Anda di halaman 1dari 26

1

MAKALAH
HUKUM KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI)

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum HAKI
Dosen Mata Kuliah : Ina Rosmaya, S.H., M.Hum.

NAMA : RENDYS OKTARIAS


KELAS :H
NIM : 1511121310

FAKULTAS HUKUM JURUSAN ILMU HUKUM


UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA
2

Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................................................i

Daftar Isi...............................................................................................................ii

Bab 1(Pendahuluan)

1.1Latar Belakang…………………………………………….……...…..1

1.2.Rumusan Masalah………………………………….……….…….….2

1.3.Tujuan…………………………………………………………....…..2

1.4.Manfaat……………………………………………………….……....2

Bab 2 (Pembahasan)

2.1. Pengertian…………………………………………..……………….3

2.2.Dasar Hukum HaKI di Indonesia……….……………………..…...3-4

2.3.Macam-macam HaKI……………………………………..…….…4-12

2.4.Fungsi dan Tujuan HaKI……………………………………...…..12-13

2.5.Manfaat HaKI……………………………………..………………..14

2.6.Solusi dari masalah HaKI………………………………..…….…14-17

Bab 3 (Penutup)

1.Kesimpulan...........................................................................................18

2.Daftar Pustaka.......................................................................................19
3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap ide-ide yang cemerlang dan kreatif yang tercipta dari seseorang atau sekelompok

orang sebagai bentuk dari kemampuan intelektual manusia yang berguna dan memberi dampak

baik dari berbagai aspek perlu di akui dan perlu dilindungi, agar ide-ide cemerlang dan kratif

yang telah diciptakan tidak diklaim atau di bajak oleh pihak lain. Untuk itu diperlukan wadah

yang dapat membantu dan menaungi ide-ide cemerlang dan kreatif tersebut. Untuk Tingkat

internasional 0rganisasi yang mewadahi bidang H.K.I ( Hak Kekayaan Intelektual ) adalah

WIPO ( World Intellectual Property Organization).

Di Indonesia sendiri untuk mendorong dan melindungi penciptaan, penyebarluasan

hasil kebudayaan di bidang karya ilmu pengetahuan, seni, dan sastra serta mempercepat

pertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa, maka dirasakan perlunya perlindungan hukum

terhadap hak cipta. Perlindungan Hukum tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk

mewujudkan iklim yang lebih baik untuk tumbuh dan berkembangnya gairah mencipta di

bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

Di Indonesia, Undang-undang yang melindungi karya cipta adalah Undang-undang

nomor 6 tahun 1982 tentang hak cipta, dan telah melalui beberapa perubahan dan telah

diundangkan Undang-Undang yang terbaru yaitu Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang

Hak Cipta yang mulai berlaku 12 (dua belas) bulan sejak diundangkan. Tidak hanya karya

cipta, invensi di bidang teknologi ( hak paten ) dan kreasi tentang penggabungan antara unsure

bentuk,warna, garis( desain produk industry ) serta tanda yang digunakan untuk kegiatan

perdagangan dan jasa ( merek ) juga perlu diakui dan dilindungi dibawah perlindungan hukum .

Dengan …
4

Dengan kata lain Hak atas kekayaan Intelektual ( HaKI) perlu didokumentasikan agar

kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya lainnya yang sama dapat dihindari atau

dicegah.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas,maka secara umum rumusan masalah

pada makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan definisi,etimologi,tata bahasa, doktirn HAKI ?

2. Apa macam – macam HAKI?

3. Apa fungsi dan tujuan HAKI?

4. Apa manfaat dan Bagaimana cara penyelesaian atau solusi masalah apabila terjadi HAKI?

1.3. Tujuan

Tujuan dalam pembahasan makalah ini, yang berjudul “PERLINDUNGAN HaKI”

berdasarkan rumusan masalah di atas, adalah untuk membahas hal-hal yang sesuai dengan

permasalahan yang diajukan antara lain :

1. Untuk mengetahui pengertian HaKI atau H.K.I

2. Untuk mengetahui macam-macam HaKI

3. Untuk mengetahui apa saja fungsi dan tujuan HaKI

4. Dan untuk mengetahui manfaat serta solusi dalam penyelesaiaan masalah dalam HaKI

1.4. Manfaat

Selain tujuan daripada penulisan makalah, perlu pula diketahui bersama bahwa

manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah dapat

menambah pengetahuan keilmuan terutama di bidang hukum Bisnis dan semoga

keberadaan hukum ini dapat memberi masukan bagi semua pihak.

Bab 2 …
5

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian

Hak kekayaan intelektual adalah hak yang timbul dari kemampuan berfikir atau olah

pikir yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia. Dalam ilmu

hukum, hak kekayaan intelektual merupakan harta kekayaan khususnya hukum benda

(zakenrecht) yang mempunyai objek benda inteletual, yaitu benda yang tidak berwujud yang

bersifat immaterial maka pemilik hak atas kekayaan intelektual pada prinsipnya dap berbuat

apa saja sesuai dengan kehendaknya.

Kekayaan Intelektual atau Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Hak Milik

Intelektual adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights

(IPR) atau Geistiges Eigentum, dalam bahasa Jermannya]. Istilah atau terminologi Hak

Kekayaan Intelektual (HKI) digunakan untuk pertama kalinya pada tahun 1790. Adalah Fichte

yang pada tahun 1793 mengatakan tentang hak milik dari si pencipta ada pada bukunya. Yang

dimaksud dengan hak milik disini bukan buku sebagai benda, tetapi buku dalam pengertian

isinya.Istilah HKI terdiri dari tiga kata kunci, yaitu Hak, Kekayaan, dan Intelektual. Hak adalah

pengertian tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk

berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb), Kekayaan

merupakan abstraksi yang dapat dimiliki, dialihkan, dibeli, maupun dijual. Intelektual yang

dimaksud dalam HAKI adalah kecerdasan, kemampuan berpikir, berimajinasi, atau hasil dari

proses berpikir manusia atau the creation of human mind.

2.2 Dasar Hukum . . .


6

2.2 Dasar Hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia

Dalam penetapan HaKI tentu berdasarkan hukum-hukum yang sesuai dengan peraturan yang

berlaku. Dasar-dasar hukum tersebut antara lain adalah :

 Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World

Trade Organization (WTO)

 Undang-undang Nomor 10/1995 tentang Kepabeanan

 Undang-undang Nomor 12/1997 tentang Hak Cipta

 Undang-undang Nomor 14/1997 tentang Merek

 Undang-undang Nomor 13/1997 tentang Hak Paten

 Keputusan Presiden RI No. 15/1997 tentang Pengesahan Paris Convention for the

Protection of Industrial Property dan Convention Establishing the World Intellectual

Property Organization

 Keputusan Presiden RI No. 17/1997 tentang Pengesahan Trademark Law Treaty

 Keputusan Presiden RI No. 18/1997 tentang Pengesahan Berne Convention for the

Protection of Literary and Artistic Works

 Keputusan Presiden RI No. 19/1997 tentang Pengesahan WIPO Copyrights Treaty

Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut maka Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI)

dapat dilaksanakan. Maka setiap individu/kelompok/organisasi yang memiliki hak atas

pemikiran-pemikiran kreatif mereka atas suatu karya atau produk dapat diperoleh dengan

mendaftarkannya ke pihak yang melaksanakan, dalam hal ini merupakan tugas dari Direktorat

Jenderal Hak-hak Atas Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum dan Perundang-undangan

Republik Indonesia.

2.3. Macam – Macam . . .


7

2.3. Macam – Macam HAKI ( Hak atas Kekayaan Intelektual)

Macam-macam Hak Kekayaan Intelektual

Pada Prinsipnya HKI dibagi menjadi dua kelompok yaitu :

1) Hak Cipta

 Sejarah Hak Cipta

Pada jaman dahulu tahun 600 SM, seseorang dari Yunani bernama Peh Riad

menemukan 2 tanda baca yaitu titik (.) dan koma (,). Anaknya bernama Apullus menjadi

pewarisnya dan pindah ke Romawi. Pemerintah Romawi memberikan Pengakuan,

Perlindungan dan Jaminan terhadap karya cipta ayah nya itu. Untuk setiap penggunaan,

penggandaan dan pengumuman ats penemuan Peh Riad itu, Apullus memperoleh penghargaan

dan jaminan sebagai pencerminan pengakuan hak tersebut. Apullus ternyata orang yang

bijaksana, dia tidak menggunakan seluruh honorarium yang diterimany. Honor titik (.)

digunakan untuk keperluan sendiri sebagai ahli waris, sedangkan honor koma (,) dikembalikan

ke pemerintah Romawi sebagai tanda terima kasih atas penghargaan dan pengakuan terhadap

hak cipta tersebut.

 Pengertian Hak Cipta

Hak cipta (lambang internasional: ©)

1. Pengertian hak cipta menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 :

Hak cipta adalah "hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau

memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi

pembatasan-pembatasan menurut peraturan per-UU yang berlaku" (pasal 1 butir 1).

2. Pengertian hak cipta menurut Pasal 2 UUHC :

Hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau

memperbanyak ciptaannya maupun memberi ijin untuk iti dengan tidak mengurangi

pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pencipta adalah . . .
8

Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir

suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau

keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.

Pengumuman adalah pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan, pengedaran, atau penyebaran

suatu ciptaan dengan menggunakan alat apapun, termasuk media internet, atau melakukan

dengan cara apapun sehingga suatu ciptaan dapat di baca, didengar atau dilihat orang lain.

Perbanyakan adalah penambahan jumlah suatu ciptaan baik secara keseluruhan maupun bagian

yang sangat substansial dengan menggunakan bahan-bahan yang sama ataupun tidak sama,

termasuk pengalihwujudan secara permanen atau temporer.

 Kedudukan Hak Cipta

Mengenai kedudukan hak cipta, sudah pula ditetapkan oleh UUHC, bahwa hak cipta

dianggap sebagai benda bergerak (Pasal 3 ayat 1).Sebagai benda Bergerak, hak cipta dapat

beralih atau dialihkn baik seluruhnya maupun sebagian karena :

a) Pewarisan

b) Hibah

c) Wasiat

d) Dijadikan milik negara

e) Perjanjian

Khusus mengenai perjanjian, Pasal 3 ayat 2 menyaratkan harus dilakukan dengan akta, dengan

ketentuan bahwa perjanjian itu hanya mengenai wewenang yang disebut di dalam akta tersebut.

Pentingnya akta perjanjin itu adalah tidak lain dimaksudkan untuk memudahkan pembuktian

peralihan hak cipta pabila terjadi persengketaan di kemudian hari.

 Ciptaan yang dilindungi

UUHC menganut sistem terbatas dalam melindungi karya cipta seseorang. Perlindungan

ciptaan hanya diberikan dalam bidang ilmu pengetahun, seni dan sastra.

Untuk itu . . .
9

Untuk itu Pasal 11 ayat 1 merinci ketiga bidang tersebut meliputi :

a) Buku, pamflet, dan semu hasil karya tulis lainnya.

b) Ceramah, kuliah, pidato, dan sebagainya.

c) Pertunjukan seperti musik, karawitan, drama, tari, pewayngn, pantomim dan karya siaran

antara lain untuk media radio, televisi dan film serta karya rekaman radio.

d) Ciptaan tari(koreografi), ciptaan lagu atau musik dengan atau tanpa teks, dan karya

rekaman suara atau bunyi.

e) Segala bentuk seni rupa seperti seni lukis, seni pahat, seni patung, dan kaligrafi yang

perlindungnnya diatur dalam Pasal 10 ayat 2.

f) Seni batik

g) Arsitektur

h) Peta

i) Sinematografi

j) Fotografi

k) Program komputer atau komputer program

l) Terjemahan, tafsir, saduran, dan penyusunn bunga rampai.

Selain itu UUHC juga melindungi karya melindungi karya seseorang yang berupa

pengolahan lebih lanjut daripada ciptaan aslinya, sebab bentuk pengolahan ini dipandang

merupakan suatu ciptan baru dan tersendiri, yang sudah lain dri ciptaan aslinya.

Tidak ada hak cipta untuk karya sebagai berikut :

a) Hasil rapat terbuka lembaga-lembaga negara

b) Peraturan perundang-undangan

c) Putusan pengadilan dan penetapan hakim

d) Pidato kenegaraan pidato pejabat pemerintah

e) Keputusan badan Arbitrase ( lembaga seperti pengadilan tetapi khususnya di dalam

bidang perdagangan) Masa Berlakunya . . .


10

 Masa Berlakunya Hak Cipta

Dalam mengtur jangka waktu berlakunya hk cipta, UUHC tidak menyaratkan

melainkan membeda-bedakan. Perbedaan itu dikelompokkan sebagai berikut :

1) Kelompok I (Bersifat Orisinal)

Untuk karya cipta yang sifatnya asli atu orisinal, perlindungan hukumny berlaku selama

hidup pencipta dan terus berlanjut sampai dengn 50 tahun setelah pencipta meninggal.

Mengenai alasan penetpan jangka wktu berlakuny hak cipta orisinal yang demikian lama itu,

undang-undang tidak memberikan penjelasan.

Karya cipta ini meliputi :

a. Buku, pamflet, dan semu hasil karya tulis lainnya.

b. Ciptaan tari(koreografi).

c. Segala bentuk seni rupa seperti seni lukis, seni pahat, seni patung.

d. Seni batik.

e. Ciptan lagu atau musik dengan atau tanpa teks.

f. Karya arsitektur.

2) Kelompok II (Bersifat Derivatip)

Perlinndungan hukum atas karya cipta yang bersifat tiruan (derivatip)berlaku selama 50

tahun, yang meliputi hak cipta sebgai berikut:

a. Karya pertunjukan seperti musik, karawitan, drama, tari, pewayangan, pantomim dan

karya siaran antara lain untuk media radio, televisi dan film serta karya rekaman radio.

b. Ceramah, kuliah, pidato, dan sebagainya.

c. Peta.

d. Karya sinematografi.

e. Karya rekaman sura atau bunyi.

f. Terjemahan dan tafsir.

3) Kelompok III . . .
11

3) Kelompok III (pengaruh waktu)

Terhadap karya cipta yang aktulitasnya tidak begitu tahan, perlindungan hukumnya

berlaku selama 25 tahun,meliputi hak cipta atas ciptaan :

a. Karya fotografi.

b. Program komputer atau komputer program.

c. Saduran dan penyusunan bunga rampai.

 Pendaftaran Hak Cipta

Ciptaan tidak kalah pentingnya dengan benda-benda lain seperti tanah, kendaraan

bermotor, kapal, merk yang memerlukan pendaftaran. Perlindungan suatu ciptaan timbul secara

otomatis sejak ciptaan itu diwujudkan dalam bentuk yang nyata. Maksud dari pendaftaran itu

sendiri adalah hanya semata-mata mengejar kebenaran prosedur formal saja, tetapi juga

mempunyai tujuan untuk mendapatkan pengukuhan hak cipta dan sebagai alat bukti awal di

pengadilan apabila timbul sengketa di kemudian hari terhadap ciptaan tersebut.. Pendaftaran

hak cipta yaitu di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Departemen Kehakiman dan

Hak Asasi Manusia.

Sifat pendaftaran ciptaan adalah bersifat kebolehan (fakultatip). Artinya orang boleh

juga tidak mendaftarkan. Apabila tidak mendaftarkan, tidak ada sanksi hukumnya. Dengan sifat

demikian, memang UUHC memberikan kebebasan masyarakat untuk melakukan pendaftaran.

 Hak dan Wewenang Menuntut

Penyerahan Hak Cipta atas seluruh ciptaan ke pihak lain tidak mengurangi hak pencipta

atau ahli waris untuk menuntut seseorang yang tanpa persetujuannya :

a. Meniadakan nama pencipta yang tercantum pada ciptan itu.

b. Mencantumkan nama pencipta pada ciptaannya.

c. Mengganti/mengubah judul ciptaan.

d. Mengubah isi ciptaan

2) Hak Kekayaan . . .
12

2) Hak Kekayaan Industri

Hak kekayaan industri terdiri dari :

 Paten

Paten merupakan hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil

invensinya di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya

atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakan.Adapun invensi adalah

ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yan spesifik di

bidang teknologi, dapat berupa produk atau proses atau penyempurnaan dan pengembangan

produk atau proses.

Paten diberikan untuk invensi yang baru dan mengandung langkah insentif serta dapat

diterapkan dalam industri. Invensi dianggap baru jika pada tanggal penerimaan invensi tersebut

tidak sama dengan teknologi yang diungkapkan sebelumnya.Invensi berupa produk atau alat

yang baru dan mempunyai nilai kegunaan praktis disebabkan oleh bentuk, konfigurasi,

kontruksi, atau komponennya dapat memperoleh perlindungan hukun dalam bentuk paten

sederhana.

Berdasarkan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, paten

diberikan untuk jangka waktu selama 20 tahun, terhitung sejak tanggal penerimaan dan jangka

itu tidak dapat diperpanjang. Sedangkan untuk paten sederhana diberikan jangka waktu 10

tahun, terhitung sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu tersebut tidak dapat

diperpanjang.Paten diberikan berdasarkan permohonan dan setiap permohonan hanya dapat

diajukan untuk satu invensiatau beberapa invensi yang merupakan satu kesatuan invensi.

Dengan demikian, permohonan paten diajukan dengan membayar biaya kepada Direktorat

Jendral Hak Paten Departemen Kehakiman dan HAM. Namun, permohonan dapat diubah dari

paten menjadi paten sederhana. Berdasarkan . . .


13

Berdasarkan Pasal 66 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, paten

dapat dialihkan baik seliruh maupun sebagian karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian

tertulis dan sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan dengan pencatatan

oleh direktorat jendral pengalihan paten.

 Merek

Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,

susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebutyang memiliki daya pembeda dan

digunakan dlam kegiatan perdagangan barang atau jasa.Hak merek adalah hak eksklusif yang

diberikan oleh negara kapada pemilik merek yang terdaftar dalam daftar umum merek untuk

jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri merek atau memberikan izin kepada pihak

lain untuk menggunakannya. Jenis-jenis merek dapat dibagi menjadi merk dagang, merek jasa

dan merek kolektif.

Merek terdaftar mendapatkan perlindungan hukum untuk jangka waktu 10 tahun sejak

tanggal penerimaan dan jangka waktu perlindungan dapat diperpanjang denga jangka waktu

yang sama.Hak merek terdaftar dapat beralih atau dialihkan karena pawarisan, hibah, wasiat,

perjanjian atau seba-sebab lain yang dibenarkan oleh perundang-undangan. Penghapusan

pendaftaran merek dari daftar umum merek dapat dilakukan atas prakarsa direktorat jendral

berasarkan permohonan pemilik merek yang bersangkutan atau pihak ketiga dalam bentuk

gugatankepada pengadilan niaga.

Pemilik merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap pihak lain secara tanpa hak

menggunakan merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannyauntuk

barang atau jasa yang sejenis, berupa gugatan ganti rugi dan/atau penghentian semua perbuatan

yang berkaitan dengan penggunaan merek tersebut. Sanksi yang dikenakan terhadap masalah

merek berupa pidana dan denda.

Varietas Tanaman . . .
14

 Varietas Tanaman

Hak perlindungan varietas tanaman adalah hak khusus yang diberikan oleh negara

kepada pemulia tanaman untuk menggunakan sendiri varietas hasil pemuliaannya atau

memberikan persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakan selama

waktu tertentu.

Varietas tanaman yang dapat diberi perlindungan adalah dari jenis atau spesies tanaman

yang baru, yaitu belum pernah diperdagangkan di Indonesia atau sudah diperdagangkan kurang

dari satu tahun. Unik, sehingga dapat dibedakan secara jelas dengan varietas lain. Seragam,

memiliki sifat utama yang seragam. Stabil, tidak mengalami perubahan ketika ditanam

berulang-ulang atau untuk diperbanyak melalui siklus. Dan diberi penamaan yang selanjutnya

menjadi nama varietas yang bersangkutan.

Dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Varietas Tanaman,

jangka waktu PVT dihitung sejak tanggal pemberian hal PVT meliputi 20 tahun untuk tanaman

semusim dan 25 tahun untuk tanaman tahunan. Hak untuk menggunakan varietas dapat

meliputi memprodusi/ memperbanyak benih, menyiapkan untuk tujuan propagasi,

mengiklankan, menawarkan, memperdagangkan, mengekspor, mengimpor.

Dalam Pasal 40 Undang-Undang Nomor 29 tahun 2000 tentang Varietas Tanaman, hak

PVT dapat beralih atau dialihkan karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian, dan sebab lain

yang dibenarkan oleh undang-undang.Berakhirnya hak PVT dapt disebabkan karena

berakhirnya janga waktu, pembatalan, dan pencabutan. Dan sanksi yang diberikan untuk

masalah PVT berupa pidana dan denda.

Rahasia Dagang . . .
15

 Rahasia Dagang

Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi

dan/atau bisnis yang mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha dan

dijaga keerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang. Perlindungan rahasia dagang meliputi

metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang

teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat.

Syarat pengajuan perlindungan sebagai HKI, meliputi prinsip perlindungan otomatis

dan perlindungan yang diberikan selama kerahasiaannya terjaga. Pemilik HKI berhak

menggunakan sendiri rahasia dagang yang dimilikinya atau memberikan lisensi atau melarang

pihak lain untuk menggunakannya. Jangka waktu perlindungan rahasia dagang adalah sampai

dengan masa dimana rahasia itu menjadi milik publik.

Dalam Pasal 5 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang,

hak rahasia dagang dapt beralih/dialihkan karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian , dan

sebab lain yang dibenaran oleh undang-undang. Pengalihan harus disertau dengan pengalihan

dokumen-dokumen yang menunjukan terjadinya pengalihan rahasia dagang.Sanksi yang

diberikan untuk masalah rahasia dagang berupa pidana dan denda.

 Desain Industri

Desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk konfigurasi atau komposisigaris atau

warna, atau garis dan warna atau gabungan dari padanya yang berbentul 3D atau 2D yang

memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola 3D atau 2D serta dapat dipakai

untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.

Hak ini . . .
16

Hak ini diberikan untuk desain industri yang baru, yaitu tanggal penerimaan desain

industri itidak sama dengan pengungkapan yang telah ad sebelumnya.Jangka waktu

perlindungan terhadap hak desain industri diberikan 10 tahun sejak tanggal penerimaan dan

tercatat dalam daftar umum desain industri dan diberitakan dalam berita resmi desain industri.

Setiap hak desain industri diberikan atas dasar permohonan ke Direktorat Jendral

Desain Industri secara tertulis dalam bahasa Indonesia.Pengalihan hak ini dapat dilakukan

karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis dan sebab lain yang dibenarkan perundang-

undangan dan wajib dicatat dalam daftar umum desain industri.Desain industri terdaftar hanya

dapat dibatalkan atas permintaan pemegang lisensi.Sanksi yang diberikan untuk masalah desain

industri berupa pidana dan denda.

 Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

Hak desain tata letak sirkuit terpadu adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara

Republik Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu

melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuanya kepada pihak lain untuk melaksanakan

hak tersebut.Jangka waktu perlindungan hak ini diberikan selama 10 tahun sejak pertama kali

desain tersebut di eksplotasi secara komersial.hak ini dapat beralih/dialihkan karena pewarisan,

hibah, wasiat, perjanjian tertulis dan sebab lain yang dibenarkan oleh perundang-undangan.

Sanksi yang diberikan untuk masalah desain tata letak sirkuit terpadu berupa pidana dan denda.

2.4. Fungsi dan Tujuan

HAKI memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Antisipasi kemungkinan melanggar HAKI milik pihak lain.

2.Meningkatkan . . .
17

2. Meningkatkan daya kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi kekayaan

intelektual.

3. Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan strategi penelitian, usaha dan

industri di Indonesia.

4. Alat perlindungan menjamin hak komersialisasi.

5. Peringatan kepada pihak yang berniat melanggar.

6. Advertensi untuk meningkatkan value produk.

7. Alat monopoli perdagangan.

8. Informasi paten sebagai referensi pengembangan lebih lanjut.

9. Informasi paten merupakan informasi strategi riset suatu perusahaan.

Fungsi HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) dan Hak Kekayaan Industri

Perkembangan hasil-hasil karya dari kejeniusan manusia dengan karya intelektual

yang dihasilkan telah memberi banyak hal yang dibutuhkan untuk menjalani kegiatan

sehari-hari. Maka dari itu, HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) dan Hak Kekayaan Industri

memiliki fungsi antara lain:

 Dapat mengetahui informasi, serta dapat melihat perkembangan mengenai pengetahuan

baru dan teknologi masa kini. Informasi yang dimaksud adalah informasi yang telah

memiliki hak paten dan dapat diakses di seluruh dunia dengan menggunakan internet.

Selain itu, masyarakat tidak dapat menduplikasi atau membajak teknologi baru yang

telah dipatenkan.

 Perlindungan pada karya intelektual terhadap penggunaan tidak sah oleh pihak ketiga.

Hal ini diperlukan kesepakatan kepada penemu agar mendapatkan imbalan/manfaat

yang cukup atas upaya telah menciptakan karya tersebut.

Memberikan . . .
18

 Memberikan suatu peluang bagi industri untuk melakukan monopoli pasar terhadap

suatu produk tertentu.

Fungsi Hak Atas Kekayaan Intelektual

Hak atas kekayaan inteltual (HAKI) memliki dua fungsi yaitu fungsi dasar dan fungsi

khusus, berikut penjelasan dari kedua fungsi tersebut :

· Fungi dasar artinya siapapun pengguna haki dan apapun jenis hakinya bisa

melakukan fungsi ini.

· Fungsi Khusus adalah fungsi haki yang bisa digunakan jenis haki golongan

tertentu saja.

Tujuan HAKI

Tujuan HAKI antara lain :

a. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta pelatihan dalam peraturan-peraturan,

hukum yang berlaku serta sanksi-sanksi dalam penerapan HAKI.

b. Agar para peserta pelatihan mengetahui prosedure penerapan HaKI dan masalah- masalah

yang dihadapi dalam pelaksanaan penerapan HAKI.

c. Agar para peserta termotivasi untuk menciptakan hal-hal baru di bidang produk industri

yang menyangkut desain, proses produksi serta pemakaian merek sendiri.

Tujuan Perlindungan dan penegakan Hukum HaKI :

~ Untuk mendorong timbulnya inovasi.

~ Untuk Pengalihan dan penyebaran teknologi yang diperoleh manfaat bersama antara

penghasil dan pengguna pengetahuan teknologi, dengan cara menciptakan kesejahteraan sosial

ekonomi serta keseimbangan antara hak dan kewajiban.

2.5. Manfaat HaKI . . .


19

2.5. Manfaat HaKI

Manfaat Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah :

1. Memberikan perlindungan hukum sebagai insentif bagi pencipta inventor dan desainer

dengan memberikan hak khusus untuk mengkomersialkan hasil dari kreativitasnya

dengan menyampingkan sifat tradisionalnya.

2. Menciptakan iklim yang kondusif bagi investor.

3. Mendorong kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan penemuan baru

di berbagai bidang teknologi.

4. Sistem Paten akan memperkaya pengetahuan masyarakat dan melahirkan penemu-

penemu baru.

5. Peningkatan dan perlindungan HKI akan mempercepat pertumbuhan indrustri,

menciptakan lapangan kerja baru, mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan

kualitas hidup manusia yang memberikan kebutuhan masyarakat secara luas.

6. Indonesia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman suku/ etnik dan budaya serta

kekayaan di bidang seni, sastra dan budaya serta ilmu pengetahuan dengan

pengembangannya memerlukan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang

lahir dari keanekaragaman tersebut.

7. Memberikan perlindungan hukum dan sekaligus sebagai pendorong kreatifitas bagi

masyarakat.

8. Mengangkat harkat dan martabat manusia dan masyarakat Indonesia.

9. Meningkatkan produktivitas, mutu, dan daya saing produk ekonomi Indonesia.

2.6. Cara Penyelesaian . .

.
20

2.6. Cara Penyelesaian / solusi masalah apabila terjadi HaKI

1. Cara penyelesaian sengketa HAKI mengenai hak cipta

Dasar hukum hak cipta

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta :

Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan

atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi

pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.(Pasal 1 ayat 1)

Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu pengetahuan, kesenian,

dan kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara eksklusif kepada pencipta, yaitu “seorang

atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan

berdasarkan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam

bentuk yang khas dan bersifat pribadi”.

Dasar Hukum HAK CIPTA :

1. UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

2. UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1982 Nomor

15)

3. UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang

Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1987 Nomor 42)

4. UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982

sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun 1987 (Lembaran Negara RI

Tahun 1997 Nomor 29)

2. Cara penyelesaian HAKI mengenai merk

Penyelesaian sengketa terhadap merek diatur di dalam hukum indonesia antara lain :

1. Penyelesaian Sengketa Alternatif (Alternatif Dispute Resolution)

Penyelesaian Sengketa . . .
21

Penyelesaian Sengketa Alternatif dalam penyelesaian sengketa merek diatur dalam

Pasal 84 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, selain dalam Undang-Undang

Merek penyelesaian sengketa alternatif lebih khusus diatur dalam Undang-Undang Nomor 30

Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Alternatif.

Menurut Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999 yang dimaksud

dengan Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda

pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan

dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi.

a. Negosiasi

Menurut Pasal 6 ayat 2 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 pada dasarnya para

pihak dapat berhak untuk menyelesaikan sendiri sengketa yang timbul di antara mereka.

Kesepakatan mengenai penyelesaian tersebut selanjutnya harus dituangkan dalam bentuk

tertulis yang disetujui oleh para pihak.

Negosiasi merupakan salah satu penyelesaian sengketa alternatif yang dilakukan oleh

pihak-pihak yang bersengketa atau kuasanya secara langsung pada saat negosiasi dilakukan,

tanpa keterlibatan pihak ketiga sebagai penengah. Para pihak yang bersengketa yang secara

langsung melakukan perundingan atau tawar-menawar sehingga menghasilkan suatu

kesepakatan bersama. Para pihak yang bersengketa sudah barang tentu telah berdiskusi atau

bermusyawarah sedemikian rupa agar kepentingan-kepentingan dan hak-haknya terakomodir

menjadi kepentingan/ kebutuhan bersama para pihak yang bersengketa. Pada umumnya

kesepakatan bersama tersebut dituangkan secara tertulis.

b. Mediasi . . .
22

b. Mediasi

Mediasi merupakan salah satu penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak ketiga

(mediator) yang tidak memihak (imparsia) yang turut aktif memberikan bimbingan atau arahan

guna mencapai penyelesaian. Namun ia tidak berfungsi sebagai hakim yang berwenang

mengambil keputusan. Inisiatif penyelesaian tetap berada pada tangan para pihak yang

bersengketa.

Dalam kaitan dengan Mediasi menurut ketentuan Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang

Nomor 30 Tahun 1999 menyatakan atas kesepakatan tertulis para pihak, sengketa atau beda

pendapat diselesaikan melalui bantuan ”seorang atau lebih penasehat ahli” maupun melalui

seorang mediator. Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat secara tertulis adalah

final dan mengikat bagi para pihak untuk dilaksanakan dengan itikad baik. Kesepakatan

tertulis, wajib didaftarkan ke Pengadilan Negeri dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari

terhitung sejak penandatanganan dan wajib dilaksanakan dalam waktu paling lama 30 (tiga

puluh) hari sejak pendaftaran.

c. Konsiliasi

Konsiliasi adalah suatu proses penyelesaian sengketa alternatif yang melibatkan

seorang pihak ketiga atau lebih, dimana pihak ketiga yang diikutsertakan untuk menyelesaikan

sengketa adalah seseorang yang secara profesional sudah dapat dibuktikan kehandalannya.

2. Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan

Penyelesaian sengketa dilakukan melalui pengadilan sebagaimana diatur di dalam

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 dapat diajukan kepada Pengadilan Niaga oleh pihak

pemilik merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap pihak lain yang secara tanpa hak

menggunakan Merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya untuk

barang atau jasa yang sejenis, yaitu :

a. Gugatan ganti rugi, dan/ atau

b. Penghentian . . .
23

b. Penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan dengan menggunakan

merek tersebut.

3. Cara penyelesaian HAKI mengenai Hak Paten

Dasar Hukum HAK PATEN :

1. UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1989 Nomor 39)

2. UU Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten

(Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 30)

3. UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor

109)

Penyelesaian sengketa hak paten melalui Pengadilan Niaga diatur dalam Pasal 117

Undang – Undang paten yang mana pihak yang berhak atau yang menjadi subjek paten (diatur

dalam Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12) dapat menggugat kepada pengadilan niaga jika suatu

paten diberikan kepada pihak lain selain dari yang berhak.

Sebagai Hakim Niaga yang memeriksa sengketa paten harus memahami kasus dan kriteria

perlindungannya, yakni :

1. Apakah termasuk objek yang dilindungi.

2. Apakah termasuk kriteria yang dikecualikan dari perlindungan.

3. Apakah memenuhi persyaratan yang dilindungi.

4. Apakah terdaftar di negara tujuan dimana perlindungan diharapkan.

5. Sedangkan penyebab perselisihan dalam sengketa hak paten lazimnya adalah :

- Ketidak jelasan status kepemilikan.

- Penggunaan hak paten tanpa seizin pemilik.

- Tidak dipenuhinya perjanjian lisensi hak paten.

Dengan sarana . . .
24

Dengan sarana Pengadilan Niaga yang dipandang memahami kriteria sengketa paten

diharapkan keadilan benar – benar tercapai dan memuaskan. Idealnya setiap putusan Hakim

mengandung 3 (tiga) unsur, yaitu :

1. Unsur kepastian hukum.

2. Unsur kemanfaatan.

3. Unsur keadilan.
25

BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak kekayaan intelektual yang dilindungin

oleh undang-undang. Setiap orang wajib menghormati hak kekayaan intelektual oranglain. Hak

kekayaan intelektual tidak boleh digunakan oleh oranglain tanpa izin pemiliknya, kecuali

apabila ditentukan oleh undang-undang. Dan dalam pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa

HaKI adalah bagian penting suatu karya dalam ilmu pengetahuan, sastra maupun seni dengan

menghargai hasil karya pencipta yang kreatif dan inovasi agar dapat diterima dan tidak

dijadikan untuk menjatuhkan hasil karya seseorang serta berguna untuk perusahaan dan

industri dalam melaksanakan kegiatan perekonomian


26

Daftar Pustaka

Csya-dhanie.blogspot.com Etika dan Profesi Bisnis

http://csya-dhanie.blogspot.com , Diakses pada 10 May 2014

Ezzatannaaziaathaki.blogspot.com Makalah HAKI

http://ezzatannaaziaathaki.blogspot.com , Diakses pada 10 May 2014

Emawati Junus, 2003 Aspek Hukum dalam Sengketa Hak Kekayaan Intelektual

Teori dan Praktek, Diakses pada 10 May 2014

Joehukum.blogspot.com(2013) Makalah Hak Kekayaan Intelektual

http://joehukum.blogspot.com/2013/12/makalah-hak-kekayaan-intelektual.html,

Diakses pada 10 May 2014

Odebhora.wordpress.com(2011) Hak Kekayaan Intelektual

http://odebhora.wordpress.com/2011/05/17/hak-kekayaan-intelektual/, Diakses

pada 13 May 2014

Putri-aja.blogspot.com(2013) Hak Kekayaan Intelektual

http://putri-aja.blogspot.com/2013/04/hak-atas-kekayaan-intelektual-haki.html,

Diakses pada 12 May 2014

Saidin. 1997. Aspek Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual. Jakarta: Raja Grafindo,

Diakses pada 15 may 2014

Anda mungkin juga menyukai