PENDAHULUAN
Kedaung adalah salah satu dari tujuh desa yang berada di Kecamatan
Kemiling Kota Bandar Lampung. Letak wilayah tersebut dekat dengan Jalan
Raya Lintas Sumatera. Luas wilayah dusun II ini sekitar + 6 Ha, sebagian
1
besar penduduk bekerja sebagai buruh dan wiraswasta, sebagian kecil sebagai
PNS , TNI dan POLRI. Adapun pengelolaan sampah di dusun ini perlu
diperhatikan dikarenakan masih banyak terdapat kotak sampah yang tidak
sesuai dengan persyaratan yang ada di UU no 18 tahun 2018 sehingga masih
terdapat sampah yang berserakan disekitar kotak sampah maupun disaluran
air, serta belum adanya penerapan pengelolaan sampah sebelum diangkut dan
dibuang ke TPA. Hal ini mengakibatkan jumlah sampah yang dibuang ke
TPA tinggi sehingga TPA cepat penuh. Oleh karena itu kami mengambil
dusun Way Layap sebagai lokasi pengamatan dan penerapan ilmu yang telah
kami dapatkan khususnya mata kuliah Perencanaan Pengelolaan Sampah.
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum yaitu merencanakan pengelolaan sampah di Desa
Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung
2. Tujuan khusus
- Untuk mengetahui komposisi dan karakteristik sampah yang ada di
Desa Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung
- Untuk mengetahui sistem pewadahan, pengumpulan ,pengangkutan,
dan pembuangan yang ada di Desa Kedaung Kecamatan Kemiling
Kota Bandar Lampung
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
dibiarkan tanpa ada pengelolaan yang baik. Dampak negative dari
pengelolaan sampah yang tidak tepat akan menyebabkan beberapa
kerugian. Pengelolaan yang buruk mengakibatkan pencemaran baik
pencemaran udara, air di dalam dan atas permukaan, tanah, serta
munculnya berbagai macam penyakit yang mengancam kesehatan
masyarakat.
Pencemaran di berbagai elemen akan terjadi, sampah yang menumpuk
menyebabkan pencemaran udara, sampah yang dibuang sembarangan di
sungai menyebabkan pencemaran air, membuang sampah anorganik
seperti plastic dan kaleng akan menyebabkan pencemaran tanah karena
benda tersebut sulit diuraikan oleh bakteri pengurai tanah. Pencemaran-
pencemaran itu nantinya akan membuat kerugian bagi masyarakat sendiri
karena menyebabkan beberapa penyakit. Pola hidup kotor dengan
membuang sampah yang tidak tepat yang kedepannya akan menyebabkan
kerugian yang fatal bagi lingkungan dan masyarakat sekitarnya.
Pengelolaan yang baik salah satunya dengan cara daur ulang, daur ulang
adalah penggunaan kembali material/barang yang sudah tidak terpakai untuk
menjadi produk lain. Langkah-langkahnya adalah pemisahan; pisahkan
barang/material yang dapat didaur ulang dengan sampah yang harus dibuang
ke penimbunan sampah. Pastikan barang/material tersebut kosong dan akan
lebih baik jika dalam keadaan bersih. Penyimpanan; simpanlah
4
barang/material kering yang sudah dipisahkan tadi dimasukkan ke dalam
boks/kotak tertutup tergantung jenis barangnya, misalnya boks untuk kertas
bekas, botol bekas, dll.
Bau akibat pembusukan sampah yang juga menarik datangnya lalat, dapat
diatasi.
Air hujan yang berpotensi menambah kadar air di sampah, dapat
kendalikan
Pencampuran sampah yang tidak sejenis, dapat dihindari
5
Berdasarkan letak dan kebutuhan dalam sistem penanganan sampah, maka
pewadahan sampah dapat dibagi menjadi beberapa tingkat (level), yaitu:
6
mengeluarkan bau, tidak dapat dimasuki serangga dan binatang, serta
kapasitasnya sesuai dengan sampah yang akan ditampung.
1. Sampah organik, seperti daun sisa, sayuran, kulit buah lunak, sisa makanan,
dengan wadah warna gelap seperti hijau
2. Sampah anorganik seperti gelas, plastik, logam, dan lain-lainnya, dengan
wadah warna terang seperti kuning
3. Sampah bahan berbahaya beracun dari rumah tangga dengan warna merah,
dan dianjurkan diberi lambang (label) khusus
7
tempat yang tebuka, sehingga memudahkan para petugas untuk
mengambilnya dengan cepat, teratur, dan higienis.
Wadah sampah dari rumah sebaiknya diletakkan di halaman muka, dianjurkan
tidak di luar pagar, sedang wadah sampah hotel dan sejenisnya ditempatkan di
halaman belakang
Tidak mengambil lahan trotoar, kecuali bagi wadah sampah untuk pejalan
kaki
Didesain secara indah, dan dijamin kebersihannya, khususnya bila terletak di
jalan protokol
Tidak mengganggu pemakai jalan atau sarana umum lainnya.
Mudah untuk pengoperasiannya, yaitu mudah dan cepat untuk dikosongkan.
Jarak antar wadah sampah untuk pejalan kaki minimal 100 m.
Mudah dijangkau oleh petugas sehingga waktu pengambilan dapat lebih cepat
dan singkat.
Aman dari gangguan binatang ataupun dari pemungut barang bekas, sehingga
sampah tidak dalam keadaan berserakan.
Tidak mudah rusak dan kedap air.
8
Bahan: logam, plastik. Alternatif bahan harus bersifat kedap terhadap air,
panas matahari, tahan diperlakukan kasar, mudah dibersihkan.
Ukuran: 10-50 liter untuk pemukiman, toko kecil, 100-500 liter untuk kantor,
toko besar, hotel, rumah makan.
9
1. Secara Langsung (door to door): Pada sistem ini proses pengumpulan dan
pengangkutan sampah dilakukan bersamaan. Sampah dari tiap-tiap sumber
akan diambil, dikumpulkan dan langsung diangkut ke tempat pemrosesan,
atau ke tempat pembuangan akhir.
2. Secara Tidak Langsung (Communal): Pada sistem ini, sebelum diangkut ke
tempat pemerosesan, atau ke tempat pembuangan akhir, sampah dari masing-
masing sumber akan dikumpulkan dahulu oleh sarana pengumpul seperti
dalam gerobak tangan (hand cart) dan diangkut ke TPS. Dalam hal ini, TPS
dapat pula berfungsi sebagai lokasi pemrosesan skala kawasan guna
mengurangi jumlah sampah yang harus diangkut ke pemerosesan akhir.
Pada sistem communal ini, sampah dari masing – masing sumber akan
dikumpulkan dahulu dalam gerobak tangan (hand cart) atau yang sejenis dan
diangkut ke TPS. Gerobak tangan merupakan alat pengangkutan sampah
sederhana yang paling sering dijumpai di kota-kota di Indonesia, dan memiliki
kriteria persyaratan sebagai berikut:
Mudah dalam loading dan unloading
Memiliki konstruksi yang ringan dan sesuai dengan kondisi jalan yang
ditempuh Sebaiknya mempunyai tutup
10
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2013 tentang
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam
Penanganan Sampah Rumah tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga
- UU no 18 tahun 2018
11
- SNI 19-3983-1995 : Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil
dan Kota Sedang di Indonesia
BAB III
HASIL
Pada tahun 2012 berdasarkan peraturan Daerah Kota Bandar lampung Nomor
04 tahun 2012, tentang Penataan dan Pembentukan Kelurahan dan
12
Kecamatan, wilayah Kemiling dibagi menjadi 9 (sembilan) kelurahan yaitu
:
13
3.2 Kondisi Eksisting Pengelolaan Sampah dan Prediksi Timbulan
Sampah
14
Komposisi sampah :
No Jenis sampah
Sampah organik Volume Sampah anorganik Volume
1 Sisa sayuran dan buah-buahan 5,10% Bungkus/limbah detergen 2,6%
mentah
2 Sisa makanan matang 3,20% Plastik sisa belanja 4,3%
sayuran
3 Sampah daun/tanaman 1,5% Botol/kaleng bekas 9,1%
4 Kapas/tissue/kertas bekas pakai 62,61% Pecahan kaca 5,2%
5 Ampas teh/kopi 0,2% Sampah popok bayi dsb 4,1%
Jumlah 170.262,5
15
No Komponen Sumber Jumlah/Unit Standar timbulan Jumlah Timbulan
Sampah sampah (LOH ) Sampah LOH
4 Toko 25 3,00 75
Jumlah 113,55
16
3.3.2 Aspek Pengumpulan
sistem pengumpulan berdasarkan perencanaan yaitu seminggu sekali, hal ini
berpedoman pada criteria sampah yang membusuk dalam waktu + 4 hari.
Sistem pengumpulan menggunakan jasa sokli untuk dikumpulkan di TPS
selanjutnya diangkut dengan truk. Hal ini dikarenakan letak geografis
Kelurahan Kedaung yang kondisi jalannya rusak dan kecil sehinggan truk sulit
untuk masuk ke dalam.
17