Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP ANTROPOLOGI KESEHATAN


(Diajukan Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi Kesehatan)

Disusun oleh:
ZULKARNAIN

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


PROGRAM REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU
PRODI KEPERAWATAN KOTABUMI
TAHUN AJARAN 2017-2018
BAB I

PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani berbagai
aspek dari kesehatan dan penyakit (Weaver, 1968;1). Antropologi kesehatan sebagai ilmu
akan memberikan suatu sumbangan pada pengemban pelayanan kesehatan, termasuk
didalamnya obstetri ginekologi sosial. Bentuk dasar sumbangan keilmuan tersebut berupa
pola pemikiran, cara pandang atau bahkan membantu dengan paradigma untuk
menganalisis suatu situasi kesehatan, berdasarkan perspektif yang berbeda dengan
sesuatu yang telah dikenal para petugas kesehatan saat ini.

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, berbagai ilmu yang menunjang profesi sangat
diperlukan guna mendukung tenaga kerja yang profesional. di dalam bidang kesehatan itu
sendiri, khususnya perawat berbagai bidang ilmu yang mencakup bidangnya sangat
penting untuk dikuasai dan dipahami. salah satunya yaitu antropologi kesehatan.

Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat hubungannya, sebagai salah satu
contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan
tertentu sesuai dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk
kebiasaan dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa
memandang tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya
mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka mengerti tentang proses
terjadinya suatu penyakit dan bagaimana meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut
hubungannya dengan kesehatan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk membahas tentang
hubungan ilmu Antropologi kesehatan dan penerapannya dalam ilmu keperawatan.

B TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian antropologi.
2. Untuk mengetahui pengertian ilmu antropologi kesehatan.
3. Untuk mengetahui pengertian keperawatan.
4. Untuk mengetahui bagaimana hubungan ilmu antropologi dengan ilmu kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A PENGERTIAN ANTROPOLOGI
Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan kini, yang menggambarkan
manusia melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu hayati (alam), dan juga humaniora.
Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia"
atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal")
atau secara etimologis antropologi berarti ilmu yang memelajari manusia.

Pengertian Antropologi menurut para ahli

David Hunter
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat
manusia.
Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan
mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang
lengkap tentang keanekaragaman manusia.

Berdasarkan etimologinya

Kata antropologi berasal dari kata yunani “Antropo” yang berarti manusia dan “logy”
atau “logos” berarti ilmu yang mempelajari tentang manusia

Menurut Ralfh L Beals dan Harry Hoijen : 1954: 2

antropologi adalah ilmu yang mempelajarai manusia dan semua apa yang dikerjakannya.
Tulian Darwin

The origin of spicies” Antropologi fisik berkembang pesat dengan melakukan penelitian-
penelitian terhadap asal mula dan perkembangan manusia. Manusia asalnya monyet,
karena makhluk hidup mengalami evolusi.Antropologi ingin membuktikan dengan
melakukan berbagai penelitian terhadap kera dan monyet di seluruh dunia.

Menurut orang awam

Membicarakan Antropologi hanyalah berfikir tentang fosil-fosil. Memang pemikiran


yang demikian tidak selamanya salah karena mempelajari fosil merupakan suatu cabang
penelitian Antropologi. Arkheologi pada dasarnya berbeda dengan Antropologi, di mana
sesungguhnya arkheologi merupakan salah satu cabang Antropologi

William A. Haviland

Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang
lengkap tentang keanekaragaman manusia.

Antropologi menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI)


Adalah ilmu tentang manusia khususnya tentang asal usul, aneka warna dsn bentuk fisik,
adat istiadat dan kepercayaan pada masa lampau.

B PENGERTIAN ANTROPOLOGI KESEHATAN


Hassan dan Prasad (1959):
Pada awal pendefinisian diusulkan bahwa antropologi kesehatan adalah cabang dari ilmu
“ilmu mengenai manusia” yang mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan
manusia (termasuk sejarahnya) dari titik-tolak pandangan untuk memahami kedokteran
(medical), sejarah kedokteran (medico-historical), hukum kedokteran (medico-legal),
aspek sosial kedokteran (medico-social) dan masalah-masalah kesehatan manusia.
Hochstrasser dan Tapp (1970):
Antropologi kesehatan berkenaan dengan pemahaman biobudaya manusia dan karya-
karyanya, yang berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan.
Lieban (1973):
Antropologi kesehat-an mencakup studi tentang fenomena medis.
Fabrega (1972),
merumuskan bahwa pertanyaan antropologi kesehatan sebagai suatu yang:
1. Menjelaskan berbagai faktor, mekanisme dan proses yang memainkan peranan di
dalam atau mempengaruhi cara-cara di mana individu-individu dan kelompok-
kelompok terkena oleh atau berespons terhadap sakit dan penyakit.
2. Mempelajari masalah-masalah ini dengan penekanan terhadap pola-pola
tingkahlaku.

Secara umum
antropologi kesehatan didefinisikan sebagai aktivitas formal antropologi yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.

C PENGERTIAN KEPERAWATAN MENURUT PARA AHLI


Pengertian Proses Keperawatan Menurut Yura Walsh (1978):

Proses keperawatan adalah langka-langkah sistematis untuk menentukan dan


merencanakan penyelesaian masalah klien; lalu mengimplementasikan dan mengevaluasi
apakah rencana yang dibuat cukup efektif dalam menyelesaikan masalah yang terjadi.

Pengertian Proses Keperawatan Menurut Wolf, Weitzel, dan Fuerst (1979):

Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan penetapan, perencanaan,


dan pelaksanaan pelayanan keperawatan untuk membantu klien dalam mencapai dan
memelihara kesehatannya seoptimal mungkin.

Pengertian Proses Keperawatan Menurut Depkes RI dan JICA (1982):

Proses keperawatan adalah suatu proses penilaian masalah yang dinamis dalam usaha
memperbaiki atau memelihara pasien (klien) sampai ke taraf optimum melalui suatu
pendekatan yang sistematik untuk mengenal dan membantu pemenuhan kebutuhan
khusus klien.

Pengertian Proses Keperawatan Menurut Yura Walsh (1983):

Proses keperawatan adalah suatu tahapan desain tindakan untuk memenuhi tujuan
keperawatan. Tahapannya meliputi tindakan mempertahankan kesehatan klien dalam
keadaan optimal.

Pengertian Proses Keperawatan Menurut Gordon (1994):

Proses keperawatan adalah suatu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
memecahkan masalah.

Pengertian Proses Keperawatan Menurut Potter dan Perry (1997):

Proses keperawatan adalah suatu pendekatan untuk pemecahan masalah yang membuat
perawat dapat merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan. Tahapannya
meliputi: pengkajian diagnosis keperawatan, perencanaan (termasuk identifikasi hasil
yang diperkirakan), implementasi, dan evaluasi.

Pengertian Proses Keperawatan Menurut Carpenito dan Moyet (2007):

Proses keperawatan adalah teknik pemecahan masalah yang meliputi: pengkajian,


diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

D HUBUNGAN ILMU ANTROPOLOGI DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

ANTROPOLOGI KESEHATAN DAN EKOLOGI KEPERAWATAN


Para antropolog kesehatan pada masa kini (khususnya di Amerika) bekerja di fakultas-
fakultas kedokteran, sekolah perawat, di bidang kesehatan masya-rakat, di rumahsakit-
rumahsakit dan depertemen-departemen kesehatan, serta di jurusan-jurusan antropologi
pada universitas umum.

Mereka melakukan penelitian dalam topik-topik seperti manusia, anatomi, pediatri,


epidemiologi, kesehatan jiwa, penyalahguna- an obat, definisi mengenai sehat dan penya-
kit, latihan petugas kesehatan, birokasi medis, pengaturan dan pelaksanaan rumah-
sakit,hubungan dokter-pasien, dan proses mem-perkenalkan sistem kesehatan ilmiah
kepada masyarakat masyarakat yang semula hanya mengenal sistem kesehatan
tradisional.

Konsep-konsep Penting dalam Antropologi Kesehatan dan Ekologi keperawatan.


SISTEM adalah Agregasi atau pengelompokan objek-objek yang dipersatukan oleh
beberapa bentuk interaksi yang tetap atau saling tergantung, sekelompok unit yang
berbeda, yang dikombinasikan sedemikian rupa oleh alam atau oleh seni sehingga
membentuk suatu keseluruhan yang integral dan berfungsi, beroperasi atau bergerak
dalam satu kesatuan.

SISTEM SOSIAL-BUDAYA ATAU KEBUDAYAAN adalah keseluruhan yang integral


dalam interaksi antar manusia.

EKOSISTEM adalah suatu interaksi antar kelompok tanaman dan satwa dengan
lingkungan non hidup mereka (Hardesty 1977;289)

Dalam membicarakan Antropologi Kesehatan dan Ekologi, saya akan menitikberatkan


pembahasan pada:
a) Hubungan, bentuk dan fungsi kesehatan dan penyakit dari pandangan lingkungan dan
sosial-budaya.
b) Masalah dinamika dari konsekuensi hubungan, bentuk dan fungsi dari kesehatan dan
penyakit dengan pendekatan ekologis dan sosial-budaya.

Hubungan Antropologi Kesehatan dengan Ekologi dalam praktek keperawatan ADALAH


Hubungan manusia dengan lingkungan, dengan tingkah lakunya, dengan penyakitnya dan
cara-cara dimana tingkahlakunya dan penyakitnya mempengaruhi evolusi dan
kebudayaannya selalu melalui proses umpan-balik. Pendekatan ekologis merupakan dasar
bagi studi tentang masalah-masalah epidemiologi, cara-cara dimana tingkahlaku individu
dan kelompok menentukan derajat kesehatan dan timbulnya penyakit yang berbeda-beda
dalam populasi yang berbeda-beda. Sebagai contoh pada penyakit malaria ditemukan
pada daerah berikilim tropis dan subtropis sedangkan pada daerah beriklim dingin tidak
ditemukan penyakit ini, juga pada daerah diatas 1700 meter diatas permukaan laut
malaria tidak bisa berkembang.

Contoh lain, semakin maju suatu bangsa, penyakit yang dideritapun berbeda dengan
bangsa yang baru berkembang. Penyakit-penyakit infeksi seperti malaria, demam
berdarah, TBC, dll pada umumnya terdapat pada negara-negara berkembang, sedangkan
penyakit-penyakit noninfeksi seperti stress, depresi, kanker, hipertensi umumnya terdapat
pada negara-negara maju. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang berbeda
pada kedua kelompok tersebut.

Kelompok manusia beradaptasi dengan lingkungannya dan manusia harus belajar


mengeksploitasi sumber-sumber yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya. Interaksi
ini dapat berupa sosial psikologis dan budaya yang sering memainkan peranannya dalam
mencetuskan penyakit. Penyakit adalah bagian dari lingkungan hidup manusia. Contoh
penyakit Kuru (lihat Foster/Anderson, hal 27-29:’MISTERI KURU’).

E ILMU YANG MEMPELAJARI ATAU BERHUBUNGAN DENGAN ANTROPOLOGI


KESEHATAN
1 Paleopatologi
Paleopatologi adalah studi mengenai penyakit-penyakit purba. Para ahli peleopatologi
melakukan studi pada tulang-tulang manusia purba, kotoran, lukisan pada dinding,
patung, mumi, dan lain lain untuk menemukan penyakit-penyakit infeksi pada manusia
purba. Studi untuk mengetahui penyakit manusia purba dari fosil-fosil ini, pada umumnya
hanya terbatas hanya mengetahui pada penyakit-penyakit yang menunjukkan buktinya
seperti pada tulang-tulang yang dapat diidentifikasi. Sebagai contoh kerusakan atau abses
pada tulang sebagai akibat dari siphilis, TBC, frambosia, osteomilitus, poliomilitis, kusta,
dan penyakit-penyakit yang sejenisnya adalah penyakit infeksi yang dapat dikenali.

Banyak penyakit-penyakit modern yang tidak terdapat pada penduduk purba, bukan
berarti manusia purba lebih sehat dari manusia modern tetapi bahwa sakitnya manusia
purba disebabkan oleh jenis-jenis patogen dan faktor lingkungan yang jumlahnya lebih
sedikit dari yang dialami oleh manusia modern. Misalnya penyakit campak, rubella,
cacar, gondong, kolera dan cacar air mungkin tidak terdapat di zaman purba.

Dapat disimpulkan bahwa paleopatologi atau studi mengenai penyakit purba, sangat
banyak berhubungan dengan lingkungan untuk menemukan penyakit-penyakit purba.

2 Epidemiologi
Epidemiologi berkenaan dengan distribusi, tempat dan prevalensi atau terjadinya
penyakit, sebagaimana yang dipengaruhi oleh lingkungan alam atau lingkungan ciptaan
manusia serta oleh tingkah laku manusia. Variabel-variabel yang dipakai untuk melihat
distribusi tempat dan prevalensi serta tingkah laku suatu penyakit adalah perbedaan umur,
jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan, hubungan suku bangsa, kelas sosial,
tingkahlaku individu, serta lingkungan alami. Faktor-faktor ini dan faktor lainnya
berperanan penting dalam distribusi dan prevalensi berbagai penyakit. Contoh pemuda
Amerika lebih banyak mengalami kecelekaan daripada wanita muda dan orang tua,
perokok lebih banyak kena kanker paru-paru daripada bukan perokok, gondok lebih
banyak menyerang penduduk pedalaman yang tinggal di daerah pegunungan daripada
penduduk pantai yang bahan makannya kaya yodium.

Tugas seorang epidemiolog adalah bekerja untuk membuat korelasi-korelasi dalam hal
insiden penyakit dalam usaha menetapkan petunjuk tentang pola-pola penyebab penyakit
yang kompleks, atau tentang kemungkinan-kemungkinan dalam pengawasan penyakit
(Clausen; 1963:142). Epidemiologi berusaha mencapai suatu tujuan yaitu meningkatkan
derajat kesehatan, mengurangi timbulnya semua ancaman kesehatan.

Ahli antropologi lebih menaruh minat pada ciri epidemiologi dari penyakit-penyakit
penduduk non Eropa dan Amerika, termasuk penyakit-penyakit psikologis yang
disebabkan oleh struktur budaya yang dalam Antropologi Kesehatan disebut dengan
istilah “Sindroma Kebudayaan Khusus” seperti “mengamuk” atau histeris. Selain itu, ahli
antropologi juga menaruh minat pada studi-studi mengenai “Epidemiologi
Pembangunan” yaitu mencari konsekuensi-konsekuensi kesehatan yang sering bersifat
mengganggu terhadap proyek-proyek pembangunan.
BAB III
PEMBAHASAN

Seperti telah dikemukakan pada BAB sebelumnya, kehidupan manusia di masyarakat atau
manusia dalam konteks sosialnya, meliputi berbagai aspek. Salah satu aspek yang bermakna
dalam kehidupan manusia yang juga mencirikan kemajuannya adalah kebudayaan. Kebudayaan,
akar katanya dari buddayah, bentuk jamak dari Buddhi yang berarti budi dan akal. Kata
buddhayah atau buddhi itu berasal dari bahasa sansekerta. Dengan demikian, kebudayaan itu
dapat diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan budi atau akal.

Kebudayaan adalah norma kolektif semua pola prilaku ditransparansikan secara sosial melalui
simbol-simbol, dari sini tiap unsur semua kemampuan kelompok umat manusia yang
karakteristik, yang tidak hanya meliputi bahasa, peralatan, industri, seni, ilmu, hukum,
pemerintahan, moral, dan keyakinan-keyakinan saja, melainkan meliputi juga peralatan material
atau artefak yang merupakan penjelmaam kemampuan budaya yang menghasilkan pemikiran
yang berefek praktis dalam bentuk bangunan, senjata, mesin, media komunikasi, perlengkapan
seni, dsb. Tidak ada kelompok umat manusia yang memiliki maupun yang tidak memiliki
bahasa, tradisi, kebiasaan, dan kelembagaan. Kebudayaan itu bersifat universal yang merupakan
ciri yang berkarakteristik masyarakat manusia.

Dalam masalah kesehatan di pengaruhi juga tradisi. Tradisi adalah kebiasaan-kebiasaan yang
terpolakan secara budaya dimasyarakat. Kebiasaan yang dikonsepkan sebagai tradisi ini karena
telah berlangsung secara turun-temurun, sukar untuk terlepas dari masyarakat. Namun demikian,
karena pengaruh komunikasi dan informasi yang terus-menerus melanda kehidupan masyarakat,
tradisi tadi mengalami pergeseran. Paling tidak berubah bila dibandingkan dengan maksud
semula dalam konteks budaya masa lampau. Tata upacara tertentu di masyarakat yang semula
bernilai ritual kepercayaan, pada saat ini tata upacara itu masih dilakukan, namun nilainya tidak
lagi sebagai suatu bentuk ritual, melainkan hanya dalam upaya untuk mempertahankan
silaturrahmi, bahkan hanya sebagai hiburan.
Selain tradisi ada konsep lain yang memegang peranan kunci dalam kehidupan masyarakat dan
budaya adalah nilai serta norma. Nilai dan norma sangat erat kaitannya , namun demikian
memiliki perbedaan yang mendasar. Dalam alam fikiran manusia sebagai anggota masyrakat
melekat apa yang di katakana baik dan buruk, sopan dan tidak sopan, tepat dan tidak tepat, salah
dan benar dan sebagainya. Hal itu semua merupakan nilai yang mengatur , membatasi, dan
menjaga keserasian hidup bermasyarakat orang yang tidak sopan dengan orang tua, orang yang
di tuakan dan orang yang lebih tua , di katakana bahwa orang yang bersangkutan tidak tahu nilai.
Dalam tindakan, perilaku dan perbuatan, seseorang selalu sesuai dengan tradisi, kebiasaan dan
aturan-aturan yang berlaku. Orang tersebut dikatakan mengetahui nilai dan berpegang pada nilai
yang berlaku. Sedangkan norma, lebih mengarah pada ukuran dan aturan kehidupan yang
berlaku di masyarakat.
BAB IV
PENUTUP

A KESIMPULAN
Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan kini, yang menggambarkan
manusia melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu hayati (alam), dan juga humaniora.
Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia"
atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal")
atau secara etimologis antropologi berarti ilmu yang memelajari manusia.

Antropologi kesehatan didefinisikan sebagai aktivitas formal antropologi yang


berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.

Proses keperawatan adalah suatu pendekatan untuk pemecahan masalah yang membuat
perawat dapat merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan. Tahapannya
meliputi: pengkajian diagnosis keperawatan, perencanaan (termasuk identifikasi hasil
yang diperkirakan), implementasi, dan evaluasi.

Mereka para antrolog nasional melakukan penelitian dalam topik-topik seperti manusia,
anatomi, pediatri, epidemiologi, kesehatan jiwa, penyalahguna- an obat, definisi
mengenai sehat dan penya-kit, latihan petugas kesehatan, birokasi medis, pengaturan dan
pelaksanaan rumah-sakit, hubungan dokter-pasien, dan proses mem-perkenalkan sistem
kesehatan ilmiah kepada masyarakat-masyarakat yang semula hanya mengenal sistem
kesehatan tradisional.

B SARAN
Penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan olehnya itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai bahan ajar untuk penyusunan
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Koertjaningrat. 1990. Antropologi sosial. Jakarta: PT. Dia Rakyat


Tim penyusun kamus pusat bahasa. 2005. Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai pustaka
keperawatansemester1.blogspot.com/2011/05/antropologi-kesehatan.html
www.docstoc.com/docs/26447538/Teori-model-leningger
http://www.google.com/rnc.org/info.konsep dasar transculturalnursing”
http://www.google.com/rnc.org/sosial budaya dan proyeksinya”

Anda mungkin juga menyukai