Anda di halaman 1dari 4

PERTEMUAN 6

TEKS EKSPLANASI

A. Menelaah Ciri Kebahasaan Teks Eksplanasi

Kaidah kebahasaan teks eksplanasi  antara lain sebagai berikut. 


1. Banyak menggunakan kata yang bermakna denotatif.
2. Banyak menggunakan konjungsi kausalitas ataupun kronologis.
1) Konjungsi kausaltias, antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga.
2) Konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu, setelah itu, pada
akhirnya.
3. Banyak menggunakan keterangan waktu pada kalimat-kalimatnya.
Berikut contohnya.
Pada bulan keempat, muka telah kian tampak seperti manusia. Dalam bulan
kelima rambut-rambut mulai tumbuh pada kepala. Selama bulan keenam, alis dan bulu mata
timbul. Setelah tujuh bulan, fetus mirip kulit orangtua dengan kulit merah
berkeriput. Selama bulan kedelapan dan kesembilan, lemak ditimbun di bawah kulit
sehingga perlahan-lahan menghilangkan sebagian keriput pada kulit. Kaki membulat. Kuku
keluar pada ujung-ujung jari. Rambut asli rontok dan terus menjadi sempurna dan siap
dilahirkan.
4. Banyak menggunakan kata ganti benda, baik konkret ataupun abstrak, seperti demonstrasi,
banjir, gerhana, embrio, kesenian daerah; dan bukan kata ganti orang, seperti ia, dia, mereka.
Oleh karena objek yang dijelaskannya itu berupa fenomena, tidak berbentuk personal
(nonhuman participation),
5. Banyak menggunakan kata kerja pasif. Seperti kata terlihat, terbagi, terwujud, terakhir,
dimulai, ditimbun, dan dilahirkan.
6. Banyak menggunakan kata teknis atau peristilahan, sesuai dengan topik yang dibahasnya.
Apabila topiknya tentang kelahiran, istilah-istilah biologi yang muncul. Demikian pula
apabila topiknya tentang kesenian daerah, istilah-istilah budaya yang banyak digunakan.
Apabila topiknya tentang fenomena kebaikan BBM, maka istilah ekonomi dan sosial yang
akan banyak muncul.

B. Menulis Teks Eksplanasi Berdasarkan Struktur dan Kebahasaan

Hal penting yang perlu mendapat perhatian utama dalam menyusun teks eksplanasi adalah
bahwa teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan proses terjadinya suatu fenomena,
baik itu berkenaan dengan alam, budaya, ataupun sosial. Adapun pengembangannya bisa
berpola kronologis ataupun kausalitas. Teks eksplanasi tergolong ke dalam genre faktual. Oleh
karena itu, topik-topik yang dipilih haruslah berupa topik yang dapat memperluas wawasan
ataupun pengetahuan pembacanya tentang suatu proses. Adapun yang dimaksud dengan
proses merupakan suatu urutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Paparannya harus
berdasarkan fakta ataupun pendapat-pendapat yang benar; bukan hasil imajinasi, rekaan,
ataupun sesuatu yang bersifat fiktif. Hal lain yang harus diperhatikan di dalam penulisan teks
eksplanasi adalah hubungan antarbagiannya yang berupa peristiwa. Pola hubungan
antarperistiwa itu disusun dalam bentuk kronologis ataupun sebab akibat. Bentuknya
dinyatakan dengan konjungsi yang digunakannya sebagai berikut.
a. Hubungan kronologis: kemudian, sebelumnya, sesudahnya, lalu, bahkan, selanjutnya,
akhirnya.
b. Hubungan sebab akibat: sebab itu, oleh karena.

Untuk menyusun kedua pola itu, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.


 Penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
 Penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
 Penulis menjelaskan setiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga pembaca
dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas (Kosasih, 2014: 191)
Adapun langkah-langkah penyususannya adalah sebagai berikut.
a. Menentukan satu fenomena peristiwa alam atau sosial budaya
Misalnya, peristiwa alam gempa bumi
b. Mendafar topik- topik yang dapat dikembangkan menjadi teks eksplanasi
Contoh:
1) pengertian gempa bumi
2) proses terjadinya gempa bumi
3) akibat gempa bumi
4) penyebab gempa bumi
5) gempa bumi vulkanik dan tektonik
6) waktu terjadinya gempa
7) daerah yang terkena gempa
8) yang harus dilakukan untuk menghadapi gempa bumi
9) yang harus dilakukan saat terjadinya gempa

c. Menyusun kerangka teks, yakni dengan menomori topik-topik itu sesuai dengan struktur
baku dari teks ekspalanasi, yang paragraf-paragrafnya dapat disusun secara kausalitas atau
kronologis.
Dalam tahap ini, dapat saja membuat topik yang kita anggap tidak sesuai atau
menggantinya dengan topik yang lain.

Struktur Teks eksplanasi Topik-Topik


a) pengertian gempa bumi
1) Identifkasi fenomena b) daerah/tempat terjadinya gempa.
c) macam gempa bumi
a) proses terjadinya gempa tektonik
2) Proses kejadian b) proses terjadinya gempa vulkanik
c) akibat gempa
a) simpulan waktu terjadinya gempa
3) Ulasan b) tindakan persiapan menghadapi gempa
c) tindakan saat terjadi gempa

Adapun pengembangan paragrafnya, kita dapat menyusun kerangka seperti berikut.


Contoh:

i. pengertian gempa bumi


ii. daerah/tempat terjadinya gempa.
iii. macam gempa bumi
iv. proses terjadinya gempa tektonik
v. proses terjadinya gempa vulkanik
vi. akibat gempa
vii. simpulan waktu terjadinya gempa
viii. tindakan persiapan menghadapi gempa
ix. tindakan saat terjadi gempa.

d. Pengumpulan data
Dalam hal ini kita bisa melakukannya dengan membaca berbagai referensi, melakukan observasi,
dan wawancara.
e. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks eksplanasi yang lengkap dan utuh,
dengan memperhatikan struktur bakunya: identifkasi fenomena, proses kejadian, dan ulasan.
Dalam tahap ini kita harus menjadikan topik-topik itu menjadi kalimat yang jelas. Kita pun dapat
saja membuat kalimat yang fungsinya sebagai pengikat, seperti konjungsi-konjungsi yang biasa
digunakan dalam teks eksplanasi, sehingga kalimat-kalimat itu terjalin secara lebih kompak dan
padu.
Berikut contoh pengembangan paragraf untuk teks eksplanasi.

Gempa Bumi

Gempa bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi karena pergerakan lapisan batu bumi
yang berasal dari dasar atau bawah permukaan bumi. Peristiwa alam itu sering terjadi di daerah
yang berada dekat dengan gunung berapi dan juga di daerah yang dikelilingi lautan luas.
            Berdasarkan penyebab terjadinya, gempa bumi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu gempa
tektonik dan gempa vulkanik. Gempa tektonik terjadi karena lapisan kerak bumi menjadi genting
atau lunak sehingga mengalami pergerakan. Teori “Tektonik Plate” berisi penjelasan bahwa bumi
kita ini terdiri atas beberapa lapisan batuan. Sebagian besar daerah lapisan kerak ini akan hanyut
dan mengapung di lapisan, seperti halnya salju. Lapisan ini bergerak sangat perlahan sehingga
terpecah-pecah dan bertabrakan satu dengan yang lain, itulah sebabnya mengapa gempa bumi
terjadi. Sementara itu, gempa bumi vulkanik terjadi karena adanya letusan gunung berapi yang
sangat dahsyat. Sehingga tanah di sekitar gunung bergetar bahkan getarannya sampai terasa jauh,
hal itu menjadi sebab gempa vulkanik. Gempa vulkanik ini lebih jarang terjadi jika dibandingkan
dengan gempa tektonik.
Peristiwa gempa bumi yang terjadi begitu cepat dapat menimbulkan dampak yang sangat luar
biasa. Getaran gempa bumi sangat kuat dan merambat ke segala arah sehingga dapat
menghancurkan bangunan dan menimbulkan korban jiwa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gempa dapat terjadi kapan saja, tanpa mengenal
musim. Mesikpun demikian, konsentrasi gempa cenderung terjadi di tempat-tempat tertentu saja,
seperti pada batas Plat Pasifik. Tempat ini dikenal dengan lingkaran api karena banyaknya gunung
berapi. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan oleh individu/masyarakat sebelum terjadi gempa
adalah mengetahui jalan yang paling aman untuk meninggalkan rumah jika terjadi gempa.
Sedangkan saat terjadi gempa adalah menjauhi jendela kaca, kompor atau peralatan rumah tangga
yang mungkin akan jatuh.

f.     Menyunting teks eksplanasi yang ditulis teman. Tujuannya untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan
yang mungkin ada dalam teks itu, misalnya berkenaan dengan
 isi teks,
 struktur
 kaidah kebahasaan, dan
 ejaan/tanda bacanya.

Rujukan

Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung:
Yrama Widya
Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi  Tahun 2017. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi  Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Pola Pengembangan Isi Teks Eksplanasi


Pola pengembangan teks adalah pengembangan paragraf yang disusun dari beberapa kalimat
secara runut sehingga membentuk suatu gagasan utuh yang jelas dan sesuai dengan maksud
dari teks yang ditulis. Suatu teks yang baik, apapun jenisnya harus memiliki pola
pengembangan teks yang tepat sesuai dengan kebutuhan utama dari teks tersebut.
Teks ini juga memiliki beberapa pola pengembangan yang berbeda satu sama lain. Menurut
Kosasih dan Kurniawan (2019, hlm. 114) Berdasarkan pola pengembangannya, secara umum
tekeksplanasi dapat dikatakan terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Pola Kronologis / Proses
Teks eksplanasi yang disusun berdasarkan urutan waktu yang menjelaskan suatu proses
terjadinya fenomena atau bagaimana urutan kejadian suatu peristiwa.
2. Pola Kausalitas / Sebab Akibat
Yaitu teks yang disusun berdasarkan hubungan sebab akibat yang menjelaskan mengapa atau
bagaimana suatu peristiwa atau fenomena terjadi.
Ciri Teks Eksplanasi
Berdasarkan berbagai penjabaran yang telah disampaikan sebelumnya, dapat ditarik
kesimpulan bahwa ciri-ciri teks eksplanasi adalah sebagai berikut:
1. Strukturnya terdiri atas pernyataan umum (gambaran awal tentang apa yang disampaikan),
deretan penjelas (inti penjelasan apa yang disampaikan), dan interpretasi (pandangan atau
simpulan).
2. Memuat informasi berdasarkan fakta atau biasa disebut informasi faktual.
3. Faktualnya memuat informasi yang bersifat keilmuan, misalnya tentang sains (Kemdikbud,
2017, hlm. 58).

Contoh Teks Eksplanasi


Berikut adalah beberapa contoh teks eksplanasi berdasarkan pola pengembangan
kausalitas (sebab akibat) dan kronologis (proses).
Eksplanasi Kausalitas (Sebab Akibat)
Gunung Meletus
Gunung meletus adalah peristiwa keluarnya endapan magma dari perut bumi yang
didorong oleh gas bertekanan tinggi yang terjadi pada gunung berapi. Hasil letusan gunung
berapi antara lain: lava, lahar, gas vulkanik, hujan abu, dan awan panas. Pada akhirnya
fenomena bencana tersebut akan menyebabkan berbagai kerusakan seperti kerusakan
lingkungan, tercemarnya udara dan bahaya langsung bagi makhluk hidup yang ada di
sekitarnya.
Penyebab Mencairnya Es di Kutub
Mencairnya es di kutub utara dan selatan, kenaikan permukaan laut, dan kenaikan suhu
secara global adalah beberapa akibat atau dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan
global. Adapun pemanasan global sendiri disebabkan oleh gas rumah kaca yang terbentuk
dari komponen-komponen gas berbahaya seperti CO2, N2O, dan CH4.
Eksplanasi Kronologis (Proses)
Proses Terjadinya Gunung Meletus
Mula-mula suhu di sekitar akan naik dan mata air di sekitar akan menjadi kering. Lalu
gunung akan mengeluarkan suara bergemuruh, kadang disertai getaran atau gempa kecil.
Kemudian Endapan magma terdorong dari perut bumi oleh gas bertekanan tinggi. Setelah
itu letusan gunung berapi menghasilkan lava, lahar, gas vulkanik, hujan abu dan awan yang
panas.
Perkembangan Ilmu Astronomi
Sejak dahulu kala, para astronom (ahli bintang) mempelajari bintang-bintang di langit
malam. Kemudian, mereka berhasil melihatnya melalui teleskop. Sekarang, kita dapat
mempelajari luar angkasa dari dekat dengan pesawat satelit dan kendaraan antariksa yang
melakukan perjalanan ke planet-planet. Para astronom menemukan berbagai penemuan
yang luar biasa di sana.

Anda mungkin juga menyukai