Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SOSIOANTROPOLOGI

OLEH

KELOMPOK II

ANGGOTA :

1. Cindy Amalia Pulungan (2111211011) 14. Syifa Nisrina Israni (2111211055)


2. Fazira Syarlinda (2111211009) 15. Anisa (2111212063)
3. Husnatul Makhfira (2111212021) 16. Zahira Maya Syofa (2111212025)
4. Miftahul Jannah (2111213021) 17. Novira Ramadani (21112111019)
5. Nabiilah 'Aisyah Chan (2111213051) 18. Afifah Khairunnisa (2111213029)
6. Nadia Intan (2111213049) 19. Dita Azzahra (2111211045)
7. Nova Amalia (2111219001) 20. Fajri Razes (2011216003)
8. Zahra Putri Asri (2111212019) 21. Khadijah Attairah (2111211049)
9. Muhammad Aliefio Defano (2111213035) 23. Nada Nisrina (201121600)
10. Syahla Albany YD (2111211003) 24. Nurul Khairunnisa (2011216006)
11. Wetta Fortuna (2111211007) 25.Vivi Sutia Desmalinda (2011216004)
12. Mardhatillah Imam Mukhtar (2011216012) 26. Raihani Wirdati (2111211041)
13. Siska Windari (2111211005)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN AJAR 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan karuniaNya kami

dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah sosiologi antropologi kesehatan pada jurusan

Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas dengan judul ‘’Sosiologi Antropologi

Kesehatan dan Kaitannya dengan Kehidupan Sehari-Hari”.

Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah sosiologi

antropologi kesehatan serta meningkatkan pemahaman mahasiswa jurusan Ilmu

Kesehatan Masyarakat terhadap konsep-konsep dasar pengetahuan Sosiologi

Antropologi Kesehatan dengan aspek-aspek pembahasan antara lain

1. Pengertian Sosiologi Antropologi Kesehatan

2. Sejarah Sosiologi Antropologi Kesehatan

3. Ruang lingkup Sosiologi Antropologi Kesehatan

4. Konsep budaya dengan Sosiologi Antropologi

5. Unsur budaya pada Sosiologi Antropologi

6. Hubungan masyarakat dengan Sosiologi Antropologi

7. Contoh permasalahan Sosiologi Antropologi dalam kehidupan sehari-hari

Dengan pemahaman terhadap materi ini diharapkan akan membantu terhadap

pelaksanaan tugas-tugas sebagai upaya mewujudkan kesehatan bagi masyarakat pada

masa yang akan datang.

Selanjutnya kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan untuk itu kami mohon bantuan berupa kritik dan saran dari semua pihak

2
terutama sekali ibuk Dosen Pengampu mata kuliah Sosiologi Antropologi Kesehatan

demi kesempurnaannya. Kemudian kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada ibuk dosen pengampu mata kuliah ini dan semua pihak yang tekah

membantu penyelesaian makalah ini.

Akhir kata semoga mkalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin Yarobbal Alamin.

Padang Panjang, 9 September 2021

Penulis anggota kelompok II

3
4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I...........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................4
1.1 Latar belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................4
BAB II..........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..........................................................................................................................5
2.1 Pengertian Sosioantropologi Kesehatan..........................................................................5
2.2 Sejarah Sosioantropologi Kesehatan...............................................................................6
2.3 Ruang Lingkup Sosioantropologi Kesehatan..................................................................8
2.4 Konsep Budaya Dengan Sosioantropologi.......................................................................9
2.5 Unsur Budaya Pada Sosioantropologi.............................................................................9
2.6 Hubungan Masyarakat Dengan Sosioantropologi........................................................10
2.7 Contoh Permasalahan Sosioantropologi Dalam Kehidupan Sehari-hari....................12
BAB III......................................................................................................................................15
PENUTUP..................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................15
3.2 Saran................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................16

5
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian sosioantropologi kesehatan.
2. Bagaimana sejarah sosioantropologi kesehatan.
3. Bagaimana ruang lingkup sosioantropologi kesehatan.
4. Bagaimana hubungan konsep budaya dengan sosioantropologi kesehatan.
5. Bagaimana hubungan unsur unsur budaya dengan sosioantropologi kesehatan.
6. Bagaiman hubungan masyarakat dengan sosioantropologi kesehatan.
7. Bagaimana contoh permasalahan sosioantropologi dalam kehidupan sehari hari.

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian sosioantropologi kesehatan.


2. Untuk mengetahui sejarah sosioantropologi kesehatan.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup sosioantropologi kesehatan.
4. Untuk mengetahui hubungan konsep budaya dengan sosioantropologi kesehatan.
5. Untuk mengetahui hubungan unsur unsur budaya dengan sosioantropologi
kesehatan.
6. Untuk mengetahui hubungan masyarakat dengan sosioantropologi kesehatan.
7. Untuk mengetahui contoh permasalahan sosioantropologi dalam kehidupan
sehari hari.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sosioantropologi Kesehatan


1. Sosioantropologi adalah penggabungan kedua cabang ilmu sosial yaitu
antropologi dan sosiologi. Antropologi ialah ilmu tentang manusia,
sedangkan sosiologi cerita tentang teman/kawan (masyarakat).
2. Sosiologi terdiri dari kata 'socius' : masyarakat dan 'logos' : ilmu.
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat, perilaku sosial manusia
(perilaku kelompok,interaksi kelompok dan menganalisis pengaruh kegiatan
kelompok pada anggotanya).
3. Antropologi merupakan suatu cabang ilmu sosial yang membahas mengenai
budaya masyarakat suatu etnis. Kata antropologi berasal dari dua kata bahasa
Yunani yaitu "antropologi dapat didefinisikan sebagai suatu keilmuan yang
mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaannya”.
4. Kesehatan adalah kondisi dinamis meliputi : kesehatan jasmani, rohani
,sosial, dan tidak hanya terbebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.
5. Sosiologi kesehatan adalah studi ilmu pengetahuan mengenai perawatan
kesehatan dengan lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat. Hal ini didasari
pada pemahamannya bahwa kesehatan erat kaitannya dengan faktor-faktor
sosial yang menjadi pengaruhnya.
6. Antropologi kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek
aspek biologis dan Sosio budaya dari tingkah laku manusia terutama tentang
cara cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia
yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia.

2.2 Sejarah Sosioantropologi Kesehatan


Istilah sosiologi sebagai cabang ilmu sosial dicetuskan pertama kali oleh
ilmuwan Prancis yang bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian dikenal
sebagai Bapak Sosiologi.Istilah sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang

7
masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai
menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi perubahan sosial.
Sosiologi kesehatan muncul awalnya karena bidang kedokteran
memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor sosial yang berhubungan dengan
pola penyebaran penyakit (epidemiologi) dalam kelompok-kelompok masyarakat
tertentu sehingga muncul disiplin keilmuan yang dinamakan sosiologi
kedokteran. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan paradigma sehat mengubah
pusat perhatian dari penyakit menjadi kesehatan (yang awalnya pusat perhatian
mengobati setelah terjadinya penyakit akhirnya berkembang kepada lebih
mencegah sebelum terjadinya penyakit). Berdasarkan hal tersebut muncul
disiplin keilmuan baru yaitu sosiologi kesehatan.” (Keswara, 2018: 59)

Sejarah sosio antropologi menurut beberapa ahli :


1. Prestia Sukma Nur Azizah (Antropologi Kesehatan)
Pada tahun 1849 ahli patologi Jerman terkemuka menyampaikan
pendapat nya mengenai antropologi kesehatan. Namun demikian tidak
dapat dikatakan bahwa ia berperan dalam pembentukan asal-usul bidang
Antropologi Kesehatan tersebut., munculnya bidang baru memerlukan
lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.

Tahun 1953 Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi


Kesehatan terdapat pada tulisan yang ditulis Caudill berjudul “Applied
Anthropology in Medicine”. Tulisan ini merupakan tour the force yang
cemerlang , tetapi meskipun telah menimbulkan antusiasme, tulisan itu
tidaklah menciptakan suatu subdisiplin baru

2. Drs. Nano Djumadiyono


Istilah “Antropologi Kesehatan" digunakan sejak 1963 sebagai sebutan
untuk hasil penelitian empiris dan teoritis yang dilakukan oleh 11
antropologis kedalam proses sosial dan gambaran kebudayaan dari

8
kesehatan, kesakitan, dan perawatan yang berhubungan dengan
kebudayaan.
Diketahui, akar dari ilmu antropologi kesehatan ialah antropologi fisik
yang merupakan cabang keilmuan dari antropologi. Lama sebelum istilah
antropologi kesehatan diakui, para ahli antropologi fisik sudah belajar
dan melakukan penelitian di sekolah-sekolah kedokteran, seperti jurusan
anatomi.

Para ahli antropologi fisik itulah yang kemudian juga diakui sebagai ahli
antropologi kesehatan. Perkembangan perhatian antropologi terhadap
masalah-masalah kesehatan dan penyakit sebagian termotivasi teoretis,
karena kepercayaan dan praktik-praktik pengobatan merupakan kategori
utama dalam semua kebudayaan. Beberapa pihak pun memandang
antropologi kesehatan semata-mata sebagai ilmu terapan.
3. Foster dan Anderson (2009)
Menyatakan bahwa antropologi kesehatan berasal dari empat
sumber, yaitu:
Perhatian para ahli antropologi pada masalah-masalah evolusi, adaptasi,
perbandingan anatomi, jenis-jenis ras, genetika dan serologi.
Ahli-ahli antropologi yang menaruh perhatian pada cara-cara pengobatan
di dalam masyarakat primitive.Perubahan kebudayaan dan kepribadian
pada akhir tahun 1930 yang menimbulkan kerjasama ahli-ahli kesehatan
jiwa dan ahli-ahli antropologi.Pergerakan kesehatan masyarakat secara
internasional sesudah Perang Dunia II. (Keswara, 2018)

2.3 Ruang Lingkup Sosioantropologi Kesehatan


1. Antropologi fisik
Mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak
perkembangna manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi
biologisnnya dalam berbagai jenis (spesies).

9
2. Antropologi budaya
a. Memfokuskan perhatianya kepada kebudayaan manusia ataupun
cara hidupya dalam masyarakat.
b. Antropologi menekankan kajiannya pada masalah persamaan
dan perbedaan diantara sesama manusia.
c. Antropologi Mempelajari asal usul dan perkembangan manusia
serta adat istiadatnya.
d. Antropologi mengkaji ciri-ciri manusia yang karakteristik, baik
ciri-ciri biologis, budaya maupun social.

Antropologi kesehatan mempelajari bagaimana Kesehatan individu, formasi


sosial yang lebih luas dan lingkungan dipengaruhi oleh hubungan antara manusia
dan spesies lain, norma budaya dan institusi sosial, politik mikro dan makro, dan
globalisasi Antropologi kesehatan ini tidak serta merta muncul dengan
sendirinya. Antropologi Kesehatan mempunyai 4 sumber :

1. Perhatian ahli antropologi fisik terhadap topik-topik seperti evolusi,


adaptasi, anatomi, komparatif, tipe-tipe ras genetika, dan serologi.
2. Perhatian etnografi tradisional terhadap pengobatan primitif, termasuk
ilmu sihir dan magis.
3. Perhatian ahli antropologi fisik terhadap topik-topik seperti evolusi,
adaptasi, anatomi, komparatif, tipe-tipe ras genetika, dan serologi.
4. Perhatian etnografi tradisional terhadap pengobatan primitif, termasuk
ilmu sihir dan magis.

Di Indonesia ruang lingkup antropologi meliputi :

1. Proses budaya sebagai acuan dan pedoman sikap serta perilaku


manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
2. es pewarisan sistem nilai dan perubahan budaya.
3. Peranan kemajuan kebudayaan dalam pembangunan masyarakat.

10
4. Posisi budaya Indonesia di tengah situasi perubahan masyarakat di
dunia.
5. Hubungan budaya dengan lingkungan, baik lingkungan alam maupun
lingkungan sosial sehingga membentuk satu sistem (Social Cultural
System).

2.4 Konsep Budaya Dengan Sosioantropologi


Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia, dalam bahasa Inggris kebudayaan disebut
culture yang berasal dari kata latin colere yaitu mengolah atau mengerjakan. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia, budaya (culture) diartikan sebagai : pikiran, adat istiadat,
sesuatu yang sudah berkembang, sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar
diubah.

Budaya adalah suatu pola asumsi dasar yang ditemukan dan ditentukan oleh
suatu kelompok tertentu karena mempelajari dan menguasai masalah adaptasi eksternal
dan integrasi internal, yang telah bekerja dengan cukup baik untuk dipertimbangkan
secara layak dan karena itu diajarkan pada anggota baru sebagai cara yang
dipersepsikan, berpikir dan dirasakan dengan benar dalam hubungan dengan masalah
tersebut.

2.5 Unsur Budaya Pada Sosioantropologi


Mengacu pada esensi budaya, nilai budaya sehat merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan manusia. Nilai budaya sehat bahkan menjadi bagian budaya
yang dapat ditemukan universal. Artinya, budaya tentang kesehatan selalu ada pada
setiap kebudayaan di di seluruh dunia. Keberadaan budaya sehat oleh masyarakat juga
dapat dipandang sebagai upaya mewujudkan hidup sehat dan sebagai upaya untuk
mempertahankan hidup mereka.

Dari budaya pula, hidup sehat dapat ditelusuri. Bisa melalui komponen
pemahaman masyarakat tentang sehat, sakit, derita akibat penyakit, cacat dan kematian,

11
maupun nilai-nilai yang dilaksanakan dan diyakini di masyarakat. Hal ini termasuk pula
teknologi yang berkembang di tengah masyarakat.” (Keswara, 2018: 59)

Menurut Drs. Nano Djumadiyono (Sosiologi Dan Antropologi Kesehatan) unsur-unsur


budaya ada

a) Bahasa : alat atau media komunikasi lisan, tulisan, atau simbolik.


b) Sistem pengetahuan : aspek fungsi dari akar-pikiran manusia.
c) Organisasi sosial : kelembagaan sosial di masyarakat.
d) Sistem peralatan hidup dan teknologi : perangkat bantu dalam memperlancar
aktivitas manusia dalam mencapai kebutuhannya.
e) Sistem mata pencarian.
f) Sistem religi : aspek kepercayaan atau keyakinan manusia pada sesuatu yang
suci.
g) Kesenian : wujud ekspresi seni masyarakat.

2.6 Hubungan Masyarakat Dengan Sosioantropologi


1. Ekologi dan epidemiologi
a. Pendekatan ekologi menjadi dasar bagi studi masalah-masalah epidemiologi.
Karena pendekatan ekologi tersebut berkenaan dengan hubungan timbal
balik antara manusia dengan lingkungannya. Hubungan tersebut juga
mencakup tingkah laku manusia, penyakit-penyakit, dan cara bagaimana
tingkah laku dan penyakit tersebut mempengaruhi evolusi dan kebudayaan.
Kajian ini juga mencakup bagaimana cara adaptasi fisik dan sosial manusia
terhadap lingkungannya
b. Epidemologi berorientasi pada usaha mencapai tujuan utama, yakni
meningkatkan derajat kesehatan dan mengurangi factor penyebabnya.
Adapun sumbangsih para ahli antropologi :
1). Meneliti konsep sehat dan sakit pada masayarakat.
2). Memebrikan saran-saran pendekatan kepada masyarakat.
3). Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai program kesehatan
masyarakat.

12
2. System kesehatan sosial dan paleopatologi
a. System Kesehatan
Aspek kesehatan dari sistem sosial juga termasuk dalam ruang lingkup
antropologi kesehatan. Dalam hal ini terdapat kepercayaan tentang sakit
yang dianggap sebagai hukuman terhadap perbuatan penderita ataupun orang
sekitarnya yang telah berbuat salah. Kepercayaan ini pun menyebar dalam
kehidupan masyarakat.
b. Paleopatologi
Ilmu pengetahuan mengenai penyakit-penyakit manusia purba (nenek
moyang). Dalam paleopatologi, cara adaptasi manusia purba terhadap
lingkungan juga menjadi perhatian.
Berbagai pengetahuan tersebut pada akhirnya banyak membantu kita untuk
memahami proses evolusi manusia.
3. Masyarakat
Masyarakat merupakan sekelompok orang yang hidup bersama di suatu
daerah dan membentuk sistem yang setengah terbuka dan setengah tertutup dan
di mana interaksi antara individu dalam kelompok berlangsung.
Unsur unsur masyarakat :
a. Kategori Sosial, merupakan adanya sebuah kesatuan manusia yang
diwujudkan yakni dengan melalui kehadiran fitur atau kompleks fitur
obyektif yang dapat dikenakan pada manusia-manusia.
b. Kelompok dan Perkumpulan, selain karakteristik yang ada di masyarakat, ia
juga memiliki karakteristik tambahan, yaitu organisasi dan kepemimpinan,
dan selalu terjadi sebagai unit individu dalam periode yang berubah lagi. dan
kembali berkumpul dan kemudian bubar lagi.
c. Golongan social, merupakan entitas manusia yang ditandai oleh karakteristik
tertentu. Karakteristik ini sering dikenakan pada mereka dari luar lingkaran
mereka sendiri. Namun, kelompok sosial memiliki ikatan dalam sebuah
identitas social.

13
4. Syarat syarat masyarakat :
a. Manusia hidup bersama.
b. Melakukan sosialisasi.
c. Menciptakan Komunikasi dan Perturan.
d. Bergaul dalam Waktu Cukup Lama.
e. Menyadari Integrasi Sosial.

2.7 Contoh Permasalahan Sosioantropologi Dalam Kehidupan Sehari-hari


a) Adanya kepercayaan masyarakat Jawa yang memiliki budaya mencuci kaki
selepas bepergian, dengan alasan kepercayaan menghindari musibah dan
gangguan makhluk halus. Meskipun memiliki alasan yang tidak ilmiah, namun
budaya tersebut secara langsung mempengaruhi kesehatan masyarakat Jawa.
b) Budaya sumpah-serapah dalam keluarga di beberapa daerah di Indonesia.
Budaya ini lebih jauh dapat mempengaruhi kesehatan kejiwaan anggota
keluarga. Hal ini semua terjadi karena manusia mempelajari atau mencontoh
sesuatu yang dilakukan oleh generasi sebelumya atau lingkungan disekitarnya
yang dianggap baik dan berguna dalam hidupnya.
c) Contoh pengaruh kebudayaan terhadap masalah kesehatan selanjutnya adalah
penggunaan kunyit sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit kuning
(hepatitis) di kalangan masyarakat Indonesia. Masyarakat menganggap bahwa
warna penyakit pasti akan sesuai dengan warna obat yang telah disediakan oleh
alam.
d) Contoh budaya kesehatan adalah tentang cara menjaga kesehatan personal,
seperti mandi, keramas, atau sikat gigi. Pada zaman dahulu sebelum
ditemukannya formula untuk membuat sabun oleh Al-Razi, kimiawan Persia,
manusia di berbagai daerah di belahan bumi ini memiliki cara yang berbeda
dalam membersihkan badan. Penggunaan yang lazim pada masa itu diantaranya
adalah minyak, abu, atau batu apung sesuai dengan kebudayaan mereka.
e) Contoh lainnya masyarakat dahulu saat persalinan minta bantuan oleh dukun
bayi dengan peralatan sederhana, namun saat ini masyarakat lebih banyak

14
yang ke bidan atau dokter kandungan dengan peralatan yang serba canggih.
Bahkan mereka bisa tahu bagaimana keadaan calon bayi mereka di dalam
kandungan melalui USG.
f) Ibu hamil melakukan pijat ibu hamil, hal ini disebabkan karena kurangnya
pengetahuan dan pemahaman mengenai dampak melakukan pijatan saat masa
kehamilan.
g) Ibu hamil menggunakan obat herbal apabila kaki bengkak, perawatan ini apabila
ibu hamil mengalami bengkak pada kaki, obatnya sendiri diberi wedak panas
atau ramuan yang dioleskan pada kaki tersebut.
h) Saat proses akan melahirkan pantangan prilaku ibu hamil tidak boleh duduk di
depan pintu dan tidak boleh tempatkan sisir diatas kepala karena dikhawatirkan
akan sulit pada saat melahirkan.
i) Orang Moi, bagi ibu hamil dan suam itu harus berpantang terhadap beberapa
makanan dan kegiatan atau tidak boleh melewati tempat-tempat yang keramat
karena bisa terkena roh jahat.
j) Contoh kasus interpretasi gejala social dan budaya pada permasalahan
masyarakat papua. Masyarakat disana memiliki tafsiran yang berbeda tentang
pola kesehatan dimana mereka memandang bahaya penyakit bersumber dari
penyebab naturalistic (alami) dan disisi lain disebabkan oleh penyebab magis.
Hasil temuan yang diperoleh mengindikasikan masyarakat papua relative
tergantung factor magis. Jika dikaji lebih mendalam bahwa dengan
mengintegrasikan ilmu antropologi dalam kurikulum pendidikan kesehatan
dilingkungan masyarakat papua, dapat membantu mengatasi permasalahan
tentang pola pengobatan kesehatan yang modern terhadap masyarakat,
pembangunan konsepsi kesehatan dan peningkatan keterampilan staf medis serta
penjamin asuransi kesehatan bagi masyarakat.
k) Gangguan makhluk halus, ibu hamil tidak boleh keluar rumah menjelang
pertanian dan tidak boleh keluar atau kehutan. Hal ini karena kepercayaan wanita
hamil baunya harum jadi rawan terkena gangguan makhluk halus. Secaramedis,
ibu hamil memang tidak dianjurkan untuk berlama-lama terkena udara malam.

15
Hal ini didukung penelitian Untari et AL, yang menyatakan bahwa secara medis-
biologis ibu hamil tidak dianjurkan melakukan keluar malam terlalu lama, atau
larut malam, kondisi ibu dan janin bisa terancam. Udara malam kurang
bersahabat disebabkan banyak mengendapkan karbondioksida(co2).

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sosiologi kesehatan adalah studi ilmu pengetahuan mengenai perawatan
kesehatan dengan lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat. Hal ini didasari
pada pemahamannya bahwa kesehatan erat kaitannya dengan faktor-faktor
sosial yang menjadi pengaruhnya. Antropologi kesehatan adalah disiplin yg
memberi perhatian pada aspek aspek biologis dan Sosio budaya dari tingkah
laku manusia terutama tentang cara cara interaksi antara keduanya di
sepanjang sejarah kehidupan manusia yang mempengaruhi kesehatan dan
penyakit pada manusia.
Sosiologi kesehatan muncul awalnya karena bidang kedokteran
memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor sosial yang berhubungan
dengan pola penyebaran penyakit (epidemiologi) dalam kelompok-kelompok
masyarakat tertentu sehingga muncul disiplin keilmuan yang dinamakan
sosiologi kedokteran. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan paradigma
sehat mengubah pusat perhatian dari penyakit menjadi kesehatan (yang
awalnya pusat perhatian mengobati setelah terjadinya penyakit akhirnya
berkembang kepada lebih mencegah sebelum terjadinya penyakit).
Berdasarkan hal tersebut muncul disiplin keilmuan baru yaitu sosiologi
kesehatan.”
Antropologi kesehatan mempelajari bagaimana Kesehatan individu,
formasi sosial yang lebih luas dan lingkungan dipengaruhi oleh hubungan
antara manusia dan spesies lain, norma budaya dan institusi sosial, politik
mikro dan makro, dan globalisasi Antropologi kesehatan ini tidak serta merta
muncul dengan sendirinya.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai

17
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia, dalam bahasa Inggris
kebudayaan disebut culture yang berasal dari kata latin colere yaitu mengolah
atau mengerjakan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, budaya (culture)
diartikan sebagai; pikiran, adat istiadat, sesuatu yang sudah berkembang,
sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah.
Mengacu pada esensi budaya, nilai budaya sehat merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Nilai budaya sehat bahkan
menjadi bagian budaya yang dapat ditemukan universal. Artinya, budaya
tentang kesehatan selalu ada pada setiap kebudayaan di di seluruh dunia.
Keberadaan budaya sehat oleh masyarakat juga dapat dipandang sebagai
upaya mewujudkan hidup sehat dan sebagai upaya untuk mempertahankan
hidup mereka.
Masyarakat merupakan sekelompok orang yang hidup bersama di suatu
daerah dan membentuk sistem yang setengah terbuka dan setengah tertutup
dan di mana interaksi antara individu dalam kelompok berlangsung.
Contoh budaya kesehatan adalah tentang cara menjaga kesehatan
personal, seperti mandi, keramas, atau sikat gigi. Pada zaman dahulu sebelum
ditemukannya formula untuk membuat sabun oleh Al-Razi, kimiawan Persia,
manusia di berbagai daerah di belahan bumi ini memiliki cara yang berbeda
dalam membersihkan badan. Penggunaan yang lazim pada masa itu
diantaranya adalah minyak, abu, atau batu apung sesuai dengan kebudayaan
mereka.

3.2 Saran

18
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Anderson, Foster. (2006). Antropologi Kesehatan. Jakarta : UI Press.
Conrad, Philip Kottak. (1991). Anthropology: The Exploration of Human
Diversity.
Edisi ke 5.New York: McGraw-Hill, Inc.
Ema Aprianti, M.pd Buku bahan ajar antropologi sosial kesehatan,
https://ganjil2019.aula.unair.ac.id/course/info.php?id=5369
FKM UI. (2007). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Harsojo. (1984). Pengantar Antropologi. Cetakan kelima. Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta
http://calonsarjanabangsa.blogspot.com/2019/10/makalah-antropologi-dan-
kesehatan.html?m=1)
https://bahanajar.uhamka.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Antropologi-2018.pdf
https://docplayer.info/73339504-Bab-i-pendahuluan-c-ruang-lingkup-1-
antropologi-kesehatan.html
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/373f4cac589b5de3002dbc
9b3d52dd20.pdf
Indonesian journal of social science education).
Koentjaraningrat. (1982). Sejarah Teori Antropologi. Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta.
Koentjaraningrat. (1996). Pengantar Antropologi I. Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta.
Muhaimin, Islam dalam Bingkai Buduaya Lokal; Potret dari Cirebon (Jakarta :
Logos, 2001), hal. 153.2 Software Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: PT. Balai Pustaka, 2005), hal. 149.3
Jerald, G. and Robert, A.B.Behavior in Organizations, (Cornell University:
Pearson Prentice 2008).hal.12
Nasrullah, Dede. 2019. Antropologi Kesehatan. Surabaya: Universitas
Muhammadiyah Surabaya.

19
Prodi Kebidanan Program Sarjana Terapan Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta
Rachmawati, Nunung dan Dewi Murdiyanti Prihatin Putri. (2018). Antropologi
Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sumber : Drs. Nano Djumadiyono

20

Anda mungkin juga menyukai