HAK
KEKAYAAN
INTELEKTUAL
KONSEP KI
1. Hak yang dimaksud disini adalah hak yang diberikan kepada para intelektual
yang mempunyai hasil karta yang eksklusif. Hasil karya yang diciptakan
haruslah baru, bernilai ekonomis, dan dapat diterapkan.
2. Kekayaan. Menurut van Apeldoorn dalam bukunya pengantar ilmu hukum
menjelaskan bahwa hukum kebendaan merupakan bagian dari hukum harta
kekayaan. Unsur kekayaan pada hak kekayaan intelektual mempunyai sifat
ekonomi, yaitu mempunyai nilai uang, dapat dimiliki dengan hak yang absolut
dan dapat dialikan secara komersial. Menurut ilmu pengetahuan hukum benda
merupakan bagian dari hukum harta kekayaan, yaitu peraturan-peraturan
hukum yang mengatur hak dan kewajiban manusia yang bernilai uang.
3. Intelektual . Intelektual adalah cerdas, orang yang berfikiran jernih berdasarkan
ilmu pengetahuan. Seorang intelektual adalah orang yang mempunyai
kecerdasan tinggi dan memiliki sikap hidup terus menerus meningkatkan
kemampuan berpikirnya untuk dapat mengtahui atau memahami sesuatu.
KONSEP HKI
Meliputi :
• Hak milik hasil pemikiran (intelektual), melekat pada
pemiliknya, bersifat tetap, dan khusus (eksklusif) ;
• Hak yang diperoleh pihak lain atas ijin pemilik dan
bersifat sementara ;
KONSEP HKI
• Hak yg diperoleh pihak lain atas ijin pemilik , misalnya hak untuk
mengumumkan, hak utk menggunakan pada produk tertentu,
atau hak utk menghasilkan produk tertentu. Contoh : Lisensi
Sejarah Perkembangan Hak
Kekayaan Intelektual
• sejarah Undang-Undang mengenai hak kekayaan intelektual, titik
awalnya memang tidak lepas dari perkembangan budaya Eropa
pasca-zaman kegelapan (Dark Age) yang didominasi oleh
kewenangan gereja sebagai pusat kegiatan budaya dan proses
pengambilan keputusan strategis.
• Secara historis, hak kekayaan intelektual pertama kali muncul di
Venezia, Italia pada tahun 1470 di mana persoalan paten menjadi
perdebatan sengit. Tercatat pada saat itu terdapat penemuan yang
luar biasa seperti yang dilakukan oleh Galileo, Caxton, Archimedes,
dan beberapa ilmuwan serta seniman besar lainnya. Pada prinsipnya,
penemuan yang ciptakan pada masa itu mulai diatur dan diberikan
hak monopoli atas penemuan mereka.
• Tonggak sejarah pengaturan di bidang hak kekayaan
intelektual diawali dengan diadakannya Konferensi
Diplomatik tahun 1883 di Paris yang menghasilkan
perjanjian internasional mengenai Perlindungan
Hukum Milik Perindustrian atau disebut Paris
Convention for The Protection on Industrial Property-
Paris Convention. Tiga tahun kemudian di Bern
dihasilkan juga perjanjian internasional di bidang
Perlindungan Hak Cipta yaitu International Convention
for The Protection of Literary and Artistic Work (Bern
Convention) tersebut dilakukan tahun 1967 untuk
Konvensi Paris dan tahun 1971 untuk Konvensi Bern.
• Secara historis, peraturan perundang-undangan di
bidang kekayaan intelektual di Indonesia telah ada
sejak tahun 1840. Pemerintah kolonial Belanda
memperkenalkan undang-undang pertama mengenai
perlindungan kekayaan intelektual pada tahun 1844.
Selanjutnya, Pemerintah Belanda mengundangkan
Undang-Undang Merek tahun 1885, Undang-undang
Paten tahun 1910, dan Undang-Undang Hak Cipta
tahun 1912. Indonesia yang pada waktu itu masih
bernama Netherlands East-Indies telah menjadi
angota Paris Convention for the Protection of Industrial
Property sejak tahun 1888, anggota Madrid
Convention dari tahun 1893 sampai dengan 1936, dan
anggota Berne Convention for the Protection of Literaty
and Artistic Works sejak tahun 1914.
• Pada zaman pendudukan Jepang yaitu tahun 1942 sampai dengan 1945,
semua peraturan perundang-undangan di bidang Kekayaan Intelektual
tersebut tetap berlaku hingga Kemerdekaan Negara Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945. Setelah Indonesia merdeka pemerintah Indonesia
mengundangkan ada Undang-Undang No 21 Tahun 1961 tentang Merek,
yang di susul dengan Undang-Undang No 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta
Nasional.
• Setelah mengalami beberapa kali perubahan sebagai konvensi
Internasional, di antaranya perjanjian TRIPs, Undang-Undang HKI terkini dari
ketiga cabang utama tersebut adalah Undang-Undang No 19 Tahun 2002
tentang Hak Cipta, Undang-Undang No 14 Tahun 2001 tentang Paten.
• Untuk melengkapi keberadaan UU HKI, pemerintah telah membuat 4
(empat) UU HKI lainnya, yaitu UU Perlindungan Varietas Tanaman (UU No.
29 Tahun 2000), UU Rahasia Dagang (UU No. 30 Tahun 2000), UU Desain
Industri (UU No. 31 Tahun 2000), dan UU Desain Tata Letak Terpadu (UU No.
32 Tahun 2000) dan sekarang UUHC telah mengalami perubahan kembali
yaitu Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014.
PENJANJIAN DI BIDANG KI