Kita mengetahui bahwa terdapat aturan mengenai tata urutan hukum dalam hukum dan
peraturan perundang-undangan Indonesia menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang
pembentukan peraturan perundang-undangan. Di dalamnya disebutkan bahwa terdapat jenis dan
urutan dalam peraturan perundang-undangan Indonesia. Urutan pertama yang menjadi dasar dari
semua hukum dan peraturan perundang-undangan adalah Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
Urutan selanjutnya adalah Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat. Urutan ketiga yaitu
Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU), sedangkan
urutan ke-empat yaitu Peraturan Pemerintah. Urutan kelima adalah Peraturan Presiden. Urutan
ke-enam dan ketujuh yaitu Peraturan Daerah (tingkat provinsi) dan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota.
Dalam hukum tertinggi negeri ini, yaitu UUD 1945, dicantumkanlah sebuah dasar negara
yang menjadi pedoman hidup negara ini. Dengan adanya ia, maka seluruh sendi kehidupan
negara Indonesia harus berdasarkan apa-apa yang tercantum di dalamnya. Dasar negara itu
adalah Pancasila. Keberadaan Pancasila beserta rumusan tiap silanya disebutkan dalam
pembukaan UUD 1945 alinea ke-empat. Pada kesempatan ini penulis akan memaparkan pada
pembaca mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Sejarah dan Kelahiran Pancasila
Pancasila merupakan ideologi dasar dari negara Indonesia. Pancasila berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu panca yang berarti lima dan sila yang berarti asas atau prinsip. Hal ini
mencerminkan bahwa Pancasila merupakan panduan kehidupan berbangsa dan negara bagi
setiap warga negara Indonesia. Isi dari Pancasila yaitu:
Kelima sila ini-lah yang kita kenal saat ini dan mendasari setiap kebijakan publik yang
berlaku di tengah masyarakat. Kita dapat mengetahui pada sejarah BPUPKI, yaitu pada tanggal 1
Maret 1945, para pendiri negara membentuk suatu badan yang dikenal dengan nama Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada pidato pembukaan badan
ini, sang ketua, Dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat mengajukan pertanyaan pada para
anggotanya, “apa dasar negara Indonesia yang akan segera kita bentuk ini? Itulah pertanyaan
yang mendasari lahirnya Pancasila. Terdapat banyak usulan pribadi dari para anggota mengenai
dasar negara Indonesia. Yang paling terkenal adalah usulan dari Muhammad Yamin dan Ir.
Sukarno. M. Yamin pada pidatonya tanggal 29 Mei 1945 memberikan rumusan dasar negara
yang beliau namai sebagai Lima Dasar, yang berisi: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri
Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Latar belakang dari kelima dasar ini
adalah sejarah, agama, peradaban dan tata negara yang telah lama bertumbuh di Indonesia.
Rumusan dasar negara yang berasal dari Ir. Soekarno bernama Pancasila. Rumusan ini
disampaikan pada pidato berjudul “Lahirnya Pancasila” pada 1 Juni 1945 yang nantinya
diperingati sebagai hari kelahiran Pancasila dan menjadi hari libur nasional sejak tahun 2017.
Pancasila yang beliau rumuskan berbunyi: kebangsaan Indonesia, ketuhanan, internasionalisme
atau peri kemanusiaan, mufakat atau demokrasi, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan, dan
kesejahteraan. Setelah melalui banyak rapat dan sidang, BPUPKI melalui unitnya, yaitu panitia
sembilan, menyelesaikan rumusan dasar negara seperti yang kita kenal saat ini dan rumusan
dasar negara tersebut disetujui dalam Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945.
Sejatinya sejarah pancasila dalam rentang waktu yang singkat, tapi melalui proses panjang
perjuangan kemerdekaan. Oleh karena itu, sudah seharusnyalah setiap warga negara Indonesia
tanpa terkecuali memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Sila pertama dalam Pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa sangat terlihat
memiliki makna kemerdekaan beragama bagi bangsa Indonesia di dalamnya. Sila ini menjadikan
setiap warga negara Indonesia bebas menganut dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing. Secara lebih lanjut, berikut ini adalah nilai-nilai yang
terkandung pada sila pertama Pancasila:
Kelima nilai ini mencerminkan isi dari sila pertama Pancasila, dan nantinya nilai-nilai ini
menjadi dasar bagi setiap peraturan perundang-undangan yang merupakan bagian dari nilai
instrumental Pancasila. Nilai instrumental tersebut nantinya diwujudkan dengan nilai-nilai
praktis yang diamalkan oleh segenap warga negara Indonesia.
Sila kedua dalam Pancasila ini mewakili nilai-nilai kemanusiaan. Kita sadari bahwa
semua rakyat Indonesia merupakan manusia yang notabene memiliki sejarah kelam mengenai
kejahatan kemanusiaan selama ratusan tahun sehingga sila kemanusiaan yang adil dan beradab
menjadi salah satu hal dalam dasar negara yang harus ditaati oleh setiap warga negara Indonesia.
Berikut ini merupakan penjabaran nilai-nilai yang terkandung dalam sila kedua Pancasila:
Dengan mengetahui nilai-nilai pada sila kemanusiaan yang adil dan beradab ini, kita
diharapkan untuk senantiasa menjunjung nilai kemanusiaan dan berani membela kebenaran dan
keadilan. Selain itu, adab kita dalam kehidupan sehari-hari juga harus sesuai dengan sila-sila
pada Pancasila.
Sila ini menjadi salah satu pengikat di antara warga negara Indonesia. Sebagai suatu
negara yang di dalamnya terdapat begitu banyak keragaman dalam hal suku, agama, ras, adat,
wilayah, dan sebagainya, sila ini menjadi angin segar yang dengan indahnya menjadikan
persatuan sebagai suatu dasar negara Indonesia. Di bawah ini merupakan uraian lebih lanjut
mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam sila ketiga Pancasila:
Pengamalan nilai-nilai persatuan dan kesatuan di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara
merupakan salah satu upaya menjaga keutuhan NKRI yang harus senantiasa kita lakukan
Nilai –Nilai pada Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Sila keempat merupakan suatu cerminan dari adanya demokrasi di negara ini. Trauma
masa lalu akan penjajahan menjadikan para pendiri negara memilih bentuk pemerintahan yang
dirasa paling sesuai dengan corak kerakyatan di negeri ini. Berikut ini merupakan penjabaran
lebih lanjut mengenai nilai-nilai yang terkadung dalam Pancasila sila keempat:
1. Kedaulatan Berada di Tangan Rakyat
Kata kerakyatan di dalam rumusan sila keempat ini menunjukkan bahwa yang memiliki
kekuasaan di Indonesia tak lain dan tak bukan adalah rakyat Indonesia. Oleh karena itu, setiap
kepentingan rakyat yang bertujuan memajukan kesejahteraan umum rakyat haruslah
dilaksanakan sepenuhnya.
Nilai-Nilai pada Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila kelima ini mengajarkan kita bahwa keadilan sosial sudah seharusnya menjadi milik
seluruh rakyat Indonesia. Tidak boleh ada diskriminasi di Indonesia. Di bawah ini merupakan
penjabaran lebih lanjut mengenai nilai yang terkandung pada sila kelima Pancasila:
Semangat pelaksanaan sila kelima ini tidak lain terjadi karena adanya sila-sila
sebelumnya. Oleh karena itu, sebagai warga negara yang baik, kita harus berusaha semaksimal
mungkin untuk mewujudkannya. Itulah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang dapat
penulis sampaikan pada kesempatan ini. Jangan lupa bahagia dan sampai jumpa pada
kesempatan lain.