Disusun Oleh:
Jetro Limbong
Pernahkah kamu mendengar istilah eksplanasi? Teks eksplanasi merupakan sebuah karangan
yang berisi penjelasan-penjelasan lengkap mengenai suatu topik yang berhubungan dengan berbagai
fenomena, baik fenomena alam maupun sosial yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Teks ini
bertujuan untuk memberikan informasi sejelas-jelasnya kepada pembaca agar paham atau mengerti
tentang suatu fenomena yang terjadi.
Teks eksplanasi dapat disamakan dengan teks yang menceritakan prosedur atau proses terjadinya
sesuatu. Dengan teks tersebut, pembaca dapat memperoleh pemahaman mengenai latar belakang
terjadi sesuatu secara jelas dan logis. Teks eksplanasi menggunakan banyak fakta dan pernyataan-
pernyataan yang memiliki hubungan sebab akibat (kausalitas). Namun, sebab-sebab ataupun akibat-
akibat itu berupa sekumpulan fakta menurut penulisnya..
Dalam bahan ajar ini berisikan materi tentang mengidentifikasi informasi dalam teks eksplanasi,
mengonstruksi informasi dalam teks eksplanasi, menganalisis struktur dan kebahasaan teks
eksplanasi dan mengembangkan teks eksplanasi dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.
Informasi materi, contoh soal, dan soal latihan disediakan dalam bahan ajar ini untuk membantu
dalam memahami konsep yang dipelajari.
A. KOMPETENSI INTI
KI 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4Ng Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. KOMPETENSI DASAR
3.3 Mengidentifikasi informasi (pengetahuan dan urutan kejadian) dalam teks ekplanasi lisan dan tulis
3.4 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksplanasi
4.3 Mengkonstruksi informasi (pengetahuan dan urutan kejadian) dalam teks eksplanasi secara lisan
dan tulis
4.4 Memproduksi teks eksplanasi secara lisan atau tulis dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.3.1 Menganalisis teks eksplanasi dengan memerhatikan isi,urutan kejadian, hubungan kausalitas,
dan topik.
3.3.2 Menulis kembali informasi (pengetahuan dan urutan kejadian) dalam teks eksplanasi secara
lisan dan tulis
3.4.1 Mengidentifikasi teks eksplanasi dengan memerhatikan istilah, pokok isi, referensi, dan
pengetahuan dan urutan kejadian yang menunjukkan hubungan kausalitas.
3.4.2 Menyusun teks eksplanasi dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan.
4.3.1 Mempresentasikan, mengomentari, dan merevisi teks eksplanasi yang disusun.
4.4.2 Mempresentasikan, memberikan komentar, dan merevisi teks eksplanasi yang dibuatnya
dalam diskusi kelompok.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Setelah membaca teks eksplanasi melalui power point, peserta didik mampu memahami
informasi berupa pengetahuan dan urutan kejadian dari teks eksplanasi
b. Setelah melakukan diskusi, peserta didik mampu menemukan gagasan umum dan fakta penting
dalam teks eksplanasi
c. Setelah menonton video dan melakukan diskusi, peserta didik mampu mengomentari isi teks
eksplanasi secara lisan atau tertulis
d. Setelah membaca teks eksplanasi melalui tayangan power point, peserta didik mampu
menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksplanasi
e. Setelah membaca teks eksplanasi melalui tayangan power point, peserta didik mampu menulis
sesuai struktur dan kebahasaan teks eksplanasi
E. PETA KONSEP
F. MATERI PEMBELAJARAN
Akhir-akhir ini demonstrasi kerap terjadi di hampir setiap waktu dan terjadi di berbagai tempat.
Bahkan, demonstrasi sudah menjadi fenomena yang lumrah di tengah-tengah masyarakat kita.
Menanggapi fenomena tersebut, seorang kepala daerah menyatakan bahwa penyebab demonstrasi dan
anarkisme tidak lain adalah faktor laparnya masyarakat. Lantas ia mencontohkan rakyat Malaysia dan
Brunei yang adem ayem, lantaran kesejahteraan mereka terpenuhi maka demonstrasi di negara-negara itu
jarang terjadi.
Tentu saja komentar tersebut menyulut reaksi para mahasiswa. Mereka memprotes dan meminta
sang bupati mencabut kembali pernyataannya. Para mahasiswa tidak terima dan tidak merasa memiliki
motif serendah itu. Mereka berpendirian bahwa demonstrasi yang biasa mereka lakukan murni untuk
memperjuangkan kebenaran dan melawan kemunkaran yang terjadi di hadapannya.
Persoalannya kemudian, pendapat manakah yang benar; sang bupati atau pihak mahasiswa
ataupun komponen-komponen masyarakat lainnya? Barangkali logika sang bupati dikaitkan dengan
kebiasaan bayi atau anak kecil yang memang begitu adanya. Kalau seorang bayi merasa lapar, ia akan
ngamuk: menangis dan meronta-ronta. Namun, apabila logika sang bupati dibawa pada konteks yang lebih
luas, jelaslah tidak relevan, misalnya membandingkan dengan kondisi rakyat di Malaysia ataupun Brunei
yang adem-ayem, tidak seperti halnya rakyat Indonesia yang gampangan.
Demonstrasi massa tidak selalu disebabkan oleh urusan perut, bahkan banyak peristiwa yang sama
sekali tidak didasari oleh motif itu. Dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, Abraham Maslow
membaginya ke dalam beberapa tingkatan. Kebutuhan yang paling mendasar adalah makan dan minum.
Sementara itu, yang paling puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Namun demikian, pada
umumnya demonstrasi massa justru lebih didasari oleh kebutuhan tingkatan akhir itu. Masyarakat
berdemonstrasi karena membutuhkan pengakuan dari pemerintah ataupun pihak-pihak lain agar hak-hak
dan eksistensi mereka diakui. Oleh karena merasa dibiarkan, hak-haknya diingkari, bahkan dinistakan,
kemudian mereka berusaha untuk menunjukkan jati dirinya dengan cara berdemonstrasi.
Banyak fakta dapat membuktikannya. Demonstrasi massa pada awal-awal reformasi di negeri ini
pada tahun 1997-1998, bukan dilakukan oleh rakyat miskin ataupun orang-orang lapar. Justru hal itu
dilakukan oleh warga dari kalangan menengah ke atas, dalam hal ini adalah mahasiswa dan golongan
intelektual. Belum lagi kalau merujuk pada kasus-kasus yang terjadi di luar negeri. Dalam beragam sekala
(besar atau kecil), demonstrasi bukan hal aneh lagi bagi negara-negara Eropa. Demonstrasi yang mereka
lakukan sudah barang tentu tidak didorong oleh kondisi perut yang lapar karena mereka pada umumnya
dalam kondisi yang sangat makmur.
Perbandingan yang cukup kontras dengan melihat peristiwa terbaru di Korea Utara. Kondisi sosial
ekonomi warga negaranya sangat jauh terbelakang. Kemiskinan menjadi pemandangan umum hampir
melanda di seluruh pelosok negeri. Akan tetapi, ketika Kim Jong-Il, pimpinannya itu meninggal, tak ada
upaya penggulingan kekuasaan ataupun demonstrasi untuk menuntut perubahan politik di negerinya.
Padahal peluang untuk itu lebih terbuka. Justru yang terjadi kemudian hampir seluruh warganya
menunduk hidmat, mengantar jenazah pimpinannya ke liang lahat. Juga apabila kembali melihat kondisi
warga di negeri ini. Kemiskinan sangat akrab di pinggiran kota dan di sudut-sudut desa di berbagai
pelosok. Akan tetapi, mereka jarang melakukan demonstrasi: hanya satudua peristiwa. Justru yang
jauh lebih getol melakukan hal itu adalah warga yang tinggal pusat-pusat kota, yang secara umum mereka
lebih makmur.
Dengan fakta-fakta semacam itu, nyatalah bahwa kemiskinan bukanlah penyebab utama untuk
terjadinya gelombang demonstrasi. Akan tetapi, fenomena tersebut lebih disebabkan oleh kemampuan
berpikir kritis dari warga masyarakat. Mereka tahu akan hak-haknya, mengerti pula bahwa di sekitarnya
telah terjadi pelanggaran dan kesewenang-wenangan. Mereka kemudian melakukan protes dan
menyampaikan sejumlah tuntutan.
Apabila faktor-faktor itu tidak ada di dalam diri mereka, apapun yang terjadi di sekitarnya, mereka
akan seperti kerbau dicocok hidung: manggutmanggut dan berkata “ya” pada apapun tindakan dari
impinannya meskipun menyimpang, dan bahkan menzalimi mereka sendiri.
(Sumber: Kosasih).
Teks di atas terdiri atas paragraf-paragraf yang merupakan paparan tentang akibat sebab maraknya
demonstrasi di tengah-tengah masyarakat. Teks itu pun dapat dikelompokkan sebagai teks eksplanasi.
Dari teks semacam itu diharapkan para pembaca dapat memahami proses berlangsungnya suatu peristiwa
yang bersifat kausalitas dengan sejelas-jelasnya.
Dalam teks eksplanasi, penulis menggunakan banyak fakta yang fungsinya sebagai penyebab atau
akibat terjadinya suatu peristiwa. Bahkan, dapat dikatakan bahwa teks eksplanasi hampir semuanya
berupa fakta. Untuk lebih jelasnya, perhatikan kembali paragraf pertama di atas. Paragraf tersebut
dibentuk oleh empat buah kalimat yang semuanya berupa fakta .
Kalimat
Keterangan
1. Kondisi sosial ekonomi warga negaranya sangat jauh terbelakang. Kemiskinan menjadi pemandangan
umum hampir melanda di seluruh pelosok negeri. Akan tetapi, ketika Kim Jong Il, pimpinannya itu
meninggal, tak ada upaya penggulingan kekuasaan ataupun demonstrasi untuk menuntut perubahan politik
di negerinya. Padahal peluang untuk itu lebih terbuka. Justru yang terjadi kemudian hampir seluruh
warganya menunduk hidmat, mengantar jenazah pimpinannya ke liang lahat.
fakta
2. Juga apabila kembali melihat kondisi warga di negeri ini. Kemiskinan sangat akrab di pinggiran kota
dan di sudut-sudut desa di berbagai pelosok. Akan tetapi, mereka jarang melakukan demonstrasi: hanya
satu-dua peristiwa. Justru yang jauh lebih getol melakukan hal itu adalah warga yang tinggal pusat-pusat
kota, yang secara umum mereka lebih makmur.
Contoh 2
Kalau memang sudah terkena anemia, jenis-jenis asupan alamiah seperti dari makanan, sudah tak
praktis lagi. Ini disebakan, makanan berzat besi perlu dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan itu tak
memungkinkan. Makanya, asupan zat besi perlu ditambahkan sampai anemianya terkoreksi.. Biasanya,
mereka merasa kembali sehat ketika sehari-dua setelah mengkonsumsi asupan zat besi. Namun, itu
menghilangkan gejalanya saja. Padahal, penyakitnya masih ada sewaktu waktu bisa muncul kembali. Oleh
karena itu, agar anemia terkoreksi, dibutuhkan zat besi yang cukup sebagai cadangan di dalam tubuh.
Cadangan zat besi itu berguna untuk mengganti sel darah merah yang hilang. Biasanya, asupan itu terus
dikonsumsi selama satu-tiga bulansampai anemianya terkoreksi betul.
Teks tersebut tergolong ke dalam bentuk teks eksplanasi. Di dalamnya tergambar suatu paparan
proses. Teks tersebut memaparkan secara kausalitas tentang proses penyembuhan penyakit anemia.
Pembacanya pun memperoleh pemahaman yang sangat jelas tentang cara-cara penyembuhan penyakit itu.
Dengan contoh di atas, teks yang menjelaskan suatu proses, urutan kegiatan yang bersifat kausalitas,
dapat digolongkan ke dalam teks eksplanasi.
Sekolah : SMA Mutiara 2 Bandung
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Materi Pokok : Struktur Teks ekplanasi
Jumlah Pertemuan : 2 pertemuan (2 X 45 menit)
Hal penting yang perlu mendapat perhatian utama dalam menyusun teks eksplanasi adalah bahwa
teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan proses terjadinya suatu fenomena, baik itu berkenaan
dengan alam, budaya, ataupun sosial. Adapun pengembangannya bisa berpola kronologis ataupun
kausalitas.
Teks eksplanasi tergolong ke dalam genre faktual. Oleh karena itu, topik-topik yang dipilih
haruslah berupa topik yang dapat memperluas wawasan ataupun pengetahuan pembacanya tentang suatu
proses. Adapun yang dimaksud dengan proses merupakan suatu urutan dari suatukejadian atau peristiwa.
Paparannya harus berdasarkan fakta ataupun pendapat-pendapat yangbenar; bukan hasil imajinasi, rekaan,
ataupun sesuatu yang bersifat fiktif.
Hal lain yang harus diperhatikan di dalam penulisan teks eksplanasi adalah hubungan antar
bagiannya yang berupa peristiwa. Pola hubungan antarperistiwa itu disusun dalam bentuk
kronologis ataupun sebab akibat. Bentuknya dinyatakan dengan konjungsi yang digunakannya
sebagai berikut.
a. Hubungan kronologis: kemudian, sebelumnya, sesudahnya, lalu, bahkan, selanjutnya, akhirnya.
b. Hubungan sebab akibat: sebab itu, oleh karena.
Untuk menyusun kedua pola itu, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
2) Penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
3) Penulis menjelaskan setiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga pembaca
dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas (Kosasih, 2014: 191)
Adapun langkah-langkah penyusunannya sebagai berikut :
A. Menentukan satu fenomena peristiwa alam atau sosial budaya
Misalnya, peristiwa alam gempa bumi
B. Mendaftar topik- topik yang dapat dikembangkan menjadi teks eksplanasi, contoh:
1) pengertian gempa bumi 8) yang harus dilakukan untuk menghadapi
2) proses terjadinya gempa bumi gempa bumi
3) akibat gempa bumi 9) yang harus dilakukan saat terjadinya gempa
4) penyebab gempa bumi
5) gempa bumi vulkanik dan tektonik
6) waktu terjadinya gempa
7) daerah yang terkena gempa
C. Menyusun kerangka teks, yakni dengan menomori topik-topik itu sesuai dengan struktur baku dari
teks ekspalanasi, yang paragraf-paragrafnya dapat disusun secara kausalitas atau kronologis. Dalam
tahap ini, dapat saja membuat topik yang kita anggap tidak sesuai atau menggantinya dengan topik
yang lain.
Struktur Teks eksplanasi :
1) Identifkasi fenomena 2) Proses kejadian
a) pengertian gempa bumi a) proses terjadinya gempa tektonik
b) daerah/tempat terjadinya gempa. b) proses terjadinya gempa vulkanik
c) macam gempa bumi c) akibat gempa
3) Ulasan
a) simpulan waktu terjadinya gempa
b) tindakan persiapan menghadapi gempa
c) tindakan saat terjadi gempa
Adapun pengembangan paragrafnya, kita dapat menyusun kerangka seperti berikut, Contoh:
1. pengertian gempa bumi 6. akibat gempa
2. daerah/tempat terjadinya gempa. 7. simpulan waktu terjadinya gempa
3. macam gempa bumi 8. tindakan persiapan menghadapi gempa
4. proses terjadinya gempa tektonik 9. tindakan saat terjadi gempa.
5. proses terjadinya gempa vulkanik
D. Pengumpulan data
Dalam hal ini kita bisa melakukannya dengan membaca berbagai referensi, melakukan observasi,
dan wawancara.
E. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks eksplanasi yang lengkap dan utuh,
dengan memperhatikan struktur bakunya: identifkasi fenomena, proses kejadian, dan ulasan. Dalam tahap
ini kita harus menjadikan topik-topik itu menjadi kalimat yang jelas. Kita pun dapat saja membuat kalimat
yang fungsinya sebagai pengikat, seperti konjungsi-konjungsi yang biasa digunakan dalam teks
eksplanasi, sehingga kalimat-kalimat itu terjalin secara lebih kompak dan padu.
Berikut contoh pengembangan paragraf untuk teks eksplanasi :
Gempa bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi karena pergerakan lapisan batu bumi
yang berasal dari dasar atau bawah permukaan bumi. Peristiwa alam itu sering terjadi di daerah yang
berada dekat dengan gunung berapi dan juga di daerah yang dikelilingi lautan luas.
Berdasarkan penyebab terjadinya, gempa bumi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu gempa
tektonik dan gempa vulkanik. Gempa tektonik terjadi karena lapisan kerak bumi menjadi genting atau
lunak sehingga mengalami pergerakan. Teori “Tektonik Plate” berisi penjelasan bahwa bumi kita ini
terdiri atas beberapa lapisan batuan. Sebagian besar daerah lapisan kerak ini akan hanyut dan mengapung
di lapisan, seperti halnya salju. Lapisan ini bergerak sangat perlahan sehingga terpecah-pecah dan
bertabrakan satu dengan yang lain, itulah sebabnya mengapa gempa bumi terjadi. Sementara itu, gempa
bumi vulkanik terjadi karena adanya letusan gunung berapi yang sangat dahsyat. Sehingga tanah di sekitar
gunung bergetar bahkan getarannya sampai terasa jauh, hal itu menjadi sebab gempa vulkanik. Gempa
vulkanik ini lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan gempa tektonik.
Peristiwa gempa bumi yang terjadi begitu cepat dapat menimbulkan dampak yang sangat luar
biasa. Getaran gempa bumi sangat kuat dan merambat ke segala arah sehingga dapat menghancurkan
bangunan dan menimbulkan korban jiwa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gempa dapat terjadi kapan saja, tanpa mengenal
musim. Mesikpun demikian, konsentrasi gempa cenderung terjadi di tempat-tempat tertentu saja, seperti
pada batas Plat Pasifik. Tempat ini dikenal dengan lingkaran api karena banyaknya gunung berapi. Salah
satu tindakan yang dapat dilakukan oleh individu/masyarakat sebelum terjadi gempa adalah mengetahui
jalan yang paling aman untuk meninggalkan rumah jika terjadi gempa. Sedangkan saat terjadi gempa
adalah menjauhi jendela kaca, kompor atau peralatan rumah tangga yang mungkin akan jatuh.
F. Menyunting teks eksplanasi yang ditulis teman. Tujuannya untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan
yang mungkin ada dalam teks itu, misalnya berkenaan dengan :
1) isi teks,
2) struktur,
3) kaidah kebahasaan, dan
4) ejaan/tanda bacanya
G. SOAL – SOAL
Pilihlah jawaban yang Anda anggap paling benar.
Bacalah teks di bawah ini untuk menjawab soal no 1 – 3.
(1) Dengan tenaga yang besar dalam gelombang air tersebut, sangat wajar jika bangunan di
daratan bisa tersapu dengan mudah. (2) Gelombang tsunami ini merambat dengan kecepatan
yang tak terbayangkan. (3) Gelombang tersebut bisa mencapai 500 sampai 1.000 kilometer per
jam di lautan. (4) Pada saat mencapai bibir pantai, kecepatannya berkurang menjadi 50 sampai
30 kilometer. (5) Meskipun berkurang pesat, kecepatan tersebut sudah bisa menyebabkan
kerusakan yang parah
1. Kalimat yang merupakan pendapat dinyatakan pada nomor …
a. (1) dan (2) d. (4) dan (5)
b. (2) dan (3) e. (1) dan (5)
c. (3) dan (4)
2. Kalimat pada teks eksplanasi di atas yang mempunyai unsur kausalitas (sebab-akibat) adalah
nomor …
a. (1) d. (4)
b. (2) e. (5)
c. (3)
3. Kalimat pada teks eksplanasi di atas yang mempunyai konjungsi syarat adalah nomor …
a. (1) d. (4)
b. (2) e. (5)
c. (3)
1. Setelah membaca teks eksplanasi di atas tentukanlah struktur teks tersebut dan jelaskan
pengertian dari setiap struktur dalam teks tersebut ?
2. Peristiwa banjir merupakan salah satu peritiwa alam. Susunlah teks eksplanasi bertema
banjir. Kembangkan tulisanmu dengan menggunakan pola sebab akibat atau hubungan
kausalitas.
3. Analisis unsur kebahasaan teks eksplanasi yang telah Anda buat yang meliputi kata teknis,
kata bermakna denotatif, kata kerja pasif, kata penghubung dan kausalitas.
H. RANGKUMAN
Teks eksplanasi dapat disamakan dengan teks yang menceritakan prosedur atau proses
terjadinya sesuatu. Dengan teks tersebut, pembaca dapat memperoleh pemahaman
mengenai latar belakang terjadi sesuatu secara jelas dan logis.
Struktur Teks Ekplanasi terdiri dari Identifkasi fenomena, penggambaran rangkaian
kejadian dan Ulasan.
Kaidah kebahasaan teks eksplanasi yaitu menggunakan kata yang bermakna denotatif,
menggunakan konjungsi kausalitas ataupun kronologis, menggunakan keterangan waktu
pada kalimat-kalimatnya.
langkah-langkah penyusunan teks eksplanasi yaitu dengan menentukan satu fenomena
peristiwa alam atau sosial budaya, mendaftar topik- topik yang dapat dikembangkan
menjadi teks eksplanasi dan enyusun kerangka teks
I. DAFTAR PUSTAKA
Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK.
Bandung: Yrama Widya
Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud