DOSEN PEMBIMBING:
Mutyati, M.Pd
DISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul “Islam dan Ilmu pengetahuan” dalam bentuk
Islam dalam Ilmu pengetahuan. Makalah ini juga disusun untuk memenuhi salah
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
A. Pengertian IPTEK.................................................................................3
A. Kesimpulan...........................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
‘BAB I
PENDAHULUAN
pengetahuan.
epistemologi.
akal untuk berfikir Ini adalah karunia yang besar bagi kita.
Inilah yang
membedakan
manusia dengan
makhluk hidup
mencari ilmu
sebanyak
banyaknya.
Karena orang
mulia daripada
berilmu.
Bisa
disimpulkan
bahwa untuk
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
IPTEK adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dimana dari
Teknologi.
diketahui oleh manusia baik melalui panca indra, instuisi, pengalaman maupun
dikumpulkan melalui proses pengkajian dan dapat dinalar serta diterima oleh akal.
(Saifulloh,2009).
hubungan atau melakukan fungsi tertentu. Hal ini juga dapat merujuk pada koleksi
bahasa teknologi berasal dari kata Yunani (technología), Dari (techne), yang
berarti "seni, keterampilan, kerajinan", dan (logia), yang berarti "studi" Istilah ini
dapat diterapkan umum atau untuk daerah tertentu: contoh termasuk teknologi
Dalam pemikiran Islam, ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu.
Atas dasar itu, ilmu dalam pemikiran Islam ada yang bersifat abadi (perennial
knowledge) tingkat kebenarannya bersifat mutlak, karena bersumber dari Allah.
Ada pula ilmu yang bersifat perolehan (aquired knowledge) tingkat kebenarannya
Islam, agama yang sesuai dengan fitrah semula jadi manusia, maka syariatnya
bukan saja mendorong manusia untuk mempelajari sains dan teknologi, kemudian
membangun dan membina peradaban, bahkan mengatur umatnya ke arah itu agar
untuk hidup bahagia di dunia ini manusia memerlukan ilmu dan untuk hidup
bahagia di akhirat pun manusia memerlukan ilmu. Untuk bahagia di dunia dan di
akhirat, manusia juga memerlukan ilmu. Jadi kita harus menuntut ilmu, baik ilmu
akhirat. Atas dasar itulah Islam mewajibkan menuntui Ilmu. Rasulullah SAW
pernah bersabda:
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat”. (HR. Ibnu Abdul
Barr)
Bahkan dalam Islam menuntut ilmu itu dilakukan tanpa batasan atau jangka
waktu tertentu, ilmu mesti dilakukan sejak dalam buaian hingga ke liang lahad. Ini
Banyak hasil dari perkembangan Sains dan Teknologi yang tadinya diluar angan-
kini dengan adanya telepon, handphone, internet dapat sampai ke tujuan hanya
dalam beberapa detik saja, bahkan pada masa yang (hampir) bersamaan. Melalui
TV, satelit dan alat komunikasi canggih lainnya, kejadian di satu tempat di
permukaan bumi atau di angkasa dekat permukaan bumi dapat diketahui oleh
umat manusia di seluruh dunia dalam masa yang bersamaan. Selain dalam bidang
maju dengan pesat. Kita mengakui bahwa sains dan teknologi memang telah
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-
sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka”.
Dari ayat ini dapat kita lihat, bahwa melalui pengamatan, kajian dan
mengetahui, maka sudah tentu Maha hebat lagi Allah yang menciptakannya.
terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi kedalam suatu
sistem yang disebut dinul islam. Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok, yaitu
akidah, syari’ah dan akhlak, dengan kata lain Iman, Ilmu dan Amal shaleh.
ع
baik (Dinul Islam) seperti sebatang pohon yg baik, akarnya kokoh (menghujam ke
Ayat diatas mengindentikkan bahwa Iman adalah akar, Ilmu adalah pohon yg
ibarat buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan seni. IPTEK
dikembangkan diatas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal saleh
Hubungan Iman, Ilmu , dan Amal amal yang ikhlas itu merupakan amal
perbuatan yang berangkat dari keyakinan semata-mata karena Allah, bukan karena
niat-niat lain yang ada di balik itu. Ciri dari sebuah perbuatan atau amal yang
ikhlas adalah apabila ia dilakukan dengan cara yang terbaik (the best). Manusia
yang berangkat dari niat yang benar, ikhlas kepada Allah kemudian dia
mengetahui ilmu yang berhubungan dengan perbuatannya itu, pasti dia akan
melakukan yang terbaik di dalam hidupnya. Orang yang beramal atau bekerja
seenaknya, berbuat ala kadarnya, melakukan sesuatu karena ingin dipuji orang
bukan karena Allah, biasanya selalu melakukan perbuatannya itu tanpa dilandasi
dasar ilmu yang benar, tidak didasarkan kepada teori-teori atau syariat-syariat
yang telah ditetapkan, tanpa memenuhi syarat dan rukun dari pekerjaan itu. Pasti
seseorang bisa berbuat atau beramal baik, kalau dia tidak tahu ilmunya, pasti
Karena itu dalam melakukan apa saja, terutama yang berhubungan dengan
agama Islam, baik dalam hubungan kita dengan Allah atau dengan sesama
manusia serta alam ini. Maka kita harus berangkat dari sebuah keyakinan terlebih
dahulu, keikhlasan dan ketulusan semata-mata karena Allah, tetapi pada saat yang
sama kita melakukannya atas dasar ilmu yang telah kita miliki itu. Inilah makna
dari amal yang ikhlas, maka ketika Allah menegaskan bahwa kita ini diberi hidup
dan mati untuk menguji kita siapa di antara kita yang paling baik amal
Ada tiga unsur utama yang harus ada di dalam sikap kita terhadap agama,
yaitu iman, ilmu, dan amal. Maka, akan tidak ada artinya keyakinan kalau tidak
ada amal perbuatan, tidak ada artinya ilmu yang kita punya kalau tidak melahirkan
amal-amal sholeh dalam kehidupan kita, bahkan naudzubillah ilmu yang tidak
bermanfaat. Justru akan menjadi bumerang yang menghancurkan diri kita dan
Ancaman Keras Bagi Orang Yang Tidak Beramal Dengan Ilmunya Al-Qur’an
dan Sunnah telah memberikan ancaman keras bagi orang tidak beramal padahal
dia punya ilmu, atau dia mengajak kebaikan dan beramal tapi dirinya sendiri tidak
adalah:
ع
dunia ini bahkan di akhirat nantinya. Allah Swt. pun telah mengharuskan setiap
hambanya untuk menuntut ilmu, baik ilmu agama maupun pengetahuan lainnya.
diri menuju kehidupan yang abadi, yaitu akhirat. Islam telah mengajarkan kepada
seluruh umatnya untuk senantiasa memiliki semangat yang tinggi dalam mencari
ilmu. Karena mencari ilmu atau sering dikenal sebagai belajar, termasuk amalan
1. Orang yang berilmu berada pada kedudukan paling tinggi daripada orang
dengan amalan lainnya, sekalipun dia termasuk ahli ibadah di dunia ini.
Alasannya yaitu orang ahli ibadah melakukan amalan yang berkaitan dengan
diri mereka masing-masing. Meskipun dia sering salat, puasa, atau ibadah
lainnya yang hanya untuk dirinya sendiri, kedudukan mereka di sisi Allah
ilmunya. Lain halnya orang yang berilmu, mereka belajar mulai dari
diri mereka sendiri, akan tetapi ilmu yang mereka pelajari akan diamalkan
juga kepada orang lain. Inilah yang menjadikan orang berilmu memiliki
kepada orang lain, tentu ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan. Ingat, bukan
para nabi. Hal ini dapat diketahui dari sosok ulama besar seperti ulama dalam
4 madzhab.
3. Orang berilmu juga akan mendapatkan pahala yang jumlahnya tidak dapat
dihitung oleh manusia. Pahala itulah yang akan membantu setiap orang
jawabnya, yaitu guru kita termasuk orang berilmu. Guru kita akan memiliki
keutamaan di sisi Allah Swt. sesuai kehendak-Nya. Lalu, bagaimana dengan kita
yang saat ini masih menuntut ilmu? Tentunya kita juga termasuk orang berilmu
yang tidak boleh melupakan amalan untuk menyampaikan ilmu yang dipelajari
orang lain. Cara berbaginya pun bervariasi sesuai kemampuan masing. Cara
tersebut tentunya harus sesuai perintah Allah Swt., mulai dari ahsan, hikmah,
1. Ahsan artinya baik. Cara ini menjadi dasar utama setiap orang berilmu yang
sesuai perintah Allah Swt. ketika memandang dan menilai amalan tersebut,
2. Hikmah artinya ilmu tersebut dapat memberikan manfaat kepada orang yang
dibutuhkan dalam kehidupan. Akan tetapi, hati-hati dengan sikap yang tidak
Ilmu agama serta ilmu pengetahuan lainnya tidak hanya sebatas dimiliki oleh
diri sendiri tapi juga dianjurkan untuk diamalkan. Ketika ilmu tersebut diamalkan,
secara langsung kegiatan itu dijadikan sebagai tabungan amal seorang muslim.
Allah Swt. menempatkan orang yang memiliki banyak amal juga pada posisi yang
tinggi di sisi-Nya. Mengamalkan ilmu tidak sebatas yang dianggap butuh saja
untuk disampaikan, tapi segala yang dimiliki yang bermanfaat bagi kehidupan.
Dalam berbagi ilmu, janganlah melihat orang yang mau belajar berdasarkan
statusnya, kaya atau miskin. Karena, hal-hal duniawi seperti biaya, jenis pakaian,
atau tempat belajar tidak akan diperhitungkan oleh Pencipta alam semesta ini.
Wajar saja, jika hal-hal tersebut tidak dijadikan pemberat timbangan amal atau
saudaranya yang lain. Alasannya tentu berkaitan dengan perintah Allah Swt.
tentang kedudukan seorang muslim sama dihadapan Tuhan Pencipta alam semesta
ini. Hal yang membedakannya, yaitu ketakwaan. Oleh itulah, hanya Allah Swt.
Menurut Al-Farabi :
a. Ilmu Bahasa
b. Ilmu Logika
c. Ilmu Matematis
d. Metafisika
Menurut Al-Gazali :
(diatas atau diluar jangkauan akal), intuitif (berdasar bisikan hati), dan
ladunni.
Ilmu yang dicapai adalah ilmu yang dicapai oleh akal pikiran manusia
(ilmu insani).
Ilmu keagamaan adalah ilmu-ilmu yang diperoleh dari para nabi, tidak
Ilmu intelektual adalah berbagai ilmu yang dicapai atau diperolek melalui
Ilmu fardu ‘ain merujuk pada kewajiban agama yang mengikat setiap
Ilmu fardu kifayah lebih kepada hal-hal yang merupakan perintah ilahi
berikut :
sampai kini. Di tanah air kita sering mendengar klasifikasi ilmu dengan : ilmu
Qur’an ada hal-hal yang ada tetapi tidak diketahui manusia, ada pula yang wujud
yang tidak tampak. Ditegaskan dalam Al-Quran antara lain dalam firmanNya pada
“ Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat dan dengan yang tidak
kamu lihat.”
Dari kalimat terakhir jelas bahwa obyek Ilmu ada 2 yakni : materi dan
nonmateri, fenomena dan nonfenomena, bahkan ada yang wujud yang jangankan
dilihat diketahui manusia saja tidak. Dari kutipan-kutipan ayat-ayat diatas jelas
bahwa pengetahuan manusia hanyalah sedikit, dan telah diregaskan oleh Allah
dalam firmanNya:“ kamu tidak diberi ilmu ( pengetahuan ) kecuali sedikit.”( Q.S
kemaslahatan manusia.
membahayakan umat manusia. Pengarahnya adalah agama dan moral yang selaras
dengan ajaran agama. Disinilah letak hubungan antara agama Islam yang
bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadist dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
( iptek ) yang bersumber dari akal dan penalaran manusia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Islam, agama yang sesuai dengan fitrah semula jadi manusia, maka
dunia terlebih lagi di akhirat kelak. Ilmu sangat penting dalam kehidupan.
manusia juga memerlukan ilmu. Jadi kita harus menuntut ilmu, baik ilmu
di akhirat.
2. Iman adalah akar, Ilmu adalah pohon yg mengeluarkan dahan dan cabang-
cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan Amal ibarat buah dari pohon itu
iman dan ilmu akan menghasilkan amal saleh bukan kerusakan alam.
Hubungan Iman, Ilmu , dan Amal amal yang ikhlas itu merupakan amal
praktis, Ilmu yang dihadirkan dan ilmu yang dicapai, Ilmu keagamaan
dan ilmu intelektual, Ilmu fardu ‘ain dan ilmu fardu kifayah.
Ilmu-ilmu nonfilosofi.
Menurut Al-Qur’an ilmu dibagi menjadi 2 yaitu, Ilmu ladunni, dan Ilmu
insani.
B. SARAN
mampu memilah nilai positif dan negatif yang diberikan dari teknologi
tersebut.
Dalam suatu penciptaan sebuah teknologi, lebih baik tidak ada sesuatu
yang disembunyikan dalam segala sesuatu tentang teknologi tersebut. Baik
http://id.wikipedia.org/wiki/Portal:Ilmu
http://zaldym.wordpress.com/2010/02/28/fungsi-manusia-sebagai-
khalifah-di- muka-bumi/
http://www.ilmusipil.com/pengertian-ilmu-pengetahuan-adalah
http://okghiqowiy.blogspot.com/2013/01/ilmu-pengetahuan-dan-
teknologi- iptek.html
http://plissworld.blogspot.com/2013/01/iptek-dan-seni-dalam-islam-
bab-i.html http://www.slideshare.net/irmayafatwayukha/iptek-dan-
seni-dalam-islam http://www.bimbie.com/orang-berilmu.htm
http://anaukhtiisnaeni.blogspot.com/2014/05/klasifikasi-dan-
karakteristik- ilmu.html
http://iffah-althafunnisa.blogspot.com/2013/02/kedudukan-ilmu-dalam-
islam_9765.html
http://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/10/18/karakteristik-dan-
klasifikasi- ilmu-pengetahuan/
http://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/10/18/karakteristik-dan-
klasifikasi- ilmu-pengetahuan/