Anda di halaman 1dari 5

Bagaimana Proses Perjalanan Air Bersih

PDAM Hingga Sampai ke Rumah Kita ?


Juni 4, 2018

Tiap hari kita beraktifitas menggunakan air bersih mulai dari mandi, mencuci, memasak, dan

sebagainya. Tapi tahukah anda bagaimana perjalanan panjang yang harus dilalui air bersih

tersebut mulai dari sumbernya yang berada di mata air, sungai, danau ataupun gunung hingga

sampai ke rumah kita? Mari kita ikuti penjelasannya pada artikel dibawah

Air baku dari PDAM yang berasal dari sumber air tidak semerta-merta dapat langsung

digunakan untuk kebutuhan air bersih di dalam bangunan. Air tersebut terlebih dahulu harus

memenuhi persyaratan kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Untuk menjaga kualitas dari air baku

tersebut, biasanya air akan mengalami proses pengolahan. Pengolahan ini secara umum dapat
dilakukan dengan 3 cara: fisika, kimia dan biologi. Pengolahan secara fisika biasanya
dilakukan dengan memanfaatkan sifat makanis dari air tanpa tambahan zat kimia. Contoh

penerapannya adalah pengendapan, adsorbsi, filtrasi, dll. Pengolahan secara kimiawi tentu saja

dengan penambahan zat kimia seperti tawas, klor, dll yang biasanya untuk menyisihkan logam-

logam berat yang terkandung dalam air. Sedangkan pengolahan secara biologi dengan

memanfaatkan mikroorganisme tertentu yang dapat membantu menjernihkan air.

PDAM di Indonesia umumnya menggunakan instalasi pengolahan air (IPA) secara fisika dan

kimiawi. Pada dasarnya, pengolahan air tersebut dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

1. Intake Building

Sesuai dengan namanya, bangunan ini berfungsi sebagai tempat pertama masuknya air dari

sumber air. Bangunan ini dilengkapi dengan screen bar yang berfungsi untuk menyaring

benda-benda asing yang terdapat dalam air. Selanjutnya air akan masuk ke dalam bak besar

sebelum dipompakan ke water treatment plant.

2. Water Treatment Plant

WTP merupakan instalasi utama pengolahan air bersih. Terdapat beberapa bagian pengolahan

pada STP yang membuat air menjadi layak digunakan. Adapun bagian tersebut:

 Koagulasi

Bagian pertama kita kenal dengan bak koagulasi. Di bak ini air akan di destabilisasi dari

partikel koloid/kotoran. Proses destabilisasi dapat dilakukan secara kimiawi dengan

penambahan zat tawas (aluminium sulfat) maupun dengan cara fisika yaitu dengan rapid

mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump) dan secara mekanis (batang

pengaduk) agar tawas bercampur merata dengan air.

 Flokulasi

Proses selanjutnya adalah flokulasi untuk membentuk dan memperbesar flok (kumpulan

kotoran). Prosesnya air akan diaduk perlahan agar tawas yang tercampur di air dapat
mengikat partikel kotoran dan membentuk flok yang lebih besar agar lebih mudah

mengendap.

 Sedimentasi

Setelah flok terbentuk (biasanya berbentuk lumpur), air akan masuk ke bak sedimentasi dimana

berat jenis flok yang lebih berat akan otomatis mengendap di dasar bak dan air bersih dapat

terpisah dari lumpur.

 Filtrasi

Setelah air terpisah dari lumpur, air akan disaring lagi agar benar-benar bersih dengan

dimasukkan ke bak filtrasi. Bak filtrasi dapat menggunakan teknologi membran, namun dapat

pula disubtitusi dengan media lainnya seperti pasir dan kerikil silica. Proses ini dilakukan

dengan bantuan gaya grafitasi.

 Desinfeksi

Setelah proses pengolahan selesai, biasanya juga dilakukan proses tambahan (disinfeksi)

berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dll untuk menghindari adanya potensi

kuman dan bakteri yang terkandung di dalam air.

3. Reservoir

Setelah air selesai diolah, air akan dimasukkan ke tempat penampungan sementara di dalam

reservoir sebelum didistribusikan ke rumah dan bangunan. Untuk mengalirkan air, biasanya

digunakan pipa HDPE dan PVC.

Untuk lebih menghemat biaya pembangunan dan operasional, bianya Instalasi Pengolahan Air

(IPA) dibangun di daerah yang cukup tinggi (bukit atau gunung) sehingga dapat menghemat

penggunaan pompa air karena dapat dialirkan dengan gaya grafitasi. Untuk menjangkau

wilayah yang lebih luas, biasanya air akan ditampung lagi di reservoir di tiap daerah sebelum
dipompakan ke rumah dan bangunan
PROSES PENGOLAHAN AIR

1. Pengolahan Lengkap
a. Intake
Tempat pengambilan air baku dilengkapi dengan ‘Bar screen’ / penyaring yang
bertujuan untuk menyaring benda-benda terapung (sampah) agar tidak sampai
masuk ruang intake karena bisa mengganggu kinerja pompa.
b. Koagulasi & Flokulasi
Proses Koagulasi adalah proses pemberian koagulan CMA dengan maksud
mengurangi gaya tolak menolak antar partikel koloid sehingga partikel koloid
tersebut bisa bergabung menjadi flok-flok kecil.
c. Flokulasi
Flokulasi yaitu proses pemberian flokulan dengan maksud menggabungkan flok-
flok kecil yang telah terbentuk pada proses sebelumnya (koagulasi) sehingga
menjadi besar dan mudah untuk diendapkan. Dalam proses flokulasi mengalami
pengadukan lambat memberikan kesempatan flok-flok kecil menjadi semakin besar
dan mencegah pecahnya kembali flok-flok yang sudah terbentuk.
d. Sedimentasi
Di dalam proses sedimentasi partikel-partikel / flok- flok yang terbentuk dari
flokulasi akan mengendap pada bak sedimentasi. Pada bak sedimentasi dilengkapi
‘tube settler’ yang bertujuan untuk mempercepat proses pengendapan.
e. Filtrasi
Proses filtrasi bertujuan untuk melakukan penyaringan flok-flok halus yang belum
dapat terendapkan pada bak sedimentasi. Proses filtrasi dilakukan dengan cara
melewatkan air melalui media porous yaitu; pasir silica/ kwarsa.
f. Chlorinasi
Adalah pembubuhan zat disinfektan (contoh ; gas Chlor, Sodium Hypochlorit) yang
bertujuan untuk membunuh bakteri yang mungkin ada, baik di reservoir, jaringan
pipa distribusi hingga sampai ke pelanggan.

2. Pengolahan Tidak Lengkap


Pengolahan tidak lengkap diberlakukan pada air baku yang hanya mempunyai beberapa
parameter saja yang harus diturunkan kadarnya, contoh air baku yang berasal dari mata air dan
air tanah dalam. Misal air baku tersebut mempunyai kadar zat besi (Fe) yang melebihi ambang
batas, maka pengolahan yang perlu dilakukan adalah :
- Aerasi : adalah suatu proses pengolahan yang bertujuan untuk mengurangi kadar zat besi
yang melampaui batas ambang yang telah ditetapkan DepKes – RI.

- Chlorinasi : adalah pembubuhan zat disinfeltan (misal gas chlor, sodium Hypochlorit) yang
bertujuan untuk membubuh bakteri yang mungkin ada, baik di reservoir , jaringan
pipa distribusi hingga sampai ke pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai