Anda di halaman 1dari 19

BUKU SAKU INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS

Dosen pengampu: Fatria Harwanto,S.Kep., M.Biomed

Disusun oleh :

Kelompok 7

Annis Mahmudah (10011181924017)

Aprilia Nur Hanisa (10011281924075)

Hermalia Puteri Islamy (10011381924136)

Lusi Rahmayani (10011381924152)

Nur Zihan Ariqa (10011381924142)

Annisa Dina Luthfiyyah (10011381924141)

Program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sriwijaya

Tahun ajaran 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat
rahmat dan karunia-NYA penyusun dapat menyelesaikan buku saku ini yang
berjudul “Infeksi Saluran Pernafasan Atas”.

Sholawat dan salam takhenti-hentinya tercurah kepada junjungan besar


kita Baginda Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari zaman
jahiliyah menuju zaman terang benderang seperti sekarang ini.

Dalam suatu keberhasilan tentunya ada orang-orang hebat yang berdiri


dibelakangnya, oleh karena itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih
kepada, Fatria Harwanto,S.Kep., M.Biomed selaku dosen pembimbing dalam
pembuatan buku saku ini sekaligus dosen pengampu mata kuliah Biomedik di
kelas IKM B. Tak lupa juga penyusun ucapkan terima kasih kepada kedua orang
tua yang telah memberikan fasilitas penunjang, serta teman-teman yang telah ikut
berkontribusi dalam pembuatan buku saku ini.

Penyusun sadari bahwa buku saku ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu,penyusun mengharapkan kesediaan dari teman-teman untuk mengkritik
dan memberikan sarannya untuk perbaikan buku saku ini agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya. Akhir kata, penyusun ucapkan terimakasih, semoga sukses
dan semoga berhasil.

Inderalaya, 17 Maret 2020


Penyusun,

Kelompok7
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................4

B. Rumusan Masalah............................................................................................5

C. Tujuan Pembuatan Makalah.............................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit ISPA.................................................................................7

B. Penyebab Penyakit ISPA.................................................................................. 8

C. Gejala Penyakit ISPA........................................................................................8

D. Bahaya Penyakit ISPA.....................................................................................

E. Bahaya Penyakit ISPA Pada Balita...................................................................

F. Bahaya Penyakit ISPA Pada Orang Dewasa ....................................................

G. Pencegahan Penyakit ISPA..............................................................................

H. Diagnosis Penyakit ISPA.................................................................................

I. Penyebab Penyakit ISPA...................................................................................

B. Pencegahan Penyakit ISPA..............................................................................

B. Data Kasus Penyakit ISPA...............................................................................

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

A. Gambar 1 Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018...................


B. Gambar 2. Perbedaan Insidensi dengan Prevalensi.........................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau biasa disebut dengan ISPA adalah
infeksi saluran pernafasan yang biasanya terjadi kurang lebih hingga 14 hari.
Secara klinis ISPA ditandai dengan gejala akut akibat infeksi yang terjadi di setiap
bagian saluran pernafasan dengan berlangsung tidak lebih dari 14 hari. ISPA
merupakan kelompok penyakit yang komplek dan heterogen, yang disebabkan
oleh 300 lebih jenis virus, bakteri, serta jamur. Virus penyebab ISPA antara lain
golongan miksovirus yang meliputi virus influensa, virus pra-influensa dan virus
campak. Faktor penting yang mempengaruhi ISPA adalah pencemaran udara.
Adanya pencemaran udara di lingkungan rumah akan merusak mekanisme
pertahanan paru-paru sehingga mempermudah timbulnya gangguan pernapasan.

ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular


di dunia. Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98%-nya
disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah1. ISPA merupakan salah satu
masalah kesehatan yang ada di negara berkembang dan negara maju. Hal ini
disebabkan karena masih tingginya angka kesakitan dan angka kematian karena
ISPA terutama pada bayi dan balita2. ISPA adalah radang akut saluran
pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau
bakteri, virus, tanpa atau disertai parenkim paru. ISPA merupakan suatu
kelompok penyakit sebagai penyebab angka absensi tertinggi bila
dibandingkan dengan kelompok penyakit lain.

Menurut WHO (World Health Organization), bahwa ± 13 juta anak balita


di dunia meninggal setiap tahun dan sebagian besar kematian tersebut terdapat
di Negara berkembang di Asia dan Afrika seperti: India (48%), Indonesia
(38%), Ethiopia (4,4%), Pakistan (4,3%), China (3,5%), Sudan (1,5%), dan Nepal
(0,3%). Prevalensi ISPA tahun 2018 di Indonesia menurut diagnosa tenaga
kesehatan (dokter, bidan atau perawat) dan gejala yang dialami sebesar 9,3 persen.
Penyakit ini merupakan infeksi saluran pernapasan akut dengan gejala demam,
batuk kurang dari 2 minggu, pilek/hidung tersumbat dan/atau sakit tenggorokan.

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2018, provinsi dengan


penderita ISPA tertinggi di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 13,1 persen.
Sementara, penderita ISPA paling sedikit di Jambi sebesar 5,5 persen3.

1
World Health Report 2004 - Changing History [electronic resource]. Geneva: World Health
Organization; 2004.
2
Korespondensi: Muhammad Habibi Syahidi, Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia
3
Kementerian Kesehatan (Kemenkes)

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan penyakit ISPA?

2. Bagaimana tanda dan gejala dari penyakit ISPA?

3. Apa faktor penyebab dari penyakit ISPA?

4. Apa saja bahaya dari ISPA?

5. Bagaimana pencegahan penyakit ISPA?

6. Bagaimana cara mendiagnosis penyakit ISPA?

7. Dimana kasus penyakit ISPA sering terjadi?

8. Berapa persen pravalensi dari penyakit ISPA?

C. Tujuan

1. Kita dapat mengetahui apa itu penyakit ISPA.


2. Kita dapat mengetahui bagaimana dan apa saja tanda dan gejala dari penyakit
ISPA.

3. Kita dapat mengetahui faktor penyebab dari penyakit ISPA.

4. Kita dapat menegtahui kasus dimana ISPA sering terjadi.

5. Kita dapat mengetahui pravalensi dari Penyakit ISPA dari tahun ke tahun.

6. Kita dapat mengetahui bagaimana cara mencegah penyakit ISPA.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian ISPA

Infeksi Saluran Pernafasan atau yang lebih sering disebut dengan ISPA
merupakan salah satu penyakit yang menyerang saluran utama pernafasan yaitu
hidung, alveoli, adneksanya, sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Pada
mulanya istilah ISPA diadaptasi dari Bahasa Inggris yaitu Acute Respiratory
Infections (ARI). Sehingga dari istilah tersebut terdapat beberapa unsur yang ada
dalam ISPA, meliputi:

a) Infeksi
b) Saluran pernapasan
c) Infeksi akut

Infeksi merupakan msuknya kuman yang ada dalam tubuh sehingga


berkembanglah suatu penyakit yang nantinya akan menimbulkan gejala penyakit.
Pada dasarnya kuman yang masuk dalam tubuh manusia adalah mikroorganisme.
Sedangkan yang dimaksud dengan infeksi akut ialah suatu infeksi yang
beralngsung samapai dengan batas waktu 14 hari. Pada penggolongan ISPA batas
waktu 14 hari merupakan prose yang akut meskipun ini ganya untuk beberapa
penyakit.

Menurut Kapita Selekta Kedokteran (2014) Infeksi Saluran Pernafasan Akut


sering disebut juga dengan Infeksi Respiratori Akut (IRA). Infeksi respiratori akut
ini terdiri dari infeksi respiratori atas akut (IRAA) dan infeksi respiratori bawah
akut (IRBA). Disebut akut, jika infeksi berlangsung hingga 14 hari. Penyakit pada
ISPA yang sering terjadi selain episode batuk-pilek adalah pneumonia, penyakit
ini merupakan pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibanding dengan
gabungan penyakit AIDS, malaria dan campak.
Menurut Widoyono (2008) penyebab ISPA sendiri ada beberapa seperti
bakteri, virus, jamur, dan aspirasi. Bakteri penyebab ISPA seperti Diplococcus
pneumonia, Pneumococcus, Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aerus,
Haemophilus influenza, dan lain-lain. Penyebab ISPA oleh virus, antara lain
influenza, adenovirus, sitomegalovirus. Penyebab ISPA oleh jamur, antara lain
aspergilus sp., Candida albicans, Histoplasma. Selain disebabkan oleh bakteri,
virus dan jamur, ISPA juga dapat disebabkan oleh aspirasi benda asing yang
dapat mengganggu fungsi dari saluran pernafasan maupun paru-paru seperti
makanan, asap kendaraan bermotor, asap rokok, bahan bakar minyak (minyak
tanah), cairan amnion pada saat lahir, maupun benda asing (biji-bijian, mainan
plastic, dan lain-lain)

B. Penyebab ISPA

Penyebab penyakit ISPA perlu dikenali dengan cepat agar tidak menimbulkan
dampak yang semakin parah. Selain itu, mudahnya penyebaran penyakit ISPA ini
membuat kamu perlu waspada dan perlu untuk mengenali gejalanya agar bisa
segera mengatasi dan mengobatinya.

Penyebab penyakit ISPA ialah virus dan bakteri. Tertularnya virus dan
bakteri penyebab penyakit ISPA atau infeksi pernapasan ini dengan mudah
melalui kontak langsung atau bisa juga melalui mata, mulut dan hidung. Virus
penyebab penyakit ISPA disebut rhinovirus dan coronavirus, walaupun ada
banyak virus yang mungkin juga bisa membawa penyakit ini.

Secara umum, penyebab penyakit ISPA dapat ditularkan melalui sentuhan


kontak mata, hidung dan mulut maupun menyentuh benda yang terkena virus
ISPA itu sendiri. Virus ISPA berkembang paling banyak saat musim hujan tiba.

C. Gejala ISPA

Penyakit ISPA merupakan penyakit yang menyerang paru-paru. ISPA


termasuk dalam penyakit yang mudah menular yang membuat kamu harus selalu
waspada pada lingkungan sekitarmu. Setelah mengetahui penyebab penyakit
ISPA, tentunya kamu perlu mengenali gejala atau tanda-tanda penyakit ISPA ini.
Berikut beberapa gejala penyakit ISPA:

1. Pilek hingga hidung tersumbat.

2. Saat tubuh mulai terserang penyakit ISPA, tubuh akan melawan sehingga akan
menimbulkan demam ringan.

3. Tenggorokan akan terasa sakit.

4. Sakit kepala ringan.

5. Kesulitan bernapas dengan normal.

6. Kulit akan tampak kebiruan akibat kurangnya asupan oksigen dari sulitnya
bernapas.

7. Muncul gejala sinusitis, seperti pilek dan nyeri yang disertai demam.

8. Nyeri otot

D. Bahaya ISPA

Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang menyerang salah


satu bagian atau lebih saluran napas, diketahui sebagai salah satu penyakit
pembunuh anak usia di bawah lima tahun. Menurut riset kesehatan dasar
(Riskesdas), tahun 2007-2011 sekitar 18 Juta penduduk dilaporkan memiliki
prevalensi penyakit ini. ISPA bisa menimpa semua kelompok umur karena faktor
polusi udara dalam ruangan, polusi luar ruangan, peningkatan suhu bumi dan
kelembaban. Penyakit ini ditandai dengan batuk-batuk, kesulitan bernapas yang
berujung pada kematian. "ISPA itu bahaya apalagi kalau sudah pneumonia sangat
sulit ditolong. Masalahnya penyakit ini tidak dianggap serius dan cenderung
diabaikan masyarakat," kata Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Kementerian Kesehatan, HM.Subuh saat acara diskusi di Jakarta, Jumat
(21/9/2012).
Pada anak, penyakit ini sangatlah rentan apalagi dengan perubahan iklim
yang terjadi. ISPA akan menyerang anak pada bagian alvioli mengakibatkan
mereka panas tinggi, batuk-batuk, dan sulit bernapas. Menurut Subuh, penyakit ini
akan terus menjadi tren sampai 30 tahun ke depan. "Jangan sampai penyakit ini
diabaikan. Masyarakat perlu melakukan pencegahan dengan berprilaku hidup
bersih dan sehat, menjaga lingkungan, melindungi diri, dan jangan pernah
menggangap enteng penyakit ini," ungkapnya.

E. Bahaya ISPA Pada Balita

 Gangguan Pernapasan

Virus yang menyebabkan ISPA pada balita menyerang sistem pernapasan atas,
seperti hidung, tenggorokan dan paru-paru. Dampak dari terganggunya sistem
pernapasan ini tidak baik bagi kesehatan si kecil, karena akan mengganggu sistem
tubuh lainnya. Sulit bernapas membuat tubuh kekurangan oksigen yang sangat
dibutuhkan tubuh. Akibatnya organ-organ tubuh lain tidak berfungsi dengan baik
juga.

 Tidak Nafsu Makan

ISPA menyebabkan sakit tenggorokan dan radang, karena virus masuk ke


tenggorokan. Akibatnya, si kecil sulit menelan makanan dan minuman. Batuk dan
pilek yang biasanya datang berbarengan dengan sakit tenggorokan ini juga
membuatnya tidak nafsu makan, sehingga tubuhnya pun menjadi lemas.

Penyakit ISPA mudah menular, terutama lewat kontak langsung, udara atau
makanan. Bila si kecil terkena ISPA dan tidak segera ditangani atau beristirahat di
rumah, virus bisa mudah menyebar ke teman-teman mainnya. Dibutuhkan
penanganan kesehatan khusus agar virus ISPA tidak tersebar.

F. Bahaya ISPA Pada Orang Dewasa

 Napas berhenti, terjadi ketika paru-paru berhenti berfungsi.


 Gagal napas, kenaikan gas karbon dioksida dalam darah yang disebabkan
oleh paru-paru tidak berfungsi dengan benar.
 Gagal jantung kongestif.

G. Pencegahan ISPA

Penyakit ISPA sangat erat kaitannya dengan sistem kekebalan tubuh yang
dimiliki setiap individu. Jika kekebalan tubuh seseorang sangat lemah maka orang
tersebut sangat rentan akan penyakit ISPA ini. maka dari itu, untuk mencegah
terjadinya ISPA, kita dapat menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Berikut adalah beberapa cara yang harus dilakukan :

1. Mencuci tangan dengan bersih memakai sabun sesudah melakukan berbagai


kegiatan yang membuat tangan kotor.

2. Tidak menyentuh bagian muka seperti mata, hidung dan mulut pada keadaan
tangan kotor untuk menghindari penularan virus dan bakteri.

3. Gunakan sapu tangan atau tisu jika bersin dan batuk, jika tidak ada tisu atau
sapu tangan, bisa menggunakan bagian diantara siku tangan untuk menghindari
penularan ke orang lain.

4. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang kaya


akan vitamin, terutama vitamin C.

5. Rajin melakukan aktivitas fisik, seperti berolahraga secara teratur untuk


meningkatkan kekebalan tubuh.

6. Tidak merokok, berhenti merokok dan menghidari rokok.

7. Melakukan salah satu vaksinasi yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti vaksin
MMR, influenza atau pneumonia.

8. Menjaga pola gizi makan yang baik.

9. Menggunakan masker untuk mencegah penularan bakteri atau virus.


H. Diagnosis ISPA

ISPA sering menyerang saluan pernafasan atas seperti hidung, faring dan
lainnya. ISPA biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Penegakan
diagnosis ISPA tidaklah sulit bagi para dokter, hanya dengan anamnesis untuk
mengetahui gejala-gejala yang dialami penderita dan pemeriksaaan fisik, dokter
akan dapat menegakkan diagnosis. Gajala awal pada ISPA ini mirip dengan gejala
awal pada pwnyakit TBC dan Asma.

a. Anamnesis

Pemeriksaan akan dimulai jika seseorang mengalami gangguan pada


sistem pernafasannya. Yang diperhatikan pada anamnesis yaitu :

1. Dokter akan memeriksa dan bertanya gejala/ keluhan yang dialami orang
tersebut, seperti :

a. Hidung tersumbat dan pilek.


b. Batuk berdahak atau batuk kering.
c. Demam
d. Adanya nyeri tenggorokan atau nyeri saat menelan makanan
e. Sakit kepalaringan
f. Kesulitan saat bernafas

2. Dokter akan memeriksa riwayat penyakit lain dari penderita itu, seperti asma.

3. Kondisi udara di lingkungan tempat penderita tinggal.

b. Pemeriksaan Fisik

1. Penumpukan cairan dan peradangan

Dokter akan memeriksa kondisi hidung, tenggorokan dan telinga untuk


mendeteksi kemungkinan adanya infeksi dan dokter juga memeriksa suara nafas
dengan stetoskop untuk mengidentifikasi apakah ada penumpukan cairan atau
peradangan pada paru-paru penderita.

2. Sesak nafas pada penderita


Jika penderita mengalami sesak pada nafas, dokter akan melakukan
pengukuran kadar oksigen dengan menggunakan alat yang bernama pulse
oximetry.

3. Gagal Nafas

Karena adanya pemberhentian fungsi pada paru-paru dan adanya


peningkatan kadar karbondioksida didalam darah.

4. Gagal jantung

c. Pemeriksaan Laboratorium

Jika ISPA disebabkan oleh virus, maka dokter akan membiarkannya atau
tidak melakukan pemeriksaan lebih lanjut karena akan sembuh sendiri saat
beberapa minggu, tetapi gejala harus tetap dipantau.

Bila, ISPA disebabkan oleh kuman, dokter akan melakukan :

1. Pemeriksaan darah di laboratorium.

2. Mengambil sampel dahak untuk diperiksa di laboratorium.

3. meront-gent paru-paru dengan X-ray atau CT scan untuk melihat kondisi paru-
paru.

I. Pengobatan ISPA

Sebenarnya ISPA bisa sembuh sendiri tanpa perlu penanganan khusus karena
penyebab ISPA ini kebanyakan dari virus. Ada hal-hal yang bisa dilakukan
mandiri di rumah untuk mengatasi gejala-gejala infeksinya antara lain sebagai
berikut.

 Perbanyak istirahat dan konsumsi air putih untuk mengencerkan dahak


sehingga lebih mudah dikeluarkan;
 Mengonsumsi minuman lemon hangat atau madu untuk membantu
meredakan batuk;
 Jika mengalami sakit tenggorokan, berkumurlah dengan air hangat yang
diberi garam;
 Menghirup uap dari semangkuk air panas yang telah dicampur dengan
minyak kayu putih atau mentol untuk meredakan hidung yang tersumbat
(tidak untuk bayi,ibu hamil atau penderita hipertensi); dan
 Untuk melancarkan pernapasan ketika tidur alangkah baiknya untuk
memposisikan kepala lebih tinggi, bisa dengan menggunakan bantal
tambahan.

Jika gejala yang dialami belum membaik, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Dokter dapat memberikan obat-obatan untuk meredakan gejala, antara lain:

 Ibuprofen atau paracetamol, untuk meredakan demam dan nyeri otot.


 Diphenhydramine dan pseudoephedrine, untuk mengatasi pilek dan hidung
tersumbat.
 Obat batuk. Obat batuk yang tidak mengandung zat yang merugikan
seperti kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin.
 Antibiotik, jika dokter menemukan bahwa ISPA disebabkan oleh bakteri.
Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan
didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah
bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman
streptococcuss dan harus diberi antibiotik (penisilin) selama 10 hari.

Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu selama perawatan di rumah untuk
mengatasi anaknya yang menderita ISPA.

 Mengatasi panas (demam)


Untuk anak usia 2 bulan sampai 5 tahun demam diatasi dengan
memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan
dengan demam harus segera dirujuk. Paracetamol diberikan 4 kali tiap 6
jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan
dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres,
dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
 Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu
jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh ,
diberikan tiga kali sehari.

 Pemberian makanan
Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang- ulang
yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI
pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.

 Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih
banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak,
kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.

 Lain-lain
a) Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal
dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam.
b) Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat
kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah.
c) Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi
cukup dan tidak berasap.
d) Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak memburuk maka
dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan.
e) Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas
usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar selama
5 hari penuh. Dan untuk penderita yang mendapatkan antibiotik, usahakan
agar setelah 2 hari anak dibawa kembali ke petugas kesehatan untuk
pemeriksaan ulang.
J. DATA KASUS ISPA DI INDONESIA

Gambar 1. Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018

Prevalensi ISPA tahun 2018 di Indonesia menurut diagnosa tenaga


kesehatan (dokter, bidan atau perawat) dan gejala yang dialami sebesar 9,3 persen.
Penyakit ini merupakan infeksi saluran pernapasan akut dengan gejala demam,
batuk kurang dari 2 minggu, pilek/hidung tersumbat dan/atau sakit tenggorokan.

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2018, provinsi dengan


penderita ISPA tertinggi di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 13,1 persen.
Sementara, penderita ISPA paling sedikit di Jambi sebesar 5,5 persen.

Gambar 2. Perbedaan Insidensi dengan Prevalensi


K. Tingkat Kejadian ISPA

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyebab


utamamorbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Angka mortalitas
ISPAmencapai 4,25 juta setiap tahun di dunia (Najmah, 2016). ISPA
jugamerupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di Puskesmas (40%-
60%) dan rumah sakit (15%-30%) (Kemenkes RI, 2012). Tingkat mortalitassangat
tinggi pada bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia, terutama di negaranegara
dengan pendapatan perkapita rendah dan menengah (WHO, 2007).Salah satu
negara berkembang dengan kasus ISPA yang tinggi adalahIndonesia. Indonesia
selalu menempati urutan pertama penyebab kematianISPA pada kelompok bayi
dan balita (Najmah, 2016). Di Indonesia, kejadianISPA tertinggi berada pada
Provinsi Nusa Tenggara Timur (41,7%), Papua(31,1%), Aceh (30,0%), Nusa
Tenggara Barat (28,3%), dan Jawa Timur(28,3%). Sedangkan di Provinsi Jawa
Tengah masih tergolong tinggidibandingkan dengan provinsi lain, yaitu sebanyak
15,7% (Riskesdas, 2013).

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Seperti yang telah di uraikan diatas, ISPA merupakan terjadinya infeksi yang
parah pada bagian hidung, alveoli, adneksanya, sinus, rongga telinga tengah
pleura, tenggorokan dan saluran udara atau paru-paru. Gejala yang ditimbulkan
akibat ISPA adalah hidung tersumbat atau berair, paru-paru terasa sesak atau
terhambat, batuk-batuk, tenggorokan terasa sakit, mudah merasa lelah, tubuh
terasa sakit dan nyeri yang disertai demam. Seseorang dapat tertular ISPA ketika
orang tersebut menghirup udara yang mengandung virus atau bakteri. Virus atau
bakteri ini dikeluarkan oleh penderita infeksi saluran pernapasan melalui bersin
atau batuk.

DAFTAR PUSTAKA

World Health Report 2004 - Changing History [electronic resource].


Geneva: World Health Organization;2004.

Korespondensi: Muhammad Habibi Syahidi, Departemen Epidemiologi,


FakultasKesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes)

https://hot.liputan6.com/read/4096813/penyebab-penyakit-ispa-gejala-dan-
cara-mengobatinya-di-rumah

https://www.alodokter.com/ispa-pada-anak-jangan-disepelekan
https://lifestyle.kompas.com/read/2012/09/21/17443441/ispa.penyakit.serius.y
ang.sering.diremehkan

https://www.alodokter.com/ispa

https://www.halodoc.com/kesehatan/ispa

http://dinkes.surabaya.go.id/portal/berita/ketahui-penanganan-saluran-pernafasan-
dan-neuropati/

https://www.researchgate.net/publication/309539495_Sistem_Deteksi_Dini_Diag
nosa_ISPA_Infeksi_Saluran_Pernapasan_Akut_pada_Anak_dengan_Metode_Cos
ine_Similarity

https://lokadata.beritagar.id/chart/preview/prevalensi-ispa-menurut-provinsi-2018-
1563160346

http://www.alodokter.com/ispa

https://uc.xyz/1RVBIv

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/12206/BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y

https://idtesis.com/pengertian-infeksi-saluran-pernapasan-akut-ispa-menurut/

http://eprints.ums.ac.id/50356/4/BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai