Anda di halaman 1dari 3

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. karena berkat
rahmat, dan hidayahNya, kami dapat menyelesaikan Makalah Pendidikan
Agama Islam tentang “Konsep Manusia Menurut Islam dan Ilmu Pengetahuan”.
Semoga dengan membaca makalah ini, para pembaca akan lebih memahami
Konsep Manusia Menurut Islam dan Ilmu Pengetahuan. Kritik dan saran demi
kemajuan makalah ini sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Penyusun,

Kelompok IV
LATAR BELAKANG

Siapakah manusia? Manusia pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam
semesta. Asal-usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari teori
tentang species baru yang berasal dari spesies lain yang sebelumnya melalui proses evolusi.

Mencari makna manusia melalui ilmu pengetahuan. Membicarakan tentang manusia


dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat tergantung pada metologi yang digunakan dan
terhadap filosofis yang mendasari.

Konsep manusia dalam al-qur’an dipahami dengan memperhatikan kata-kata yang saling
menunjuk pada makna manusia yaitu kata basyar, insan, dan al-nas.Manusia sebagai basyar
tunduk pada takdir Allah, sama dengan makhluk lain. Manusia sebagai insan dan al-nas
bertalian dengan hembusan roh Allah memiliki kebabasan dalam tunduk atau menentang
takdir Allah.

Namun, pada umumnya manusia nampak lebih sering melanggar perintah Allah dan
senang sekali melakukan dosa. Jika demikian maka manusia semacam ini jauh dibawah
standar malaikat yang selalu beribadah dan menjalankan perintah Allah SWT, padahal
dijelaskan dalam Al-Qur’an, Malaikatpun sujud pada manusia. Kemudian, bagaimanakah
mempertanggungjawabkan firman Allah yang menyebutkan bahwa manusia adalah sebaik-
baiknya makhluk Allah?

Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa manusia memang memiliki kecenderungan untuk


melanggar perintah Allah, padahal Allah telah menjanjikan Dan kalau Kami menghendaki,
sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada
dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing
jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia
mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan
ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.

Dari ayat ini dapat dilihat bahwa sejak awal Allah menghendaki manusia untuk menjadi
hamba-Nya yang paling baik, tetapi karena sifat dasar alamiahnya, manusia menggabaikan
itu.

Jika manusia ingin mewujudkan potensi-potensi baik dalam dirinya, ia harus benar-
benar menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Dan tentu manusia mampu untuk
menjalani itu. Sesuai dengan firman-Nya dalam Al-Quran surah al-Baqarah ayat 286 yang
berbunyi.

pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan)
yang dikerjakannya. (Mereka berdo'a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika
kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami
beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami
memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah
Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."

Jelas sekali bahwa Allah tidak akan membebani hamba-Nya dengan kadar yang tak dapat
dilaksanakan oleh mereka. Kemudian, bila perintah-perintah Allah itu tak dapat dikerjakan,
hal itu karena kelalaian manusia sendiri.

Penutup Manusia adalah manusia dengan segala potensinya. Ia dapat memilih


mendayagunakan potensialitasnya atau mengabaikannya

Anda mungkin juga menyukai