Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keanekaragaman yang terjadi di Indonesia merupakan sebuah potensi
sekaligus tantangan. Dikatakan sebagai sebuah potensi, karena keanekaragaman yang
dimiliki tersebut akan membuat bangsa kita menjadi bangsa yang besar dan memiliki
kekayaan yang melimpah baik kekayaan alam maupun kekayaan budaya yang dapat
menarik minat wisatawan asing untuk mengunjungi Indonesia. Keanekaragaman
bangsa Indonesia juga merupakan sebuah tantangan bahkan ancaman.
Walaupun keanekaragaman bangsa Indonesia selalu diarahkan pada persatuan
dan kesatuan bangsa dan negara, tetap saja bangsa Indonesia selalu menghadapi
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun
dari luar Indonesia. Salah satunya adalah ancaman terhadap aspek ideologi, politik,
ekonomi, sosial dan budaya bangsa Indonesia yang merupakan ancaman non-militer.
Ancaman non-militer merupakan golongan ancaman pertahanan yang sifatnya
tidak secara langsung mengancam kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan bangsa.
Namun, resiko yang ditimbulkan dari ancaman non-militer dapat berimplikasi
mengganggu stabilitas nasional. Terganggunya stabilitas nasional tidak saja
menghambat pembangunan nasional, tetapi lambat-laun dapat berkembang menjadi
permasalahan yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu,
untuk menghadapi ancaman tersebut diperlukan strategi yang tepat.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan ancaman non-militer?
2. Bagaimana strategi yang tepat dalam menghadapi ancaman dalam bidang
ideologi?
3. Bagaimana strategi yang tepat dalam menghadapi ancaman dalam bidang
politik?
4. Bagaimana strategi yang tepat dalam menghadapi ancaman dalam bidang
ekonomi?
5. Bagaimana strategi yang tepat dalam menghadapi ancaman dalam bidang
sosial budaya?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi dari ancaman non-militer
2. Untuk mengetahui strategi yang tepat dalam menghadapi ancaman di bidang
ideologi
3. Untuk mengetahui strategi yang tepat dalam menghadapi ancaman di bidang
politik
4. Untuk mengetahui strategi yang tepat dalam menghadapi ancaman di bidang
ekonomi
5. Untuk mengetahui strategi yang tepat dalam menghadapi ancaman di bidang
sosial budaya

1.4 Manfaat Penulisan


1. Dapat menambah ilmu
2. Kita dapat lebih mengerti tentang apa arti dari ancaman non-militer
3. Kita dapat lebih memahami tentang bagaimana strategi yang tepat dalam
menghadapi ancaman non-militer untuk menjaga stabilitas nasional serta
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari ancaman non-militer


Ancaman Non-militer adalah ancaman yang tidak menggunakan kekuatan senjata
tetapi jika dibiarkan akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman non-militer dapat berasal dari
luar negeri atau dapat pula bersumber dari dalam negeri. Yang bertugas menghadapi
ancaman non-militer adalah lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sesuai
dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan di dukung oleh unsur unsur
lain dari kekuatan bangsa.
Inti pertahanan nonmiliter adalah pertahanan secara nonfisik yang tidak
menggunakan senjata, tetapi pemberdayaan faktor-faktor ideologi, politik, ekonomi,
psikologi, sosial budaya, dan teknologi melalui profesi, pengetahuan dan keahlian
serta kecerdasan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan.
Sehingga dalam menghadapi ancaman nonmiliter menempatkan lembaga pemerintah
di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat
ancaman yang dihadapi dengan di dukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan
bangsa.

2.2 Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Ideologi


Strategi di bidang ideologi ditujukan untuk mengatasi segala ancaman, tantangan,
hambatan, serta gangguan yang akan membahayakan kelangsungan kehidupan
Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara. Strategi di bidang ideologi
menurut Noor Ms Bakry dirumuskan sebagai kondisi mental bangsa Indonesia yang
berlandaskan keyakinan kebenaran ideologi Pancasila yang mengandung kemampuan
untuk menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan nasional dan kemampuan
untuk menangkal penetrasi ideologi asing serta nilai-nilai yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa.
Salah satu ancaman nonmiliter yang membahayakan kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah ancaman yang berdimensi ideologi. Upaya menghadapi ancaman
ini adalah dengan kebijakan dan langkah-langkah politik yang tepat dan intensif
untuk mencegah meluasnya pengaruh ideologi lain terhadap ideologi Pancasila.
Strategi menghadapi ancaman ini dihadapi dengan konsep pertahanan berlapis
berikut:
1. Lapisan terdepan dalam konsep penanganannya terdiri atas unsur-unsur pertahanan
nonmiliter, yakni kementrian atau lembaga pemerintah non-kementrian yang
membidangi ideologi.
2. Kementrian serta unsur pemerintahan yang membidangi politik dalam negri
mengerahkan seluruh kekuatan politik serta instrument pemerintahan dalam negri
mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah guna menghadapi ancaman
berdimensi ideologi, sementara kementrian serta unsur pemerintahan yang
membidangi politik luar negri mengerahkan jajarannya yang tersebar disetiap negara
untuk penguatan langkah serta upaya diplomasi dalam menangkal usaha-usaha pihak
lain yang mengancam ideologi Pancasila.
3. Unsur pemerintah yang membidangi informassi mendinamisasikan kekuatan
nasional di bidang informasi untuk melakukan “operasi informasi imbangan”
sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang dapat menangkal berbagai
pengaruh asing yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Unsur pemerintah yang membidangi pendidikan melaksanakan proses pembelajaran
dan kesadaran akan ideologi Pancasila secara bertingkat dan berlanjut kepada para
siswa dan mahasiswa disemua tingkat dan jenjang Pendidikan Pancasila dan
Pendidikan Kewarganegaraan.
5. Unsur pemerintah yang membidangi agama memberdayakan para pemimpin agama
untuk menjadi mitra pemerintah dalam menyinergikan strategi untuk membentengi
masyarakat dari ancaman penetrasi ideologi asing yang membahayakan keamanan
negara.
6. Peran lapis pertahanan militer dalam hal ini dilaksanakan melelui program
pelaksanaan bakti TNI yang secara intensif sesuai dengan wilayah kerja unit TNI.
Titik berat pelaksanaanya adalah dengan peningkatan komunikasi sosial TNI yang
diselenggarakan dalam format meningkatkan kesadaran bela negara, dengan
memanfaatkan program bela negara di lingkungan pekerjaan, pendidikan dan
perumahan dalam rangka revitalisasi Pancasila
Transcript of Ancaman Non-Militer dibidang Ideologi
Penyalahgunaan Narkoba (Narkotika dan obat-obatan terlarang) Banyaknya
tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) Perusakan lingkungan. Lunturnya
persatuan dan kesatuan bangsa. Derasnya arus budaya asing yang masuk ke indonesia
Ancaman adalah yang menggunakan faktor-faktor non-militer yang dinilai dapat
membahayakan kedaulatan negara, kepribadian bangsa, keutuhan wilayah negara,
dan keselamatan segenap bangsa. dan Disebabkan oleh pengaruh negatif
globalisasi.Pengertian Ancaman Non-Militer
Ancaman Non-Militer
1. Ancaman Non-Militer DISUSUN OLEH: 1. ALIYAH HUSNUN AZIZAH
(08) 2. ANINDA QUINSY AURENTIA (10) 3. FIONA VICTOR ISWARA (13) 4.
GHASANNI NURBANING TYAS (14) 5. LOVIETASARI (18) 6. MAY
PRADENTA M.P.N (21) 7. NADIAH SALSABILA RAHMAH (26) 8. WINDA
MARTHA R.T (31) 9. ZAHRA SALSABILA MUTIA (33) XI-MIPA-1
2. Pengertian Ancaman Non-Militer  Ancaman yang menggunakan faktor-
faktor non-militer yang dinilai dapat membahayakan kedaulatan negara, kepribadian
bangsa, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.  Disebabkan
oleh pengaruh negatif globalisasi
3. Bentuk Ancaman Non- Militer
4. Bentuk Ancaman Non-Militer Ancaman Non- Militer Ideologi Politik
Ekonomi Sosial Budaya
5. Ancaman di Bidang Ideologi  Segala bentuk ancaman yang dapat
mengganggu ketahanan nasional suatu negara yang dilakukan dalam tataran
pemikiran, baik berasal dari dalam maupun dalam negeri.  Akibatnya, dapat
memicu disintegrasi nasional serta menjadi ancaman bagi kepribadian bangsa yang
sesungguhnya.
6. Ancaman di Bidang Ideologi  Ancaman Ideologi dari luar Masuknya
ideologi asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, seperti liberalisme,
komunis, dan zionis.  Ancaman Ideologi dari dalam Munculnya paham-paham
radikal dan ekstrem  Munculnya berbagai aliran sesat di Indonesia  Provokasi dari
kelompok masyarakat tertentu terhadap kelompok masyarakat lainnya yang
mengandung unsur SARA
7. Ancaman di Bidang Politik  Politik merupakan instrumen utama untuk
menggerakkan perang. Hal ini membuktikan bahwa kekuatan politik dapat
menumbangkan suatu sistem pemerintahan bahkan menghancurkan suatu
negara.  Ancaman politik dari luar  Intimidasi  Provokasi  Blokade politik
8. Ancaman di Bidang Politik  Ancaman politik dari dalam  Sikap apatis
terhadap pemerintah  Sikap mau menang sendiri dalam masyarakat suatu
Negara  Permainan kotor para politisi dan pejabat Negara  Gerakan separatisme
9. Ancaman di Bidang Ekonomi  Ekonomi merupakan salah satu penentu
posisi tawar setiap negara dalam pergaulan internasional. Kondisi ekonomi sangat
menentukan dalam pertahanan negara.  Terjadi karena adanya globalisasi
ekonomi.  Akibatnya, batas-batas suatu negara akan kabur dan keterkaitan antara
ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat.
10. Ancaman di Bidang Ekonomi  Ancaman ekonomi dari luar Masuknya
produk asing ke dalam pasar domestik  Penguasaan ekonomi di Indonesia oleh
pihak asing  Ancaman ekonomi dari dalam  Inflasi Pengangguran  Infrastruktur
yang tidak memadai  Hilangnya kecintaan terhadap produk dalam negeri

11. Ancaman di Bidang Sosial Budaya  Sosial budaya merupakan segala


sesuatu atau tata nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat yang menjadi suatu ciri
khas bagi masyarakat tersebut.  Penyebabnya, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi  Ancaman sosial budaya dari luar Munculnya gaya hidup
konsumtif  Muncul sifat hedonisme  Munculnya gejala westernisasi  Adanya
sikap individualisme  Memudarnya gotong-royong, dan kepedulian antar
masyarakat  Lunturnya nilai keagamaan
12. Ancaman di Bidang Sosial Budaya  Ancaman sosial budaya dari
dalam  Kemiskinan  SDM rendah  Keterbelakangan  Ketidakadilan
13. Strategi dalam Mengatasi Ancaman Non-Militer
14. Strategi dalam Mengatasi Ancaman Non-Militer  Segala usaha untuk
mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan
segenap bangsa dari ancaman aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
teknologi, dan lain-lain.
15. Strategi Mengatasi Ancaman Ideologi  Pengamalan Pancasila secara
objektif dan subjektif ditumbuhkembangkan secara konsisten  Pancasila sebagai
ideologi terbuka perlu terus direlevansikan dan diaktualisasikan nilai
instrumentalnya  Bhineka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara bersumber
dari Pancasila harus terus dikembangkan dan ditanamkan  Sikap yang wajar dari
anggota masyarakat dan pemerintah terhadap adanya keanekaragaman.
16. Strategi Mengatasi Ancaman Ideologi  Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa dan dasar negara Republik Indonesia harus dihayati dan diamalkan secara
nyata  Pembangunan sebagai pengamalan Pancasila harus menunjukkan
keseimbangan fisik material dengan pembangunan mental spiritual untuk
menghindari tumbuhnya materialisme dan sekulerisme. Pendidikan Moral Pancasila
ditanamkan pada diri anak didik
17. Strategi Mengatasi Ancaman Politik  Mengembangkan demokrasi
politik  Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena politik  Mengadakan
reformasi lembaga-lembaga politik agar menjalankan fungsi dan perannya secara
baik dan benar  Memperkuat kepercayaan rakyat dengan cara menegakkan
pemerintahan yang bersih dan berwibawa  Menegakkan supremasi
hukum  Memperkuat posisi Indonesia dalam kancah politik internasional
18. Strategi Mengatasi Ancaman Ekonomi  Mengembangkan sistem
ekonomi  Pertanian dijadikan prioritas utama  Industri harus menggunakan bahan
baku dari dalam negeri sendiri  Diadakan perekonomian yang berorientasi pada
kesejahteraan rakyat  Tidak bergantung pada badan multilateral  Mempererat kerja
sama dengan negara berkembang untuk bersama-sama menghadapi kepentingan
negara maju
19. Strategi Mengatasi Ancaman Sosial Budaya  Penguasaan IPTEK yang
diimbangi Imtaq  Pengenalan budaya nusantara melalui pendidikan
formal  Meningkatkan rasa Nasionalisme dan mempelajari kebudayaan yang berasal
dari berbagai suku bangsa di Indonesia  Melakukan penyaringan budaya yang
masuk dengan menggunakan nilai- nilai Pancasila

2.3 Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Politik


Dalam menghadapi ancaman yang berdimensi politik, strategi pertahanan di
bidang politik ditentukan oleh kemampuan sistem politik dalam menanggulangi
segala bentuk ancaman yang ditujukan kepada keidupan politik bangsa Indonesia.
Menurut Noor Ms Bakry, strategi di bidag politik terwujud dengan adanya kehidupan
politik bangsa yang berlandaskan demokrasi Pancasila yang telah mampu
memelihara stabilitas politik yang sehat dan dinamis serta mampu melaksanakan
politik luar negri bebas aktif.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk melaksanakan strategi dalam
menghadapi ancaman berdimensi politik dilakukan melalui dua pendekatan berikut:
1. Pendekatan ke dalam, yaitu pembangunan dan penataan sistem politik dalam negri
yang sehat dan dinamis dalam kerangka demokrasi yang menghargai kebhinnekaan
atau kemajemukan bangsa Indonesia. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya
stabilitas politik dalam negri yang dinamis serta memberikan efek penangkal yang
tinggi. Pentaan ke dalam diwujudkan melalui pembangunan dan penataan sistem
politik dalam negri yang dikemas kedalam penguatan tiga pilar berikut.
a) Penguatan penyelenggaraan pemerintahan negara yang sah, efektif, bersih,
bewibawa, bebas KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) dan bertanggung jawab yang
berkemampuan mewujudkan tujuan pembentukan pemerintahan Negara, seperti
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
b) Penguatan lembaga legislatif sehingga menjadi lembaga yang berkualitas dan
professional pada bidang lainnya. Lembaga legislatif yang mampu bekerja sama
dengan pemerintah dalam memproses dan melahiran produk-produk legislasi (berupa
peraturan perundang-undangan) bagi kepentingan pembangunan nasional.
c) Penguatan kekuatan politik nasional baik partai politik maupun organisasi
masyarakat sebagai alat untuk memberdayakan masyarakat sebagai subjek politik
dan pembangunan nasional. Kekuatan politik berkewajiban mewujudkan dan
meningkatkan perannya dalam pendidikan politik bagi waga Negara.
2. Pendekatan ke luar yang diarahkan untuk mendinamisasikan strategi dan upaya
diplomatik melalui peningkatan peran instrument politik luar negri dalam
membangun kerjasama dan saling percaya dengan negara-negara lain sebagai kondisi
untuk mencegah atau mengurangi potensi konflik antar negara, yang dimulai dari
tataran internal, regional, supraregional, hingga global. Pendekatan ke luar
diwujudkan dengan cara berikut:
a) Pada lingkup internal, yaitu melalui penciptaan, pembangunan dan peningkatan
kondisi dalam negri yang semakin mantap dan stabil, yang dibarengi dengan upaya-
upaya peningkatan dan perbaikan pertumbuhan ekonomi yang sehat dan kuat serta
penguatan dan peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan.
b) Pada lingkup regional, politik dan diplomasi Indonesia diarahkan untuk selalu aktif
dan berperan dalam membangun dan meningkatkan kerjasama dengan negara lain
dalam kerangka prinsip saling percaya, saling menghargai, dan tidak saling
mengintervensi urusan dalam negri.
c) Pada lingkup supraregional, politik luar negri dikembangkan untuk berperan
dalam penguatan ASEAN plus Enam yang terdiri atas 10 negara anggota bersama-
sama dengan Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan Selandia Baru,
melalui hubungan bilateral yang harmonis dan terpelihara serta diwujudkan dalam
kerjasama yang lebih konkret. Dalam kerangka penguatan ASEAN plus Enam
tersebut, kinerja politik luar negri Indonesia harus mampu membangun hubungan dan
kerjasama yang memberikan jaminan atas kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, tidak adanya intervensi, terutama jaminan tidak
adanya agresi terhadap wilayah kedaulatan Indonesia.
d) Pada lingkup global, politik luar negri harus memainkan perannya secara
maksimal dalam memperjuangkan kepentingan nasional melalui keberadaan
Indonesia sebgai anggota PBB, Gerakan Non-blok, Organisasi Konferensi Islam
(OKI) dan Forum Regional ASEAN (ARF). Peran diplomasi harus mampu
mengidentifikasi potensi-potensi ancaman berdimensi politik yang mengancam
kedaulatan dan kepentingan nasional Indonesia serta melakukan langkah-langkah
pencegahan.

2.4 Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Ekonomi

Pembangunan di bidang ekonomi ditujukan untuk menciptakan kehidupan


perekonomian bangsa Indonesia yang berlandaskan demokrasi ekonomi yang mampu
memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta mampu menciptakan
kemandirian ekonomi nasional berdaya saing yang tinggi. Kondisi tersebut dapat
tercipta apabila Negara Indonesia mempunyai strategi yang tepat untuk menghadapi
berbagai ancaman di bidang ekonomi.
Dalam menghadapi ancaman yang berdimensi ekonomi, sistem dan upaya
pertahanan negara yang ditempuh adalah dengan membangun ketahanan di bidang
ekonomi melalui penataan sistem ekonomi nasional yang sehat dan berdaya saing.
Sasaran pembangunan bidang ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi bagi perwujudan stabilitas ekonomi yang memberikan efek kesejahteraan dan
penangkalan yang efektif sekaligus mampu menjadi pemenang dalam era globalisasi.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, diperlukan upaya akselerasi pembangunan
perekonomian nasional yang berdaya saing melalui pertumbuhan ekonomi yang
cukup tinggi.
Adapun strategi untuk menghadapi ancaman dibidang ekonomi diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Untuk menghadapi ancaman yang berdimensi ekonomi dari internal, prioritas
kebijakan dapat berupa penciptaan lapangan kerja padat karya sebagai solusi
memberantas kemiskinan, pembangunan infrastruktur , penciptaan iklim usaha
yang kondusif, dan pemilihan teknologi yang tepat guna sebagai solusi
pemerataan kesempatan kerja.
2. Untuk menghadapi ancaman yang berdimensi ekonomi dari eksternal, Indonesia
harus membangun dan menjaga hubungan baik dengan negara-negara utama
dalam tatanan ekonomi-politik dunia.
3. Unsur pertahanan militer dalam menghadapi ancaman berdimensi ekonomi,
mengembangkan pilihan strategis untuk membantu unsure utama dari
pertahanan non-militer. Dalam hal ini keterlibatan lapis pertahanan militer
diwujudkan dalam meningkatkan usaha pertahanan untuk menciptakan kondisi
keamanan nasional yang terkendali, membantu kelancaran distribusi komoditas
dan kebutuhan pokok masyarakat, terutama di daerah-daerah pedalaman dan
terisolasi yang tidak dapat dijangkau dengan sarana transportasi umum.
Ancaman indonesia di bidang sosial dan budaya dapat dibedakan menjadi dua
kategori yakni dari dalam dan dari luar. Ancaman sosial dan budaya dari dalam
adalah kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan dan ketidakadilan yang beredar di
suatu negara. isu isu tersebut akan menjadi cikal bakal segala permasalahan yang
muncul seperti terorisme, gerakan separatisme, tindak kekerasan yang bersifat
mengancam keutuhan persatuan dan kesatuan rakyat, bangsa, dan negara.
Sedangkan faktor dari luar adalah seperti masuknya nilai nilau budaya asing dan
menggeser bahkan menggantikan tempat budaya dalam negeri sendiri. Hal ini dapat
disebabkan oleh adanya perkembangan teknologi baik teknologi informasi maupun
telekomunikasi yang notabennya memudahkan masyarakat untuk mengakses
informasi maupun berhubungan dengan seseorang sekalipun terpaut dalam jarak
yang jauh. Hal ini lama kelamaan akan menyebabkan melemahnya nilai sosial dan
budaya dalam sebuah negara yang akhirnya akan menjadi penyebab utama suatu
bangsa mudah diserang dari bidang non militer.
Untuk dapat memahami hubungan antara arus perkembangan teknologi dengan
ancaman sosial dan budaya maka simaklah artikel sebelumnya yang
berjudul Globalisasi: Pengertian, Penyebab dan Dampak Globalisasi
Dalam rangka upaya Indonesia menghadapi ancaman di bidang sosial budaya yang
pengaruhnya dari luar maka Indonesia melakukan beberapa langkah, strategi dan
upaya seperti:
1. Memelihara keselarasan dan keseimbangan fundamental.
2. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya bertoleransi.
3. Menghargai adanya perbedaan. (Untuk memahami pentingnya menghargai
perbedaan maka simaklah artikel sebelumnya yang berjudul 5 Faktor
Penyebab Keberagaman Masyarakat Indonesia.

2.5 Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Sosial Budaya


Ancaman yang berdimensi sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari
dalam dan ancaman dari luar. Ancaman dari dalam didorong oleh isu kemiskinan,
kebo dohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu-isu tersebut menjadi titik
pangkal segala permasalahan , seperti separatisme, erorisme, kekerasan yang
mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, nasionalisme, dan patriotisme.
Ancaman dari luar berupa penetrasi nilai-nilai budaya dari luar negri yang sulit
dibendung mempengaruhi tata nilai sampai pada tingkat lokal. Kemajuan teknologi
informasi mengakibatkan dunia menjadi desa global tempat interaksi
antarmasyarakat terjadi secara langsung. Sebagai akibatmya, terjadi benturan tata
nilai sehingga lambat-laun nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa semakin
terdesak misalnya oleh nilai-nilai individualisme, konsumerisme, dan hedonisme.
Dalam menghadapi pengaruh dari luar yang dapat membahayakan kelangsungan
hidup sosial budaya, Bangsa Indonesia berusaha memelihara keseimbangan dan
keselarasan fundamental, yaitu keseimbangan antara manusia dengan alam semesta,
manusia dengan masyarakat, manusia dengan Tuhan, keseimbangan kemajuan lahir
dan kesejahteraan batin. Kesadaran akan perlunya keseimbangan dan keserasian
melahirkan toleransi yang tinggi, sehingga menjadi bangsa yang berbhinneka dan
bertekad untuk selalu hidup bersatu dengan memperhatikan perkembangan tradisi,
pendidikan, kepemimpinan, integrasi nasional, kepribadian bangsa, persatuan dan
kesatuan bangsa, dan pelestarian alam.

2.6 Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Teknologi dan Informasi


Perkembangan teknologi dan informasi semakin lama semakin pesat. Sebagai
negara yang ingin masyarakatnya maju dan tidak mau tertinggal dengan negara-
negara lain, Indonesia harus mengikuti perkembangan tersebut. Ancaman di bidang
teknologi dan informasi tidak jauh berbeda dengan bidang sosial budaya, yaitu
melalui perkembangan IPTEK banyak pengaruh budaya dan kebudayaan luar yang
sesuai ataupun tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia masuk dengan
mudahnya. Selain itu, dengan perkembangan teknologi semakin marak terjadi
kejahatan teknologi atau cybercrime.
Strategi bangsa Indonesia dalam mencegah terjadinya ancaman bidang teknologi
dan informasi adalah dengan membatasi diri dalam mengakses internet. Selain itu,
dengan peningkatan pemahaman terhadap agama dan Pancasila sehingga dapat
menjadi benteng terhadap hal-hal yang bertentangan dengan kepribadian kita,
misalnya gaya hidup, sikap dan budaya asing.

2.7 Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Keselamatan Umum


Ancaman bagi keselamatan umum dapat terjadi karena bencana alam, misalnya
gempa bumi, meletusnya gunung, dan tsunami. Ancaman karena manusia, misalnya
penggunaan obat-obatan dan bahan kimia, pembuangan limbah industry, kebakaran,
serta kecelakaan transportasi. Strategi dalam menghadapi ancaman keselamatan
umum misalnya sebagai berikut:
1. Menjaga keseimbangan alam.
2. Menjaga kebersihan lingkungan.
3. Membuat kebijakan atau peraturan yang jelas dan tegas terhadap pemakaian
obat-obatan sesuai dosisnya.
4. Menegakkan hukum terhadap pemakaian bahan kimia yang melebihi dosis
yang dapat membahayakan manusia khususnya dan makhluk hidup lain pada
umumnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ancaman Non-militer adalah ancaman yang tidak menggunakan kekuatan senjata
tetapi jika dibiarkan akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara, dan keselamatan segenap bangsa. Yang bertugas menghadapi ancaman non-
militer adalah lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sesuai dengan bentuk
dan sifat ancaman yang dihadapi dengan di dukung oleh unsur unsur lain dari
kekuatan bangsa.
Inti pertahanan nonmiliter adalah pertahanan secara nonfisik yang tidak
menggunakan senjata, tetapi pemberdayaan faktor-faktor ideologi, politik, ekonomi,
psikologi, sosial budaya, dan teknologi melalui profesi, pengetahuan dan keahlian
serta kecerdasan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan.
Sehingga dalam menghadapi ancaman nonmiliter menempatkan lembaga pemerintah
di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat
ancaman yang dihadapi dengan di dukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan
bangsa.
Beberapa strategi yang diperlukan untuk menghadapi ancaman non-militer yaitu
diantaranya : strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ideologi, strategi dalam
menghadapi ancaman di bidang politik, strategi dalam menghadapi ancaman di
bidang ekonomi, strategi dalam menghadapi ancaman di bidang sosial budaya.
3.2 Saran
Dalam membuat makalah seharusnya kita lebih memperhatikan sistematika
makalah. Menyusun sebaik mungkin sehingga pembaca mudah dalam memahami isi
makalah. Jika membuat makalah alangkah baiknya tidak bertele-tele dalam
menguraikan isi sehingga pembaca tidak merasa bosan.
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.

Daftar Pustaka

Kemendikbud RI.2015.Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan.Jakarta.Kemendikbud
http://ppkn-smp.blogspot.co.id/2015/03/ancaman-non-militer-bidang-ekonomi-
dan.html
http://www.kompasiana.com/daris/ancaman-militer-dan-
nirmiliter_5508e9a6a33311da5b2e3fc9
http://www.habibullahurl.com/2015/05/pengertian-ancaman-tantangan-hambatan-
gangguan.html

Anda mungkin juga menyukai