Anda di halaman 1dari 16

TEKS EKSPLANASI

Kompetensi Dasar
Pengetahuan Keterampilan
3.3 Mengidentifikasi informasi 4.3 Mengkonstruksi informasi (pengetahuan
(pengetahuan dan urutan kejadian) dan urutan kejadian) dalam teks eksplanasi
dalam teks ekplanasi lisan dan tulis secara lisan dan tulis
3.4 Menganalisis struktur dan 4.4 Memproduksi teks eksplanasi secara lisan
kebahasaan teks eksplanasi atau tulis dengan memerhatikan struktur
dan kebahasaan

A. Contoh Teks (Fakta)


Pengangguran
Pengangguran merupakan salah satu fenomena sosial yang berkaitan dengan aspek
ketenagakerjaan yang menjadi masalah di masyarakat. Seperti sebuah penyakit, yang secara
kronik menyerang segi kehidupan bermasyarakat. Sudah banyak formula penanganan yang
diambil, namun permasalahan ini belum juga tuntas. Bukan hanya di Indonesia, permasalahan
pengangguran ini ditemukan dihampir semua negara. Setiap pemerintahan di dunia,
menjadikan masalah penggangguran menjadi agenda utama. Secara umum, banyak yang
mengartikan bahwa pengangguran adalah orang dewasa yang tidak bekerja, sedang mencari
pekerjaan, atau tidak memiliki pekerjaan secara formal dan tidak mendapatkan penghasilan.
Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) secara spesifik memberikan definisi tentang
pengangguran yaitu; orang-orang yang bekerja kurang dari 1 jam setiap minggu.
Ada beberapa faktor yang sangat mendasar yang menjadi penyebab terjadinya
pengangguran. Pengangguran biasanya terjadi karena adanya kesenjangan antara pencari kerja
dan kesempatan kerja. Pangangguran juga dapat sebabkan oleh adanya perubahan struktural
dalam perekonomian. Perubahan ini menimbulkan kebutuhan terhadap tenaga kerja dengan
jenis atau tingkat keterampilan yang berbeda. Sehingga, kualifikasi yang dimiliki oleh pencari
kerja tidak sesuai dengan tuntutan yang ada. Dan yang sering juga terjadi adalah pengangguran
yang disebabkan oleh pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan dan buruh. Akibat
terjadinya pengangguran, yaitu menimbulkan berbagai persoalan ekonomi dan sosial bagi yang
mengalaminya. Orang yang tidak mempunyai mata pencaharian juga tidak mendapat
penghasilan, dan yang tidak berpenghasilan tidak dapat membelanjakan uang untuk membeli
barang kebutuhan hidup. Bila jumlah penganggur banyak pasti, akan timbul kekacauan sosial,
jumlah gelandangan meningkat pesat, selanjutnya berpotensi menimbulkan kriminal.
Dari seluruh uraian di atas, maka sudah jelas bahwa pengangguran adalah masalah
besar yang harus segera dicarikan solusi. Langkah nyata yang dapat ditempuh adalah dengan
memperbaiki kondisi lapangan kerja. Dengan semakin baiknya kondisi lapangan kerja,
kekerasan sosial akibat pengangguran bisa dikurangi atau diatasi. Disamping itu, memperbaiki
komposisi lulusan sarjana yang dihasilkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pasar tenaga
kerja. Langkah yang lebih baik lagi adalah jika kita mampu memberikan keterampilan yang
memadai untuk mereka usia kerja sehingga dapat menciptakan lapangan kerja sendiri. Semua
langkah ini harus segera kita ambil agar masalah pengangguran segera terselesaikan.
(www.materikelas.com)

B. Pengertian Teks (Konsep)


Menurut Buku Bahasa Indonesia SMA Kelas XI (2016:39) teks eksplanasi dapat
disamakan dengan teks yang menceritakan prosedur atau proses terjadinya sesuatu. Dengan
teks tersebut, pembaca dapat memperoleh pemahaman mengenai latar belakang terjadi
sesuatu secara jelas dan logis. Teks eksplanasi menggunakan banyak fakta dan pernyataan-
pernyataan yang memiliki hubungan sebab akibat (kausalitas).Namun, sebab-sebab ataupun
akibat-akibat itu berupa sekumpulan fakta menurut penulisnya.
Selanjutnya dalam Buku Jenis-Jenis Teks dalam Matapelajaran Bahasa Indonesia
SMA/MA/SMK karangan Dr. E. Kosasih, M.Pd. (2014:178) dijelaskan bahwa genre teks
eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan suatu proses atau peristiwa tentang asal-usul,
proses, atau perkembangan suatu fenomena, mungkin berupa peristiwa alam, sosial, ataupun
budaya. Dalam hal ini teks eksplanasi (kompleks) dapat disamakan dengan teks narasi
prosedural, yakni teks yang menceritakan prosedur atau proses terjadinya sesuatu. Dengan
teks tersebut, pembaca dapat memperoleh pemahaman mengenai latar belakang terjadi
sesuatu secara jelas dan logis.Teks ekplanasi menggunakan banyak fakta ataupun
mengandung pernyataan-pernyataan yang memiliki hubungan sebab akibat (kausalitas).
Hanya saja sebab-sebab ataupun akibat-akibat itu berupa sekumpulan fakta yang menurut
penulisnya memiliki hubungan kausalitas dan bukan pendapat penulis itu sendiri.
Teks di atas disebut eksplanasi alasannya:
1. Menjelaskan fenomena sosial yaitu pengangguran.
Bukti: “Pengangguran merupakan salah satu fenomena sosial….”
2. Terdapat pernyataan-pernyataan yang memiliki hubungan sebab akibat (kausalitas)
Bukti: “Perubahan ini menimbulkan kebutuhan terhadap tenaga kerja dengan jenis atau
tingkat keterampilan yang berbeda. Sehingga, kualifikasi yang dimiliki oleh
pencari kerja tidak sesuai dengan tuntutan yang ada.”

C. Ciri-ciri Teks (Prinsip)


1. Fungsi
Berdasarkan Buku Jenis-Jenis Teks dalam Matapelajaran Bahasa Indonesia
SMA/MA/SMK karangan Dr. E. Kosasih, M.Pd. 2014:178) dijelaskan bahwa teks
eksplanasi kompleks termasuk ke dalam genre faktual. Di dalamnya dijumpai sejumlah
fakta yang dapat memperluas wawasan, pengetahuan, dan keyakinan para pembaca
ataupun pendengarnya. Karena objek pembahasannya mencakup bidang tertentu, di
dalam teks eksplanasi akan dijumpai kata-kata teknis ataupun peristilahan yang terkait
dengan bidang yang dibahasnya itu.

Berdasarkan contoh teks di atas, teks ekslpanasi merupakan teks yang berfungsi untuk
memperluas wawasan, pengetahuan, dan keyakinan para pembaca atau pun
pendengarnya. Dengan demikian, pembaca menjadi tahu fenomena yang ada di
sekitarnya atau bahkan di tingkat nasional dan luar negeri. Fenomena dimaksud berupa
fenomena sosial, budaya, politik, kriminalitas, dan lainnya. Khayak menjadi tahu dan
memiliki wawasan yang lebih luas sehingga akan berpengaruh pula pada sikap dan
tindakannya di dalam kehudpan sehari-hari.
Adapun informasi yang terungkap di dalam teks itu berkenaan dengan fenomena
sosial berupa pengangguran. Pengetahuan semacam itu sangat penting bagi siswa yang
pada saatnya nanti juga mereka akan terlibat dalam dunia mencari pekerjaan. Sehingga
mereka dapat mempersiapkan diri dengan sebaik-baikya.

2. Struktur
1. Pernyataan umum, berisi statemen atau penyataan umum tentang suatu topik yang
akan dijelaskan proses keberadaanya, proses terjadinya, atau proses terbentuknya.
2. Urutan sebab akibat, berisikan tentang detail penjelasan proses keberadaan atau
proses terjadinya yang disajikan secara urut atau bertahap dari yang paling awal
hingga yang paling akhir.
3. Interpretasi, berisi tentang kesimpulan atau pernyataan tentang topik atau proses
yang dijelaskan.
(www.materikelas.com)

Berdasarkan Buku Jenis-Jenis Teks dalam Matapelajaran Bahasa Indonesia


SMA/MA/SMK karangan Dr. E. Kosasih, M.Pd. 2014:178) dijelaskan juga tentang
struktur teks ekplanasi. Karena di dalamnya ada fenomena dan penjelasan proses
kejadiannya secara sistematis, struktur teks eksplanasi dibentuk oleh bagian-bagian
berikut.
a. Identifikasi fenomena (phenomenon identification), mengidentifikasi sesuatu yang
akan diterangkan.
b. Penggambaran rangkaian kejadian (explanation sequence), memerinci proses
kejadian yang relevan dengan fenomena yang diterangkan sebagai pertanyaan atas
bagaimana atau mengapa.
1) Rincian yang berpola atas pertanyaan “bagaimana” akan melahirkan uraian yang
tersusun secara kronologis ataupun gradual. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya
disusun berdasarkan urutan waktu.
2) Rincian yang berpola atas pertanyaan “mengapa” akan melahirkan uraian yang
tersusun secara kausalitas. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun
berdasarkan hubungan sebab akibat.
c. Ulasan (review), berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas kejadian
yang dipaparkan sebelumnya.

Latar belakang
kejadian
Identifikasi
Fenomena

Kronologis
Struktur Teks
Eksplanasi Proses Kejadian

Penyebab

Ulasan Mengomentari
konsekuensi

Struktur teks eksplanasi

Berdasarkan kelengkapan strukturnya, teks eksplanasi di atas sudah memenuhi


struktur identifikasi fenomena, penggambaran rangkaian kejadian yang berpola
kausalitas, dan ulasan.

3. Kebahasaan
Perhatikan kembali teks eksplanasi yang telah dibaca atau disimak sebelumnya.
Tampak bahwa teks-teks tersebut dibentuk oleh banyak kata dan sejumlah kalimat. Di
dalam teks eksplanasi, kata-kata dan kalimat-kalimat itu ternyata memiliki kaidah atau
aturan tersendiri. Kaidah-kaidah tersebut dapat dijadikan sebagai ciri ataupun pembeda
dengan jenis teks lainnya.
Kaidah-kaidah yang dimaksudkan adalah sebagai berikut.

a. Penggunakan istilah tertentu.


Teks ini banyak menggunakan istilah ilmiah. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
teks eksplanasi terdapat pengetahuan atau wawasan baru. Tampak pada contoh di atas
bahwa istilah-istilah itu hampir selalu muncul pada setiap kalimatnya. Istilah-istilah
yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Contoh:
1. fenomena
2. kronik
3. formula
4. struktural
5. berpotensi
6. kriminal
7. solusi
8. komposisi
Istilah-istilah itu akan menyesuaikan dengan temanya dan memiliki makna yang
juga terkait dengan bidang yang dibahas. Pemaknaan terhadap istilah-istilah seperti itu
memerlukan bantuan kamus istilah; bukan lagi kamus umum. Dengan demikian,
pemahamannya pun akan lebih tepat, sesuai dengan bidang masing-masing.
b. Penggunaan konjungsi kausalitas
Konjungsi yang digunakan dalam teks eksplaasi antara lain sebab, karena,
oleh sebab itu,sebab itu,karena itu,oleh karena itu,sehingga,sampai ,maka,makanya
dan lain sebagainya.
Contoh:
1. Ada beberapa faktor yang sangat mendasar yang menjadi penyebab terjadinya
pengangguran. Pengangguran biasanya terjadi karena adanya kesenjangan antara
pencari kerja dan kesempatan kerja.
2. Perubahan ini menimbulkan kebutuhan terhadap tenaga kerja dengan jenis atau
tingkat keterampilan yang berbeda. Sehingga, kualifikasi yang dimiliki oleh pencari
kerja tidak sesuai dengan tuntutan yang ada.
3. Dan yang sering juga terjadi adalah pengangguran yang disebabkan oleh pemutusan
hubungan kerja terhadap karyawan dan buruh. Akibat terjadinya pengangguran,
yaitu menimbulkan berbagai persoalan ekonomi dan sosial bagi yang
mengalaminya.

c. Penggunaan penunjuk keterangan cara


Petunjuk keterangan cara yang digunakan dalam teks eksplaasi antara lain
sangat, dengan,cara, penuh, melalui dan lainnya.
Contoh:
1. dengan aspek ketenagakerjaan
2. secara formal dan tidak mendapatkan penghasilan

d. Penggunaan kata ganti


Penggunaan kata ganti dalam teks eksplanasi langsung merujuk pada jenis
fenomena yang dijelaskannya, yang bukan berupa persona. Kata ganti yang digunakan
untuk fenomenanya itu berupa kata tunjuk itu, ini, tersebut dan bukan kata ganti orang,
seperti ia, dia, mereka.
Contoh:
1. namun permasalahan ini
2. permasalahan pengangguran ini
3. Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS)
4. Perubahan ini menimbulkan kebutuhan terhadap
5. Semua langkah ini harus segera kita ambil

D. Prosedur Pembelajaran (sesuai KD)


1. Mengidentifikasi teks eksplanasi
Sejumlah pertanyaan juga dapat kita ajukan untuk lebih mengenali struktur dan kaidah
suatu teks eksplanasi.

Berikut contoh-contoh pertanyaan itu.


Aspek Pertanyaan Jawaban
Pengetahuan 1. Fenomena apakah yang fenomena sosial yaitu
terdapat dalam teks tersebut? pengangguran

2. Pengetahuan apakah yang pengangguran disebabkan oleh


diperoleh dari membaca teks beberapa faktor yaitu
tersebut? kesenjangan antara pencari kerja
dan kesempatan kerja.

Urutan 1. Bagaimana urutan Teks tersebut tidak


kejadian peristiwanya? menggunakan pola urutan waktu
(kronologi).

M 2. Menjelaskan hubungan apakah Teks tersebut berpola


urutan peristiwanya itu. kausalitas (hubungan sebab
akibat).

Kaidah 1. Kaidah kebahasaan apakah Konjungsi yang menunjukkan


yang dominan dalam teks hubungan sebab akibat.
tersebut?

Berdasarkan sejumlah pertanyan di atas dapat diketahuai bahwa ciri-ciri teks eksplanasi
sebagai berikut.
1). Strukturnya terdiri atas pernyataan umum (gambaran awal tentang apa yang
disampaikan), deretan penjelas (inti penjelasan apa yang disampaikan), dan
interpretasi (pandangan atau simpulan).
2). Memuat informasi berdasarkan fakta (faktual)
3). Faktualnya memuat informasi yang bersifat keilmuan, misalnya tentang sains.

2. Mengontruksi informasi teks eksplanasi

Dalam silabus matapelajaran Bahasa Indonesia pada kolom kegiatan pembelajaran


dicontohkan bahwa mengontruksi informasi teks eksplanasi yaitu menulis kembali
informasi (pengetahuan dan urutan kejadian) dalam teks eksplanasi dan mempresentasikan
dan mengomentari hasil menulis kembali teks eksplanasi. Pada bagian ini ada dua kegiatan
yang harus dilakukan yaitu menyusun bagian-bagian pokok dan mempresentasikan
hasilnya.
2.1 Menyusun bagian-bagian pokok teks eksplanasi
Sebenarnya tak ada perbedaan istilah antara struktur teks eksplanasi dengan menyusun
bagian-bagian pokok teks eksplanasi. Kita ingat kembali ciri-ciri teks eksplanasi yaitu (1)
strukturnya terdiri atas pernyataan umum (gambaran awal tentang apa yang disampaikan),
deretan penjelas (inti penjelasan apa yang disampaikan), dan interpretasi (pandangan atau
simpulan), (2) memuat informasi berdasarkan fakta (faktual), dan (3) faktualnya memuat
informasi yang bersifat keilmuan, misalnya tentang sains. Jadi, bagian-bagian teks
eksplanasi adalah pernyataan umum, deretan penjelas, dan interpretasi.
Untuk mengetahui bagian-bagian pokok teks eksplanasi bacalah kembali contoh teks
eksplanasi yang berjudul “Pengangguran.” Setelah membaca teks eksplanasi yang berjudul
“Pengangguran”,maka dapat ditentukan bahwa paragraf pertama teks tersebut merupakaa
bagian pernyataan umum, paragraf kedua merupakan bagian deretan penjelas, dan paragraf
ketiga adalah bagian ulasan. Adapun kalimat-kalimat dalam teks eksplanasi tersebut
memuat informasi berdasarkan fakta (faktual)

2.2 Mempresentasikan dan mengomentari hasil menyusun bagian-bagian pokok


teks eksplanasi
Selain menyajikan teks eksplanasi, kompentensi harus dikembangkan yaitu kemampuan
mengomentari pengerjaan hasil orang lain. Dalam berkomentar bisa dibagi menjadi
dua,yaitu kritik atau penolakan dan dukungan atau pujian.
Contoh
(1). Orang yang tidak mempunyai mata pencaharian juga tidak mendapat penghasilan, dan
yang tidak berpenghasilan tidak dapat membelanjakan uang untuk membeli barang
kebutuhan hidup. Bila jumlah penganggur banyak pasti, akan timbul kekacauan sosial,
jumlah gelandangan meningkat pesat, selanjutnya berpotensi menimbulkan kriminal.
(2). Dengan semakin baiknya kondisi lapangan kerja, kekerasan sosial akibat
pengangguran bisa dikurangi atau diatasi. Disamping itu, memperbaiki komposisi lulusan
sarjana yang dihasilkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Langkah
yang lebih baik lagi adalah jika kita mampu memberikan keterampilan yang memadai
untuk mereka usia kerja sehingga dapat menciptakan lapangan kerja sendiri.

Contoh di atas merupakan bentuk komentar terhadap isi suatuteks eksplanasi tentang
berlangsungnya atau terjadinya suatu kejadian.Berdasarkan contoh itu, komentar dalam
eksplanasi didefinisikan sebagai ulasan, tanggapan, atau sambutan (respons) terhadap
sesuatu yang didengar atau dibaca. Dari contoh itu pula, komentar dapat dikelompokkan
ke dalam jenis
a. kritik atau penolakan, contohnya pernyataan (1),
b. dukungan atau pujian, contohnya pernyataan (2).

3. Menganalisis teks eksplanasi


Perhatikan kembali teks eksplanasi di atas ataupun teks eksplanasi lainnya yang telah
kamu simak/baca dari sumber lain. Berdasarkan struktur atau susunannya, teks-teks
tersebut dapat kita kelompokkan ke dalam tiga bagian, yakni identifikasi fenomena,
penggambaran rangkaian kejadian, dan ulasan.

Berikut model gambaran tentang struktur teks ekplanasi.


Teks Bagian-Bagian Penjelasan
Pengangguran merupakan salah Identifikasi fenomena Fakta berupa
satu fenomena sosial yang berkaitan fenomena sosial yaitu
dengan aspek ketenagakerjaan yang pengangguran
menjadi masalah di masyarakat.
Seperti sebuah penyakit, yang secara
kronik menyerang segi kehidupan
bermasyarakat. Sudah banyak
formula penanganan yang diambil,
namun permasalahan ini belum juga
tuntas. Bukan hanya di Indonesia,
permasalahan pengangguran ini
ditemukan dihampir semua negara.
Setiap pemerintahan di dunia,
menjadikan masalah penggangguran
menjadi agenda utama. Secara umum,
banyak yang mengartikan bahwa
pengangguran adalah orang dewasa
yang tidak bekerja, sedang mencari
pekerjaan, atau tidak memiliki
pekerjaan secara formal dan tidak
mendapatkan penghasilan. Selain itu,
Badan Pusat Statistik (BPS) secara
spesifik memberikan definisi tentang
pengangguran yaitu; orang-orang
yang bekerja kurang dari 1 jam setiap
minggu.
Ada beberapa faktor yang sangat Penggambaran Rangkaian kejadian
mendasar yang menjadi penyebab rangkaian kejadian berpola atau disusun
terjadinya pengangguran. berdasarkan hubungan
Pengangguran biasanya terjadi karena sebab akibat
adanya kesenjangan antara pencari
kerja dan kesempatan kerja.
Pangangguran juga dapat sebabkan
oleh adanya perubahan struktural
dalam perekonomian. Perubahan ini
menimbulkan kebutuhan terhadap
tenaga kerja dengan jenis atau tingkat
keterampilan yang berbeda. Sehingga,
kualifikasi yang dimiliki oleh pencari
kerja tidak sesuai dengan tuntutan
yang ada. Dan yang sering juga terjadi
adalah pengangguran yang
disebabkan oleh pemutusan hubungan
kerja terhadap karyawan dan buruh.
Akibat terjadinya pengangguran,
yaitu menimbulkan berbagai
persoalan ekonomi dan sosial bagi
yang mengalaminya. Orang yangtidak
mempunyai mata pencaharian juga
tidak mendapat penghasilan, dan yang
tidak berpenghasilan tidak dapat
membelanjakan uang untuk membeli
barang kebutuhan hidup. Bila jumlah
penganggur banyak pasti, akan timbul
kekacauan sosial, jumlah gelandangan
meningkat pesat, selanjutnya
berpotensi menimbulkan kriminal.
Dari seluruh uraian di atas, maka Ulasan Komentar atau
sudah jelas bahwa pengangguran penilaian tentang
adalah masalah besar yang harus konsekuensi atas
segera dicarikan solusi. Langkah kejadian yang
nyata yang dapat ditempuh adalah dipaparkan yaitu
dengan memperbaiki kondisi langkah yang lebih
lapangan kerja. Dengan semakin baik lagi adalah jika
baiknya kondisi lapangan kerja, kita mampu
kekerasan sosial akibat pengangguran memberikan
bisa dikurangi atau diatasi. Disamping keterampilan yang
itu, memperbaiki komposisi lulusan memadai untuk
sarjana yang dihasilkan dan mereka usia kerja
disesuaikan dengan kebutuhan pasar sehingga dapat
tenaga kerja. Langkah yang lebih baik menciptakan lapangan
lagi adalah jika kita mampu kerja sendiri
memberikan keterampilan yang
memadai untuk mereka usia kerja
sehingga dapat menciptakan lapangan
kerja sendiri. Semua langkah ini harus
segera kita ambil agar masalah
pengangguran segera terselesaikan.

Teks berjudul “Pengangguran” di atas dibentuk oleh tiga bagian, yakni (1) identifikasi
fenomena , (2) Penggambaran rangkaian kejadian (explanation sequence), baik berpola
kronologi dan berpola kausalitas, (3) Ulasan (review), berupa komentar atau penilaian
tentang konsekuensi atas kejadian yang dipaparkan sebelumnya. Berdasarkan analisis
sturktur dapat dikatakan bahwa teks tersebut termasuk jenis teks eksplanasi.

4. Memproduksi teks ekplanasi


Hal lain yang harus diperhatikan di dalam penulisan teks eksplanasi adalah hubungan
antarbagiannya yang berupa peristiwa. Pola hubungan antarperistiwa itu disusun dalam
bentuk kronologis ataupun sebab akibat. Bentuknya dinyatakan dengan konjungsi yang
digunakannya sebagai berikut.
1. Hubungan kronologis: kemudian, sebelumnya, sesudah,lalu,bahkan,selanjutnya,
akhirnya.
2. Hubungan sebab akibat: sebab, karena, oleh sebab itu,sebab itu,karena itu,oleh
karena itu,sehingga,sampai ,maka,makanya dan laainnya.
Untuk menyusun kedua pola itu, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
2. Penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
3. Penulis menjelaskan setiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga
pembaca dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas.

Menentukan
Peristiwa alam, sosial budaya
satu fenomena

Pokok-pokok peristiwa secara


Membuat
kronologis atau kausalitas
kerangka

Mengembangkan Berdasarkan fakta


kerangka menjadi
teks lengkap

Melakukan Isi ,Bahasa, Ejaan


Penyuntingan

Penentuan topik dan penyusunan kerangka termasuk ke dalam tahap


prapenulisan.Tahapan lain yang tergolong ke dalam prapenulisan adalah pengumpulan
data. Dalam hal ini kita bisa melakukannya dengan membaca berbagai referensi,
melakukan observasi, dan wawancara. Apabila kerangkanya sudah tersusun dan datanya
sudah siap, tahap berikutnya adalah mengembangkannya menjadi teks dengan pola
kronologis ataupun sebab akibat.
Kerangka Teks Eksplanasi
Bagian-Bagian Utama Perincian
1. Latar belakang fenomena …

2. Proses kejadian ….

3. Ulasan ….

Pembahasan tambahan
Selain teks eksplanasi berpola kausalitas seperti yang dibahas di atas, berikut ini akan
dibahas juga sekilas tentang apa bedanya dengan teks eksplanasi berpola urutan waktu
(kronologis). Dari pengertian, ciri-ciri, dan struktur antara kedua pola itu dapat dikatakan
sama. Perbedaannya hanya pada struktur yaitu penggambaran rangkaian kejadian. Jika
teks eksplanasi berpola kausalitas fakta-fakta dihubungkan secara kausalitas (sebab
akibat) sedangkan teks eksplanasi berpola kronologis atau gradual fakta-fakta
dihubungkan berdasarkan urutan waktu.

Proses Terjadinya Salju


Salah satu fenomena menarik saat musim dingin adalah salju. Salju menjadi unik karena
kristal-kristal es yang lembut dan putih seperti kapas ini hanya hadir secara alami di negeri
empat musim atau di tempat-tempat yang sangat tinggi seperti Puncak Gunung Jayawijaya
di Papua.
Salju berawal dari uap air yang berkumpul di atmosfer bumi. Kumpulan uap air
mendingin sampai pada titik kondensasi (yaitu temperatur dimana gas berubah bentuk
menjadi cair atau padat)., kemudian menggumpal membentuk awan. Pada saat awal
pembentukan awan, massanya jauh lebih kecil daripada massa udara sehingga awan
tersebut mengapung di udara. Namun, setelah kumpulan uap terus bertambah dan
bergabung ke dalam awan tersebut, massanya juga bertambah, sehingga pada suatu ketika
udara tidak sanggup lagi menahannya. Awan tersebut pecah dan partikel air pun jatuh ke
bumi.
Partikel air yang jatuh itu adalah air murni (belum terkotori leh partikel lain). Air murni
tidak langsung membeku pada temperatur 0Celcius, karena pada suhu tersebut terjadi
perubahan fase dari cair ke padat. Untuk membuat air murni beku dibutuhkan temperatur
lebih rendah daripada 0C.
Temperatur udara tepat di bawah awan adalah 0C. Tapi, temperatur yang rendah saja
belum cukup untuk menciptakan salju. Saat partikel-partikel air murni tersebut
bersentuhan dengan udara, maka air murni tersebut terkotori oleh partikel-partikel lain.
Ada partikel-partikel tertentu yang berfungsi mempercepat fase pembekuan, sehingga air
murni dengan cepat menjadi kristal-kristal es.
Partike-partikel pengotor yang terlibat dalam proses ini disebut nukleator, selain
berfungsi sebagai pemercepat fase pembekuan, juga perekat antar uap air. Sehingga
partikel air (yang tidak murni lagi) bergabung bersama dengan partikel air lainnya
membentuk kristal lebih besar. Jika temperatur udara tidak sampai melelehkan kristal es
tersebut, kristal-kristal es jatuh ke tanah dalam bentuk hujan air.
Kristal salju memiliki struktur unik, tidak ada kristal salju yang memiliki bentuk yang
sama di dunia ini seperti sidik jari kita. Salju yang sudah turun semenjak bumi tercipta
hingga sekarang, tidak satu pun yang memiliki bentuk kristal yang sama. Meskipun
memiliki keunikan, salju juga tidak jarang mengakibatkan banyak kerugian baik fisik
maupun material yang tentu tidak sedikit nilainya.

Berikut model gambaran tentang struktur teks ekplanasi berpola kronologis.


Teks Bagian-Bagian Penjelasan
Salah satu fenomena menarik saat Identifikasi fenomena Fakta berupa
musim dingin adalah salju. Salju fenomena alam yaitu
menjadi unik karena kristal-kristal musim salju
es yang lembut dan putih seperti
kapas ini hanya hadir secara alami
di negeri empat musim atau di
tempat-tempat yang sangat tinggi
seperti Puncak Gunung Jayawijaya
di Papua.
Salju berawal dari uap air yang Penggambaran rangkaian Rangkaian kejadian
berkumpul di atmosfer bumi. kejadian berpola atau disusun
Kumpulan uap air mendingin berdasarkan hubungan
sampai pada titik kondensasi (yaitu kronologis/gradual
temperatur dimana gas berubah
bentuk menjadi cair atau padat).,
kemudian menggumpal
membentuk awan. Pada saat awal
pembentukan awan, massanya
jauh lebih kecil daripada massa
udara sehingga awan tersebut
mengapung di udara. Namun,
setelah kumpulan uap terus
bertambah dan bergabung ke
dalam awan tersebut, massanya
juga bertambah, sehingga pada
suatu ketika udara tidak sanggup
lagi menahannya. Awan tersebut
pecah dan partikel air pun jatuh ke
bumi.

Partikel air yang jatuh itu adalah


air murni (belum terkotori leh
partikel lain). Air murni tidak
langsung membeku pada
temperatur 0Celcius, karena pada
suhu tersebut terjadi perubahan
fase dari cair ke padat. Untuk
membuat air murni beku
dibutuhkan temperatur lebih
rendah daripada 0C.

Temperatur udara tepat di bawah


awan adalah 0C. Tapi, temperatur
yang rendah saja belum cukup
untuk menciptakan salju. Saat
partikel-partikel air murni tersebut
bersentuhan dengan udara, maka
air murni tersebut terkotori oleh
partikel-partikel lain. Ada partikel-
partikel tertentu yang berfungsi
mempercepat fase pembekuan,
sehingga air murni dengan cepat
menjadi kristal-kristal es.

Partike-partikel pengotor yang


terlibat dalam proses ini disebut
nukleator, selain berfungsi sebagai
pemercepat fase pembekuan, juga
perekat antar uap air. Sehingga
partikel air (yang tidak murni lagi)
bergabung bersama dengan
partikel air lainnya membentuk
kristal lebih besar. Jika temperatur
udara tidak sampai melelehkan
kristal es tersebut, kristal-kristal es
jatuh ke tanah dalam bentuk hujan
air.
Partike-partikel pengotor yang
terlibat dalam proses ini disebut
nukleator, selain berfungsi sebagai
pemercepat fase pembekuan, juga
perekat antar uap air. Sehingga
partikel air (yang tidak murni lagi)
bergabung bersama dengan
partikel air lainnya membentuk
kristal lebih besar. Jika temperatur
udara tidak sampai melelehkan
kristal es tersebut, kristal-kristal es
jatuh ke tanah dalam bentuk hujan
air.
Kristal salju memiliki struktur Ulasan Salju yang sudah turun
unik, tidak ada kristal salju yang semenjak bumi tercipta
memiliki bentuk yang sama di hingga sekarang, tidak
dunia ini seperti sidik jari kita. satu pun yang memiliki
Salju yang sudah turun semenjak bentuk kristal yang
bumi tercipta hingga sekarang, sama. Meskipun
tidak satu pun yang memiliki memiliki keunikan,
bentuk kristal yang sama. salju juga tidak jarang
Meskipun memiliki keunikan, mengakibatkan banyak
salju juga tidak jarang kerugian baik fisik
mengakibatkan banyak kerugian maupun material yang
baik fisik maupun material yang tentu tidak sedikit
tentu tidak sedikit nilainya. nilainya.

==o0o==
Daftar Pustaka

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK.


Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Kosasih,E. 2012. Jenis-Jenis Teks dalam Matapelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK.


Bandung: Yrama Widya.

Gorys, Keraf. 1988. Komposisi. Ende: Nusa Indah.

www.materikelas.com
Biografi Penulis

Sumarno lahir pada tanggal 08 Oktober 1968 di Bantul, Jogyakarta, dari pasangan Ibu
Marsinah dan Bapak Supomo dengan dua bersaudara. Ia lulusan SMAN Dayamurni,Tulang
Bawang Udik, Lampung Utara tahun 1988 dan pendidikan kesarjanaan diselesaikannya pada
tahun 1996, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FPBS, Sarjanawiyata (Universitas)
Tamansiswa,Yogyakarta.
Sejak tahun 1998 aktif mengajar sebagai Guru Bantu Sementara di SMPN 1 Mulya
Kencana,Tulang Bawang Tengah, Tulang Bawang. Pada Tahun 2002 diangkat sebagai PNS
di Kabupaten Way Kanan, Lampung. Dalam kesehariannya, ia melaksanakan tugas sebagai
guru matapelajaran Bahasa Indonesia di SMAN 1 Negara Batin, Way Kanan, Lampung.
Di samping mengajar ia juga aktif dalam kegiatan MGMP Bahasa Indonesia SMA Kabupaten
Way Kanan. Sejak tahun 2017 dipercaya teman-teman sebagia ketua MGMP. Selain itu,
kegiatan yang sering diikuti yaitu Diklat dan Bimtek tingkat kabupaten,provinsi, sampai
nasional seperti Kurikulum 2013 dan Guru Pembelajar (PKB).

Anda mungkin juga menyukai