B. Hikmah Beragama
Dapat menjadi pedoman dan petunjuk dalam hidup. Agama memberikan bimbingan
dalam hidup ke arah yang lebih baik dan diridhai oleh allah.
Dapat menjadi penolong dalam mengatasi berbagai persoalan atau kesukaran hidup.
Dapat memberikan ketentraman batin bagi mereka yang dapat menghayati dan
mengamalkan agama dengan sebaik-baiknya sehingga menjadi sejahtera dan aman
sentosa baik untuk kehidupan pribadi, rumah tangga, mmasyarakat maupun bangsanya.
Dalam menjalani kehidupan sosialnya tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-gesekan yang akan
dapat terjadi antar kelompok masyarakat, baik yang berkaitan dengan ras maupun agama. Dalam
rangka menjaga keutuhan dan persatuan dalam masyarakat maka diperlukan sikap saling
menghormati dan saling menghargai, sehingga gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan
pertikaian dapat dihindari. Masyarakat juga dituntut untuk saling menjaga hak dan kewajiban
diantara mereka antara yang satu dengan yang lainnya.
Dalam pembukaaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa “Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.” Olehnya itu kita sebagai warga Negara sudah
sepatutnya menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat beragama dan saling
menghormati antar hak dan kewajiban yang ada diantara kita demi keutuhan Negara.
Agama dapat mempersatukan perbedaan kultur dalam masyarakat yang majemuk . Agama sangat
penting dan sangat berperan dalam membentuk dan membangaun tatanan masyarakat menjadi
lebih teratur, ter rah dan lebih maju karena ajaran agama mampu menciptakan kerukunan kultur
dan memperbaiki kualitas pergaulan pada orang orang yang memiliki perbedaan agama pada
masyarakat yang majemuk agar senantiasa hidup berdampingan tanpa ada rasa iri, dengki,
merasa paling benar dan lain lain.
Agama adalah Tiang kehidupan – Seseorang yang tidak mempunyai agama apapun maka
kehidupannya akan dipenuhi dengan keraguan, cenderung suka dengan jalan kemaksiatan
dan perbuatan perbuatan yang merugikan orang lain. tanpa agama seseorang tidak akan
mempunyai sesuatu yang selalu mengajaknya untuk berdoa, bersyukur, menyesali
perbuatan dan memohon pengampunan pada tuhan yang diyakininya dapat menolongnya
merubah jalannya menjadi lebih baik.
Agama adalah Tiang dalam berfikir – Seseorang yang tidak memiliki agama maka akan
sulit baginya untuk mengerti dan memahami cara menghormati perbedaan kita dengan
orang lain. sulit bisa menghargai ibadah orang lain dan sulit untuk menyayangi orang
orang yang butuh bantuan . tanpa agama kita tidak mampu berfikir jernih karena jalan
kebaikan , kebenaran dan keadilan yang diajarkan didalamnya tidak pernah dipahaminya
dengan baik.
Agama adalah Tiang dalam berprilaku – Tanpa agama seseorang tidak bisa berprilaku
baik ditengah masyarakat karena agama yang selalu mengajarkan kebaikaan tidak
dimilikinya. tanpa agama seseorang sangat miskin dengan ajaran ajaran kebaikan, moral
dan tentang norma norma yang harus dijalankan dalam masyarakat. tanpa agama
seseorang cenderung tidak mampu berprilaku santun, tidak mampu mengendalikan
emosi, merasa menang sendiri dan tidak bisa menghargai hasil karya orang lain.
Agama adalah Tiang dalam mengambil keputusan. – Agama selalu mengajarkan hal hal
kebaikan agar manusia selalu berada dalam kebenaran daan tidak melakukaan hal hal
yang dilarang yaang sebenarnya bisa berdampak buruk bagi orang lain. jika hidup saling
rukun, saaling menghormati dan tidak saling menyakiti maka hidup bermasyarakat akan
selalu terasa damai, aman dan mudah dalam mengambil keputusan ketika sedang
bermusyawarah.
Agama adalah Tiang negara – Sebuah negara yang sangat maju tidak akan berati apa apa
jika warga negaranya tidak memiliki agama.karean tanpaa agama manusia dengan
manusia lainnya akan mudah terpancing dengan hal hal yang dapat memecah belah
persatuan, seseorang yang tidak beragama mudah terhasut , mudah diperdaya dan mudah
terpancing emosi dan memulai pertikaian, pertengkaran, permusuhan, perkelahian,
bahkan peperangan.
Didalam masyarakat yang majemuk seperti Indonesia fungsi agama bisa juga berarti sebagai
pedoman hidup sehari hari, sebagai pembeda dan ciri khas dimasyarakat, sebagai pedoman untuk
memahami sesuatu yang baik dan yang salah, sebagai pedoman untuk rekreasi dan hiburan dan
sebagai pengakuan diri akan rasa persamaan diantara umat beragama yang ada di Indonesia.
Ada berbagai bentuk toleransi di dunia ini, sesuai dengan berbagai bentuk keragaman yang ada.
Ada toleransi beragama, toleransi antar suku, toleransi dalam berpolitik, dan lain-lain. Sesuai
judul dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang toleransi beragama.
Toleransi contoh sikap tolerasi antar umat beragama ialah sikap diri kita sebagai individu atau
sebagai kelompok yang dengan keyakinannya kepada Tuhan Yang Maha Esa terhadap individu
atau kelompok yang berbeda. Toleransi tersebut dikembangkan dalam bentuk saling
menghormati dan saling menghargai atar sesame umat beragama. Toleransi yang tidak
mengijinkan perbuatan diskriminatif terhadap pemeluk agama lain. Yosef Lalu, pada tahun 2010
mengemukakan bahwa toleransi beragama terbagi atas 3 jenis, sebagai berikut:
1. Toleransi Negatif
Toleransi individu atau kelompok terhadap keyakinan individu atau kelompok lain yang berbeda,
di mana isi atau ajaran serta penganutnya tidak dihargai namun dibiarkan saja. Berbeda dengan
masyarakat yang tidak menghargai isi dan umat yang berkeyakinan berbeda karena tidak sesuai
dengan aturan negara dan norma. Pada keyakinan yang tidak sesuai dengan aturan dan norma,
biasanya akan ditegakkan dengan pembubaran atau pengusiran terhadap umat yang meyakininya.
Sedangkan pada toleransi negatif, isi dan umatnya tidak dihargai namun dibiarkan selama masih
menguntungkan kelompok agama lain yang ada. Contoh tpleransi negative ini adalah masyarakat
Indonesia membiarkan komunis dan ajarannya di zaman baru merdeka. Karena dianggap pada
saat itu, komunis menguntungkan posisi Indonesia yang saat itu bersebrangan dengan Barat atau
anti Amerika, dengan berdirinya poros Indonesia – Peking.
2. Toleransi Positif
Contoh sikap toleransi antar umat beragama yang banyak diimplementasikan oleh berbagai
agama dan berbagai masyarakat di dunia. Toleransi ini tidak menghargai isi atau ajaran agama
lain yang berbeda, namun menghargai pemeluk atau penganutnya. Contoh pelaksanaan toleransi
ini ada di hampir setiap agama yaitu meyakini hanya agama yang dianutnya saja yang paling
benar. Namun, dalam hubungannya dengan penganut agama lain tetap saling menghargai dan
saling mengormati, karena agama adalah sifat-sifat hak asasi manusia.
3. Toleransi Ekumenis
Toleransi yang menghargai semua bentuk perbedaan, baik toleransi terhadap isi/ajaran keyakinan
individu lain dan toleransi pada setiap umat yang memeluknya. Toleransi jenis ini umumnya
meyakini bahwa agama dan keyakinan yang berbeda, sama-sama benar, dan mempunyai tujuan
yang sama. Contoh toleransi jenis ini adalah toleransi terhadap sesama pemeluk agama yang
sama dengan aliran atau paham yang berbeda.