Anda di halaman 1dari 44

     Teknik Kloning

Kloning berasal dari kata Yunani kuno, clone yang berarti ranting atau cangkokan. Dalam bahasa
Inggris,clone (klona) digunakan untuk menyebut sekelompok makhluk hidup yang dilahirkan tanpa proses seksual.
Istilah clone (klona) pertama diusulkan oleh Herbert Webber  pada tahun 1903. Kloning dapat dilakukan dengan
transfer gen, transfer embrio dan transfer inti. Organisme hasil kloning akan memiliki salinan genetika yang sama persis
dengan makhluk hidup yang lain.
1.      Transfer Gen
Kloning ini dilakukan dengan menyisipkan potongan gen yang dikehendaki dari suatu spesies lain sehingga
spesies ke spesies lain sehingga spesies yang di klon tadi akan memiliki sifat tambahan sesuai dengan gen yang telah
di sisipkan ke dalam sel tubuhnya.
2.      Transfer Embrio
Transfer embrio ini dilakukan dengan jalan mengambil ovum kemudian membuahinya dengan sperma,
setelah terjadi zigot yang akan berkembang menjadi embrio, embrio- embrio  ini di transfer atau ditanam dalam rahim
individu betina sampai lahir menjadi individu dewasa.
3.      Transfer Inti
Prinsip dari transfer inti yaitu dengan memasukkan inti sel (nukleus) dari satu spesies ke dalam sel spesies
lain yang sebelumnya inti selnya telah dibuang atau dikosongkan.
Pada tahun 1952, Robert Brigs dan Thomas J. King (AS) mencoba teknik kloning pada katak. Sepuluh
tahun kemudian (1962), John B. Gurdon juga mencoba teknik kloning pada katak, namun prcobaannya menghasilkan
banyak katak yang abnormal atau cacat. Gurdon kemudian menyempurnakan percobaannya sehingga menghasilkan
banyak katak yang tumbuh normal dan berkembang menjadi dewasa.
Pada tahun 1986, Steen Wikkadsen (Inggris) mengklona sapi dengan tujuan komersial dengan metode
transfer inti. Ia bekerja sama dengan Lembaga Grenada Genetics.
Pada tahun 1996, Ian Wilmut mengklona domba. Ia menggunakan sel kelenjar susu domba finn
dorsetsebagai donor inti dan sel telur domba blackface sebagai resipien. Sel telur domba blackface dihilangkan intinya
dengan cara mengisap nukleusnya keluar dari sel menggunakan pipet mikro. Kemudian, sel kelenjar susu domba finn
dorset difusikan dengan sel telur blackface yang tanpa nukleus. Hasil fusi ini kemudian berkembang menjadi embrio
dalam tabung percobaan dan kemudian dipindahkan ke rahim domba blackface. Kemudian embrio berkembang dan
lahir dengan ciri- ciri sama dengan finn dorset. Domba hasil kloning ini diberi nama Dolly. Dolly disuntik mati pada
tanggal 14 februari 2003 karena menderita penyakit yang sulit disembuhkan.
Perlu diperhatikan bahwa Wilmut melakukan 277 percobaan kloning dan dari sekian banyak percobaan,
hanya 29 yang berhasil menjadi embrio domba yang dapat ditransplantasikan ke rahim domba, dan hanya satu yang
menjadi domba normal. Dengan demikian, tingkatkeberhasilan kloning domba masih sangat rendah (Purves et
al. 2004).
Gambar. Teknik cloning yang dilakukan untuk menghasilkan domba Dolly

Definisi Pengertian Kloning - Kata kloning ini berasal dari kata “clone” kata dalam bahasa inggris
yang berarti potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman, kloning ini pertama kali
muncul dari usulan Herbert Webber pada tahun 1903 dalam mengistilahkan sekelompok individu
makhluk hidup yang dilahirkan dari satu induk tanpa proses seksual.

Secara definisi dan pengertian, kloning adalah suatu upaya tindakan untuk memproduksi atau
menggandakan sejumlah individu yang hasilnya secara genetic sama persis (identik) berasal dari
induk yang sama, mempunyai susunan (jumlah dan gen) yang sama. Sedangkan klon adalah
sejumlah organisme hewan maupun tumbuhan yang terbentuk melalui hasil reproduksi aseksual dan
berasal dari satu induk yang sama. Setiap bagian dari klon tersebut memiliki susunan dan jumlah gen
yang sama dan kemungkinan besar fenotipnya juga akan sama. Klon ini digunakan dalam dua
pengertian yaitu : 
-    Klon sel, adalah sekelompok sel yang identik sifat-sifat genetiknya, semua berasal dari satu sel.
-    klon gen, atau molekuler adalah sekelompok salinan gen yang bersifat identik yang direplikasi dari
satu gen yang dimasukan dalam sel inang

Konsep cloning ini didasarkan pada prinsip bahwa pada setiap makhluk hidup itu memiliki
kemampuan totipotensi yang artinya setiap sel memiliki kemampuan untuk menjadi sebuah individu.
Berdasarkan penjelasan pengertian cloning di atas, ada beberapa jenis kloning yang dikenal,
diantaranya :
1. Kloning DNA rekombinan
Kloning ini merupakan pemindahan sebagian rantai DNA yang diinginkan dari suatu organisme pada
satu element replikasi genetik, contohnya penyisipan DNA dalam plasmid bakteri untuk mengklon
satu gen.
2. Kloning Reproduktif
Merupakan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan hewan yang sama, contohnya Dolly
dengan suatu proses yang disebut SCNT (Somatic Cell Nuclear Transfer).
3. Kloning Terapeutik
Merupakan suatu kloning untuk memproduksi embrio manusia sebagai bahan penelitian. Tujuan
utama dari proses ini bukan untuk menciptakan manusia baru, tetapi untuk mendapatkan sel batang
yang dapat digunakan untuk mempelajari perkembangan manusia dan penyembuhan penyakit.
Molekul DNA dan bakteriofog mempunyai sifat-sifat dasar yang ditentukan sebagai sarana kloning.
Namun sifat ini tidak berguna tanpa adanya teknik-teknik eksperimen untuk manipulasi molekul DNA
di dalam laboratorium. 
Ketrampilan dasar untuk melakukan kloing secara sederhana adalah :

 Preperasi sampel DNA murni


 Pemotongan DNA murni
 Analisis ukuran fragmen DNA
 Penggolongan molekul DNA
 Memasukan molekul DNA ke dalam sel tuan rumah
 Identifikasi sel yang mengandung molekul DNA rekombinasi

Proses kloning gen secara sederhana :

 Mempersiapkan sel stem.


 Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetic kemudian dipiahkan dari sel.
 Mempersiapkan sel telur.
 Inti sel stem diimplantasikan ke sel telur.
 Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dam pertumbuhan. Setelah membelah menjadi
embrio.
 Blastosis mulai memisahkan diri dari dan siap diimplantasikan ke rahim.
 Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan sel stem
donor.

Proses kloning pada manusia


Kloning manusia adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan
induknya yang berupa manusia. Proses kloning manusia dapat digambarkan seperti ditunjukkan dan
dijelaskan secara sederhana sebagai berikut :

 Mempersiapkan sel stem : suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel tubuh. Sel
ini diambil dari manusia yang hendak dikloning.
 Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetic kemudian dipisahkan dari sel.
 Mempersiapkan sel telur : suatu sel yang diambil dari sukarelawan perempuan kemudian
intinya dipisahkan.
 Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur
 Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah (hari kedua)
menjadi sel embrio.
 Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri (hari ke lima) dan
siap diimplantasikan ke dalam rahim.
 Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan sel stem
donor.
Dari pengertian kloning dan prosesnya di atas yang menghasilkan individu baru dan mempunyai sifat
genetik yang “identik” (sama). Sifat “identik” inilah yang akan coba dibahas dalam koridor ruang –
waktu proses kloning.

Perkembangan Kloning Gen


Sekitar satu abad lalu, Gregor Mendel merumuskan aturan-aturan menerangkan pewarisan sifat-sifat
biologis. Sifat-sifat organisme yang dapat diwariskan di atur oleh suatu faktor yang disebut gen, yaitu
suatu partikel yang berada di dalam suatu sel, tepatnya di dalam kromosom. Gen menjadi dasar
dalam perkembangan penelitian genetika meliputi pemetaan gen, menganalisis posisi gen pada
kromosom. 

Hasil penelitian lebih berkembang baik diketahuinya DNA sebagai material genetik beserta
strukturnya, kode-kode genetik, serta proses transkripsi dan translasi dapat dijabarkan. Suatu
penelitian rekomendasi atau rekayasa genetika ynag inti prosesnya adalah kloning gen, yaitu suatu
prosedur unutk memperoleh replika yang dapat sama dari sel atau organisme tunggal.

Belakangan ini di media masa (televisi, koran, Internet,dll.) memberitakan tentang kloning manusia.
Tetapi karena belum ditemukan rujukan dari kitab-kitab hukum terdahulu, para ahli hukum sekarang
masih memperdebatkan masalah ini dan belum ditemukan kesepakatan final dalam kasus yang
menyeluruh.

Adanya beberapa strategi intervensi genetika ; strategi intervensi genetika yang pertama bersifat
terapeutik yang mempunyai tujuan dan maksud menyembuhkan atau mengurangi gejala-gejala. Hal
ini merupakan terapi gen, yaitu dimasukannya sebuah gen kedalam tubuh manusia untuk mengurangi
suatu kelainan genetik. Jelas hal ini merupakan praktik kedokteran yaitu menyembuhkan orang sakit.
Strategi intervensi kedua adalah eugenika (kata yunani : ”terlahir dengan baik”) dengan tujuan
memperbaiki organisme dengan cara tertentu.
Ada 3 cara untuk melakukan eugenika (Shannon, T.A. 1987) , yaitu :

1. Eugenia positif. Cara ini menghasilkan perbaikan melalui cara pembiakan selektif, misalnya
menghasilkan individu-individu yang sangat intelegen dengan memakai sperma orang yang
genius.
2. Eugenika negatif. Cara ini mencegah gan yang buruk atau kurang bermutu masuk kedalam
kumpulan gen. Hal ini dapat dilakukan dengan skrining orang tua dan memberitahu mereka
tentang segala gen yang buruk yang mungkin dibawanya. Hal ini juga dapat dilakukan
dengan amniosentesis
3. Euthenika (euthenics). Cara ini adalah dengan mengubah lingkungannya sehingga individu
dengan kekurangan genetik dapat berkembang secara relatif normal (kaca mata, insulin,
mesin dialis, dsb.)

. Kloning

        Kloning merupakan suatu teknik untuk menghasilkan banyak salinan dari satu gen
tunggal, kromosom, atau keseluruhan individu. Klon (clone) berasal dari kata Yunani yang
berarti ranting. Jaringan-jaringan non reproduktif digunakan untuk pengklonan keseluruhan
individu. Secara alami, seringkali proses kloning terjadi. Misalnya pada tanaman kentang
yang mampu berkembang biak secara vegetatif yaitu mampu menghasilkan tanaman baru
dari tuber (umbi). Dalam hal ini, kentang bisa dikatakan mengalami proses kloning.

        Kloning juga terjadi karena pengaruh atau campur tangan manusia. Kultur jaringan atau
mikropropagasi merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman dengan menempatkan
sejumlah kecil sel yang berasal dari tanaman induk yang kemudian ditumbuhkan dalam
medium kaya nutrien yang mengandung hormon pertumbuhan. Kloning inidividu pada
hewan dapat terjadi melalui campur tangan manusia di laboratorium. Contoh yang paling
terkenal adalah domba Dolly yang lahir di Inggris pada tahun 1996 melalui teknik transfer
sel.

        Kelahiran Domba Dolly

        Domba dolly yang lahir pada 5 juli 1996 diumumkan pada 23 februari 1997 oleh majalah
nature. Domba hasil klon yang pertama,memang sebuah kejadian yg penting. Teknologi genetik
telah mencapai titik dimana kita dapat menciptakan duplikat yg sama dari hewan-hewan tingkat
tinggi. Kita telah menghasilkan klon domba dan monyet, dan embrio manusia telah berhasil
diduplikasi dalam laboratorium. Dolly direproduksi tanpa bantuan domba jantan, dari sebuah sel
kelenjar susu, bukan dari sel reproduksi, yang diambil secara acak dari seekor domba dewasa.
Hingga saat itu,proses ini dianggap sebagai hal yg tidak mungkin.

        Penciptaan Domba Dolly

        Dolly diciptakan dari sebuah kelenjar susu yang diambil dari seekor domba betina. Fungsi sel
sel kelenjar susu adalah untuk memproduksi susu, dan biasanya tidak dapat bekerja selain sesuai
dengan fungsi tersebut. Dalam proses ini, nukleus dari sel tersebut yang mengandung DNA
dipisahkan, diletakkan dalam sel telur seekor domba betina lainnya, dan ditanam dalam seekor ibu
domba pengganti. Dengan menerapkan stimulus stimulus eksternal seperti kejutan listrik pada sel
telur yg tidak dibuahi itu, para ahli berhasil memulihkan kemampuan sel itu untuk mengalami
pembelahan sel berulang seperti halnya sel telur yang telah dibuahi.

Adapun cara kloning domba Dolly yang dilakukan oleh Dr. Ian Willmut adalah sebagai
berikut.
1. Mengambil sel telur yang ada dalam ovarium domba betina, dan mengambil kelenjar
mamae dari domba betina lain.
2. Mengeluarkan nukleus sel telur yang haploid.
3. Memasukkan sel kelenjar mamae ke dalam sel telur yang tidak memiliki nukleus lagi.
4. Sel telur dikembalikan ke uterus domba induknya semula (domba donor sel telur).
5. Sel telur yang mengandung sel kelenjar mamae dimasukkan ke dalam uterus domba,
kemudian domba tersebut akan hamil dan melahirkan anak hasil dari kloning.

        Jadi, domba hasil kloning merupakan domba hasil perkembangbiakan secara vegetatif
karena sel telur tidak dibuahi oleh sperma. Kloning juga bisa dilakukan pada seekor katak.
Nukleus yang berasal dari sebuah sel di dalam usus seekor kecebong ditransplantasikan ke
dalam sel telur dari katak jenis lain yang nukleusnya telah dikeluarkan. Kemudian, telur ini
akan berkembang menjadi zigot buatan dan akan berkembang lagi menjadi seekor katak
dewasa. Kloning akan berhasil apabila nukleus ditransplantasikan ke dalam sel yang akan
menghasilkan embrio (sel telur) termasuk sel germa. Sel germa adalah sel yang
menumbuhkan telur dari sperma.

Gambar 1. Proses Kloning Individu (domba Dolly)

        Kloning DNA adalah memasukkan DNA asing ke dalam plasmid suatu sel bakteri, DNA
yang dimasukkan ini akan bereplikasi dan diturunkan pada sel anak pada waktu sel tersebut
membelah. Jadi gen asing ini tetap melakukan fungsi seperti sel asalnya, walaupun berada
dalam sel bakteri. Pembentukan DNA rekombinan ini disebut juga rekayasa genetika.
Perekayasaan genetika terhadap satu sel dapat dilakukan dengan hanya menghilangkan,
menyisipkan atau menularkan satu atau beberapa pasang basa nukleotida penyusun molekul
DNA tersebut. Untuk kloning ini diperlukan plasmid dan enzim untuk memotong DNA, serta
enzim untuk menyambungkan gen yang disisipkan itu ke plasmid.

Gambar 2. Klon yang mengandung DNA rekombinan

        Dalam melakukan pengklonan suatu DNA asing atau DNA yang diinginkan atau DNA
sasaran harus memenuhi hal-hal sebagai berikut. DNA plasmid vektor harus dimurnikan dan
dipotong dengan enzim yang sesuai sehingga terbuka. DNA yang akan disisipkan ke molekul
vektor untuk membentuk rekombinan buatan harus dipotong dengan enzim yang sesuai
sehingga terbuka. DNA yang akan disisipkan ke molekul vektor untuk membentuk
rekombinan buatan harus dipotong dengan enzim yang sama. Reaksi pemotongan dan
penggabungan harus dipantau dengan menggunakan elektroforesis gel. Rekombinan buatan
harus ditransformasikan ke E. coli atau ke vektor lainnya. Tahapan proses kloning DNA
(gambar 9) adalah melakukan isolasi DNA plasmid dan DNA target. Kemudian dengan
menggunakan enzim restriksi untuk memotong DNA sehingga diperoleh fragment DNA
target. Selanjutnya DNA target disisipkan pada plasmid dan ditransformasikan ke dalam sel
inang. Hasilnya akan diperoleh bakteri yang mengandung DNA rekombinan dan ada pula
bakteri yang tidak engalami proses transformasi. Untuk membedakannya, digunakan medium
selektif yang mengandung antibiotik. Bakteri yang mengandung DNA rekombinan
mengandung gen yang resisten terhadap antibiotik sehingga akan tetap hidup dalam medium
selektif. Kemudian bakteri rekombinan diperbanyak dengan cara kloning sehingga diperoleh
klon-klon dalam jumlah yang besar yang bisa digunakan dalam berbagai bidang seperti untuk
menemukan gen yang resisten hama gen yang bisa membuat gen bakteri membersihkan
toksis, gen untuk menghasilkan hormone dan lain – lain.
 

B. Inseminasi buatan

        Inseminasi buatan adalah pembuahan atau fertilisasi yang terjadi pada sel telur dengan
sperma yang disuntikkan pada kelamin betina. Jadi, fertilisasi ini tidak membutuhkan hewan
jantan, tetapi hanya membutuhkan spermanya saja. Tahukah kamu mengapa inseminasi
buatan dilakukan?Inseminasi buatan dilakukan karena bibit pejantan unggul yang hendak
dikawinkan dengan bibit betina lokal tidak memiliki waktu masa subur yang bersamaan.
Bibit pejantan unggul dikawinkan dengan bibit betina lokal supaya dapatmenghasilkan
keturunan yang lebih baik. Teknologi ini menggunakan metode penyimpanan sperma pada
suhu rendah (−80o sampai −20o). Jadi, untuk mendapatkan bibit pejantan unggul untuk
mengawini bibit betina lokal tidak perlu dengan membawa individunya tetapi cukup dengan
membawa spermanya. Hal ini juga memudahkan proses pengiriman dari suatu negara ke
negara lain.

C. Bayi tabung

        Bayi tabung adalah bayi yang merupakan hasil pembuahan yang berlangsung di dalam
tabung. Teknologi ini sebenarnya kelanjutan dari teknologi inseminasi buatan, hanya proses
pembuahan pada bayi tabung terjadi di luar sedangkan inseminasi terjadi di dalam tubuh.
Kedua-duanya

sama-sama merupakan perkembangbiakan generatif. Kita biasanya sering mendengar istilah


bayi tabung bagi pasangan yang kesulitan untuk mendapatkan keturunan. Hal ini merupakan
jalan pintas bagi mereka untuk segera mendapatkan keturunan.

        Proses pembuatan bayi tabung adalah sebagai berikut.

1. Sel telur yang mengalami ovulasi pada induk atau wanita diambil dengan suatu alat
dan disimpan di dalam tabung yang berisi medium seperti kondisi yang ada pada
rahim wanita hamil.
2. Sel telur dipertemukan dengan sperma di bawah mikroskop dan diamati sehingga
terjadi fertilisasi.
3. Sel telur yang sudah dibuahi tersebut dikembalikan kedalam tabung.
4. Jika sel telur yang sudah dibuahi disebut zigot. Zigot berkembang dengan baik dan
menjadi embrio, maka embrio tersebut akan disuntikkan kembali ke dalam rahim
induknya semula.

D. Dampak rekayasa genetika terhadap kehidupan


        Rekayasa teknologi tidak semuanya berdampak positif bagi kehidupan manusia maupun
bagi makhluk hidup lain dan lingkungan. Teknologi yang diciptakan dengan tujuan untuk
memakmurkan umat manusia bisa saja menghancurkan manusia itu sendiri jika tidak diikuti
dengan keimanan dan ketaqwaan.

1. Dampak positif rekayasa genetik sebagai berikut.


2. Menciptakan bibit unggul
3. Meningkatkan gizi masyarakat.
4. Melestarikan plasma nutfah.
5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sesuai dengan keinginan manusia.
6. Membantu pasangan yang kesulitan mendapatkan anak dengan jalan pintas yaitu bayi
tabung.

Dampak negatif rekayasa reproduksi sebagai berikut:

 Pada perbanyakan keturunan dengan kultur jaringan yang memiliki materi genetis yang
sama akan mudah terkena penyakit.
 Merugikan petani dan peternak lokal yang mengandalkan reproduksi secara alami.
 Dikhawatirkan adanya penyalahgunaan teknologi reproduksi untuk kepentingan pribadi
yang merugikan orang lain. Misalnya misi sebuah negara yang hendak menguasai dunia
dengan menciptakan prajurit tangguh dengan teknik pengkloningan.
 Mengganggu proses seleksi alam.
 

1.       Proses Kloning Hewan

Teknik kloning melibatkan dua pihak, yaitu donor sel somatis (sel tubuh) dan donor ovum (sel gamet).
Meskipun pada proses ini kehadiran induk betina adalah hal yang mutlak dan tidak mungkin dihindari,
tetapi pada proses tersebut tidak ada fertilisasi dan rekombinasi (perpaduan) gen dari induk jantan
dan induk betina. Ini mengakibatkan anak yang dihasilkan memiliki sifat yang sama persis dengan
induk donor sel somatis.

Untuk lebih jelas tentang proses cloning hewan, dapat dilihat proses kloning

pada  domba Dolly. Perhatikan gambar


disamping.
 

Langkah kloning dimulai dengan pengambilan sel puting susu seekor domba. Sel ini disebut sel
somatis (sel tubuh). Dari domba betina lain diambil sebuah ovum (sel telur) yang kemudian
dihilangkan inti selnya.

Proses berikutnya adalah fusi (penyatuan) dua sel tersebut dengan memberikan kejutan listrik yang
mengakibatkan ‘terbukanya’ membran sel telur sehingga kedua sel bisa menyatu. Dari langkah ini
telah diperoleh sebuah sel telur yang berisi inti sel somatis. Ternyata hasil fusi sel tersebut
memperlihatkan sifatyang mirip dengan zigot, dan akan mulai melakukan proses pembelahan.

Sebagai langkah terakhir, ‘zigot’ tersebut akan ditanamkan pada rahim induk domba betina, sehingga
sang domba tersebut hamil. Anak domba yang lahir itulah yang dinamakan Dolly, dan memiliki sifat
yang sangat sangat mirip dengan domba induknya.

roses Kloning Hewan

Upaya awal kloning hewan dilakukan dengan menggunakan sel embrio.

Inti DNA diekstraksi dari sel embrio dan ditanamkan ke sel telur yang belum
dibuahi.

Proses pembuahan dirangsang dengan memberikan kejutan listrik atau dengan


bahan kimia tertentu.

Sel-sel yang berkembang kemudian ditanamkan ke rahim induk betina.

Hewan kloning yang dihasilkan memiliki ciri identik dengan sel asli.

Sejak kloning Dolly, saat ini dimungkinkan membuat kloning dari sel non-embrio.

Kloning hewan dapat dilakukan baik untuk tujuan reproduksi dan non-reproduksi
atau terapeutik.
Dalam kasus kedua, kloning dilakukan untuk menghasilkan sel punca yang dapat
digunakan untuk tujuan terapeutik, misalnya untuk penyembuhan atau
menciptakan organ yang rusak (tidak menduplikasi seluruh organisme).

Transgenik adalah tanaman yang telah direkayasa bentuk maupun kualitasnya melalui


penyisipan gen atau DNA binatang, bakteri, mikroba, atau virus untuk tujuan tertentu.
Organisme transgenik adalah organisme yang mendapatkan pindahan gen dari organisme
lain. Gen yang ditransfer dapat berasal dari jenis (spesies) lain seperti bakteri, virus, hewan,
atau tanaman lain.

Gen yang telah  diidentifikasi, diisolasi dan kemudian dimasukkan ke dalam  sel
tanaman.Melalui  suatu sistem tertentu, sel tanaman yang  membawa  gen tersebut dapat
dipisahkan dari sel tanaman yang  tidak  membawa gen.  Tanaman  pembawa  gen  ini 
kemudian  ditumbuhkan secara normal.  Tanaman inilah yang disebut sebagai tanaman
transgenik karena ada  gen  asing  yang  telah dipindahkan dari makhluk  hidup lain ke
tanaman tersebut (Muladno, 2002).
Transgenik umumnya diambil dari organisme yang memiliki sifat unggul tertentu. 
Misal, pada proses membuat jagung Bt tahan hama, pakar bioteknologi memanfaatkan gen
bakteri tanah Bacillus thuringiensis (Bt) penghasil racun yang mematikan bagi hama
tertentu.  Gen Bt ini disisipkan ke rangkaian gen tanaman jagung. Sehingga tanaman resipien
(jagung) juga mewarisi sifat toksis bagi hama. Ulat atau hama penggerek jagung Bt akan mati
(Intisari, 2003).
Perakitan tanaman transgenik berkembang pesat setelah adanya laporan pertama kali
tentang perakitan tanaman transgenik pada tahun 1984 (Horsch et al. 1984). Perakitan
tanaman transgenic tahan hama merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian besar
dalam perbaikan tanaman. Perakitan tanaman transgenik tahan hama umumnya
mempergunakan gen dari Bacillus thuringiensis (Bt). Pada tahun 1995, tanaman transgenik
pertama mulai tersedia bagi petani di Amerika Serikat, yaitu jagung hibrida yang
mengandung gen cry IA(b), Maximizer, yang dibuat oleh Novartis, tanaman kapas yang
mengandung gen cry IA(c), Bollgard, dan kentang yang  mengandung gen cry 3A, Newleaf,
yang dibuat oleh Monsanto. Pada tahun 1996, luas area pertanaman jagung transgenic hanya
158 ha, namun pada tahun 1997 dan 1998 luas area ini meningkat masingmasing menjadi
1,20−1,60 juta hektar dan 6,70 juta hektar (Matten 1998). Sampai dengan tahun 1998, lebih
dari 10 jenis tanaman telah berhasil ditransformasi untuk mendapatkan tanaman transgenic
tahan hama. Tanaman tersebut meliputi tembakau, tomat, kentang, kapas, padi, jagung,
popular, whitespruce, kacang garden pea, kacang hijau, stroberi, dan kanola (Schuler et al.
1998).
1.2. Proses Transgenik
Cara seleksi sel transforman akan diuraikan lebih rinci pada penjelasan tentang
plasmid. Pada dasarnya ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi setelah transformasi
dilakukan, yaitu
(1) sel inang tidak dimasuki DNA apa pun atau berarti transformasi gagal.
(2) sel inang dimasuki vektor religasi atau berarti ligasi gagal.
(3) sel inang dimasuki vektor rekombinan dengan/tanpa fragmen sisipan atau gen
yang
     diinginkan.
Untuk membedakan antara kemungkinan pertama dan kedua dilihat perubahan sifat
yang terjadi pada sel inang. Jika sel inang memperlihatkan dua sifat marker vektor, maka
dapat dipastikan bahwa kemungkinan kedualah yang terjadi. Selanjutnya, untuk membedakan
antara kemungkinan kedua dan ketiga dilihat pula perubahan sifat yang terjadi pada sel inang.
Jika sel inang hanya memperlihatkan salah satu sifat di antara kedua marker vektor, maka
dapat dipastikan bahwa kemungkinan ketigalah yang terjadi.
Seleksi sel rekombinan yang membawa fragmen yang diinginkan dilakukan dengan
mencari fragmen tersebut menggunakan fragmen pelacak (probe), yang pembuatannya
dilakukan secara in vitro menggunakan teknik reaksi polimerisasi berantai atau polymerase
chain reaction (PCR). Penjelasan lebih rinci tentang teknik PCR. Pelacakan fragmen yang
diinginkan antara lain dapat dilakukan melalui cara yang dinamakan hibridisasi koloni.
Koloni-koloni sel rekombinan ditransfer ke membran nilon, dilisis agar isi selnya keluar,
dibersihkan protein dan remukan sel lainnya hingga tinggal tersisa DNAnya saja.
Selanjutnya, dilakukan fiksasi DNA dan perendaman di dalam larutan pelacak. Posisi-posisi
DNA yang terhibridisasi oleh fragmen pelacak dicocokkan dengan posisi koloni pada kultur
awal (master plate). Dengan demikian, kita bisa menentukan koloni-koloni sel rekombinan
yang membawa fragmen yang diinginkan.
Susunan materi genetik diubah dengan jalan menyisipkan gen baru yang unggul ke
dalam kromosomnya.Tanaman transgenik memiliki kualitas lebih dibanding tanaman
konvensional, kandungan nutrisi lebih tinggi, tahan hama, tahan cuaca, umur pendek, dll;
sehingga penanaman komoditas tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan secara cepat dan
menghemat devisa akibat penghematan pemakaian pestisida atau bahan kimia lain serta
tanaman transgenik produksi lebih baik
Teknik rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman; yaitu memperbaiki sifat-
sifat tanaman dengan menambah sifat-sifat ketahanan terhadap cekaman hama maupun
lingkungan yang kurang menguntungkan; sehingga tanaman transgenik memiliki kualitas
lebih baik dari tanaman konvensional, serta bukan hal baru karena sudah lama dilakukan
tetapi tidak disadari oleh masyarakat.

                   
 
gambar 1. proses transgenik pada tanaman

Transgenik berasal dari kata trans yang berarti pindah dan gen yang artinya
pembawa sifat.  Jadi transgenik berarti memindahkan gen dari  satu makhluk hidup
ke makhluk hidup yang lain. Tujuan memindahkan gen tersebut untuk mendapatkan
organisme baru yang memiliki sifat lebih baik. Organisme transgenik sendiri
merupakan organisme yang mendapatkan transfer gen dari organisme lain yang
pada umumnya transformasi gen tersebut berasal dari spesies yang sama, namun
juga dapat berasal dari spesies atau jenis yang berbeda. Transformasi gen ini
dilakukan terhadap embrio sebelum organisme transgenik tersebut dilahirkan atau
tumbuh dan berkembang lebih dewasa.
*Hewan Transgenik adalah hewan yang diinjeksi dengan DNA dari hewan lain
dengan tujuan untuk mendapatkan hewan yang memiliki karakter yang diharapkan.

*Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah direkayasa bentuk maupun


kualitasnya melalui penyisipan gen atau DNA binatang, bakteri, mikroba atau virus
yang dilakukan untuk suatu tujuan tertentu

Proses Pembuatan Tanaman Transgenik. Untuk membuat suatu tanaman


transgenik, hal pertama yang dilakukan adalah melakukan identifikasi atau
pencarian gen yang akan menghasilkan sifat tertentu atau sifat yang diinginkan. Gen
yang diinginkan dapat diambil dari tanaman lain, hewan atau bakteri. Setelah gen
melakukan identifikasi dan mendapatkan gen yang diinginkan, maka dilakukan
perbanyakan gen yang dikenal dengan kloning gen.
Pada tahapan kloning gen, DNA asing akan dimasukkan ke dalam vektor kloning
(agen pembawa DNA) misalnya saja plasmid. *Plasmid adalah potongan-potongan
lingkaran genetik pada bakteri yang memiliki kemampuan untuk melewati batas
spesies. Lingkaran dapat dipecah dan materi genetik baru ditambahkan dan
menempatkan materi genetik baru terhadap gen bakteri itu sendiri. Kemudian, vektor
kloning tersebut dimasukkan ke dalam bateri sehingga DNA dapat diperbanyak
seiiring dengan perkembangbiakan bakteri tersebut. Apabila gen yang diinginkan
telah diperbanyak dalam jumlah yang cukup maka akan dilakukan transfer gen asing
tersebut ke dalam sel tumbuhan yang berasal dari bagian tertentu,misalnya pada
bagian daun.

Setelah proses transfer DNA selesai, dilakukan seleksi sel daun untuk mendapatkan
sel yang berhasil disisipi gen asing. Hasil seleksi ditumbuhkan menjadi kalus
(sekumpulan sel yang belum terdiferensiasi) hingga nantinya terbentuk akar dan
tunas. Apabila telah terbentuk tanaman muda (plantlet), maka dapat dilakukan
pemindahan ke tanah dan sifat baru tanaman dapat diamati. Terdapat beberapa
metode untuk melakukan transfer gen, diantaranya adalah metode Microinjection,
Electroporation, Sperm Cariers, Particel Bombardement (Gene Guns).

 1. Metode senjata gen atau penembakan mikro-proyektil


Metode ini sering digunakan pada spesies jagung dan padi. Untuk melakukannya,
digunakan senjata yang dapat menembakkan mikro-proyektil berkecepatan tinggi ke
dalam sel tanaman. Mikro-proyektil tersebut akan mengantarkan DNA untuk masuk
ke dalam sel tanaman. Penggunaan senjata gen memberikan hasil yang bersih dan
aman, meskipun ada kemungkinan terjadi kerusakan sel selama penembakan
berlangsung.

2. Metode transformasi yang diperantarai oleh  Agrobacterium tumefaciens


Bakteri  Agrobacterium tumefaciens dapat menginfeksi tanaman secara alami
karena memiliki plasmid Ti, suatu vektor (pembawa DNA) untuk menyisipkan
gen asing.Didalam plasmid Ti terdapat gen yang menyandikan sifat virulensi untuk
menyebabkan penyakit tanaman tertentu. Gen asing yang ingin dimasukkan ke
dalam tanaman dapat disisipkan di dalam plasmid Ti. Selanjutnya, A.
tumefaciens secara langsung dapat memindahkan gen pada plasmid tersebut ke
dalam genom (DNA) tanaman. Setelah DNA asing menyatu dengan DNA tanaman
maka sifat-sifat yang diinginkan dapat diekspresikan tumbuhan.
3. Metode elektroporasi
Pada metode elektroporasi ini, sel tanaman yang akan menerima gen asing harus
mengalami pelepasan dinding sel hingga menjadi protoplas (sel yang
kehilangan dinding sel). Selanjutnya sel diberi kejutan listrik dengan voltasetinggi
untuk membuka pori-pori membran sel tanaman sehingga DNA  asing dapat masuk
ke dalam sel dan bersatu (terintegrasi) dengan DNA kromosom tanaman. Kemudian,
dilakukan proses pengembalian dinding sel tanaman. Setelah proses transfer DNA
selesai, dilakukan seleksi sel daun untuk mendapatkan sel yang berhasil disisipi gen
asing. Hasil seleksi ditumbuhkan menjadi kalus (sekumpulan sel yang belum
terdiferensiasi) hingga nantinya terbentuk akar dan tunas. Apabila telah terbentuk
tanaman muda (plantlet), maka dapat dilakukan pemindahan ke tanah dan sifat baru
tanaman dapat diamati. Metode elektroforasi telah diaplikasikan pada protoplas
jagung dan berhasil mendapatkan tanaman jagung transgeniK tetapi tidak fertil.

Dampak Positif dari Tanaman Transgenik 

1. Rekayasa transgenik dapat menghasilkan prodik lebih banyak dari sumber yang lebih
sedikit.
2. Rekayasa tanaman dapat hidup dalam kondisi lingkungan ekstrem akan memperluas
daerah pertanian dan mengurangi bahaya kelaparan.
3. Makanan dapat direkayasa supaya lebih lezat dan menyehatkan.
Dampak Negative dari Tanaman Transgenik

1. Aspek ekonomi

Berbagai komoditas pertanian hasil rekayasa genetika telah memberikan ancaman


persaingan serius terhadap komoditas serupa yang dihasilkan secara konvensional.
Penggunaan tebu transgenik mampu menghasilkan gula dengan derajad kemanisan
jauh lebih tinggi daripada gula dari tebu atau bit biasa.

 2. Potensi toksisitas bahan pangan

Dengan terjadinya transfer genetik di dalam tubuh organisme transgenik akan


muncul bahan kimia baru yang berpotensi menimbulkan pengaruh toksisitas pada
bahan pangan. Sebagai contoh, transfer gen tertentu dari ikan ke dalam tomat, yang
tidak pernah berlangsung secara alami, berpotensi menimbulkan risiko toksisitas
yang membahayakan kesehatan.

3.  Potensi menimbulkan penyakit/gangguan kesehatan

WHO pada tahun 1996 menyatakan bahwa munculnya berbagai jenis bahan kimia
baru, baik yang terdapat di dalam organisme transgenik maupun produknya,
berpotensi menimbulkan penyakit baru atau pun menjadi faktor pemicu bagi penyakit
lain. Sebagai contoh, gen aad yang terdapat di dalam kapas transgenik dapat
berpindah ke bakteri penyebab kencing nanah (GO), Neisseria gonorrhoeae.

4. Potensi erosi plasma nutfah

Penggunaan tembakau transgenik telah memupus kebanggaan Indonesia akan


tembakau Deli yang telah ditanam sejak tahun 1864. Tidak hanya plasma nutfah
tanaman, plasma nutfah hewan pun mengalami ancaman erosi serupa. Sebagai
contoh, dikembangkannya tanaman transgenik yang mempunyai gen dengan efek
pestisida, misalnya jagung Bt, ternyata dapat menyebabkan kematian larva spesies
kupu-kupu raja (Danaus plexippus) sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan
gangguan keseimbangan ekosistem akibat musnahnya plasma nutfah kupu-kupu
tersebut.

5. Potensi pergeseran gen

Daun tanaman tomat transgenik yang resisten terhadap serangga Lepidoptera


setelah 10 tahun ternyata mempunyai akar yang dapat mematikan mikroorganisme
dan organisme tanah, misalnya cacing tanah.

 6. Potensi pergeseran ekologi

Organisme transgenik dapat pula mengalami pergeseran ekologi. Organisme yang


pada mulanya tidak tahan terhadap suhu tinggi, asam atau garam, serta tidak dapat
memecah selulosa atau lignin, setelah direkayasa berubah menjadi tahan terhadap
faktor-faktor lingkungan tersebut
TRANSGENIK
Transgenik adalah suatu produk bioteknilogi melalui teknik rekayasa genetika. Dalam hal ini,
teknik rekayasa genetika adalah suatu proses pengombinasian rantai ADN (Asam
Deoksiribonukleat) yang juga dikenal dengan DNA (Deoxyribonucleic Acid) dari suatu organisme
dengan rantai ADN (gen) organisme lainnya. ADN rekombinasi tersebut akan dimasukkan ke
dalam sel inang. 

Pemindahan materi genetika (gen) dari suatu organisme untuk dikombinasikan ke dalam materi
genetika organisme lainnya bertujuan agar gen yang dipindahkan akan diekspresikan oleh
organisme yang menerima gen tersebut. Dengan kata lain, pada akhir proses akan dihasilkan
suatu individu yang secara genetika telah berubah gennya karena membawa gen asing.
Organisme inilah yang disebut organisme transgenik atau sering disebut pula genetically modified
organisms (GMO).

Tujuan Organisme Transgenik


Tujuan dari pembuatan organisme transgenik antara lain adalah sebagai berikut :
1. Menghasilkan produk farmasitikal, seperti insulin, interleukin, dan interferon.
2. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit, seperti tanaman kapas, jagung,
dan kentang yang tahan hama dan serangga.
3. Membentuk tanaman yang tahan terhadap kondisi abiotik yang tidak menguntungkan, seperti
tanaman yang tahan ditanam di lahan kering dan tanaman yang tahan ditanam di lahan basah
dengan kadar garam tinggi.
4. Meningkatkan kualitas pasca panen dan penampakan agronomi, seperti tomat dapat ranum lebih
tahan lama.
5. Peningkatan kadar nutrisi, contohnya golden rice yang diharapkan memiliki kandungan vitamin A
yang tinggi.

Kontroversi Produk Transgenik


Proses bioteknologi juga diaplikasikan dalam mengatasi penyakit yang disebabkan oleh cacat
genetika, misalnya terapi gen maupun diaplikasikan dalam mengatasi pencemaran lingkungan,
misalnya bioremediasi.

Namun pada beberapa kasus, produk transgenik menimbulkan kontroversi karena sebagian ahli
mengkhawatirkan organisme yang telah mengalami modifikasi genetik secara buatan tersebut
akan menyebabkan hal-hal berikut :
1. Menghasilkan pengaruh genetika yang tidak diharapkan.
2. Memiliki kadar senyawa toksik yang lebih nyata dibanding organisme aslinya.
3. Memiliki senyawa-senyawa baru yang benar-benar berbeda dalam komposisinya dibandingkan
yang telah ada sebelumnya.
4. Menghasilkan protein yang menimbulkan reaksi alergi.
5. Mengandung gen penanda resisten antibiotik sehingga dikhawatirkan konsumen dapat menjadi
resisten terhadap antibiotik.
 Pengertian Transgenik
Transgenik adalah tanaman yang telah direkayasa bentuk maupun kualitasnya
melalui penyisipan gen atau DNA binatang, bakteri, mikroba, atau virus untuk
tujuan tertentu
Organisme transgenik adalah organisme yang mendapatkan pindahan gen dari
organisme lain. Gen yang ditransfer dapat berasal dari jenis (spesies) lain
seperti bakteri, virus, hewan, atau tanaman lain.
o Proses Transgenik
Susunan materil genetic diubah dengan jalan menyisipkan gen baru yang
unggul ke dalam kromosomnya.Tanaman transgenik memiliki kualitas lebih
dibanding tanaman konvensional, kandungan nutrisi lebih tinggi, tahan hama,
tahan cuaca, umur pendek, dll; sehingga penanaman komoditas tersebut dapat
memenuhi kebutuhan pangan secara cepat dan menghemat devisa akibat
penghematan pemakaian pestisida atau bahan kimia lain serta tanaman
transgenik produksi lebih baik
Teknik rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman; yaitu
memperbaiki sifat-sifat tanaman dengan menambah sifat-sifat ketahanan
terhadap cekaman hama maupun lingkungan yang kurang menguntungkan;
sehingga tanaman transgenik memiliki kualitas lebih baik dari tanaman
konvensional, serta bukan hal baru karena sudah lama dilakukan tetapi tidak
disadari oleh masyarakat;
o Tujuan Transgenik
Tujuan memindahkan gen tersebut untuk mendapatkan organisme baru yang
memiliki sifat lebih baik.
Hasilnya saat ini sudah banyak jenis tanaman transgenik, misalnya jagung,
kentang, kacang, kedelai, dan kapas. Keunggulan dari tanaman transgenic
tersebut umumnya adalah tahan terhadap serangan hama.
Rekayasa genetika seperti dalam pembuatan transgenik dilakukan untuk
kesejahteraan manusia. Akan tetapi, terkadang muncul dampak yang tidak
diinginkan, yaitu dampak negatif dan positifnya sebagai berikiut.

o Dampak Transgenik
• Dampak Positif
1. rekayasa transgenik dapat menghasilkan prodik lebih banyak dari sumber
yang lebih sedikit.
2. rekayasa tanaman dapat hidup dalam kondisi lingkungan ekstrem akan
memperluas daerah pertanian dan mengurangi bahaya kelaparan.
3. makanan dapat direkayasa supaya lebih lezat dan menyehatkan.
• Dampak Negatif
1. berubahnya urutan informasi genetik yang dimiliki, maka sifat organisme
yang bersangkutan juga berubah.
2. bakteri hasil rekayasa yang lolos laboratorium atau pabrik yang dampaknya
tidak dapat diperkirakan.
3. Kemungkinan menimbulkan keracunan.
4. Kemungkinan menimbulkan alergi

5. Kemungkinan menyebabkan bakteri dalam tubuh manusia dan tahan


antibiotik.
o Beberapa Bahan Makanan yang Banyak Berasal dari Bibit Transgenik
• Produk yang terbuat dari kacang kedelai: tepung kedelai, minyak kedelai,
tahu, tempe, tauco, susu kedelai, ekstrak sayuran. Atau produk lain yang
merupakan turunan kedelai transgenik seperti vitamin E, sereal, es krim,
biskuit, roti, permen, makanan gorengan, tepung, saus, dan lain-lain.
• Produk yang terbuat dari jagung: tepung jagung, minyak jagung, pemanis
jagung, sirop jagung. Kemudian produk turunan jagung transgenik seperti
vitamin C, keripik, es krim, formula bayi, kecap, soda, dan lain-lain.
• Produk yang terbuat dari kentang: keripik kentang, tepung kanji kentang, dan
lain-lain.
• Produk yang terbuat dari atau dengan tomat, seperti saus, pasta tomat, pizza,
lasagna, dan lainnya.
• Produk susu yang diambil dari sapi yang diberi hormon pertumbuhan sapi
transgenik (atau rBGH di AS): seperti susu, keju, mentega, krim asam, yogurt,
air dadih, dan produk olahannya.
• Zat-zat aditif yang mungkin berasal dari sumber transgenik, yaitu Lesithin
kedelai/lesithin (E322), pewarna karamel (E150), riboflavin (vitamin B2),
enzim chymosin (enzim transgenik yang dipakai untuk membuat keju
vegetarian, alpha amilase yang digunakan untuk membuat gula putih, dan lain-
lain).

Rekayasa Genetika Bakteri Bacillus thuringiensis dalam Perakitan


Tanaman Transgenik Tahan Hama
Posted November 28, 2011 by aguskrisno in Uncategorized. Leave a Comment
Rekayasa genetika adalah proses mengidentifikasi dan mengisolasi DNA dari suatu sel hidup atau
mati dan memasukkannya dalam sel hidup lainnya. Rekayasa genetika merupakan suatu cara
memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan.
Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau rekombinasi DNA. Dalam rekayasa genetika
digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari setiap makhluk
hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat direkombinasikan. Selanjutnya DNA tersebut
akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup secara turun-temurun.
Rekayasa genetika menjadi kenyataan sejak tahun 1973 ketika dikembangkan teknik untuk
mengisolasi dan menggabungkan potongan-potongan DNA yang tidak sama sehingga menghasilkan
molekul DNA rekombinan yang aktif. Molekul yang telah direkayasa ini dapat dimasukkan kedalam
sel  bakteri.
Rekayasa Genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja mikroba tersebut
(misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara, meningkatkan kesuburan tanah,
mempercepat proses kompos dan pembuatan makanan ternak, mikroba prebiotik untuk makanan
olahan), dan untuk menghasilkan bahan obat-obatan, tanaman transgenic tahan hama dan
kosmetika, serta Pembuatan insulin manusia dari bakteri ( Sel pancreas yang mempu mensekresi
Insulin digunting , potongan DNA itu disisipkan ke dalam Plasmid bakteri ) DNA rekombinan yang
terbentuk menyatu dengan Plasmid diinjeksikan lagi ke vektor, jika hidup segera di kembangbiaakan.
Prosedur rekayasa genetika dengan menggunakan mikroorganisme adalah sebagai berikut.
1. Pemurnian DNA/Isolasi gen dengan menghancurkan atau melisiskan semua sel yang
mengandung gen yang ditargetkan, kemudian dipisahkan dengan sentrifuge pada kecepatan
tinggi dan ditambahkan bahan kimia sehingga didapatkan DNA murni. Ada tiga macam sumber
DNA yang dapat diisolasi, yaitu sebagai berikut.
2. DNA dapat berasal dari total genom organisme yang diinginkan
3. DNA yang dibuat dari mRNA yang diisolasi dari jaringan tertentu. DNA ini dapat dibuat dari
mRNA dengan menggunakan enzim reserve transcriptase.
4. DNA dibuat secara invitro dari nukleotida dan enzim polimerase DNA.
1. Pemecahan DNA : molekul DNA yang besar dipecah dengan menggunakan gelombang
ultrasonic, maka akan dijumpai fragmen random. Dengan menggunakan enzim khusus
bagi fragmen DNA seperti endonuklease restriksi akan diperoleh DNA intermolekuler dan
intramolekuler atau hanya akan didapatkan urutan fragmen DNA dengan urutan tertentu.
Supaya lebih stabil dikaitkan dengan enzim yang disebut T-4 DNA ligase. Contoh
endonuklease restriksi adalah Hind II, Bam H1 dan Eco RI.
2. Pemindahan gen/transfer DNA pada sel vector yang sesuai:transfer DNA ke bakteri yang
hidup (cloning vector : plasmid, bakteriofage atau kosmid) dapat dengan cara, DNA asing
dipaksakan berintegrasi dengan kromosom menjadi genom. Atau dengan cara gen asing
dapat dikembangkan menjadi suatu bagian yang outonom molekul DNA yang sedang
berkembang. Molekul DNA disebut sebagai vector. Penyambungan ini menggunakan
enzim ligase.
3. Memasukkan DNA rekombinan/kimera DNA ke dalam sel inang. Sel inang yang dipakai
harus seaman mungkin dan tidak bersifat patologis. Cara memasukkan DNA rekombinan
kedalam sel inang dapat dilakukan dengan cara transformasi, transfeksi, DNA packaging
dan micro injection.
4. Identifikasi/penapisan dan seleksi DNA yang baru diperoleh dari cirri klon rekombinan.
Untuk menyeleksi DNA baru hasil rekombinan agar sesuai dengan yang diinginkan dapat
dilakukan dengan tiga cara, yaitu cara genetic, hibridasi asam nukleat dan immunokimia.
Bacillus thuringiensis

Bacillus thuringiensis (Bt) adalah bakteri gram


positif yang berbentuk batang, aerobik dan membentuk spora. Banyak strain dari bakteri ini yang
menghasilkan protein yang beracun bagi serangga. Sejak diketahuinya potensi dari protein Kristal /
cry Bt sebagai agen pengendali serangga, berbagai isolatBt dengan berbagai jenis protein kristal yang
dikandungnya telah teridentifikasi. Sampai saat ini telah diidentifikasi protein kristal yang beracun
terhadap larva dari berbagai ordo serangga yang menjadi hama pada tanaman pangan dan
hortikultura. Kebanyakan dari protein kristal tersebut lebih ramah lingkungan karena mempunyai
target yang spesifik sehingga tidak mematikan serangga bukan sasaran dan mudah terurai sehingga
tidak menumpuk dan mencemari lingkungan.
Kristal protein yang bersifat insektisidal ini sering disebut dengan δ-endotoksin. Kristal ini
sebenarnya hanya merupakan pro-toksin yang jika larut dalam usus serangga akan berubah menjadi
polipeptida yang lebih pendek (27149 kd) serta mempunyai sifat insektisidal. Pada umumnya kristal
Bt di alam bersifat protoksin, karena ada-nya aktivitas proteolisis dalam system pencernaan serangga
dapat mengubah Bt-protoksin menjadi polipeptida yang lebih pendek dan bersifat toksin. Toksin yang
telah aktif berinteraksi dengan sel-sel epithelium di midgut serangga. Bukti-bukti telah menunjukkan
bahwa toksin Bt ini menyebabkan terbentuknya pori-pori (lubang yang sangat kecil) di sel membrane
di saluran pencernaan dan mengganggu keseimbangan osmotik dari sel-sel tersebut. Karena
keseimbangan osmotik terganggu, sel menjadi bengkak dan pecah dan menyebabkan matinya
serangga.Seperti dalam al-qur’an Allah telah menjelaskan dalam surat An Nahl ayat 13
َ‫ض ُم ْختَلِفًاَأ ْل ٰ َونُ ۗ ٓۥهُِإنَّفِى ٰ َذلِك ََل َءايَ ۭةًلِّقَوْ ٍۢميَ َّذ َّكرُون‬
ِ ْ‫َو َما َذ َرَألَ ُك ْمفِىٱَأْلر‬
Artinya : Dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini  dengan
berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda(kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.
Allah telah menciptakan berbagai macam makhluk hidup di bumi ini mulai dari yang bisa dilihat
dengan mata sampai yang kasat mata. Itu merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah. Misalnya saja
bakteri Bacillus thuringiensis  yang merupakan makhluk hidup mikroskopis yang diciptakan oleh
Allah yang tidak hanya memberikan dampak negative yaitu menghasilkan racun bagi serangga tetapi
juga memberikan dampak positif yaitu kita dapat mempelajarinya dalam rekayasa genetika.
Tanaman Transgenik
Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesiestanaman
yang berbeda atau makhluk hidup lainnya. Penggabungan gen asing ini bertujuan untuk
mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan, misalnya pembuatan tanaman yang tahan
suhu tinggi, suhu rendah, kekeringan, resisten terhadap organisme pengganggu tanaman, serta
kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi dari tanaman alami. Sebagian besar rekayasa atau modifikasi
sifat tanaman dilakukan untuk mengatasi kebutuhan pangan penduduk dunia yang semakin
meningkat dan juga permasalahan kekurangan gizi manusia sehingga pembuatan tanaman transgenik
juga menjadi bagian dari pemuliaan tanaman. 
Beberapa contoh tanaman transgenik yang dikembangkan di dunia tertera pada tabel dibawah ini
Jenis Sifat yang telah Modifikasi Foto
Tanama dimodifikasi
n
Padi Mengandung Gen dari tumbuhannarsis, jagung,
provitamin A (beta danbakteri Erwiniadisisipkan pada
karoten) dalam jumlah kromosom padi
dalam jumlah tinggi

Jagung, Tahan (resisten) Gen toksin Bt dari bakteriBacillus  


kapas, terhadap hama. thuringiensisditransfer ke dalam
kentang tanaman.

Tembaka Tahan terhadap cuaca Gen untuk mengatur pertahanan pada


u dingin. cuaca dingin dari tanamanArabidopsis
thalianaatau dari sianobakteri(Anacyctis
nidulans) dimasukkan ke tembakau.

Tomat Proses pelunakan tomat Gen khusus yang  


diperlambat sehingga disebutantisenescens ditransfer ke
tomat dapat disimpan dalam tomat untuk
lebih lama dan tidak menghambat enzimpoligalakturonase(en
cepat busuk zim yang mempercepat kerusakan
dinding sel tomat). Selain menggunakan
gen dari bakteri E. coli, tomat transgenik
juga dibuat dengan memodifikasi gen
yang telah dimiliknya secara alami.

Kedelai Mengandung asam Gen resisten herbisida dari


oleat tinggi dan tahan bakteri  Agrobacterium galur CP4
terhadap herbisidaglifos dimasukkan ke kedelai dan juga
at. Dengan demikian, digunakan teknologi molekular untuk
ketika disemprot meningkatkan pembentukan asam oleat.
denganherbisida terseb
ut, hanya gulma di
 
sekitar kedelai yang
akan mati.
Ubi jalar Tahan terhadap Gen dari selubung virus tertentu  
penyakit tanaman yang ditransfer ke dalam ubi jalar dan dibantu
disebabkan virus dengan teknologiperedaman gen.

Pepaya Resisten terhadap virus Gen yang menyandikan selubung virus


tertentu, PRSV ditransfer ke dalam
contohnyaPapaya tanaman pepaya
ringspot virus(PRSV).

Melon Buah tidak cepat busuk. Gen baru dari bakteriofag T3 diambil  
untuk mengurangi pembentukan
hormonetilen (hormon yang berperan
dalam pematangan buah) dimelon.

Perakitan Tanaman Transgenik Tahan Hama dengan Menggunakan Gen dariBacillus


thuringiensis

Perakitan tanaman transgenic tahan hama


merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian besar dalam perbaikan tanaman. Perakitan
tanaman transgenik tahan hama umumnya mempergunakan gen dari Bacillus thuringiensis (Bt).
Dalam program perakitan tanaman transgenik diperlukan kerja sama antar peneliti dari berbagai
disiplin ilmu, seperti disiplin ilmu serangga (entomologi), kultur jaringan, biologi molekuler, dan
pemuliaan tanaman. Keterkaitan disiplin ilmu ini dalam perakitan tanaman transgenic tahan hama
sangat erat. Peran masing-masing disiplin ilmu dalam perakitan tanaman transgenik tahan hama
diuraikan berikut ini.
1. Entomologi
a.   Penentuan jenis hama target dan gen tahan yang akan digunakan
Sebelum tanaman transgenik dirakit, perlu dilakukan penentuan prioritas jenis atau spesies hama
yang akan dikendalikan dengan tanaman transgenik yang akan dirakit. Untuk keperluan ini
umumnya akan dicari hama yang tidak mempunyai sumber gen tahan dari spesies tanaman inangnya,
misalnya hama penggerek batang padi, penggerek batang jagung, hama kepik, dan hama pengisap
polong. Setelah itu ditentukan kandidat gen tahan yang akan dipakai, misalnya Bt-toksin, proteinase
inhibitor (PI) atau gen tahan lainnya (Bahagiawati 2000). Jika pilihan jatuh pada Bt-toksin,
kemudian ditentukan gen Bt atau gen cry yang akan digunakan. Sampai saat ini paling sedikit telah
dikenal enam golongan gen cry dan masing-masing gen mempunyai hama target tertentu. Untuk PI
harus ditentukan kelas PI yang akan digunakan. PI yang digunakan untuk pengendalian hama terdiri
atas tiga kelas, yaitu serine PI, cysteine PI, dan aspartyl PI. Baik Bt-toksin maupun PI dapat
menghambat pertumbuhan serangga dengan mengganggu proses pencernaannya. Untuk mengetahui
insektisida protein yang mempunyai potensi untuk menghambat pertumbuhan hama target dapat
dilakukan percobaan in vitro atau in vivo. Beberapa penelitian in vitro (dalam tabung uji) telah
dilakukan untuk mengetahui pengaruh produk dari suatu gen tahan terhadap enzim-enzim yang
terdapat dalam sistem pencernaan suatu jenis serangga. Penelitian dilakukan dengan mengekstraksi
saluran pencernaan serangga untuk mengisolasi enzim enzimnya. Dari penelitian ini dapat diketahui
jenis enzim pencernaan yang dominan pada spesies hama tersebut dan insektisida protein yang dapat
dipakai untuk menghambat aktivitas pencernaan hama. Penelitian in vivo dapat dilakukan dengan
membuat makanan buatan atau menyemprot tanaman atau bagian tanaman dengan gen produk
(protein) dari kandidat gen, dilanjutkan dengan infestasi serangga target dan pengamatan
pertumbuhan serangga. Dari penelitian ini dapat diketahui potensi insektisida protein dalam
menghambat pertumbuhan serangga, serta dosis yang dibutuhkan untuk dapat membunuh serangga
hama dimaksud.
b.   Konfirmasi ketahanan tanaman transgenik tahan hama target
Setelah ditentukan kandidat gen yang akan digunakan dalam proses transformasi, pekerjaan
selanjutnya dapat diserahkan ke disiplin ilmu lain seperti kultur jaringan dan biologi molekuler.
Peran ahli serangga (entomolog) diperlukan kembali apabila tim transformasi telah mendapatkan
tanaman putative transformant. Ahli serangga diperlukan untuk menentukan kemampuan gen yang
terekspresi pada tanaman transgenic dalam menahan perkembangan hama target. Pada kasus-kasus
tertentu, meskipun transgen (gen yang diintroduksi ke tanaman) telah terekspresi pada level yang
tinggi pada tanaman transgenik, namun keberadaannya belum mampu menghambat pertumbuhan
hama target. Setelah dilakukan pengujian di laboratorium dan rumah kaca, penelitian dilanjutkan di
lapangan (uji terbatas pada daerah terisolasi) untuk mengetahui penampilan tanaman transgenik di
lapangan. Pengaruh tanaman transgenic terhadap hama target dan nontarget terutama musuh
alaminya juga harus diketahui untuk memenuhi persyaratan sebelum tanaman transgenik dilepas,
dan juga sebagai bahan dalam perakitan paket pengendalian hama terpadu (PHT) tanaman
transgenik yang akan dilepas tersebut.
c.    Perakitan teknologi PHT tanaman transgenic
Peran entomolog selanjutnya diperlukan dalam menentukan paket sistem bercocok tanam tanaman
transgenik tahan hama. Entomolog diharapkan dapat memberikan informasi mengenai cara
memantau hama yang dapat dilakukan oleh petani. Pemantauan ini penting untuk menentukan perlu
atau tidaknya petani menyemprot pestisida untuk mengendalikan hama pada pertanaman tersebut.
Monitoring juga perlu dilakukan pada musuh alami hama yang terdapat pada ekosistem pertanaman
tanaman transgenik itu. Sebagai contoh, sistem paket penanaman kentang transgenik yang
mengandung gen cry 3A telah diajukan oleh Fieldman dan Stone (1997).
2.   Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan disiplin ilmu yang sangat menentukan keberhasilan proses transformasi.
Kultur jaringan merupakan gabungan antara ilmu dan seni dalam menumbuhkan sel tanaman,
jaringan atau organ tanaman dari pohon induk pada media buatan. Kultur jaringan tanaman terbagi
dalam dua kelompok besar, yaitu kultur unorganized tissue dan kultur organized
tissue. Kultur unorganized tissue terdiri atas beberapa sistem kultur, seperti kultur kalus, kultur
suspensi, kultur protoplas, dan kultur anther, sedangkan kultur organized tissue terdiri atas kultur
meristem, shoottip, node culture, kultur embrio dan root culture. Dalam perakitan tanaman
transgenik, ahli kultur jaringan diperlukan dalam penyediaan sel atau jaringan target, transformasi
dan seleksi, serta regenerasi sel atau jaringan transgenik.
a.   Penyediaan sel atau jaringan target
Jika jenis tanaman yang akan ditransformasi telah ditetapkan, langkah berikutnya adalah
menentukan bagian tanaman yang akan digunakan sebagai eksplan serta media untuk induksi kalus
regenerasi atau organogenesis. Jenis media akan menentukan keberhasilan kultur jaringan dan
transformasi. Media ini biasanya terdiri atas vitamin, hormon, asam amino, dan sumber energi dalam
bentuk sukrosa, dan untuk media padat diperlukan agar atau gelating agent lainnya. Media yang
digunakan dalam pembentukan kalus atau undifferentiated tissues berbeda dengan media untuk
pembentukan organ. Hal ini bergantung pada komposisi hormon tumbuh auksin dan sitokinin. Untuk
tanaman padi, jaringan yang sangat responsif dan merupakan sumber sel yang sangat baik untuk
mendapatkan tanaman transgenik padi adalah sel kalus dari embrio. Penggunaan selsel kalus yang
sedang tumbuh aktif memperbanyak diri (actively growing embryogenic calli) dapat menjamin
efisiensi transformasi yang tinggi.
b.   Transformasi dan seleksi
Beberapa teknik transformasi yang dikenal adalah elektroforesis, gene-gun, dan dengan
mempergunakan bakteri Agrobakterium.
Sel atau jaringan yang telah tertransformasi dipisahkan dari jaringan yang tidak tertransformasi
untuk menghindarkan terjadinya jaringan yang dichotume. Di samping itu, sel yang tidak
tertransformasi akan tumbuh lebih baik dari sel-sel yang tertransformasi sehingga harus dibuang.
Seleksi dilakukan dengan beberapa kali subkultur sehingga diyakini bahwa jaringan atau sel yang
hidup atau lolos dari seleksi (diseleksi dengan media yang berisi herbisida atau antibiotik)
bukanescape. Jenis agen atau bahan yang digunakan untuk seleksi tergantung pada gen seleksi yang
digunakan. Gen seleksi ini dapat berupa antibiotic seperti neomycin phosphotransferase (NPT II)
yang menyebabkan resistensi terhadap antibiotik kanamisin, atau gen bar yang menyebabkan
resistensi terhadap herbisida seperti basta (PPT) dan bialafos. Di samping selectable
marker,transformasi juga dilakukan dengan menyertakan gen reporter (reporter genes). Ada
beberapareporter genes yang dipakai untuk transformasi, antara lain GUS ((β-glucoridase), LUC
(luciferase), dan antosianin.
c.    Regenerasi sel atau jaringan transgenic
Jika transformasi dilakukan dengan embriogenesis maka ahli kultur jaringan dituntut untuk dapat
meregenerasikan sel atau jaringan yang sudah tertransformasi itu menjadi plantlet. Pada komoditas
tertentu, regenerasi sel atau jaringan transgenik menjadi plantlet sulit dilakukan sehingga diperlukan
kejelian mata untuk melihat jaringan yang embriogenik. Jaringan embriogenik yang telah
tertransformasi ditumbuhkan pada media regenerasi untuk mendapatkan plantlet yang normal
bentuknya.
3.   Biologi Molekuler Tanaman
Disiplin ilmu biologi molekuler sangat diperlukan dalam perakitan tanaman transgenik, terutama
dalam bidang penelitian berikut ini.
1. Konstruksi dan rekonstruksi plasmid atau vektor. Konstruksi plasmid atau vektor harus cocok
untuk proses transformasi. Konstruksi diperlukan untuk mendapatkan ekspresi transgen yang
tinggi atau optimum. Beberapa komponen dalam plasmid atau vector yang dapat ditukar sesuai
dengan kebutuhan adalah promoter, gen reporter, gen seleksi, dan gen yang akan diintroduksi
itu sendiri. Melalui perakitan ini diharapkan gen yang diintroduksi dapat terekspresi secara
maksimum pada jaringan tanaman.
2. Konfirmasi keberadaan transgen serta kestabilannya. Konfirmasi keberadaan dan integrasi
transgen dapat dilakukan dengan polymerase chain reaction (PCR) dan Southern-blot. PCR
hanya dapat menginformasikan ada atau tidaknya sekuen transgen sesuai dengan primer yang
dipakai. PCR merupakan cara yang popular digunakan karena dapat menganalisissecara cepat
sampel yang banyak jumlahnya. Meskipun demikian, PCR mempunyai beberapa
kelemahan. Sampel yang positif PCR hanya menunjukkan adanya sekuen yang homolog dengan
primer dan berada pada jarak yang memungkinkan dihasilkannya produk PCR. Namun, hasil
PCR tidak dapat member informasi tentang asal DNA yang teramplifikasi, apakah dari
kontaminan atau dari sampel yang diinginkan. Hasil PCR juga tidak dapat menunjukkan
apakah template tersebut sudah terintegrasi ke dalam genom tanaman atau belum. Penelitian
menunjukkan bahwa hanya 85% dari total tanaman transgenic yang positif PCR juga positif
mengandung DNA dan protein yang dimaksudkan. Untuk mengetahui apakah seluruh basa yang
ada dalam transgen terintegrasi dalam genom tanaman perlu dilakukan Southern-blot. Southern
blot juga dapat menginformasikan jumlah copy gen yang terintegrasi dan pengaturan kembali
pada transgen setelah terintegrasi dalam genom tanaman.
3. Konfirmasi ekspresi dari gen yang diintroduksi serta kestabilannya. Setelah diketahui ada gen
yang diintroduksi pada tanaman, perlu dilakukan analisis untuk mengetahui apakah gen
tersebut dapat terekspresi pada tanaman target. Analisis dapat dilakukan dengan dot-
blot(ELISA) maupun Western-blot. Keberadaan suatu transgen pada tanaman belum
menunjukkan bahwa gen tersebut dapat terekspresi. Untuk mengekspresikan dirinya, gen
memerlukan seperangkat sistem untuk memulai proses ekspresi tersebut. Gen atau DNA di
dalam nukleus harus dapat ditranskrip menjadi mRNA. Selanjutnya mRNA ini harus dapat
keluar dari nukleus ke sitoplasma yang kemudian mengadakan proses translasi untuk
menghasilkan protein sesuai dengan template DNA-nya. Dalam proses ekspresi ini banyak hal
yang dapat terjadi sehingga gen tidak dapat menghasilkan protein yang dimaksud. Hal ini
dikenal dengan istilah gene silencing, suatu kasus di mana ditemukan keberadaan sekuen DNA
transgen dalam tanaman transgenic tetapi gen tersebut tidak dapat membentuk protein yang
diinginkan. Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebabnya adalah terjadinya metilasi DNA
dan co-suppressing dari sekuen yang homolog Setelah gen yang diintroduksi dapat terintegrasi
dan terekspresi, selanjutnya proses ini memerlukan disiplin ilmu serangga dan pemuliaan
tanaman untuk memastikan gen yang terekpresi pada tanaman transgenik dapat berfungsi
sebagai insektisida dalam pengendalian hama tertentu serta untuk mengetahui kestabilan
transgen.
  4. Pemuliaan Tanaman
Sebelum transformasi tanaman dimulai, perlu ditentukan varietas (genotipe)tanaman yang akan
digunakan sebagai target sel atau jaringan untuk ditransformasi. Hal ini disebabkan tidak semua
varietas responsif terhadap kultur jaringan. Setelah transgen dipastikan terkandung dalam tanaman
transgenik, selanjutnya ditentukan apakah transgen tersebut diturunkan pada keturunannya
mengikuti rasio Mendelian. Dalam upaya perbaikan tanaman transgenic perlu dilakukan penyilangan
antara tanaman transgenik dan galur elit untuk mendapatkan tanaman transgenik tahanhama yang
mempunyai sifat agronomi yang diinginkan pula. Untuk maksud tersebut dapat digunakan teknik
molekuler guna menyeleksi keturunan dari tanaman transgenik, seperti seleksi restriction fragment
length polymorphism (RFLP), dan random amplifiedpolymorphic DNA-PCR (RAPD-PCR). Melalui
pemuliaan diharapkan dapat diperoleh tanaman transgenik yang mampu bersaing dengan tanaman
nontransgenik, antara lain dalam potensi hasil tinggi yang dapat dicapai oleh petani.
Cara Perakitan Tanaman Transgenik Tahan Hama

 
1.  Menentukan prioritas jenis atau spesies hama yang akan dikendalikan dengan tanaman
transgenik yang akan dirakit. Untuk keperluan ini umumnya akan dicari hama yang tidak
mempunyai sumber gen tahan dari spesies tanaman inangnya, misalnya hama penggerek batang
padi, penggerek batang jagung, hama kepik, dan hama pengisap polong. Setelah itu ditentukan
kandidat gen tahan yang akan dipakai, misalnya Bt-toksin, proteinase inhibitor (PI)
2. Setelah gen yang diinginkan didapat maka dilakukan perbanyakan gen yang disebut dengan
istilah kloning gen. Pada tahapan kloning gen, DNA yang mengkode protein cry akan
dimasukkan ke dalam vektor kloning (agen pembawa DNA), contohnya plasmid Bacillus
thuringiensi. Kemudian, vektor kloning akan dimasukkan ke dalam bakteri sehingga DNA
tersebut dapat diperbanyak seiring dengan perkembangbiakan bakteri.
3. Apabila gen yang diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah yang cukup maka akan dilakukan
transfer gen tersebut ke dalam sel tumbuhan yang berasal dari bagian tertentu, salah satunya
adalah bagian daun. Transfer gen ini dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu
metode senjata gen, metode transformasi DNA yang diperantarai bakteriAgrobacterium
tumefaciens, dan elektroporasi (metode transfer DNA dengan bantuan listrik). Berikut adalah
penjelasan tentang beberapa metode transfer gen.
  Metode senjata gen atau penembakan mikro-proyektil. Metode ini sering digunakan
pada spesies jagung dan padi. Untuk melakukannya, digunakan senjata yang dapat
menembakkan mikro-proyektil berkecepatan tinggi ke dalam sel tanaman. Mikro-proyektil
tersebut akan mengantarkan DNA untuk masuk ke dalam sel tanaman. Penggunaan senjata
gen memberikan hasil yang bersih dan aman, meskipun ada kemungkinan terjadi kerusakan sel
selama penembakan berlangsung.
 Metode transformasi yang diperantarai oleh Agrobacterium tumefaciens.
BakteriAgrobacterium tumefaciens dapat menginfeksi tanaman secara alami karena
memilikiplasmid Ti, suatu vektor (pembawa DNA) untuk menyisipkan
gen asing.Di dalam plasmid Titerdapat gen yang menyandikan sifat virulensi untuk
menyebabkan penyakit tanamantertentu. Gen asing yang ingin dimasukkan ke dalam tanaman
dapat disisipkan di dalamplasmid Ti. Selanjutnya, A. tumefaciens secara langsung dapat
memindahkan gen pada plasmid tersebut ke dalam genom (DNA) tanaman. Setelah DNA asing
menyatu denganDNA tanaman maka sifat-sifat yang diinginkan dapat diekspresikan tumbuhan.
 Metode elektroporasi.Pada metode elektroporasi ini, sel tanaman yang akan menerima gen
asing harus mengalami pelepasan dinding sel hingga menjadi protoplas (sel yang
kehilangan dinding sel). Selanjutnya sel diberi kejutan listrik dengan voltase tinggi untuk
membuka pori-pori membran sel tanaman sehingga DNA asing dapat masuk ke dalam sel dan
bersatu (terintegrasi) dengan DNA kromosom tanaman. Kemudian, dilakukan proses
pengembalian dinding sel tanaman. 
4. Setelah proses transfer DNA selesai, dilakukan seleksi sel daun untuk mendapatkan sel yang
berhasil disisipi gen asing. Hasil seleksi ditumbuhkan menjadi kalus (sekumpulan sel yang belum
terdiferensiasi) hingga nantinya terbentuk akar dan tunasApabila telah terbentuk tanaman muda
(plantlet), maka dapat dilakukan pemindahan ke tanah dan sifat baru tanaman dapat diamati.
Dampak Positif dari Tanaman Transgenik
1. Rekayasa transgenik dapat menghasilkan prodik lebih banyak dari sumber yang lebih sedikit.
2. Rekayasa tanaman dapat hidup dalam kondisi lingkungan ekstrem akan memperluas daerah
pertanian dan mengurangi bahaya kelaparan.
3. Makanan dapat direkayasa supaya lebih lezat dan menyehatkan.
Dampak Negative dari Tanaman Transgenik
A. Aspek social
1. Aspek ekonomi
Berbagai komoditas pertanian hasil rekayasa genetika telah memberikan ancaman persaingan serius
terhadap komoditas serupa yang dihasilkan secara konvensional. Penggunaan tebu transgenik
mampu menghasilkan gula dengan derajad kemanisan jauh lebih tinggi daripada gula dari tebu atau
bit biasa
B. Aspek kesehatan
1. Potensi toksisitas bahan pangan
Dengan terjadinya transfer genetik di dalam tubuh organisme transgenik akan muncul bahan kimia
baru yang berpotensi menimbulkan pengaruh toksisitas pada bahan pangan. Sebagai contoh, transfer
gen tertentu dari ikan ke dalam tomat, yang tidak pernah berlangsung secara alami, berpotensi
menimbulkan risiko toksisitas yang membahayakan kesehatan.
2. Potensi menimbulkan penyakit/gangguan kesehatan
WHO pada tahun 1996 menyatakan bahwa munculnya berbagai jenis bahan kimia baru, baik yang
terdapat di dalam organisme transgenik maupun produknya, berpotensi menimbulkan penyakit baru
atau pun menjadi faktor pemicu bagi penyakit lain. Sebagai contoh, gen aad yang terdapat di dalam
kapas transgenik dapat berpindah ke bakteri penyebab kencing nanah (GO), Neisseria gonorrhoeae.
C. Aspek lingkungan
1. Potensi erosi plasma nutfah
Penggunaan tembakau transgenik telah memupus kebanggaan Indonesia akan tembakau Deli yang
telah ditanam sejak tahun 1864. Tidak hanya plasma nutfah tanaman, plasma nutfah hewan pun
mengalami ancaman erosi serupa. Sebagai contoh, dikembangkannya tanaman transgenik yang
mempunyai gen dengan efek pestisida, misalnya jagung Bt, ternyata dapat menyebabkan kematian
larva spesies kupu-kupu raja (Danaus plexippus) sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan
gangguan keseimbangan ekosistem akibat musnahnya plasma nutfah kupu-kupu tersebut.
2. Potensi pergeseran gen
Daun tanaman tomat transgenik yang resisten terhadap serangga Lepidoptera setelah 10 tahun
ternyata mempunyai akar yang dapat mematikan mikroorganisme dan organisme tanah, misalnya
cacing tanah.
3. Potensi pergeseran ekologi
Organisme transgenik dapat pula mengalami pergeseran ekologi. Organisme yang pada mulanya tidak
tahan terhadap suhu tinggi, asam atau garam, serta tidak dapat memecah selulosa atau lignin, setelah
direkayasa berubah menjadi tahan terhadap faktor-faktor lingkungan tersebut.
Tanaman Transgenik
Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah mengalami perubahan susunan informasi
genetik dalam tubuhnya. Tanaman transgenik ini merupakan suatu alternatif agar tanaman
tahan terhadap hama sehingga hasil panen dapat melimpah. Teknik rekayasa genetika dilakukan
melalui beberapa tahapan yaitu 
1. Penyiapan fragmen DNA yang akan disisipkan pada DNA tanaman tertentu;
2. Penyiapan vektor (perantara) baik plasmid atau menggunakan virus; 
3. Potongan DNA yang akan disisipkan tersebut digabung (rekombinasi) dengan vektor; 
4. DNA gabungan akan di sisipkan pada sel-sel tanaman; 
5. Tanaman akan tumbuh menjadi tanaman dengan sifat baru, sesuai dengan DNA yang
disisipkan.

Melalui transgenik juga dapat dikembangkan kacang tanah dan kacang kedelai yang tidak akan
menimbulkan reaksi alergi bagi yang mengkonsumsi. Tanaman transgenik lain yang telah
dikembangkan adalah kentang manis yang tahan virus dan beras dengan kandungan zat besi dan
vitamin A yang lebih tinggi. Beras bervitamin A ini lebih dikenal dengan nama Golden rice. Para
ahli melakukan rekayasa genetik untuk mengakumulasikan provitamin A atau beta karoten,
selanjutnya oleh tubuh manusia provitamin A atau beta karoten akan diubah menjadi vitamin A.

Manfaat Bioteknologi dalam Bidang Pangan dan Pertanian

Manfaat bioteknologi bagi kehidupan manusia di bidang pangan dan pertanian


sudah dikenal semenjak ribuan tahun yang lalu. Berbagai teknologi kuno
hingga terkini yang berbasis bioteknologi dikembangkan dalam bidang ini.
Berikut adalah beberapa contoh pemanfaatan bioteknologi dalam bidang
pangan dan pertanian, yaitu:
sumber gambar: www.onlineweblibrary.com

 Pembuatan berbagai pangan olahan yang bernilai jual tinggi dan tahan
lama, contohnya pembuatan bir, keju dan roti.
 Berperan penting dalam merakit berbagai varietas unggul baru. Seperti
varietas unggul tahan hama, varietas unggul tahan penyakit, varietas
unggul tahan cekaman kekeringan dan lain-lain.
 Memroduksi bibit dalam jumlah besar dalam waktu cepat.
 Mengatasi permasalahan keterbatasan lahan, misalnya dengan
menciptakan varietas umur genjah sehingga satu lahan bisa panen
beberapa kali dalam satu tahun.
 Mengendalikan hama dan penyakit tanaman.
 Dan berbagai teknologi rekayasa baru yang terus berkembang dalam
upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki produksi tanaman dari waktu
ke waktu.
Manfaat Bioteknologi dalam Bidang Medis

Dalam bidang medis atau kesehatan, peran bioteknologi sangat penting.


Prinsip bioteknologi digunakan dalam pembuatan berbagai vaksin, antibiotik,
hormon dan teknologi pengobatan. Berikut adalah beberapa contoh produk
bioteknologi yang banyak digunakan dalam bidang medis:

 Penemuan antibiotik penicillin.


 Penemuan aneka vaksin .
 Penemuan hormon insulin
 Teknologi transfer gen, transflantasi organ dan lain-lain.
Manfaat Biteknologi dalam Mengatasi Problem Lingkungan

Problem lingkungan yang utama adalah masalah pencemaran. Bioteknologi


berperan penting dalam mencegah dan mengatasi berbagai masalah
pencemaran lingkungan, yaitu:
 Untuk mencegah atau mengurangi pencemaran, prinsip bioteknologi
digunakan dalam menemukan dan menghasilkan energi ramah lingkungan
seperti bioetanol, biodiesel dan biogas.
 Sementara itu, untuk mengatasi pencemaran, prinsip biteknologi
menawarkan teknologi pengolahan berbagai limbah industri melalui
teknologi bioremediasi.
Manfaat Bioteknologi dalam Bidang Sosial

Nah, bagaimana dengan fungsi bioteknologi dalam bidang sosial? Dalam


bidang sosial bioteknologi modern diantaranya dimanfaatkan untuk
mengetahui identitas dan hubungan kekerabatan manusia. Contohnya
teknologi tes DNA, yang banyak digunakan untuk mengidentifikasi korban
kecelakaan yang yang sudah tidak bisa diidentifikasi secara fisik, mengetahui
identitas pelaku kejahatan, memastikan hubungan kekerabatan dan lain-lain.

Semoga bermanfaat

PEMANFAATAN BIOTEKNOLOGI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


BIDANG PANGAN/MAKANAN

Bioteknologi memainkan peranan penting dalam bidang pangan yaitu dengan memproduksi
makanan dengan bantuan mikroba (tempe,roti,keju,yoghurt,kecap,dll).

Berikut tabel penerapan bioteknologi pada bidang pangan :

BAHAN MIKROORGANIS
PRODUK MENTAH ME
Susu susu Streptococcus sp.
Susu
fermentasi(Yog
urt) Susu Kental Lactobacillus sp.
Rhizopus ,
Tempe Kedelai Aspergillus
Ketan/ Rhizopus ,
Tape singkong Aspergillus
Nata de coco air kelapa Acetobacterxylinum
Roti beras cereviceae
BIDANG KESEHATAN/KEDOKTERAN

Bioteknologi juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya dalam pembuatan


antibodi monoklonal , pembuatan vaksin , terapi gen dan pembuatan antibiotik. Proses
penambahan DNA asing pada bakteri merupakan prospek untuk memproduksi hormon atau
obat-obatan di dunia kedokteran. Contohnya pada produksi hormon insulin , hormon
pertumbuhan dan zat antivirus yang disebut interferon. Orang yang menderita diabetes
melitus membutuhkan suplai insulin dari luar tubuh. Dengan menggunakan teknik DNA
rekombinan , insulin dapat dipanen dari bakteri.

Beberapa penyakit menurun atau kelainan genetik dapat disembuhkan dengan cara
menyisipkan gen yang kurang pada penderita , cara ini dikenal dengan istilah terapi gen.

Berikut penerapan bioteknologi pada bidang kesehatan :

PRODUK
JENIS ASAM
MIKROORGANISMEAMINO  VITAMIN
Corynebacterium Treonin dan
glutamicum lisin
Brevibacterium sp. Glutamat
Micriciccus glutamicus lisin
Pseudomonas sp. Vitamin B12
Propinionic bacterium Vitamin B12
Ashbya gossypii Riboflamin
Streptomyces oliveus Kobalamin
BIDANG PERTANIAN

Adanya perbaikan sifat tanaman dapat dilakukan dengan teknik modifikasi genetik dengan
bioteknologi untuk memperoleh varietas unggul , produksi tinggi , tahan hama , patogen , dan
herbisida. Perkembangan Biologi Molekuler memberikan sumbangan yang besar terhadap
kemajuan ilmu pemuliaan ilmu tanaman (plant breeding). Suatu hal yang tidak dapat
dipungkiri bahwa perbaikan genetis melalui pemuliaan tanaman konvensional telah
memberikan konstribusi yang sangat besar dalam penyediaan pangan dunia.

Dalam bidang pertanian telah dapat dibentuk tanaman dengan memanfaatkan


mikroorganisme dalam fiksasi nitogen yang dapat membuat pupuknya sendiri sehingga dapat
menguntungkan para petani. Demikian pula terciptanya tanaman yang tahan terhadap tanah
gersang. Mikroba yang di rekayasa secara genetik dapat meningkatkan hasil panen pertanian ,
demikian juga dalam cara lain , seperti meningkatkan kapasitas mengikat nitrogen dati
bakteri Rhizobium. Keturunan bakteri yang telah disempurnakan atau diperbaiki dapat
meningkatkan hasil panen kacang kedelai sampai 50%. Rekayasa genetik lain sedang
mencoba mangembangkan turunan dari bakteri Azotobacter yang melekat pada akar tumbuh
bukan tumbuhan kacang-kacangan (seperti jagung) dan mengembangbiakkan , membebaskan
tumbuhan jagung dari ketergantungan pada kebutuhan pupuk amonia (pupuk buatan).

Hama tanaman merupakan salah satu kendala besar dalam budidaya tanaman pertanian.
Untuk mengatasinya , selama ini digunakan pestisida. Namun ternyata pestisida banyak
menimbulkan berbagai dampak negatif , antara lain matinya organisme nontarget , keracunan
bagi hewan dan manusia ,serta pencemaran lingkungan. Oleh karena itu , perlu dicari
terobosan untuk mengatasi masalah tersebut dengan cara yang lebig aman. Kita mengetahui
bahwa mikroorganisme yang terdapat di alam sangat banyak , dan setiap jenis
mikroorganisme tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda. Dari sekian banyak jenis
mikroorganisme , ada suatu kelompok yang bersifat patogenik (dapat menyebabkan penyakit)
pada hama tertentu , namun  tidak menimbulkan penyakit bagi makhluk hidup lain. Contoh
mikroorganisme tersebut adalah bakteri Bacillus thuringiensis. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Bacillus thuringiensis mampu menghasilkan suatu protein yang bersifat toksik bagi
serangga , terutama serangga dari ordo Lepidoptera. Protein ini bersifat mudah larut dan aktif
menjadi toksik , terutama setelah masuk ke dalam saluran pencemaran serangga. Bacillus
thuringiensis mudah dikembangbiakkan , dan dapat dimanfaatkan sebagai biopestisida
pembasmi hama tanaman. Pemakaian biopestisida ini diharapkan dapat mengurangi dampak
negatif yang timbul dari pemakaian pedtisida kimia.

Dengan berkembangnya bioteknologi , sekarang dapat diperoleh cara yang lebih efektif lagi
untuk membasmi hama. Pada saat ini sudah dikembangkan tanaman transgenik yang resisten
terhadap hama. Tanaman transgenik diperoleh dengan cara rekayasa genetika. Gen yang
mengkode pembentukkan protein toksin yang dimiliki oleh B. Thuringiensis dapat
diperbanyak dan disisipkan kedalam sel beberapa tanaman budidaya. Dengan cara ini ,
diharapkan tanaman tersebut mampu menghasilkan protein bersifat toksis terhadap serangga
sehingga pestisida tidak diperlukan lagi.

BIDANG PERLINDUNGAN ALAM

Bioteknologi lingkungan dan pertambangan melibatkan agen biologi yang berupa tumbuhan
dan mikroorganisme dengan pengembangan teknologi bioremidasi dan rekayasa genetika.
Tujuannya untuk menghasilkan tumbuhan mikroorganisme transgenik yang mampu
mengatasi sumber-sumber pencemaran lingkungan.

Pencemaran lingkungan merupakan salah satu isu global yang mafrak dibicarakan. Tingginya
tingkat pencemaran akan berdampak serius terhadap kelangsungan hidup umat manusia. Di
bidang lingkungan , bioteknologi berperan dalam :

Þ    Menghasilkan energi berupa bahan bakar yang ramah lingkungan.

Þ    Pengolahan berbagai macam limbah.

Kaleng , kertas bekas , dan sisa makanan , sisa aktivitas pertanian atau industri merupakan
bahan yang berasal dari alam. Penanganan sampah dapat dilakukan dengan cara , misalnya
dengan ditimbun , dibakar , mendaur ulang agar sampah tidak menumpuk dan agar alam
terlihat lebih nyaman jika tidak adanya tumpukan sampah-sampah. Tetapi diantara semua
cara tersebut yang paling baik adalah mendaur ulang sampah-sampah tersebut.

INSEMINASI BUATAN

Inseminasi buatan adalah proses bantuan repeoduksi si mana sperma disuntikkan dengan
kateter kedalam vagina atau rahim pada saat calon ibu mengalami ovulasi. Proses inseminasi
buatan ini berlangsung singkat dan terasa seperti pemeriksaan papsmear. Dalam dua minggu ,
keberadaan janin sudah bisa di cek dengan tes kehamilan. Bila gagal , prosesnya bisa diulang
beberapa kali sampai berhasil. Umumnya bila setelah 3-6 siklus tidak juga berhasil , dokter
akan merekomendasikan metode bantuan reproduksi lainnya.

Untuk meningkatkan peluang keberhasilan seperti halnya proses bayi tabung. Calon ibu yang
akan menjalani insemnia buatan dirangsang kesuburannya dengan hormon dan obat-obatan
lainnya. Insemnia buatan bisa membantu kehamilan bila :

ü  Istri memiliki alergi sperma

ü  Suami memiliki jumlah sperma sedikit atau kurang gesit

ü  Sebab-sebab lain yang tidak dapat diketahui

BAYI TABUNG ( IN VITRO)

Secara umum , bayi tabung adalah proses pembuahan yang tidak secara alami , yaitu dengan
pengambilan sel sperma sang suami dan sel telur sang istri yang kemudian diletakkan pada
cawan pembuatan yang merupakan salah satu teknologi modern. Sedangkan pengertian
secara biologi yaitu proses pembuahan sperma dengan ovum , dipertemukan diluar
kandungan pasa satu tabung yang dirancang secara khusus.

Pada dasarnya pembuahan yang alami terjadi dalam rahim melalui cara yang alami , sesuai
dengan fitrah Allah untuk manusia. Akan tetapi pembuahan alami sulit terwujud , misalnya
dikarenakan rusaknya atau tertutupnya saluran indung telur yang membawa sel telur ke rahim
, serta tidak dapat diatasi dengan membukanya atau mengobatinya. Atau karena sel sperma
suami lemah atau tidak mampu menjangkau rahim isteri untuk bertemu dengan sel telur.

Resiko program bayi tabung adalah :

  Terjadi stimulasi indung telur yang berlebihan sehingga terjadi penumpukan cairan di
rongga perut.

  Kehamilan kembar lebih dari dua akan meningkat akibat banyaknya embrio yang
dimasukkan ke rahim.

  Terjadinya pendarahan dan infeksi akibat pengambilan sel telur dengan jarum.

  Mengalami keguguran dan kehamilan diluar kandungan.

  Biaya yang dikeluarkan.

  Kelelahan fisik.

  Emosi dalam menyikapi harapan dan kenyataan yang terjadi selama mengikuti program
bayi tabung tersebut.
KLONING

Secara harfiah , kata “klon” (Yunani:klon,klonos) berarti cabang atau ranting muda. Kloning
berarti proses pembuatan dua atau lebih individu yang identik secara genetik. Secara
mendetail , dapat dibedakan menjadi 2 jenis kloning. Jenis pertama adalah plipatgandaan
hidup sejak awal pembagian sel tunggal menjadi kembar dengan bentuk identik. Jenis kedua
adalah produksi hewan dari sel tubuh hewan lain.

Secara etis , tak ada masalah dalam kloning pada tumbuhan. Praktek kloning ini sudah lazim
dan lama dilakukan. Kloning manusia pada hakikatnya meleehkan manusia sendiri dan
berakibat buruk. Kloning manusia memiskinkan manusia sebab manusia itu hanya berasal
dari satu gen. Kloning membuktikan gen manusia terbatas.

REKAYASA GENETIKA

Rekayasa genetika adalah teknik yang dilakukan manusia mentransfer gen yang dianggap
menguntungkan dari satu organisme kepada susunan gen dari organisme lain.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam rekayasa genetika adalah :

Ä      Mengidentifikasi gen dan mengisolasi gen.

Ä      Membuat DNA salinan dati ARN Duta.

Ä      Pemasangan DNA pada cincin plasmid.

Ä      Penyisipan DNA rekombinan kedalam tubuh.

Ä      Membuat klon bakteri.

Ä      Pemanenan produk.

Manfaat rekayasa genetika :

Û    Meningkatnya derajat kesehatan manusia.

Û    Tersedianya bahan makanan yang lebih melimpah.

Û    Tersedianya sumber energi yang terbaharui. 


proses industri yang lebih murah.

Û    Berkurangnya polusi.

KULTUR JARINGAN
Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur
jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman
seperti daun , mata tunas , serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan
secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus
cahaya sehingga bagian tanaman dapat mamperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman
lengkap. Prinsip utaman dalam teknik kultur jaringan adalah perbanyakan tanaman dengan
menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di
tempat steril.

Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman , khususnya


untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari
kultur jaringan mempunyai keunggulan antara lain : mempunyai sifat yang identik dengan
induknya , dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan
tempat yang luas , mempu menghasilkan bibit dengan jumlah yang besar , dll.

Keunggulan pemanfaatan kultur jaringan adalah :

¥  Pengadaan bibit tidak tergantung musim

¥  Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak

¥  Dengan waktu relatif cepat

¥  Bibit yang dihasilakn seragam

¥  Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah

¥  Dalam proses pembibitan bebas dari hama , penyakit , dan deraan lingkungan lainnya.

Contoh tanaman yang sudah lazim diperbanyak secara kultur jaringan adalah tanaman
anggrek.

DAMPAK NEGATIF BIOTEKNOLOGI


DAMPAK TERHADAP KESEHATAN

Produkproduk asil rekayasa genetka memiliki resiko potensial sebagai berikut :

Ê      Virus didalam sekumpulan genom yang menyebabkan penyakit ungkin diaktifkan oleh
rekayasa enetik.

Ê      Meningkatkan transfer gen hrizontal dan rekombinasi , jalur utama penyebab penyakit.

Ê      Penyebaran gen tahan antibiotik pada patogen oleh transfer gen jorizontal , membuat
tidak menghilangkan infeksi.
Ê      DNA rekayasa genetik dibentuk untuk menyerang genom dan kekuatan sebagai
promoter sinetik yang dapat mengakibatkan kanker dengan pengaktifan oncogen (materi
dasar sel-sel kanker).

Ê      Tanaman rekayasa genetik tahan herbisida mengakumulasikan herbisida dan


meningkatkan residu herbisida sehingga meracuni manusia dan binatang seperti pada
tanaman.

DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

Lebih dari cukup kerusakan yang ditimbulkannya terdokumentasikan dalam laporan


International Specialty Products. Di antaranya :

³        Tidak ada perluasan lahan.

³        Tidak ada pengurangan penggunaan pestisida.

³        Tanaman rekayasa genetik merusak kehidupan liar.

³        Area hutan yang luas hilang menjadi kedelai rekayasa genetik di Amerika Latin.

³        Pangan dan pakan rekayasa genetik berkaitan dengan adanya kematian dan penyakit
dilapangan dan didalam tes laboratorium.

DAMPAK TERHADAP ETIKA DAN MORAL

Berikut ini beberapa contoh mengenai masalah ini :

×           Pasangan suami istri menunda kehamilan.

×           Meminta sperma orang lain di bank sperma untuk difertilisasi di dalam rahim wanita.

×           Seorang nenek melahirkan cucunya dari embrio cucu yang dibekukan dalam tabung
pembeku karena ibunya tidak mampu hamil karena penyakit tertentu.

DAMPAK TERHADAP EKONOMI

Contohnya :

  Pemerintah Amerika Serikat melarang cloning manusia apapun alasannya.

  Undang-Undang yang melarang pembuatan senjata biologis yang berlaku untuk semua
negara di dunia.
  Pengawasan dan pemberian sertifikasi produk-produk berlabel bioteknologi tidak
menyebabkan gangguan pada kesehatan menusia.

  Penerapan bioteknologi herus tetap berdasarkan  nilai-nilai moral dan etika.

  Pemerintah AS membentuk badan FDA (Food and Drugs Administration)

 Pemanfaatan Biotekhnologi dalam kehidupan sehari-hari


        Pada bidang pangan     
Bioteknologi memainkan peranan penting dalam bidang pangan yaitu dengan memproduksi
makanan dengan bantuan mikroba (tempe,roti,keju,yoghurt,kecap,dll) Berikut tabel penerapan
bioteknologi pada bidang pangan:

NO PRODUK BAHAN MENTAH MICRO ORGANISME

Produk dari Susu

1. Keju Susu Streptococcus sp.

2. Susu Fermentasi (Yogurt) Susu Kental Lactobacillus sp.

Produk dari Limbah

3. Protein Sel Tunggal (PST) Amonium Saccharomyces cerevisae

4. Mikroprotein Sampah Organik Fusarium graminearum

Produk dari Nabati

5. Tempe Kedelai Rhizopus sp.

6. Kecap Kedelai Aspergillus sp.

7. Tape Beras Ketan/Singkong Rhizopus, Aspergillus

8. Anggur Buah Anggur Saccharomyces sp.

9. Nata de Coco Air Kelapa Acetobacter xylinum

10. Roti Tepung Beras Saccharomyces cereviceae

       Bidang Kesehatan     


Bioteknologi juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya dalam pembuatan antibodi
monoklonal, pembuatan vaksin, terapi gen dan pembuatan antibiotik. Proses penambahan DNA
asing pada bakteri merupaka prospek untuk memproduksi hormon atau obat-obatan di dunia
kedokteran. Contohnya pada produksi hormon insulin, hormon pertumbuhan dan zat antivirus yang
disebut interferon. Orang yang menderita diabetes melitus membutuhkan suplai insulin dari luar
tubuh. Dengan menggunakan teknik DNA rekombinan, insulin dapat dipanen dari bakteri. Beberapa
penyakit menurun atau kelainan genetik dapat disembuhkan dengan cara menyisipkan gen yang
kurang pada penderita, cara ini dikenal dengan istilah terapi gen.

       Bidang Lingkungan
Pencemaran lingkungan merupakan salah satu isu global yang marak dibicarakan saat ini.
Tingginya tingkat pencemaran akan berdampak serius terhadap kelangsungan hidup umat manusia.
Di bidang lingkungan, bioteknologi diantaranya berperan dalam menghasilkan energi berupa bahan
bakar yang ramah lingkungan, misalnya etanol dan biogas (gas metana), dan pengolahan berbagai
macam limbah, misalnya limbah industri, limbah plastik dan pencemaran air yang disebabkan oleh
minyak melalui bioremediasi.

       Bidang Pertanian      


Adanya perbaikan sifat tanaman dapat dilakukan dengan teknik modifikasi genetik dengan
bioteknologi melalui rekayasa genetika untuk memperoleh varietas unggul, produksi tinggi, tahan
hama, patogen, dan herbisida. Perkembangan Biologi Molekuler memberikan sumbangan yang besar
terhadap kemajuan ilmu pemuliaan ilmu tanaman (plant breeding). Suatu hal yang tidak dapat
dipungkiri bahwa perbaikan genetis melalu pemuliaan tanaman konvemsional telah memberikan
kontribusi yng sangat besar dalam penyediaan pangan dunia. Dalam bidang pertanian telah dapat
dibentuk tanaman dengan memanfaatkan mikroorganisme dalam fiksasi nitogen yang dapat
membuat pupuknya sendiri sehingga dapat menguntungkan pada petani. Demikian pula terciptanya
tanaman yang tahan terhadap tanah gersang. Mikroba yang di rekayasa secara genetik dapat
meningkatkan hasil panen pertanian, demikian juga dalam cara lain, seperti meningkatkan kapasitas
mengikat nitrogen dari bacteri Rhizobium. Keturunan bacteri yang telah disempurnakan atau
diperbaiki dapat meningkatkan hasil panen kacang kedelai sampai 50%.

       Bidang Peternakan      


Penerapan bioteknologi pada peternakan contohnya adalah hewan transgenik dan hormon bovin
somatotropin.

1.      Hewan Transgenik

Hewan yang diberi perlakuan rekayasa genetika disebut hewan transgenik. Pada hewan-hewan
tersebut disisipkan gen-gen tertentu yang dibutuhakan manusia. Sebagi contohnya adalah domba
transgenik. DNA domba tersebut telah disisipi dengan gen manusia yang disubut dengan faktor VII
( merupakan protein pembeku darah). Dengan adanya penyisipan tersebut domba mneghasilkan
susu yang mengandung faktor VIII yang dapat dimurnikan untuk menolong penderita hemofilia.
Rekayasa genitika pada hewan juga dapat membantu melestarikan spsies langka. Sebagai contoh sel
telur zebra yang sudah dibuahi lalu ditanam pada kuda spesies lain. Spesies lain yang dipinjam
rahimnya disebut surrogate. Anak zebra akan lahir dari kuda surrogate. Hal yang sama sudah
diterapkan pada keledai yang hampir punah di Australia. Teknik pelestarian dengan rekayasa
genetika sangat berguna karena:

a.   Induk dari spesies biasa dapat melahirkan spesies langka.

b.   Telur hewan langka yang sudah dibuahidapat dibekukan. Lalu disimpan bertahun-tahun, bahkan
setelah induknya mati. Jika sudah ditemukan surrogate yang sesuai, telur tadi ditransplatasikan.

2.      Hormon Bovine Somatotrophin (Hotmon BST)

Dengan rekayasa genetika juga dapat diproduksi hormon pertumbuhan hewan, yaitu hormon
BST (Bovine Somatotrophin) Caranya adalah sebagai berikut:

a.   Plasmid bakteri E. coli di[otong dengan enzim endonuklease.

b.   Gen somatotrophin diisolasi dari sel sapi.

c.   Gen somatotrophin disisipkan ke plasmid bakteri.

d.   Plasmid dimasukkan lagi ke plasmid bakteri.

e.   Bakteri yang menghasilkan bovine somatotrophin ditumbuhkan dalam tangki fermentasi.

f.    Bovine somatotrophin diambil dari bakteri dan dimurnikan. (Reven et.al. 2005)

       Bidang Hukum            


Dengan teknologi DNA, menawarkan aplikasi bagi kepentingan forensik. Pada kriminalitas dengan
kekerasan, darah atau jaringan lain dalam jumlah kecil dapat tertinggal di tempat kejadian perkara.
Jika ada perkosaan, air mani dalam jumlah kecil dapat ditemukan dalam tubuh korban. Melalui
pengujian sidik jari DNA (DNA finngerprint), dapat diidentifikasi pelaku dengan derajat kepastian
yang tinggi karena urutan DNA setiap orang itu unik (kecuali untuk kembar identik). Sampel darah
atau jaringan lain yang dibutuhkan dalam tes DNA sangat sedikit (kira-kira 1000 sel).        DNA
fingerprint merupakan satu langkah lebih maju dalam proses pengungkapan kejahatan di Indonesia.
Keakuaratan hasil yang hampir mencapai 100% menjadikan metode DNA fingerprint selangkah lebih
maju dibandingkan dengan proses biometri yang telah lama digunakan kepolisian untuk identifikasi.

       Pengolahan Limbah     


Sampah atau limbah merupakan bahan pencemar lingkungan yang mengancam kehidupan. Oleh
kerena itu harus ada upaya penanggulangan limbah. Penanggulangan sampah dapat dilakukan
dengan berbagai cara, misalnya ditimbun, dibakar dan didaur ulang. Diantara semua cara itu, cara
yang terbaik adalah dengan cara didaur ulang.      Slah satu contoh proses daur ulang sampah yang
telah diuji pada beberapa sampah tumbuhan adalah proses pirolisis, yaitu proses dekomposisi
sampah dengan suhu tinggi pada kondisi tanpa oksigen (anaerob).  Dengan cara ini sampah dapat
diubah menjadi arang, gas (misalnya metana), dan bahan anorganik. Bahan-bahan tersebut dapat
dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar.

b.       Dampak Negatif  Bioteknologi


       Dampak terhadap kesehatan 
Produk-produk hasil rekayasa genetika memiliki resiko potensial sebagai berikut: 

a.       Gen sintetik dan produk gen baru yang berevolusi dapat menjadi racun dan atau imunogenik
untuk manusia dan hewan. 

b.       Rekayasa genetik tidak terkontrol dan tidak pasti, genom bermutasi dan bergabung, adanya
kelainan bentuk generasi karena racun atau imunogenik, yang disebabkan tidak stabilnya DNA
rekayasa genetik.

c.       Virus di dalam sekumpulan genom yang menyebabkan penyakit mungkin diaktifkan oleh rekayasa
genetik.

d.       Penyebaran gen tahan antibiotik pada patogen oleh transfer gen horizontal, membua t tidak
menghilangkan infeksi.

e.       Meningkatkan transfer gen horizontal dan rekombinasi, jalur utama penyebab penyakit.

f.        DNA rekayasa genetik dibentuk untuk menyerang genom dan kekuatan sebagai promoter sintetik
yang dapat mengakibatkan kanker dengan pengaktifan oncogen (materi dasar sel-sel kanker).

g.       Tanaman rekayasa genetik tahan herbisida mengakumulasikan herbisida dan meningkatkan residu
herbisida sehingga meracuni manusia dan binatang seperti pada tanaman. 

       Dampak terhadap lingkungan             


Saat ini, umat manusia mampu memasukkan gen ke dalam organisme
lain dan membentuk "makhluk hidup baru" yang belum pernah ada.
Pengklonan, transplantasi inti, dan rekombinasi DNA dapat memunculkan
sifat baru yang belum pernah ada sebelumnya. Pelepasan organisme-
organisme transgenik ke alam telah menimbulkan dampak berupa
pencemaran biologis di lingkungan kita. Setelah 30 tahun Organisme Hasil
Rekayasa Genetik (OHRG) atau Genetically Modified Organism (GMO),
lebih dari cukup kerusakan yang ditimbulkannya terdokumentasikan
dalam laporan International Specialty Products. Di antaranya: 
a. Tidak ada perluasan lahan, sebaliknya lahan kedelai rekayasa genetik menurun sampai 20 persen
dibandingkan dengan kedelai non-rekayasa genetik. Bahkan kapas Bt di India gagal sampai 100
persen. 

b. Tidak ada pengurangan pengunaan pestisida, sebaliknya penggunaan pestisida tanaman rekayasa
genetik meningkat 50 juta pound dari 1996 sampai 2003 di Amerika Serikat.

c. Tanaman rekayasa genetik merusak hidupan liar, sebagaimana hasil evaluasi pertanian Kerajaan
Inggris. 

d. Bt tahan pestisida dan roundup tahan herbisida yang merupakan dua tanaman rekayasa genetik
terbesar praktis tidak bermanfaat. 
       Dampak terhadap etika moral      
Penyisipan gen makhluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap telah melanggar hukum
alam dan kurang dapat diterima oleh masyarakat. Pemindahan gen manusia ke dalam tubuh hewan
dan sebaliknya sudah mendapatkan reaksi keras dari berbagai kalangan. Permasalahan produk-
produk transgenik tidak berlabel, membawa konskuensi bagi kalangan agama tertentu. Terlebih lagi
teknologi kloning yang akan dilakukan pada manusia.       Bioteknologi yang berkaitan dengan
reproduksi manusia sering membawa masalah baru, karena masyarakat belum menerimanya.
berikut ini beberapa contoh mengenai masalah ini: 

a.    Seorang nenek melahirkan cucunya dari embrio cucu yang dibekukan dalam tabung pembeku
karena ibunya tidak mampu hamil karena penyakit tertentu. Kemudian di masyarakat timbul sebuah
pertanyaan "anak siapa bayi tersebut?" 

b.    Pasangan suami istri menunda kehamilan. Sperma suami dititipkan di bank sperma. beberapa
tahun setelah suami meninggal, sang janda ingin mengandung anak dari almarhum suaminya. Dia
mengambil sperma yang dititipkan di bank sperma. bagaimanakah staus dari anak tersebut ?
Bolehkah wanita tersebut mengandung anak dari suami yang telah meninggal ? 

c.    Meminta sperma oranng lain di bank sperma untuk difertilisasi di dalam rahim wanita
merupakan pelanggaran atau bukan ?   

       Dampak ekonomi             


Terdapat suatu kecenderungan bahwa bioteknologi tidak terlepas dari muatan ekonomi.
Muatan ekonomi tersebut terlihat dari adanya hak paten bagi produk-produk hasil rekayasa genetik,
sehingga penguasaan bioteknologi hanya pada lembaga-lembaga tertentu saja. Hal ini memaksa
petani-petani kecil untuk membeli bibit kepada perusahaan perusahaan yang memiliki hak paten.
Produk Bioteknologi dapat merugikan peternak-peternak tradisional seperti pada kasus penggunaan
hormon pertubuhan sapi hingga naik sebesar 20%. hormon tersebut hanya mampu dibeli oleh
perusahaan peternakan yang bermodal besar. Hal tersebut menimbulkan suatu kesenjangan
ekonomi. 

Secara umum bioteknologi dikembangkan untuk kesejahteraan umat manusia.


Meningkatnya populasi manusia dan menipisnya Sumber Daya Alam yang ada membuat
manusia mau tidak mau harus menciptakan sesuatu yang baru yang dapat dengan cepat
diperoleh dengan meminimalisir dampak negatif yang mungkin timbul. Pemanfaatan
Bioteknologi bagi kehidupan manusia dintaranya digunakan dalam bidang:
1. Pertanian
2. Kesehatan
3. Lingkungan
Manfaat Bioteknologi Di Bidang Kesehatan
Di bidang pertanian, bioteknologi diantaranya berperan dalam:
1. Pembentukan tumbuhan tahan hama
2. Pembuatan tumbuhan yang mampu menambat nitrogen
3. Mengendalikan serangga perusak tanaman budidaya
4. Pembiakan tanaman unggul tahan hama
5. Mengatasi produksi bibit yang sama dalam jangka waktu singkat
6. Mengatasi terbatasnya lahan pertanian
Manfaat Bioteknologi Di Bidang Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, baik bioteknologi konvensional maupun bioteknologi modern
memiliki peranan yang sangat besar. Melalui bioteknologi, berbagai produk obat-obatan,
vaksin, antibodi dan hormon ditemukan, misalnya penicilin dan hormon insulin. Beberapa
penyakit menurun atau kelainan genetik dapat disembuhkan dengan cara menyisipkan gen
yang kurang pada penderita, cara ini dikenal dengan istilah terapi gen.

Manfaat Bioteknologi Di Bidang Lingkungan


Pencemaran lingkungan merupakan salah satu isu global yang marak dibicarakan saat ini.
Tingginya tingkat pencemaran akan berdampak serius terhadap kelangsungan hidup umat
manusia.
Di bidang lingkungan, bioteknologi diantaranya berperan dalam:
1. Menghasilkan energi berupa bahan bakar yang ramah lingkungan, misalnya etanol dan
biogas (gas metana)
2. Pengolahan berbagai macam limbah, misalnya limbah industri, limbah plastik dan
pencemaran air yang disebabkan oleh minyak melalui bioremediasi

Anda mungkin juga menyukai