Dosen Pengampu :
Kes
Kelompok 1 :
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kita sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan anugerah-
Nya kepada pemakalah sehingga dapat menyelesaikan makalah dalam penugas mata kuliah
Infeksi Saluran Reproduksi tepat waktu. Tidak lupa pemakalah ucapkan terimakasih kepada
dosen pegampu mata kuliah Infeksi Saluran Reproduksi Ibu Hamidatul Yuni, S. ST, M. Kes dan
teman teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Juga kepada pihak-pihak
lain yang tidak bisa pemakalah sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Sehingga jika ada saran maupun kritik yang bersifat membangun,
dengan senang hati kami menerima lapang dada dan memperbaikinya agar lebih sempurna.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................................i
BAB I........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..........................................................................................................................................3
BAB III....................................................................................................................................................16
PENUTUP...............................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................16
3.2 Saran............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi saluran reproduksi (ISR) dan Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan
salah satu masalah utama yang dihadapi oleh banyak negara, yang membawa beban
berat bagi masyarakat di bidang kesehatan, sosial dan ekonomi. ISR adalah infeksi
pada area genital yang menyerang pria dan wanita. Infeksi pada wanita terjadi karena
pertumbuhan berlebih dari mikroorganisme endogen yang biasanya ada di vagina,
seperti infeksi jamur Candida dan vaginosis bakteri. Infeksi menular seksual (IMS)
adalah ISR yang menyebar terutama melalui kontak seksual dan dapat disebabkan
oleh bakteri, virus, jamur, dan parasit. Secara global, ada sekitar 1 juta kasus
ISR/IMS yang dapat diobati setiap hari dan peningkatan jumlah kasus ISR/IMS yang
tidak dapat diobati lainnya; setengah dari kasus ini terjadi di Asia.
Pengobatan ISR dan IMS yang tidak tepat dapat menyebabkan komplikasi serius
dan berbagai gejala baik pada laki-laki maupun perempuan, misalnya infertilitas,
kehamilan ektopik, infeksi daerah pelvis, kanker organ reproduksi, dan kanker daerah
anogenital; pada bayi dapat terjadi kelahiran prematur, lahir mati, dan infeksi. Baik
ISR maupun IMS juga menjadi salah satu pintu masuk infeksi HIV.
1
infeksi saluran reproduksi. Diharapkan pencegahan terhadap penyakit dapat
dilakukan dengan cepat.
PEMBAHASAN
c. Herpes dapat menular melalui sentuhan karena penyakit herpes ini biasanya
terdapat luka-luka yang dapat menular bila kita tersentuh, memakai handuk
yang lembab yang dipakai oleh orang penderita herpes.
d. Tato dan tindik Pembuatan tato di badan, tindik, atau penggunaan narkoba
memberi sumbangan besar dalam penularan HIV/AIDS. Sejak 2001,
pemakaian jarum suntik yang tidak aman menduduki angka lebih dari 51 %
cara penularan HIV/AIDS.
Kelompok perilaku risiko tinggi adalah kelompok orang yang emiliki risiko
besar terkena atau tertulah penyakit reproduksi. Yang tergolong kelompok resiko
tinggi adalah :
1. Usia
2. Pelancong
4. Pecandu narkotik
Infeksi saluran reproduksi dapat terjadi pada pria maupun wanita. Alat
reproduksi wanita secara umum dibagi menjadi dua bagian, yaitu alat kelamin luar
dan alat kelamin dalam. Tempat terjadinya infeksi saluran reproduksi pada wanita
dan pria yakni :
a. Pada Wanita
1) Tuba Falopi/ Saluran Indung Telur
Tuba falopi adalah saluran dengan panjang sekitar 10-13 cm dan diameter
sekitar 1 cm yang menghubungkan antara indung telur (ovarium) dan rahim.
Saluran ini berfungsi sebagai tempat berjalannya sel telur dari ovarium
menuju rahim saat ovulasi dan sebagai tempat pertemuan sel telur dengan
sperma saat proses pembuahan.
2) Ovarium/ Indung Telur
Ovarium adalah salah satu organ reproduksi utama pada wanita yang
berbentuk seperti kacang kenari. Ovarium terdiri dari dua bagian, yaitu pada
sisi kanan dan kiri organ reproduksi wanita. Masing-masing ovarium terletak
pada dinding samping rongga pelvis posterior dalam fossa ovarian dan ditahan
oleh mesenterium pelvis (Sloane, 2003).
Ovarium berfungsi untuk memproduksi ovum. Satu ovum dikeluarkan setiap
pertengahan siklus seksual bulanan dari folikel ovarium dan ditangkap oleh
fimbria yang terbuka pada tuba fallopi. Kemudian ovum bergerak menuju
uterus melalui tuba fallopi. Jika ovum tersebut dibuahi oleh sperma, ovum
akan berimplantasi di dalam uterus dan berkembang menjadi fetus, plasenta,
dan membran fetus yang akhirnya menjadi bayi (Guyton, dkk., 2014).
3) Uterus/ Rahim
Uterus merupakan organ muskular tempat berkembangnya fetus dan
mendapatkan nutrisi sampai pada akhirnya lahir. Uterus berbentuk seperti
buah pir terbalik yang berkedudukan di pelvis, dengan ovarium dan tuba
uterina dikedua sisinya, meluas ke bawah kedalam vagina. Uterus berfungsi
sebagai jalur untuk sperma mencapai tuba uterina agar bertemu dengan ovum.
Apabila tidak terjadi implantasi, uterus akan mengalami proses mentruasi.
5) Vagina
Vagina merupakan tempat keluarnya aliran haid dan tempat menerima penis
selama terjadinya koitus. Selain itu vagina merupakan organ yang berotot,
berbentuk tabung dan dibatasi oleh selaput mukosa. Panjangnya kira-kira 10
cm yang memanjang dari cervix sampai ke vestibula, bagian atas secara
langsung berhubungan dengan uterus.
7) Anus
Anus merupakan saluran pendek pada ujung rektum dan menjadi jalur
keluarnya feses.
b. Pada Pria
1) Kandung Kemih
Kandung kemih (buli-buli atau bladder) merupakan sebuah kantong yang
terdiri atas otot halus, berfungsi menampung urin. Kandung kemih merupakan
organ yang berongga yang terletak di sebelah anterior tepat di belakang os
pubis. Sebagian besar dinding kandung kemih tersusun dari otot polos yang
dinamakan muskulus detrusor. Kontraksi otot ini berfungsi untuk
mengosongkan kandung kemih pada saat urinasi (buang air kecil) (Brunner&
Suddarth, 2002).
2) Vas Deferens
Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat keluarnya sperma dari
epididimis menuju vesikula seminalis. Vas deferens menjulur di sekeliling
dan di belakang kandung kemih. Tempat vas deferens bergabung dengan
vesika seminalis membentuk duktus ejakulasi. Saluran ejakulasi merupakan
saluran pendek yang menghubungkan vas deferens dengan uretra. Fungsi
saluran ejakulasi untuk mengeluarkan sperma menuju uretra (Campbell et al.,
2010: 172).
3) Prostat
Prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran
kemih (uretra). Kelenjar prostat berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang
menyuburkan dan melindungi sperma.
4) Penis
Penis digunakan untuk mentransfer sperma ke dalam vagina. Ujung distal
penis mem-besar disebut glans, bagian ini ditutupi oleh kulit yang terpisah
dinamakan prepuse. Secara internal penis disusun oleh tiga jaringan masa
silindris yang diikat bersama-sama oleh jaringan fibrosa. Dua masa di bagian
dorsolateral disebut corpora cavernosa penis dan masa yang lebih kecil di
bagian midventral disebut corpus spongiosum penis. Ketiga jaringan tersebut
mengandung banyak sinus-sinus pembuluh darah dan dapat berereksi.
5) Epididymis
Epididimis merupakan saluran yang berfungsi sebagai tempat pematangan
sperma. Sperma – sperma ini memerlukan 18 jam sampai 10 hari untuk benar-
benar menjadi matang dan siap untuk membuahi sel telur. Selain itu saluran
epididimis juga berperan untuk menyimpan sperma dan mendorong sperma ke
arah uretra selama eyakulasi melalui kontraksi otot polos. Sel sperma dapat
berada pada saluran epididimis sampai satu bulan. Setelah itu sperma akan
diserap kembali.
6) Testis
Testis memiliki dua fungsi yaitu sebagai penghasil sperma dan juga
merupakan organ endokrin (Kimball, 1983: 369). Testis terletak menggantung
pada urat-urat spermatik di dalam skrotum, sepasang kelenjar yang berbentuk
oval (Syaifuddin, 2006: 264). Testis dikelilingi oleh beberapa lapis jaringan
ikat dan terdiri dari banyak saluran yang menggulung. Saluran tersebut adalah
tubulus seminiferus berfungsi tempat sperma terbentuk. Diantara tubulus
seminiferus, tersebar el-sel leydig yang berfungsi menghasilkan testosteron
dan androgen lainnya.
7) Skrotum
Skrotum merupakan salah satu bagian dari organ reproduksi pria yang
bentuknya berupa kantong kulit yang menggantung di bagian bawah penis dan
berperan sebagai pembungkus testis. Skrotum sering juga disebut sebagai
kantung zakar.
8) Seminal Vesicle
Vesikula seminalis adalah sepasang kelenjar asesoris yang terletak di
belakang kandung kemih di atas kelenjar prostat. Kelenjar ini memiliki fungsi
penting bagi sistem reproduksi pria, yakni memproduksi dan menyimpan air
mani untuk menjaga kualitas sperma. Dikarenakan hal tersebut, vesikula
seminalis juga dikenal dengan nama lain kantong mani atau kantong semen.
9) Anus
Anus merupakan saluran pendek pada ujung rektum dan menjadi jalur
keluarnya feses.
a. Saat berhubungan seks, dinding vagina dan leher rahim langsung terpapar
oleh cairan sperma.
b. Jika sperma terinfeksi, maka perempuan tersebut pun bisa terinfeksi.
c. Jika perempuan terinfeksi, dia tidak selalu menunjukkan gejala. Tidak
munculnya gejala dapat menyebabkan infeksi meluas dan menimbulkan
komplikasi Banyak orang khususnya perempuan dan remaja enggan untuk
mencari pengobatan karena mereka tidak ingin keluarga atau masyarakat tahu
mereka menderita ISR yang mengakibatkan penyakit baru diketahui setelah
mamasuki stadium lanjut.
Istilah Infeksi Saluran Reproduksi dalam bahasa Inggris disingkat RTI (Reproductive
Track Infection). Berikut adalah istilah-istilah lain yang berhubungan dengan ISR.
1. Sistem Reproduksi
Disebut juga danga sistem genital adalah sistem organ seks dalam organisme
yang bekerja sama untuk tujuan reproduksi seksual.
2. Organ Reproduksi
Yaitu semua bagian anatomis tubuh makhluk hidup yang terlibat dalam
reproduksi seksual dan menjadi bagian dari sistem reproduksi pada suatu
organisme kompleks.
3. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi menular seksual (IMS) adalah berbagai infeksi yang dapat menular
dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual.
4. Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penyakit menular Seksual (PMS) merupakan salah satuInfeksi Saluran
Reproduksi (ISR) yang ditularkan melalui hubungan kelamin.Kuman
penyebab infeksi dapat berupa jamur, Virus dan parasit PMS kadang tidak
memiliki gejala. Tanda dan Gejala yang mungkin muncul termasuk.
a. Keluar cairan/keputihan yang tidak normal dari vagina atau penis.
Pada wanita, terjadi peningkatan keputihan.Warnanya bisa menjadi
putih, kekuningan, kehijauan, atau kemerah mudaan. Keputihan bisa
memiliki bau yang tidak sedap dan berlendir.
b. Pada pria, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah
kencing, biasanya disebabkan oleh PMS. Pada wanita, beberapa
gejala dapat disebabkan oleh PMS tapi juga disebabkan oleh infeksi
kandung kencing yang tidak ditukarkan melalui hubungan seksual.
c. Luka terbuka dan luka basah disekitar alat kelamin atau mulut. Luka
tersebut dapat terasa sakit atau tidak.
d. Tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelamin.
e. Kemerahan disekitar alat kelamin.
f. Pada pria, rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar.
g. Rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan hilang,dan tidak
berhubungan dengan menstruasi.
h. Bercak darah setelah hubungan seksual
5. Infeksi Endogen
Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula memang
sudah ada didalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut
dengan self infection atau auto infection.
6. Infeksi Iatrogenik
Infeksi iatrogenik yaitu infeksi saluran reproduksi yang disebabkan oleh
prosedur medis. Timbul ketika penyebab infeksi (bakteri dan mikroorganisme
lainya) masuk kedalam saluran reproduksi karena tidak sterilnya alat-alat
medis.
7. ODHA
ODHA adalah orang dengan (Human Immunodeficiency Virus) atau virus
yang menyerang sistem imunitas tubuh sehingga menyebabkan kondisi yang
disebut dengan AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome), yaitu
sindrom (kumpulan gejala penyakit) akibat menurunnya sistem imunitas
tubuh.
8. Herpes Genitalis
Adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Virus Herpes
Simpleks. Memberikan gejala seperti terbakar atau gatal dikelamin dan
disertai bintil-bintil berkelompok berisi air atau luka/lecet . Sebelum timbul
luka/lecet bisa didahului keluhan: pegal-pegal pada
otot,demam,pembengkakan kelenjar pada lipat paha dan nyeri.
Gejala dan tanda infeksi tahap awal :
a. Bintil-bintil berair dan nyeri pada kemaluan.
b. Luka akibat pecahnya bintil-bintil.
c. Dapat muncul lagi seperti gejala awal karena stress, haid,
makan/minum beralkohol, hubungan seks berlebihan.
Komplikasi :
a. Rasa nyeri berasal dari saraf.
b. Dapat menular pada bayi dan terlihat saat lahir berupa bintil-bintil
berair.
c. Infeksi berat abortus.
d. Memudahkan penularan HIV.
9. HIV-AIDS
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem
kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin
banyak sel CD4 yang dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah,
sehingga rentan diserang berbagai penyakit. Infeksi HIV yang tidak segera
ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS
(Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari
infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi
sudah hilang sepenuhnya.
HIV adalah virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia. Virus
HIV yang masuk kedalam tubuh akan berkembang biak. Virus HIV akan
masuk dalam sel darah putih dan merusaknya, sehingga sel darah putih yang
berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi akan menurun jumlahnya.
Akibatnya system kekebalan tubuh menjadi lemah dan penderita mudah
terkena berbagai penyakit. Kondisi ini disebut AIDS).
AIDS adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul karena rendahnya daya
tubuh tubuh. Pada awalnya penderita HIV positif sering menampakkan gejala
sampai bertahun-tahun (5-10). Banyak faktor yang mempengaruhi panjang
pendeknya masa tanpa gejala ini, namun pada masa ini penderita dapat
menularkan penyakitnya pada orang lain. Sekitar 89% penderita HIV akan
berkembang menjadi AIDS. Semakin lama menderita akan semakin lemah
dan akhirnya akan berakhir dengan kematian, karena saat ini belum
ditemukan obat untuk mencegah atau menyembuhkan HIV/AIDS.
Pencegahan penularan HIV/AIDS pada dasarnya sama dengan pencegahan
PMS, yaitu : a) Melakukan hubungan seksual hanya dengan satu pasangan
yang setia atau menghindari hubungan seksual dengan pasangan yang
berganti-ganti.
b) Mempunyai perilaku seksual yang bertanggungjawab dan setia pada
pasangan.
c) Setiap darah transfuse dicek terhadap HIV dan donor darah kepada sanak
saudara lebih sehat dan aman dibandingkan donor danar professional.
d) Menghindari injeksi, periksa dalam, prosedur pembedahan yang tidak steril
dari petugas kesehatan yang tidak bertanggungjawab.
e) Menggunakan kondom dengan hati-hati, benar dan konsisten
10. Gonore (GO)
IMS Disebabkan oleh bakteri gonore. Gejala akan muncul satu minggu
setelah terinfeksi, terdapat rasa sakit saat ereksi atau buang air kecil. Keluar
nanah dari saluran kencing, oleh karena itu sering orang menyebutnya dengan
kencing nanah.
Penyakit Gonorhoe paling banyak dijumapai dalam jajaran penyakit hubungan
seksual, namun mudah diobati, tetapi bila terlambat atau pengobatannya
kurang tepat dapat menimbulkan komplikasi yang fatal.Penyebabnya adalah
neisseria gonorhoe, tergolong bakteri diplokokus berbentuk buah kopi. Masa
inkubasi (waktu sebelum terjadi gejala) berkisaran antara 3-5 hari setelah
infeksi.
Gejala dan tanda pada wanita :
a. Keputihan kental berwarna kekuningan.
b. Rasa nyeri dirongga panggul.
c. Dapat juga tanpa ada gejala
Gejala pada laki-laki :
a. Rasanya nyeri pada saat kencing.
b. Keluarnya nanah kental kuning kehijauan.
c. Ujung penis agak merah dan agak
bengkak Komplikasi yang dapat timbul :
a. Radang panggul.
b. Kemandulan.
c. Infeksi mata pada bayi baru lahir dan dapat mengakibatkan kebutaan.
d. Rentan terhadap penyakit HIV
11. Kandidiasis
IMS yang disebabkan oleh jamur candida albicans. Gejalanya berupa Cairan
vagina kental seperti susu basi, gatal dan pedih, sering disertai oleh sakit saat
buang air kecil. Penularannya tidak selalu melalui hubungan seksual,
misalnya pada suasana lembab karena pengaruh hormonal (kehamilan).
12. Sifilis
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri. Gejala
sifilis diawali dengan munculnya luka yang tidak terasa sakit di area kelamin,
mulut, atau dubur.
Komplikasi :
a. Jika tidak diobati dapat menimbulkan kerusakan berat pada otak dan
jantung.
b. Bayi dalam kandungan dapat tertular, keguguran atau lahir cacat.
c. Memudahkan penularan HIV. Penyakit sifilis kini agak jarang dijumpai,
apalagi setelah diperkenalkannya antiotika penisilin. Penyebabnya adalah
Treponema Pallidum, orde spirochaetaeas. Yang diserang penyakit ini
adalah semua organ tubuh, sehingga cairan tubuh mengandung
Treponema Pallidum
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
ISR merupakan infeksi di daerah genital yang dapat mengenai laki-laki dan
perempuan. Adapun terdapat faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi, yaitu
kebersihan organ genital, akses terhadap pendidikan, hubungab seksual pranikah,
pengaruh media massa, akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi, dan
pengetahuan. Penularan penyakit ini biasanya terjadi karena seringnya seseorang
melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan.
Infeksi saluran reproduksi dapat terjadi pada pria maupun wanita. Alat
reproduksi wanita secara umum dibagi menjadi dua bagian, yaitu alat kelamin luar
dan alat kelamin dalam. Tempat terjadinya infeksi saluran reproduksi pada wanita
adalah pada tuba falopi, ovarium, rahim, leher rahim, vagina, uretra, dan anus.
Sedangan pada pria, tempat terjadinya infeksi saluran reproduksi adalah pada kantung
kemih, vs deferens, prostat, penis, epididymis, testis, skrotum, semival vesicle, dan
anus. Pada umunya, wanita lebih rentan terkena Infeksi saluran reproduksi daripada
pria.
Selain itu perlu juga diketahui berbagai istilah yang berkaitan dengan ISR. Istilah
Infeksi Saluran Reproduksi dalam bahasa Inggris disingkat RTI (Reproductive Track
Infection). Istilah tersebut nantinya akan memberikan pemahaman tentang penyakit
infeksi saluran reproduksi sehingga bisa saja dilakukan pencegahan infeksi tersebut.
3.2 Saran
Irdalisa, Paidi dan Djukri M.S. 2019. Modul Sistem Reproduksi Pada Manusia.
Jakarta: Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA.
Lathifah, dan Sri Winiarti. 2014. SISTEM PAKAR DENGAN INFERENSI FUZZY
TSUKAMOTO DALAM MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN
REPRODUKSI MANUSIA. Jurnal Sarjana Teknik Informatika. Volume 2
Nomor 1. Diakses melalui Google Cendikia pada 2 September 2021 pukul
14.20 WIB.
Niode, Nurdjannah Jane. 2016. Infeksi Saluran Reproduksi dan Infeksi Menular
Seksual di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. dr R.D. Kandou,
Manado. Jurnal Kesehatan. Vol. 43 No. 3 Tahun 2016; 84-88.
Purnasari, Eliza Budi. 2018. “Hubungan Antara Perilaku Hygiene Genetalia Dengan
Kejadian Keputihan Patologis”. Jurnal Biometrika dan Kependudukan., Vol
7(No 1), 20-28.
Rahayu, Atikah dkk. 2017. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Lansia.Surabaya:
Airlangga University Press.
Siregar, Isroni Azhari dkk. 2019. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan
Pencegahan Penyakit Infeksi Menular Seksual Pada Anak Buah Kapal di
Pelabuhan Belawan. Jurnal Kebidanan Kestra (JKK). Vol. 2 No. 1; e-ISSN
2655-0822.
Wahyudi, Gunung dan Astuti. 2013. Infeksi Saluran Reproduksi Wanita. Studi
Kesehatan. Insan Cendekia Medika; Jombang.