Anda di halaman 1dari 18

D

Evita Resky Djohari


Irayori Loelianto
Silvia Fargo

X-A
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………...……………………………………………………………………ii
I. Hak Atas Kekayaan Intelektual ( HAKI )..........................................................................1
Pengertian HAKI.................................................................................................................1
Prinsip-prinsip hak kekayaan intelektual............................................................................2
Klasifikasi dan Kekayaan Intelektual..................................................................................3
1. Hak Cipta..................................................................................................................3
2. Hak Kekayaan Industri.............................................................................................6
II. Contoh Tindakan yang Melanggar Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)..............10
Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)..............................................10
Contoh Tindakan yang Melanggar Informasi dan Transaksi (ITE) yang Pernah Terjadi.11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................iii

ii
I. Hak Atas Kekayaan Intelektual ( HAKI )
Hak Kekayaan Intelektual (H.K.I.) merupakan terjemahan dari Intellectual Property Rights
(IPR). Organisasi Internasional yang mewadahi bidang H.K.I. yaitu WIPO (World
Intellectual Property Organization).
Istilah yang sering digunakan dalam berbagai literatur untuk Hak Kekayaan Intelektual:
 Hak Kekayaan Intelektual (H.K.I.)
 Intellectual Property Rights (IPR)
 Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
 Hak Milik Intelek

• Pengertian HAKI
Hak adalah benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat
sesuatu ( karena telah ditentukan oleh undang-undang ), atau wewenang menurut
hukum.
Kekayaan adalah perihal yang ( bersifat, ciri ) kaya, harta yang menjadi milik
orang, kekuasaan.
Intelektual adalah cerdas, berakal dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu
pengetahuan, atau yang mempunyai kecerdasan tinggi, cendikiawan, atau totalitas
pengertian atau kesadaran terutama yang menyangkut pemikiran dan pemahaman.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hak Atas Kekayaan Intelektual
( HAKI ) adalah hak yang berasal dari hasil kegiatan kreatif suatu kemampuan
daya pikir manusia yang diekspresikan kepada khalayak umum dalam berbagai
bentuknya, yang memiliki manfaat serta berguna dalam menunjang kehidupan
manusia, juga mempunyai nilai ekonomis.
Secara sederhana HAKI mencakup Hak Cipta, Hak Paten Dan Hak Merk.
Namun jika dilihat lebih rinci HAKI merupakan bagian dari benda, yaitu benda
tidak berwujud (benda imateriil).
Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) termasuk dalam bagian hak atas benda
tak berwujud (seperti Paten, merek, Dan hak cipta). Hak Atas Kekayaan Intelektual

1
sifatnya berwujud, berupa informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sastra,
keterampilan dan sebaginya, yang tidak mempunyai bentuk tertentu.

• Prinsip-prinsip hak kekayaan intelektual


a. Prinsip Keadilan (The Principle of Natural Justice)
Berdasarkan prinsip ini, hukum memberikan perlindungan kepada pencipta
berupa suatu kekuasaan untuk bertindak dalam rangka kepentingan yang
disebut hak. Pencipta yang menghasilkan suatu karya bedasarkan
kemampuan intelektualnya wajar jika diakui hasil karyanya.
b. Prinsip Ekonomi (The Economic Argument)
Berdasarkan prinsip ini HAKI memiliki manfaat dan nilai ekonomi serta
berguna bagi kehidupan manusia. Nilai ekonomi pada HAKI merupakan
suatu bentuk kekayaan bagi pemiliknya, pencipta mendapatkan keuntungan
dari kepemilikan terhadap karyanya seperti dalam bentuk pembayaran
royalti terhadap pemutaran musik dan lagu hasil ciptanya.
c. Prinsip Kebudayaan (The Cultural Argument)
Berdasarkan prinsip ini, pengakuan atas kreasi karya sastra dari hasil ciptaan
manusia diharapkan mampu membangkitkan semangat dan minat untuk
mendorong melahirkan ciptaan baru. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan
dan perkembangan ilmu pengetahuan, seni dan sastra sangat berguna bagi
peningkatan taraf kehidupan, peradaban dan martabat manusia. Selain itu,
HAKI juga akan memberikan keuntungan baik bagi masyarakat, bangsa
maupun negara.
d. Prinsip Sosial (The Social Argument)
Berdasarkan prinsip ini, sistem HAKI memberikan perlindungan kepada
pensipta tidak hanya untuk memenuhi kepentingan individu, persekutuan
atau kesatuan itu saja melainkan berdasarkan keseimbangan individu dan
masyarakat. Bentuk keseimbangan ini dapat dilihat pada ketentuan fungsi
sosial dan lisensi wajib dalam undang-undang hak cipta Indonesia.

2
• Klasifikasi dan Kekayaan Intelektual
Secara umum Hak Kekayaan Intelektual dapat terbagi dalam dua kategori yaitu:
1. Hak Cipta.
2. Hak Kekayaan Industri, meliputi:
a. Paten
b. Merek
c. Desain Industri
d. Rahasia Dagang

1. Hak Cipta
Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak cipta
untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan ijin
untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tujuan dibuatnya hak cipta adalah untuk memberikan perlindungan atas
hak cipta dan untuk mendukung serta memberikan penghargaan atas buah
kreativitas.

Menurut dasar hukum UU No. 19 Tahun 2002, Hak cipta mengandung:


o Hak moral
Contohnya: lagu Bengawan Solo ciptaan Gesang diakui menjadi ciptaan
saya.
o Hak ekonomi
Hak ekomoni berhubungan dengan bisnis atau nilai ekonomis. Contohnya:
mp3, vcd, dvd bajakan.

Sifat hak cipta:


o Hak cipta dianggap sebagai benda bergerak dan tidak berwujud
o Hak cipta dapat dialihkan seluruhnya atau sebagian, bila dialihkan harus
tertulis (bisa di notaris atau di bawah tangan)

3
o Hak cipta tidak dapat disita, kecuali jika diperoleh secara melawan hukum
o Ciptaan tidak wajib didaftarkan karena pendaftaran hanya alat bukti bila ada
pihak lain ingin mengakui hasil ciptaannya di kemudian hari.

Jangka waktu perlindungan hak cipta:


o Selama hidup pencipta dan terus berlangsung hingga 50 tahun setelah
pencipta meninggal dunia.
o 50 tahun sejak diumumkan/diterbitkan untuk program komputer,
sinematografi, fotografi, data base dan karya hasil pengalihwujudan,
perwajahan karya tulis, buku pamflet, dan hasil karya tulis yang dipegang
oleh badan hukum.
o Tanpa batas waktu: untuk pencantuman dan perubahan nama atau nama
samaran pencipta.

Subyek Hak Cipta:


o Pencipta
Seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya
lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan,
keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan
bersifat pribadi.
o Pemegang Hak Cipta
Pencipta sebagai Pemilik Hak Cipta atau orang lain yang menerima lebih
lanjut hak dari orang tersebut diatas.

Hak Cipta:
o Ciptaan
yaitu hasil setiap karya Pencipta dalam bentuk yang khas dan menunjukkan
keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Ciptaan yang
dilindungi adalah Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra.

4
Undang-Undang yang mengatur Hak Cipta
o UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
o UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun
1982 Nomor 15)
o UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982
tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1987 Nomor 42)
o UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun
1982 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun 1987
(Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 29)

Ciptaan yang dilindungi UU hak cipta (pasal 12), antara lain:


o Buku, program computer, pamflet, susunan perwajahan, karya tulis yang
diterbitkan, dan karya tulis lainnya.
o Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan.
o Ciptaan atau musik dengan atau tanpa teks, termasuk karawitan dan rekaman
suara.
o Seni rupa dalam segala bentuk, seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni
kaligrafi, seni pahat, seni patung, seni kolase, seni kerajinan tangan.
o Fotografi dan sinematografi.
o Peta dan karya arsitektur.
o Seni batik;
o Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari
hasil pengaliwujudan.

Pembatasan Hak Cipta berdasarkan Pasal 14


Tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta:

5
o Pengumuman dan/atau Perbanyakan lambang Negara dan lagu kebangsaan
menurut sifatnya yang asli;
o Pengumuman dan/atau Perbanyakan segala sesuatu yang diumumkan
dan/atau diperbanyak oleh atau atas nama Pemerintah, kecuali apabila Hak
Cipta itu dinyatakan dilindungi, baik dengan peraturan perundang-undangan
maupun dengan pernyataan pada Ciptaan itu sendiri atau ketika Ciptaan itu
diumumkan dan/atau diperbanyak; atau
o Pengambilan berita aktual baik seluruhnya maupun sebagian dari kantor
berita, Lembaga Penyiaran, dan surat kabar atau sumber sejenis lain, dengan
ketentuan sumbernya harus disebutkan secara lengkap.

2. Hak Kekayaan Industri


a. Patent (Hak Paten)
Hak paten adalah hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada
inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu
tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan
persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
Dasar hukum hak paten : UU No. 14 tahun 2001
Jangka waktu paten: 20 tahun, paten sederhana: 10 tahun.
Paten tidak diberikan untuk invensi:
o bertentangan dengan UU, moralitas agama, ketertiban umum,
kesusilaan.
o metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan, dan/atau pembedahan
yang diterapkan terhadap manusia dan/atau hewan.
o teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika.
o makhluk hidup dan proses biologis yang esensial untuk
memproduksi tanaman atau hewan.
o contohnya: Ballpoint, untuk masalah teknologi tinta.

6
Paten diberikan dalam ruang lingkup bidang teknologi, yaitu ilmu
pengetahuan yang diterapkan dalam proses industri. Di samping paten,
dikenal pula paten sederhana (utility models) yang hampir sama dengan
paten, tetapi memiliki syarat-syarat perlindungan yang lebih sederhana.
Paten dan paten sederhana di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Paten
(UUP).
Paten hanya diberikan negara kepada penemu yang telah menemukan suatu
penemuan (baru) di bidang teknologi. Yang dimaksud dengan penemuan
adalah kegiatan pemecahan masalah tertentu di bidang teknologi yang
berupa :
 proses;
 hasil produksi;
 penyempurnaan dan pengembangan proses;
 penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi

Undang-Undang yang mengatur Hak Paten :


o UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI
Tahun 1989 Nomor 39)
o UU Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 6 Tahun
1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 30)
o UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran Negara RI
Tahun 2001 Nomor 109)
Paten memberikan perlindungan terhadap pencipta atas penemuannya.
Perlindungan tersebut diberikan untuk periode yang terbatas, biasa-nya 20
tahun. Perlindungan yang dimaksud di sini adalah penemuan tersebut tidak
dapat secara komersil dibuat, digunakan, disebarkan atau di jual tanpa izin
dari si pencipta.

b. Trademark (Hak Merek)

7
Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama
atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis
lainnya.
Merek jasa yaitu merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan
oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum
untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa
dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang
atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang
atau jasa sejenis lainnya.
Hak atas merek adalah hak khusus yang diberikan negara kepada
pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka
waktu tertentu, menggunakan sendiri merek tersebut atau memberi izin
kepada seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan
hukum untuk menggunakannya.
Untuk mendapatkan hak atas merek harus mendaftarkan mereknya pada
Direktorat Jenderal HAKI, Departemen Kehakiman. Proteksi terhadap
merek yang telah didaftarkan tidak dibatasi masa berlakunya.

Undang-Undang yang mengatur Merek:


o UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI
Tahun 1992 Nomor 81)
o UU Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 19 Tahun
1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 31)
o UU Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek (Lembaran Negara RI
Tahun 2001 Nomor 110)

c. Industrial Design (Hak Produk Industri)

8
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain
Industri: Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi,
atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan
daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang
memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi
atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk,
barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan. (Pasal 1 Ayat 1).
Desain industri diterapkan pada berbagai jenis produk industri dan
kerajinan; dari instrumen teknis dan medis, jam tangan, perhiasan, dan
benda-benda mewah lainnya; dari peralatan rumah tangga dan peralatan
elektronik ke kendaraan dan struktur arsitektural; dari desain tekstil hinga
barang-barang hiburan. Agar terlindungi oleh hukum nasional, desain
industri harus terlihat kasat mata. Hal ini berarti desain in-dustri pada
prinsipnya merupakan suatu aspek estetis yang alami, dan tidak melindungi
fitur teknis atas benda yang diaplikasikan.
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk
jadi atau setengah jadi, yang di dalamnya terdapat ber-bagai elemen dan
sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang
sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta di-bentuk secara terpadu di
dalam sebu-ah bahan semi-konduktor yang dimaksudkan untuk
menghasilkan fungsi elekronik. Desain tata letak adalah kreasi berupa
rancangan peletakan tiga dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya
satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau semua
interkoneksi dalam suatu sirkuit terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut
dimaksudkan untuk persiapan pembuatan sirkuit terpadu.
Indikasi Geografis merupakan suatu tanda yang digunakan pada ba-
rang-barang yang memiliki keaslian geografis yang spesifik dan memiliki
kualitas atau reputasi berdasar tempat asalnya itu. Pada umumnya, Indikasi
Geografis merupakan nama tempat dari asal barang-barang tersebut. Produk-
produk pertanian biasanya memiliki kualitas yang terbentuk dari tempat

9
produksinya dan dipengaruhi oleh faktor-faktor lokal yang spesifik, seperti
iklim dan tanah. Berfungsinya suatu tanda sebagai indikasi geografis
merupakan masalah hukum nasional dan persepsi konsumen.

10
d. Rahasia Dagang
Menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia
Dagang: Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum
di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena
berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik
Rahasia Dagang.

II. Contoh Tindakan yang Melanggar Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
yang Pernah Terjadi

• Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)


Secara garis besar UU ITE mengatur hal-hal sebagai berikut :
o Tanda tangan elektronik memiliki kekuatan hukum yang sama dengan tanda tangan
konvensional (tinta basah dan bermaterai). Sesuai dengan e-ASEAN Framework
Guidelines (pengakuan tanda tangan digital lintas batas).
o Alat bukti elektronik diakui seperti alat bukti lainnya yang diatur dalam KUHP.
o UU ITE berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum, baik yang
berada di wilayah Indonesia maupun di luar Indonesia yang memiliki akibat hukum
di Indonesia.
o Pengaturan Nama domain dan Hak Kekayaan Intelektual.
o Perbuatan yang dilarang (cybercrime) dijelaskan pada Bab VII (pasal 27-37):
o Pasal 27 (Asusila, Perjudian, Penghinaan, Pemerasan)
o Pasal 28 (Berita Bohong dan Menyesatkan, Berita Kebencian dan Permusuhan)
o Pasal 29 (Ancaman Kekerasan dan Menakut-nakuti)
o Pasal 30 (Akses Komputer Pihak Lain Tanpa Izin, Cracking)
o Pasal 31 (Penyadapan, Perubahan, Penghilangan Informasi)
o Pasal 32 (Pemindahan, Perusakan dan Membuka Informasi Rahasia)
o Pasal 33 (Virus?, Membuat Sistem Tidak Bekerja (DOS?))
o Pasal 35 (Menjadikan Seolah Dokumen Otentik (phising?))

11
Hampir semua aktivitas cyber crime membutuhkan aktivitas lainnya untuk
melancarkan aktivitas yang dituju. Karena itu UU ITE harus mampu mencakupi
semua peraturan terhadap aktivitas-aktivitas cybercrime, dan seharusnya masyarakat
dapat diperkenalkan lebih lanjut lagi mengenai UUD ITE supaya masyarakat tidak
rancu lagi mengenai tata tertib mengenai cyberlaw ini dan membantu mengurangi
kegiatan cybercrime di Indonesia
Isi UU ITE yang Membahayakan Kebebasan Pendapat Pengguna Online. Pasal
dalam Undang-undang ITE Pada awalnya kebutuhan akan Cyber Law di Indonesia
berangkat dari mulai banyaknya transaksi-transaksi perdagangan yang terjadi lewat
dunia maya. Dan dalam perkembangannya, UU ITE yang rancangannya sudah
masuk dalam agenda DPR sejak hampir sepuluh tahun yang lalu, terus mengalami
penambahan disana-sini, termasuk perlindungan dari serangan hacker, pelarangan
penayangan content.
Yang jelas, dengan adanya UU ITE ini, sudah ada payung hukum di dunia
maya.

• Contoh Tindakan yang Melanggar Informasi dan Transaksi (ITE) yang


Pernah Terjadi

Kasus 1 : Erick J Adriansjah


Waktu: November 2008
Pekerjaan: Account Executive Equity di Bahana Securities di Jakarta (saat kasus
terjadi)
Media: e-mail terbatas, kemudian beredar di mailing-list
Substansi: Informasi pasar (rumor) yang belum dikonfirmasi
Motivasi: Informasi terbatas kepada klien
Konten: “Market news stated that several lndo bank is having a liquidty problem
and fail to complete interbank transaction. These lndo banks include : Bank Panin
(PNBN), Bank Bukopin (BBKP), Bank Arta Graha (INPC): Bank CIC (BCIC) dan

12
Bank Victoria (BVIC). We will keep you updated’ (Berita pasar mengabarkan
bahwa beberapa bank di lndonesia mendapat masalah likuiditas dan kegagalan
dalam menyelesaikan transaksi antarbank. Bank tersebut diantaranya : Bank Panin,
Bank Bukopin, Bank Arta Graha, Bank CIC, dan bank Victoria)“. Keterangan:
diambil dari isi e-mail Erick.
Pelapor: Bank Indonesia dan Bank Artha Graha
Hasil: Erick ditahan Unit V Cyber Crime Mabes Polri karena dianggap melanggar
UU ITE, Pasal 27 ayat 3dan Pasal 28 ayat 1 (penyebaran berita bohong melalui
sistem elektronik). Erick diskors dari perusahaannya dan pemeriksaan kasus masih
berjalan, saat artikel ini diposting.

Kasus 2 : Prita Mulyasari


Waktu: Agustus 2008 – sekarang
Pekerjaan: Customer Care di Bank Sinar Mas di Jakarta (saat kasus terjadi)
Media: Surat Pembaca dan e-mail, kemudian beredar ke mailing-list
Substansi: Keluhan atas layanan publik
Motivasi: Penyampaian keluhan terbuka
Konten: “….. Saya sangat mengharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca
adalah karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni. Tolong sampaikan ke dr G,
dr H, dr M, dan Og bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia hanya demi
perusahaan Anda. Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak
mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter
ini…..”. Keterangan: sebagian isi e-mail Prita.
Pelapor: Dokter Hengky Gozal dan Dokter Grace Hilza dari RS Omni Internastional
Tangerang
Hasil: Saat artikel ini diposting, Prita masih menjalani proses persidangan karena
dianggap melanggar UU ITE, Pasal 27 ayat 3 serta Pasal 310 dan 311 KUHP. Prita
sempat ditahan selama 20 hari di Lapas Wanita Tangerang. Kini statusnya adalah
tahanan kota.

13
14
Kasus 3 : Nur Arafah / Farah
Waktu: Juli 2009 – Sekarang
Pekerjaan: Pelajar SMA (saat kasus terjadi)
Media: Facebook
Substansi: Cacimaki
Motivasi: Marah lantaran cemburu
Konten: “Hai anjing lu nggak usah ikut campur gendut. Kayak tante-tante enggak
bisa gaya, emang lu siapa. Urus saja diri lu yang jelek kayak babi. Sok cantik
enggak bisa gaya belagu. Nyokap lu nggak sanggup beliin baju buat gaya. Makanya
lu punya gaya gendut. Pantat besar lu kayak bagus aja. Emang lu siapanya UJ. Hai
gendut bangsat ya lu anjing”. Keterangan: Isi postingan Farah.
Pelapor: Felly Fandini Julistin
Hasil: Saat artikel ini diposting, Farah masih menjalani proses pemeriksaan oleh
Mapolresta Bogor. Dia dianggap melanggar Pasal 310 dan 311 KUHP, serta
kemungkinan akan dikenakan pula UU ITE, Pasal 27 ayat 3.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://fikaamalia.wordpress.com/2011/04/09/klasifikasi-hak-kekayaan-intelektual/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/prinsip-prinsip-hak-kekayaan-intelektual-2/
http://www.blogger.com/feeds/313284340713631216/posts/default

iii

Anda mungkin juga menyukai