Anda di halaman 1dari 10

FUNGSI ILMU KEALAMAN UNTUK KESEJAHTERAAN MANUSIA

SEBAGAI PRODUK ILMU KEALAMAN

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Sains yang dibina oleh
Prof. Dr. Hj. Mimien Henie Irawati, M.S

Disusun Oleh:
Aisyah Prastiwi Putri (190341621616)
Devi Mariya Sulfa (190341621674)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
OKTOBER 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
Dasar-Dasar Sains ini dengan judul “Fungsi Ilmu Kealaman untuk
Kesejahteraan Manusia sebagai Produk Ilmu Kealaman”. Terima kasih kami
ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan
ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu,
mengetahui aksiologi sains dan fungsinya. Meskipun makalah ini kurang
sempurna dan masih banyak hal yang perlu diperbaiki tetapi juga memiliki
detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan
para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik
serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi.

23 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................ 2
1.4 Manfaat.......................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN................................................................... 4
2.1 Fungsi Sains sebagai Sarana untuk Menjelaskan.......................... 4
2.2 Fungsi Sains sebagai Sarana untuk Meramalkan..............................
2.3 Fungsi Sains sebagai Sarana untuk Mengontrol Gejala Alam Guna
Kesejahteraan Manusia...........................................................................
2.4 Fungsi Sains sebagai Sarana untuk Pelestaran Alam........................
2.5 Fungsi Sains sebagai Sara untuk Rekayasa.......................................

BAB III PENUTUP...............................................................................


3.1 Kesimpulan........................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................
DAFTAR RUJUKAN............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara
substantial maupun secara historis karena kelahiran dari sains tidak terlepas
dari peranan filsafat (Notoatmojo, 2007). Filsafat ilmu memberikan
dorongan bagi perkembangan dan kemajuan ilmu dan sekaligus nilai-nilai
moral yang terkandung pada setiap ilmu baik pada tataran ontologis ,
epistemologis maupun aksiologis.
Aksiologi merupakan teori nilai yang berhubungan dengan
kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh (Suriasumantri, 1994). Setiap
ilmu pengetahuan akan menghasilkan sebuah karya yang kemudian akan
diaplikasikan pada kehidupan masyarakat. Aksiologi merupakan nilai-nilai
sebagai tolak ukur kebenaran, etika serta moral sebagai dasar normative
penelitian dan juga penggalian, dan juga penerapan ilmu (Wibisono, 2009:
152).
Proses ilmu pengetahuan menjadi sebuah karya yang benar-benar
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tergantung pada kehendak dari
ilmuwannya. Ada dua kepentingan yang bertentangan yaitu kepentingan
pribadi dan kepentingan masyarakat akan membawa pada persoalan etika
keilmuwan serta masalah bebas nilai. Hal tersebut, seorang ilmuwan harus
berusaha untuk berada pada tempat yang tepat, tanggung jawab akademis
dan tanggung jawab moral (Bahrum, 2013)
Aksiologi dan sains memilki keterkaitan satu sama lain. Aksiologi
dapat mengarahkan sains kepada tujuan yang jelas. Perkembangan sains
berbanding lurus dengan kemajuan teknologi. Namun, kemajuan teknologi
belum tentu berbanding lurus dengan kemajuan, kesejahteraan dan
kemaslahatan masyarakat. Aksiologi sains bertujuan agar diciptakanna suatu
karya yang positif. Perkembangan sains yang tidak ditunjukkan untuk
kemaslahatan masyarakat akan menjadi penyebab kehancuran dunia, karena
perkembangan sains hanya akan digunakan sebagai alat untuk mencapai
tujaun kelompok atau individu yang cenderung berorientasi pada
kepentingannya tanpa memperdulikan kondisi masyarakat sekitarnya
(Surajiyo, 2009)
Sudut pandang filsafat yang mencari jawaban atas pertanyaan “ke
mana” atau “tujuan” dari obyek yang dikaji itu, dikenal dengan istilah
axsiologi (Sutomo, 2009). Mengkaji ke mana atau apa tujuan sesungguhnya
ilmu kealaman itu harus didasarkan fungsi sesungguhnya tujuan itu
berhimpitan dengan fungsinya. Sebagai gambaran “tujuannya ke pasar”;
karena diketahui bahwa fungsi pasar adalah untuk berbelanja. Adapun
kajian dari fungsi-fungsi ilmu kealaman beserta tujuan atau kemana
sesungguhnya ilmu kealaman itu didapat akan kita bahas pada makalah ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas, kami dapat merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apa fungsi-fungsi ilmu kealaman?
2. Bagaimana fungsi sains sebagai sarana untuk menjelaskan?
3. Bagaimana fungsi sains sebagai sarana untuk meramalkan?
4. Bagaimana fungsi sains sebagai sarana untuk mengontrol gejala alam
guna kesejahteraan manusia?
5. Bagaimana fungsi sains sebagai sarana untuk pelestarian alam?
6. Bagaimana fungsi sains sebagai sarana untuk rekayasa?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui fungsi ilmu kealaman
2. Untuk mengetahui fungsi sains sebagai sarana untuk menjelaskan
3. Untuk mengetahui fungsi sains sebagai sarana untuk meramalkan
4. Untuk mengetahui fungsi sains sebagai sarana untuk mengontrol gejala
alam guna kesejahteraan manusia
5. Untuk mengetahui fungsi sains sebagai sarana untuk pelestarian alam
6. Untuk mengetahui fungsi sains sebagai sarana untuk rekayasa
1.4 MANFAAT
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai referensi axiologi ilmu kealaman sebagai kajian fungsi dan
tujuan ilmu kealaman dapat teruraikan.
2. Sebagai sumber dan bahan masukan bagi penulis lain untuk menggali
dan melakukan eksperimen tentang axiologi ilmu kealaman sebagai
kajian fungsi dan tujuan ilmu kealaman dapat teruraikan.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dan penulis lain dalam
mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan alam.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Sains sebagai Sarana untuk Menjelaskan


Penjelasan merupakan produk ilmu kealaman yang sifatya untuk
membuka cakrawala pandangan, sehingga memotivasi orang untuk berfikir
realistis (Sutomo, 2009). Akibatnya, banyak orang bergeser pola pikirnya
meninggalkan pola piker mitos. Hal demikian dimungkinkan, karena ilmu
kealaman dalam menjelaskan bersifat mendeskripsikan secara lengkap semua
bagian dari obyek yang nyata (realistis), serta menganalisis hubungan atau
perbedaan antara satu bagian dengan bagian lainnya. Disamping itu,
penjelasan selalu masuk akal, artinya sesuai dengn teori yang berlaku, serta
bersifat kausatif yaitu selalu menjelaskan adanya hubungan sebab akibat
(Sutomo, 2009). Sebagai gambaran, penjelasan merupakan produk ilmu
kealaman yang dapat menggeser pola piker meninggalkan berpikir mitos
adalah ketika masyarakat terbelakang atau masyarakat zaman dahulu
menjelaskan tentang gerhana. Mitosnya, ada raksasa yang menyelinap ikut
para dewa minum air penghidupan. Namun, ada seorang dewa yang
mengetahuinya, sehingga ketika raksasa baru minum, dipanah oleh dewa
tersebut hingga lehernya putus. Didalam cerita, air kehidupan adalah yang
menyebabkan dewa hidup terus dan tidak mati, sedangkan raksasa tersebut
sudah terlanjur minum di mulutnya, air kehiduan belum sempat masuk ke
tubuhnya. Dengan demikian, kepala raksasa tersebut dapat hidup terus dan
tidak mati, sedangkan tubuhnya jatuh di bumi menjadi lesung (tempat
menumbuk padi). Apabila terjadi gerhana, orang meyakini bahwa kepala
raksasa tersebut sedang memakan bulan atau matahari, sehingga orang di
bumi harus dibangunkan atau diberi tahu untuk memukul-mukul lesung agar
raksasa kesakitan dan segera melepaskan bulan atau matahari di mulutnya.
Pada masyarakat maju atau masyarakat yang telah mengenali ilmu
kealaman, maka gerhana dijelaskan oleh ilmu kealaman dengan
mendeskripsikan secara lengkap semua bagian dari obyek yang nyata
(realistis), yang dalam hal ini adalah matahari, bumi, dan bulan, dengan status
matahari sebagai bintang, bumi sebagai planet, dan bulan sebagai satelit.
Selanjutnya ilmu kealaman menganalisis hubungan atau perbedaan antara
obyek-obyek tersebut, yang dalam hal ini perbedaannya adalah menurut
Thales (624-565 SM) sebagai orang yang pertama mengatakan bahwa bintang
mengeluarkan cahayanya sendiri, sedangkan bulan hanya memantulkan sinar
dari matahari. Adapun dalam menganalisis hubungannya adalah bahwa
menurut Johanes Kepler (1571-1630 SM) planet-planet bergerak mengelilingi
matahari berbentuk elips, dimana matahari berada di salah satu titik pusatnya.
Akhirnya ilmu kealaman menjelaskan secara kausatif dan penjelasan tersebut
sesuai dengan teori yang berlaku, yaitu sinar matahari yang mengenai bumi
membentuk bayangan di seberang bumi, sehingga apabila bulan yang sedang
beredar mengelilingi bumi memasuki daerah bayangan tersebut, maka
terjadilah gerhana bulan dan apabila seluruh bulan memasuki area tersebut
terjadilah gerhana bulan total. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa apabila
cahaya mengenai benda yang tidak transparan, maka akan menimbulkan
bayangan. Lebih dari itu, penjelasan yang diuraikan di atas dapat
didemonstrasikan dengan model, yaitu bentukan miniature dan tatasurya kita,
sehingga ilmu kealaman itu benar-benar obyektif (realitanya dapat
didemonstasikan).
Penjelasan pada ilmu kealaman berbeda dengan penjelasan-
penjelasan lainnya, karena pada ilmu kealaman dapat saling meyakinkan,
sehingga orang mudan menerima dengan sepenuh hati, karena orang itu
sendiri dan bahkan semua orang dapat mencoba atau mendemonstrasikan
kebenarannya, yang masing-masing hasilnya harus sama, dan hasil tersebut
harus sesuai dengan teorinya. Hal tersebut yang menyebabkan ilmu kealaman
berkembang pesat, banyak yang mempelajarinya da berdampak balik pada
perkembangan ilmu kealaman itu sendiri. Karena cara menjelaskan ilmu
kealaman tersebut bersifat analitis, artinya: melihat sesuatu secara lengkap
dan cermat, kemudian hasilnya dihubungkan dengan obyek-obyek yang lain
2.2 Fungsi Sains sebagai Sarana untuk Meramalkan
2.3 Fungsi Sains sebagai Sarana untuk Mengontrol Gejala Alam Guna
Kesejahteraan Manusia
2.4 Fungsi Sains sebagai Sarana untuk Pelestarian Alam
2.5 Fungsi Sains sebagai Sarana untuk Rekayasa

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Axsiologi sains memiliki fungsi sebagai sarana untuk menjelaskan,
sebagai sarana untuk meramalkan, sebagai sarana untuk mengontrol gejala
alam guna kesejahteraan manusia, sebagai sara untuk pelestarian alam dan
sebagai sarana untuk rekayasa. Fungsi sains sebagai sarana untuk
menjelaskan maksudnya adalah

3.2 SARAN
Semoga makalah ini bisa menjadi bahan acuan dan semangat untuk
mengkaji dan membuat makalah yang semakin baik. Pembuatan makalah ini
kami menyadari vahwa masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki
karena keterbatasan pengetahuan dan referensi. Kritik dan saran yang sifatnya
membangun kami harapkan untuk masukan dalam pembuatan makalah
selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai