Teknik Kloning
Kloning berasal dari kata Yunani kuno, clone yang berarti ranting atau cangkokan. Dalam bahasa
Inggris,clone (klona) digunakan untuk menyebut sekelompok makhluk hidup yang dilahirkan tanpa proses seksual.
Istilah clone (klona) pertama diusulkan oleh Herbert Webber pada tahun 1903. Kloning dapat dilakukan dengan
transfer gen, transfer embrio dan transfer inti. Organisme hasil kloning akan memiliki salinan genetika yang sama persis
dengan makhluk hidup yang lain.
1. Transfer Gen
Kloning ini dilakukan dengan menyisipkan potongan gen yang dikehendaki dari suatu spesies lain sehingga
spesies ke spesies lain sehingga spesies yang di klon tadi akan memiliki sifat tambahan sesuai dengan gen yang telah
di sisipkan ke dalam sel tubuhnya.
2. Transfer Embrio
Transfer embrio ini dilakukan dengan jalan mengambil ovum kemudian membuahinya dengan sperma,
setelah terjadi zigot yang akan berkembang menjadi embrio, embrio- embrio ini di transfer atau ditanam dalam rahim
individu betina sampai lahir menjadi individu dewasa.
3. Transfer Inti
Prinsip dari transfer inti yaitu dengan memasukkan inti sel (nukleus) dari satu spesies ke dalam sel spesies
lain yang sebelumnya inti selnya telah dibuang atau dikosongkan.
Pada tahun 1952, Robert Brigs dan Thomas J. King (AS) mencoba teknik kloning pada katak. Sepuluh
tahun kemudian (1962), John B. Gurdon juga mencoba teknik kloning pada katak, namun prcobaannya menghasilkan
banyak katak yang abnormal atau cacat. Gurdon kemudian menyempurnakan percobaannya sehingga menghasilkan
banyak katak yang tumbuh normal dan berkembang menjadi dewasa.
Pada tahun 1986, Steen Wikkadsen (Inggris) mengklona sapi dengan tujuan komersial dengan metode
transfer inti. Ia bekerja sama dengan Lembaga Grenada Genetics.
Pada tahun 1996, Ian Wilmut mengklona domba. Ia menggunakan sel kelenjar susu domba finn
dorsetsebagai donor inti dan sel telur domba blackface sebagai resipien. Sel telur domba blackface dihilangkan intinya
dengan cara mengisap nukleusnya keluar dari sel menggunakan pipet mikro. Kemudian, sel kelenjar susu domba finn
dorset difusikan dengan sel telur blackface yang tanpa nukleus. Hasil fusi ini kemudian berkembang menjadi embrio
dalam tabung percobaan dan kemudian dipindahkan ke rahim domba blackface. Kemudian embrio berkembang dan
lahir dengan ciri- ciri sama dengan finn dorset. Domba hasil kloning ini diberi nama Dolly. Dolly disuntik mati pada
tanggal 14 februari 2003 karena menderita penyakit yang sulit disembuhkan.
Perlu diperhatikan bahwa Wilmut melakukan 277 percobaan kloning dan dari sekian banyak percobaan,
hanya 29 yang berhasil menjadi embrio domba yang dapat ditransplantasikan ke rahim domba, dan hanya satu yang
menjadi domba normal. Dengan demikian, tingkatkeberhasilan kloning domba masih sangat rendah (Purves et
al. 2004).
Gambar. Teknik cloning yang dilakukan untuk menghasilkan domba Dolly
Definisi Pengertian Kloning - Kata kloning ini berasal dari kata “clone” kata dalam bahasa inggris
yang berarti potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman, kloning ini pertama kali
muncul dari usulan Herbert Webber pada tahun 1903 dalam mengistilahkan sekelompok individu
makhluk hidup yang dilahirkan dari satu induk tanpa proses seksual.
Secara definisi dan pengertian, kloning adalah suatu upaya tindakan untuk memproduksi atau
menggandakan sejumlah individu yang hasilnya secara genetic sama persis (identik) berasal dari
induk yang sama, mempunyai susunan (jumlah dan gen) yang sama. Sedangkan klon adalah
sejumlah organisme hewan maupun tumbuhan yang terbentuk melalui hasil reproduksi aseksual dan
berasal dari satu induk yang sama. Setiap bagian dari klon tersebut memiliki susunan dan jumlah gen
yang sama dan kemungkinan besar fenotipnya juga akan sama. Klon ini digunakan dalam dua
pengertian yaitu :
- Klon sel, adalah sekelompok sel yang identik sifat-sifat genetiknya, semua berasal dari satu sel.
- klon gen, atau molekuler adalah sekelompok salinan gen yang bersifat identik yang direplikasi dari
satu gen yang dimasukan dalam sel inang
Konsep cloning ini didasarkan pada prinsip bahwa pada setiap makhluk hidup itu memiliki
kemampuan totipotensi yang artinya setiap sel memiliki kemampuan untuk menjadi sebuah individu.
Berdasarkan penjelasan pengertian cloning di atas, ada beberapa jenis kloning yang dikenal,
diantaranya :
1. Kloning DNA rekombinan
Kloning ini merupakan pemindahan sebagian rantai DNA yang diinginkan dari suatu organisme pada
satu element replikasi genetik, contohnya penyisipan DNA dalam plasmid bakteri untuk mengklon
satu gen.
2. Kloning Reproduktif
Merupakan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan hewan yang sama, contohnya Dolly
dengan suatu proses yang disebut SCNT (Somatic Cell Nuclear Transfer).
3. Kloning Terapeutik
Merupakan suatu kloning untuk memproduksi embrio manusia sebagai bahan penelitian. Tujuan
utama dari proses ini bukan untuk menciptakan manusia baru, tetapi untuk mendapatkan sel batang
yang dapat digunakan untuk mempelajari perkembangan manusia dan penyembuhan penyakit.
Molekul DNA dan bakteriofog mempunyai sifat-sifat dasar yang ditentukan sebagai sarana kloning.
Namun sifat ini tidak berguna tanpa adanya teknik-teknik eksperimen untuk manipulasi molekul DNA
di dalam laboratorium.
Ketrampilan dasar untuk melakukan kloing secara sederhana adalah :
Mempersiapkan sel stem : suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel tubuh. Sel
ini diambil dari manusia yang hendak dikloning.
Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetic kemudian dipisahkan dari sel.
Mempersiapkan sel telur : suatu sel yang diambil dari sukarelawan perempuan kemudian
intinya dipisahkan.
Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur
Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah (hari kedua)
menjadi sel embrio.
Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri (hari ke lima) dan
siap diimplantasikan ke dalam rahim.
Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan sel stem
donor.
Dari pengertian kloning dan prosesnya di atas yang menghasilkan individu baru dan mempunyai sifat
genetik yang “identik” (sama). Sifat “identik” inilah yang akan coba dibahas dalam koridor ruang –
waktu proses kloning.
Hasil penelitian lebih berkembang baik diketahuinya DNA sebagai material genetik beserta
strukturnya, kode-kode genetik, serta proses transkripsi dan translasi dapat dijabarkan. Suatu
penelitian rekomendasi atau rekayasa genetika ynag inti prosesnya adalah kloning gen, yaitu suatu
prosedur unutk memperoleh replika yang dapat sama dari sel atau organisme tunggal.
Belakangan ini di media masa (televisi, koran, Internet,dll.) memberitakan tentang kloning manusia.
Tetapi karena belum ditemukan rujukan dari kitab-kitab hukum terdahulu, para ahli hukum sekarang
masih memperdebatkan masalah ini dan belum ditemukan kesepakatan final dalam kasus yang
menyeluruh.
Adanya beberapa strategi intervensi genetika ; strategi intervensi genetika yang pertama bersifat
terapeutik yang mempunyai tujuan dan maksud menyembuhkan atau mengurangi gejala-gejala. Hal
ini merupakan terapi gen, yaitu dimasukannya sebuah gen kedalam tubuh manusia untuk mengurangi
suatu kelainan genetik. Jelas hal ini merupakan praktik kedokteran yaitu menyembuhkan orang sakit.
Strategi intervensi kedua adalah eugenika (kata yunani : ”terlahir dengan baik”) dengan tujuan
memperbaiki organisme dengan cara tertentu.
Ada 3 cara untuk melakukan eugenika (Shannon, T.A. 1987) , yaitu :
1. Eugenia positif. Cara ini menghasilkan perbaikan melalui cara pembiakan selektif, misalnya
menghasilkan individu-individu yang sangat intelegen dengan memakai sperma orang yang
genius.
2. Eugenika negatif. Cara ini mencegah gan yang buruk atau kurang bermutu masuk kedalam
kumpulan gen. Hal ini dapat dilakukan dengan skrining orang tua dan memberitahu mereka
tentang segala gen yang buruk yang mungkin dibawanya. Hal ini juga dapat dilakukan
dengan amniosentesis
3. Euthenika (euthenics). Cara ini adalah dengan mengubah lingkungannya sehingga individu
dengan kekurangan genetik dapat berkembang secara relatif normal (kaca mata, insulin,
mesin dialis, dsb.)
. Kloning
Kloning merupakan suatu teknik untuk menghasilkan banyak salinan dari satu gen
tunggal, kromosom, atau keseluruhan individu. Klon (clone) berasal dari kata Yunani yang
berarti ranting. Jaringan-jaringan non reproduktif digunakan untuk pengklonan keseluruhan
individu. Secara alami, seringkali proses kloning terjadi. Misalnya pada tanaman kentang
yang mampu berkembang biak secara vegetatif yaitu mampu menghasilkan tanaman baru
dari tuber (umbi). Dalam hal ini, kentang bisa dikatakan mengalami proses kloning.
Kloning juga terjadi karena pengaruh atau campur tangan manusia. Kultur jaringan atau
mikropropagasi merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman dengan menempatkan
sejumlah kecil sel yang berasal dari tanaman induk yang kemudian ditumbuhkan dalam
medium kaya nutrien yang mengandung hormon pertumbuhan. Kloning inidividu pada
hewan dapat terjadi melalui campur tangan manusia di laboratorium. Contoh yang paling
terkenal adalah domba Dolly yang lahir di Inggris pada tahun 1996 melalui teknik transfer
sel.
Domba dolly yang lahir pada 5 juli 1996 diumumkan pada 23 februari 1997 oleh majalah
nature. Domba hasil klon yang pertama,memang sebuah kejadian yg penting. Teknologi genetik
telah mencapai titik dimana kita dapat menciptakan duplikat yg sama dari hewan-hewan tingkat
tinggi. Kita telah menghasilkan klon domba dan monyet, dan embrio manusia telah berhasil
diduplikasi dalam laboratorium. Dolly direproduksi tanpa bantuan domba jantan, dari sebuah sel
kelenjar susu, bukan dari sel reproduksi, yang diambil secara acak dari seekor domba dewasa.
Hingga saat itu,proses ini dianggap sebagai hal yg tidak mungkin.
Dolly diciptakan dari sebuah kelenjar susu yang diambil dari seekor domba betina. Fungsi sel
sel kelenjar susu adalah untuk memproduksi susu, dan biasanya tidak dapat bekerja selain sesuai
dengan fungsi tersebut. Dalam proses ini, nukleus dari sel tersebut yang mengandung DNA
dipisahkan, diletakkan dalam sel telur seekor domba betina lainnya, dan ditanam dalam seekor ibu
domba pengganti. Dengan menerapkan stimulus stimulus eksternal seperti kejutan listrik pada sel
telur yg tidak dibuahi itu, para ahli berhasil memulihkan kemampuan sel itu untuk mengalami
pembelahan sel berulang seperti halnya sel telur yang telah dibuahi.
Adapun cara kloning domba Dolly yang dilakukan oleh Dr. Ian Willmut adalah sebagai
berikut.
1. Mengambil sel telur yang ada dalam ovarium domba betina, dan mengambil kelenjar
mamae dari domba betina lain.
2. Mengeluarkan nukleus sel telur yang haploid.
3. Memasukkan sel kelenjar mamae ke dalam sel telur yang tidak memiliki nukleus lagi.
4. Sel telur dikembalikan ke uterus domba induknya semula (domba donor sel telur).
5. Sel telur yang mengandung sel kelenjar mamae dimasukkan ke dalam uterus domba,
kemudian domba tersebut akan hamil dan melahirkan anak hasil dari kloning.
Jadi, domba hasil kloning merupakan domba hasil perkembangbiakan secara vegetatif
karena sel telur tidak dibuahi oleh sperma. Kloning juga bisa dilakukan pada seekor katak.
Nukleus yang berasal dari sebuah sel di dalam usus seekor kecebong ditransplantasikan ke
dalam sel telur dari katak jenis lain yang nukleusnya telah dikeluarkan. Kemudian, telur ini
akan berkembang menjadi zigot buatan dan akan berkembang lagi menjadi seekor katak
dewasa. Kloning akan berhasil apabila nukleus ditransplantasikan ke dalam sel yang akan
menghasilkan embrio (sel telur) termasuk sel germa. Sel germa adalah sel yang
menumbuhkan telur dari sperma.
Kloning DNA adalah memasukkan DNA asing ke dalam plasmid suatu sel bakteri, DNA
yang dimasukkan ini akan bereplikasi dan diturunkan pada sel anak pada waktu sel tersebut
membelah. Jadi gen asing ini tetap melakukan fungsi seperti sel asalnya, walaupun berada
dalam sel bakteri. Pembentukan DNA rekombinan ini disebut juga rekayasa genetika.
Perekayasaan genetika terhadap satu sel dapat dilakukan dengan hanya menghilangkan,
menyisipkan atau menularkan satu atau beberapa pasang basa nukleotida penyusun molekul
DNA tersebut. Untuk kloning ini diperlukan plasmid dan enzim untuk memotong DNA, serta
enzim untuk menyambungkan gen yang disisipkan itu ke plasmid.
Dalam melakukan pengklonan suatu DNA asing atau DNA yang diinginkan atau DNA
sasaran harus memenuhi hal-hal sebagai berikut. DNA plasmid vektor harus dimurnikan dan
dipotong dengan enzim yang sesuai sehingga terbuka. DNA yang akan disisipkan ke molekul
vektor untuk membentuk rekombinan buatan harus dipotong dengan enzim yang sesuai
sehingga terbuka. DNA yang akan disisipkan ke molekul vektor untuk membentuk
rekombinan buatan harus dipotong dengan enzim yang sama. Reaksi pemotongan dan
penggabungan harus dipantau dengan menggunakan elektroforesis gel. Rekombinan buatan
harus ditransformasikan ke E. coli atau ke vektor lainnya. Tahapan proses kloning DNA
(gambar 9) adalah melakukan isolasi DNA plasmid dan DNA target. Kemudian dengan
menggunakan enzim restriksi untuk memotong DNA sehingga diperoleh fragment DNA
target. Selanjutnya DNA target disisipkan pada plasmid dan ditransformasikan ke dalam sel
inang. Hasilnya akan diperoleh bakteri yang mengandung DNA rekombinan dan ada pula
bakteri yang tidak engalami proses transformasi. Untuk membedakannya, digunakan medium
selektif yang mengandung antibiotik. Bakteri yang mengandung DNA rekombinan
mengandung gen yang resisten terhadap antibiotik sehingga akan tetap hidup dalam medium
selektif. Kemudian bakteri rekombinan diperbanyak dengan cara kloning sehingga diperoleh
klon-klon dalam jumlah yang besar yang bisa digunakan dalam berbagai bidang seperti untuk
menemukan gen yang resisten hama gen yang bisa membuat gen bakteri membersihkan
toksis, gen untuk menghasilkan hormone dan lain – lain.
B. Inseminasi buatan
Inseminasi buatan adalah pembuahan atau fertilisasi yang terjadi pada sel telur dengan
sperma yang disuntikkan pada kelamin betina. Jadi, fertilisasi ini tidak membutuhkan hewan
jantan, tetapi hanya membutuhkan spermanya saja. Tahukah kamu mengapa inseminasi
buatan dilakukan?Inseminasi buatan dilakukan karena bibit pejantan unggul yang hendak
dikawinkan dengan bibit betina lokal tidak memiliki waktu masa subur yang bersamaan.
Bibit pejantan unggul dikawinkan dengan bibit betina lokal supaya dapatmenghasilkan
keturunan yang lebih baik. Teknologi ini menggunakan metode penyimpanan sperma pada
suhu rendah (−80o sampai −20o). Jadi, untuk mendapatkan bibit pejantan unggul untuk
mengawini bibit betina lokal tidak perlu dengan membawa individunya tetapi cukup dengan
membawa spermanya. Hal ini juga memudahkan proses pengiriman dari suatu negara ke
negara lain.
C. Bayi tabung
Bayi tabung adalah bayi yang merupakan hasil pembuahan yang berlangsung di dalam
tabung. Teknologi ini sebenarnya kelanjutan dari teknologi inseminasi buatan, hanya proses
pembuahan pada bayi tabung terjadi di luar sedangkan inseminasi terjadi di dalam tubuh.
Kedua-duanya
1. Sel telur yang mengalami ovulasi pada induk atau wanita diambil dengan suatu alat
dan disimpan di dalam tabung yang berisi medium seperti kondisi yang ada pada
rahim wanita hamil.
2. Sel telur dipertemukan dengan sperma di bawah mikroskop dan diamati sehingga
terjadi fertilisasi.
3. Sel telur yang sudah dibuahi tersebut dikembalikan kedalam tabung.
4. Jika sel telur yang sudah dibuahi disebut zigot. Zigot berkembang dengan baik dan
menjadi embrio, maka embrio tersebut akan disuntikkan kembali ke dalam rahim
induknya semula.
Pada perbanyakan keturunan dengan kultur jaringan yang memiliki materi genetis yang
sama akan mudah terkena penyakit.
Merugikan petani dan peternak lokal yang mengandalkan reproduksi secara alami.
Dikhawatirkan adanya penyalahgunaan teknologi reproduksi untuk kepentingan pribadi
yang merugikan orang lain. Misalnya misi sebuah negara yang hendak menguasai dunia
dengan menciptakan prajurit tangguh dengan teknik pengkloningan.
Mengganggu proses seleksi alam.
1. Proses Kloning Hewan
Teknik kloning melibatkan dua pihak, yaitu donor sel somatis (sel tubuh) dan donor ovum (sel gamet).
Meskipun pada proses ini kehadiran induk betina adalah hal yang mutlak dan tidak mungkin dihindari,
tetapi pada proses tersebut tidak ada fertilisasi dan rekombinasi (perpaduan) gen dari induk jantan
dan induk betina. Ini mengakibatkan anak yang dihasilkan memiliki sifat yang sama persis dengan
induk donor sel somatis.
Untuk lebih jelas tentang proses cloning hewan, dapat dilihat proses kloning
Langkah kloning dimulai dengan pengambilan sel puting susu seekor domba. Sel ini disebut sel
somatis (sel tubuh). Dari domba betina lain diambil sebuah ovum (sel telur) yang kemudian
dihilangkan inti selnya.
Proses berikutnya adalah fusi (penyatuan) dua sel tersebut dengan memberikan kejutan listrik yang
mengakibatkan ‘terbukanya’ membran sel telur sehingga kedua sel bisa menyatu. Dari langkah ini
telah diperoleh sebuah sel telur yang berisi inti sel somatis. Ternyata hasil fusi sel tersebut
memperlihatkan sifatyang mirip dengan zigot, dan akan mulai melakukan proses pembelahan.
Sebagai langkah terakhir, ‘zigot’ tersebut akan ditanamkan pada rahim induk domba betina, sehingga
sang domba tersebut hamil. Anak domba yang lahir itulah yang dinamakan Dolly, dan memiliki sifat
yang sangat sangat mirip dengan domba induknya.
Inti DNA diekstraksi dari sel embrio dan ditanamkan ke sel telur yang belum
dibuahi.
Hewan kloning yang dihasilkan memiliki ciri identik dengan sel asli.
Sejak kloning Dolly, saat ini dimungkinkan membuat kloning dari sel non-embrio.
Kloning hewan dapat dilakukan baik untuk tujuan reproduksi dan non-reproduksi
atau terapeutik.
Dalam kasus kedua, kloning dilakukan untuk menghasilkan sel punca yang dapat
digunakan untuk tujuan terapeutik, misalnya untuk penyembuhan atau
menciptakan organ yang rusak (tidak menduplikasi seluruh organisme).
Gen yang telah diidentifikasi, diisolasi dan kemudian dimasukkan ke dalam sel
tanaman.Melalui suatu sistem tertentu, sel tanaman yang membawa gen tersebut dapat
dipisahkan dari sel tanaman yang tidak membawa gen. Tanaman pembawa gen ini
kemudian ditumbuhkan secara normal. Tanaman inilah yang disebut sebagai tanaman
transgenik karena ada gen asing yang telah dipindahkan dari makhluk hidup lain ke
tanaman tersebut (Muladno, 2002).
Transgenik umumnya diambil dari organisme yang memiliki sifat unggul tertentu.
Misal, pada proses membuat jagung Bt tahan hama, pakar bioteknologi memanfaatkan gen
bakteri tanah Bacillus thuringiensis (Bt) penghasil racun yang mematikan bagi hama
tertentu. Gen Bt ini disisipkan ke rangkaian gen tanaman jagung. Sehingga tanaman resipien
(jagung) juga mewarisi sifat toksis bagi hama. Ulat atau hama penggerek jagung Bt akan mati
(Intisari, 2003).
Perakitan tanaman transgenik berkembang pesat setelah adanya laporan pertama kali
tentang perakitan tanaman transgenik pada tahun 1984 (Horsch et al. 1984). Perakitan
tanaman transgenic tahan hama merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian besar
dalam perbaikan tanaman. Perakitan tanaman transgenik tahan hama umumnya
mempergunakan gen dari Bacillus thuringiensis (Bt). Pada tahun 1995, tanaman transgenik
pertama mulai tersedia bagi petani di Amerika Serikat, yaitu jagung hibrida yang
mengandung gen cry IA(b), Maximizer, yang dibuat oleh Novartis, tanaman kapas yang
mengandung gen cry IA(c), Bollgard, dan kentang yang mengandung gen cry 3A, Newleaf,
yang dibuat oleh Monsanto. Pada tahun 1996, luas area pertanaman jagung transgenic hanya
158 ha, namun pada tahun 1997 dan 1998 luas area ini meningkat masingmasing menjadi
1,20−1,60 juta hektar dan 6,70 juta hektar (Matten 1998). Sampai dengan tahun 1998, lebih
dari 10 jenis tanaman telah berhasil ditransformasi untuk mendapatkan tanaman transgenic
tahan hama. Tanaman tersebut meliputi tembakau, tomat, kentang, kapas, padi, jagung,
popular, whitespruce, kacang garden pea, kacang hijau, stroberi, dan kanola (Schuler et al.
1998).
1.2. Proses Transgenik
Cara seleksi sel transforman akan diuraikan lebih rinci pada penjelasan tentang
plasmid. Pada dasarnya ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi setelah transformasi
dilakukan, yaitu
(1) sel inang tidak dimasuki DNA apa pun atau berarti transformasi gagal.
(2) sel inang dimasuki vektor religasi atau berarti ligasi gagal.
(3) sel inang dimasuki vektor rekombinan dengan/tanpa fragmen sisipan atau gen
yang
diinginkan.
Untuk membedakan antara kemungkinan pertama dan kedua dilihat perubahan sifat
yang terjadi pada sel inang. Jika sel inang memperlihatkan dua sifat marker vektor, maka
dapat dipastikan bahwa kemungkinan kedualah yang terjadi. Selanjutnya, untuk membedakan
antara kemungkinan kedua dan ketiga dilihat pula perubahan sifat yang terjadi pada sel inang.
Jika sel inang hanya memperlihatkan salah satu sifat di antara kedua marker vektor, maka
dapat dipastikan bahwa kemungkinan ketigalah yang terjadi.
Seleksi sel rekombinan yang membawa fragmen yang diinginkan dilakukan dengan
mencari fragmen tersebut menggunakan fragmen pelacak (probe), yang pembuatannya
dilakukan secara in vitro menggunakan teknik reaksi polimerisasi berantai atau polymerase
chain reaction (PCR). Penjelasan lebih rinci tentang teknik PCR. Pelacakan fragmen yang
diinginkan antara lain dapat dilakukan melalui cara yang dinamakan hibridisasi koloni.
Koloni-koloni sel rekombinan ditransfer ke membran nilon, dilisis agar isi selnya keluar,
dibersihkan protein dan remukan sel lainnya hingga tinggal tersisa DNAnya saja.
Selanjutnya, dilakukan fiksasi DNA dan perendaman di dalam larutan pelacak. Posisi-posisi
DNA yang terhibridisasi oleh fragmen pelacak dicocokkan dengan posisi koloni pada kultur
awal (master plate). Dengan demikian, kita bisa menentukan koloni-koloni sel rekombinan
yang membawa fragmen yang diinginkan.
Susunan materi genetik diubah dengan jalan menyisipkan gen baru yang unggul ke
dalam kromosomnya.Tanaman transgenik memiliki kualitas lebih dibanding tanaman
konvensional, kandungan nutrisi lebih tinggi, tahan hama, tahan cuaca, umur pendek, dll;
sehingga penanaman komoditas tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan secara cepat dan
menghemat devisa akibat penghematan pemakaian pestisida atau bahan kimia lain serta
tanaman transgenik produksi lebih baik
Teknik rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman; yaitu memperbaiki sifat-
sifat tanaman dengan menambah sifat-sifat ketahanan terhadap cekaman hama maupun
lingkungan yang kurang menguntungkan; sehingga tanaman transgenik memiliki kualitas
lebih baik dari tanaman konvensional, serta bukan hal baru karena sudah lama dilakukan
tetapi tidak disadari oleh masyarakat.
gambar 1. proses transgenik pada tanaman
Transgenik berasal dari kata trans yang berarti pindah dan gen yang artinya
pembawa sifat. Jadi transgenik berarti memindahkan gen dari satu makhluk hidup
ke makhluk hidup yang lain. Tujuan memindahkan gen tersebut untuk mendapatkan
organisme baru yang memiliki sifat lebih baik. Organisme transgenik sendiri
merupakan organisme yang mendapatkan transfer gen dari organisme lain yang
pada umumnya transformasi gen tersebut berasal dari spesies yang sama, namun
juga dapat berasal dari spesies atau jenis yang berbeda. Transformasi gen ini
dilakukan terhadap embrio sebelum organisme transgenik tersebut dilahirkan atau
tumbuh dan berkembang lebih dewasa.
*Hewan Transgenik adalah hewan yang diinjeksi dengan DNA dari hewan lain
dengan tujuan untuk mendapatkan hewan yang memiliki karakter yang diharapkan.
Setelah proses transfer DNA selesai, dilakukan seleksi sel daun untuk mendapatkan
sel yang berhasil disisipi gen asing. Hasil seleksi ditumbuhkan menjadi kalus
(sekumpulan sel yang belum terdiferensiasi) hingga nantinya terbentuk akar dan
tunas. Apabila telah terbentuk tanaman muda (plantlet), maka dapat dilakukan
pemindahan ke tanah dan sifat baru tanaman dapat diamati. Terdapat beberapa
metode untuk melakukan transfer gen, diantaranya adalah metode Microinjection,
Electroporation, Sperm Cariers, Particel Bombardement (Gene Guns).
1. Rekayasa transgenik dapat menghasilkan prodik lebih banyak dari sumber yang lebih
sedikit.
2. Rekayasa tanaman dapat hidup dalam kondisi lingkungan ekstrem akan memperluas
daerah pertanian dan mengurangi bahaya kelaparan.
3. Makanan dapat direkayasa supaya lebih lezat dan menyehatkan.
Dampak Negative dari Tanaman Transgenik
1. Aspek ekonomi
WHO pada tahun 1996 menyatakan bahwa munculnya berbagai jenis bahan kimia
baru, baik yang terdapat di dalam organisme transgenik maupun produknya,
berpotensi menimbulkan penyakit baru atau pun menjadi faktor pemicu bagi penyakit
lain. Sebagai contoh, gen aad yang terdapat di dalam kapas transgenik dapat
berpindah ke bakteri penyebab kencing nanah (GO), Neisseria gonorrhoeae.
Pemindahan materi genetika (gen) dari suatu organisme untuk dikombinasikan ke dalam materi
genetika organisme lainnya bertujuan agar gen yang dipindahkan akan diekspresikan oleh
organisme yang menerima gen tersebut. Dengan kata lain, pada akhir proses akan dihasilkan
suatu individu yang secara genetika telah berubah gennya karena membawa gen asing.
Organisme inilah yang disebut organisme transgenik atau sering disebut pula genetically modified
organisms (GMO).
Namun pada beberapa kasus, produk transgenik menimbulkan kontroversi karena sebagian ahli
mengkhawatirkan organisme yang telah mengalami modifikasi genetik secara buatan tersebut
akan menyebabkan hal-hal berikut :
1. Menghasilkan pengaruh genetika yang tidak diharapkan.
2. Memiliki kadar senyawa toksik yang lebih nyata dibanding organisme aslinya.
3. Memiliki senyawa-senyawa baru yang benar-benar berbeda dalam komposisinya dibandingkan
yang telah ada sebelumnya.
4. Menghasilkan protein yang menimbulkan reaksi alergi.
5. Mengandung gen penanda resisten antibiotik sehingga dikhawatirkan konsumen dapat menjadi
resisten terhadap antibiotik.
Pengertian Transgenik
Transgenik adalah tanaman yang telah direkayasa bentuk maupun kualitasnya
melalui penyisipan gen atau DNA binatang, bakteri, mikroba, atau virus untuk
tujuan tertentu
Organisme transgenik adalah organisme yang mendapatkan pindahan gen dari
organisme lain. Gen yang ditransfer dapat berasal dari jenis (spesies) lain
seperti bakteri, virus, hewan, atau tanaman lain.
o Proses Transgenik
Susunan materil genetic diubah dengan jalan menyisipkan gen baru yang
unggul ke dalam kromosomnya.Tanaman transgenik memiliki kualitas lebih
dibanding tanaman konvensional, kandungan nutrisi lebih tinggi, tahan hama,
tahan cuaca, umur pendek, dll; sehingga penanaman komoditas tersebut dapat
memenuhi kebutuhan pangan secara cepat dan menghemat devisa akibat
penghematan pemakaian pestisida atau bahan kimia lain serta tanaman
transgenik produksi lebih baik
Teknik rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman; yaitu
memperbaiki sifat-sifat tanaman dengan menambah sifat-sifat ketahanan
terhadap cekaman hama maupun lingkungan yang kurang menguntungkan;
sehingga tanaman transgenik memiliki kualitas lebih baik dari tanaman
konvensional, serta bukan hal baru karena sudah lama dilakukan tetapi tidak
disadari oleh masyarakat;
o Tujuan Transgenik
Tujuan memindahkan gen tersebut untuk mendapatkan organisme baru yang
memiliki sifat lebih baik.
Hasilnya saat ini sudah banyak jenis tanaman transgenik, misalnya jagung,
kentang, kacang, kedelai, dan kapas. Keunggulan dari tanaman transgenic
tersebut umumnya adalah tahan terhadap serangan hama.
Rekayasa genetika seperti dalam pembuatan transgenik dilakukan untuk
kesejahteraan manusia. Akan tetapi, terkadang muncul dampak yang tidak
diinginkan, yaitu dampak negatif dan positifnya sebagai berikiut.
o Dampak Transgenik
• Dampak Positif
1. rekayasa transgenik dapat menghasilkan prodik lebih banyak dari sumber
yang lebih sedikit.
2. rekayasa tanaman dapat hidup dalam kondisi lingkungan ekstrem akan
memperluas daerah pertanian dan mengurangi bahaya kelaparan.
3. makanan dapat direkayasa supaya lebih lezat dan menyehatkan.
• Dampak Negatif
1. berubahnya urutan informasi genetik yang dimiliki, maka sifat organisme
yang bersangkutan juga berubah.
2. bakteri hasil rekayasa yang lolos laboratorium atau pabrik yang dampaknya
tidak dapat diperkirakan.
3. Kemungkinan menimbulkan keracunan.
4. Kemungkinan menimbulkan alergi
Melon Buah tidak cepat busuk. Gen baru dari bakteriofag T3 diambil
untuk mengurangi pembentukan
hormonetilen (hormon yang berperan
dalam pematangan buah) dimelon.
1. Menentukan prioritas jenis atau spesies hama yang akan dikendalikan dengan tanaman
transgenik yang akan dirakit. Untuk keperluan ini umumnya akan dicari hama yang tidak
mempunyai sumber gen tahan dari spesies tanaman inangnya, misalnya hama penggerek batang
padi, penggerek batang jagung, hama kepik, dan hama pengisap polong. Setelah itu ditentukan
kandidat gen tahan yang akan dipakai, misalnya Bt-toksin, proteinase inhibitor (PI)
2. Setelah gen yang diinginkan didapat maka dilakukan perbanyakan gen yang disebut dengan
istilah kloning gen. Pada tahapan kloning gen, DNA yang mengkode protein cry akan
dimasukkan ke dalam vektor kloning (agen pembawa DNA), contohnya plasmid Bacillus
thuringiensi. Kemudian, vektor kloning akan dimasukkan ke dalam bakteri sehingga DNA
tersebut dapat diperbanyak seiring dengan perkembangbiakan bakteri.
3. Apabila gen yang diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah yang cukup maka akan dilakukan
transfer gen tersebut ke dalam sel tumbuhan yang berasal dari bagian tertentu, salah satunya
adalah bagian daun. Transfer gen ini dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu
metode senjata gen, metode transformasi DNA yang diperantarai bakteriAgrobacterium
tumefaciens, dan elektroporasi (metode transfer DNA dengan bantuan listrik). Berikut adalah
penjelasan tentang beberapa metode transfer gen.
Metode senjata gen atau penembakan mikro-proyektil. Metode ini sering digunakan
pada spesies jagung dan padi. Untuk melakukannya, digunakan senjata yang dapat
menembakkan mikro-proyektil berkecepatan tinggi ke dalam sel tanaman. Mikro-proyektil
tersebut akan mengantarkan DNA untuk masuk ke dalam sel tanaman. Penggunaan senjata
gen memberikan hasil yang bersih dan aman, meskipun ada kemungkinan terjadi kerusakan sel
selama penembakan berlangsung.
Metode transformasi yang diperantarai oleh Agrobacterium tumefaciens.
BakteriAgrobacterium tumefaciens dapat menginfeksi tanaman secara alami karena
memilikiplasmid Ti, suatu vektor (pembawa DNA) untuk menyisipkan
gen asing.Di dalam plasmid Titerdapat gen yang menyandikan sifat virulensi untuk
menyebabkan penyakit tanamantertentu. Gen asing yang ingin dimasukkan ke dalam tanaman
dapat disisipkan di dalamplasmid Ti. Selanjutnya, A. tumefaciens secara langsung dapat
memindahkan gen pada plasmid tersebut ke dalam genom (DNA) tanaman. Setelah DNA asing
menyatu denganDNA tanaman maka sifat-sifat yang diinginkan dapat diekspresikan tumbuhan.
Metode elektroporasi.Pada metode elektroporasi ini, sel tanaman yang akan menerima gen
asing harus mengalami pelepasan dinding sel hingga menjadi protoplas (sel yang
kehilangan dinding sel). Selanjutnya sel diberi kejutan listrik dengan voltase tinggi untuk
membuka pori-pori membran sel tanaman sehingga DNA asing dapat masuk ke dalam sel dan
bersatu (terintegrasi) dengan DNA kromosom tanaman. Kemudian, dilakukan proses
pengembalian dinding sel tanaman.
4. Setelah proses transfer DNA selesai, dilakukan seleksi sel daun untuk mendapatkan sel yang
berhasil disisipi gen asing. Hasil seleksi ditumbuhkan menjadi kalus (sekumpulan sel yang belum
terdiferensiasi) hingga nantinya terbentuk akar dan tunasApabila telah terbentuk tanaman muda
(plantlet), maka dapat dilakukan pemindahan ke tanah dan sifat baru tanaman dapat diamati.
Dampak Positif dari Tanaman Transgenik
1. Rekayasa transgenik dapat menghasilkan prodik lebih banyak dari sumber yang lebih sedikit.
2. Rekayasa tanaman dapat hidup dalam kondisi lingkungan ekstrem akan memperluas daerah
pertanian dan mengurangi bahaya kelaparan.
3. Makanan dapat direkayasa supaya lebih lezat dan menyehatkan.
Dampak Negative dari Tanaman Transgenik
A. Aspek social
1. Aspek ekonomi
Berbagai komoditas pertanian hasil rekayasa genetika telah memberikan ancaman persaingan serius
terhadap komoditas serupa yang dihasilkan secara konvensional. Penggunaan tebu transgenik
mampu menghasilkan gula dengan derajad kemanisan jauh lebih tinggi daripada gula dari tebu atau
bit biasa
B. Aspek kesehatan
1. Potensi toksisitas bahan pangan
Dengan terjadinya transfer genetik di dalam tubuh organisme transgenik akan muncul bahan kimia
baru yang berpotensi menimbulkan pengaruh toksisitas pada bahan pangan. Sebagai contoh, transfer
gen tertentu dari ikan ke dalam tomat, yang tidak pernah berlangsung secara alami, berpotensi
menimbulkan risiko toksisitas yang membahayakan kesehatan.
2. Potensi menimbulkan penyakit/gangguan kesehatan
WHO pada tahun 1996 menyatakan bahwa munculnya berbagai jenis bahan kimia baru, baik yang
terdapat di dalam organisme transgenik maupun produknya, berpotensi menimbulkan penyakit baru
atau pun menjadi faktor pemicu bagi penyakit lain. Sebagai contoh, gen aad yang terdapat di dalam
kapas transgenik dapat berpindah ke bakteri penyebab kencing nanah (GO), Neisseria gonorrhoeae.
C. Aspek lingkungan
1. Potensi erosi plasma nutfah
Penggunaan tembakau transgenik telah memupus kebanggaan Indonesia akan tembakau Deli yang
telah ditanam sejak tahun 1864. Tidak hanya plasma nutfah tanaman, plasma nutfah hewan pun
mengalami ancaman erosi serupa. Sebagai contoh, dikembangkannya tanaman transgenik yang
mempunyai gen dengan efek pestisida, misalnya jagung Bt, ternyata dapat menyebabkan kematian
larva spesies kupu-kupu raja (Danaus plexippus) sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan
gangguan keseimbangan ekosistem akibat musnahnya plasma nutfah kupu-kupu tersebut.
2. Potensi pergeseran gen
Daun tanaman tomat transgenik yang resisten terhadap serangga Lepidoptera setelah 10 tahun
ternyata mempunyai akar yang dapat mematikan mikroorganisme dan organisme tanah, misalnya
cacing tanah.
3. Potensi pergeseran ekologi
Organisme transgenik dapat pula mengalami pergeseran ekologi. Organisme yang pada mulanya tidak
tahan terhadap suhu tinggi, asam atau garam, serta tidak dapat memecah selulosa atau lignin, setelah
direkayasa berubah menjadi tahan terhadap faktor-faktor lingkungan tersebut.
Tanaman Transgenik
Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah mengalami perubahan susunan informasi
genetik dalam tubuhnya. Tanaman transgenik ini merupakan suatu alternatif agar tanaman
tahan terhadap hama sehingga hasil panen dapat melimpah. Teknik rekayasa genetika dilakukan
melalui beberapa tahapan yaitu
1. Penyiapan fragmen DNA yang akan disisipkan pada DNA tanaman tertentu;
2. Penyiapan vektor (perantara) baik plasmid atau menggunakan virus;
3. Potongan DNA yang akan disisipkan tersebut digabung (rekombinasi) dengan vektor;
4. DNA gabungan akan di sisipkan pada sel-sel tanaman;
5. Tanaman akan tumbuh menjadi tanaman dengan sifat baru, sesuai dengan DNA yang
disisipkan.
Melalui transgenik juga dapat dikembangkan kacang tanah dan kacang kedelai yang tidak akan
menimbulkan reaksi alergi bagi yang mengkonsumsi. Tanaman transgenik lain yang telah
dikembangkan adalah kentang manis yang tahan virus dan beras dengan kandungan zat besi dan
vitamin A yang lebih tinggi. Beras bervitamin A ini lebih dikenal dengan nama Golden rice. Para
ahli melakukan rekayasa genetik untuk mengakumulasikan provitamin A atau beta karoten,
selanjutnya oleh tubuh manusia provitamin A atau beta karoten akan diubah menjadi vitamin A.
Pembuatan berbagai pangan olahan yang bernilai jual tinggi dan tahan
lama, contohnya pembuatan bir, keju dan roti.
Berperan penting dalam merakit berbagai varietas unggul baru. Seperti
varietas unggul tahan hama, varietas unggul tahan penyakit, varietas
unggul tahan cekaman kekeringan dan lain-lain.
Memroduksi bibit dalam jumlah besar dalam waktu cepat.
Mengatasi permasalahan keterbatasan lahan, misalnya dengan
menciptakan varietas umur genjah sehingga satu lahan bisa panen
beberapa kali dalam satu tahun.
Mengendalikan hama dan penyakit tanaman.
Dan berbagai teknologi rekayasa baru yang terus berkembang dalam
upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki produksi tanaman dari waktu
ke waktu.
Manfaat Bioteknologi dalam Bidang Medis
Semoga bermanfaat
Bioteknologi memainkan peranan penting dalam bidang pangan yaitu dengan memproduksi
makanan dengan bantuan mikroba (tempe,roti,keju,yoghurt,kecap,dll).
BAHAN MIKROORGANIS
PRODUK MENTAH ME
Susu susu Streptococcus sp.
Susu
fermentasi(Yog
urt) Susu Kental Lactobacillus sp.
Rhizopus ,
Tempe Kedelai Aspergillus
Ketan/ Rhizopus ,
Tape singkong Aspergillus
Nata de coco air kelapa Acetobacterxylinum
Roti beras cereviceae
BIDANG KESEHATAN/KEDOKTERAN
Beberapa penyakit menurun atau kelainan genetik dapat disembuhkan dengan cara
menyisipkan gen yang kurang pada penderita , cara ini dikenal dengan istilah terapi gen.
PRODUK
JENIS ASAM
MIKROORGANISMEAMINO VITAMIN
Corynebacterium Treonin dan
glutamicum lisin
Brevibacterium sp. Glutamat
Micriciccus glutamicus lisin
Pseudomonas sp. Vitamin B12
Propinionic bacterium Vitamin B12
Ashbya gossypii Riboflamin
Streptomyces oliveus Kobalamin
BIDANG PERTANIAN
Adanya perbaikan sifat tanaman dapat dilakukan dengan teknik modifikasi genetik dengan
bioteknologi untuk memperoleh varietas unggul , produksi tinggi , tahan hama , patogen , dan
herbisida. Perkembangan Biologi Molekuler memberikan sumbangan yang besar terhadap
kemajuan ilmu pemuliaan ilmu tanaman (plant breeding). Suatu hal yang tidak dapat
dipungkiri bahwa perbaikan genetis melalui pemuliaan tanaman konvensional telah
memberikan konstribusi yang sangat besar dalam penyediaan pangan dunia.
Hama tanaman merupakan salah satu kendala besar dalam budidaya tanaman pertanian.
Untuk mengatasinya , selama ini digunakan pestisida. Namun ternyata pestisida banyak
menimbulkan berbagai dampak negatif , antara lain matinya organisme nontarget , keracunan
bagi hewan dan manusia ,serta pencemaran lingkungan. Oleh karena itu , perlu dicari
terobosan untuk mengatasi masalah tersebut dengan cara yang lebig aman. Kita mengetahui
bahwa mikroorganisme yang terdapat di alam sangat banyak , dan setiap jenis
mikroorganisme tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda. Dari sekian banyak jenis
mikroorganisme , ada suatu kelompok yang bersifat patogenik (dapat menyebabkan penyakit)
pada hama tertentu , namun tidak menimbulkan penyakit bagi makhluk hidup lain. Contoh
mikroorganisme tersebut adalah bakteri Bacillus thuringiensis. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Bacillus thuringiensis mampu menghasilkan suatu protein yang bersifat toksik bagi
serangga , terutama serangga dari ordo Lepidoptera. Protein ini bersifat mudah larut dan aktif
menjadi toksik , terutama setelah masuk ke dalam saluran pencemaran serangga. Bacillus
thuringiensis mudah dikembangbiakkan , dan dapat dimanfaatkan sebagai biopestisida
pembasmi hama tanaman. Pemakaian biopestisida ini diharapkan dapat mengurangi dampak
negatif yang timbul dari pemakaian pedtisida kimia.
Dengan berkembangnya bioteknologi , sekarang dapat diperoleh cara yang lebih efektif lagi
untuk membasmi hama. Pada saat ini sudah dikembangkan tanaman transgenik yang resisten
terhadap hama. Tanaman transgenik diperoleh dengan cara rekayasa genetika. Gen yang
mengkode pembentukkan protein toksin yang dimiliki oleh B. Thuringiensis dapat
diperbanyak dan disisipkan kedalam sel beberapa tanaman budidaya. Dengan cara ini ,
diharapkan tanaman tersebut mampu menghasilkan protein bersifat toksis terhadap serangga
sehingga pestisida tidak diperlukan lagi.
Bioteknologi lingkungan dan pertambangan melibatkan agen biologi yang berupa tumbuhan
dan mikroorganisme dengan pengembangan teknologi bioremidasi dan rekayasa genetika.
Tujuannya untuk menghasilkan tumbuhan mikroorganisme transgenik yang mampu
mengatasi sumber-sumber pencemaran lingkungan.
Pencemaran lingkungan merupakan salah satu isu global yang mafrak dibicarakan. Tingginya
tingkat pencemaran akan berdampak serius terhadap kelangsungan hidup umat manusia. Di
bidang lingkungan , bioteknologi berperan dalam :
Kaleng , kertas bekas , dan sisa makanan , sisa aktivitas pertanian atau industri merupakan
bahan yang berasal dari alam. Penanganan sampah dapat dilakukan dengan cara , misalnya
dengan ditimbun , dibakar , mendaur ulang agar sampah tidak menumpuk dan agar alam
terlihat lebih nyaman jika tidak adanya tumpukan sampah-sampah. Tetapi diantara semua
cara tersebut yang paling baik adalah mendaur ulang sampah-sampah tersebut.
INSEMINASI BUATAN
Inseminasi buatan adalah proses bantuan repeoduksi si mana sperma disuntikkan dengan
kateter kedalam vagina atau rahim pada saat calon ibu mengalami ovulasi. Proses inseminasi
buatan ini berlangsung singkat dan terasa seperti pemeriksaan papsmear. Dalam dua minggu ,
keberadaan janin sudah bisa di cek dengan tes kehamilan. Bila gagal , prosesnya bisa diulang
beberapa kali sampai berhasil. Umumnya bila setelah 3-6 siklus tidak juga berhasil , dokter
akan merekomendasikan metode bantuan reproduksi lainnya.
Untuk meningkatkan peluang keberhasilan seperti halnya proses bayi tabung. Calon ibu yang
akan menjalani insemnia buatan dirangsang kesuburannya dengan hormon dan obat-obatan
lainnya. Insemnia buatan bisa membantu kehamilan bila :
Secara umum , bayi tabung adalah proses pembuahan yang tidak secara alami , yaitu dengan
pengambilan sel sperma sang suami dan sel telur sang istri yang kemudian diletakkan pada
cawan pembuatan yang merupakan salah satu teknologi modern. Sedangkan pengertian
secara biologi yaitu proses pembuahan sperma dengan ovum , dipertemukan diluar
kandungan pasa satu tabung yang dirancang secara khusus.
Pada dasarnya pembuahan yang alami terjadi dalam rahim melalui cara yang alami , sesuai
dengan fitrah Allah untuk manusia. Akan tetapi pembuahan alami sulit terwujud , misalnya
dikarenakan rusaknya atau tertutupnya saluran indung telur yang membawa sel telur ke rahim
, serta tidak dapat diatasi dengan membukanya atau mengobatinya. Atau karena sel sperma
suami lemah atau tidak mampu menjangkau rahim isteri untuk bertemu dengan sel telur.
 Terjadi stimulasi indung telur yang berlebihan sehingga terjadi penumpukan cairan di
rongga perut.
 Kehamilan kembar lebih dari dua akan meningkat akibat banyaknya embrio yang
dimasukkan ke rahim.
 Terjadinya pendarahan dan infeksi akibat pengambilan sel telur dengan jarum.
 Kelelahan fisik.
 Emosi dalam menyikapi harapan dan kenyataan yang terjadi selama mengikuti program
bayi tabung tersebut.
KLONING
Secara harfiah , kata “klon” (Yunani:klon,klonos) berarti cabang atau ranting muda. Kloning
berarti proses pembuatan dua atau lebih individu yang identik secara genetik. Secara
mendetail , dapat dibedakan menjadi 2 jenis kloning. Jenis pertama adalah plipatgandaan
hidup sejak awal pembagian sel tunggal menjadi kembar dengan bentuk identik. Jenis kedua
adalah produksi hewan dari sel tubuh hewan lain.
Secara etis , tak ada masalah dalam kloning pada tumbuhan. Praktek kloning ini sudah lazim
dan lama dilakukan. Kloning manusia pada hakikatnya meleehkan manusia sendiri dan
berakibat buruk. Kloning manusia memiskinkan manusia sebab manusia itu hanya berasal
dari satu gen. Kloning membuktikan gen manusia terbatas.
REKAYASA GENETIKA
Rekayasa genetika adalah teknik yang dilakukan manusia mentransfer gen yang dianggap
menguntungkan dari satu organisme kepada susunan gen dari organisme lain.
KULTUR JARINGAN
Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur
jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman
seperti daun , mata tunas , serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan
secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus
cahaya sehingga bagian tanaman dapat mamperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman
lengkap. Prinsip utaman dalam teknik kultur jaringan adalah perbanyakan tanaman dengan
menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di
tempat steril.
¥ Dalam proses pembibitan bebas dari hama , penyakit , dan deraan lingkungan lainnya.
Contoh tanaman yang sudah lazim diperbanyak secara kultur jaringan adalah tanaman
anggrek.
Ê Virus didalam sekumpulan genom yang menyebabkan penyakit ungkin diaktifkan oleh
rekayasa enetik.
Ê Meningkatkan transfer gen hrizontal dan rekombinasi , jalur utama penyebab penyakit.
Ê Penyebaran gen tahan antibiotik pada patogen oleh transfer gen jorizontal , membuat
tidak menghilangkan infeksi.
Ê DNA rekayasa genetik dibentuk untuk menyerang genom dan kekuatan sebagai
promoter sinetik yang dapat mengakibatkan kanker dengan pengaktifan oncogen (materi
dasar sel-sel kanker).
³ Area hutan yang luas hilang menjadi kedelai rekayasa genetik di Amerika Latin.
³ Pangan dan pakan rekayasa genetik berkaitan dengan adanya kematian dan penyakit
dilapangan dan didalam tes laboratorium.
× Meminta sperma orang lain di bank sperma untuk difertilisasi di dalam rahim wanita.
× Seorang nenek melahirkan cucunya dari embrio cucu yang dibekukan dalam tabung
pembeku karena ibunya tidak mampu hamil karena penyakit tertentu.
Contohnya :
 Undang-Undang yang melarang pembuatan senjata biologis yang berlaku untuk semua
negara di dunia.
 Pengawasan dan pemberian sertifikasi produk-produk berlabel bioteknologi tidak
menyebabkan gangguan pada kesehatan menusia.
Bidang Lingkungan
Pencemaran lingkungan merupakan salah satu isu global yang marak dibicarakan saat ini.
Tingginya tingkat pencemaran akan berdampak serius terhadap kelangsungan hidup umat manusia.
Di bidang lingkungan, bioteknologi diantaranya berperan dalam menghasilkan energi berupa bahan
bakar yang ramah lingkungan, misalnya etanol dan biogas (gas metana), dan pengolahan berbagai
macam limbah, misalnya limbah industri, limbah plastik dan pencemaran air yang disebabkan oleh
minyak melalui bioremediasi.
1. Hewan Transgenik
Hewan yang diberi perlakuan rekayasa genetika disebut hewan transgenik. Pada hewan-hewan
tersebut disisipkan gen-gen tertentu yang dibutuhakan manusia. Sebagi contohnya adalah domba
transgenik. DNA domba tersebut telah disisipi dengan gen manusia yang disubut dengan faktor VII
( merupakan protein pembeku darah). Dengan adanya penyisipan tersebut domba mneghasilkan
susu yang mengandung faktor VIII yang dapat dimurnikan untuk menolong penderita hemofilia.
Rekayasa genitika pada hewan juga dapat membantu melestarikan spsies langka. Sebagai contoh sel
telur zebra yang sudah dibuahi lalu ditanam pada kuda spesies lain. Spesies lain yang dipinjam
rahimnya disebut surrogate. Anak zebra akan lahir dari kuda surrogate. Hal yang sama sudah
diterapkan pada keledai yang hampir punah di Australia. Teknik pelestarian dengan rekayasa
genetika sangat berguna karena:
b. Telur hewan langka yang sudah dibuahidapat dibekukan. Lalu disimpan bertahun-tahun, bahkan
setelah induknya mati. Jika sudah ditemukan surrogate yang sesuai, telur tadi ditransplatasikan.
Dengan rekayasa genetika juga dapat diproduksi hormon pertumbuhan hewan, yaitu hormon
BST (Bovine Somatotrophin) Caranya adalah sebagai berikut:
e. Bakteri yang menghasilkan bovine somatotrophin ditumbuhkan dalam tangki fermentasi.
f. Bovine somatotrophin diambil dari bakteri dan dimurnikan. (Reven et.al. 2005)
a. Gen sintetik dan produk gen baru yang berevolusi dapat menjadi racun dan atau imunogenik
untuk manusia dan hewan.
b. Rekayasa genetik tidak terkontrol dan tidak pasti, genom bermutasi dan bergabung, adanya
kelainan bentuk generasi karena racun atau imunogenik, yang disebabkan tidak stabilnya DNA
rekayasa genetik.
c. Virus di dalam sekumpulan genom yang menyebabkan penyakit mungkin diaktifkan oleh rekayasa
genetik.
d. Penyebaran gen tahan antibiotik pada patogen oleh transfer gen horizontal, membua t tidak
menghilangkan infeksi.
e. Meningkatkan transfer gen horizontal dan rekombinasi, jalur utama penyebab penyakit.
f. DNA rekayasa genetik dibentuk untuk menyerang genom dan kekuatan sebagai promoter sintetik
yang dapat mengakibatkan kanker dengan pengaktifan oncogen (materi dasar sel-sel kanker).
g. Tanaman rekayasa genetik tahan herbisida mengakumulasikan herbisida dan meningkatkan residu
herbisida sehingga meracuni manusia dan binatang seperti pada tanaman.
b. Tidak ada pengurangan pengunaan pestisida, sebaliknya penggunaan pestisida tanaman rekayasa
genetik meningkat 50 juta pound dari 1996 sampai 2003 di Amerika Serikat.
c. Tanaman rekayasa genetik merusak hidupan liar, sebagaimana hasil evaluasi pertanian Kerajaan
Inggris.
d. Bt tahan pestisida dan roundup tahan herbisida yang merupakan dua tanaman rekayasa genetik
terbesar praktis tidak bermanfaat.
Dampak terhadap etika moral
Penyisipan gen makhluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap telah melanggar hukum
alam dan kurang dapat diterima oleh masyarakat. Pemindahan gen manusia ke dalam tubuh hewan
dan sebaliknya sudah mendapatkan reaksi keras dari berbagai kalangan. Permasalahan produk-
produk transgenik tidak berlabel, membawa konskuensi bagi kalangan agama tertentu. Terlebih lagi
teknologi kloning yang akan dilakukan pada manusia. Bioteknologi yang berkaitan dengan
reproduksi manusia sering membawa masalah baru, karena masyarakat belum menerimanya.
berikut ini beberapa contoh mengenai masalah ini:
a. Seorang nenek melahirkan cucunya dari embrio cucu yang dibekukan dalam tabung pembeku
karena ibunya tidak mampu hamil karena penyakit tertentu. Kemudian di masyarakat timbul sebuah
pertanyaan "anak siapa bayi tersebut?"
b. Pasangan suami istri menunda kehamilan. Sperma suami dititipkan di bank sperma. beberapa
tahun setelah suami meninggal, sang janda ingin mengandung anak dari almarhum suaminya. Dia
mengambil sperma yang dititipkan di bank sperma. bagaimanakah staus dari anak tersebut ?
Bolehkah wanita tersebut mengandung anak dari suami yang telah meninggal ?
c. Meminta sperma oranng lain di bank sperma untuk difertilisasi di dalam rahim wanita
merupakan pelanggaran atau bukan ?