tanggal penerimaan permohonan pendaftaran Merek yang bersangkutan dan jangka
waktu perlindungan itu dapat diperpanjang.

XIII. Fungsi Merek (Brands)


Bedasarkan ketentuan di atas, terlihat jelas bahwa fungsi utama merek adalah untuk
membedakan barang atau jasa yang diproduksi atau dibuat perusahaan lain yang
sejenis. Dengan demikian merek merupakan tanda pengenal asal barang atau jasa yang
bersangkutan dengan produsennya.

Menurut Buku Sukses Bisnis melalui merek, Paten, dan hak cipta Karya Insan Budi
Maulana, merek dianggap sebagai “roh” bagi suatu produk barang atau jasa. Karena di
anggap sebagai tanda pengenal dan dapat menggambarkan jaminan kepribadian (
individuality) dan reputasi barang dan jasa hasil usahanya sewaktu diperdagangkan.

Dari sisi produsen, merek dapat diadakan sebagai jaminan nilai hasil produksinya,
khususnya mengenai kualitas kemudian pemakaiannya. Dari segi pedagang, merek
digunakan untuk promosi barang-barang dagangnnya guna mencari dan meluaskan
pasar. Dari sisi konsumen, merek diperlukan.

XIV. Merek yang tidak dapat didaftar


Pasal 20 Undang-Undang No 20 Tahun 2016 tentang Merek dan indikasi Geografis
(UU Merek) yang telah diubah melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja, menjabarkan beberapa ciri merek yang tidak dapat didaftarkan
yakni;
 Merek dinilai bertentangan dengan ideologi negara, peraturan perundang-
undangan, moralitas, agama, kesusilaan, atau ketertiban umum. Hal ini jelas,
merek wajib dibuat sesuai dengan etika umum yang tidak memungkinkan
munculnya sengketa-sengketa di kemudian hari.
 Merek sama dengan, berkaitan dengan, atau hanya menyebut barang dan/ atau
jasa yang dimohonkan pendaftarannya. Sebagai contoh: anda menjual barang
yakni helm beserta aksesorisnya, maka mereka anda tidak dapat hanya helm
atau kaca helm dsb.
 Merek memuat unsur yang dapat menyesatkan masyarakat tentang asal,
kualitas, jenis, ukuran, macam, tujuan penggunaan barang dan/ atau jasa yang
dimohonkan pendaftarannya atau merupakan nama varietas tanaman yang
dilindungi untuk barang dan/ atau jasa yang sejenis. Contoh: Produk yang anda
jual adalah berbagai jenis bunga-bungaan, lalu anda menggunakan merek “
Raflesia Arnoldi”. Hal ini jeals akan menyesatkan pada calon pembel, maka ini
masuk ke dalam larangan.
 Merek memuat keterangan yang tidak sesuai dengan kualitas, manffat, atau
khasiat dari barang dan/atau jasa yang diproduksi. Contoh: anda memproduksi
margarin namun merek yang digunakan “Gurih Madu”. Para customer tentu
bisa saja salah mengartikan nama yang telah dibuat itu.
 Merek merupakan nama umum dan/atau lambing milik umum. Mirip dengan
penjelasan sebelumnya, bilamana merek usaha anda terlalu umum, seperti
“Rumah Makan”, “Toko Sparepart:, dsb maka besar kemungkinan merek anda
tidak akan diingat dan pendaftaran bisa di tolak.
 Tidak memiliki Daya Pembeda. Membentuk merek berarti kita menginginkan
ada hal yang beda dan stand out sehingga para customer mengingat merek dan
produk kita dengan mudah. Apabila merek terlalu umum dan sederhana,
semisal tanda “X” atau terlalu rumit, maka berpotensi besar merek ditolak.
 Merek mengandung bentuk yang bersifat fungsional. Pendaftaran merek juga
dapat ditolak apabila bentuknya merupakan hal yang dapat difungsikan oleh
manusia, seperti gambar mesin, dsb.

Permohonan merek dapat ditolak bilamana merek mempunyai persamaan secara pokok
maupun keseluruhan dengan:

 Merek terdaftar milik pihak lain atau telah dimohonkan terlebih dahulu oleh
pihak lain.
 Merek Terkenal milik pihak lain untuk suatu barang/jasa sejenis
 Merek terkenal milik pihak lain untuk barang/jasa tidak sejenis yang
mempunyai persyaratan tertentu
 Indikasi geografis terdaftar.
 Mempunyai nama atau singkatan nama orang terkenal, foto, atau nama badan
hukum yang dimiliki orang lain, terkecuali ada persetujuan pihak terkait.
 Tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera,
lambing/symbol/emblem/ suatu negara atau Lembaga national dan international
tertentu, terkecuali ada persetujuan pihak terkait.
 Menyerupai tanda, cap, stemple resmi yang digunakan negara atau Lembaga
pemerintah, kecuali ada persetujuan pihak terkait.

Keseluruhan hal ini di atur dalam Pasal 21 UU Merek.

XV. Pengertian/Contoh Rahasia Dagang (Trade Secret)


Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum dibidang teknologi
dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan
dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.

Kemudian dalam Pasal 2 Undang-Undang No.30 Tahun 2000


dinyatakan Lingkup perlindungan Rahasia Dagang meliputi metode produksi, metode
pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis
yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat Umum.
Dengan memperhatikan rumusan Pasal 1 ayat 1 UU No.30 Tahun 2000 pengertian ini
dapat mencakup kegiatan perlindungan terhadap tidak hanya rahasia dagang saja, tetapi
juga mencakup (industrial)know-now dan undang-undang ini mengatur hanya untuk
tindakan yang berkaitan dengan persaingan curang (unfair competition) dan
bukanpraktik bisnis tidak sehat(unfair business practicesc).
Dengan demikian pula perlindungan hukum yang diberikan tidak hanya sebatas pada
rahasia bisnis saja, tetapi juga meliputi industrial know-now. Informasi yang wajib
dirahasiakan tersebut tidak hanya berada dalam lapangan bisnis saja, tetapi juga berada
dalam bidang teknologi.

Rahasia dagang berkembang selaras dengan perkembangan budaya dan industrialisasi


pada hampir semua bidang yang bersifat kompetitif dan individualistik.Rahasia
Dagang sebagai bidang dari sistem hak kekayaan intelektual patut diberi perlindungan
sebagaimana objek HAKI lainnya.

Hak atas rahasia dagang ternyata dapat diberikan kepada orang lain melalui perjanjian
lisensi. Yang terdapat dalam Pasal 1 ayat 5 tahun No.30 Tahun 2000 Yang berisi:
Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang Hak Rahasia Dagang kepada pihak
lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk
menikmati manfaat ekonomi dari suatu rahasia dagang yang diberi perlindungan dalam
jangka waktu tertentu dan syarat tertentu.

Melalui lisensi, pihak yang tidak memiliki hak atas kekayaan intelektual dimungkinkan
untuk melakukan satu atau serangkain tindakan atau perbuatan, melalui hak atau
wewenang yang diberikan oleh pemilik atau pemegang hak atas kekayaan intelektual
sebagai pihak yang berwenang, dalam bentuk perizinan. Dengan lisensi, pengusaha
memberikan izin kepada suatu pihak untuk menbuat memasarkan, menjual atau
mendistribusikan produk yang akan dijual tersebut

Lisensi kini merupakan aktivitas yang signifikan dalam banyak kegiatan ekonomi
domestik. Pemilik rahasia dagang melalui lisensi dapat memakai hak tersebut untuk
menciptakan suatu bentuk tambahan penghasilan dalam bentuk royaliti yang diterima
dari pengguna rahasia dagang. Dengan adanya perjanjian lisensi maka penerima lisensi
dapat terhindar dari tindakan yang digolongkan pelanggaran hak.

Dalam suatu perjanjian lisensi rahasia dagang secara impilisit mewajibkan penerima
lisensi untuk menjaga kerahasiaan dagang yang dilisensikan tersebut. Namun di dalam
praktek terkadang hal tersebut tidak dapat dipenuhi sehingga terjadi sengketa antara
para pihak yang melakukan perjanjian tersebut

Contoh Kasus Rahasia Dagang di Indonesia.


Berawal dari HI PIN yang datang di Pabrik Kopi CV. Bintang Harapan milik John
Satria Salim di Jl. Trans Sulawesi Km. 5 Tondo Kota Palu mau mencari karyawan
Pabrik Kopi Bintang Harapan namun tidak ada yang bisa ditemui atau dipanggil keluar
pabrik. Berselang berapa hari kemudian HI PIN mendatangi mess karyawan Pabrik
Kopi Bintang Harapan di Jl. Lombok Palu menemui Noldy Lagindawa karyawan
bagian produksi dan pemasaran pabrik kopi bintang

harapan dan membujuknya untuk berhenti bekerja pada pabrik kopi bintang harapan
dan 403 tondo kota palu. Terdakwa juga meminta pada Noldy Lagindawa untuk
merekrut teman kerjanya di Pabrik Kopi Bintang Harapan. Noldy Lagindawa kemudian
berhenti bekerja pada pabrik Kopi Harapan lalu membujuk teman kerjanya pada Pabrik
Kopi Bintang Harapan yaitu Parian yang bekerja pada bagian Produksi, Arsand pada
bagian produksi, Markum Yambese pada bagian Penggorengan dan Packing dan
Jumadi pada bagian Produksi dan pemasaran untuk berhenti bekerja di CV Bintang
Harapan dan pindah kerja di perusahaan HI PIN CV.

Tiga Putra Berlian karena gajinya 2 kali lipat di Cv. Bintang Harapan. Setelah Noldy
Lagindawa dan teman-teman berhenti di Cv.Bintang Harapan dan pindah pada Cv.Tiga
Berlian milik HI PIN yang juga pabrik Kopi yang baru didirikan, HI PIN
memerintahkan agar membuat tempat Penggorengan dan Penggilingan kopi yang
sesuai dengan dengan pengalaman mereka di Cv.Bintang Harapan. Serta
memerintahkan mereka mengambil kopi mentah, dokumentasi dan mesin-mesin
penggorengan dan produksi, sedangkan Parian mengambil saringan Kopi bubuk pada
penggilingan dan Markum mengambil plastik packing pada pabrik kopi Cv. Bintang
Harapan dengan maksud agar kopi bubuk hasil produksi Cv.Tiga berlian sama dengan
hasil bubuk Cv.

Bintang Harapan. Noldy Lagindawa menggunakan distribusi/pemasaran dengan


mendatangi langganan dan distributor kopi bubuk Bintang Harapan dan menawarkan
Kopi bubuk Tiga berlian milik Terdakwa. Perbuatan Cv. Tiga Berlian tersebut tanpa
seizin sepengetahuan dengan John Satria Salim selaku pemilik Cv. Bintang Harapan
dan mengakibatkan kerugian berupa terhambatnya/macetnya produksi kopi bubuk
Bintang Harapan karena 5 orang Karyawannya telah direkrut oleh Cv. Tiga Berlian dan
semua langganan Bintang Harapan beralih ke Cv. Tiga Berlian.

Pengungkapan informasi dan penerimaan informasi secara tidak sah atau penggunaan
informasi secara melawan hukum baik langsung maupun tidak langsung dapat
mengakibatkan kerugian dalam dunia perdagangan. Oleh karena itu pengaturan rahasia
dagang sebagai salah satu bagian dari HKI bertujuan untuk mencegah terjadinya
persaingan usaha tidak sehat. Keadaan ini dimaksudkan agar dapat memberikan
perlindungan yang lebij menjamin kepastian hukum dan dinormatifkan secara tegas
agar dapat menghindari timbulnya berbagai penafsiran.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk membuat
penulisan ilmiah dengan judul “Tanggungjawab Pemegang Lisensi Terhadap
Pembocoran Rahasia Dagang ( Menurut UU 30 Tahun 2000)”.

XVI. Ciri-Ciri Rahasia Dagang


Rahasia Dagang tidak memiliki batas waktu perlindungan.

Selama pemilik rahasia dagang melakukan upaya untuk menjaga kerahasiaan dari
informasi, maka informasi tersebut masih tetap dalam perlindungan rahasia
dagang. Pemilik rahasia dagang dapat mengalihkan haknya kepada pihak lain melalui
cara-cara yang telah ditetapkan dalam undang-undang yakni melalui pewarisan,
hibah, wasiat, perjanjian tertulis, dan sebab-sebab lainnya yang dibenarkan oleh
undang-undang.

Dalam Pasal 5 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia


Dagang, hak rahasia dagang dapat beralih/dialihkan karena pewarisan, hibah, wasiat,
perjanjian , dan sebab lain yang dibenaran oleh undang-undang.

XVII. Pelanggaran Rahasia Dagang


Pelanggaran rahasia dagang dapat terjadi apabila:
 Seseorang dengan sengaja mengungkapkan Rahasia Dagang, mengingkari
kesepakatan atau mengingkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk
menjaga Rahasia Dagang yang bersangkutan. (Karyawan membocorkan
rahasia perusahaan)
 Seseorang memperoleh atau menguasai Rahasia Dagang dengan cara yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

XVIII. Pengertian Hak Desain Industri


Desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk konfigurasi atau komposisigaris
atau warna, atau garis dan warna atau gabungan dari padanya yang berbentuk 3D atau
2D yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola 3D atau 2D
serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri,
atau kerajinan tangan.

Hak ini diberikan untuk desain industri yang baru, yaitu tanggal penerimaan desain
industri tidak sama dengan pengungkapan yang telah ada sebelumnya.

Pemerintah telah mengatur hak desain industri dalam peraturan, antara lain:

 Undang-Undang No.31 / 2000 tentang Desain Industri (UU Desain


Industri)
 PP No.1 / 2005 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No.31 / 200 tentang
Desain Industri (PP 1/2005).

XIX. Syarat dan Prosedur Hak Desain industri


Syarat untuk Perorangan
Berikut ini syarat pendaftaran bagi perorangan, antara lain:
1. Scan/Fotokopi KTP Pemohon (WNI).
2. Scan/Fotokopi KITAP/KITAS Pemohon ((WNA).
3. Gambar/Foto dari Desain (tampak atas/ bawah/ samping kiri samping kanan/
tampak belakang/ bawah/ tampak perspektif).
4. Uraian Desain Industri mengenai desain yang dimintai perlindungan.
5. Dokumen terkait lainnya.

Syarat untuk Badan Usaha


1. Akta Pendirian Badan Usaha.
2. Scan/Fotokopi NPWP.
3. Scan/Fotokopi KTP/NPWP Direktur Utama.
4. Scan/Fotokopi Pendesain.
5. Surat Kuasa Perusahaan dari Direktur Utama.
6. Gambar/Foto dari Desain (tampak atas/ bawah/ samping kiri samping kanan/
tampak belakang/ bawah/ tampak perspektif).
7. Uraian Desain Industri mengenai desain yang dimintai perlindungan.
8. Dokumen terkait lainnya.

Prosedur Permohonan Pendaftaran Hak Desain Industri


Kemudian, untuk mendapatkan hak ini, Anda harus melakukan permohonan pendaftaran.
Berikut ini prosedurnya!
 Mengisi formulir permohonan Ada beberapa poin yang harus Anda isi di
dalam formulir permohonan tersebut, yaitu: waktu pembuatan surat
permohonan: tanggal, bulan dan tahun, identitas pemohon serta nama dan
alamat lengkap kuasa (jika permohonan diajukan melalui kuasa).
 Surat Permohonan yang Telah Ditandatangani. Setelah mengisi formulir
permohonan, kemudian ditandatangani oleh pemohon dengan melampirkan:
gambar / foto serta uraian dari desain industri yang dimohonkan dan surat
pernyataan kepemilikan desain industri.
 Bila permohonan diajukan secara bersama-sama oleh lebih dari 1 (satu)
pemohon, permohonan tersebut ditandatangani oleh salah satu pemohon,
lengkap dengan melampirkan persetujuan tertulis dari pemohon lain.
 Jika permohonan diajukan oleh bukan pendesain, harus dilampirkan
pernyataan lengkap dengan bukti kuat bahwa pemohon berhak atas desain
industri yang diajukan pendaftarannya.
 Membayar biaya administrasi.
 Menunggu pemeriksaan dalam jangka waktu maksimal 30 hari setelah semua
proses administrasi. Jika ada kekurangan, akan diminta untuk melengkapi
kekurangan tersebut paling lambat 3 bulan.

XX. Klaim Hak Desain industri


Bentuk = keseluruhan kontur terluar dari wujud tiga dimensi suatu benda/produk,
tanpa detail atau ornament

Contoh : bentuk botol adalah keseluruhan kontur terluar dari botol tersebut, tanpa
ornament atau reief pada permukaan botol.

Konfigurasi = kombinasi lebih dari 1 bentuk tiga dimensi yang Menyusun


benda/produk secara keseluruhan, termasuk ornamenberupa bagian yang menonjol,
cekung, lubang, tombol, grid, dan sebagainya, beserta posisi atau susunannya pada
permukaan desain industry.

Contoh : konfigurawsi dari handphone adalah kombinasi layer monitor dan keyboard,
termasuk detail atau ornament berupan tombol, kamera, dan sebagainya pada
handphone tersebut.

Komposisi garis = kombinasi 2 dimensi dari garis yang ditampilkan pada permukaan
produk

Contoh : motif border untuk pakaian

Komposisi warna = kombinasi 2 dimensi dari warna yang ditampilkan pada


permukaan produk.
Kombinasi dengan komposisi garis, sehingga klaim menjadi komposisi garis dan warna
Contoh : komposisi garis dan warna pada label kemasan botol.

Contoh : komposisi garis dan warna pada kotak kemasan kardus

XXI. Manfaat Hak Desain industri


Terdapat beberapa manfaat dengan mendaftarkan desain industri, antara lain:
• Mendapatkan legalitas hukum
Bagi pemegang hak akan mendapatkan legalitas hukum berupa hak eksklusif untuk
menjalankan hak yang dimilikinya dan melarang orang lain tanpa persetujuannya
membuat, menggunakan, menjual, mengimpor dan/atau mengedarkan barang yang
diberikan hak desain industri.
• Mencegah adanya pemalsuan
Bila desain industri belum didaftarkan, maka ada kemungkinan ada pihak yang
menduplikasi atau meniru desain tersebut. Nah, dengan mendaftarkan desain industri,
dapat mencegah pemalsuan karena posisi jual pemilik desain menjadi lebih kuat.
• Meningkatkan nilai komersial
Desain industri menjadi aset bisnis yang bisa menambah nilai komersial perusahaan
dan produk yang diproduksi. Semakin sukses desain industri, semakin tinggi nilai
perusahaan tersebut.
• Desain dapat dijual kembali
Untuk desain yang telah dilindungi bisa dilisensikan (dijual) kepada pihak lain. Karena
itu dapat menambah profit.
• Menciptakan persaingan sehat
Dengan mendaftarkan desain industri, maka dapat menciptakan persaingan yang sehat
dan jujur. Dengan begitu, akan bermunculan produk yang secara estetika lebih menarik.
Hak desain industri bisa dialihkan dengan, antara lain:
• Pewarisan
• Hibah
• Perjanjian tertulis
• Wasiat
• Atau sebab lain yang dibenarkan oleh aturan perundang-undangan

Sesuai dengan UU Desain Industri, hak desain industri diberikan untuk jangka waktu
10 (sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal penerimaan. Selain itu, tanggal mulai
berlakunya jangka waktu perlindungan, dicatat dalam Daftar Umum Desain Industri
dan diumumkan di dalam Berita Resmi Desain Industri.

XXII. Pengertian Hak Desain Tata Letak Terpadu


Hak desain tata letak sirkuit terpadu adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara
Republik Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu
tertentu melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuanya kepada pihak lain
untuk melaksanakan hak tersebut.
Jangka waktu perlindungan hak ini diberikan selama 10 tahun sejak pertama kali
desain tersebut di eksplotasi secara komersial.hak ini dapat beralih/dialihkan karena
pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis dan sebab lain yang dibenarkan oleh
perundang-undangan.

Sanksi yang diberikan untuk masalah desain tata letak sirkuit terpadu berupa pidana
dan denda.

Sirkuit terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang di
dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen
tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta
dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor untuk menghasilkan
fungsi elektronik.

Perlindungan hukum atas desain tata letak sirkuit terpadu, bertujuan untuk
mamajukan sektor industri dan merangsang minat peneliti dan pendesain untuk lebih
kreatif dan secara ekonomis desain meteka dapat memeberikan konstribusi bagi
menambah penghasilanbilama desain mereka digunakan untuk kepentingan industri.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit


Terpadu.

Menimbang:

a. bahwa untuk memajukan industri yang mampu bersaing dalam lingkup


perdagangan nasional dan internasional perlu diciptakan iklim yang mendorong
kreasi dan inovasi masyarakat di bidang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu sebagai
bagian dari sistem Hak Kekayaan Intelektual;

b. bahwa Indonesia telah meratifikasi Agreement Establishing the World Trade


Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) yang
mencakup Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights
(Persetujuan TRIPs) dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga
perlu diatur ketentuan mengenai Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b,
perlu dibentuk UndangUndang tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

Contoh gambar Desain tata Letak sirkuit terpadu

XXIII. Waktu Perlindungan dan Pengalihan Hak DLST


Perlindungan hak yang diberikan kepada pendesain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah
selama 10 tahun (Pasal 4 ayat (3) dihitung dari sejak pertama kali desain itu
dieksploitasi secara komersial dimanapun sejak tanggal penerimaan (Pasal 4 Ayat (1).
Jangka waktu perlindungan yang singkat karena perkembangan teknologi yang begitu
cepat, sehingga waktu 10 tahun dianggap cukup memadai. Dalam hal desain telah
dieksploitasi secara komersial permohonan harus diajukan paling lambat 2 (dua) tahun
terhitung sejak tanggal dieksploitasi. Jika waktu perlindungan sudah selesai, jangka
waktu tersebut tidak dapat diperpanjang lagi dan konsekuensinya desain tersebut
menjadi milik umum (public domain). Siapa pun boleh mengunakan desain tersebut.

a.Pengalihan Hak

Pengalihan HDTLST harus disertai dengan dokumen pengalihan hak dan dicatat pada

Daftar Umum Hak DTST. Seperti HKI lainnya Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

dapat beralih atau dialihkan dengan:

1) Pewarisan

2) Hibah

3) wasiat
4) Perjanjian tertulis atau

Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang- undangan.

b.Lisensi

Hak atas DTLST selain dapat dialihkan dengan cara di atas, dapat juga dialihkan

dengan perjanjian lisensi. Pemegang Hak pemberi lisensi tetap dapat melaksanakan

sendiri haknya dan tetap dapat memberi lisensi pada pihak lain kecuali diperjanjikan

lain. Perjanjian lisensi harus dibuat secara tertulis dan tidak boleh memuat ketentuan

yang dapat merugikan perekonomian Indonesia atau mengakibatkan persaingan usaha

yang tidak sehat sebagaimana diatur dalam peraturan per-undang – undangan yang

berlaku. Perjanjian lisensi seperti perjanjian pengalihan hak wajib didaftarkan pada

DTLST. Perjanjian lisensi yang tidak didaftar tidak mempunyai akibat hukum

terhadap pihak ketiga.

XXIV. Perlindungan Hak Varietas Tanaman


Hak perlindungan varietas tanaman adalah hak khusus yang diberikan oleh negara
kepada pemulia tanaman untuk menggunakan sendiri varietas hasil pemuliaannya atau
memberikan persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakan
selama waktu tertentu.

Varietas tanaman yang dapat diberi perlindungan adalah

1. Baru, yaitu belum pernah diperdagangkan di Indonesia atau sudah


diperdagangkan kurang dari satu tahu,.
2. Unik, sehingga dapat dibedakan secara jelasdengan varietas lain,
3. Seragam, memiliki sifat utama yang seragam.
4. Stabil, tidak mengalami perubahan ketika ditanam berulang-ulang atau untuk
diperbanyak melalui siklus.
5. Diberi penamaan yang selanjutnya menjadi nama varietas yang bersangkutan.

Varietas tanaman yang selanjutnya disebut vareitas adalah sekelompok tanaman, jenis
atau spesies, bentuk, pertumbuhan daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik
genotif atau kombinasi genotif.

Yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya
satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan.

Varietas yang dapat diberi PVT meliputi vareitas dari jenis atau spesies tanaman yang
baru, unik, seragam, stabil, dan diberi nama.

XXV. Lingkup PVT


a. Varietas yang diberi dan tidak diberi PVT

PVT diberikan kepada varietas dari jenis atau spesies tanaman yang baru, unik,
seragam, stabil, dan diberi nama. Suatu varietas dianggap baru apabila pada saat
penerimaan permohonan hak PVT, bahan perbanyakan atau hasil panen dari varietas
tersebut belum pernah diperdagangkan di Indonesia atau sudah diperdagangkan tetapi
tidak lebih dari setahun, atau telah diperdagangkan di luar negeri tidak lebih dari empat
tahun untuk tanaman semusim dan enam tahun untuk tanaman tahunan. Sedangkan
kriteria varietas dianggap unik apabila varietas tersebut dapat dibedakan secara jelas
dengan varietas lain yang keberadaannya sudah diketahui secara umum pada saat
penerimaan permohonan hak PVT.

Varietas dianggap seragam apabila sifat-sifat utama atau penting pada varietas tersebut
terbukti seragam meskipun bervariasi sebagai akibat dari cara tanam dan lingkungan
yang berbeda-beda. Sedangkan suatu varietas dianggap stabil apabila sifat-sifatnya
tidak mengalami perubahan setelah ditanam berulang-ulang, atau untuk yang
diperbanyak melalui siklus perbanyakan khusus, tidak mengalami perubahan pada
setiap akhir siklus tersebut. Maksud dari varietas yang apabila diperbanyak tidak
mengalami perubahan adalah varietas tersebut tetap stabil di dalam proses perbanyakan
benih atau propagasi dengan metode tertentu, misalnya produksi benih hibrida, kultur
jaringan, dan stek.
PVT tidak diberikan untuk varietas yang penggunaannya bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum, kesusilaan, norma-
norma agama, kesehatan, dan kelestarian lingkungan hidup. Contoh penggunaan yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum,
kesusilaan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan hidup adalah tanaman penghasil
psikotropika, sedangkan yang melanggar norma agama misalnya varietas yang
mengandung gen dari hewan yang bertentangan dengan norma agama tertentu.

b. Pemegang Hak PVT

Sesuai dengan Pasal 5 UU PVT, pemegang hak PVT adalah pemulia atau orang atau
badan hukum, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak PVT dari pemegang hak
PVT sebelumnya. Jika suatu varietas dihasilkan berdasarkan perjanjian kerja, maka
pihak yang memberi pekerjaan itu adalah pemegang hak PVT, kecuali diperjanjikan
lain antara kedua pihak dengan tidak mengurangi hak pemulia. Jika suatu varietas
dihasilkan berdasarkan pesanan, maka pihak yang memberi pesanan itu menjadi
pemegang hak PVT, kecuali diperjanjikan lain antara kedua pihak dengan tidak
mengurangi hak pemulia.

c. Hak dan Kewajiban Pemegang Hak PVT

Hak yang diperoleh pemegang PVT adalah hak untuk menggunakan dan memberikan
persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakan varietas berupa
benih dan hasil panen yang digunakan untuk propagasi. Ketentuan ini berlaku juga
untuk varietas turunan esensial yang berasal dari suatu varietas yang dilindungi atau
varietas yang telah terdaftar dan diberi nama, varietas yang tidak dapat dibedakan
secara jelas dari varietas yang dilindungi, dan varietas yang diproduksi dengan selalu
menggunakan varietas yang dilindungi. Hak untuk menggunakan varietas tersebut
meliputi kegiatan:

1. memproduksi atau memperbanyak benih;


2. menyiapkan untuk tujuan propagasi;
3. mengiklankan;
4. menawarkan;
5. menjual atau memperdagangkan;
6. mengekspor;
7. mengimpor;
8. mencadangkan untuk keperluan sebagaimana dimaksud dalam butir 1, 2, 3, 4,
5, 6, 7.

Selain memperoleh hak sebagaimana dijelaskan di atas, pemegang hak PVT juga
mempunyai kewajiban sebagai berikut:

1. melaksanakan hak PVT-nya di Indonesia;


2. membayar biaya tahunan PVT;
3. menyediakan dan menunjukkan contoh benih varietas yang telah
mendapatkan hak PVT di Indonesia.
4. Hak Pemulia

Pemulia yang menghasilkan varietas mempunyai dua hak, yaitu hak ekonomi dan hak
moral. Secara ekonomi, sesuai dengan Pasal 8 UU PVT, pemulia yang menghasilkan
varietas berhak memperoleh imbalan yang layak dengan memperhatikan manfaat
ekonomi yang diperoleh dari varietas tersebut. Secara moral, pemulia yang
menghasilkan varietas berhak namanya tetap dicantumkan dalam sertifikat pemberian
hak PVT.

XXVI. Syarat Perlindungan dalam PVT/ Sanski


a. PVT dan Paten

Seperti diketahui, untuk mengembangkan varietas tanaman baru dapat dilakukan


melalui 2 cara yakni melalui pemuliaan tanaman klasik dan melalui bioteknologi, misal
rekayasa genetika. Varietas tanaman yang dihasilkan dari rekayasa genetika dilindungi
dengan PVT, namun proses/metode untuk menghasilkan varietas baru dapat dilindungi
dengan Paten, sepanjang persyaratan dipenuhi. Seandainya diinginkan perlindungan
ganda tersebut, maka kriteria untuk memenuhi Paten harus diprioritaskan, karena
kriteria kebaruan (novelty) pada Paten lebih sulit untuk dicapai dibandingkan pada
PVT. Bahkan suatu metode pemuliaan, apabila memiliki nilai ekonomi, masih bersifat
rahasia dan dilakukan upaya menjaga kerahasiaan, apabila diinginkan, dapat pula
dilindungi dengan rezim Rahasia Dagang.

b. Perlindungan, Pendaftaran, dan Pelepasan Varietas Tanaman

Istilah perlindungan, pendaftaran, dan pelepasan varietas tanaman merupakan tiga


istilah yang mempunyai keterkaitan dalam upaya melindungi suatu varietas tanaman.
Perlindungan varietas tanaman (PVT), seperti telah dijelaskan di atas, adalah hak yang
diberikan kepada pemulia dan/atau pemegang hak PVT untuk menggunakan sendiri
varietas hasil pemuliaannya atau memberi persetujuan kepada orang atau badan hukum
lain untuk menggunakannya selama waktu tertentu (UU No. 29/2000). Pendaftaran
varietas tanaman merupakan kegiatan mendaftarkan suatu varietas untuk kepentingan
pengumpulan data mengenai varietas lokal, varietas yang dilepas dan varietas hasil
pemuliaan yang tidak dilepas, serta data mengenai hubungan hukum antara Varietas
yang bersangkutan dengan pemiliknya dan/atau penggunanya (PP No. 13/2004).

Pelepasan varietas tanaman adalah pengakuan pemerintah terhadap suatu varietas baru
hasil pemuliaan dan atau introduksi yang dinyatakan dalam Keputusan Menteri
Pertanian bahwa varietas tersebut merupakan varietas unggul yang dapat
disebarluaskan (Kepmentan No. 902/Kpts/TP.240/12/1996). Introduksi benih atau
materi induk dari luar negeri yaitu pemasukan benih atau materi induk dari luar negeri
untuk pertama kali (Penjelasan PP No. 44/1995). Pendaftaran varietas dan PVT
dilakukan di Pusat PVT-Deptan, sedangkan pelepasan varietas dilakukan di Direktorat
Perbenihan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Departemen Pertanian.

PVT dengan hak-hak dan kewajibannya merupakan sutau pilihan bagi pemilik atau
penghasil varietas baru untuk memanfaatkan varietas hasil pemuliaan secara ekonomi.
Secara hukum, apabila suatu varietas baru dilindungi dengan PVT, maka
pemilik/pemegang hak PVT mempunyai kekuatan hukum untuk melarang pihak lain
menggunakan varietas tersebut tanpa seijin pemilik/pemegang hak PVT.

Berbeda dengan PVT, pendaftaran varietas hanya menekankan pada kepentingan


pengumpulan data dan hubungan hukum antara Varietas yang bersangkutan dengan
pemiliknya, sedangkan pelepasan varietas menunjukkan bahwa suatu varietas
merupakan varietas unggul dan aman untuk diperdagangkan/diperjualbelikan. Apabila
terjadi pelanggaran terhadap penggunaan suatu varietas baru oleh pihak lain, secara
hukum pendaftaran dan pelepasan varietas tidak mempunyai kekuatan hukum yang
lebih dibandingkan dengan PVT.

Namun demikian, sesuai dengan UU No. 12/1992, pelepasan varietas merupakan syarat
yang harus dipenuhi untuk varietas hasil pemuliaan maupun introduksi yang akan
diperjualbelikan. Berdasarkan UU tersebut, meskipun suatu varietas telah dilindungi
dengan PVT atau telah didaftarkan varietasnya, apabila akan
diperjualbelikan/diedarkan/diperdagangkan harus melalui prosedur pelepasan varietas
terlebih dahulu. Pelepasan varietas tanaman dilakukan untuk memberikan
perlindungan kepada konsumen, khususnya pengguna benih, bahwa varietas yang
dilepas merupakan varietas unggul. Keunggulan tersebut meliputi:

 daya hasil tinggi


 ketahanan terhadap organisme pengganggu tumbuhan utama
 ketahanan terhadap cekaman lingkungan
 umur genjah atau kecepatan berproduksi
 mutu hasil tinggi dan atau tahan simpan
 benih toleran terhadap kerusakan mekanis
 bentuk tanaman yang ideal
 mempunyai nilai ekonomis tinggi

Berdasarkan uraian di atas, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya
melindungi varietas tanaman hasil pemuliaan adalah:

1. Untuk perlindungan awal terhadap varietas tanaman hasil pemuliaan dapat


dilakukan melalui pendaftaran varietas. Pendaftaran varietas tidak dikenakan
biaya dan akan menyatakan hubungan hukum antara varietas yang
bersangkutan dengan pemiliknya dan/atau penggunanya.
2. Apabila potensi ekonomi atau bisnisnya cukup bagus, sebelum dilakukan
pelepasan varietas sebaiknya didaftarkan terlebih dahulu hak PVT-nya. Hal ini
diperlukan mengingat syarat kebaruan dalam PVT, dimana suatu varietas
dianggap baru apabila pada saat penerimaan permohonan hak PVT, bahan
perbanyakan atau hasil panen dari varietas tersebut belum pernah
diperdagangkan di Indonesia atau sudah diperdagangkan tetapi tidak lebih dari
setahun, atau telah diperdagangkan di luar negeri tidak lebih dari empat tahun
untuk tanaman semusim dan enam tahun untuk tanaman tahunan. Selain itu,
apabila suatu varietas baru dilindungi dengan PVT, maka pemilik/pemegang
hak PVT mempunyai kekuatan hukum untuk melarang pihak lain menggunakan
varietas tersebut tanpa seijin pemilik/pemegang hak PVT.
3. Pelepasan varietas merupakan tahapan akhir yang perlu dilakukan mengingat
UU No. 12/1992 yang mengharuskan suatu varietas yang akan
diperjualbelikan/diedarkan/ diperdagangkan harus melalui prosedur pelepasan
varietas.
4. Dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Varietas
Tanaman, jangka waktu PVT dihitung sejak tanggal pemberian hal PVT
meliputi 20 tahun untuk tanaman semusim dan 25 tahun untuk tanaman
tahunan.
5. Hak untuk menggunakan varietas dapat meliputi memprodusi/ memperbanyak
benih, menyiapkan untuk tujuan propagasi, mengiklankan, menawarkan,
memperdagangkan, mengekspor, mengimpor.
6. Dalam Pasal 40 Undang-Undang Nomor 29 tahun 2000 tentang Varietas
Tanaman, hak PVT dapat beralih atau dialihkan karena pewarisan, hibah,
wasiat, perjanjian, dan sebab lain yang dibenarkan oleh undang-undang.
7. Berakhirnya hak PVT dapt disebabkan karena berakhirnya janga waktu,
pembatalan, dan pencabutan. Dan sanksi yang diberikan untuk masalah PVT
berupa pidana dan denda.

Lama Perlindungan

Adapun jangka waktu perlindungan yang diberikan adalah selama 20 (dua puluh)
tahun untuk tanaman semusim, dan 25 (dua puluh lima) tahun untuk tanaman
tahunan. Pengertian tanaman tahunan ditujukan untuk jenis pohon-pohonan dan
tanaman merambat yang masa produksinya lebih dari satu tahun, sedangkan yang
lainnya disebut sebagai tanaman semusim.
Pelanggaran dan Sanksi

Sanksi utama yang dapat diterapkan atas pelanggaran hak PVT adalah pidana
penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan denda paling banyak Rp 2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah).

Contoh Variertas Tanaman, cabai varietas Carvi Agrihorti (Balitbangtan), padi varietas
Tropiko (BATAN), buncis varietas BU 9914 (PT. East West Seed Indonesia), jagung
varietas P36 (Pioneer Overseas Corporation), dan jagung varietas Mira (PT. Agri Makmur
Pertiwi).

XXVII. Penutup
Dari Penjelasan mengenai HKI diatas bisa Kita ketahui berbagai macam undang-
undang yang mengatur mengenai hal tersebut. Serta bermacam macam HAKI yang
beredar. Agar terhindar dari Tindak pidana serta gugatan hukum.
XXVIII. Daftar Pustaka
 Apa Itu HAKI? Pengertian, Fungsi, Macam dan Cara Mendaftarnyasevima.com
 Apa Itu HAKI? Inilah Pengertian Dan Panduan Lengkap Tentang HAKIizin.co.id
 BAB II__2018220IH.pdfrepository.uin-suska.ac.id
 HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HaKI)file:
 Tujuan & Manfaat | Pusat Informasi, Pelayanan, Dan Penggalian Potensi Hak
Kekayaan Intelektual Universitas Syiah Kualawww.hki.unsyiah.ac.id
 9:01 PM
 Peran TRIPS Agreement dalam Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual - Klinik
Hukumonlinewww.hukumonline.com
 MEMAHAMI VARIASI PERLINDUNGAN HAK CIPTA DALAM UU NO. 28
TAHUN 2014business-law.binus.ac.id
 Wajib Tahu! Ini Dia Prinsip Dasar Hak Kekayaan Intelektual - SmartLegal
Academysmartlegalacademy.id
 Apa yang Dimaksud dengan Hak Paten? Ini Pengertian dan Syarat
Mendapatkannyacaritahu.kontan.co.id
 1067-2346-1-SM.pdffile:
Invensi yang Tidak Dapat Diberi Patenwww.ipindo.com
Belajar Dari Kasus: Lenovo Langgar Hak Paten Nokia! Ini Cara Melindungi Hak
Patensmartlegal.id
Mau Daftar Merek? Kenali Ketentuan Merek yang Bisa Didaftarkan! |
Heylaweduheylawedu.id
 ISI KOmplet-2_hal 440.pdflaw.uii.ac.id
 Vince Kristiaman Zai.pdfrepository.uhn.ac.id
 UU_nomor_30_Tahun_2000.pdfdik.ipb.ac.id
 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN
2006jdih.kemenkeu.go.id
PVT - LKST IPBdik.ipb.ac.id
Klaim Desain Industri Yang Dilindungiwww.ipindo.com
Hak Desain Industri Adalah: Pengertian, Syarat dan Prosedur -
Greenpermitgreenpermit.id

Anda mungkin juga menyukai