Anda di halaman 1dari 12

Problematika peradaban bagi kehidupan Manusia karena kemajuan IPTEK

Tugas UNP033
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
Tentang
Problematika peradaban bagi kehidupan Manusia karena kemajuan

IPTEK

Lathif Arafat .A
Ghea Qodri Ramadhani
Munawira Khuzaifah
M.Khadafi
Gusneli
Rahmat Nuryanto .P
Zalmon Firdaus
Aldi Chandra
Rusli

Diusulkan Oleh :
Kelompok 5
2011/1102309
2011/1102725
2008/01011
2011/1102252
2011/1102284
2010/10634
2011/1102771
2011/1102932
2011/1102

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2012
KATA PENGANTAR

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, salawat dan salam pada
junjungan Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah dengan izin dan petunjuk-Nya penulis
dapat menyelesaikan penyusunan Makalah mata kuliah umum Ilmu sosial dan dasar budaya
yang berjudul Problematika peradaban bagi kehidupan Manusia
Berbagai bantuan baik moril maupun materil telah penulis terima dari berbagai pihak
dalam penulisan makalah ini, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya atas segala dukungan, bimbingan dan bantuan yang sangat
berarti selama penulisan makalah ini hingga dapat diselesaikan. Izinkanlah penulis
mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada :
1.

Bpk Zulasri selaku Dosen Pembina mata kuliah umum Ilmu sosial dan dasar budaya yang
telah memberikan ilmu pengetahuan,bimbingan, dorongan, motivasi serta petunjuk yang
sangat berharga bagi penulis dalam menyelesaikan makalah ini

2.

Rekan-rekan Mahasisiwa/i UNP yang telah berbagi pendapat,referensi dalam hal ini.
Akhir kata, penulis memohon maaf jika ada penulisan yang salah karena penulis
adalah manusia yang masih belajar.

Padang,Februari 2012

Penulis

Daftar Isi
Kata Pengantar.........................................................................................
2
Daftar Isi.................................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan..................................................................................... 4
Latar Belakang ................................................................................. 5
Rumusan Masalah............................................................................

Tujuan..............................................................................................

Bab II Pembahasan
Kemajuan Media Komunikasi Bagi Adab dan Peradaban Manusia ..

Kemajuan IPTEK Bagi Adab dan Peradaban Manusia. 6


Pertumbuhan dan Perkembangan Demografi Terhadap Adab dan Peradaban Manusia..7

Bab III Penutup


Kesimpulan........................................................................................

14

Saran...................................................................................................

14

Daftar Pustaka..............................................................................................

15

Bab I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Peradaban adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebutkan bagian-bagian
atau unsur kebudayaan yang dianggap halus, indah dan maju. Konsep kebudayaan adalah
perkembagan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang tercermin dalam tingkat
intelektual, keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada masyarakatnya. Kebudayaan
bersifat dinamis. Oleh sebab itu ia dapat mengalami perubahan atau pergeseran. Faktor utama
dalam perubahan ini adalah adanya globalisasi.
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak
terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu.
Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses
globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi
menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baruyang harus dijawab, dipecahkan
dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi
sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Problematika peradaban di Indonesia yang timbul akibat globalisasi diantaranya dapat
dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial. Akibat
perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional
Indonesia. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap
keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah
kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Dengan teknologi informasi yang
semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi banyak alternatif tawaran hiburan dan
informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan
kesenian tradisional kita. Dengan televisi, masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan

hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Hal ini
menyebabkan terpinggirkannya kesenian asli Indonesia.
Problematika peradaban yang penting lainnya adalah adanya kemungkinan punahnya
suatu bahasa di daerah tertentu disebabkan penutur bahasanya telah terkontaminasi oleh
pengaruh globalisasi. Contoh kasusnya ialah seperti yang terjadi di Sumatera Barat. Di daerah
ini sering kali kita temukan percampuran bahasa (code mixing) yang biasanya dituturkan oleh
anak muda di Sumater Barat, seperti pencampuran Bahasa Betawi dan Minang dalam
percakapan sehari-hari (kama lu?, gak tau gua do, dan lain-lain). Hal ini jelas mengancam
eksistensi bahasa di suatu daerah.

b. Rumusan Masalah
Mengamati dan mengkritisi dinamika peradaban global serta problematikanya pada
kehidupan manusia

c. Tujuan
Mengetahui permasalahan evolusi peradaban manusia yang menghasilkan masalah yang
fatal dan bisa mengatasinya

Bab II PEMBAHASAN
I. Kemajuan Media Komunikasi Bagi Adab dan Peradaban Manusia
Muncul dan berkembangnya media baru dalam dunia komunikasi membawa dampak
besar bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Para ahli pun mengemukakan berbagai teori
yang dapat mengakomodasi dan menjelaskan dampak yang terjadi akibat perkembangan
media baru tersebut.
Teori Uses and Gratification telah mencoba menjelaskan penggunaan media
elektronik bagi komunikasi interpersonal. Sejumlah studi yang sama dicoba untuk diterapkan
pada skala organisasi, di mana jaringan komputer digunakan sebagai jaringan komunikasi
elektronik, yang kemudian disebut sebagai computer mediated communication. Dalam studi
ini disertakan pula alat-alat baik yang berhubungan langsung maupun tidak berhubungan
secara langsung dengan komputer.
Sebuah hal terpenting yang diperhatikan di sini adalah konsep kehadiran (presence),
di mana sesuatu yang maya dirasakan seolah sebagai objek yang benar/nyata adanya.
Sedangkan social presence di sini diartikan sebagai pengalaman yang dirasakan oleh
seseorang melalui isyarat atau tanda-tanda yang ada pada berbagai media komunikasi.
Email dikatakan memiliki tingkat presensi yang rendah, karena hanya digunakan
untuk bertukat informasi searah, feedback dari penerima email tidak langsung diberikan saat
itu juga atau sering ditunda. Sedangkan videoconferences dikatakan memiliki tingkat presensi
sosial yang tinggi, karena proses komunikasi berlangsung dua arah, dan kedua komunikator
mampu merasakan kehadiran komunikator yang lain dengan melihat mimik wajah, gesture,
notasi suara, dsb.
Dampak Media Komputer
Selama ini, penyebaran internet telah mengubah perhatian masyarakat terhadap
pengaruh media baru. Salah satunya mengubah persepsi masyarakat tentang media-media
baru. Lahirlah beberapa studi yang meneliti mengenai dampak penggunaan media baru ini,

hingga pada akhirnya disimpulkan beberapa dampak yang dibawa oleh kemajuan teknologi
komunikasi.
o

Perilaku Antisosial (Antisocial Behavior)

Perkembangan komunikasi bermediakan komputer berjalan seiring dengan tumbuh


suburnya nilai-nilai menyimpang yang dihasilkan oleh tangan-tangan tidak bertanggung
jawab. Sejauh ini, para ilmuwan menyimpulkan bahwa kekerasan pada games di komputer
memiliki pengaruh yang sama kuatnya dengan tayangan kekerasan di televisi. Bahkan studi
tertentu mengatakan bahwa video games mempunyai kemampuan lebih kuat untuk
mempengaruhi anak-anak jika dibandingkan dengan tayangan TV atau tindakan kekerasan
yang sebenarnya disaksikan oleh anak-anak.
Selain itu, pornografi yang marak di internet juga ikut meracuni otak anak-anak.
Pelakunya dengan sengaja memberi link dari situs-situs yang biasanya dikunjungi oleh anakanak ke situs-situs yang seharusnya tak pantas dikunjungi anak-anak dibawah umur.
Sedangkan pada orang dewasa, pornografi tidak menunjukkan hasil penyimpangan yang
signifikan seperti pada anak-anak apabila dilihat dari sisi agresivitas dan perilakunya.
o Kecemasan Berlebih Terhadap Komputer (Computer Anxiety)
Hal ini biasa disebut sebagai cyberphobia atau computerphobia, yakni rasa takut,
cemas, khawatir pada saat menggunakan komputer. Biasanya ditunjukkan dengan gejalagejala mual, pusing, dan keringat dingin pada saat menggunakan komputer. Si pengguna
biasanya merasa takut untuk menggunakan komputer atau alat-alat canggih lain karena takut
salah menekan tombol, takut terjadi hal-hal yang tidak dinginkan jika salah mengoperasikan
suatu alat, dsb.
Hal ini sering terjadi pada orang-orang yang umumnya tidak memiliki bekal
pengetahuan yang cukup tentang alat tertentu, atau pada orang-orang yang kemampuan
perhitungannya kurang baik.
Orang-orang semacam ini akan menggunakan komputer dengan porsi sesedikit
mungkin. Murid yang jarang memakai komputer di kelas atau pekerja yang menghindari
pekerjaan yang berhubungan dengan komputer mungkin merupakan tanda-tanda dari
computerphobia.
Berbeda halnya dengan computerphobia, internet self-efficacy adalah mereka yang
sudah merasa mantap menggunakan teknologi yang ada dan lebih banyak berinteraksi dengan
komputer dalam penyelsaian pekerjaannya.
o Ketagihan (Addicted)
Media komputer memiliki kualitas interaksi yang mampu merespon tiap gerak
penggunanya. Kadang kala, komputer mampu mewujudkan apa yang menjadi harapan
penggunanya, namun kadang tidak, hasilnya pun bervariasi pada tiap pengguna.
Kemampuan ini yang akhirnya menuntut kita untuk datang lagi dan merasakan hal
yang berbeda - prinsip ketagihan yang sama seperti pada judi.
Yang menjadi bahan diskusi di antara para orang tua adalah anak-anak mereka yang
kecanduan untuk terus bermain di depan layar komputer tanpa henti. Brenner dalam bukunya
mengatakan bahwa heavy internet user menunjukkan gejala-gejala yang mengarah pada
ketagihan, antara lain kecanduan dan menarik diri dari lingkungan sosial.
Hal yang sama juga terjadi pada orang dewasa. Bahkan yang lebih parah, mereka
merelakan sejumlah uang yang keluar untuk bermain game di komputer atau di internet.

Mereka rela menghabiskan uang untuk gambling, fantasy sport league, dan permainan virtual
lainnya.
Menurut seorang psikolog, Sherry Turkle, kekuatan komputer bukan datang dari halhal di luarnya/eksternal layaknya pada obat-obatan, tapi dari apa yang ada pada orang-orang
yang menggunakan, dari apa yang mereka pelajari tentang ketergila-gilaan mereka pada
komputer.
Suatu hal yang menarik adalah kemampuan komputer untuk mendorong /
memprovokasi pencerminan diri penggunanya serta memperluas pikiran ke dalam dunia
maya yang seakan-akan sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Dalam hal ini, kebiasaan
pengguna komputer disamakan dengan kemampuan mereka untuk mengontrol dunia di dalam
komputer, mereka merasakan hubungan yang sangat erat dan keterkaitan dengan komputer.
Orang-orang ini juga ingin mengekspresikan diri mereka melalui komputer dan menciptakan
gaya sesuai dengan kepribadian masing-masing.
Tumbuh kembang internet di dunia di dukung oleh beberapa faktor, hal pertama
adalah karena karena internet menyediakan layanan yang familiar dan bersifat memudahkan
penggunanya. Selain itu, pertimbangan waktu yang digunakan untuk mencari informasi lewat
internet dari berbagai belahan bumi lebih efisien daripada jika kita mencari informasi lewat
media cetak atau media lainnya. Lewat internet kita bisa mencari data dalam berbagai bentuk,
mulai dari sekedar tulisan, sampai video klip yang bergerak.
Bagaimanapun, perkembangan media informasi memiliki dua sisi yang mutlak ada,
yakni segi positif dan negatif. Di atas, para psikolog menguraikan dampak-dampak negatif
yang diusung oleh media baru. Di sisi lain, media baru membuka mata negara-negara
berkembang untuk memandang ekonomi global dari sebuah alat bernama komputer.
Internet juga memiliki peran dalam bidang ekonomi, hal ini terlihat dari adanya ecommerce atau e-business. Internet berperan sebagai infrastruktur yang membantu transaksi
perdagangan dari penjual pada pembeli. Internet juga bisa disebut sebagai pasar belanja
terbesar dengan jaringan informasi dan komunikasi terluas.
II. Kemajuan IPTEK Bagi Adab dan Peradaban Manusia
Dari zaman ke zaman, perubahan yang terjadi di dunia ini amatlah sangat pesat,
apalagi dari segi Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Bila kita ingat zaman dahulu,
banyak para ilmuwan menemukan berbagai hasil percobaannya, dan kemudian diluncurkan
lalu dipakai untuk kebutuhan sehari-hari, seperti adanya ilmu fisika, ilmu matematika, ilmu
kimia, ilmu biologi, juga ilmu sosial. Semua ilmu itupun masih diterapkan hingga saat ini
oleh kita semua.
Tak dapat kita bayangkan apabila para ilmuwan tidak menemukan berbagai penemuan
luar biasa untuk peradaban manusia, kita bahkan mungkin tak dapat untuk bertahan hidup,
karena kita akui bahwa kita sangatlah butuh akan keberadaan ilmu pengetahuan dunia untuk
menjalankan kehidupan di dunia fana ini.
Namun, di balik semua itu kita patut, wajib, dan haruslah untuk bersyukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa, karena keagungan-Nya lah ilmu pengetahuan itu dapat kita rasakan
dan manfaatkan selama kita hidup. Setelah itu, kita patut untuk menjaga dan mengaplikasikan
ilmu pengetahuan tersebut sampai saat nanti untuk masa depan dan peradaban manusia.
IPTEK di satu sisi sungguh sangat membantu kita selaku manusia dalam mengerjakan
berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
1.

Mengetik laporan kerja dengan komputer

2.

Menelepon orang lain dengan handphone

3.

Mendengarkan musik dengan mp3 player

4.

Mengetahui berita dengan televisi

5.

Mengetahui waktu dengan jam

6.

Bepergian ke manapun dengan sepeda motor, mobil, dan kendaraan lainnya

7.

Mendinginkan ruangan dengan ac

8.

Dan masih banyak lagi contohnya

Bahkan saat ini telah diciptakan robot menyerupai manusia yang bertujuan untuk
menggantikan manusia dalam mengerjakan tugas sehari-sehari. Kita jadi sangat tertolong
dengan adanya teknologi yang kian lama kian maju.
Namun, di sisi lainnya, kita jadi dimanjakan oleh teknologi. Manusia jadi malas,
bahkan sangat tergantung oleh teknologi yang membantu mengerjakan pekerjaan sehari-hari
kita selaku manusia. Jadinya, manusia tidak ada usaha sekuat tenaga untuk mengerjakan
pekerjaannya dengan tangan sendiri. Padahal sungguh bangganya kita bila suatu pekerjaan
dapat dilakukan dan diusahakan sendiri.
Kemajuan IPTEK menunjukkan kemampuan intelektual (intelligence) manusia juga
berkembang. Jadi teknologi selalu membutuhkan manusia supaya dapat diciptakan untuk
peradaban manusia. Tetapi manusia tidak sepenuhnya selalu membutuhkan adanya teknologi
untuk kehidupannya, karena manusia memiliki intelektual, sedangkan teknologi tidak
memiliki intelektual.
Nana Syaodih S. (1997: 67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi
sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu
memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka
sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana.
Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmuilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk
memecahkan masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig menyatakan Technology is the art of
utilizing scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih
jelas dan lengkap tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang,
memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia.
Dari beberapa pengertian di atas nampak bahwa kehidupan manusia tidak terlepas
dari adanya teknologi. Artinya, bahwa teknologi merupakan keseluruhan cara yang secara
rasional mengarah pada ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.
Seseorang menggunakan teknologi, karena menusia berakal. Dengan akalnya ia ingin
keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih mudah, lebih aman, dan lebih-lebih yang
lain.
Perkembangan teknologi terjadi bila seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk
menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Sebagai contoh dapat dikemukakan
pendapat pakar teknologi dunia terhadap pengembangan teknologi. Menurut B.J. Habiebie
(1983: 14) ada delapan wahana transformasi yang menjadi prioritas pengembangan
teknologi, terutama teknologi industri, yaitu : (1) pesawat terbang, (2) maritim dan
perkapalan, (3) alat transportasi, (4) elektronika dan komunikasi, (5) energi, (6) rekayasa ,
(7) alat-alat dan mesin-mesin pertanian, dan (8) pertahanan dan keamanan.
Pada satu sisi, perkembangan dunia iptek yang demikian mengagumkan itu memang
telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis

pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa
digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah
mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang
menakjubkan. Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka
kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam
berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan iptek yang telah kita
capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan
kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Namun, pada sisi lain, pesatnya kemajuan iptek
ternyata juga cukup banyak membawa pengaruh negatif. Semakin kuatnya gejala
dehumanisasi, tergerusnya nilai-nilai kemanusiaan dewasa ini, merupakan salah satu oleholeh yang dibawa kemajuan iptek tersebut. Bahkan, sampai tataran tertentu, dampak negatif
dari peradaban yang tinggi itu dapat melahirkan kecenderungan pengingkaran manusia
sebagai homo-religousus atau makhluk teomorfis.
Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan
iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja
iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia.
Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagian dan imortalitas.
Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat
dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek
mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang
muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap
kehidupan umat manusia.
Perbudakan dan penjajahan di North America, Asia dan Afrika hanya memungkinkan
melalui dukungan iptek. Perkembangan iptek di Eropa Barat membuahkan revolusi industri
yang menindas kelas pekerja dan yang melahirkan komunisme. Produksi weapons of mass
destruction, baik kimia, biologi ataupun nuklir tentu saja tidak bisa dipisahkan dari iptek;
belum lagi menyebut kerusakan ekosistem alam akibat dari kemajuan iptek.
Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak
berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan.
Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus
mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan,oleh
karena itu iptek tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalahmasalah kemanusiaan.
Dari segala dampak terburuk dari perkembangan iptek adalah dampak terhadap
perilaku dari manusia penciptanya. Iptek telah membuat sang penciptanya dihinggapi sikap
over confidence dan superioritas tidak saja terhadap alam lingkungan melainkan pula
terhadap sesamanya. Eksploitasi terhadap alam dan dominasi pihak yang kuat (negara Barat)
terhadap pihak yang lemah (negara dunia ketiga) merupakan ciri yang melekat sejak lahirnya
revolusi industri.
III. Pertumbuhan dan Perkembangan Demografi Terhadap Adab dan Peradaban
Manusia
Johan Sussmilch (1762): Demografi mempelajari hukum Tuhan yang berhubungan
dengan perubahan-perubahan pada umat manusia yang terlihat pada kelahiran, kematian, dan
pertumbuhannya.
Achille Guillard (1855): Demografi sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu
dari keadaan dan sikap manusia yang dapat diukur yaitu meliputi perubahan secara umum,
fisik, peradaban, intelektualitas, dan kondisi moral.

David V. Glass (1953): Demografi terbatas pada studi penduduk sebagai akibat
pengaruh dari proses demografi, yaitu: fertilitas, mortalitas, dan migrasi.
UN (1958); IUSSP (1982): Demografi adalah studi ilmiah mengenai masalah
penduduk yang berkaitan dengan jumlah, struktur, serta pertumbuhannya. Masalah demografi
lebih ditekankan pada segi kuantitatif dari berbagaifaktor yang mempengaruhi pertumbuhan
penduduk, yaitu: fertilitas, mortalitas dan migrasi.
Donald J. Bogue (1973): Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik
dan matematik tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk dan perubahanperubahannya sepanjang perubahan masa melalui bekerjanya lima komponen demografi yaitu
kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
Bapak demografi: John Graunt menganalisis data kelahiran dan kematian yang
diperoleh dari catatan kematian (bills of mortality) yang setiap minggu diterbitkan oleh
petugas gereja-gereja. John Graunt mencetuskan hukum-hukum tentang pertumbuhan
penduduk.
Demografi (Kependudukan) adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan
manusia. Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana
jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan.
Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu
yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.
Problematik demiografi dalam meningkatkan kesejahteraan sudah berada di wilayah
terapan ilmu demografi. Pertanyaan mendasarnya adalah upaya mencari keseimbangan
struktur penduduk di wilayah tertentu pada periode tertentu dan kesejahteraan optimal yang
dapat dicapai.
Contoh kasus, pemerintah RRC melarang pasangan suami isteri memiliki lebih dari
satu anak sejak akhir 1970-an (1978 atau 1979). Alasannya untuk mengurangi angka
pertumbuhan penduduk sehingga beban sosial ekonomi berkurang. Implikasi kebijakan ini
sangat banyak, antara lain budaya Cina yang menginginkan anak laki-laki tidak jarang
memicu aborsi ketika bayi dalam kandungan diketahui berkelamin perempuan. Cina berhasil
mencegah kelahiran 400 juta bayi selama 1978-2008, 30 tahun. Namun, bersamaan dengan
peningkatan keseejahteraan Cina, akan sering terjadi beban sepasang suami-isteri adalah
empat orang tua yang panjang umur dan satu anak hasil perkawinan.
Kasus Indonesia, sejak reformasi 1998, intensitas program Keluarga Berencana
tampak menurun. (Coba perhatikan semakin banyak pasangan suami-isteri di sekeliling kita
memiliki lebih dari dua anak antara 1998-2008). Belakangan Kepala BKKBN mengingatkan
akan terjadi ledakan jumlah penduduk dan segala implikasinya di Indonesia jika program KB
ditinggalkan. Kampanye KB pun dimulai lagi, namun belum seintensif di masa Presiden
Soeharto.
Sejak tumbangnya Orde Baru, perkembangan masyarakat di Indonesia ditandai oleh
perbedaan pendapat yang akhir-akhir ini menjurus kepada ketidakserasian bangsa. Dampak
dari rasa muak terhadap friksi yang tidak berkesudahan, mulai muncul di kalangan awam
kerinduan atas keadaan masa lalu yang dianggap relatif stabil, aman, dan mudah mencari
makan.
Konflik yang berkepanjangan tidak perlu terjadi apabila kekuatan politik yang ada
memahami keadaan dan perkembangan struktur demografi Indonesia. Secara demografis,
konflik di Indonesia sebenarnya dapat dijelaskan dari sisi perbedaan antargenerasi (intergenerational gap). Struktur penduduk sebenarnya menggambarkan pengalaman anggota
masyarakat di mana setiap orang yang ada di dalamnya telah melalui siklus kehidupan, dari

sejak lahir, bayi, anak, akil balik, dewasa, tua dan akhirnya mati. Perjalanan kehidupan setiap
orang dengan latar belakang yang mempengaruhi tata kehidupannya ini akan membentuk
sikap, pandangan dan perilaku.
Dinamika penduduk akan melahirkan push and pull theory, yaitu Pertumbuhan
penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah
dan mengurangi. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun selalu
bertambah. Perubahan jumlah penduduk ini disebut sebaagi pertumbuhan penduduk.
Pertumbuhan penduduk adalah bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di suatu
daerah atau negara dalam kurun waktu tertentu. Tingkat pertumbuhan penduduk di negara
kita masih termasuk tinggi.
Idealnya, struktur penduduk membentuk urutan generasi yang teratur. Kenyataannya,
keberhasilan usaha menurunkan kelahiran dan kematian selama ini telah membentuk struktur
penduduk Indonesia di mana generasi yang dilahirkan tahun-tahun 1980-an dan 1990-an
jatuh berhimpitan di antara generasi-generasi yang dilahirkan di tahun-tahun sebelumnya.
Generasi 1920-1930
Akibat dari perkembangan status ekonomi dan teknologi kesehatan yang lebih baik
menyebabkan generasi kelompok lanjut usia (generasi 1920-30) masih signifikan dalam
struktur penduduk Indonesia. Keberadaan mereka dalam masyarakat mulai mendorong
permintaan pada sarana dan pelayanan geriatri. Mereka adalah kelompok yang mampu
melalui Perang Dunia II dan depresi ekonomi di tahun 30-an dan perlu diperhitungkan
keberadaan mereka. Latar belakang kehidupan mereka membentuk kepribadian konservatif,
dan hemat. Oleh karena mereka merasa ikut menanamkan dasar kebangsaan di masa remaja,
mereka mengharapkan generasi selanjutnya menjadi kuat, loyal, hemat, dan mempertahankan
kekerabatan dalam arti luas. Penolakan terhadap pandangan generasi ini dianggap sebagai
penolakan dari generasi muda dalam melestarikan tata nilai moral.
Generasi 1940-1950
Generasi ini dilatarbelakangi oleh kehidupan yang serba kurang akibat lemahnya
ekonomi Indonesia. Latar belakang keras dengan suasana perang kemerdekaan dan
pemberontakan membentuk sikap dan kepribadian yang hampir sama dengan generasi
sebelumnya yaitu sederhana dan kerja keras. Mereka mendambakan kehidupan yang aman,
nyaman dan damai. Kecenderungan dari elite generasi ini adalah pekerja keras untuk
menghadapi persaingan akibat dari mobilitas sosial yang dibuka untuk semua warga.
Memasuki usia tua, mereka cenderung membentuk kepribadian yang konservatif.
Generasi 1960-1970
Generasi dewasa muda mengalami masa pertumbuhan di saat kondisi perekonomian
Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang tumbuh cepat. Pengaruh dari keadaan yang
penuh dengan kemudahan menyebabkan terbentuknya kepribadian kurang peka dengan
lingkungan mereka. Secara umum, tata nilai generasi ini bermuara pada diri mereka sendiri
sebagai pusat keberhasilan. Ambisius. Mereka yang kurang peka dengan pentingnya keluarga
besar (extended family). Mereka tidak bersedia kehilangan kenyamanan yang mereka peroleh
pada waktu mereka tumbuh dalam keluarga. Sukses ditandai oleh gaya hidup kosmopolitan.
Elite dari generasi ini menghasilkan sub-kultur yuppies dengan pola pengeluaran boros.
Krisis yang berkepanjangan dapat menumbuhkan perasaan pahit terhadap mereka yang
menyebabkannya kesejahteraan mereka terganggu. Jumlah mereka secara absolut sangat
besar dan dapat membentuk kekuatan politik yang perlu dipertimbangkan. Ketidakpekaan
pada kepentingan mereka dapat mengganggu efektivitas kerja pemimpin di masa mendatang.
Generasi 1980-1990

Anggota yang paling muda dalam masyarakat Indonesia tidak membentuk kesamaan
pandangan. Generasi 1980 tumbuh dalam masa yang terbaik dalam kemakmuran ekonomi.
Pengaruh dari orang tua mereka pada pekerjaan yang semakin kompetitif mendorong
permintaan pada sarana pendidikan yang lebih baik agar mampu bersaing di dalam dan luar
negeri. Sebagai anak muda, mereka penuh dengan idealisme dan aktif. Seperti yang lainnya,
mereka adalah kelompok yang dapat dikatakan radikal daripada generasi yang di atasnya.
Namun, dengan krisis ekonomi yang berkepanjangan, hal ini dapat mengubah kepribadian
yang liberal menjadi ultra-konservatif di saat mereka memasuki ke usia lanjut usia.

Bab III PENUTUP


A.Kesimpulan
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini,
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi
memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam
melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyatakat sudah menikmati
banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade
terakhir ini. Namun manusia tidak bisa menipu diri sendiri kenyataan bahwa teknologi
mendatangkan efek negatif bagi manusia.
B.Saran
Agar bisa mengatasi permasalahan dari efek negatif dari peradaban kemajuan
teknologi bagi manusia sebaiknya sebagai manusia mempunyai Intelgensi dan Qalbu, agar
bisa medapatkan hal teserbut harus banyak generasi bangsa belajar dan berpendidikan untuk
terus menggali ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi tanpa menghilangkan jati diri
Indonesia melalui pelestarian nilai-nilai dan moral bangsa Indonesia agar bisa Indonesia yang
maju melestarikan warisan budaya dan bangsa dan di pihak lain membangun kebudayaan
nasional yang modern.

Daftar Pustaka
Alisyahbana, Iskandar. 1980. Teknologi dan Perkembangan. Jakarta: Yayasan Idayu.
Anglin, Gary J. 1991. Instructional
Englewood: Libraries Unlimited.

Technology:

Past,

Present

and

Future.

Mirabito, M.A.M & Morgenstern, B.L, New Communication Technology: Applications,


Policy, and Impact, Fifth Edition, UK: Local Press, 2004. hlmn. 231-246.
Straubhaar, Joseph & La Rose, Robert. Media Now: Communications Media in the
Information Age. Wadsworth, 2004. Chapter 13.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 1997. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Sutjipto. 2005. Kurikulum Pendidikan Teknologi suatu Kebutuhan yang Tidak Pernah
Terlambat. Jakarta: Kompas.
http://one.indoskripsi.com/artikel-skripsi-tentang/problematika-peradaban
Diposkan oleh lathif arafat di 10.26

Anda mungkin juga menyukai