Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
tugas Praktikum Pengomposan Prakarya dan Kewirausahaan ini. Tidak lupa juga
kami mengucapkan terima kasih kepada guru Prakarya dan Kewirausahaan
yang telah membimbing kami agar dapat mengerti tentang bagaimana cara
menyusun laporan ini.
Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
pengomposan
sumber. Laporan ini di susun oleh kami dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri kami maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya laporan ini dapat
terselesaikan.
Semoga laporan kami dapat bermanfaat bagi para pelajar, umum
khususnya pada kami sendiri dan semua yang membaca laporan kami ini dan
mudah-mudahan juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca . Walaupun laporan ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami
mohon saran dan kritikannya. Terima kasih.
DAFTAR ISI
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Judul
Tujuan untuk membuat kompos / pengomposan
Dasar teori
Alat dan Bahan
Cara kerja
Tabel pengamatan / data pengamatan
Pembahasan
Kesimpulan
3
3
3
20
21
22
25
25
A. Judul
LAPORAN PRAKTIKUM PENGOMPOSAN
(SAMPAH ORGANIK COKLAT,SAMPAH ORGANIK HIJAU )
B.
1.
2.
3.
C. Dasar Teori
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahanbahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai
macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik
atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003).
Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian
secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan
organik sebagai sumber energi.
Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut
agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran
bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan
penambahan aktivator pengomposan.
Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Ratarata
persentase
bahan
organik
sampah
mencapai
80%,
sehingga
Decomposer
dan
SUPERFARM
(Effective
Microorganism)atau
mikroorganisme
yang
tidak
membutuhkan
udara
dalam
dapat
digunakan
untuk
menguatkan
struktur
lahan
kritis,
Asal
Bahan
1. Pertanian
Limbah dan
residu tanaman
Limbah & residu Kotoran padat, limbah ternak cair, limbah pakan ternak,
ternak
cairan biogas
Tanaman air
2. Industri
Limbah cair
3. Rumah tangga
Sampah
Limbah padat
dan cair
4. Pasar
Sampah
Limbah padat
dan cair
Jenis-jenis kompos
Kompos bagase, yaitu pupuk yang terbuat dari ampas tebu sisa
penggilingan tebu di pabrik gula.
Kompos bokashi.
Manfaat Kompos
Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan
bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk
mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat
bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba
ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba
tanah juga d iketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit.
kompos
akan
menambah
bahan
organik
tanah
sehingga
meningkatkan kapasitas tukar kation tanah dan memengaruhi serapan hara oleh
tanah, walau tanah dalam keadaan masam.
Dalam
sebuah
artikel
yang
diterbitkan
Departemen
Agronomi
dan
Dasar-dasar Pengomposan
Bahan-bahan yang Dapat Dikomposkan
Pada dasarnya semua bahan-bahan organik padat dapat dikomposkan,
misalnya: limbah organik rumah tangga, sampah-sampah organik pasar/kota,
kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah-limbah pertanian, limbah-limbah
agroindustri, limbah pabrik kertas, limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa sawit,
dll. Bahan organik yang sulit untuk dikomposkan antara lain: tulang, tanduk, dan
rambut. Bahan yang paling baik menurut ukuran waktu, untuk dibuat menjadi
kompos dinilai dari rasio karbon dan nitrogen di dalam bahan / material organik
seperti limbah pertanian: ampas tebu dan kotoran ternak serta tersebut di atas.
Bahan organik yang telah disusun oleh Sinaga dkk. (2010) dari berbagai
campuran dengan nilai rasio C/N = 35,68 dan kondisi kandungan airnya 50,37%,
waktu dekomposisi diperoleh terpendek 28 hari dibanding lainnya.
Proses Pengomposan
Proses pengomposan akan segera berlansung setelah bahan-bahan
mentah dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi
dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal
proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera
dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat
dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu
akan meningkat hingga di atas 50o - 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu
tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu
mikroba
yang
aktif
pada
suhu
tinggi.
Pada
saat
ini
terjadi
Organisme
Jumlah/gr kompos
Organisme
Mikroflora
Bakteri; Aktinomicetes;
Mikrofanuna
Makroflora
Makrofauna
Kapang
Protozoa
Jamur tingkat tinggi
Cacing tanah, rayap, semut,
106
104 - 105
kutu, dll
Proses pengomposan tergantung pada :
10
rasio
C/N
diperlukan
perlakuan
khusus,
misalnya
11
Temperatur/suhu
Panas dihasilkan dari aktivitas mikroba. Ada hubungan langsung
antara peningkatan suhu dengan konsumsi oksigen. Semakin tinggi
temperatur akan semakin banyak konsumsi oksigen dan akan semakin
cepat pula proses dekomposisi. Peningkatan suhu dapat terjadi dengan
cepat pada tumpukan kompos. Temperatur yang berkisar antara 30 - 60C
12
temporer
atau lokal,
akan
menyebabkan
penurunan
pH
berat
akan
mengalami
imobilisasi
selama
proses
pengomposan.
j.
Lama pengomposan
Lama waktu pengomposan tergantung pada karakteristik bahan
yang dikomposkan, metode pengomposan yang dipergunakan dan
dengan atau tanpa penambahan aktivator pengomposan. Secara alami
pengomposan akan berlangsung dalam waktu beberapa minggu sampai
2 tahun hingga kompos benar-benar matang.
13
Ideal
25-35:1
45 62 % berat
> 10%
bervariasi
1000 lbs/cu yd
6.5 8.0
54 -60oC
14
misalnya
cacing
tanah.
Proses
pengomposannya
disebut
agar
proses
dapat
pengomposan
dipercepat
hingga
berjalan
2
minggu
optimal
untuk
dan
cepat.
bahan-bahan
15
Sudut : 45o
2. Sekop
o
3. Garpu/cangkrang
16
4. Saringan/ayakan
o
5. Termometer
o
6. Timbangan
o
Jenis
timbangan
dapat
disesuaikan
dengan
kebutuhan
8. Sarung tangan
17
selama
18
2. Pengecil Ukuran
o
3. Penyusunan Tumpukan
o
4. Pembalikan
o
5. Penyiraman
o
19
6. Pematangan
o
Pada saat itu tumpukan telah lapuk, berwarna coklat tua atau
kehitaman. Kompos masuk pada tahap pematangan selama 14
hari.
7. Penyaringan
o
20
3. Jasad renik membutuhkan air, udara (O2), dan makanan berupa bahan
organik dari sampah untuk menghasilkan energi dan tumbuh.
Proses pengontrolan
Proses pengontrolan yang harus dilakukan terhadap tumpukan sampah adalah:
1. Monitoring Temperatur Tumpukan
2. Monitoring Kelembapan
3. Monitoring Oksigen
4. Monitoring Kecukupan C/N Ratio
5. Monitoring Volume
Mutu kompos
1. Kompos yang bermutu adalah kompos yang telah terdekomposisi dengan
sempurna serta tidak menimbulkan efek-efek merugikan bagi
pertumbuhan tanaman.
2. Penggunaan kompos yang belum matang akan menyebabkan terjadinya
persaingan bahan nutrien antara tanaman dengan mikroorganisme tanah
yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman
3. Kompos yang baik memiliki beberapa ciri sebagai berikut :
o
21
Tidak berbau.
Sumber : Id.wikipedia/kompos
D. Alat dan Bahan
Alat :
1. Gunting / Pisau
2. Sprayer (penyemprot) 500ml
3. Ember cat bekas yang sudah dilubangi (kapasitas 5 kg)
4. Telenan
5. Sarung tangan
6. Pengaduk
7. Baskom
8. Tisu non parfume
9. Pengayak
10. Bagor,plastik besar
11. Plastik kemasan 1 kg
Bahan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kompos jadi 5 kg
5-10 kg sampah sayuran (organik)
Serbuk gergaji 1 kg
2 sdm EM4
2 sdm gula merah
250g dedak
0,5 liter air (sumur)
E. Cara Kerja
Langkah-langkah :
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memotong gula jawa hingga halus.
3. Memasukkan potongan gula jawa ke dalam sprayer yang sudah diiisi air
0,5 liter.
4. Memasukkan larutan EM4 ke dalam sprayer.
5. Mengocok larutan tersebut,setelah itu didiamkan selama 1 jam.
6. Mencacah sampah sayuran organik.
7. Memasukkan potongan sayuran tersebut ke dalam baskom.
8. Memasukkan serbuk gergaji dan dedak,kemudian diaduk rata.
9. Memasukkan larutan EM4 ke dalam campuran tersebut,lalu diaduk rata.
10. Memasukkan kompos jadi ke dalam ember cat bekas yang sudah
dilubangi.
11. Memasukkan campuran tersebut ke dalam ember cat bekas hingga
penuh,sisakan sedikit ruang untuk diberikan kompos jadi.
22
Hari / Tanggal
Selasa,28-0114
Jam
Kondisi
Perlakuan
-
Rabu,29-0114
09.58
pelapukan : sedikit
kadar air : banyak
berbau
diaduk
di tambahkan
serbuk gergaji
belum berbelatung
Warna : mulai kecoklatan
Volume : tetap
3.
Kamis,30-0114
09.59
pelapukan : sedikit
kadar air : tinggi
diaduk
berbau
belum berbelatung
4.
5.
jumat,31-0114
sabtu,01-0214
09.58
diaduk
coklat
ditambah
volume : berkurang
serbuk gergaji
pelapukan : belum
23
sempurna
kadar air : tinggi
berbau
berbelatung
warna : hijau kehitaman
volume : tetap
Senin,03-02-
5.
14
pelapukan : belum
12.05
sempurna
kadar air : tinggi
berbau
berbelatung
diaduk
diukur suhu dan
Ph
Ph : 7
suhu lingkungan
: 280C
suhu kompos :
290C
2. Fase pemeraman
Minggu kedua hari ke-8 sampai ke-14
No
.
Hari / tanggal
Jam
Kondisi
Perlakuan
Selasa,0402-14
09.55
diaduk
berbau
berbelatung
warna : coklat kehitaman
volume : tetap
2.
Rabu,05-0214
09.58
diaduk
berbau
belatung
warna : coklat kehitaman
volume : tetap
3.
Kamis,06-0214
09.56
diaduk
berbau
4.
Jumat,07-02-
09.55
berbelatung
warna : coklat kehitaman
24
diaduk
volume : tetap
pelapukan : hampir sempurna
14
5.
Sabtu,08-0214
09.59
diaduk
berbau
berbelatung
6.
Minggu,09-
02-14
Senin,10-0214
12.05
diaduk
berbau
berbelatung
3. Fase Pemanenan
No
1.
Hari/tanggal
Rabu,12-02-
Jam
12.00
14
Perlakuan
dituang,dike
Kondisi
warna : hitam
Keterangan
suhu
ringkan,
volume : tetap
normal
disaring
pelapukan : sempurna
kadar air : sedang
berbau
berbelatung
4. Fase Pengemasan
Hari : Senin,17 Februari 2014
Perlakuan :
Kompos di saring
Kompos di timbang
Kompos di kemas dengan berat 1 kg dan sisanya adalah 100g
25
G. Pembahasan
Berdasarkan hasil dari pengamatan praktikum pembuatan pupuk ini dapat
dikatakan bahwa setiap minggunya kompos yang buat telah mengalami
perubahan baik perubahan wujud maupun bau yang di timbulkan dari kompos
tersebut. Dalam melakukan pengomposon yang baik dan cepat diperlukan
teknologi mempercepat pengomposan seperti menambah mikroba untuk
menguraikan menjadi kompos sempurna.
Untuk mempercepat penguraian maka ditambahkan Mikroorganisme Efektif
(EM) merupakan kultur campuran berbagai jenis mikroorganisme yang
bermanfaat (bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, ragi, aktinomisetes dan
jamur peragian) yang dapat dimanfaatkan sebagai inokulan untuk meningkatkan
keragaman mikroba tanah.
Pembuatan kompos adalah menumpukkan bahan-bahan organik dan
membiarkannya terurai menjadi bahan-bahan yang mempunyai nisbah C/N yang
rendah (telah melapuk).
No.
Fase
1.
fase pengontrolan
2.
fase pemeraman
3.
4.
fase pemanenan
fase pengemasan
Kompos di aduk
Kompos dituang
Kompos dikeringanginkan
Kompos di saring
Kompos di saring
Kompos di timbang
Kompos di kemas
Kendala
Cuaca
Berbau
Berbelatung
Cuaca
Bencana hujan
abu
Alat press
rusak
Plastik
kekecilan
H. Kesimpulan
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahanbahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai
macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik
atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003).
Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian
secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan
organik sebagai sumber energi.
Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut
agar kompos dapat terbentuk lebih cepat.
26
dilakukan,tidak
butuh
modal
yang
27
Tidak berbau.
Daftar Pustaka
Id.wikipedia/kompos
28