Anda di halaman 1dari 3

Pengolahan Limbah Ternak

Pengolahan limbah ternak merupakan salah satu upaya yang memberikan banyak manfaat. Disisi
lain, pengolahan memberikan keuntungan finansial karena pengolahannya menghasilkan produk
yang berdaya jual. Limbah ternak memiliki berbagai manfaat seperti untuk bahan makanan ternak,
pupuk organik, sumber enegi dan media bagi tujuan lainnya. Pengolahan limbah ternak tergantung
pada jenis/spesies ternak, jumlah ternak, tata laksana pemeliharaan, areal yang tersedia dan target
penggunaan limbah.Untuk penggunaan limbah padat dapat diolah menjadi pupuk kandang, pupuk
hijau, bokashi dan kompos. Sedangkan pengolahan limbah cair dapat diolah secara fisik, kimia
dan biologi.

Pengolahan secara fisik disebut juga pengolahan primer (primer treatment). Proses ini merupaka
proses termurah dan termudah, karena tidak memerlukan biaya operasi yang tinggi. Metode ini
hanya digunakan untuk memisahkan partikel-partikel padat di dalam limbah. Pengolahan secara
kimia disebut juga pengolahan sekunder (secedari treatment) yang biasanya lebih mahal
dibandingkan dengan proses pengolahan secara fisik. Metode ini umumnya digunakan untuk
mengendapkan bahan-bahan berbahaya yang terlarut dalam limbah cair menjadi padat.
Pengolahan secara biologi merupakan tahap akhir dari pengolahan sekunder bahan-bahan organik
yang terkandung di dalam limbah cair. Limbah yang hanya mengandung bahan organik saja dan
tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya, dapat langsung digunakan untuk mengairi areal
pertanian atau didahului dengan pengolahan secara fisik.

Berdasarkan sumbernya maka pupuk dapat digolongkan kedalam pupuk organik yang terdiri dari
pupuk kandang, pupuk hijau, bokashi, kompos dan humus. Sedangkan pupuk anorganik terdiri
dari pupuk N (urea), P (TSP), K (KCL), dan lain-lain. Adapun keunggulan pupuk organik yaitu
memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya serap terhadap air, meningkatkan kondisi
kehidupan di dalam tanah dan sumber bahan makanan bagi tanaman. Berbagai Pengolahan Limbah
Ternak.diantaranya :
1. Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya
sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti
kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam. Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa berupa
cair yang berasal dari air kencing (urine) hewan. Pupuk kandang telah lama digunakan oleh petani
karena bahannya mudah didapat, hasil dapat digunakan dalam waktu singkat, mengandung unsur
hara makro dan mikro. Keuntungan pemakaian pupuk kandang antara lain dapat memperbaiki
kesubura fisik dan kimia tanah, meningkatkan kegiatan mikroorganisme tanah dan mengeluarkan
hormone yang merangsang pertumbuhan tanaman (auxin, gibberelin dan cytokinin)(Jumin, 2005).

2. Bokasi
Menurut Retebana (2005), bokasi adalah hasil fermentasi bahan organik dengan inokulasi
EM4 (effective microorganism 4). EM4 sendiri mengandung Azotobacter sp., Lactobacillus sp.,
ragi, bakteri fotosintetik dan jamur pengurai selulosa. Mikroorganisme tersebut berfungsi untuk
memfermentasikan bahan organic tanah menjadi senyawa organik yang mudah diserap oleh akar
tanaman. Bahan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan
pertanian, seperti jerami, rumput, tanaman kacangan, sekam, pupuk kandang atau serbuk
gergajian. Secara umum bokasi memiliki keunggulan yaitu meningkatkan keragaman mikroba,
meningkatkan persediaan unsure hara bagi tanaman, mencegah serangan hama dan penyakit serta
memperbaiki sifat fisik maupun sifat kimia tanah.

3. Kompos
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik
yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi
lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford,
2003). Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian
secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai
sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar
kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang,
pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan. Seperti
halnya dengan pupuk organik lainnya, kecuali dipengaruhi oleh proses pembuatannya, kualitas
kompos sebagai pupuk organik akan dipengaruhi oleh bahan asalnya (koanak, 2005).
Limbah dari peternakan dapat diolah menjadi sesuatu yang berguna dan apabila peternak tidak
memiliki lahan pertanian maka hasil pengolahan limbah dalam bentuk pupuk kandang, pupuk
hijau, bokasi, maupun kompos dapat dijual sehingga menambah pendapatan dari peternak dan
lingkungan usaha peternakan tetap terjaga sanitasinya. Manfaat kompos Memperbaiki struktur
tanah Menaikan daya serap tanah terhadap air. Menaikan kondisi kehidupan di dalam tanah
Sebagai sumber zat makanan bagi tanaman

4. Pengolahan Energi Biogas


Energi biogas mengandung nilai kalori lebih dari bahan bakar lainnya, artinya akan lebih
banyak panas yang dihasilkan untuk memasak dan lebih cepat proses memasak tersebut. Dalam
pemakaian biogas, bau kotoran kotoran ternak akan berkurang karena proses penguraian bahan
organik yang berlangsung. Selain itu pencemaran karena asap seperti pada proses memasak dengan
kayu sedikit saja terjadi. Nilai kalori biogas 15.000 KJ/Kg. Prinsip pembuatan biogas adalah
adanya dekomposisi bahan organik secara anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk
menghasilkan suatu gas yang sebagian besar berupa metan (yang memiliki sifat mudah terbakar)
dan karbon dioksida. Gas yang terbentuk gas rawa atau biogas. Proses dekomposisi anaerobik
dibantu oleh sejumlah mikroorganisme, terutama bakteri metan. Suhu yang baik untuk fermentasi
adalah 30-550C. Pada suhu tersebut mikroorganisme dapat bekerja secara optimal merombak
bahan-bahan organik.
5. Pembuatan pupuk cair
Pupuk cair mulai sering diaplikasikan dewasa ini terutama sejak berkembangnya tanaman
hidroponik. Sebenarnya, selain untuk hidroponik, pupuk cair juga dapat dimanfaatkan untuk
tanaman cara bertani non hidroponik/biasa. Pupuk cair lebih mudah diformulasi dan diracik sesuai
dengan kebutuhan tanaman.

Anda mungkin juga menyukai