Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

HUBUNGAN ILMU AKHLAK DENGAN ILMU LAINNYA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Akhlak Tasawuf

Dosen Pengampu: Dr. H. Iyad Suryadi, M.M

Disusun Oleh:

PAI-A.4/1-Kelompok 2

Ayi Muhammad Ulumudin 21030802211002

Dena Ristiyanti 21030802221105

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT., yang telah memberikan kami kemudahan dalam
menyelesaikan tugas makalah ini dengan penuh kelancaran dan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya kami mungkin tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Sholawat beserta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada
junjunan kita yakni Nabi Muhammad Saw., yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat kelak.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT., atas limpahan nikmat sehat
serta karunia-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran. Sehingga kami
mampu menyelesaikan makalah ini yang berjudul “HUBUNGAN ILMU
AKHLAK DENGAN ILMU LAINNYA”, dengan cukup baik. Makalah ini
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak Taswuf. Kami tentu menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan di
dalamnya. Untuk itu kami mengharap kritik serta saran dari pembaca untuk
makalah yang telah kami buat ini, agar nantinya makalah ini bisa menjadi makalah
yang lebih baik lagi.

Kemudian apabila terdapat banyak kesalah pada makalah ini mohon dimaafkan.
Tak lupa kami ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak terkhusus Asisten
dosen dan kepada Bapak Dr. H. Iyad Suryadi,M.M., selaku dosen mata kuliah
Akhlak Tasawuf yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini nantinya bisa bermanfaat bagi kita semua.
Terimakasih.

Bandung, 02 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3

A. Pengertian Ilmu Akhlak ........................................................................ 3

B. Hubungan Ilmu Aklak Dengan Ilmu Lainnya ...................................... 4

1. Hubungan Yang Dikategorikan Berdekatan ..................................... 5

2. Hubungan Yang Dikategorikan Pertengahan .................................... 8

3. Hubungan Yang Dikategorikan Berjauhan ..................................... 13

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 15

A. Kesimpulan .............................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ungkapan akhlak merupakan kata yang sudah sangat familiar bagi


masyarakat Indonesia, walaupun sesungguhnya kata akhlak itu berasal dari
bahasa Arab yaitu ‫ اخالق‬bentuk jamak dari kata ‫( خلق‬khuluq). Dalam bahasa
Indonesia kata akhlak ini sama dengan budi pekerti, adab, sopan santun, susila
dan tatakrama. Sedangkan akhlak menurut Imam Al-Ghazali yaitu sifat yang
tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan
gampang dan mudah tanpa memerlukan pertimbangan pemikiran. Kata akhlak
ini dapat dipakai untuk menunjukkan perilaku yang baik maupun perilaku yang
buruk.1

Adapun ilmu akhlak merupakan ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk,
dan menerangkan apa yang harus diperbuat oleh manusia dalam perbuatan
mereka dan menunjukkan sesuatu yang lurus yang memang harus diperbuat.
Ilmu akhlak sering disamakan dengan etika, namun diantara keduanya memiliki
perbedaan yaitu etika dapat menentukan baik dan buruk perbuatan manusia
dengan tolak ukur akal pikiran, sedangkan ilmu akhlak menentukannya dengan
tolak ukur ajaran agama. Dengan demikian objek pembahasan ilmu akhlak ini
berkaitan erat dengan norma atau penilaian terhadap suatu perbuatan yang
dilakukan oleh seseorang.

Setiap ilmu pengetahuan dengan ilmu pengetahuan lainnya secara asli


memiliki keterkaitan dan saling berhubungan satu sama lain. Terutama ilmu
pegetahuan yang memiliki dasar, sumber, dan karakter nilai pemikiran yang
sama. Terlebih lagi ilmu pengetahuan yang masih dalam satu ruang lingkup
disiplin keilmuan, seperti ilmu pengetahuan yang dikategorikan dalam ruang
lingkup ilmu pengetahuan agama. Abuddin Nata (1997, hal 17)

1
Suhayib. (2016). STUDI AKHLAK (Nurcahya (ed.); Cetakan 1). KALIMEDIA.

1
mengemukakan, bahwa pada dasarnya setiap ilmu pengetahuan satu dan yang
lainnya saling berhubungan. Namun menurutnya hubungan tersebut ada yang
sifatnya berdekatan, pertengahan ada pula ynag sedikit berjauhan. 2

Oleh karena itu pemakalah akan memaparkan hubungan ilmu akhlak dengan
ilmu-ilmu lainnya, baik hubungan tersebut dikategorikan berdekatan karena
adanya kemiripan bahkan segmentasi pembahasan, seperti hubungan ilmu
akhlak dengan ilmu tauhid dan ilmu tasawuf. Atau hubungan yang
dikategorikan pertengahan, seperti ilmu psikologi, ilmu sosiologi, ilmu
pendidikan dan ilmu hukum islam. Serta hubungan yang berjauhan seperti ilmu
filsafat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan ilmu akhlak?


2. Bagaimana hubungan ilmu akhlak dengan ilmu lainnya?
3. Ilmu apa saja yang memiliki hubungan yang dikategorikan berdekatan
dengan ilmu akhlak?
4. Apa saja ilmu yang memiliki hubungan dengan ilmu akhlak yang
dikategorikan pertengahan?
5. Ilmu apa yang dikategorikan memiliki hubungan yang berjauhan dengan
ilmu akhlak?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ilmu akhlak itu.


2. Untuk mnegetahui hubungan ilmu akhlak dengan ilmu lainnya.
3. Untuk mengetahui ilmu yang memiliki hubungan yang dikategorikan
berdekatan dengan ilmu akhlak.
4. Untuk mengetahui ilmu yang memiliki hubungan dengan ilmu akhlak yang
dikegorikan pertengahan.
5. Untuk mengetahui ilmu yang dikateorikan memiliki hubungan yang
berjauhan dengan ilmu akhlak.

2
Mas’ud, A. (2014). Akhlak Tasawuf: buku perkuliahan program S1 Prodi Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sunan Ampel. 4–10.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Akhlak

Mengingat dan menyadari pentingnya kajian tentang suatu nilai akhlak


manusia, maka pada masa-masa berikutnya kajian akhlak ini dikembangkan
menjadi suatu ilmu yang berdiri sendiri dalam dunia islam. Menurut filsafat
ilmu, kriteria untuk menetapkan sesuatu untuk masuk ke dalam kedudukan-Nya
sebagai ilmu pengetahuan harus memenuhi tiga kriteria ini, yaitu: ontologi,
epistomologi dan aksiologi. Jika ilmu akhlak tersebut masuk ke dalam kriteria
tersebut maka ilmu akhlak ini merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan. 3

Ilmu ialah mengenal sesuatu sesuai dengan esensinya, sedangkan akhlak


ialah budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabi’at. Dengan demikian ilmu
akhlak ialah suatu ilmu untuk mengenal budi pekerti, tabi’at perangai, tingkah
laku manusia yang sebenarnya. Menurut Ahmad Amin (1983: 3)
mengemukakan bahwa ilmu akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti
baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia
kepada yang lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di
dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
harus diperbuat.4

Selanjutnya Hamzah Yakub (1982: 2) mengemukakan ilmu akhlak sebagai


berikut:

a. Ilmu Akhlak adalah ilmu yang menentuka batas antara baik dan buruk,
antara yang terpuji dan tercela, tetang perkataan atau perbuatan manusia
lahir dan batin.

3
Suhayib. (2016). STUDI AKHLAK (Nurcahya (ed.); Cetakan 1). KALIMEDIA.
4
Miswar, Nasution, P., Hidayat, R., & Lubis, R. (2015). Akhlak Tasawuf Membangun
Karakter Islami. Medan: Perdana Publishing, 1. http://repository.uinsu.ac.id/2289/1/ISI AKHLAK
TASAWUF.pdf

3
b. Ilmu Akhlak adalah ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian tentang
baik dan buruk, ilmu yang mengajarkan pergaulan manusia dan menyatakan
tujuan mereka yang terakhir dari seluruh usaha dan pekerjaan mereka.

Di dalam kitab Al-Mu’jam al-Wasit juga dikemukakan bahwa:

‫علم االخالق علم موضوعه احكام قيمته تتعلق باالعمال التي توصف بالحسن‬
‫والقبح‬

Artinya:

“Ilmu akhlak ialah ilmu yang objek pembahasannya adalah tentang nilai-nilai
yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang dapat disifatkan dengan baik
atau buruk.”

Sedangkan di dalam Da’iratul Ma’rif dikatakan:

‫علم االخالق هو علم بالفضائل وكيفية اقتنائها لتتحلى النفس بها وبالرذائل وكيفية‬
‫توقيها لتتخلى عنها‬

Artinya:

“Ilmu akhlak ialah ilmu tentang keutamaan-keutamaan dan cara mengikutinya


sehingga terisi dengannya dan tentang keburukan dan cara menghindarinya
hingga jiwa kosong daripadanya.” 5

Dari berbagai pengertian diatas jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu akhlak
adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan manusia dan mengajarkan
perbautan baik yang harus dikerjakan dan perbuatan buruk yang harus dihindari
dalam pergaulannya dengan Allah, manusia dan makhluk (alam) sekelilingnya
dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai norma.

B. Hubungan Ilmu Aklak Dengan Ilmu Lainnya

Diakui atau tidak, setiap ilmu pengetahuan satu dengan ilmu pengetahuan
lainnya secara asli memiliki keterkaitan dan saling berhubungan. Terutama ilmu

5
Darmansyah. (2017). Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Tauhid. Majalah Ilmu
Pengetahuan Dan Pemikiran Keagamaan Tajdid, 20(1), 83–92.

4
pengetahuan yang memiliki dasar, sumber dan karakter nilai pemikiran yang
sama. Terlebih lagi ilmu pengetahuan yang masih dalam lingkup disiplin
keilmuan, seperti ilmu pengetahuan yang dikategorikan dalam ruang lingkup
ilmu pengetahuan agama, sebelum kemudia menjadi cabang ilmu pengetahuan
sendiri dan terpisah.6

Menurut Abuddin Nata (1997: 17) mengumakakan, bahwa pada dasarnya


setiap ilmu pengetahuan satu dan lainnya saling berhubungan. Namun
menurutnya, hubungan tersebut ada yang sifatnya berdekatan, pertengahan dan
ada juga yang agak sedikit berjauhan. Sepertinya halnya ilmu akhlak memiliki
hubungan dengan ilmu lainnya, yaitu:

1. Hubungan Yang Dikategorikan Berdekatan

a. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Tauhid


Hubungan ilmu akhlak dan ilmu tauhid memiliki hubungan yang
saling berdekatan, hal ini dikarenakan keduanya memiliki kesamaan
dalam sumber normatif teologis, sekaligus aspek tipologi pemikiran
yang sama yaitu membahas tentang hubungan manusia dengan Allah
Swt. Hubungan antara ilmu akhlak dan ilmu tauhid sekurang-kurangnya
dapat dilihat dari empat sisi sebagai berikut.
a) Dilihat dari segi objek pembahasannya.
Ilmu Tauhid ini berkaitan dengan upaya memahami dan meyakini
adanya Allah dengan segala sifat dan perbuatannya. Kepercayaan
yang mantap kepada Allah akan menjadi landasan untuk
mengarahkan amal perbuatan yang dilakukan manusia, sehingga
perbuatan yang dilakukan manusia itu akan tertuju semata-semata
karena Allah SWT. Dengan demikian ilmu tauhid akan
mengarahkan perbuatan manusia menjadi ikhlas, dan keikhlasan ini
merupakan salah satu akhlak yang mulia, 7 Allah SWT berfirman:

6
Mas’ud, A. (2014). Akhlak Tasawuf: buku perkuliahan program S1 Prodi Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sunan Ampel. 4–10.
7
Darmansyah. (2017). Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Tauhid. Majalah Ilmu
Pengetahuan Dan Pemikiran Keagamaan Tajdid, 20(1), 83–92.

5
َ‫الد ْينَ ۙ ُحنَفَا ٓ َء َويُ ِق ْي ُموا الص ٰالوة‬
ِ ُ‫ّٰللا ُم ْخل ِِص ْينَ لَـه‬ َ ‫َو َم ۤا اُمِ ُر ۤ ْوا ا اِال ِليَ ْعبُدُوا ه‬
‫الز ٰكوةَ َو ٰذ ِلكَ ِد ْي ُن ا ْلقَ ِي َم ِة‬
‫َويُؤْ ت ُوا ا‬

Artinya:

“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas


mentaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga
agar melaksanakan zakat; dan yang demikian itulah agama yang
lurus (benar).”8 (Qs. Al-Baqarah 98: 5)
b) Dilihat dari segi fungsinya
Ilmu tauhid mengehendaki agar seseorang yang bertauhid tidak
hanya cukup mengahafal rukun iman yang enam dengan dalil-
dalilnya saja, tetapi yang terpenting adalah agar orang yang bertuhid
itu meniru dan mencontoh terhadap subyek yang terdapat dalam
rukun iman itu. Misalnya, jika kita percaya bahwa Allah itu
memiliki sifat-sifat yang mulia, maka sebaiknya manusia bertauhid
meniru sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah. Dengan cara itu beriman
atau percaya kepada Allah akan memberikan pengaruh terhadap
pembentukan akhlak yang mulia.
Isi dari rukun iman disini mempunyai kaitan erat dengan
pembinaan akhlak mulia. Dengan demikian dalam rangka
pengembangan ilmu akhlak, bahan-bahannya dapat digali dari
ajaran tauhid atau keimanan tersebut. 9
c) Dilihat dari kaitannya antara iman dan amal shalih
Di dalam Al-Qur’an maupun hadits banyak yang menyebutkan
secara beriringan antara iman dan amal shalih. Misalnya seperti
yang terdapat di dalam Qs. Al-Hujurat ayat 15 yang berbunyi:
ِ ‫اِنا َما ا ْل ُمؤْ مِ نُ ْونَ الا ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْوا ِبا ه‬
‫ّٰلل َو َرسُ ْول ِٖه ث ُ ام لَ ْم يَ ْرتَا بُ ْوا َوجَا َهد ُْوا ِبا َ ْم َوا‬
‫ولٓئِكَ هُ ُم ال ه‬
َ‫ص ِدقُ ْون‬ ٰ ُ ‫ّٰللا ۙ ا‬
ِ ‫س ِب ْي ِل ه‬
َ ‫س ِه ْم ف ِْي‬ ِ ُ‫ِل ِه ْم َواَ ْنف‬

8
Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-id.com
9
Darmansyah. (2017). Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Tauhid. Majalah Ilmu
Pengetahuan Dan Pemikiran Keagamaan Tajdid, 20(1), 83–92.

6
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah
mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian
mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berijtihad dengan harta dan
jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah ornag-orang yang benar.”10
Ayat tersebut menjelaskan bahwa keimanan itu harus
dimanifestasikan dalam perbuatan akhlak dalam bentuk kerelaan
dalam menerima keputusan yang diberikan oleh Allah dan Rasul-
Nya terhadap perkara yang diperselisihkan di antara manusia, patuh
dan tunduk terhadap keputusan Allah dan Rasul-Nya.11
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ilmu tauhid tampil dalam
memberikan landasan terhadap ilmu akhlak, dan ilmu akhlak tampil
memberikan penjabaran dan pengamalan dari ilmu tauhid. Tauhid tanpa
akhlak yang mulia tidak ada artinya dan akhlak yang mulia tanpa tauhid
tidak akan kokoh. Selain itu, tauhid memberikan arah terhadap
pembentukan akhlak, dan akhlak memberikan isi terhadap arahan
tersebut.12

b. Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu tasawuf


Antara ilmu akhlak dan tasawuf memiliki hubungan yang berdekatan.
Ilmu tasawuf adalah ilmu yang dengannya dapat diketahui halhal yang
terkait dengan kebaikan dan keburukan jiwa. Tasawuf ini terbagi
menjadi tiga bagian yaitu tasawuf salaf, tasawuf akhlaki dan tasawuf
amali. Tujuan ilmu tasawuf adalah untuk mendekatkan diri kapada
Allah, dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela, dan
menghias diri dengan perbuatan yang terpuji.
Dengan demikian dalam proses pencapaian tujuan bertasawuf,
seseorang harus lebih dulu mempunyai akhlak yang mulia. Tasawuf ini
dibagi menjadi tiga bagian. Tiga bagian dari tasawuf ini memiliki

10
Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-id.com
11
Darmansyah. (2017). Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Tauhid. Majalah Ilmu
Pengetahuan Dan Pemikiran Keagamaan Tajdid, 20(1), 83–92.
12
Mas’ud, A. (2014). Akhlak Tasawuf: buku perkuliahan program S1 Prodi Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sunan Ampel. 4–10.

7
pendekatan yang berbeda. Tasawuf salafi, menggunakan pendekatan
rasio atau akal pikiran. Kemudian tasawuf akhlaki, menggunakan
pendekatan akhlak yang terdiri dari takhali, tahali dan tajali. Dan
tasawuf amali, memiliki pendekatan amaliyah atau wirid yang
selanjutnya berbentuk tarikat. 13 Pada dasarnya bertasawuf adalah
melakukan serangkaian ibadah seperti sholat, puasa, zakat, haji dan
sebagainya.
Hubungan antara ilmu akhlak dengan ilmu tasawuf, menurut Harun
Nasution yaitu ketika kita mempelajari tasawuf ternyata Al-Qur’an dan
Hadits mementingkan akhlak. Keduanya menekankan nilai-nilai
kejujuran, kesetiakawanan, persaudaraan, rasa kesosialan, keadilan,
tolong menolong, murah hati, suka memberi maaf, bersih hati, berani,
kesucian, hemat, menepati janji, disiplin, mencintai ilmu dan berfikir
lurus. Nilai-nilai ini yang harus dimiliki oleh seorang muslim dan harus
dimasukkan ke dalam dirinya dari semasa kecil.
Jadi hubungan antara ilmu akhlak dan ilmu tasawuf dalam islam
ialah bahwa akhlak merupakan pangkal tolak tasawuf, sedangkan
tasawuf adalah esensi dari akhlak itu sendiri.

2. Hubungan Yang Dikategorikan Pertengahan

a. Hubungan ilmu akhlak dengan psikologi (ilmu jiwa)


Psikologi atau ilmu jiwa merupakan suatu cabang ilmu yang
membahas tentang gejala-gejala kejiwaan yang dapat dilihat dari
perilaku seseorang. Sedangkan ilmu akhlak merupakan cabang ilmu
yang mempelajari tentang tingkah laku manusia. 14 Jika dilihat dari aspek
pokok kajian, keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erat. Karena
objek sasaran penyidikan psikologi adalah terletak pada domain

13
Mariani, Rafi, M., Kholidah, N., & Khotimah, N. (2020). HUBUNGAN ILMU AKHLAK
DENGAN ILMU LAINNYA.
14
Mas’ud, A. (2014). Akhlak Tasawuf: buku perkuliahan program S1 Prodi Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sunan Ampel. 4–10.

8
perasaan, khayal, paham, kemauan, ingatan dan kenikmatan yang
semuanya itu dibutuhkan oleh ilmu akhlak. 15
Sebagaimana yang disampaikan oleh Quraish Sihab dalam bukunya
wawasan Al-Qur’an menyatakan bahwa pada dasarnya manusia
memiliki dua bentuk potensi, yakni potensi baik dan potensi buruk.
Maka dalam kehidupan ini, potensi itu akan selalu ada dalam diri
manusia, sehingga mengakibatkan seseorang itu akan berbuat baik,
namun bisa juga berbuat buruk. 16 Hal ini telah dijelaskan di dalam Qs.
As-Syam ayat 7-8, Allah SWT berfirman:

َ ‫﴾ فَأ َ ْل َه َمهَا فُ ُج‬٧ ﴿ ‫س اواهَا‬


﴾٨ ﴿ ‫ورهَا َوتَ ْق َواهَا‬ َ ‫َونَ ْف ٍس َو َما‬
Artinya:
“Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka ia mengilhamkan
kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya.”
Sama dengan ayat di atas, maka dalam Qs. Al-Balad ayat 10 juga
disampaikan:
‫َو َه َدي ْٰنهُ الناجْ َدي ِْن‬
Artinya:
“Dan kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (Kebajikan dan
kejahatan).”17
Kedua ayat di atas, menjelaskan bahwa pada dasarnya manusia
memiliki dua potensi yaitu baik dan buruk. Pusat dari kebaikan dan
keburukan itu adalah kondisi jiwa atau batin manusia, apabila jiwa
manusia itu penuh dengan kebaikan, maka secara otomatis akan
menggiring manusia untuk berbuat kebijakan yang jauh dari perbuatan-
perbuatan kotor dan keji. Begitu pula sebaliknya, apabila dalam jiwa
manusia itu dipenuhi dengan keburukan, maka secara otomatis akan
menjadikan manusia itu untuk selalu berbuat hal kemungkaran,
kekejian, jorok dan selalu melakukan dosa besar.

15
Mariani, Rafi, M., Kholidah, N., & Khotimah, N. (2020). HUBUNGAN ILMU AKHLAK
DENGAN ILMU LAINNYA.
16
Mas’ud, A. (2014). Akhlak Tasawuf: buku perkuliahan program S1 Prodi Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sunan Ampel. 4–10.
17
Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-id.com

9
Hubungan antara ilmu jiwa dengan ilmu akhlak ini yaitu saling
membutuhkan satu sama lain. Ilmu jiwa memfokuskan pada kajian
gejala kejiwaan, yang wujudnya bisa melalui perilaku, sedangkan ilmu
akhlak mempelajari tentang perilaku itu sendiri. Jika dilihat dari baik
buruknya, maka ilmu jiwa dapat mengambil manfaat dari kajian ilmu
akhlak untuk menjadi referensi, seperti sumber dasar hukum yaitu Al-
Qur’an dan Hadits. Sedangkan akhlak mempersoalkan apakah jiwa
meraka termasuk ke dalam jiwa baik atau buruk. 18
Dengan demikian, sangat jelas bahwa ilmu akhlak itu mempunyai
hubungan dengan ilmu jiwa. Dimana ilmu akhlak ini melihat dari segi
apa yang sepatutnya dikerjakan manusia, sedangkan ilmu jiwa
meneropong dari segi apakah yang menyebabkan terjadinya perubahan
dalam diri seseorang itu.

b. Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu sosiologi


Hubungan antara ilmu akhlak dan ilmu sosiologi ini sangat erat.
Sosiologi mempelajari tentang perbuatan manusia yang juga menjadi
objek kaian ilmu akhlak. Ilmu akhlak disini mendorong untuk
mempelajari kehidupan masyarakat yang menjadi pokok persoalan
sosiologi. Hal ini disebabkan karena manusia tidak dapat hidup, kecuali
dengan cara bermasyarakat dan tetap menjadi bagian dari masyarakat itu
sendiri. Dalam hal ini akan terlihat sisi tingkat rendah atau tingginya
keadaan suatu masyarakat, baik itu berupa pendidikan, ekonomi, seni
aaupun agamanya. Begitu juga dengan ilmu akhlak yang memberikan
gambaran kepada kita tentang bentuk masyarakat yang ideal mengenai
perilaku manusia di dalam masyarakat.

Sosiologi mempelajari tingkah laku, bahasa, agama dan keluarga,


bahkan pemerintahan di dalam masyarakat. Semuana itu berkaitan
dengan tingkah laku yang timbul dari kehendak jiwa (akhlak). Dengan
demikian, sosiologi akan menolong ilmu akhlak untuk mendapatkan

18
Mas’ud, A. (2014). Akhlak Tasawuf: buku perkuliahan program S1 Prodi Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sunan Ampel. 4–10.

10
pengertian tingkah laku manusia di dalam kehidupannya.19 (Mariani et
al., 2020)

c. Hubungam ilmu akhlak dengan ilmu pendidikan


Ilmu pendidikan sering dijumpai dalam berbagai studi literatur, yang
banyak berbicara mengenai berbagai aspek yang ada hubungannya
dengan tercapainya tujuan pendidikan. Dalam ilmu ini dibahas
mengenai rumusan tujuan pendidikan, materi pelajaran (kurikulum),
guru, metode, sarana dan prasarana, lingkungan, bimbingan, proses
belajar-mengajar dan lain sebagainya. Semua aspek pendidikan tersebut
ditujukan pada tercapainya tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan ini
dalam pandangan islam banyak berhubungan dengan kualitas manusia
yang berakhlak.

Ilmu akhlak memiliki kaitan yang sangat erat dengan pendidikan,


terutama bagi aliran yang menyatakan bahwa perbuatan atau perilaku
seseoran itu tidak kekal melainkan dapat berubah-ubah. Proses
perubahan ini dapat ditentukan melalui sebuah pendidikan.
Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Ahmad Amin dan al-
Ghazali, bahwa pada dasarnya proses pembentukan akhlak itu melalui
proses pembelajaran yang cukup panjang, dalam tasawuf yang dikenal
dengan istilah riyadlah.20

Hubungan antara ilmu akhlak dengan ilmu pendidikan memang


memiliki kaitan yang sangat erat. Keduanya sama-sama meletakan objek
kajiannya pada perilaku manusia. Ilmu akhlak merupakan bagian dari
ilmu pendidikan, begitu pula sebaliknya, bahwa dalam ilmu pendidikan
di dalamnya terdapat ilmu akhlak. Contohnya, seorang siswa apabila
sudah diajari tentang do’a makan, dan ketika makan belum
mempraktekannya maka dalam ilmu aklak, siswa tersebut dapat dinilai
akhlak terhadap makanannya itu tidak baik. Hal ini akan sama juga

19
Mariani, Rafi, M., Kholidah, N., & Khotimah, N. (2020). HUBUNGAN ILMU AKHLAK
DENGAN ILMU LAINNYA.
20
Mas’ud, A. (2014). Akhlak Tasawuf: buku perkuliahan program S1 Prodi Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sunan Ampel. 4–10.

11
dengan yang ilmu pendidikan katakan bahwa nilai siswa tersebut adal
tidak baik, karena tujuan dari diajarkannya do’a makan itu adalah supaya
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari ketika siswa tersebut akan
makan.

d. Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu hukum islam


Ilmu hukum islam dengan ilmu akhlak memiliki hubungan yang
saling berkaitan. Jika dilihat dari aspek objek kajiannya terkesan tidak
memiliki hubungan yang bertautan erat, karena ilmu akhlak mengkaji
tentang baik dan buruk perilaku seseorang, sedangkan hukum islam
mengkaji tentang halal atau haram. 21 Pokok pembicaraan mengenai
hubungan ilmu akhlak dengan ilmu hukum islam adalah perbuatan
manusia. Tujuannya yaitu mengatur perbuatan manusia untuk
kebahagiannya.22

Hubungan antara ilmu akhlak dengan hukum islam adalah dengan


adanya akhlak dapat mendorong seseorang untuk tidak berfikir dan
berbuat perbuatan yang tidak baik, sedangkan hukum dapat menjaga hak
milik manusia dan mencegah orang untuk melanggar sesuatu yang
memang dilakukan oleh suatu hukum syara’. Di dalam hukum juga
terdapat sanksi yang tegas bagi seseorang yang memiliki akhlak buruk. 23

Oleh karena itu keduanya memiliki hubungan yang sangat erat. Ilmu
akhlak merupakan ilmu yang mempelajari tentang perbuatan baik dan
buruk seseorang, sedangkan ilmu hukum islam yang akan menentukan
sanksinya apabila perbuatan yang dilakukan oleh seseorang itu sudah
melanggar hukum syara’. Dengan kata lain, bahwa dalam hukum itu
terdapat perintah dan larangan, jika melaksanakan yang diperintahkan
berarti orang tersebut memiliki akhlak yang baik. Begitu juga
sebaliknya, jika orang tersebut melakukan hal yang dilarang oleh suatu

21
Mas’ud, A. (2014). Akhlak Tasawuf: buku perkuliahan program S1 Prodi Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sunan Ampel. 4–10.
22
Mariani, Rafi, M., Kholidah, N., & Khotimah, N. (2020). HUBUNGAN ILMU AKHLAK
DENGAN ILMU LAINNYA.
23
Prodimpi. (2017). HUBUNGAN ILMU AKHLAK DENGAN ILMU-ILMU LAIN
BESERTA MANFAATNYA. Blogspot.

12
hukum syara’ maka dapat kita seseornag memiliki akhlak yang buruk,
dan hukumlah yang akan memberi sanksi atas baik buruknya akhlak
yang dimiliki oleh seseorang itu sesuai dengan ketentuamn hukum yang
sudah ditetapkan.24

3. Hubungan Yang Dikategorikan Berjauhan

a. Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu filsafat


Sebagaimana ilmu tasawuf, ilmu filsafat memiliki hubungan yang
berdekatan dengan ilmu akhlak, dimana ilmu akhlak merupakan salah
satu cabang ilmu tasawuf. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
berusaha menyelidiki degala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada
dengan menggunakan pikiran. Filsafat memiliki bidang-bidang
kajiannya mencakup disiplin ilmu diantaranya adalah:

1) Metafisika : penyelidikan di balik alam yang nyata


2) Kosmologi : penyelidikan tentang alam (filsafat alam)
3) Logika : pembahasan tentang cara berfikir cepat dan tepat
4) Etika : pembahasan tentang tingkah laku manusia
5) Theodica : pembahasan tentang ketuhanan
6) Antropologi : pembahasan tentang manusia25
Dengan demikian, jelas bahwa akhlak termasuk kedalam salah satu
komponen dalam filsafat. Banyak ilmu yang pada mulanya merupakan
bagian dari filsafat karena ilmu tersebut kian meluas dan berkembang
akhirnya membentuk disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan terlepas dari
filsafat. Demikian juga ilmu akhlak, dalam proses perkembangannya
masih diakui sebaga bagian dari pembahasan filsafat, tetapi ini
merupakan ilmu yang mempunyai identasnya sendiri.26

24
Mas’ud, A. (2014). Akhlak Tasawuf: buku perkuliahan program S1 Prodi Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sunan Ampel. 4–10.
25
Mariani, Rafi, M., Kholidah, N., & Khotimah, N. (2020). HUBUNGAN ILMU AKHLAK
DENGAN ILMU LAINNYA.
26
Prodimpi. (2017). HUBUNGAN ILMU AKHLAK DENGAN ILMU-ILMU LAIN
BESERTA MANFAATNYA. Blogspot.

13
Etika atau akhlak dianggap sebagai bagian dari filsafat atau
pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Di
dalam etika ini kita harus mengerti alasan mengikuti ajaran moral
tertentu, atau paham bagaimana cara kita dapat mengambil sikap yang
bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral. Melalui
filsafat ini, etika atau akhlak berusaha untuk mengerti mengapa atau atas
dasar apa kita harus hidup sesuai dengan norma-norma tertentu.27

27
Anjely, D. N., Oktaviani, R. T., & Amatul F., M. (2018). Hubungan Ilmu Akhlak Dengan
Ilmu Lainnya (Issue 105, pp. 1–17).
https://www.academia.edu/37682583/HUBUNGAN_ILMU_AKHLAK_DENGAN_ILMU_LAIN
NYA

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu akhlak ini merupakan suatu
ilmu yang sangat penting dimiliki manusia karena dengan ilmu akhlak jiwa kita
akan lebih tenang, damai dan dapat menjadikan diri kita menjadi manusia yang
lebih baik lagi. Selain itu ilmu akhlak juga memiliki hubungan erat dengan ilmu
lainnya, baik yang dikategorikan berdekatan, pertengan dan berjauhan. Hal ini
dapat dilihat sebagai berikut

1. Hubungan yang dikategorikan berdekatan, terdiri dari:


a. Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu tauhid: keduanya memiliki
hubungan yang sangat erat, dimana ilmu tauhid tampil dalam
memberikan landasan terhadap ilmu akhlak, dan ilmu akhlak tampil
memberikan penjabaran dan pengamalan dari ilmu tauhid
b. Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu tasawuf: keduanya ilmu ini tidak
dapat dipisahkan, karena akhlak adalah gerbang dari ilmu tasawuf.
Akhlak yang merupakan pangkal tolak tasawuf, sedangkan tasawuf
adalah esensi dari akhlak itu sendiri.
2. Hubungan yang dikategorikan pertengahan, terdiri dari:
a. Hubungan ilmu akhlak dengan psikologi (ilmu jiwa): sasaran keduanya
adalah sama yaitu manusia. Ilmu akhlak melihat dari apa yang
sepatutnya dikerjakan manusia, sedangkan ilmu jiwa melihat tentang
apa yang menyebabkan terjadinya suatu perilaku.
b. Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu sosiologi: ilmu akhlak mempelajari
tentang perilaku atau perbuatan yang dilakukan oleh seseorang yang
timbul oleh kehendak, dimana hal ini tidak akan lepas dari kajian
kehidupan kemasyarakatan yang menjadi kajian sosiologi.
c. Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu pendidikan: keduanya sangat
berkaitan erat, karena pendidikan merupakan sarana yang dapat
mengantarkan anak didik agar menjadi seseorang yang memiliki akhlak
yang baik.

15
d. Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu hukum islam: di dalam hukum
terdapat perintah dan larangan, jika kita melaksanakan sesuatu yang
diperintahkan berarti kita memilki akhlak yang baik, begitupun
sebaliknya jika kita melukan sesuatu yang dilarang maka kita memiliki
akhlak yang buruk.
3. Hubungan yang dikategorikan berjauhan
a. Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu filsafat: di dalam ilmu filsafat
terdapat pembahasan tentang ilmu yang berhubungan dengan etika,
yang dilakukan terhadap Allah, manusia, alam dan makhluk lainnya.

Dengan mengetahui berbagai ilmu yang berhubungan dengan ilmu akhlak,


maka seseorang itu akan mengetahui keadaan rohani dan jasmani baik individu
ataupun di dalam masyarakat tertentu terhadap perilaku yang baik dan buruk.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anjely, D. N., Oktaviani, R. T., & Amatul F., M. (2018). Hubungan Ilmu Akhlak
Dengan Ilmu Lainnya (Issue 105, pp. 1–17).
https://www.academia.edu/37682583/HUBUNGAN_ILMU_AKHLAK_DE
NGAN_ILMU_LAINNYA

Darmansyah. (2017). Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Tauhid. Majalah Ilmu
Pengetahuan Dan Pemikiran Keagamaan Tajdid, 20(1), 83–92.

Mariani, Rafi, M., Kholidah, N., & Khotimah, N. (2020). HUBUNGAN ILMU
AKHLAK DENGAN ILMU LAINNYA.

Mas’ud, A. (2014). Akhlak Tasawuf: buku perkuliahan program S1 Prodi


Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN
Sunan Ampel. 4–10.

Miswar, Nasution, P., Hidayat, R., & Lubis, R. (2015). Akhlak Tasawuf
Membangun Karakter Islami. Medan: Perdana Publishing, 1.
http://repository.uinsu.ac.id/2289/1/ISI AKHLAK TASAWUF.pdf

Prodimpi. (2017). HUBUNGAN ILMU AKHLAK DENGAN ILMU-ILMU LAIN


BESERTA MANFAATNYA. Blogspot.

Suhayib. (2016). STUDI AKHLAK (Nurcahya (ed.); Cetakan 1). KALIMEDIA.

17

Anda mungkin juga menyukai