Anda di halaman 1dari 28

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Intelectual Property Right

Hak Milik Intelektual

Hak Atas Kekayaan Intelektual Hak Atas Kepemilikan Intelektual


Pemahaman Umum

Hak yang lahir dari adanya kemampuan intelektual manusia


dalam melahirkan satu kreasi yang memiliki nilai (manfaat)
baik secara sosial, budaya dan atau ekonomi

Sudikno Mertokusumo

mendefinisikan HKI adalah hak milik yang bersifat mutlak


yang tidak bersifat kebendaan yang obyeknya adalah hasil
pemikiran manusia yang bisa berupa satu pendapat, tanda
atau penemuan
Sri Rejeki Hartono

HKI adalah hak yang memiliki karakteristik khusus dan


istimewa karena hak ini baru timbul jika ada pemberian
negara atas hak tersebut, negara memberikan hak ini kepada
orang yang melahirkan satu karya intelektual berdasarkan apa
yang ditetapkan dalam ketentuan hukum negara.

Unsur-unsur HKI

1. Lahir dari kemampuan intelektual manusia


2. Bersifat mutlak (Eksklusif)
3. Memiliki nilai manfaat
4. Tidak bersifat kebendaan
5. Berdasarkan penetapan negara
 LAHIR DARI KEMAMPUAN INTELEKTUAL MANUSIA
 BERSIFAT EKSKLUSIF PEMILIK HAK
DAPAT MENGGUNAKAN SENDIRI DAN ATAU
MELARANG PIHAK LAIN UNTUK
MENGGUNAKANNYA
 MELEKAT PADA INDIVIDU

 MERUPAKAN IDE YANG BERWUJUD ATAU APLIKATIF

 MEMILIKI JANGKA WAKTU PERLINDUNGAN

 HAKNYA TIMBUL BERDASARKAN PERATURAN


PERUDANG-UNDANGAN
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Hak Kebedaan
•Haknya bersifat immateril (tidak • Haknya adalah hak kebendaan
berwujud) seperti yang ditur dalam buku
II BW yang bersifat materil
•Haknya bersifat pribadi atau
melekat pada manusianya artinya untuk benda berwujud dan
hak ini mengikuti manusianya immateril untuk benda tidak
berwujud (seperti hutang
•Haknya tidak dapat dialihkan dan piutang)
yang bisa dialihkan adalah nilai
manfaatnya atau pemanfaatan atas • Haknya melekat pada
kreasi yang dilahirkan dari bendanya artinya hak ini
kemampuan intelektual manusia mengikuti bendanya
tersebut (pengalihannya
• Haknya dapat dialihkan
terbatas/limitatif)
secara mutlak (absolut)
1. Adanya persoalan hukum yang terkait dengan HKI yang
menghendaki adanya pengaturan hukum
2. Munculnya berbagai karya intelektual yang menghendaki
adanya perlindungan hukum
3. Dijadikanya karya intelektual sebagai aset dalam bidang
industri dan perdagangan
4. Semakin kompleknya persoalan dalam dunia perdagangan
yang membutuhkan pengaturan yang lebih komprehensif
terhadap berbagai persoalan termasuk persoalan yang
terkait dengan bidang HKI
5. Terjadinya globalisasi dalam berbagai aspek (borderless
world)
HKI berakar dari ketentuan Hukum Internasional
Terdapat dalam perjanjian-perjanjian Internasional

Berkembang di Eropa

Konvensi Paris 1883 : Paris Convention for the Protection


for Industrial Property
Konvesi Bern 1886 : International Convention for the
Protection of Literary and Artistic Work
Persetujuan Madrid 1891 : Madrid Agreement Concerning
the Registration of Trademark and Repression False
Indication of Origin
Masuk ke Indonesia
Diperkenalkan oleh Belanda berlaku dengan
penundukkan diri

Auterswet 1912

Diperbaharui dengan meraitifikasi ketentuan hukum


internasional yang berkaitan dengan HKI

Persetujuan TRIPs
Hak Cipta dan
Hak Terkait
Lainnya
Hak Kekayaan Paten
Industri Merek
Desain Industri
Rahasia Dagang
Desain Tata
Letak Sirkuit
Terpadu (DTLST)
Indikasi Geografis
Perlindungan
Varietas Tanaman
Yang dilindungi HKI adalah Karya Intelektual yang telah
berwujud atau aplikatif berdasarkan bidang-bidang HKI

Hak Cipta seni, sastra dan ilmu pengetahuan


Hak paten teknologi
Hak merek tanda untuk pembeda pada produk
dagang/jasa
DTLST Desain tata letak pada teknologi
elektronika
Desain industri gambar/model pada satu produk industri

Rahasia Dagang Informasi yang dirahasiakan yang


digunakan dalam perdagangan
Peraturan Perundang-undangan
HaKI di Indonesia
1. UU No. 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta
2. UU No. 13 tahun 2016 tentang Paten
3. UU No. 20 tahun 2016 tentang Merek
4. UU No. 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
5. UU No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri
6. UU No. 32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu
7. UU No. 29 tahun 2000 tentang Perlindungan
Varietas Tanaman
Ratifikasi Ketentuan Hukum
Internasional Tentang HKI
1. Kepres No 15 tahun 1997 tentang Perubahan Kepres No.
24 tahun 1979 tentang Pengesahan Paris Convention for
the Protection of Industrial Property
2. Kepres No. 16 tahun 1997 tentang Pengesahan Paten
Cooperation Treaty (PCT) and Regulation Under the PCT
3. Kepres No 17 tahun 1997 tentang Pengesahan Trade Mark
Law Treaty
4. Kepres No. 18 tahun 1997 tentang Pengesahan Bern
Convention for the Protection of Literary and Artistic Works
5. Kepres No 19 tahun 1997 tentang Pengesahan WIPO Copy
Right Treaty
6. UU No. 7 tahun 1994 tentang pengesahan Agreement
Establishing The World Trade Organization
KONTRIBUSI POSITIF

1. Timbulnya penghargaan atas kemampuan intelektual manusia


sekaligus penghargaan terhadap ilmu pengetahuan

Melahirkan hak moral

2. Timbulnya motivasi masyarakat untuk melahirkan karya


intelektual yang memiliki nilai manfaat

Melahirkan penemuan
baru
KONTRIBUSI POSITIF
3. Mendorong adanya pemanfaatan secara optimal terhadap
karya intelektual yang dihasilkan masyarakat

Melahirkan hak ekonomi

4. Menghindari pemanfaatan karya intelektual yang bertentangan


dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat

Adanya hak sosial

5. Bisa dilakukannya pengembangan terhadap karya intelektual


yang telah ada

Adanya inventarisasi
karya intelektual
DAMPAK NEGATIF

1. Menimbulkan hak monopoli

Pemilik hak memiliki hak eksklusif terhadap karya


intelektualnya baik itu untuk menggunakan sendiri,
mengalihkan pada pihak lain dan melarang pihak lain
menggunakannya

2. Mengakibatkan harga tinggi

Produk (karya intelektual) yang mendapat


perlindungan HKI akan menjadi lebih mahal karena
adanya biaya tembahan yang ditimbulkan dari adanya
perlindungan tersebut
DAMPAK NEGATIF

3. Menghambat Transfer of Knowledge

Pemilik hak memilik hak eksklusif terhadap karya


intelektualnya baik itu untuk menggunakan sendiri,
mengalihkan pada pihak lain dan melarang pihak lain
menggunakannya

4. Kapitalisasi ilmu

Ilmu pengetahuan yang berpotensi HKI akan dinilai


secara komersial dan setiap perkembangan ilmu akan
disamakan dengan modal
PERSEPSI NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG TENTANG HKI
Persepsi Negara Maju
• Penanaman modal asing dan alih teknologi yg diperlukan negara
berkembang memerlukan hukum HKI yang kuat
• Kekuatiran perlindungan HKI menyebabkan hanya informasi
lama/ mutu rendah yang akan dialihkan ke negara berkembang
• Biaya lisensi untuk pembelian teknologi akan menjadi mahal
karena perhitungan kerugian potensial dr aset intelektual
dimasukkan.
• Peningkatan perlindungan HKI di negara berkembang
membantu pembangunan yg berkelanjutan dari sumber domestik
• Kekayaaan Intelektual merangsang pemodal dan inventor
domestik sehingga menghasilkan teknologi yg kompetitif dan
mengurangi ketergantungan terhadap negara maju
• Dengan perlindungan HKI yang ketat penanam modal lebih
berani berinvestasi karena keuntungan ekonomi lebih terjamin
PERSEPSI NEGARA BERKEMBANG

• Manfaat peningkatan hukum HKI hanya akan dinikmati negara-


negara pengekspor HKI
• Umumnya negara berkembang sebagai pembeli, maka tidak
perlu melindungi HKI secara ketat
• Negara maju telah menciptakan karya intelektual yang bernilai
tinggi, negara berkembang hanya sedikit, sedangakan karya
intelektual negara berkembang, lebih banyak berupa
Pengetahuan Tradisional dan tidak mudah memenuhi syarat
standar perlindungan
• HKI menghambat pengalihan teknologi ke negara berkembang
• Harga yang tinggi dari produk karena pembebanan biaya
lisensi menguras devisa negara berkembang
• HKI merupakan bentuk “penjajahan ekonomi yang sopan”
Keberadaan HAKI
di Indonesia
Badan Pengelola HAKI (WIPO)
- Awalnya HAKI berada di bwh pengaturan sejumlah
Perjj Multilateral yg di administrasikan oleh WIPO
(Word Intelectual Property Organtation) didirikan 14
Juli 1967.
- Sejak Des 1974 scr resmi menjadi badan khusus
PBB.
- Badan lain yang mengelola HAKI :
1. UNISCO, mengelola Universal Copyright
Convention.
2. UNCED, mengelola Biodiversity Convention.
Misi WIPO
Meningkatkan atau mempromosikan perlindungan
HAKI di seluruh dunia
Mengadministrasikan Perjanjian-perjanjian Int di bid
HAKI dan negara-negara peserta.
Dalam melaksanakan misi pertama, usaha WIPO :
1. Memprakarsai Pembuatan Perjj. Int
2. Memberikan informasi dan perkembangan kpd neg.
Peserta.
3. Memberikan bantuan teknik kpd negara berkembang
Respons Negara
Berkembang Thd WIPO
Penanganan HAKI melalui WIPO
sudah tepat, karena :
1. Sosialisasi dan pengambilan
keputusan memperhatikan
kepentingan negara berkembang.
2. Memperhatikan budaya negara
berkembang dalam penegakan HAKI
Pengelola HAKI
Sejak 15 April 1994 (124 negara termasuk
Indonesia menandatangani GATT-PU,
disamping disepakati berdirinya WTO (World
Trade Organitation).
Salah satu Kesepakatan yg dihasilkan GATT-
PU adalah TRIPs (Trade Related Aspects of
Intelectual Property Rights), di dlmnya
mengatur tentang HAKI
Sebagai konsekwensi Indonesia sbg Neg.
Penandatangan, tlh meratifikasi GATT-PU
melalui UU No. 7/1994
Masuknya HAKI ke dlm
GATT-PU sgb Usulan
negara Industri Maju
Usulan negara-negara Industri maju, thd :
1.Hak Milik Intelektual hrs brd di bwh GATT,
karena mempengaruhi perdagangan
2. UU mengenai hak ini hrs seragam, sbg
standar UU negara maju
3. Hak itu hrs diberikan dalam jangka waktu
panjang
4. Apbl TRIPs tlh diterima di bwh payung GATT,
negara yg tdk mengindahkan akan
menghadapi pembalasan
Alasan Negara Industri
Maju
Menjamin perlindungan HAKI mereka dlm globalisasi
perdagangan.
Memperlancar perusahaan trnsnasional utk
memperlus kekuatan monopolinya kesemua sektor
ekonomi dunia.
Penegakan hukum melalui Mahkamah Internasional
yg dianut Perjj WIPO dipandang tdk efektif.
Penegakan Hukum yg efektif adalah melalui GATT,
karena dimungkinkan utk melakukan pembalasan,
berupa sanksi-sanksi perdagangan yg dikenakan thd
negara pelanggar HAKI.
Persoalan HAKI masuk
GATT-PU
Menguntungkan kepada negara Industri maju dan merugikan
bagi negara berkembang, karena :
1. Sebagai alat untuk memperkuat ekonomi negara maju
2. Dijadikan senjata untuk menekan negara berkembang yg
dianggap tidak mematuhi HAKI
3. Menjebak ketiadk tahuan negara berkembang.
Contoh kasus :
1. Penanaman jagung di Meksiko, berdasarkan hak pemuliaan
tanaman (plan breender’s rights) paten bio teknologi, bahawa
bibit jagung Meksiko patennya milik AS.
2. Suarti perajin perak di Bali, harus berjuang di Pengadilan Distrik
New York, dalam menghadapi gugatan Louis Hill perancang
Amerika. Suarti dituduh melanggar disain perhiasan Louis Hill
terhadap motif tulang naga Brobudur.
Problema HAKI bagi
Indonesia
(Scr Sosiologis)
Indonesia telah dan hrs segera
menyelaraskan hukum nasionalnya dg
hukum internasional dengan ketentuan
yg terkandung dlm TRIPs,.
Dipihak lain masyarakat Indonesia
belum siap dgn aturan tersebut
Problema HAKI
Menurut Lawrence Priedman, agar
hukum dapat berkerja hrs memenuhi 3
syarat :
1. Peraturan HAKI hrs dpt dikomunikasikan
kps masy Indonesia
2. Masy Indonesia hrs punya kemampuan utk
melaksanakannya.
3. Masy Indonesia mempunyai motivasi utk
melaksanakannya.
Problema HAKI
Hesmi Warassih, berpendpat bahwa penerapan
sistim hukum yg tdk berasal dan ditumbuhkan dari
kandungan masyarakatnya merupakan masalah.
Satjipto Raharjo dan Soetandyo, menyatakan
bahwa keberhasilan penerapan sebuah hukum di luar
negeri tidak menjadi jaminan aturan tersebut bisa
diterapkan di ndonesia.
Menurut Satjipto Raharjo juga mengungkapkan,
bahwa HAKI muncul dari dlm suatu komunitas yg
sangat sadar akan hak dan kemerdekaan individu,
bukan dari suatu komunitas yang berbasis
kolektivitas.

Anda mungkin juga menyukai