PEMBUATAN KOMPOS
Disusun oleh:
Nina wulandari
Novita sari
Andika prayoga
I. PENDAHULUAN
A.PENGERTIAN
Kompos adalah hasil penguraian persial atau tidak lengkap dari campuran bahan-bahan
organik yang dapat di percepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam
kondisi lungkungan yang hangat,lembab, dan acrobic atau anaerobic.Kompos sendiri dapat
dibuat dari bahan-bahan organik seperti kotoran ternak baik kotoran
sapi,kambing,ayam,kuda,kerbau dan sebagainya,sisa pertanian seperti hasil pangkasan sisa
tanaman (tanaman kacang-kacangan),jerami padi,sampah kota,sampah rumah tangga,sampah
pasar,hijau-hijauan,dan limbah industri.
Secara alami bahan bahan-bahan organik akan mengalami penguraian di alam dengan
bantuan mikroba maupun biota tanah lainnya.Namun proses pengomposan yang terjadi secara
alami berlangsung lama dan lambat.Untuk mempercepat proses pengomposan ini telah banyak
dikembangkan teknologi-teknologi pengomposan.Baik pengomposan dengan teknologi
sederhana,sedang, maupun teknologi tinggi.Pada prinsipnya pengembangan teknologi
pengomposan didasarkan pada proses penguraian bahan organik yang terjadi secara alami.Proses
penguraian dioptimalkan sedemikian rupa sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebih
cepat dan efisien.Teknologi pengomposan saat ini menjadi sangat penting artinya terutama untuk
mengatasi permasalahan limbah organik, seperti untuk mengatasi masalah sampah di kota-kota
besar,limbah organik indrustri,serta limbah pertanian dan perkebunan.
Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk
dilakukan,secara tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit.Dekomposisi bahan
dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara.Sedangkan
pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara
dalam mendegradasi bahan organik.
Bahan baku pengomposan adalah semua material yang mengandung karbon dan
nitrogen,seperti kotoran hewan,sampah hijauan,sampah kota,lumpur cair dan limbah industri
pertanian.
B.MANFAAT
Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik
tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air
tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkatkan dengan
penambahan kompos. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman
menghadapi serangan penyakit.
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada
tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, seperti menjadikan hasil panen lebih tahan
disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.
Aspek ekonomi :
3.Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
Aspek lingkungan :
1.Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana
pembuangan sampah
Peran bahan organik terhadap sifat fisik tanah di antaranya merangsang granulasi,memperbaiki
aerasi tanah,dan meningkatkan kemampuan menahan air,peran bahan organik terhadap sifat
biologis tanah adalah meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang berperan pada fiksasi
nitrogen dan transfer hara tertentu seperti N,P dan S.Peran bahan organik terhadap sifat kimia
tanah adalah meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga memengaruhi serapan hara oleh
tanaman (Gaur,1980).
Beberapa studi telah dilakukan terkait manfaat kompos bagi tanaman dan pertumbuhan
tanaman.Penilitian Abdurohim,2008, menunjukkan bahwa kompos memberikan kadar kalium
pada tanah lebih tinggi dari pada kalium yang disediakan pupuk NPK,namun kadar fosfor tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata dgn NPK.Hal ini menyebabkan pertumbuhan tanaman yang
ditelitinya ketika itu,caisin (Brassisca oleraccea),menjadi lebih baik dibandingkan dengan NPK.
C.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KOMPOS
Berikut ini adalah beberapa kekurangan dari pupuk jenis ini yang sebaiknya
diketahui, terutama oleh petani :
Adapun beberapa kelebihan yang bisa didapatkan dari penggunaan pupuk yang
satu ini, antara lain adalah sebagai berikut :
•Nutrisinya lengkap => Pupuk kompos memiliki jenis nutrisi yang lengkap
sehingga mampu menjadi penyubur tanaman agar menghasilkan produk panen
yang berlimpah juga berkualitas
• Cara pembuatannya sederhana => pupuk ini juga bisa dibuat dengan bahan-
bahan sederhana dan mudah ditemukan. Dengan demikian anda tidak perlu
membeli, karena dalam pembuatannya juga mudah untuk dilakukan sendiri
D.METODE KOMPOS
Alat:
Cangkul
Pisau
Timba
Tongkat pengaduk
Plastik Penutup
Plastik pengemas ukuran 1kg
Bahan:
Tanah
Kompos jadi
Sampah atau dedaunan
Air
Cara Pembuatan:
1. Pemilihan Sampah
Pada tahap ini dilakukan pemisahan sampah organik dari sampah anorganik
(barang lapak dan barang berbahaya). Pemilihan harus dilakukan dengan teliti
karena akan menentukan kelancaran proses dan mutu kompos yang dihasilkan
2. Pengecil Ukuran
Pengecilan ukuran dilakukan untuk memperluas permukaan sampah, sehingga
sampah dapat dengan mudah dan cepat dekomposisikan menjadi kompos
3. Penyusunan Tumpukan
Bahan organik yang telah melewati tahap pemilihan dan pengecilan ukuran
kemudian disusun menjadi tumpukan. Desain penumpukan yang biasanya
digunakan adalah desain menurun dengan kedalaman sekitar 60 - 100 cm.
4. Pembalikan
Pembalikan dilakukan untuk membuang panas yang berlebihan, memasukkan
udara segar ke dalam tumpukan bahan, meratakan proses pelapukan di setiap
bagian tumpukan, meratakan pemberian air, serta membutuhkan penghancuran
bahan menjadi partikel kecil-kecil.
5. Penyiraman
Pembalikan dilakukan terhadap bahan baku dan tumpukan yang terlalu kering
(kelembaban kurang dari 50%). Secara manual perlu tidaknya penyiraman dapat
dilakukan dengan memeras segenggam bahan dari bagian dalam tumpukan.
Apabila pada saat digenggam kemudian diperas tidak keluar air, maka tumpukan
sampah harus ditambahkan air, sedangkan jika sebelum diperas sudah keluar air,
maka tumpukan terlalu basah oleh karena itu perlu dilakukan pembalikan.
6. Pematang
Setelah pengomposan berjalan 30-40 hari, suhu tumpukan akan semakin
menurun hingga mendekati suhu ruangan. Pada saat itu tumpukan telah lapuk,
berwarna coklat tua atau kehitaman. Kompos masuk pada tahap pematangan
selama 14 hari.
7. Penyaringan
Penyaringan dilakukan untuk memperoleh ukuran partikel kompos sesuai
dengan kebutuhan serta untuk memisahkan bahan-bahan yang tidak dapat
dikomposkan yang lolos dari proses pemilihan di awal proses. Bahan yang belum
terkomposkan dikembalikan ke dalam tumbukan yang baru, sedangkan bahan yang
tidak dikomposkan dibuang sebagai residu.
E.KESIMPULAN
Proses pembuatan kompos sampah rumah tangga diperlukan alat yang biasanya
disebut komposter. Hasil olahan kompos sampah rumah tangga bermanfaat
sebagai pupuk organik bagi tanaman.