e. Mangan
Fungsi mangan dalam proses penyaringan air adalah untuk mengurangi kandungan mn
2+ mangan yang dilarutkan di dalam air. Kandungan mangan yang berlebih dapat
mengakibatkan bau tidak sedap pada air disertai permukaan air yang berkilau seperti muncul
minyak.
f. Media antrachite
Anthracite adalah salah satu media filter untuk menghilangkan kekeruhan pada
air. Anthracite memiliki berat jenis lebih ringan dari silica sand, sehingga banyak digunakan
dalam kombinasi dengan silica sand dalam filtrasi dual-media.
g. Media pasir aktif
Fungsinya untuk menyaring besi namun dalam jumlah tidak banyak. Sering digunakan
dalam aquarium dan penjernihan air. Pasir aktif dalam istilah globalnya actived sand,
mempunyai fungsi sebagai pengikat unsur besi/ ferrum (Fe), mangan(Mn), serta sulfida
dalam air.
4. Tahapan pengolahan air
a. Koagulasi
Dalam proses ini air limbah akan melalui proses destibilisasi partikel koloid
yang biasanya dilakukan secara kimiawi dengan menambahkan zat aluminium
sulfat atau yang lebih dikenal dengan tawas, ataupun destibilisasi dengan cara
fisika yaitu dengan hidrolis ( hydrolic jump atau terjunan), rapid mixing
(pengadukan cepat), ataupun secara mekanis menggunakan batang pengaduk
untuk meratakan tawas dengan air yang akan dilakukan penjernihan.
b. Flokulasi
Fungsi dalam proses flokulasi ini adalah untuk memperbesar dan
membentuk kumpulan kotoran yang terdapat pada air limbah, yang kemudian
akan lebih mudah mengendap. Dalam proses ini air akan diaduk secara perlahan
dengan kondisi air harus tenang agar tawas yang tercampur di air dapat
memaksimalkan efesiensi pembentukan flok. Untuk beberapa kasus penambahan
bahan kimia diperlukan untuk memaksimalkan pengikatan flok-flok tersebut.
c. Sedimentasi
Proses yang menggunakan prinsip berat jenis ini berfungsi untuk
mengendapkan partikel-partikel koloid yang sebelumnya sudah didestabilisasi.
Dengan demikian jika ada berat jenis flok yang lebih berat daripada air akan
otomatis mengendap dan terpisah dengan air bersih. Perpaduan antara proses
koagulasi, flokulasi dan sendimentasi disebut juga dengan proses aselator.
d. Desinfeksi
Setelah dirasa cukup jernih, proses selanjutnya sebelum menjadi air bersih
adalah memastikan air yang diolah terbebas dari potensi kuman dan bakteri
yang terkandung di dalam air. Proses yang disebut desinfeksi ini merupakan
proses penambahan ozonisasi, UV, pemabasan, chlor dan lain sebagainya.
Proses ini merupakan proses terakhir sebelum proses reservoir
e. Reservoir
Dari empat proses di atas, proses terakhir sebelum air ini bisa didistribusikan
adalah proses reservoir. Yaitu, air yang telah selesai disaring akan dimasukkan ke
tempat penampungan sementara air bersih di dalam reservoir sebelum akhirnya
5. Pengolahan air secara fisika, kimia dan mikro
a. Pengolahan Air Secara Fisika
1) Penyaringan atau Filtrasi:
Penyaringan merupakan pemisahan antara padatan atau koloid dengan cairan.
Proses penyaringan air melalui pengaliran air pada media butiran. Secara alami
penyarinagn air terjadi pada permukaan yang mengalami peresapan pada lapisan tanah.
Bakteri dapat dihilangkan secara efektif melalui proses penyaringan demikian pula
dengan warna, keruhan, dan besi.
2) Sedimentasi atau Pengendapan
Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel padat yang tersusupensi dalam
cairan atau zat cair dengan menggunakan pengaruh gravitasi atau gaya berat secara
alami. Kegunaan sedimentasi untuk mereduksi bahan-bahan yang tersuspensi pada air
dan kandungan organisme tertentu di dalam air.
b. Pengolahan Air Secara kimia
1) Koagulasi atau Flokulasi : Koagulasi atau flokulasi adalah proses pengumpulan
partikel-partikel yang tidak dapat diendapkan dengan jalan menambahkan koagulasi.
Contoh bahan koagulasi antara lain tawas dan kapur (Sanropie, 1984).Cara koagulasi
atau flokilasi dalam pengolahan air dengan bahan kimia berguna untuk air yang
mengandung bahan kimia, dan warna tetapi tidak terlalu pekat. Pada prinsipnya apabila
air sudah susah diendapkan maka berarti perlu ditambahkan bahan kimia.
2) Aerasi: Aerasi dalah proses pengolahan air dengan mengotakkan air dengan uadara
yang bertujuan untuk menambah oksigen, menurunkan karbondioksida, dan mangan
supaya bisa diendapkan. Proses ini juga menghilangkan bau pada air (Sanropie, 1984).
c. Pengolahan Air Secara mikro
Upaya untuk memperbaiki mikrobiologi air yang paling konvensional adalah dengan
mematikan mikroorganisme dalam air. Proses mematikan mikroorganime yang banyak
dipraktekkan serta paling sederhana adalah dengan mendidihkan air hingga mencapai suhu
100ºC
6. Proses Air Hujan
a. Evaporasi
Evaporasi atau penguapan adalah tahapan pertama dalam proses terjadinya hujan. Panas
matahari yang menyengat membuat laut, danau, sungai, dan sumber air mengalami proses
evaporasi atau penguapan.
b. Transpirasi
Sama halnya dengan evaporasi, transpirasi merupakan proses penguapan yang terjadi
pada jaringan mahluk hidup, seperti tumbuhan dan hewan. Seperti yang kita ketahui mahluk
hidup setidaknya memiliki unsur air didalamnya.
c. Kondensasi
Setelah uap air berada di atmosfer dengan ketinggian tertentu, proses terjadinya hujan
yang selanjutnya masuk ke tahap kondensasi atau biasa disebut sebagai pengembunan.
tahapan ini terjadi ketika uap air berubah wujud menjadi partikel serbuk es yang berukuran
sangat kecil.
d. Presipitasi
Di tahapan presipitasi, awan yang mengandung partikel es mulai mencair karena suhu
udara atmosfer menghangat sehingga menghasilkan tetesan air yang jatuh turun ke
permukaan bumi hingga terlihat oleh manusia sebagai hujan.
7. Proses Pengolahan air laut menjadi air tawae disebut dengan desalinasi
8. Kadar Fe dan Chlor Pada air bersih
Fe = 1 mg/l
Kesadahan = 500 mg/l
Kadar chlor kolam renang = 1-1,5 mg/l
9. Penyakit yang disebebkan oleh siput air
Schistosomiasis, juga dikenal sebagai demam siput dan bilharzia, menurut WHO adalah
penyakit parasit akut dan kronis yang disebabkan oleh cacing darah (cacing trematoda) dari
genus Schistosoma.
Udara
1. PP 41 tahun199 tentang pencemaran udara
SO2 (Sulfur Dioksida) = 1 Jam = 900 ug/Nm3
24 Jam = 365 ug/Nm3
1 Thn = 60 ug/Nm3
6. Lalat
a. Musca domestica, lalat rumah
rongga dada berwarna abu-abu dan terdapat 4 garis kecil sempit.
Ukurannya sekitar 5 sampai 8 milimeter.
Larvanya berwarna putih dan meruncing di bagian kepala.
Perutnya biasanya berwarna kuning
Umumnya, saat berada di ruangan mereka lebih sering ditemukan sedang istirahat di
lantai, dinding, dan atap rumah.
Sedangkan saat berada di luar ruangan, mereka lebih sering terlihat hinggap di tempat
sampah, kompos, tanah, hingga pagar.
b. Calliphora vomitoria, klasifikasi lalat hijau
ukuran tubuh yang lebih besar dibanding yang lainnya.
warna hijau mengilat yang ada di tubuhnya.
Ini merupakan jenis hewan yang berbahaya karena bisa menularkan bakteri salmonella.
Mereka juga bisa menyebabkan penyakit disentri.
Kebiasaannya adalah hinggap di bangkai hewan, tempat sampah, dan area-area yang
memiliki bau busuk lainnya.
c. Drosophila species, jenis lalat buah
Ukuran tubuh lalat buah sangat kecil, hanya sekitar 3 milimeter.
Seringnya ditemukan berkerumun di atas buah yang sudah masak, sayur, dan yang
lainnya
berwarna kuning kecoklatan dengan belang-belang di tubuh.
Sementara warnanya merah terang dengan kemampuan terbang yang tidak terlalu
bagus.
Hewan ini lebih sering terlihat hinggap (diam) dan melayang dibandingkan terbang ke
sana ke mari.
d. Psychodidae, lalat limbah – jenis lalat kecil
Hewan ini lebih sering disebut dengan ngengat.
Ialah jenis yang sering terlihat di limbah dan area pembuangan.
Ukurannya lebih kecil bila dibandingkan dengan Drosophila species, sebab ukurannya
hanya 2 milimeter.
Warna tubuhnya abu-abu gelap atau kadang ada corak coklat mudanya. Sayapnya padat
dan ditumbuhi rambut.
Hewan ini sangat suka dengan tempat lembab. Bahkan seringnya, larva mereka
ditemukan bertumpuk di padatan yang lembap, septic tank, limbah rumah, hingga
saluran pembuangan dan kompos.
e. Spiriperva lunulata, lalat pasir
hewan jenis ini hanya muncul sekitar bulan April hingga September.
Hal ini karena daur hidup lalat pasir sangat lambat.
Untuk berada di tahap larva saja, butuh waktu sekitar 2 tahun.
Warnanya abu-abu pucat dengan panjang tubuh sekitar 10 sampai 11 milimeter.
Mata dan kakinya berwarna coklat kemerahan.
f. Sarcophagidae, lalat daging
hewan ini senang menaruh telur dan larva di daging yang sudah membusuk. Mereka
juga bisa hidup di bangkai hewan.
Ukurannya bervariasi dari 6 sampai 14 milimeter.
Terdapat garis gelap memanjang di tubuhnya yang secara kasat mata terlihat berwarna
abu-abu terang.
Daging yang mereka pilih bukan hanya binatang darat, tetapi juga daging ikan-ikan
yang berasal dari laut.
Jenis penyakit yang ditularkan oleh hewan ini adalah basil kusta
dan pseudomyiasis usus. Jenis penyakit ini ditularkan saat seseorang memakan daging
(makanan) yang mengandung larva lalat.
7. Fly Grill
Fly Grill adalah alat yang digunakan untuk mengukur kepadatan lalat, membutuhkan waktu
permenit atau perdetik. Buat warna putih pembuangan sampah atau pembuangan air 3-5
pengamanan pengembangan( < 50 Padat) (>20 sangat Padat.) pengendalian = (Lem, Lilin,kipas
Air). Pengendalian alat kimia : brinting atau penyemprotan.
8. Peraturan tentang lalat
a. PMK No 50 Tahun 2017 tentang standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan
kesehatan untuk vektor dan binatang pembawa penyakit serta pengendaliannya. Populasi lalat <2
9. Cara mencari indeks populasi lalat menggunakan fly grill
Indeks populasi lalat adalah angka rata-rata populasi lalat pada suatu lokasi yang
diukur dengan menggunakan flygrill. Dihitung dengan cara melakukan pengamatan selama 30
detik dan pengulangan sebanyak 10 kali pada setiap titik pengamatan. Dari 10 kali
pengamatan diambil 5 (lima) nilai tertinggi, lalu kelima nilai tersebut dirata-ratakan.
Pengukuran indeks populasi lalat dapat menggunakan lebih dari satu flygrill.
10. Pengelolaan lingkungan terhadap vektor
a. Modifikasi lingkungan (permanen)
Modifikasi lingkungan atau pengelolaan lingkungan bersifat permanen dilakukan
dengan penimbunan habitat perkembangbiakan, mendaur ulang habitat potensial, menutup
retakan dan celah bangunan, membuat kontruksi bangunan anti tikus (rat proof), pengaliran
air (drainase), pengelolaan sampah yang memenuhi syarat kesehatan, peniadaan sarang
tikus, dan penanaman mangrove pada daerah pantai.
b. Manipulasi lingkungan (temporer)
Manipulasi lingkungan atau pengelolaan lingkungan bersifat sementara (temporer)
dilakukan dengan pengangkatan lumut, serta pengurasan penyimpanan air bersih secara
rutin dan berkala.
11. Cage trap = perangkap hidup
12. Macam macam pestisida
a. Insektisida
Insektisida adalah jenis pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga, seperti
belalang, kepik, wereng, dan ulat. Beberapa jenis insektisida juga dipakai untuk
memberantas sejumlah serangga yang ada di rumah, perkantoran, atau gudang. Contoh
insektisida adalah basudin, basminon, tiodan, dikloroinil dimenil fosfat dan dianzon. Jenis
insektisida yang paling umumkita lihat adalah obat nyamuk semprot yang mungkin ada di
rumah kita.
b. Fungisida
Fungisida yaitu jenis pestisida yang dipakai untuk memberantas dan mecegah
pertumbuhan jamur atau cendawan. Bercak yang ada pada daun, karat daun, busuk daun dan
cacar daun disebabkan oleh serangan jamur. Beberapa contoh fungisida adalah tembaga
oksilorida, tembaga (I) oksida, karbendazim, organomerkuri dan natrium dikromat.
c. Baktierisida
Bakterisida adalah salah satu macam pestisida yang digunakan untuk memberantas
bakteri atau virus. Pada umumnya, tanaman yang sudah terserang bakteri akan sulit untuk
disembuhkan. Oleh karena itu bakterisida biasanya diberikan kepada tanaman yang masih
sehat agar tidak terserang penyakit. Salah satu contoh bakterisida adalah tetramcyn sebagai
pembunuh virus CPVD yang menyerang tanaman jeruk
MAMIN
1. Istilah menambahkan bahan tambahan makanan pada makanan disebut dengan food addittive
2. Ciri-ciri makanan mengandung formalin
a. Untuk makanan berformalin, setelah dicampur air akan berwarna ungu.
b. Pada bakso baunya akan lebih menyengat, tekstur bakso akan kembali ke bentuk semula saat
digigit karena kenyal. Warna bakso berformalin biasanya akan kelihatan lebih putih dan
tidak akan lengket walaupun sudah dibiarkan berhari-hari
c. Pada tahu, baunya agak menyengat, teksturnya lebih keras, kenyal, dan tidak padat lagi.
Selain itu, kamu juga bisa mengetes tahu berformalin atau tidak dengan cara
menjatuhkannya dari ketinggian setengah meter. Bila tahu tidak hancur, maka tahu tersebut
mengandung formalin.
d. Pada Mi basah, biasanya tampak mengkilat, bertahan lebih dari 15 hari pada suhu kamar,
dan mi tidak akan lengket.
e. Pada ikan asin, warnanya yang lebih cerah, bersih, dan tidak berbau.
3. Ciri-ciri makanan mengandung boraks
a. Makanan yang mengandung boraks setelah diuji akan berwarna kuning kecoklatan
b. Bertekstur sangat kenyal, tidak mudah hancur, atau sangat renyah.
c. Berwarna sangat mencolok dari aslinya.
d. Beraroma menyengat yang mencurigakan, bahkan binatang seperti lalat pun enggan untuk
menempel.
e. Tidak rusak atau busuk meski sudah disimpan lebih dari tiga hari di suhu ruang.
4. Banyak sampel makanan untuk pemeriksaan sampel makanan yaitu sebnyak ...... gram untuk
makanan padat dan ...... ml untuk makanan cair
5. Teknik pencucian alat makan
a. Scraping = pemisahan sisa makanan
b. Flushing & Soaking = pengguyuran dengan air dan perandaman
c. Washing = pencucian
d. Rinsing = pembilasan
e. Desinfeksi = pensterililan
f. Toweling = lap
6. Pewarna alami = daun suji, daun pandan, kunyit, buah naga dll
7. Pemanis alami = madu, kurma, gula kelapa, dll
8. Agen , media dan vehicle pada makanan
a. Sebagai Agent : Pada kasus ini dapat kita ambil contoh tumbuhan maupun binatang yang
secara alamiah telah mengandung zat beracun. Agen penyakit infeksi banyak berasal dari
binatang dan menularkan kepada manusia lewat makanan, tetapi penularannya masih bisa
dengan cara yang lain
b. Sebagai Vehicle: Makanan sebagai pembawa penyebab penyakit, seperti bahan kimia atau
parasit yang ikut termakan bersama makanan dan juga mikroorganisme yang patogen serta
bahan radioaktif. Makanan tersebut tercemar oleh zat-zat yang membahayakan kehidupan.
Jadi dalam kategori ini makanan tersebut semula tidak mengandung zat¬zat yang
membahayakan tubuh, tetapi karena satu dan lain hal akhirnya mengandung zat yang
membahayakan kesehatan.
c. Sebagai Media: Kontaminan yang jumlahnya kecil jika dibiarkan berada dalam makanan
dengan suhu dan waktu yang cukup, maka akan tumbuh dan berkembang sehingga menjadi
banyak dan dapat menyebabkan wabah yang serius. Penjamah makanan yang menderita
sakit atau karier menularkan penyakit yang dideritanya melalui saluran pernapasan, sewaktu
batuk atau bersin dan melalui saluran pencernaan, biasanya kuman penyakit mencemari
makanan karena terjadi kontak atau bersentuhan dengan tangan yang mengandung kuman
penyakit.
9. Endospora pada makanan
Endospora adalah spora yang terbentuk dalam keadaan lingkungan yang kurang baik
sehingga bakteri mecoba bertahan hidup dengan membentuk endospoa tersebut.Endospora dapat
bermanfaat dalam industri pengolahan pangan misalnya endospora yang dihasilkan oleh
bakteri Lactobacillus bulgaricus dapat bermanfaat dalam pembuatan yoghurt. Berikut ini
merupakan produk-produk makanan yang dalam proses pembuatannya menggunakan endospora
bakteri : nata de coco, kecap, keju, sosis dan lain lain.
Endospora dapat merugikan jika menghasilkan toxksin (racun) yang berbahaya dan bahkan
mematikan jika dikonsumsi, misalnya pada bakteri Clostridium botulinum yang menghasilkan
racun yang menyerang syaraf. Clostridium botulinum biasa terdapat dalam kaleng-kaleng
makanan yang tampak menggelembung.
10. Klasifikasi bahan pangan berdasakan muda tidaknya rusak
a. Non Perishable foods
atau bahan pangan yang tidak mudah rusak. Yaitu bahan pangan yang dapat disimpan
dalam jangka waktu relatif lama pada suhu kamar. Contoh bahan pangan seperti ini antara
lain: Beras (Rice), kacang-kacangan (nuts) yang telah dikeringkan, serta produk-produk
lainnya.
b. Semi Perishable foods
atau bahan pangan yang agak mudah rusak. Yaitu bahan pangan yang dapat disimpan
pada jangka waktu terbatas pada suhu kamar seperti contohnya: Bawang dan umbi-umbian.
c. Perishable foods
atau bahan pangan yang mudah rusak. YAitu bahan pangan yang cepat sekali rusak jika
disimpan tanpa perlakuka dan penanganan seperti contohnya: Susu, daging, ikan, buah-
buahan yang sudah matang dan sayur-sayuran.
11. Pemeriksaan usap alat & angka kuman
a. Untuk alat makan (piring dan mangkok) yang akan diusap, terlebih dahulu diukur luas
penampangnya menggunakan plastik steril dengan luas 5 x 10 cm 2. Penentuan ukuran luas
penampang karena permukaan piring terlalu luas untuk diusap secara keseluruhan. Usap
pada bagian yang sudah diukur.
b. Untuk gelas diusap pada bagian 1-2 cm dari bibir gelas
c.Untuk sendok diusap keseluruhan bagian sendok
d. Menurut Kepmenkes RI No.1204/MENKES/SK/2004 tentang Penyehatan Lingkungan
Rumah Sakit, standar untuk angka kuman maksimal pada alat makan di rumah sakit
adalah 100 koloni/ cm2.
12. Pengiriman sampel makanan
Alat: Termos dan alat tulis
Bahan: Label
Cara Kerja:
– Plastik sampel makanan diberi label yang berisi informasi berikut : Jenis Sarana Jenis
pemeriksaan, Lokasi pengambilan, Jam pengambilan, Tanggal pengambilan, Petugas
pengambil, pH, Suhu
– Sampel makanan dimasukkan termos dan dikirim ke laboratorium untuk dilakukan uji lab
STBM
1. Perbedaan sikap dan perilaku