Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Fakultas : HUKUM, UNIVERSITAS MPU TANTULAR


Jurusan/Prodi : Ilmu Hukum – Semester 4
Mata Kuliah : Hak Atas Kekayaan Intelektual
Hari, Tanggal : Selasa, 27 Februari 2024
Batas Waktu : Selasa, 05 Maret 2024, 15:00 WIB
Dosen Pengampu : Dr. FX Suyud Margono, SH., MHum., FCIArb

Nama Mahasiswa : Arnoldus Thomas Lengideo Djogo


NIM : 233300030007

SOAL:
1. Jelaskan pengertian singkat Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan bagaimanakah
kedudukan Hak Milik Industri (industrial property rights) dalam sistem HKI secara
universal?
2. Bagaimana kedudukan Hak Kekayaan Intelektual pada sistem hukum di Indonesia?
Jelaskan dalam sistematika Hukum Perdata Nasional !

JAWAB :
I. Pengertian singkat Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan Kedudukan Hak Milik
Industri (industrial property rights) dalam sistem HKI secara universal.

A. Pengertian singkat Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

1) Hak Kekayaan Intelektual (HKI) didefinisikan sebagai hak untuk memperoleh


perlindungan secara hukum atas kekayaan intelektual sesuai dengan peraturan
perundang-undangan di bidang HKI.
2) Istilah HKI atau Hak atas Kekayaan Intelektual merupakan terjemahan dari
Intellectual Property Right (IPR), sebagaimana diatur dalam undang-undang No. 7
Tahun 1994 tentang pengesahan WTO (Agreement Establishing The World Trade
Organization).
3) Pengertian Intellectual Property Right sendiri adalah pemahaman mengenai hak atas
kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia, yang mempunyai
hubungan dengan hak seseorang secara pribadi yaitu hak asasi manusia (human right).
4) HKI berfungsi sebagai perlindungan hukum terhadap pencipta yang dipunyai
perorangan ataupun kelompok atas jerih payahnya dalam pembuatan hasil cipta karya
dengan nilai ekonomis yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, setiap hak yang
digolongkan ke dalam HKI harus mendapat kekuatan hukum atas karya atau
ciptannya.
5) Tujuan dari penerapan HKI, yaitu: Antisipasi kemungkinan melanggar HKI milik
pihak lain; Meningkatkan daya kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi
kekayaan intelektual; Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan
strategi penelitian, usaha dan industri di Indonesia.
6) Jenis dan Contoh HKI Melansir dari portal Kemendag, Hak kekayaan intelektual
(HKI) terbagi menjadi dua kategori, yaitu:
a) Hak cipta, adalah hak ekslusif bagi pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
b) Hak kekayaan idustri, terdiri dari hak paten, merek, desain industri, hak cipta,
indikasi geografis, desain tata letak sirkuit terpadu, rahasia dagang, dan varietas
tanaman.

B. Kedudukan Hak Milik Industri (industrial property rights) dalam sistem HKI secara
universal.

Pengertian Hak Milik Industri Hak Milik Industri (Industrial Property Right) merupakan
kaidah atas pembagian bidang dari proteksi Hak Kekayaan intelektual (HKI) yang terjemahan
dalam english version sebagai Intellectual property Right sulit untuk didefinisikan, namun
pengertian ini dapat dilihat dalam kegiatan atau aktifitas kehidupan manusia sehari-hari mudah
ditemukan.
Aktifitas manusia tersebut diantaranya menghasilkan suatu kreasi, inovasi ataupun invensi.
Inovasi ataupun kreatifitas merupakan hasil realisasi ide atas kemampuan intelektual ataupun
ketrampilan manusia, termasuk diantaranya invensi (dalam lapangan teknologi) yang
dihasilkan outputnya digunakan untuk membantu aktifitas manusia dalam melakukan
kehidupan sehari-hari.

Manfaat dari sisi ekonomis, hasil kreasi atau inovasi tersebut juga menimbuilkan manfaat
ekonomis bagi pemiliknya, termasuk dari sisi hukum, pengaturan hak kekayaan intelektual
memberikan proteksi atas gagasan, ide dari peniruan atau pemalsuan atau invensi, pemalsuan
brand name, ataupun duplikasi desain oleh orang yang tidak berhak, sekaligus memberikan hak
yang bersifat eksklusif (exclusive rights) yang dapat memberikan keuntungan bagi
Pemiliknya.

Sebagai contoh, hukum hak kekayaan intelektual (Intellectual property rights law), secara
spesifik misalnya dalam bidang Hak Cipta (Copyrights) akan melindungi pengarang/penulis
buku/novel atas buku/novel dari peniruan buku/novelnya oleh orang lain. Jika buku tersebut
ditiru/dijiplak/diperbanyak tanpa ijin atau sepengetahuan pengarang/penulis buku/novel
tersebut maka pengarang/penulis buku/novel tadi dapat menuntut ataupun menggugat mereka
yang melakukan peniruan.

Hal yang sama juga berlaku bagi Penemu (Inventor) dalam bidang teknologi apabila invensi
seorang inventor atau Pemilik direproduksi oleh pihak lain secara tanpa hak, maka inventor/
pemilik invensi tersebut dapat menuntut mereka atas reproduksi secara tidak sah (illegal).

Demikian juga perlindungan Hak Kekayaan Intelektual yang dapat diterapkan dalam bidang
industrial atau dikenal dengan Hak Milik Industri juga dapat mencegah orang-orang dari
perbuatan perbanyakan, perbuatan, penjualan, pengedaran atau bahkan penggunaan
kepemilikan intelektual yang dapat direproduksi secara masif dan orang lain tanpa ijin dari
orang yang berhak untuk tujuan mencari keuntungan secara komersial.

Dalam kaitan ini dapat dikatakan bahwa Hak Milik Industri memiliki pengertian sebagai
suatu bidang melindungi aspek hak kekayaan intelektual yang dapat digunakan dalam
lapangan usaha/ kegiatan usaha/ bisnis.

Dalam konteks ini, Hak Kekayaan Industri (HAKI) merupakan bagian dari HKI yang fokus
pada perlindungan hak-hak yang berkaitan dengan industri.

Berikut adalah beberapa jenis Hak Kekayaan Industri:


1. Hak Paten: Hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada penemu atas hasil
invensinya di bidang teknologi. Paten melindungi invensi dari penggunaan tanpa izin
selama kurun waktu tertentu (biasanya 20 tahun).
2. Hak Merek: Hak untuk menggunakan tanda yang membedakan produk atau jasa dari
pesaing. Merek melindungi identitas bisnis dan memastikan konsumen dapat mengenali
produk atau jasa tertentu.
3. Hak Desain Industri: Melibatkan perlindungan atas desain estetika produk, termasuk
bentuk, konfigurasi, dan elemen visual lainnya.
4. Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu: Terkait dengan perlindungan desain tata
letak sirkuit terpadu (semikonduktor).
5. Hak Rahasia Dagang: Melindungi informasi rahasia yang memberikan keunggulan
kompetitif, seperti formula, metode produksi, atau data bisnis.
6. Hak Indikasi Geografis: Terkait dengan perlindungan nama geografis yang
menunjukkan asal suatu produk dan kualitasnya.
Secara universal, sistem HKI mengakui pentingnya melindungi hak-hak ini untuk
mendorong inovasi dan kreativitas di berbagai sektor industri. Negara-negara memiliki
peraturan dan perundang-undangan yang mengatur HKI, dan kerjasama internasional
juga memfasilitasi perlindungan lintas negara.

Di Indonesia, HKI diatur dalam berbagai undang-undang, termasuk Undang-Undang Hak


Cipta, Undang-Undang Paten, dan Undang-Undang Merek. Dalam Hukum Perdata
Nasional, HKI memiliki kedudukan yang kuat karena melibatkan hak-hak eksklusif yang dapat
ditegakkan melalui proses hukum. Pengaturan ini memastikan bahwa pencipta, penemu, dan
pemilik merek dapat memanfaatkan hasil karyanya dengan adil dan terlindungi secara hukum.

II. Kedudukan Hak Kekayaan Intelektual pada sistem hukum di Indonesia? Penjelasan
dalam sistematika Hukum Perdata Nasional !

A. Kedudukan Hak Kekayaan Intelektual pada sistem hukum di Indonesia.

Hak Kekayaan Intelektual (HKI) merupakan hak-hak yang secara hukum terkait dengan
hasil penemuan dan kreativitas individu atau kelompok.
Dalam UU yang telah disahkan oleh DPR pada 21 Maret 1997, hak atas kekayaan intelektual
secara hukum adalah hak-hak yang berhubungan dengan permasalahan hasil penemuan dan
kreativitas seseorang atau beberapa orang yang berhubungan dengan perlindungan
permasalahan reputasi dalam bidang komersial dan tindakan atau jasa dalam bidang komersial.
HKI melibatkan perlindungan reputasi dalam bidang komersial serta tindakan atau jasa di
bidang komersial.
Kekayaan intelektual lahir dari kemampuan intelektual manusia dan mencakup karya-karya
dalam teknologi, ilmu pengetahuan, seni, dan sastra.
Dasar hukum untuk HKI di Indonesia tercantum dalam berbagai undang-undang dan keputusan
presiden, antara lain:

1) Undang-Undang No. 12 Tahun 1997 tentang Hak Cipta: Mengatur hak atas karya-
karya cipta, termasuk musik, tulisan, dan karya seni.
2) Undang-Undang No. 13 Tahun 1997 tentang Hak Paten: Menyediakan perlindungan
bagi penemuan dan inovasi teknologi.
3) Undang-Undang No. 14 Tahun 1997 tentang Merek: Mengatur hak atas merek
dagang.
4) Keputusan Presiden RI No. 15 Tahun 1997 tentang Pengesahan Paris Convention
for The Protection of Industrial Property dan Convention Establishing the World
Intellectual Property Organization: Terkait dengan perlindungan hak kekayaan
intelektual di tingkat internasional.
Jadi, sistem hukum di Indonesia memberikan kedudukan atau dasar hukum yang kuat untuk
melindungi hak kekayaan intelektual.

B. Penjelasan dalam sistematika Hukum Perdata Nasional !

Hak Kekayaan Intelektual (HKI) melibatkan perlindungan reputasi dalam bidang komersial
serta tindakan atau jasa di bidang komersial. Kekayaan intelektual lahir dari kemampuan
intelektual manusia dan mencakup karya-karya dalam teknologi, ilmu pengetahuan, seni, dan
sastra.

Dalam sistematika Hukum Perdata Nasional, dasar hukum untuk HKI di Indonesia
tercantum dalam berbagai undang-undang dan Keputusan Presiden. Berikut adalah beberapa
di antaranya:

1) Undang-Undang No. 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing


the World Trade Organization (WTO): Menyediakan kerangka kerja untuk
perlindungan HKI dalam konteks perdagangan internasional.
2) Undang-Undang No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan: Terkait dengan aspek
kepabeanan yang mempengaruhi HKI.
3) Undang-Undang No. 12 Tahun 1997 tentang Hak Cipta: Mengatur hak-hak terkait
karya-karya kreatif, termasuk musik, tulisan, dan seni.
4) Undang-Undang No. 14 Tahun 1997 tentang Merek: Menyediakan perlindungan
untuk merek dagang.
5) Undang-Undang No. 13 Tahun 1997 tentang Hak Paten: Terkait dengan hak-hak atas
penemuan dan inovasi teknologi.
6) Keputusan Presiden RI No. 15 Tahun 1997 tentang Pengesahan Paris Convention
for The Protection of Industrial Property dan Convention Establishing the World
Intellectual Property Organization: Melibatkan kerjasama internasional dalam
perlindungan HKI.
7) Keputusan Presiden RI No. 17 Tahun 1997 tentang Pengesahan Trademark Law
Treaty: Terkait dengan peraturan merek dagang.
8) Keputusan Presiden RI No. 18 Tahun 1997 tentang Pengesahan Berne Convention
for The Protection of Literary and Artistic Works: Menyediakan perlindungan bagi
karya sastra dan seni.

Dengan dasar hukum ini, Indonesia berkomitmen untuk melindungi dan menghormati hak-
hak kekayaan intelektual individu dan kelompok.

Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai