Anda di halaman 1dari 7

2.

1 Pengertian Kompos, Jenis dan Manfaat Kompos

2.1.1 Pengertian Kompos

Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan


organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam
kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H.
Crawford, 2003). Hasilnya adalah kompos yang bisa dimanfaatkan untuk pupuk. Sementara
itu, pengomposan adalah proses bahan organik yang mulai mengalami penguraian dan
dibantu oleh bakteri sebagai sumber energinya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kompos adala pupuk campuran
yang terdiri dari bahan organik, seperti daun atau jerami yang telah membusuh dan
bercampur dengan kotoran hewan. Sedangkan menurutu Wield (2014), pupuk organik adalah
pupuk yang dibuat dari bahan-bahan hijau atau organik lainnya yang dengan sengaja
ditambah bahan tertentu agar proses pembusukan terjadi lebih cepat. Hasil dari pembusukan
atau dekomposisi organik, seperti sisa tanaman, hewan, dan bahan organik lainnya dapat
bermanfaat untuk memperbaiki struktur tanah, serta kehidupan mikroorganisme yang hidup
pada lingkungan tersebut. Kompos juga berperan untuk meningaktkan daya ikat air terhadap
tanah dan memperbaiki sifat tanah lainnya.

2.1.2 Jenis Kompos

Bahan utama pembentuk pupuk kompos adalah sampah organik. Sampah organik


adalah sampah-sampah yang berasal dari sisa makanan, hewan, dan juga tumbuhan. Di
lingkungan permukiman sendiri, sampah organik dapat ditemukan di pasar dalam bentuk sisa
sayuran, atau di rumah dan rumah makan dalam bentuk sisa makanan.

Sampah organik itu bebeda-beda jenisnya, sehingga menghasilkan jenis kompos yang
berbeda juga. Berikut beberapa di antaranya:

1. Pupuk Kompos Hijau

Pupuk kompos hijau adalah jenis pupuk alami yang terbuat dari bahan baku
sampah organik hijau. Biasanya sampah organik hijau ini berupa sisa sayuran,
rerumputan, dedaunan, sisa buah-buahan, sampah dari dapur, ampas kopi atau teh,
hingga kotoran hewan ternak (pupuk kandang). Sampah organik hijau mengandung
zat nitrogen. Nitrogen adalah unsur ini dibutuhkan oleh tanaman pada siklus nitrogen.
Tugasnya adalah untuk membentuk asam amino.

2. Pupuk Kompos Cokelat

Adapun pupuk kompos cokelat merupakan pupuk organik yang dibuat dari
bahan baku sampah organik cokelat. Beberapa contoh sampah organik cokelat antara
lain daun kering, rumput kering, jerami, sekam, kulit jagung, sisa serutan atau gergaji
kayu, dan semisalnya. Sampah organik cokelat mengandung zat karbon yang
dibutuhkan sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme.

3. Kompos Cacing

Kompos cacing adalah kompos yang dihasilkan dari proses timbal balik
mikroorganisme dan cacing tanah dalam mengurai limbah-limbah organik. Kompos
cacing adalah salah satu produksi kompos melalui cara vermikompos. Cacing tanah
membantu proses penguraian yang selanjutnya diteruskan oleh mikroorganisme lain.
Selain cacing tanah, proses vermikompos juga dapat menggunakan bantuan belatung.
Sebutan lain untuk kompos cacing adalah casting. Casting mengandung berbagai
unsur hara yang diperlukan tanaman, yakni fosfot, nitrogen, mineral dan vitamin
tanah. Casting juga mengandung 20 C/N untuk pemupukan tanaman.

4. Kompos Bagase

Kompos Bagase adalah pupuk organik yang berasal dari ampas tebu dari
limbah padat industri gula. Limbah bagase umumnya terdapat dalam jumlah
melimpah dan memiliki potensi untuk dikembangkan guna menyuburkan tanah.
Penggunaan kompos bagase biasanya dilakukan oleh para petani perkebunan tebu,
atau dengan kata lain tebu menghasilkan pupuk tebu untuk tanaman tebu kembali.
Akan tetapi, pembuatan kompos bagase diperlukan waktu yang cukup lama serta
perlakuan khusus dengan menambahkan mikoorganisme selulotik karena nisma C.N
bagase terlalu tinggi, sekitar 220.
5. Kompos Bokashi

Kompos bokashi merupakan pupuk alami dari bahan-bahan organik yang


melalui proses fermentasi dengan teknologi Effective Microorganisms 4 (EM4). EM4
mengandung beberapa mikroorganisme seperti Lactobacillus sp., Actinomycetes,
Khamir, dan Streptomyces. EM4 merupakan kultur campuran yang terdiri bakteri-
bakteri dalam bentuk cairan untuk memfermentasi limbah organik dalam tanah atau
sampah sehingga memberikan manfaat bagi kesuburan tanah. Selain itu, EM4 juga
memberikan rangsangan terhadap perkembangan mikroorganisme lain dan mengikat
nitrogen, pelarut fosfat dan mikroorganisme yang merugikan tanaman. Penggunaan
EM4 juga bertujuan agar proses pembusukan atau dekomposisi berlangsung lebih
cepat.

6. Kompos Aerob

Pupuk kompos aerob adalah pembuatan pupuk melalui proses biokimia


dengan melibatkan oksigen. Bahan baku utama jenis kompos in adalah sisa tanaman
dan kotoran hewan atau campuran keduanya. Untuk membuat kompos aerob
dibutuhkan waktu 40 hingga 50 hari. Waktu tersebut bervariasi tergantung jenis
dekomposer dan bahan baku pupuk organik.

7. Kompos Cair

Kompos cair adalah pupuk organik yang dibuat melalui pengomposan basah.
Proses ini melewati tahap aerob dan anaerob. Pupuk organik cair dianggap lebih
mudah terserap oleh akar tanaman. Namun pada prakteknya, kompos cair lebih efektif
sebagai pupuk daun dibanding akar kecuali pada sistem tanam hidroponik. Pemberian
kompos cair harus sesuai takaran tepat, sebab dosis yang berlebih akan menyebabkan
kelayuan daun.

2.1.3 Manfaat Kompos

Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik


tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air
tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan
penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara
dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi
serangan penyakit.Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik
kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih
tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.

Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:

 Aspek Ekonomi :
Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah

1. Mengurangi volume/ukuran limbah


2. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya

 Aspek Lingkungan :

1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana
dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat
pembuangan sampah
2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan

 Aspek bagi tanah/tanaman:

1. Meningkatkan kesuburan tanah


2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
3. Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah
4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

Peran bahan organik terhadap sifat fisik tanah diantaranya merangsang granulasi,
memperbaiki aerasi tanah, dan meningkatkan kemampuan menahan air. Peran bahan organik
terhadap sifat biologis tanah adalah meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang berperan
pada fiksasi nitrogen dan transfer hara tertentu seperti N, P, dan S. Peran bahan organik
terhadap sifat kimia tanah adalah meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga
mempengaruhi serapan hara oleh tanaman (Gaur, 1980).
Beberapa studi telah dilakukan terkait manfaat kompos bagi tanah dan pertumbuhan
tanaman. Penelitian Abdurohim, 2008, menunjukkan bahwa kompos memberikan
peningkatan kadar Kalium pada tanah lebih tinggi dari pada kalium yang disediakan pupuk
NPK, namun kadar fosfor tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan NPK. Hal ini
menyebabkan pertumbuhan tanaman yang ditelitinya ketika itu, caisin (Brassica oleracea),
menjadi lebih baik dibandingkan dengan NPK.

2.2 Peralatan dan Bahan Pembuatan Kompos

Peralatan yang dibutuhkan :

 Kerangjang pengangkut
 Cangkrang/ garpu untuk pembalikan
 Sekop untuk pengayakan
 Alat pengukur panas/suhu (Termometer Alkohol, jangan termometer air raksa)
 Terowongan Udara
Terbuat dari bambu untuk menjadi dasar tumpukan dan saluran udara. Tinggi segitiga
+ 50 cm, lebar dasar + 30 cm dan panjang +2 cm
 Ayakan / saringan
Digunakan sebagai penyaring kompos yang sudah jadi agar dapat dipisahkan sesuai
ukuran
 Sarung tangan
 Parang/pisau atau mesin pencacah kompos

Bahan yang digunakan :

 Sampah rumah tangga (bisa sisa makanan atau bekas sayuran)


 Tanah
 Air secukupnya
 Arang sekam
 Kapur
 Cairan pupuk EM4 sebagai tambahan
Daftar Pustaka :

Dinas Lingkungan Hidup. 2021. Membuat Kompos dari Sampah Organik. Diakses pada
tanggal 3 Maret 2023 https://dlh.palangkaraya.go.id/membuat-kompos-dari-sampah-organik/

Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2000. Memanfaatkan Sampah Menjadi Kompos.
Jl. D.I Panjaitan Kav. 24

Kementrian Pertanian. 2020. Mengenal Kompos dan Proses Pengomposan. Diakses pada
tanggal 03 Maret 2023 http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/92429/MENGENAL-
KOMPOS-DAN-PROSES-PENGOMPOSAN/

Rimbakita.com. 2020. Pupuk Kompos. Diakses pada tanggal 03 Maret 2023


https://rimbakita.com/pupuk-kompos/

Anda mungkin juga menyukai