Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KESETARAAN GENDER DALAM ISLAM


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama
Islam

Disusun Oleh :
1. Abdan Syakuro Habiballoh (180610190056)
2. Bunga Mustikawati Kusmara (260110190088)
3. Fakhri Hadyansyah (120410190029)
4. Reyhan Wisnuatmaja Putra (180610190042)
5. Samia Dini Rohmah (120304190081)
6. Waode Velya Leona Putri Idrus (230110190119)

TPB 29
KELOMPOK
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai tepat waktu. Penulis juga mengucapkan syukur atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “Kesetaraan Gender Dalam Islam”
sebagai tugas TPB AGAMA ISLAM dengan baik.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman dan semua pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi.

Meskipun kami sangat berharap agar makalah ini tidak memiliki kekurangan,
tetapi kami menyadari bahwa pengetahuan kami sangatlah terbatas, sehingga kami
tetap mengharapkan masukan serta kritik dan saran yang membangun dari pembaca
untuk makalah ini. Dan semoga makalah ini bisa membawa manfaat dan menambah
pengetahuan bagi para pembaca.
Daftar Isi

Kata Pengantar …………………………………………………………….. ii

Daftar Isi ………………………….....………….………………………… iii

Bab I ……………………………,,,…………………………………………1

Pendahuluan ………………………………………......…………………….1

1.1 Latar Belakang …………………………….....…………………………1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………....…………………2

1.3. Maksud dan Tujuan …………………………………........…………….2

Bab II ……………………………………………………………………......3

Pembahasan ……………………………………...………………………….3

2.1 Pengertian Kesetaraan Gender ……………………………………....…..3

2.2 Pandangan Kesetaraan Gender dalam Islam ........………………………3

2.3 Dalil yang Menjelaskan Kesetaraan Gender …………………………….9

Bab 3 ……………………………………………………………………….11

Penutup …………………………………………………………………….11

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………….11


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan


untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu
berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya,
pendidikan dan pertahanan dan keamanan nasional (hankamnas) serta kesamaan
dalam menikmati hasil pembangunan. Dengan kata lain, semua orang baik laki-laki
maupun perempuan harus menerima perlakuan yang setara dan tidak di diskriminasi
berdasarkan identitas mereka.

Terwujudnya kesetaraan gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi


antara perempuan dan laki-laki, dan dengan demikian mereka memiliki akses,
kesempatan berpartisipasi, kontrol atas pembangunan dan memperoleh manfaat
yang setara dan adil dari pembangunan. Mengapa isu kesetaraan gender masuk
kedalam SDGs karena di Indonesia saat ini masih belum sepenuhnya menerapkan
kesetaran gender dalam kehidupan bermasyarakat. Banyak diskriminisasi terhadap
individu untuk mengenyam pendidikan berperan atau berpartisipiasi dalam kegiatan
kemasyarakatan dan tidak bisa mengeluarkan potensi yang ada dalam individu
perempuan tersebut. Maka dari itu, isu kesetaraan gender harus dituntaskan agar
Indonesia dpat menghasilkan SDM yang berkualitas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu kesetaraan Gender?
2. Bagaimana Kesetaraan Gender dalam pandangan islam?
3. Dalil atau hadist apa saja yang menjelaskan mengenai kesetaraan gender?

1.3 Maksud dan Tujuan


1. Untuk mengetahui apa itu kesetaraan gender.
2. Untuk mengetahui bagaimana kesetaraan gende dalam pandangan islam.
3. Untuk mengetahui dalil dan hadist apa saja yang menjelaskan kesetaran
gender ini
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kesetaraan Gender

Menurut Wikipedia, kesetaraan gender, dikenal jugasebagai keadilan gender,


adalah pandangan bahwa semua orang harus menerima perlakuan yang setara dan
tidak didiskriminasi berdasarkan identitas gender mereka, yang bersifat
kodrati.[1] Ini adalah salah satu tujuan dari Deklarasi Universal Hak asasi Manusia,
PBB yang berusaha untuk menciptakan kesetaraan dalam bidang sosial dan hukum,
seperti dalam aktivitas demokrasi dan memastikan akses pekerjaan yang setara dan
upah yang sama.[2]

Dalam praktiknya, tujuan dari kesetaraan gender adalah agar tiap orang
memperoleh perlakuan yang sama dan adil dalam masyarakat, tidak hanya dalam
bidang politik, di tempat kerja, atau bidang yang terkait dengan kebijakan tertentu.
Untuk menghindari komplikasi, jenis kelamin selain laki-laki dan
perempuan akan tidak akan dibahas dalam artikel ini.

2.2 Pandangan Kesetaraan Gender dalam Islam

Kata gender berasal dari bahasa Inggris yang artinya jenis kelamin. Dan di
dalam Islam terdapat bahasan mengenai perkara gender secara umum, hal tersebut
telah dibahas di dalam Al-Qur’an secara umum, mulai dari hubungan antara laki-
laki dan perempuan atau hak laki-laki dan perempuan, semua itu telah Allah
terangkan dalam firmannya dengan jelas dan tanpa keraguan.

Dan berikut adalah beberapa pandangan Islam mengenai kesetaraan gender :


1. Kesetaraan gender diperbolehkan dalam Islam

Didalam Islam tidak ada ayat ataupun dalil yang membahas ataupun melarang
tentang perkara kesetaraan gender. Keseteraan gender memang diperbolehkan
namun dalam porsi yang tidak berlebihan, tidak lantas membuat wanita menjadi
pemimpin dalam segala hal. Laki-laki tetaplah menjadi pemimpin dan pelindung
bagi perempuan didalam kehidupan ini.

2. Laki-laki berkewajiban sebagai pemimpin atau kepala keluarga

Didalam kehidupan rumah tangga tetaplah menjadi peran laki-laki sebagai kepala
rumah tangga dan pemimpin didalamnya, dan wanita perlu taat terhadap laki-laki
yang menjadi pemimpin dan pelindungnya (suaminya). Sebagaimana yang terdapat
dalam firman Allah SWT.

Dalam (QS. An-Nisa ayat 34), Allah berfirman :

“Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah
melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan
karena mereka (laki-laki) itu telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka
perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan
menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka).
perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri
nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka `di tempat tidur(pisah ranjang), dan
(jika diperlukan) pukullah mereka. Tetapi jika meeka menaatimu, maka janganlah
kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Maha Tinggi,
Maha Besar.”
3. Wanita diperbolehkan menuntut ilmu setinggi-tingginya

Sebelum adanya kesetaraan gender, wanita tidak diperbolehkan untuk menuntut


ilmu, dengan dalih bahwa wanita pada akhirnya hanya akan mengerjakan tugas
rumah tangga, jadi mereka tidak perlu memiliki ilmu. Opini masyarakat yang seperti
itu sebenarnya tidaklah benar dan harus dihilangkan, dikarenakan menuntut ilmu itu
adalah sebagian dari perbuatan baik. Dan wanita pun juga membutuhkan ilmu untuk
berkembang dalam kehidupan mereka dan untuk diajarkan kepada anak-anak
mereka. Dan sekarang wanita sudah dapat menuntut ilmu setinggi-tingginya namun
dengan catatan tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang wanita.

4. Ada batasan dalam kesetaraan gender

Wanita boleh saja sejajar dengan pria dalam banyk bidang, namun wanita
tetaplah tidak boleh berada di shaf yang sama ketika ibadah sholat, dan imam
tetaplah peran pria. Kesetaraan gender memang diperbolehkan dalam Islam, namun
adda batasan-batasannya sesuai dengan kodrat laki-laki dan wanita.

5. Allah memandang keddudukan laki-laki dan wanita sama

Allah memandang kedudukan wanita sama dengan pria baik dalam hak maupun
kewajibannya sebagai seorang muslim. Seperti firman Allah berikut ini.

Dalam (QS. An-Nahl ayat 97) Allah SWT. berfirman :

“Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam


keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik
dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan.”
6. Wanita berhak mendapatkan warisan

Dalam perkara warisaan, wanita juga berhak mendaopatkan warisan, namun


bagiannya hanya separuh dari bagian laki-laki. Hal tersebut dikarenakan wanita
berhak mendapatkan mahar dan nafkah, serta wanita tidka dapat berpartisipasi dalam
pertahanan masyarakat, sebab itulah bagian warisan wanita hanya separuh dari
bagian laki-laki.

7. Wanita berhak terbebas dari perbudakan

Manusia pada hakikatnya dilahirkan dalam keadaan bebas atau merdeka, jadi sudah
menjadi hak wanita untuk mendapatkan kebebasan mereka dari perbudakan. Dan
Islam pun melarang umatnya untuk menjadikan wanita sebagai budak.

8. Kedudukan wanita lebih mulia dan istimewa

Di dalam Islam, kedudukan wanita lebih mulia dibandingkan kaum pria, hal
tersebut pun dikatakan dalam beberapa hadits.

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : “Ada seseorang datang menemui Rasulullah
SAW. dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku selayaknya berbuat
baik?’ Beliau menjawab, ‘Kepada ibumu!’ Orang tadi bertanya kembali, ‘Lalu
kepada siapa lagi? Rasulullah menjawab, ‘Ibumu.’ Kemudian ia mengulangi
pertanyaannya, dan Rasulullah tetap menjawab, ‘Kepada ibumu!’ Ia bertanya
kembali, ‘Setelah itu kepada siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Kepada
bapakmu!’” (Bukhari: 5971, Muslim: 2548)

Dari beberapa pandangan Islam diatas mengenai kesetaraan gender, dapat kita
ketahui, bahwasannya Islam mendukung kesetaraan gender. Bahkan Islam sejak
pertama kali lahir telah memberikan perlindungan dan menjaga kehormatan wanita.
Betapa indahnya Islam sebagai agama, karena setiap aturan dan perintah yang ada
selalu bermanfaat dan berdasarkan untuk kebaikan umatnya.

3.2 Dalil yang Menjelaskan Kesetaraan Gender

1. Allah memandang keddudukan laki-laki dan wanita sama


Allah memandang kedudukan wanita sama dengan pria baik dalam hak maupun
kewajibannya sebagai seorang muslim. Seperti firman Allah berikut ini.

Dalam (QS. An-Nahl ayat 97) Allah SWT. berfirman :

َ‫س ِن َما َكانُوا يَ ْع َملُون‬ َ ً ‫صا ِل ًحا ِم ْن ذَ َك ٍر أ َ ْو أ ُ ْنث َ ٰى َو ُه َو ُمؤْ ِمن فَلَنُحْ يِيَنَّهُ َحيَاة‬
َ ْ‫طيِبَةً ۖ َولَنَجْ ِزيَنَّ ُه ْم أَجْ َر ُه ْم بِأَح‬ َ ‫َم ْن‬
َ ‫ع ِم َل‬

“Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam


keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik
dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan.”
Jadi yang dimaksud berkedudukan sama antara laki-laki dan perempuan adalah
dalam hal berbuat kebaikan.

2. Al- Hujurat 13

‫ع ِليم‬ َّ ‫َّللاِ أَتْقَا ُك ْم ۚ ِإ َّن‬


َ َ‫َّللا‬ َّ َ‫ارفُوا ۚ ِإ َّن أ َ ْك َر َم ُك ْم ِع ْند‬ ُ ‫اس ِإنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن ذَ َك ٍر َوأ ُ ْنث َ ٰى َو َج َع ْلنَا ُك ْم‬
َ ‫شعُوبًا َوقَ َبا ِئ َل ِلت َ َع‬ ُ َّ‫َيا أَيُّ َها الن‬
‫َخ ِبير‬
“Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu.”
Ayat tersebut memberikan gambaran kepada kita tentang persamaan antara
laki-laki dan perempuan baik dalam hal ibadah (dimensi spiritual) maupun dalam
aktivitas sosial (urusan karier profesional). Ayat tersebut juga sekaligus mengikis
tuntas pandangan yang menyatakan bahwa antara keduanya terdapat perbedaan yang
memarginalkan salah satu diantara keduanya.
3. Az- Zariyat 56

ِ ‫س إِ ََّّل ِليَ ْعبُد‬


‫ُون‬ ِ ْ ‫َو َما َخ َل ْقتُ ْال ِج َّن َو‬
َ ‫اْل ْن‬

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya


mereka mengabdi kepada-Ku.”
Dalam kapasitas manusia sebagai hamba, tidak ada perbedaan antara laki-laki
dan perempuan siapa yang banyak amal ibadahnya, maka itulah mendapat pahala
yang besar tanpa harus melihat dan mempertimbangkan jenis kelaminnya terlebih
dahulu. Keduanya mempunyai potensi dan peluang yang sama untuk menjadi hamba
ideal.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari beberapa uraian dan dalil diatas, penulis menyimpulkan bahwa kesetaraan
gender dalam islam benar adanya. Islam sangat menjungjung tinggi nilai keadilan
dan persamaan dalam prinsip kesetaraan antara laki-laki dan perempuan sebagai
hamba Allah ( QS. Al-Zariyat ayat 56), laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai
khalifah di bumi (QS. Al-Baqarah:30) serta laki-laki dan perempuan berpotensi
untuk meraih prestasi secara optimal (QS. An-Nahl:97).
Daftar Pustaka

https://tafsirweb.com/9783-surat-al-hujurat-ayat-13.html

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/me
dia/publications/195698-ID-kesetaraan-gender-dalam-perspektif-alqu.pdf
https://tafsirweb.com/9952-surat-az-zariyat-ayat-56.html

https://www.wajibbaca.com/2019/01/al-hujurat-ayat-13.html

https://tafsirweb.com/9952-surat-az-zariyat-ayat-56.html

Anda mungkin juga menyukai