Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ASPEK HUKUM TUGAS INDIVIDU


HAK INTELEKTUAL

Oleh :

ISRA KAMELIA
NIM. 231061201236

UNIVERSITAS IBNU SINA


BATAM
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, karunia, dan bimbingan-Nya dalam penyusunan makalah hak
atas kekayaan intelektual (HAKI). Penyusun menyadari bahwa tanpa penyertaan-
Nya, makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik.

Makalah hak atas kekayaan intelektual (HAKI) ini ditulis untuk


disusun sebagai syarat dalam mengikuti mata kuliah Aspek Hukum. Makalah
Hukum Industri ini tidak hanya sebuah syarat semata, melainkan dapat memberi
banyak manfaat bagi pennyusun dan pembaca.

Makalah hak atas kekayaan intelektual (HAKI) ini membahas mengenai


materi hukum industri. Penyusun berharap Makalah Hukum Industri ini dapat
memberi banyak manfaat bagi pembaca. Penyusun menyadari bahwa Makalah hak
atas kekayaan intelektual (HAKI) ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Setiap ide-ide yang cemerlang dan kreatif yang tercipta dari seseorang atau
sekelompok orang sebagai bentuk dari kemampuan intelektual manusia yang
berguna dan memberi dampak baik dari berbagai aspek perlu di akui dan perlu
dilindungi, agar ide-ide cemerlang dan kreatif yang telah diciptakan tidak diklaim
atau di bajak oleh pihak lain. Untuk itu diperlukan wadah yang dapat membantu
dan menaungi ide-ide cemerlang dan kreatif tersebut. Untuk tingkat internasional
organisasi yang mewadahi bidang HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) adalah
WIPO (World Intellectual Property Organization).
Di Indonesia sendiri untuk mendorong dan melindungi penciptaan,
penyebarluasan hasil kebudayaan di bidang karya ilmu pengetahuan, seni, dan
sastra serta mempercepat pertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa, maka
dirasakan perlunya perlindungan hukum terhadap hak cipta. Perlindungan hukum
tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk mewujudkan iklim yang lebih baik
untuk tumbuh dan berkembangnya gairah mencipta di bidang ilmu pengetahuan,
seni dan sastra di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Di Indonesia, Undang-undang yang melindungi karya cipta adalah Undang-
undang nomor 6 tahun 1982 tentang hak cipta, dan telah melalui beberapa
perubahan dan telah diundangkan Undang-Undang yang terbaru yaitu Undang-
Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang mulai berlaku 12 (dua belas)
bulan sejak diundangkan. Tidak hanya karya cipta, invensi di bidang teknologi (hak
paten) dan kreasi tentang penggabungan antara unsur bentuk, warna, garis (desain
produk industri) serta tanda yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan jasa
(merek) juga perlu diakui dan dilindungi dibawah perlindungan hukum. Dengan
kata lain Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) perlu didokumentasikan agar
kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya lainnya yang sama dapat dihindari
atau dicegah.
1.2. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dalam pembahasan makalah ini, yang berjudul “HAK ATAS
KEKAYAAN INTELEKTUAL” berdasarkan rumusan masalah di atas, adalah
untuk membahas hal-hal yang sesuai dengan permasalahan yang diajukan antara
lain:
1. Untuk mengetahui pengertian HaKI.
2. Untuk mengetahui Prinsip-prinsip Hak Kekayaan Intelektual I.
3. Untuk mengetahui Dasar Hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia
4. Untuk mengetahui Klasifikasi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI).

1.3. Sasaran Penulisan Makalah


Selain tujuan daripada penulisan makalah, perlu pula diketahui bersama bahwa
manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah dapat
menambah khazanah keilmuan terutama di bidang hukum terutama hukum Bisnis
dan semoga keberadaan hukum ini dapat memberi masukan bagi semua pihak.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian
Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HaKI) atau Hak Milik
Intelektual adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property
Rights (IPR) atau Geistiges Eigentum, dalam bahasa Jermannya. Istilah atau
terminologi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) digunakan untuk pertama kalinya
pada tahun 1790. Adalah Fichte yang pada tahun 1793 mengatakan tentang hak
milik dari si pencipta ada pada bukunya. Yang dimaksud dengan hak milik disini
bukan buku sebagai benda, tetapi buku dalam pengertian isinya. HKI terdiri dari
tiga kata kunci, yaitu Hak, Kekayaan, dan Intelektual.
Kalau dilihat secara historis, undang-undang mengenai HaKI pertama kali ada
di Venice, Italia yang menyangkut masalah paten pada tahun 1470. Caxton, Galileo
dan Guttenberg terctat sebagai penemu-penemu yang muncul dalam kurun waktu
tersebut, dan mempunyai hak monopoli atas penemuan mereka.
Hukum-hukum tentang paten tersebut kemudian di adopsi oleh kerajaan
Inggris di jaman TUDOR tahun 1500-an dan kemudian lahir hukum mengenai
paten pertama di Inggris yaitu Statute of Monopolies (1623). Amerika Serikat baru
mempunyai undang-undang paten tahun 1791. Upaya harmonisasi dalam bidang
HaKI pertama kali terjadi tahun 1883 dengan lahirnya Paris Convention untuk
masalah paten, merek dagang dan desain. Kemudian Berne Convention 1886 untuk
masalah copyright atau hak cipta. Tujuan dari konvensi-konvensi tersebut antara
lain standarisasi, pembahasan masalah baru, tukar menukar informasi,
perlindungan minimum dan prosedur mendapatkan hak. Kedua konvensi itu
kemudian membentuk biro administratif bernama the United International Bureau
for the Protection of Intellectual Property yang kemudian di kenal dengan nama
World Intellectual Property Organization (WIPO). WIPO kemudian menjadi bahan
administratif khusus di bawah PBB yang menangani masalah HaKI anggota PBB.
Sebagai tambahan pada tahun 2001 WIPO telah menetapkan tanggal 26 April
sebagai Hari Hak Kekayaan Intelektual Sedunia.
Kekayaan merupakan abstraksi yang dapat dimiliki, dialihkan, dibeli, maupun
dijual. Adapun kekayaan intelektual merupakan kekayaan atas segala hasil produksi
kecerdasan daya pikir seperti teknologi, pengetahuan, seni, sastra, gubahan lagu,
karya tulis, karikatur, dan lain-lain yang berguna untuk manusia. Sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa HaKI atau HKI adalah hak yang berasal dari hasil
kegiatan kretif suatu kemampuan daya berpikir manusia yang mengepresikan
kepada khalayak umum dalam berbagai bentuk, yang memiliki manfaat serta
berguna dalam menunjang khidupan manusia, juga mempunyai nilai ekonomis
yang melindungi karya-karya intelektual manusia tersebut.
Sistem HaKI merupakan hak privat (private rights). Seseorang bebas untuk
mengajukan permohonan atau mendaftarkan karya intelektualnya atau tidak. Hak
eklusif yang diberikan negara kepada individu pelaku HaKI (inventor, pencipta,
pendesain dan sebagainya) tiada lain dimaksudkan sebagai penghargaan atas hasil
karya (kreativitas) dan agar orang lain terangsang untuk dapat lebih lanjut
mengembangkannya lagi, sehingga dengan sistem HKI tersebut kepentingan
masyarakat ditentukan melalui mekanisme pasar.
Disamping itu sistem HKI menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang
baik atas segala bentuk kreativitas manusia sehingga kemungkinan dihasilkannya
teknologi atau karya lainnya yang sama dapat dihindari atau dicegah. Dengan
dukungan dokumentasi yang baik tersebut, diharapkan masyarakat dapat
memanfaatkannya dengan maksimal untuk keperluan hidupnya atau
mengembangkannya lebih lanjut untuk memberikan nilai tambah yang lebih tinggi
lagi.

2.2. Prinsip-prinsip Hak Kekayaan Intelektual


Prinsip-prinsip hak kekayaan intelektual Prinsip-prinsip yang terdapat
dalam hak kekayaan intelektual adalah prinsip ekonomi, prinsip keadilan, prinsip
kebudayaan, dan prinsip sosial :
1. Prinsip Ekonomi
Adalah hak intelektual berasal dari kegiatan kretif suatu kemauan daya
piker manusia yang diekspresikan dalam berbagai bentuk yang akan
memberikan keuntungan kepada pemilik
2. Prinsip Keadilan
menciptakan sebuah karya atau orang yang bekerja membuahkan suatu
hasil dari kemampuan intelektual dalam ilmu pengetahuan, seni, dan
sastra yang akan mendapa tperlindungan dalam pemilikannya.
3. Prinsip kebudayaan
Perkembangan ilmu pengetahuan, sastra dan seni untuk meningkatkan
kehidupan manusia.
4. Prinsipsosial
Hak yang diakui oleh hukumdan telah diberikan kepada individu
merupakan satu kesatuan sehingga perlindungan diberikan berdasarkan
keseimbangan individu dan masyarakat

2.3. Dasar Hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia


Hukum yang mengatur HaKI bersifat teritorial, pendaftaran ataupun
penegakan HaKI harus dilakukan secara terpisah di masing-masing yurisdiksi
bersangkutan. HaKI yang dilindungi di Indonesia adalah HaKI yang sudah
didaftarkan di Indonesia.
Dasar Hukum HaKI antara lain:
1. Perjanjian Internasional
2. Berne Convention 1883 – Hak Cipta
3. Paris Convention 1886 – Paten, Merek, Desain Industri
4. Perjanjian TRIPs (agreement on Trade Related Aspects of Intellectual
Property Rights) – WTO 1994
5. Dan Konvensi lainnya yang berkaitan dengan Teknis antara lain: WCT,
WPPT, Madrid Protokol, PCT.
6. Undang-Undang Nasional
7. UU No. 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
8. UU No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri
9. UU No. 32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
10. UU No. 14 tahun 2001 tentang Paten
11. UU No. 15 tahun 2001 tentang Merek
12. UU no. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta
2.4. Klasifikasi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI)
Berdasarkan WIPO hak atas kekayaan intelaktual dibagi menjadi dua bagian
dimana dua golongan besar hak atas kekayaan intelektual tersebut, yakni
Hak cipta ( copyright ), yakni hak eksklusif yang diberikan negara bagi pencipta
suatu karya (misal karya seni untuk mengumumkan, memperbanyak, atau
memberikan izin bagi orang lain untuk memperbanyak ciptaanya tanpa mengurangi
hak pencipta sendiri)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta :
Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.(Pasal 1 ayat 1)
Ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta yang menunjuk keasliannya
dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni atau sastra (Pasal 1 ayat 3)
Hak kekayaan industri (industrial property right, yaitu hak yang mengatur segala
sesuatu tentang milik perindustrian, terutama yang mengatur perlindungan hukum.
Hak kekayaan industry ( industrial property right ) berdasarkan pasal 1
Konvensi Paris mengenai perlindungan Hak Kekayaan Industri Tahun 1883 yang
telah di amandemen pada tanggal 2 Oktober 1979, meliputi :
Paten, yakni hak eksklusif yang diberikan negara bagi pencipta di bidang teknologi.
Hak ini memiliki jangka waktu (usia sekitar 20 tahun sejak dikeluarkan), setelah itu
habis masa berlaku patennya.
~Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten: Paten
adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil
Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan
sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain
untuk melaksanakannya (Pasal 1 ayat 1).
Merk dagang, hasil karya, atau sekumpulan huruf, angka, atau gambar sebagai daya
pembeda yang digunakan oleh individu atau badan hukum dari keluaran pihak lain.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek :
Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf- huruf, angka- angka,
susunan warna, atau kombinasi dari unsur- unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.(Pasal 1
Ayat 1)
Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara Republik
Indonesia kepada pemilik Merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk
jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri Merek tersebut atau
memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya. (Pasal 3)
Hak desain industri, yakni perlindungan terhadap kreasi dua atau tiga dimensi
yang memiliki nilai estetis untuk suatu rancangan dan spesifikasi suatu proses
industri
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri :
Hak Desain Industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara Republik
Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakan hak tersebut.
Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi
garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk
tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan
dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan
suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan. (Pasal 1 Ayat
1). Hak desain tata letak sirkuit terpadu (integrated circuit), yakni perlindungan hak
atas rancangan tata letak di dalam sirkuit terpadu, yang merupakan komponen
elektronik yang diminiaturisasi
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu :
Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang
di dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen
tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta
dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan
untuk menghasilkan fungsi elektronik.(Pasal 1 Ayat 1)
Desain Tata Letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga dimensi dari
berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen
aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi dalam suatu Sirkuit Terpadu dan
peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan pembuatan Sirkuit
Terpadu. (Pasal 1 Ayat 2)
Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah hak eksklusif yang diberikan
oleh Negera Republik Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya
kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut. (Pasal 1 Ayat 6)
Rahasia dagang, yang merupakan rahasia yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau
individu dalam proses produksi
Menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang :
Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang
teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam
kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang. (Pasal 1
Ayat 1)
Hak Rahasia Dagang adalah hak atas rahasia dagang yang timbul berdasarkan
Undang-Undang ini. (Pasal 1 Ayat 2)
Varietas tanaman. Menurut Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 Tentang
Perlindungan Varietas Tanaman :
Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) adalah perlindungan khusus yang
diberikan Negara, yang dalam hal ini diwakili oleh Pemerintah dan pelaksanaannya
dilakukan oleh kantor PVT, terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh
pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan tanaman. (Pasal 1 Ayat 1)
Hak Perlindungan Varietas Tanaman adalah hak khusus yang diberikan Negara
kepada pemulia dan/atau pemegang hak PVT untuk menggunakan sendiri varietas
hasil pemuliaannya atau memberi persetujuan kepada orang atau badan hukum lain
untuk menggunakannya selama waktu tertentu. (Pasal 1 Ayat 2)
Varietas Tanaman adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies
yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji
dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat
membedakan dari jenis yang sama atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya
satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan.
(Pasal 1 Ayat 3)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
1. Setiap karya-karya yang lahir dari buah pikir yang cemerlang yang
berguna bagi manusia perlu di akui dan dilindungi. Untuk itu sistem
HaKI diperlukan sebagai bentuk penghargaan atas hasil karya.
2. Disamping itu sistem HaKI menunjang diadakannya sistem dokumentasi
yang baik atas segala bentuk kreativitas manusia sehingga kemungkinan
dihasilkannya teknologi atau karya lainnya yang sama dapat dihindari
atau dicegah.
3. Dengan dukungan dokumentasi yang baik tersebut, diharapkan
masyarakat dapat memanfaatkannya dengan maksimal untuk keperluan
hidupnya atau mengembangkannya lebih lanjut untuk memberikan nilai
tambah yang lebih tinggi lagi.

3.2 Saran
1. Ditinjau dari sudut perangkat perundang-undangan, Indonesia sudah
mempunyai perangkat yang cukup di bidang HaKI.
2. Pengetahuan tentang HaKI dan perangkat perundang-undangan
dimasyarakat dirasakan masih kurang dan perlu ditingkatkan, sehingga
perlindungan HaKI betul-betul dapat ditegakkan.
3. Perbaikan sistem penenrapan HAKI di Indonesia perlu diperbaiki.
4. Pengawasan terhadap penyalahgunaan HAKI perlu di tingkatkan juga.

Anda mungkin juga menyukai