Anda di halaman 1dari 7

PERAN DAN FUNGSI AGAMA DALAM KEHIDUPAN

A. Fungsi agama dalam kehidupan :


1. Sebagai sarana pendidikan
Agama dapat berfungsi sebagai sarana terbaik untuk mengajarkan hal hal yang baik yang dapat
menguntungkan banyaak pihak sesuai dengan perintah atau larangan yang harus dijalankan dan
dipatuhi , agar seseorang bisa menjadi pribadi yang lebih baik daan selalu berada padaa jalan
kebenaran dan kebaikan menurut ajaran dan kepercayaan masing masing.
2. Sebagai sarana untuk keselamatan
Agama berfungsi sebagai jalan teebaik bagi penganutnya berhubungan dengan tuhannya agar
dapat memohon dan mengharapkan keselamatan dari kejahatan yang terlihat maupun yang
tiudak nyata serta keselamatan dari ancaman api neraka akibat dosa dosa dimasa lalu. Seseorang
yang memiliki agama maka dirinya memiliki tuhan untuk tempat berdoa, mengeluarkan uneg
uneg dan memohon keselatan dunia akhirat. dengan begitu hati bisa terasa lebih tenang dan
mendekatkan diri kepada sang pencipta merupakan cara agar hati tenang.
3. Sebagai jembatan perdamaian dunia
Karena ajaran agama yang selalu mengutamakan untuk selalu hidup berprilaku baik , saling
menghormati dan menyayangi dengan orang yang beragama berbeda dapat mewujudkan
persatuan dan kesatuan dan sebagai alat untuk menuju perdamaian dunia. didunia memiliki
tarusan negara dengan ideologi dan agama yang berbeda beda, tetapi  semua negara dilandasi
rasa saling menghormati hak asasi manusia , saling menghargai, mengutamakan persamaan
derajat tapi tidak saling merugikan satu sama lainnya, menjauhi penghinaan atau penghujatan
terhadap orang lain  dan tidak saling merasa benar , maka perdamian dunia akan selalu tercipta
hingga akhir jaman.
4. Sebagai alat untuk sosial
Dengan beragama manusia akan lebih peka, lebih cerdas dan lebih tanggap dalam menyikapi dan
menghadapi masalah masalah sosial dimasyarakat, misalnya adanya kemiskinan, keadilaan,
kesejahteraan rakyat, tentang hak asasi manusia  ataau tentang aktifitas yang berjalan pada jalan
kemaksiatan agar segera ditertibkan dan dimusnakan agar prilaku tersebut tidak menodai wilayah
sekitarnya dan tidak lagi menjerat prilaku generasi berikutnya kearah yang penuh dosa.
Kepekaan tersebut dapat merangsang dan menyemangati orang orang agar tidak hanya berdiam
diri saja menyaksikan hal hal yang tidak baik antara lain tentang ketidakadilan ditengah
masyarakat, tentang prilaku menyimpang atau tentang  kezoliman yang berkembang pada sistem
kehidupan dimasyarakat. masyarakat yang memiliki agama ( walaupun berbeda beda) maka akan
memiliki jiwa yang lebih peka dan cerdas untuk menolak semua peristiwa yang berbau
ketidakadilan tersebut.
5. Sebagai jenjang hidup yang baru
Ajaran agama selalu mengajarkan haal hal yang baik dan mela\arang manusia untuk berbuat
sesuatu yang merugikan orang lain apapun bentuknya. ajaran agama mampu memperbaiki
kualitas kehidupan seseorang dalam bergaul dan berinteraksi ditengah masyarakat. bahkan
mampu mengubah pribadi seseorang atau kelompok menjadi memiliki jenjang kehidupan yaang
baru yaitu kehidupan yang lebih baik dan mencapai spiritualnya masing masing.
6. Sebagai tempat untuk berinteaksi
Pada dasarnya Ajaran kebaikan dan kebenaran ada pada semua agama apapun didunia. agama
mengajarkan manusia untuk saling bersosialisasi atau berinteraksi dengan orang lain (agama
Lain).  Semua ajaran agama memiliki aturan yang membolehkan segala bentuk usaha yang
mempunyai sifat duniawi dan sekaligus agamawi selama usaha yang dilakukan tidak
bertentangan dengan ajaran agama dan sesuai dengan norma norma yang ada dalam masyarakat .
7. Sebagai semangat kreatifitas
Ajaran agama untuk memberi semangat kemandirian dan kreatifitas seseorang agar lebih baik
dan terarah tanpa disusupi oleh kecurangan atau kejahatan kejahatan yang merugikan orang lain.
semangat kreatifitas dapat mengajak seluruh manusia didunia untuk saling bekerja sama dalam
berkarya, bekerja daan memanfaatkan keterampilan , minat dan bakat untuk kemajuan bangsa
dan negara.
8. Sebagai identitas diri
Agama apapun didunia adalah sebagai identitas seseorang sebagai umat yang beragama dan tidak
atheisme (Tidak beragama).  identitas tersebut bisa terdapaa pada kartu tanda penduduk, paspor
dan surat surat penting lain. hal itu menunjukkan bahwa kita harus menghormati agama orang
lain yang sebenarnya telah diakui sebagai agama yang sah didunia.
9. Agama juga bisa disebut sebagai ajaran teoritis
yaitu yang mengajarkan tentang cara bagaimana berprilaku yang baik yang sesuai norma, moral
dan aturan aturan , perintah serta larangan larangan yang berhubungan dengahn etika
bermasyarakat. yang bertujuan agar mudah tercipta krukunaan , saling menghormati dan hidup
saling berdampingan tanpa mengenal perbedaan agama ataupun tradisi.
10. Agama juga bisa disebut sebagai benteng kekuatan
Yaitu sebagai benteng kekuatan yang tidak mengenal ruang dan waktu karena berperan besar
dalam mempengaruhi prilaku dan sikap manusia secara individu ataupun secara sosial, kalimat
ini pernah  dinyatakan oleh seorang pakar ahli sosiologi yang bernama Emile Durkhien.
11. Agama juga bisa disebut sebagai kebanggaan
Yaitu memiliki agama berarti memiliki kebangaan karena mempunyai tuhan tempat kita berserah
diri, memohon bantuan dan sarana untuk beribadah agar menjadi manusia bisa lebih dekat
dengan yang maha kuasa dan menjadi pribadi yang lebih baik.  agama sebagai kebanggaan diri
secara pribadi tetapi bukan untuk dipertunjukan dalam bentuk keangkuhan, pamer atau
kesombongan. karena keangkuhan hanya akan membuat jarak kita dengan orang lain menjadi
menpunyai dinding batas untuk saling berinteraksi. hal ini disebabkan pada dasarnya manusia
tidak menyukai seseorang yang pamer dan bangga dengan tujuan untuk menyombongkan diri.

B. Hikmah Beragama

 Dapat menjadi pedoman dan petunjuk dalam hidup. Agama memberikan bimbingan
dalam hidup ke arah yang lebih baik dan diridhai oleh allah.

 Dapat menjadi penolong dalam mengatasi berbagai persoalan atau kesukaran hidup.

 Dapat memberikan ketentraman batin bagi mereka yang dapat menghayati dan
mengamalkan agama dengan sebaik-baiknya sehingga menjadi sejahtera dan aman
sentosa baik untuk kehidupan pribadi, rumah tangga, mmasyarakat maupun bangsanya.

 Dapat membentuk kepribadian yang utuh atau membangun manusia seutuhnya.


C. Sikap Beragama
Manusia adalah makhluk indiviudu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial
tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain dalam rangka
memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam masyarakat, seorang
individu akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang berbeda warna dengannya salah
satunya adalah perbedaan agama.

Dalam menjalani kehidupan sosialnya tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-gesekan yang akan
dapat terjadi antar kelompok masyarakat, baik yang berkaitan dengan ras maupun agama. Dalam
rangka menjaga keutuhan dan persatuan dalam masyarakat maka diperlukan sikap saling
menghormati dan saling menghargai, sehingga gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan
pertikaian dapat dihindari. Masyarakat juga dituntut untuk saling menjaga hak dan kewajiban
diantara mereka antara yang satu dengan yang lainnya.
Dalam pembukaaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa “Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.” Olehnya itu kita sebagai warga Negara sudah
sepatutnya menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat beragama dan saling
menghormati antar hak dan kewajiban yang ada diantara kita demi keutuhan Negara.

D. Agama Dalam Kehidupan

Agama dapat mempersatukan perbedaan kultur dalam masyarakat yang majemuk . Agama sangat
penting dan sangat berperan dalam membentuk dan membangaun tatanan masyarakat menjadi
lebih teratur, ter rah dan lebih maju karena ajaran agama mampu menciptakan kerukunan kultur
dan memperbaiki kualitas pergaulan pada orang orang yang memiliki perbedaan agama pada
masyarakat yang majemuk agar senantiasa hidup berdampingan tanpa ada rasa iri, dengki,
merasa paling benar dan lain lain.

 Agama adalah Tiang kehidupan – Seseorang yang tidak mempunyai agama apapun maka
kehidupannya akan dipenuhi dengan keraguan, cenderung suka dengan jalan kemaksiatan
dan perbuatan perbuatan yang merugikan orang lain. tanpa agama seseorang tidak akan
mempunyai sesuatu yang selalu mengajaknya untuk berdoa, bersyukur, menyesali
perbuatan dan memohon pengampunan pada tuhan yang diyakininya dapat menolongnya
merubah jalannya menjadi lebih baik.

 Agama adalah Tiang dalam berfikir – Seseorang yang tidak memiliki agama maka akan
sulit baginya untuk mengerti dan memahami cara menghormati perbedaan kita dengan
orang lain. sulit bisa menghargai ibadah orang lain dan sulit untuk menyayangi orang
orang yang butuh bantuan . tanpa agama kita tidak mampu berfikir jernih karena jalan
kebaikan , kebenaran dan keadilan yang diajarkan didalamnya tidak pernah dipahaminya
dengan baik.

 Agama adalah Tiang dalam berprilaku – Tanpa agama seseorang tidak bisa berprilaku
baik ditengah masyarakat karena agama yang selalu mengajarkan kebaikaan tidak
dimilikinya. tanpa agama seseorang sangat miskin dengan ajaran ajaran kebaikan, moral
dan tentang norma norma yang harus dijalankan dalam masyarakat. tanpa agama
seseorang cenderung tidak mampu berprilaku santun, tidak mampu mengendalikan
emosi, merasa menang sendiri dan tidak bisa menghargai hasil karya orang lain.

 Agama adalah Tiang dalam mengambil keputusan. – Agama selalu mengajarkan hal hal
kebaikan agar manusia selalu berada dalam kebenaran daan tidak melakukaan hal hal
yang dilarang yaang sebenarnya bisa berdampak buruk bagi orang lain. jika hidup saling
rukun, saaling menghormati dan tidak saling menyakiti maka hidup bermasyarakat akan
selalu terasa damai, aman dan mudah dalam mengambil keputusan ketika sedang
bermusyawarah.

 Agama adalah Tiang negara – Sebuah negara yang sangat maju tidak akan berati apa apa
jika warga negaranya tidak memiliki agama.karean tanpaa agama manusia dengan
manusia lainnya akan mudah terpancing dengan hal hal yang dapat memecah belah
persatuan, seseorang yang tidak beragama mudah terhasut , mudah diperdaya dan mudah
terpancing emosi dan memulai pertikaian, pertengkaran, permusuhan, perkelahian,
bahkan peperangan.
Didalam masyarakat yang majemuk seperti Indonesia fungsi agama bisa juga berarti sebagai
pedoman hidup sehari hari, sebagai pembeda dan ciri khas dimasyarakat, sebagai pedoman untuk
memahami sesuatu yang baik dan yang salah, sebagai pedoman untuk rekreasi dan hiburan dan
sebagai pengakuan diri akan rasa persamaan diantara umat beragama yang ada di Indonesia.

E. Toleransi dalam Beragama

Ada berbagai bentuk toleransi di dunia ini, sesuai dengan berbagai bentuk keragaman yang ada.
Ada toleransi beragama, toleransi antar suku, toleransi dalam berpolitik, dan lain-lain. Sesuai
judul dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang toleransi beragama.

Toleransi contoh sikap tolerasi antar umat beragama ialah sikap diri kita sebagai individu atau
sebagai kelompok yang dengan keyakinannya kepada Tuhan Yang Maha Esa terhadap individu
atau kelompok yang berbeda. Toleransi tersebut dikembangkan dalam bentuk saling
menghormati dan saling menghargai atar sesame umat beragama. Toleransi yang tidak
mengijinkan perbuatan diskriminatif terhadap pemeluk agama lain. Yosef Lalu, pada tahun 2010
mengemukakan bahwa toleransi beragama terbagi atas 3 jenis, sebagai berikut:

1. Toleransi Negatif

Toleransi individu atau kelompok terhadap keyakinan individu atau kelompok lain yang berbeda,
di mana isi atau ajaran serta penganutnya tidak dihargai namun dibiarkan saja. Berbeda dengan
masyarakat yang tidak menghargai isi dan umat yang berkeyakinan berbeda karena tidak sesuai
dengan aturan negara dan norma. Pada keyakinan yang tidak sesuai dengan aturan dan norma,
biasanya akan ditegakkan dengan pembubaran atau pengusiran terhadap umat yang meyakininya.
Sedangkan pada toleransi negatif, isi dan umatnya tidak dihargai namun dibiarkan selama masih
menguntungkan kelompok agama lain yang ada. Contoh tpleransi negative ini adalah masyarakat
Indonesia membiarkan komunis dan ajarannya di zaman baru merdeka. Karena dianggap pada
saat itu, komunis menguntungkan posisi Indonesia yang saat itu bersebrangan dengan Barat atau
anti Amerika, dengan berdirinya poros Indonesia – Peking.

2. Toleransi Positif
Contoh sikap toleransi antar umat beragama yang banyak diimplementasikan oleh berbagai
agama dan berbagai masyarakat di dunia. Toleransi ini tidak menghargai isi atau ajaran agama
lain yang berbeda, namun menghargai pemeluk atau penganutnya. Contoh pelaksanaan toleransi
ini ada di hampir setiap agama yaitu meyakini hanya agama yang dianutnya saja yang paling
benar. Namun, dalam hubungannya dengan penganut agama lain tetap saling menghargai dan
saling mengormati, karena agama adalah sifat-sifat hak asasi manusia.

3. Toleransi Ekumenis
Toleransi yang menghargai semua bentuk perbedaan, baik toleransi terhadap isi/ajaran keyakinan
individu lain dan toleransi pada setiap umat yang memeluknya. Toleransi jenis ini umumnya
meyakini bahwa agama dan keyakinan yang berbeda, sama-sama benar, dan mempunyai tujuan
yang sama. Contoh toleransi jenis ini adalah toleransi terhadap sesama pemeluk agama yang
sama dengan aliran atau paham yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai