Anda di halaman 1dari 22

Makalah Kelompok

”Infeksi Saluran Reproduksi”

Dosen Pengampu :

Hamidatul Yuni, S. ST, M.

Kes

Kelompok 1 :

Panesa Anggraila 1911211040

Sonia Asyrifa Ummi Tanjung 1911211048

Nia Oktavina 1911211051

Arum Dirta Diyana 1911212047

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN

MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN

MASYARAKAT UNIVERSITAS ANDALAS

2021
Kata Pengantar

Puji syukur kita sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan anugerah-

Nya kepada pemakalah sehingga dapat menyelesaikan makalah dalam penugas mata kuliah

Infeksi Saluran Reproduksi tepat waktu. Tidak lupa pemakalah ucapkan terimakasih kepada

dosen pegampu mata kuliah Infeksi Saluran Reproduksi Ibu Hamidatul Yuni, S. ST, M. Kes dan

teman teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Juga kepada pihak-pihak

lain yang tidak bisa pemakalah sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa makalah ini

masih jauh dari kata sempurna. Sehingga jika ada saran maupun kritik yang bersifat membangun,

dengan senang hati kami menerima lapang dada dan memperbaikinya agar lebih sempurna.

Semoga makalah yang dibuat ini dapat bermanfaat bagi siapapun.

Padang, September 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................................................i

BAB I........................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................................2

BAB II.......................................................................................................................................................3

PEMBAHASAN..........................................................................................................................................3

2.1 Defini Infeksi Saluran Reproduksi..................................................................................................3

2.2. Tempat Terjadinya Infeksi Saluran Reproduksi.............................................................................6

2.3 Istilah-Istilah Dalam Infeksi Saluran Reproduksi..........................................................................11

BAB III....................................................................................................................................................16

PENUTUP...............................................................................................................................................16

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................16

3.2 Saran............................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi saluran reproduksi (ISR) dan Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan
salah satu masalah utama yang dihadapi oleh banyak negara, yang membawa beban
berat bagi masyarakat di bidang kesehatan, sosial dan ekonomi. ISR adalah infeksi
pada area genital yang menyerang pria dan wanita. Infeksi pada wanita terjadi karena
pertumbuhan berlebih dari mikroorganisme endogen yang biasanya ada di vagina,
seperti infeksi jamur Candida dan vaginosis bakteri. Infeksi menular seksual (IMS)
adalah ISR yang menyebar terutama melalui kontak seksual dan dapat disebabkan
oleh bakteri, virus, jamur, dan parasit. Secara global, ada sekitar 1 juta kasus
ISR/IMS yang dapat diobati setiap hari dan peningkatan jumlah kasus ISR/IMS yang
tidak dapat diobati lainnya; setengah dari kasus ini terjadi di Asia.

Pengobatan ISR dan IMS yang tidak tepat dapat menyebabkan komplikasi serius
dan berbagai gejala baik pada laki-laki maupun perempuan, misalnya infertilitas,
kehamilan ektopik, infeksi daerah pelvis, kanker organ reproduksi, dan kanker daerah
anogenital; pada bayi dapat terjadi kelahiran prematur, lahir mati, dan infeksi. Baik
ISR maupun IMS juga menjadi salah satu pintu masuk infeksi HIV.

Infeksi saluran reproduksi tidak hanya mempengaruhi kesehatan, tetapi juga


mempengaruhi produktivitas dan kualitas hidup perempuan dan laki-laki, dan pada
gilirannya mempengaruhi seluruh masyarakat. Melalui deteksi dini ini akan
bermanfaat bagi wanita karena kemungkinan besar akan terdiagnosis infeksi saluran
reproduksi, dan pengobatan yang tepat sejak dini akan meningkatkan harapan dan
kesembuhan penderita. Dalam hal ini perlu juga diketahui berbagai istilah yang
berkaitan dengan ISR yang nantinya akan memberikan pemahaman tentang penyakit

1
infeksi saluran reproduksi. Diharapkan pencegahan terhadap penyakit dapat
dilakukan dengan cepat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, dapat dirumuskan suatu


perumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Apa definisi dari Infeksi Saluran Reproduksi (ISR)?
2. Dimana tempat terjadinya Infeksi Saluran Reproduksi (ISR)?
3. Apa istilah yang berkaitan dengan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR)?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, dirumuskan


tujuan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi dari Infeksi Saluran Reproduksi (ISR).
2. Untuk mengetahui dimana tempat terjadinya Infeksi Saluran Reproduksi
(ISR).
3. Untuk mengetahui istilah yang berkaitan dengan Infeksi Saluran Reproduksi
(ISR).
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defini Infeksi Saluran Reproduksi

Infeksi saluran reproduksi merupakan infeksi yang disebabkan oleh masuk


dan berkembang biaknya kuman penyebab infeksi ke dalam saluran reproduksi.
Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa jamur, virus, dan parasit. Salah satu
Infeksi menular seksual yaitu Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired
Immune Deficiency Syndrome (AIDS) (Ardhiyanti, 2015). ISR merupakan infeksi di
daerah genital yang dapat mengenai laki-laki dan perempuan. Infeksi pada perempuan
terjadi karena pertumbuhan berlebihan organisme endogen yang normal terdapat
dalam vagina misalnya infeksi jamur kandida dan vaginosis bakterial. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kesehatan reproduksi sebagai berikut :

a. Kebersihan organ-organ genital, Kesehatan reproduksi remaja ditentukan


dengan bagaimana remaja tersebut dalam merawat dan menjaga kebersihan
alat-alat genitalnya. Bila alat reproduksi lembab dan basah, maka keasaman
akan meningkat dan itu memudahkan pertumbuhan jamur. Remaja perempuan
lebih mudah terkena infeksi genital bila tidak menjaga kebersihan alat-alat
genitalnya karena organ vagina yang letaknya dekat dengan anus.

b. Akses terhadap pendidikan, kesehatan Remaja perlu mendapatkan


informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi sehingga remaja
mengetahui hal-hal yang seharusnya dilakukan dan hal-hal yang seharusnya
dihindari. Remaja mempunyai hak untuk mendapatkan informasi yang benar
tentang kesehatan reproduksi dan informasi tersebut harus berasal dari sumber
yang terpercaya. Agar remaja mendapatkan informasi yang tepat, kesehatan
reproduksi remaja hendaknya diajarkan di sekolah dan di dalam lingkungan
keluarga. Hal-hal yang diajarkan di dalam kurikulum pendidikan kesehatan
reproduksi remaja mencakup tentang tumbuh kembang remaja, organ-organ
reproduksi, perilaku berisiko, Penyakit Menular Seksual (PMS), dan
abstinesia sebagai upaya pencegahan kehamilan.

c. Hubungan seksual pranikah, Kehamilan dan persalinan membawa risiko


morbiditas dan mortalitas yang lebih besar pada remaja dibandingkan pada
wanita yang berusia lebih dari 20 tahun. Remaja putri yang berusia kurang
dari 18 tahun mempunyai 2 sampai 5 kali risiko kematian dibandingkan
dengan wanita yang berusia 18-25 tahun akibat persalinan yang lama dan
macet, perdarahan, dan faktor lain. Kegawat daruratan yang berhubungan
dengan kehamilan juga sering terjadi pada remaja yang sedang hamil
misalnya, hipertensi dan anemia yang berdampak buruk pada kesehatan
tubuhnya secara umum. Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja
seringkali berakhir dengan aborsi.

d. Pengaruh media massa, Media massa baik cetak maupun elektronik


mempunyai peranan yang cukup berarti untuk memberikan informasi tentang
menjaga kesehatan khususnya kesehatan reproduksi remaja. Dengan adanya
artikel-artikel yang dibuat dalam media massa, remaja akan mengetahui hal-
hal yang harus dilakukan dan dihindari untuk menjaga kesehatan
reproduksinya.

e. Akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi, Pelayanan kesehatan juga


berperan dalam memberikan tindakan preventif dan tindakan kuratif.
Pelayanan kesehatan dapat dilakukan di puskesmas, rumah sakit, klinik,
posyandu, dan tempat-tempat lain yang memungkinkan. Dengan akses yang
mudah terhadap pelayanan kesehatan, remaja dapat melakukan konsultasi
tentang kesehatannya khususnya kesehatan reproduksinya dan mengetahui
informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi. Remaja juga dapat
melakukan tindakan pengobatan apabila remaja sudah terlanjur mendapatkan
masalah-masalah yang berhubungan dengan organ reproduksinya seperti
penyakit menular seksual.
f. Pengetahuan, Sebelum seseorang berperilaku baru, ia harus tahu terlebih
dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behavior).

Penularan penyakit ini biasanya terjadi karena seringnya seseorang melakukan


hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Bisa juga karena melakukan
hubungan seksual dengan orang yang sebelumnya sudah terkena penyakit. Selain itu,
terdapat rentang keintiman kontak tubuh yang dapat menularkan PMS termasuk
ciuman, hubungan seksual, hubungan seksual melalui anus, kunilingus, anilingus,
felasio, dan kontak mulut atau genital dengan payudara. Penyebab Infeksi Reproduksi
atara lain:

a. Dari tansfusi darah yang terinfeksi, menggunakan jarum suntik bersama,


atau benda tajam lainnya ke bagian tubuh untuk menggunakan obat atau
membuat tato.

b. Penularan selama kehamilan, selama proses kelahiran. Setelah lahir, HIV


bisa menular melalui menyusui.

c. Herpes dapat menular melalui sentuhan karena penyakit herpes ini biasanya
terdapat luka-luka yang dapat menular bila kita tersentuh, memakai handuk
yang lembab yang dipakai oleh orang penderita herpes.

d. Tato dan tindik Pembuatan tato di badan, tindik, atau penggunaan narkoba
memberi sumbangan besar dalam penularan HIV/AIDS. Sejak 2001,
pemakaian jarum suntik yang tidak aman menduduki angka lebih dari 51 %
cara penularan HIV/AIDS.
Kelompok perilaku risiko tinggi adalah kelompok orang yang emiliki risiko
besar terkena atau tertulah penyakit reproduksi. Yang tergolong kelompok resiko
tinggi adalah :

1. Usia

a) 20 – 34 tahun pada laki – laki


b) 16 – 24 tahun pada wanita
c) 20 – 24 tahun pada pria dan wanita

2. Pelancong

3. PSK ( Pekerja Seks Komersial )

4. Pecandu narkotik

5. Homo seksual atau perilaku sex yag menyimpang

2.2. Tempat Terjadinya Infeksi Saluran Reproduksi

Infeksi saluran reproduksi dapat terjadi pada pria maupun wanita. Alat
reproduksi wanita secara umum dibagi menjadi dua bagian, yaitu alat kelamin luar
dan alat kelamin dalam. Tempat terjadinya infeksi saluran reproduksi pada wanita
dan pria yakni :

a. Pada Wanita
1) Tuba Falopi/ Saluran Indung Telur
Tuba falopi adalah saluran dengan panjang sekitar 10-13 cm dan diameter
sekitar 1 cm yang menghubungkan antara indung telur (ovarium) dan rahim.
Saluran ini berfungsi sebagai tempat berjalannya sel telur dari ovarium
menuju rahim saat ovulasi dan sebagai tempat pertemuan sel telur dengan
sperma saat proses pembuahan.
2) Ovarium/ Indung Telur
Ovarium adalah salah satu organ reproduksi utama pada wanita yang
berbentuk seperti kacang kenari. Ovarium terdiri dari dua bagian, yaitu pada
sisi kanan dan kiri organ reproduksi wanita. Masing-masing ovarium terletak
pada dinding samping rongga pelvis posterior dalam fossa ovarian dan ditahan
oleh mesenterium pelvis (Sloane, 2003).
Ovarium berfungsi untuk memproduksi ovum. Satu ovum dikeluarkan setiap
pertengahan siklus seksual bulanan dari folikel ovarium dan ditangkap oleh
fimbria yang terbuka pada tuba fallopi. Kemudian ovum bergerak menuju
uterus melalui tuba fallopi. Jika ovum tersebut dibuahi oleh sperma, ovum
akan berimplantasi di dalam uterus dan berkembang menjadi fetus, plasenta,
dan membran fetus yang akhirnya menjadi bayi (Guyton, dkk., 2014).

3) Uterus/ Rahim
Uterus merupakan organ muskular tempat berkembangnya fetus dan
mendapatkan nutrisi sampai pada akhirnya lahir. Uterus berbentuk seperti
buah pir terbalik yang berkedudukan di pelvis, dengan ovarium dan tuba
uterina dikedua sisinya, meluas ke bawah kedalam vagina. Uterus berfungsi
sebagai jalur untuk sperma mencapai tuba uterina agar bertemu dengan ovum.
Apabila tidak terjadi implantasi, uterus akan mengalami proses mentruasi.

4) Serviks/ Leher Rahim


Serviks adalah bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina. Salah satu
fungsi serviks adalah memproduksi lendir atau mukus. Lendir membantu
menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual.

5) Vagina
Vagina merupakan tempat keluarnya aliran haid dan tempat menerima penis
selama terjadinya koitus. Selain itu vagina merupakan organ yang berotot,
berbentuk tabung dan dibatasi oleh selaput mukosa. Panjangnya kira-kira 10
cm yang memanjang dari cervix sampai ke vestibula, bagian atas secara
langsung berhubungan dengan uterus.

6) Uretra/ Saluran Kencing


Uretra adalah saluran yang membawa urine dari kandung kemih ke luar tubuh.
Karena jaraknya pendek, bakteri dari bagian luar uretra dapat lebih mudah
masuk dan naik hingga ke kandung kemih.

7) Anus
Anus merupakan saluran pendek pada ujung rektum dan menjadi jalur
keluarnya feses.

b. Pada Pria
1) Kandung Kemih
Kandung kemih (buli-buli atau bladder) merupakan sebuah kantong yang
terdiri atas otot halus, berfungsi menampung urin. Kandung kemih merupakan
organ yang berongga yang terletak di sebelah anterior tepat di belakang os
pubis. Sebagian besar dinding kandung kemih tersusun dari otot polos yang
dinamakan muskulus detrusor. Kontraksi otot ini berfungsi untuk
mengosongkan kandung kemih pada saat urinasi (buang air kecil) (Brunner&
Suddarth, 2002).

2) Vas Deferens
Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat keluarnya sperma dari
epididimis menuju vesikula seminalis. Vas deferens menjulur di sekeliling
dan di belakang kandung kemih. Tempat vas deferens bergabung dengan
vesika seminalis membentuk duktus ejakulasi. Saluran ejakulasi merupakan
saluran pendek yang menghubungkan vas deferens dengan uretra. Fungsi
saluran ejakulasi untuk mengeluarkan sperma menuju uretra (Campbell et al.,
2010: 172).
3) Prostat
Prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran
kemih (uretra). Kelenjar prostat berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang
menyuburkan dan melindungi sperma.

4) Penis
Penis digunakan untuk mentransfer sperma ke dalam vagina. Ujung distal
penis mem-besar disebut glans, bagian ini ditutupi oleh kulit yang terpisah
dinamakan prepuse. Secara internal penis disusun oleh tiga jaringan masa
silindris yang diikat bersama-sama oleh jaringan fibrosa. Dua masa di bagian
dorsolateral disebut corpora cavernosa penis dan masa yang lebih kecil di
bagian midventral disebut corpus spongiosum penis. Ketiga jaringan tersebut
mengandung banyak sinus-sinus pembuluh darah dan dapat berereksi.

5) Epididymis
Epididimis merupakan saluran yang berfungsi sebagai tempat pematangan
sperma. Sperma – sperma ini memerlukan 18 jam sampai 10 hari untuk benar-
benar menjadi matang dan siap untuk membuahi sel telur. Selain itu saluran
epididimis juga berperan untuk menyimpan sperma dan mendorong sperma ke
arah uretra selama eyakulasi melalui kontraksi otot polos. Sel sperma dapat
berada pada saluran epididimis sampai satu bulan. Setelah itu sperma akan
diserap kembali.

6) Testis
Testis memiliki dua fungsi yaitu sebagai penghasil sperma dan juga
merupakan organ endokrin (Kimball, 1983: 369). Testis terletak menggantung
pada urat-urat spermatik di dalam skrotum, sepasang kelenjar yang berbentuk
oval (Syaifuddin, 2006: 264). Testis dikelilingi oleh beberapa lapis jaringan
ikat dan terdiri dari banyak saluran yang menggulung. Saluran tersebut adalah
tubulus seminiferus berfungsi tempat sperma terbentuk. Diantara tubulus
seminiferus, tersebar el-sel leydig yang berfungsi menghasilkan testosteron
dan androgen lainnya.

7) Skrotum
Skrotum merupakan salah satu bagian dari organ reproduksi pria yang
bentuknya berupa kantong kulit yang menggantung di bagian bawah penis dan
berperan sebagai pembungkus testis. Skrotum sering juga disebut sebagai
kantung zakar.

8) Seminal Vesicle
Vesikula seminalis adalah sepasang kelenjar asesoris yang terletak di
belakang kandung kemih di atas kelenjar prostat. Kelenjar ini memiliki fungsi
penting bagi sistem reproduksi pria, yakni memproduksi dan menyimpan air
mani untuk menjaga kualitas sperma. Dikarenakan hal tersebut, vesikula
seminalis juga dikenal dengan nama lain kantong mani atau kantong semen.

9) Anus
Anus merupakan saluran pendek pada ujung rektum dan menjadi jalur
keluarnya feses.

Wanita lebih rentan terkena Infeksi saluran reproduksi daripada pria.


Penyebab utama wanita lebih rentan terjangkit infeksi saluran reproduksi adalah :

a. Saat berhubungan seks, dinding vagina dan leher rahim langsung terpapar
oleh cairan sperma.
b. Jika sperma terinfeksi, maka perempuan tersebut pun bisa terinfeksi.
c. Jika perempuan terinfeksi, dia tidak selalu menunjukkan gejala. Tidak
munculnya gejala dapat menyebabkan infeksi meluas dan menimbulkan
komplikasi Banyak orang khususnya perempuan dan remaja enggan untuk
mencari pengobatan karena mereka tidak ingin keluarga atau masyarakat tahu
mereka menderita ISR yang mengakibatkan penyakit baru diketahui setelah
mamasuki stadium lanjut.

2.3 Istilah-Istilah Dalam Infeksi Saluran Reproduksi

Istilah Infeksi Saluran Reproduksi dalam bahasa Inggris disingkat RTI (Reproductive
Track Infection). Berikut adalah istilah-istilah lain yang berhubungan dengan ISR.

1. Sistem Reproduksi
Disebut juga danga sistem genital adalah sistem organ seks dalam organisme
yang bekerja sama untuk tujuan reproduksi seksual.
2. Organ Reproduksi
Yaitu semua bagian anatomis tubuh makhluk hidup yang terlibat dalam
reproduksi seksual dan menjadi bagian dari sistem reproduksi pada suatu
organisme kompleks.
3. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi menular seksual (IMS) adalah berbagai infeksi yang dapat menular
dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual.
4. Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penyakit menular Seksual (PMS) merupakan salah satuInfeksi Saluran
Reproduksi (ISR) yang ditularkan melalui hubungan kelamin.Kuman
penyebab infeksi dapat berupa jamur, Virus dan parasit PMS kadang tidak
memiliki gejala. Tanda dan Gejala yang mungkin muncul termasuk.
a. Keluar cairan/keputihan yang tidak normal dari vagina atau penis.
Pada wanita, terjadi peningkatan keputihan.Warnanya bisa menjadi
putih, kekuningan, kehijauan, atau kemerah mudaan. Keputihan bisa
memiliki bau yang tidak sedap dan berlendir.
b. Pada pria, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah
kencing, biasanya disebabkan oleh PMS. Pada wanita, beberapa
gejala dapat disebabkan oleh PMS tapi juga disebabkan oleh infeksi
kandung kencing yang tidak ditukarkan melalui hubungan seksual.
c. Luka terbuka dan luka basah disekitar alat kelamin atau mulut. Luka
tersebut dapat terasa sakit atau tidak.
d. Tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelamin.
e. Kemerahan disekitar alat kelamin.
f. Pada pria, rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar.
g. Rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan hilang,dan tidak
berhubungan dengan menstruasi.
h. Bercak darah setelah hubungan seksual
5. Infeksi Endogen
Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula memang
sudah ada didalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut
dengan self infection atau auto infection.
6. Infeksi Iatrogenik
Infeksi iatrogenik yaitu infeksi saluran reproduksi yang disebabkan oleh
prosedur medis. Timbul ketika penyebab infeksi (bakteri dan mikroorganisme
lainya) masuk kedalam saluran reproduksi karena tidak sterilnya alat-alat
medis.
7. ODHA
ODHA adalah orang dengan (Human Immunodeficiency Virus) atau virus
yang menyerang sistem imunitas tubuh sehingga menyebabkan kondisi yang
disebut dengan AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome), yaitu
sindrom (kumpulan gejala penyakit) akibat menurunnya sistem imunitas
tubuh.
8. Herpes Genitalis
Adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Virus Herpes
Simpleks. Memberikan gejala seperti terbakar atau gatal dikelamin dan
disertai bintil-bintil berkelompok berisi air atau luka/lecet . Sebelum timbul
luka/lecet bisa didahului keluhan: pegal-pegal pada
otot,demam,pembengkakan kelenjar pada lipat paha dan nyeri.
Gejala dan tanda infeksi tahap awal :
a. Bintil-bintil berair dan nyeri pada kemaluan.
b. Luka akibat pecahnya bintil-bintil.
c. Dapat muncul lagi seperti gejala awal karena stress, haid,
makan/minum beralkohol, hubungan seks berlebihan.
Komplikasi :
a. Rasa nyeri berasal dari saraf.
b. Dapat menular pada bayi dan terlihat saat lahir berupa bintil-bintil
berair.
c. Infeksi berat abortus.
d. Memudahkan penularan HIV.
9. HIV-AIDS
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem
kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin
banyak sel CD4 yang dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah,
sehingga rentan diserang berbagai penyakit. Infeksi HIV yang tidak segera
ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS
(Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari
infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi
sudah hilang sepenuhnya.
HIV adalah virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia. Virus
HIV yang masuk kedalam tubuh akan berkembang biak. Virus HIV akan
masuk dalam sel darah putih dan merusaknya, sehingga sel darah putih yang
berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi akan menurun jumlahnya.
Akibatnya system kekebalan tubuh menjadi lemah dan penderita mudah
terkena berbagai penyakit. Kondisi ini disebut AIDS).
AIDS adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul karena rendahnya daya
tubuh tubuh. Pada awalnya penderita HIV positif sering menampakkan gejala
sampai bertahun-tahun (5-10). Banyak faktor yang mempengaruhi panjang
pendeknya masa tanpa gejala ini, namun pada masa ini penderita dapat
menularkan penyakitnya pada orang lain. Sekitar 89% penderita HIV akan
berkembang menjadi AIDS. Semakin lama menderita akan semakin lemah
dan akhirnya akan berakhir dengan kematian, karena saat ini belum
ditemukan obat untuk mencegah atau menyembuhkan HIV/AIDS.
Pencegahan penularan HIV/AIDS pada dasarnya sama dengan pencegahan
PMS, yaitu : a) Melakukan hubungan seksual hanya dengan satu pasangan
yang setia atau menghindari hubungan seksual dengan pasangan yang
berganti-ganti.
b) Mempunyai perilaku seksual yang bertanggungjawab dan setia pada
pasangan.
c) Setiap darah transfuse dicek terhadap HIV dan donor darah kepada sanak
saudara lebih sehat dan aman dibandingkan donor danar professional.
d) Menghindari injeksi, periksa dalam, prosedur pembedahan yang tidak steril
dari petugas kesehatan yang tidak bertanggungjawab.
e) Menggunakan kondom dengan hati-hati, benar dan konsisten
10. Gonore (GO)
IMS Disebabkan oleh bakteri gonore. Gejala akan muncul satu minggu
setelah terinfeksi, terdapat rasa sakit saat ereksi atau buang air kecil. Keluar
nanah dari saluran kencing, oleh karena itu sering orang menyebutnya dengan
kencing nanah.
Penyakit Gonorhoe paling banyak dijumapai dalam jajaran penyakit hubungan
seksual, namun mudah diobati, tetapi bila terlambat atau pengobatannya
kurang tepat dapat menimbulkan komplikasi yang fatal.Penyebabnya adalah
neisseria gonorhoe, tergolong bakteri diplokokus berbentuk buah kopi. Masa
inkubasi (waktu sebelum terjadi gejala) berkisaran antara 3-5 hari setelah
infeksi.
Gejala dan tanda pada wanita :
a. Keputihan kental berwarna kekuningan.
b. Rasa nyeri dirongga panggul.
c. Dapat juga tanpa ada gejala
Gejala pada laki-laki :
a. Rasanya nyeri pada saat kencing.
b. Keluarnya nanah kental kuning kehijauan.
c. Ujung penis agak merah dan agak
bengkak Komplikasi yang dapat timbul :
a. Radang panggul.
b. Kemandulan.
c. Infeksi mata pada bayi baru lahir dan dapat mengakibatkan kebutaan.
d. Rentan terhadap penyakit HIV
11. Kandidiasis
IMS yang disebabkan oleh jamur candida albicans. Gejalanya berupa Cairan
vagina kental seperti susu basi, gatal dan pedih, sering disertai oleh sakit saat
buang air kecil. Penularannya tidak selalu melalui hubungan seksual,
misalnya pada suasana lembab karena pengaruh hormonal (kehamilan).
12. Sifilis
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri. Gejala
sifilis diawali dengan munculnya luka yang tidak terasa sakit di area kelamin,
mulut, atau dubur.
Komplikasi :
a. Jika tidak diobati dapat menimbulkan kerusakan berat pada otak dan
jantung.
b. Bayi dalam kandungan dapat tertular, keguguran atau lahir cacat.
c. Memudahkan penularan HIV. Penyakit sifilis kini agak jarang dijumpai,
apalagi setelah diperkenalkannya antiotika penisilin. Penyebabnya adalah
Treponema Pallidum, orde spirochaetaeas. Yang diserang penyakit ini
adalah semua organ tubuh, sehingga cairan tubuh mengandung
Treponema Pallidum
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

ISR merupakan infeksi di daerah genital yang dapat mengenai laki-laki dan
perempuan. Adapun terdapat faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi, yaitu
kebersihan organ genital, akses terhadap pendidikan, hubungab seksual pranikah,
pengaruh media massa, akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi, dan
pengetahuan. Penularan penyakit ini biasanya terjadi karena seringnya seseorang
melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan.

Infeksi saluran reproduksi dapat terjadi pada pria maupun wanita. Alat
reproduksi wanita secara umum dibagi menjadi dua bagian, yaitu alat kelamin luar
dan alat kelamin dalam. Tempat terjadinya infeksi saluran reproduksi pada wanita
adalah pada tuba falopi, ovarium, rahim, leher rahim, vagina, uretra, dan anus.
Sedangan pada pria, tempat terjadinya infeksi saluran reproduksi adalah pada kantung
kemih, vs deferens, prostat, penis, epididymis, testis, skrotum, semival vesicle, dan
anus. Pada umunya, wanita lebih rentan terkena Infeksi saluran reproduksi daripada
pria.

Selain itu perlu juga diketahui berbagai istilah yang berkaitan dengan ISR. Istilah
Infeksi Saluran Reproduksi dalam bahasa Inggris disingkat RTI (Reproductive Track
Infection). Istilah tersebut nantinya akan memberikan pemahaman tentang penyakit
infeksi saluran reproduksi sehingga bisa saja dilakukan pencegahan infeksi tersebut.

3.2 Saran

Bagi penulis, mahasiswa, atau pembaca, diharapkan makalah ini dapat


menjadi informasi tambahan yang positif, serta dapat melakukan pencegahan
mengenai Infeksi Saluran Reproduksi. Untuk segala saran dan kritik yang
membangun selalu kami terima agar dapat memperbaiki kekurangan yang ada pada
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Agustini, Ni Nyoman Mestri dkk. 2013. INFEKSI MENULAR SEKSUAL DAN


KEHAMILAN. Prosiding Nasinal MIPA. Diakses melalui
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/semnasmipa/article/view/2722 pada
2 September 2021 pukul 13.50 WIB.

Irdalisa, Paidi dan Djukri M.S. 2019. Modul Sistem Reproduksi Pada Manusia.
Jakarta: Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA.

Kementerian Kesehatan RI. 2016. LAPORAN PENELITIAN PREVALENSI


INFEKSI SALURAN REPRODUKSI DAN HIV PADA WANITA HAMIL
DI BEBERAPA KOTA DI INDONESIA. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI.

Lathifah, dan Sri Winiarti. 2014. SISTEM PAKAR DENGAN INFERENSI FUZZY
TSUKAMOTO DALAM MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN
REPRODUKSI MANUSIA. Jurnal Sarjana Teknik Informatika. Volume 2
Nomor 1. Diakses melalui Google Cendikia pada 2 September 2021 pukul
14.20 WIB.

Niode, Nurdjannah Jane. 2016. Infeksi Saluran Reproduksi dan Infeksi Menular
Seksual di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. dr R.D. Kandou,
Manado. Jurnal Kesehatan. Vol. 43 No. 3 Tahun 2016; 84-88.

PKBI Jawa Barat. 2018. Infeksi Saluran Reproduksi. Diakses melalui


http://pkbijabar.or.id/infeksi-saluran-reproduksi/ pada 2 September 2021
pukul 14.00 WIB.

Purnasari, Eliza Budi. 2018. “Hubungan Antara Perilaku Hygiene Genetalia Dengan
Kejadian Keputihan Patologis”. Jurnal Biometrika dan Kependudukan., Vol
7(No 1), 20-28.
Rahayu, Atikah dkk. 2017. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Lansia.Surabaya:
Airlangga University Press.

Sholihah, Annisa Walidatus. 2017. PENGARUH BLADDER TRAINING


TERHADAP POLA BERKEMIH PADA PASIEN POST OPERASI
ORTOPEDI DENGAN GENERAL ANESTHESI DI RUMAH SAKIT TK. II
dr. SOEPRAOEN MALANG. Poltekes Kemenkes Malang.

Siregar, Isroni Azhari dkk. 2019. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan
Pencegahan Penyakit Infeksi Menular Seksual Pada Anak Buah Kapal di
Pelabuhan Belawan. Jurnal Kebidanan Kestra (JKK). Vol. 2 No. 1; e-ISSN
2655-0822.

Wahyudi, Gunung dan Astuti. 2013. Infeksi Saluran Reproduksi Wanita. Studi
Kesehatan. Insan Cendekia Medika; Jombang.

Widyastuti, Yani.2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta, Penerbit: Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai