Anda di halaman 1dari 3

PERTEMUAN 5

TEKS EKSPLANASI

1. Mengidentifikasi Informasi dalam Teks Eksplanasi


Teks eksplanasi dapat disamakan dengan teks yang menceritakan prosedur atau proses
terjadinya sesuatu. Dengan teks tersebut, pembaca dapat memperoleh pemahaman mengenai latar
belakang terjadi sesuatu secara jelas dan logis. Teks eksplanasi menggunakan banyak fakta dan
pernyataan-pernyataan yang memiliki hubungan sebab akibat (kausalitas). Namun, sebab-sebab
ataupun akibat-akibat itu berupa sekumpulan fakta menurut penulisnya.

Contoh teks eksplanasi


Akhir-akhir ini demonstrasi kerap terjadi di hampir setiap waktu dan terjadi di berbagai tempat.
Bahkan, demonstrasi sudah menjadi fenomena yang lumrah di tengah-tengah masyarakat kita.
Menanggapi fenomena tersebut, seorang kepala daerah menyatakan bahwa penyebab demonstrasi dan
anarkisme tidak lain adalah faktor laparnya masyarakat. Lantas ia mencontohkan rakyat Malaysia dan
Brunei yang adem ayem, lantaran kesejahteraan mereka terpenuhi maka demonstrasi di negara-negara
itu jarang terjadi.
Tentu saja komentar tersebut menyulut reaksi para mahasiswa. Mereka memprotes dan meminta
sang bupati mencabut kembali pernyataannya. Para mahasiswa tidak terima dan tidak merasa memiliki
motif serendah itu. Mereka berpendirian bahwa demonstrasi yang biasa mereka lakukan murni untuk
memperjuangkan kebenaran dan melawan kemunkaran yang terjadi di hadapannya.
Persoalannya kemudian, pendapat manakah yang benar; sang bupati atau pihak mahasiswa ataupun
komponen-komponen masyarakat lainnya? Barangkali logika sang bupati dikaitkan dengan kebiasaan
bayi atau anak  kecil yang memang begitu adanya. Kalau seorang bayi merasa lapar, ia akan ngamuk:
menangis dan meronta-ronta. Namun, apabila logika sang bupati dibawa pada konteks yang lebih luas,
jelaslah tidak relevan, misalnya membandingkan dengan kondisi rakyat di Malaysia ataupun Brunei
yang adem-ayem, tidak seperti halnya rakyat Indonesia yang gampangan.
Demonstrasi massa tidak selalu disebabkan oleh urusan perut, bahkan banyak peristiwa yang sama
sekali tidak didasari oleh motif itu. Dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, Abraham Maslow
membaginya ke dalam beberapa tingkatan. Kebutuhan yang paling mendasar adalah makan dan
minum. Sementara itu, yang paling puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi diri.
Namun demikian, pada umumnya demonstrasi massa justru lebih didasari oleh kebutuhan tingkatan
akhir itu. Masyarakat berdemonstrasi karena membutuhkan pengakuan dari pemerintah ataupun pihak-
pihak lain agar hak-hak dan eksistensi mereka diakui. Oleh karena merasa dibiarkan, hak-haknya
diingkari, bahkan dinistakan, kemudian mereka berusaha untuk menunjukkan jati dirinya dengan cara
berdemonstrasi.
Banyak fakta dapat membuktikannya. Demonstrasi massa pada awalawal reformasi di negeri ini
pada  tahun 1997-1998, bukan dilakukan oleh rakyat miskin ataupun orang-orang lapar. Justru hal itu
dilakukan oleh warga dari kalangan menengah ke atas, dalam hal ini adalah mahasiswa dan golongan
intelektual. Belum lagi kalau merujuk pada kasus-kasus yang terjadi di luar negeri. Dalam beragam
sekala (besar atau kecil), demonstrasi bukan hal aneh lagi bagi negara-negara Eropa. Demonstrasi yang
mereka lakukan sudah barang tentu tidak didorong oleh kondisi perut yang lapar karena mereka pada
umumnya dalam kondisi yang sangat makmur.
Perbandingan yang cukup kontras dengan melihat peristiwa terbaru di Kora Utara. Kondisi sosial
ekonomi warga negaranya sangat jauh terbelakang. Kemiskinan menjadi pemandangan umum hampir
melanda di seluruh pelosok negeri. Akan tetapi, ketika Kim Jong-Il, pimpinannya itu meninggal, tak
ada upaya penggulingan kekuasaan ataupun demonstrasi untuk menuntut perubahan politik di
negerinya. Padahal peluang untuk itu lebih terbuka. Justru yang terjadi kemudian hampir seluruh
warganya menunduk hidmat, mengantar jenazah pimpinannya ke liang lahat. Juga apabila kembali
melihat kondisi warga di negeri ini. Kemiskinan sangat akrab di pinggiran kota dan di sudut-sudut desa
di berbagai pelosok. Akan tetapi, mereka jarang melakukan demonstrasi: hanya satudua peristiwa.
Justru yang jauh  lebih getol melakukan hal itu adalah warga yang tinggal pusat-pusat kota, yang
secara umum mereka lebih makmur. Dengan fakta-fakta semacam itu, nyatalah bahwa kemiskinan
bukanlah penyebab utama untuk terjadinya gelombang demonstrasi. Akan tetapi, fenomena tersebut
lebih disebabkan oleh kemampuan berpikir kritis dari warga masyarakat. Mereka tahu akan hak-
haknya, mengerti pula bahwa di sekitarnya telah terjadi pelanggaran dan kesewenang-wenangan.
Mereka kemudian melakukan protes dan menyampaikan sejumlah tuntutan.
Apabila faktor-faktor itu tidak ada di dalam diri mereka, apapun yang terjadi di sekitarnya, mereka
akan seperti kerbau dicocok hidung: manggutmanggut dan berkata “ya”  pada apapun tindakan dari
impinannya meskipun menyimpang, dan bahkan menzalimi mereka sendiri.
(Sumber: Kosasih).

Teks di atas terdiri atas paragraf-paragraf yang merupakan paparan tentang akibat sebab maraknya
demonstrasi di tengah-tengah masyarakat. Teks itu pun dapat dikelompokkan sebagai teks eksplanasi.
Dari teks semacam itu diharapkan para pembaca dapat memahami proses berlangsungnya suatu
peristiwa yang bersifat kausalitas dengan sejelasjelasnya.
Dalam teks eksplanasi, penulis menggunakan banyak fakta yang fungsinya sebagai penyebab atau
akibat terjadinya suatu peristiwa. Bahkan, dapat dikatakan bahwa teks eksplanasi hampir semuanya
berupa fakta.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan kembali paragraf pertama di atas. Paragraf tersebut dibentuk oleh
empat buah kalimat yang semuanya berupa fakta .
Kalimat Keterangan
1. Kondisi sosial ekonomi warga negaranya sangat jauh terbelakang. Kemiskinan fakta
menjadi pemandangan umum hampir melanda di seluruh
pelosok negeri. Akan tetapi, ketika Kim Jong Il, pimpinannya itu meninggal, tak ada
upaya penggulingan kekuasaan ataupun demonstrasi untuk menuntut perubahan
politik di negerinya. Padahal peluang untuk itu lebih terbuka. Justru yang terjadi
kemudian hampir seluruh warganya menunduk hidmat, mengantar jenazah
pimpinannya ke liang lahat.
2. Juga apabila kembali melihat kondisi warga di negeri ini. Kemiskinan sangat fakta
akrab di pinggiran kota dan di sudut-sudut desa di berbagai pelosok. Akan tetapi,
mereka jarang melakukan demonstrasi: hanya satu-dua peristiwa. Justru yang jauh
lebih getol melakukan hal itu adalah
warga yang tinggal pusat-pusat kota, yang secara umum mereka lebih makmur.

Contoh 2
Kalau memang sudah terkena anemia, jenis-jenis asupan alamiah seperti dari makanan, sudah tak
praktis lagi. Ini disebakan, makanan berzat besi perlu dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan itu
tak memungkinkan. Makanya, asupan zat besi perlu ditambahkan sampai anemianya terkoreksi..
Biasanya, mereka merasa kembali sehat ketika sehari-dua setelah mengkonsumsi asupan zat besi.
Namun, itu menghilangkan gejalanya saja. Padahal, penyakitnya masih ada sewaktuwaktu bisa
muncul kembali. Oleh karena itu, agar anemia terkoreksi, dibutuhkan zat besi yang cukup sebagai
cadangan di dalam tubuh. Cadangan zat besi itu berguna untuk mengganti sel darah merah yang
hilang. Biasanya, asupan itu terus dikonsumsi selama satu-tiga bulansampai anemianya terkoreksi
betul.

Teks tersebut tergolong ke dalam bentuk teks eksplanasi. Di dalamnya tergambar suatu paparan
proses. Teks tersebut memaparkan secara kausalitas tentang proses penyembuhan penyakit anemia.
Pembacanya pun memperoleh pemahaman yang sangat jelas tentang cara-cara penyembuhan
penyakit itu. Dengan contoh di atas, teks yang menjelaskan suatu proses, urutan kegiatan yang
bersifat  kausalitas, dapat digolongkan ke dalam teks eksplanasi.

Teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan suatu proses atau peristiwa tentang asal-usul,
proses, atau perkembangan suatu fenomena, mungkin berupa peristiwa alam, sosial, ataupun budaya
(Kosasih, 2014:178)

Fungsi Teks Eksplanasi


Teks eksplanasi  berfungsi untuk memperluas wawasan, pengetahuan, dan keyakinan para  pembaca
ataupun pendengarnya. Dengan demikian, pembaca menjadi tahu fenomena yang ada di sekitarnya
atau bahkan di tingkat nasional dan luar negeri. Fenomena dimaksud berupa fenomena sosial,
budaya, politik, kriminalitas, dan lainnya. Khalayak menjadi tahu dan memiliki wawasan yang lebih
luas sehingga akan berpengaruh pula pada sikap dan tindakannya di dalam kehidupan sehari-hari.

2. Struktur Teks Ekplanasi


Struktur teks eksplanasi dibentuk oleh bagian-bagian berikut.
a. Identifikasi fenomena (phenomenon identification), mengidentifikasi sesuatu yang  akan diterangkan.
b. Penggambaran rangkaian kejadian (explanation sequence), memerinci proses kejadian yang relevan
dengan fenomena yang diterangkan sebagai pertanyaan atas bagaimana  atau mengapa.
    1) Rincian yang berpola atas pertanyaan “bagaimana” akan melahirkan uraian yang tersusun secara
kronologis ataupun gradual. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya  disusun berdasarkan urutan waktu.
    2) Rincian yang berpola atas pertanyaan “mengapa” akan melahirkan uraian yang tersusun secara
kausalitas. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan hubungan sebab akibat.
c. Ulasan (review), berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas kejadian yang  dipaparkan
sebelumnya.

Contoh teks eksplanasi dan analisis strukturnya


Kebakaran Hutan

       Kebakaran hutan adalah peristiwa di mana wilayah yang memiliki banyak tumbuhan lebat (pohon),
semak belukar, paku-pakuan, rumput, dan lain-lain atau yang dikenal hutan mengalami perubahan bentuk
yang disebabkan oleh aktifitas pembakaran secara besar-besaran. Kebakaran hutan merupakan suatu
keadaan dimana hutan di landa api sehingga memberi dampak negatif maupun positif. Berdasarkan fakta
yang ada dampak negatif kebakaran hutan jauh lebih mendominasi dari pada dampak positifnya.
        Faktor penyebab terjadinya kebakaran hutan ada dua macam yaitu faktor alam dan faktor manusia.
Kebakaran hutan yang terjadi karena faktor alam sering disebabkan oleh musim kemarau berkepanjangan,
sambaran petir. dan aktifitas vulkanik yang biasanya mengeluarkan lahar dan awan panas yang dapat
menyebabkan terjadinya kebakaran. Kebakaran di bawah tanah (Ground Fire) juga termasuk faktor alam
karena pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran diatas tanah pada saat musim kemarau
ketika cuaca sedang panas-panasnya.
       Kebakaran hutan di Indonesia, hampir 95 persen kebakaran hutan di sebabkan oleh ulah manusia.
Faktor manusia  sering kali dilakukan dengan unsur kesengajaan oleh manusia seperti kelalaian
membuang putung rokok, membakar hutan dalam rangka pembukaan lahan, api unggun yang lupa
dimatikan atau tidak benar-benar mati saat ditinggalkan, pembakaran sampah, dan berbagai kelalaian
lainnya. Kebakaran jenis ini sering terjadi di hutan-hutan di gunung-gunung yang sering dikunjungi
pecinta alam (pendaki gunung) di pulau Jawa seperti kebakaran hutan digunung sindoro pada september
2015.
       Kebakaran hutan berdamapak kegundulan hutan yang bisa menyebabkan tanah longsor dan banjir
menerjang yang di karenakan kegundulan hutan. Kebakaran hutan selalu membawa kerusakan besar bagi
lingkungan, ekosistem alam, dan korban manusia. Kerusakan lingkungan, misalnya kekeringan karena
berkurangnya sumber daya air, pencemaran udara, dan emisi gas CO2 ke atnosfer yang menyebabkan
hujan asam. Kerusakan ekosistem alam, misalnya musnahnya satwa dan tumbuhan yang hidup didalam
hutan. Kadangkala terjadi korban jiwa karena terinfeksi di saluran pernapasan dan biasanya terkena
kanker paru-paru terutama untuk yang berusia  lanjut dan anak-anak yang menghirup udara yang sudah
terkontamisai oleh asap kebakaran hutan.
       Dengan kesadaran pribadi, kita harus menjaga hutan agar tidak terjadi kebakaran. Kita bisa mencegah
kebakaran hutan dengan cara tidak membuang barang yang mudah terbakar di hutan (putung rokok), tidak
membakar hutan untuk pembukaan lahan dan segera mematikan api yang sudah tidak dipakai lagi.
Dengan begitu kita telah ikut berpartisipsi melestarikan hutan.

Penjelasan

Paragraf pertama tersebut merupakan bagian identifikasi fenomena atau pernyataan umum.
Paragraf kedua sampai dengan kelima merupakan bagian penggambaran rangkaian kejadian atau deretan
penjelas. Paragraf keenam merupakan bagian ulasan atau iterpretasi.

Anda mungkin juga menyukai