Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MEMBUAT PAPER

DARI JURNAL TERKAIT KLONING

Disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah :

BIOTEKNOLOGI

DISUSUN OLEH :

NADYATUS SHOLIHAH

NPM : 1820600008

DOSEN PENGAMPU : ISROTUN NGESTI UTAMI, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2022
I. PENDAHULUAN
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak hal di dunia
ini yang awalnya merupakan khayalan manusia belaka namun sekarang menjadi
kenyataan, salah satunya adalah cloning (kloning/klonasi). Hanya diambil dari
sedikit sel suatu makhluk hidup dengan prinsip somatic cell nuclear. transfer
(transfer inti sel somatik) maka dapat tercipta duplikat makhluk hidup tersebut
Dengan begitu, khayalan manusia untuk memperbanyak suatu makhluk hidup
pilihan dapat terwujud.
Berawal dari keberhasilan seorang ilmuwan Skotlandia, Ian Wilmut, dengan
terciptanya domba Dolly dari hasil klonasi, para ilmuwan dan berbagai belahan
dunia berlomba-lomba untuk menciptakan sesuatu yang lebih spektakuler Kita
telah dapat mengklonasi beberapa hewan seperti domba, tikus, sapi, monyet, babi,
dan sebagainya. Sehmgga, apa yang dapat menghalang keinginan para ilmuwan
untuk mengklonasi manusia. Berita mengejutkan terbaru adalah bahwa Clonaid,
sebuah perusahaan biotek di Bahama, berhasil melahirkan bayi hasil kloning
pertama di dunia, Eve, pada tanggal 26 Desember 2002, namun tidak dapat
memastikan kebenarannya. Tapi, apakah etis mengkloning manusia? Banyak kritik
dari berbagai pihak. Dari sudut pandang agama, kloning manusia bertentangan
dengan kehendak Tuhan (QS Insan: 2). Tentunya manusia berkembang dari sel
sperma dan sel telur. Dalam kloning, manusia diciptakan hanya dari satu sel laki-
laki atau hanya dari sel perempuan. Sisi lain, yaitu para ilmuwan sendiri,
mengatakan bahwa teknologi kloning masih dalam tahap awal. Menurut
pengalaman sebelumnya, tingkat keberhasilan kloning hanya 3%. Sebelum Dolly
diciptakan sebagai domba yang sehat, 277 domba digunakan dan semuanya gagal.
Lantas apakah kloning ini harus dilakukan pada manusia? Jika tidak digugurkan,
sebagian besar hewan hasil kloning dapat lahir hidup dengan cacat pada organnya,
atau jika berlanjut, mereka hanya akan berumur pendek. Jika anomali ini berujung
pada kematian hewan hasil kloning, kita bisa mengakhiri hidup mereka
(eutanasia).
Clone bukan hanya tentang menciptakan makhluk baru. Kloning adalah
pengobatan untuk orang dengan kondisi kesehatan tertentu yang tidak dapat
diobati dengan pengobatan konvensional. Ini disebut kloning terapeutik. Atas
dasar ini, kloning dapat diterima untuk pertama kalinya. Yang lain menemukan
bahwa kloning dapat membantu pasangan dengan masalah ketidaksuburan melalui
transfer sel somatik/prosedur kloning reproduksi.
II. ISI MATERI
A. Sejarah Kloning
Bioteknologi modern mulai berkembang sejak ditemukannya struktur
dan fungsi DNA seiring dengan perkembangan ilmu-ilmu genetika,
mikrobiologi, biokimia, serta biologi sel dan molekuler. Selain menggunakan
prinsip mikrobiologi dan biokimia, prinsip dasar proses bioteknologi modern
adalah rekayasa genetika (DNA) dengan melakukan manipulasi pada
susunan gen makhluk hidup untuk menghasilkan organisme dengan sifat
yang diinginkan.
Berbeda dengan bioteknologi konvensional, bioteknologi modern telah
memanfaatkan metode-metode terkini dari bioteknologi, antara lain: kultur
jaringan, kloning, teknologi hibridoma, rekombinasi DNA, dan teknik bayi
tabung.
Kloning berasal dari kata yunani kuno, clone yang berarti ranting atau
cangkokan. Dalam bahasa Inggris, clone (klona) digunakan untuk menyebut
sekelompok makhluk hidup yang dilahirkan tanpa proses seksual. Istilah
clone pertama kali diusulkan pada tahun 1903 oleh Herbert Webber. Kloning
dapat dilakukan dengan transfer gen, transfer embrio dan transfer inti.
Kloning dapat dilakukan pada tumbuhan dan hewan. Kloning tanaman
dengan menggunakan kultur sel pada awalnya dilakukan pada tanaman
wortel. Sel akar wortel dibudidayakan dan setiap sel dapat tumbuh menjadi
tanaman utuh. Teknik ini digunakan untuk mengkloning tanaman di
perkebunan. Dimulai dari satu sel dengan sifat unggul, didorong untuk
membelah menjadi ribuan bahkan jutaan sel dalam kultur. Setiap sel
memiliki susunan genetik yang sama, jadi setiap sel adalah klon dari
tanaman tersebut. Sedangkan kloning hewan yang semula dilakukan pada
hewan amfibi (katak), dilakukan dengan cara mencangkokkan inti sel ke
dalam sel telur katak. Inti sel somatik dari berbagai tahap perkembangan
berfungsi sebagai donor organ. Donor inti sel somatik yang dipanen dari sel
epitel usus masih dapat membentuk embrio normal.
Sejak Wilmuth et al. dimungkinkan untuk membuat klon domba yang
inti donornya diambil dari sel kelenjar susu domba dewasa, menjadi jelas
bahwa klon dapat dibuat bahkan pada mamalia. Berdasarkan hal tersebut,
para ahli percaya bahwa manusia dapat dikloning. . Pada tahun 2002, sebuah
perusahaan biotek bernama Cloneid di Bahama mengklaim telah berhasil
menciptakan manusia hasil kloning pertama di dunia pada tanggal 26
Desember 2002. Bayi hasil kloning ini memiliki berat lahir 3500 gram,
berjenis kelamin perempuan dan diberi nama Eva. Baby Eve adalah tiruan
dari wanita Amerika berusia 31 tahun yang pasangannya tidak subur.
Sejarah perkembangan kloning yaitu sebagai berikut :
a. Pada tahun 1962, ahli biologi Jhon Gurdon dari universitas Oxford
berhasilmengkloning katak afrika selatan.
b. Pada tahun 1977, Carl Ilmense dan Peter Hupp berhasil mengkloning
tikus dari induk yang sama.
c. Pada tanggal 12 Desember 2002, Clonaid, sebuah perusahaan
bioteknologi Amerika, berhasil mengkloning manusia pertama bernama
Hawa.
d. Pada tanggal 14 Februari 2003, para ilmuwan di Institut Rosalind di
Skotlandia mengumumkan bahwa mereka telah berhasil mengkloning
domba Dolly dengan bantuan $2,1 juta. Dari 277 percobaan kloning
pada sel tubuh dan sel telur, hanya 13 yang berhasil dalam kultur. Meski
begitu, hanya Dolly yang mampu terus tumbuh dan lahir dengan
selamat. Sementara itu, sumber lain menyebutkan 30 embrio berhasil
dibentuk dari 277 percobaan kloning. Hanya satu embrio yang selamat,
salah satunya embrio yang hidup hingga 5,5 tahun.

Gambar. Kloning pada domba


B. Pengertian Kloning
Secara etimologis, kloning berasal dari kata “clone”, yang berasal dari
kata Yunani “clone” yang berarti potongan yang digunakan untuk
memperbanyak tanaman. Kata ini digunakan dalam dua arti, yaitu:
a. Kloning sel yang artinya menduplikasi sejumlah sel dari sebuah sel yang
memiliki sifat-sifat genetiknya identik. dan
b. Kloning genetik atau molekuler, yang berarti memasukkan satu set
salinan identik dari gen yang dihasilkan oleh gen ke dalam sel inang.

Secara terminologi, kloning adalah proses menghasilkan sejumlah besar


sel atau molekul yang identik dengan sel atau molekul aslinya. Kloning dalam
bidang genetika adalah penggandaan segmen DNA tanpa melalui proses
seksual. Oleh karena itu, kloning disebut juga sebagai rekombinasi DNA.
Rekombinasi DNA dalam kemajuan teknologi membuka peluang baru untuk
mengubah fungsi dan perilaku makhluk hidup sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan manusia.

Metode kloning berbeda dengan pembuahan biasa karena sel telur tidak
lagi membutuhkan sel sperma untuk pembuahan. Sederhananya, bayi "klon"
dibuat dengan memisahkan sel telur yang telah dibuahi dan kemudian
menggunakan sel donor, yaitu sel dewasa dari organ. Hasil campuran tersebut
kemudian ditempatkan di dalam rahim dan dibiarkan berkembang di dalam
rahim hingga lahir.

C. Macam-Macam Kloning
Menurut Daulay dan Siregar (2005), kloning dapat dibedakan menjadi 3
jenis tergantung dari cara kerjanya dan tujuan pembuahannya:

1. Kloning Embrional (Embryonal Cloning)


Kloning embrio adalah cara yang digunakan untuk membuat kembar
identik dengan meniru yang terjadi secara alami. Setelah pembuahan,
beberapa sel dipisahkan dari embrio yang telah dibuahi. Masing-masing sel
ini kemudian dirangsang, dalam kondisi tertentu, untuk tumbuh dan
berkembang menjadi embrio duplikat, yang kemudian ditempatkan di dalam
rahim untuk menciptakan individu baru dengan susunan genetik yang sama
dengan tiruannya.

2. Kloning DNA Dewasa (Adult DNA Cloning) atau disebut juga kloning
reproduktif (Reproductive Cloning)

Kloning DNA dewasa atau kloning reproduksi adalah teknik genetik


untuk mendapatkan salinan dewasa. Dengan teknologi ini, nukleus yang
mengandung materi genetik dicampur dengan sel telur. Hasil peleburan
tersebut dirangsang oleh sengatan listrik untuk membelah embrio, yang
dimasukkan ke dalam rahim untuk berkembang menjadi janin.

3. Kloning Terapeutik (Therapeutic Cloning)

Kloning terapeutik adalah rekayasa genetika untuk mendapatkan sel,


jaringan atau organ dari individu tertentu untuk tujuan pengobatan atau
peningkatan kesehatan. Sel yang disebut sel induk berasal dari embrio
yang diciptakan oleh regenerasi "oosit DNA". Sel punca adalah sel yang
tergantung pada penginduksinya, yang dapat menjadi berbagai jenis
jaringan atau organ. Melalui kloning terapeutik ini dapat dikatakan
persediaan jaringan dan organ menjadi tidak terbatas, sehingga siapapun
yang membutuhkan transplantasi jaringan atau organ tidak perlu
menunggu lama tanpa kepastian.
Gambar Proses Kloning Terapeutik
Berdasarkan teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama
dengan induknya pada makhluk hidup, kloning dapat dilakukan pada tumbuhan,
hewan, dan manusia. Contoh kloning makhluk hidup adalah sebagai berikut.
1. Kloning pada tumbuhan
Nama lain kloning pada tumbuhan adalah kultur jaringan, yaitu cara
mengisolasi sel, protoplasma, jaringan dan organ serta menumbuhkan
bagian-bagian tersebut dalam nutrisi yang mengatur pertumbuhan tanaman
dalam kondisi aseptik sehingga bagian-bagian tersebut dapat bereproduksi
dan pulih kembali. . tanaman sempurna Ada dua teori utama yang
mempengaruhi kultur jaringan. Teori pertama adalah bahwa sel organisme
multisel, di mana pun ia muncul, sebenarnya adalah satu sel dengan zigot,
karena terbentuk dari satu sel. Yang kedua adalah teori totipotensi seluler
atau potensi genetik umum. Artinya, setiap sel dengan potensi genetik
mampu bereproduksi dan berdiferensiasi menjadi tanaman yang lengkap.
Gambar. Tahapan proses kloning tumbuhan
2. Kloning Pada Hewan (Domba)
kloning hewan adalah suatu proses dimana seluruh organisme hewan
terbentuk dari satu sel yang diambil dari organisme induk, dan tercipta individu
baru secara genetis, mirip dengan itu. adalah yang sama. Artinya, hewan hasil
kloning ini adalah duplikat yang sifat dan penampilannya benar-benar identik
dengan induknya karena kesamaan DNA. Kloning sebenarnya bisa terjadi di
alam. Reproduksi aseksual pada beberapa spesies organisme dan penemuan
pembentukan sel kembar pada telur yang sama disebut juga dengan kloning.
Dengan kemajuan bioteknologi saat ini, mustahil untuk menciptakan lebih
banyak tentang kloning hewan.Upaya pertama para ilmuwan untuk mengkloning
sel hewan tidak berhasil selama bertahun-tahun. Keberhasilan pertama yang
diraih para ilmuwan saat mengkloning tabung dari sel embrionik di tubuh katak
dewasa. Namun, seekor kucing tidak akan pernah bisa menjadi katak dewasa.
Belakangan, para ilmuwan mulai menyelidiki kloning mamalia menggunakan
transfer nuklir dalam sel embrionik. Namun di sisi lain, hewan ini tidak pernah
mencapai umur panjang.
Pada tahun 1996, Ian Wilmuth mengkloning seekor domba. Mekanisme
kloning sel punca domba menggunakan kelenjar susu domba Finndorset sebagai
donor inti dan telur kambing hitam sebagai penerima. Oosit kambing hitam
dienukleasi dengan aspirasi nukleus dari sel menggunakan mikropipet. Sel
mammae Dorset Finn kemudian dicampur dengan oosit hitam berinti. Proses
fusi ini dibantu dengan kejut listrik, sehingga terjadi fusi antara sel telur berinti
kambing hitam dengan sel kelenjar susu domba Findosat. Hasil sintesis ini
kemudian diubah menjadi embrio dalam tabung reaksi, yang kemudian
dipindahkan ke rahim kambing hitam. Embrio tersebut kemudian lahir dengan
karakteristik yang sama dengan yang dikembangkan oleh Finn Dorset.

Gambar. Teknik Kloning yang Dilakukan untuk Menghasilkan Domba Dolly


(Sumber: Dwijunianto. 2011)
3. Kloning Pada Manusia
Secara teori, proses dan mekanisme kloning makhluk hidup harus melalui
sekurang-kurangnya empat tahapan yang berurutan secara sistematis. Keempat
langkah tersebut adalah isolasi fragmen DNA, penyisipan fragmen DNA ke
dalam vektor, transformasi dan seleksi klon.
a. Isolasi Fragmen DNA
Isolasi fragmen DNA yang spesifik dapat dilakukan dengan metode PCR
(polymerase chainreaction) yaitu teknik amplikasi fragmen DNA yang
spesifik secara in vitro. Secara umum DNA yang digunakan untuk PCR
adalah total DNA genom yang diekstraksi dari sel dan tidak membutuhkan
tingkat kemurnian tinggi. Urutan DNA yang akan diamplikasi secara spesifik
akan ditentukan oleh primer-primer yang tersusun dari nukleotida
(Simbolon, 1994). Material yang diperlukanuntuk proses PCR adalah DNA
yang mengandung rangkaian urutan yangakan diperbanyak (duplikasi DNA)
yaitu primer, DNA polimerase dancampuran dari empat macam deoksiribo
nukleotida-trifosfat (dATP,dCTP, dGTP dan dTTP) serta MgCl2 (Sambrook,
1989).
b. Penyisipan fragmen DNA ke dalam vektor
Proses penyisipan atau penyambungan molekul fragmen DNA dengan
molekul DNA vektor disebut ligasi. Biasanya ligasi terjadi antaraujung
gugus fosfat dengan gugus hidroksil. Ligasi antara fragmen DNA yang
memiliki ujung lengket (cohesive ends) yang komplementer jauhlebih
efesien dibandingkan dengan ujung tumpul (blunt ends). Efisiensiligasi juga
dipengaruhi oleh adanya deoksiadenosin tunggal pada ujung.Efisiensi ligasi
dapat ditingkatkan, bila fragmen DNA yang memiliki deoksiadenosin
tunggal pada ujung bertemu dengan vektor yang memilikitimidin pada ujung
(Sambrook, 1989).
c. Transformasi DNA
Transformasi adalah proses pemindahan molekul DNA donor dari
lingkungan luar sel. Vektor kloning yang merupakan pembawa gen
yangakan dikloning ditransformasi ke dalam sel inang. Transformasi dapat
dilakukan secara alami maupun buatan. Pada proses transformasi alami,
DNA yang berbentuk untai ganda dan memiliki untaian basa spesifik
terhadap protein membran masuk ke dalam bakteri melewati membran sel
bakteri terhidrolisis. Pada transformasi buatan, sel bakteri dibuat menjadisel
kompeten secara paksa sehingga selubung sel bakteri bersifat permeabel dan
memungkinkan DNA dapat berikatan. Dengan sel dan masuk ke dalam
sitoplasma, kemudian berinteraksi dengan genom sel bakteri (Stainer , 1986).
Sel kompeten adalah sel inang yang memiliki kompetensi untuk dimasuki
vektor kloning. Perlakuan untuk memasukkan sel kompeten dapat dilakukan
dengan menggunakan metode kejutan panas (heat shock) atau kejutan pulsa
listrik (metode electroporation) (Sambrook,1989).
d. Seleksi hasil kloning
Penyeleksian koloni bakteri untuk mendapatkan kloning yang diinginkan
dengan cara X-gal atau pemotongan dengan enzim restriksi. Seleksi dengan
X-gal dapat digunakan untuk mengidentifikasi plasmid rekombinan dengan
komplementasi. Sedangkan pemotongan denganenzim restriksi dapat
digunakan untuk menyeleksi plasmid rekombinanhasil kloning. Hasil
pemotongan tersebut dielektroforesis dan memperlihatkan pita fragmen
DNA sisipan yang terpisah dari pita vektor kloning (Sambrook, 1989).

Menurut Daulay dan Siregar, (2005) mekanisme kloning sel pada manusiadapat
digambarkan seperti ditunjukkan dan dijelaskan secara sederhana sebagai
berikut :
1. Mempersiapkan sel stem: suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai
sel tubuh. Sel ini diambil dari manusia yang hendak dikloning.
2. Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetik
kemudiandipisahkan dari sel.
3. Mempersiapkan sel telur : suatu sel yang diambil dari sukarelawan
perempuan kemudian intinya dipisahkan.
4. Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur.
5. Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan.
Setelahmembelah (hari kedua) menjadi sel embrio.
6. Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkandiri
(hari ke lima) dan siap diimplantasikan ke dalam rahim.
7. Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persissama
dengan sel stem donor. Dari pengertian kloning dan prosesnya di atasyang
menghasilkan individu baru dan mempunyai sifat genetik yang “identik”
(sama).

Gambar. Kloning Sel pada Manusia (Sumber: Dwijunianto. 2011)

D. Teknik Kloning Gen


1. Transfer Nukleus
Transfer nukleus membutuhkan dua sel yaitu suatu sel donor dan
suatu oosit atau sel telur. Telur matur sebelum dibuahi dibuang intinya
atau nukleusnya. Proses pembuangan nukleus tadi dinamakan enukleasi.
Hal ini dilakukan untuk menghilangkan informasi genetisnya. Ke dalam
telur yang telah dienukleasi tadi kemudian dimasukkan nukleus (donor)
dari sel somatik. Penelitian membuktikan bahwa sel telur akan berfungsi
terbaik bila ianya dalam anfertilisasi, sebab hal ini akan mempermudah
penerimaan nukleus donor seperti dirinya sendiri. Di dalam telur, inti sel
donor tadi akan bertindak sebagai inti sel zigot dan membelah serta
berkembang menjadi blastosit. Blastosit selanjutnya ditransfer ke dalam
uterus induk pengganti (surrogate mother). Jika seluruh proses tadi
berjalan baik, suatu replika yang sempurna dari donor akan lahir. Jadi
sebenarnya setelah terbentuk blastosit in vitro, proses selanjutnya sama
dengan proses bayi tabung yang tehnologinya telah dikuasai oleh para
ahli Obstetri Ginekologi.

Gambar. Teknik Transfer Nukleus


(Sumber: Rusda, 2004)
2. Teknik Roslin
Kloning domba Dolly merupakan peristiwa penting dalam sejarah
kloning. Tidak saja hal tersebut membangkitkan antusias terhadap
kloning, melainkan juga hal tersebut membuktikan bahwa kloning
binatang dewasa dapat disempumakan. Sebelumnya, tidak diketahui
bahwa suatu nukleus dewasa ternyata mampu memproduksi suatu
hewan yang komplit. Bila terjadi kerusakan genetis dan deaktivasi gen
yang sederhana maka kedua keadaan tersebut kemungkinan bersifat
menetap. Hal tersebut di atas bukanlah suatu kasus yang menyusul
setelah penemuan oleh Ian Wilmut dan Keith Cambell tentang suatu
metode yang mana mampu melakukan singkronisasi siklus sel dari
kedua sel donor dan sel telur. Tanpa singkronosasi siklus sel, maka inti
tidak akan berada pada suatu keadaan yang optimum untuk dapat
diterima oleh embrio. Bagaimanapun juga sel donor harus berjuang
untuk dapat masuk ke Gap Zero, atau stadium sel GO, atau stadium sel
dorman.
Pertama, suatu sel (sel donor) diseleksi dari sel kelenjar mammae
domba betina berbulu putih (Finn Dorset) untuk menyediakan informasi
genetis bagi pengklonan. Untuk studi ini, peneliti membiarkan sel
membelah dan membentuk jaringan in vitro atau di luar tubuh hewan.
Hal ini akan menghasilkan duplikat yang banyak dari suatu inti yang
sama. Tahap ini hanya akan bermanfaat bila DNA nya diubah, seperti
pada kasus Polly, karena perubahan tersebut dapat diteliti untuk
memastikan bahwa mereka telah dipengaruhi.
Suatu sel donor diambil dari jaringan dan dimasukkan ke dalan
campuran, yang hanya memiliki nutrisi yang cukup untuk
mempertahankan kehidupan sel. Hal ini menyebabkan sel untuk
menghentikan seluruh gen yang aktif dan memasuki stadium GO.
Kemudian sel telur dari domba betina Blackface (domba betina yang
mukanya berbulu hitam = Scottish Blackface) dienokulasi dan
diletakkan di sebelah sel donor. Satu sampai delapan jam setelah
pengambilan sel telur, kejutan listrik digunakan untuk menggabungkan
dua sel tadi, pada saat yang sama pertumbuhan dari suatu embrio mulai
diaktifkan. Teknik ini tidaklah sepenuhnya sama seperti aktivasi yang
dilakukan oleh sperma, karena hanya beberapa sel yang diaktifkan oleh
kejutan listrik yang mampu bertahan cukup lama untuk menghasilkan
suatu embrio (Zuenarda, 2009).

Gambar. Domba Dolly

Jika embrio ini dapat bertahan, ia dibiarkan tumbuh selama


sekitar enam hari, diinkubasi di dalam oviduk domba. Ternyata sel yang
diletakkan di dalam oviduk lebih awal, di dalam pertumbuhannya lebih
mampu bertahan dibandingkan dengan yang di inkubasi di dalam
laboratorium. Akhirnya embrio tadi ditempat kanke dalam uterus betina
penerima (surrogate mother). Induk betina tersebut selanjutnya akan
mengandung hasil cloning tadi hingga ianya siap untuk dilahirkan. Bila
tidak terjadi kekeliruan, suatu duplikat yang persis sama daridonor akan
lahir. Domba yang baru lahir tersebut memiliki semua karakteristik
yang sama dengan domba yang lahir secara alamiah. Dan telah diamati
bila ada efek yang merugikan, seperti resiko yang tinggi terhadap
kanker atau penyakitgenetis lainnya yang terjadi atas kerusakan
bertahap kepada DNA, dikemudian hari juga terjadi pada Dolly atau
hewan lainnya yang dikloning dengan metode ini (Rusda, 2004).

Gambar. Tahapan dari proses kloning teknik Roslin.


Step 1 Step 2

Step 3 Step 4

Step 5 Step 6
Gambar. Tahapan dari proses kloning teknik Roslin

3. Teknik Honolulu
Pada Juli 1998, suatu tim ilmuwan dari Universitas Hawai
mengumumkan bahwa mereka telah menghasilkan tiga generasi tikus
kloning yang secara genetikidentik. Tehnik ini diakreditasi atas nama
Teruhiko Wakayama dan RyuzoYanagimachi dari Universitas Hawai.
Tikus telah sejak lama diketahui merupakanmamalia yang tersulit untuk
dikloning, ini merujuk pada bahwa segera setelahsuatu sel telur tikus
mengalami fertilisasi ia akan segera membelah. Dombadigunakan pada
tehnik Roslin karena sel telurnya membutuhkan beberapa jamsebelum
membelah, memungkinkan adanya waktu bagi sel telur
untukmemprogram ulang nukleus barunya. Meskipun tidak
mendapatkan keuntungantersebut ternyata Wakayama dan Yanagimachi
mampu melakukan kloning denganangka keberhasilan yang jauh lebih
tinggi (3 kloning dari sekitar seratus yangdilakukan) dibandingkan Ian
Wilmut (satu dari 277). Wakayama melakukan pendekatan terhadap
masalah sinkronisasi siklus sel yang berbeda dibandingkanWilmut.
Wilmut menggunakan sel dari kelenjar mammae yang harus
dipaksauntuk memasuki ke stadia GO. Wakayama awalnya
menggunakan tiga tipe selyakni, sel Sertoli, sel otak dan sel kumulus.
Sel Sertoli dan sel otak keduanyatinggal dalam stadia GO secara
alamiah dan sel kumulus hampir selalu hadir padastadia G0 ataupun G1
(Rusda, 2004).
Sel telur tikus yang tidak dibuahi digunakan sebagai resipien dari
inti donor. Setelah dienokulasi, sel telur memiliki inti donor yang
dimasukkan kedalamnya. Nukleus donor diambil dari sel-sel dalam
hitungan menit dari setiapekstrak sel dari tikus tersebut. Tidak seperti
pada proses yang digunakan untuk melahirkan Dolly, tanpa in vitro atau
di luar dari tubuh hewan, kultur dilakukan justru pada sel-sel tersebut.
Setelah satu jam sel-sel telah menerima nucleus-nukleus yang baru.
Setelah penambahan waktu selama 5 jam sel telur kemudianditempatkan
pada suatu kultur kimia untuk memberi kesempatan sel-sel
tersebuttumbuh, sebagaimana layaknya fertilisasi secara alamiah. Pada
suatu kulturdengan suatu substansi (cytochalasin B) yang menghentikan
pembentukan suatu polar body, sel kedua yang secara alami terbentuk
sebelum fertilisasi. Polar body akan menjadi setengah dari sel gen,
mempersiapkan sel lainnya untuk menerimagen-gen dari sperma.
Setelah penyatuan, sel-sel berkembang menjadi embrio-embrio. Embrio-
embrio ini kemudian ditransplantasikan kepada induk betinadonor
(surrogate mother) dan akan tetap berada di sana sampai siap untuk
dilahirkan. Sel yang paling berhasil dari proses ini adalah sel kumulus,
maka penelitian dikonsentrasikan pada sel-sel dari tipe tersebut (sel
kumulus) (Rusda,2004).
Setelah terbukti bahwa tekniknya dapat menghasilkan cloning yang
hidup,Wakayama juga membuat cloning dari cloning, dan membiarkan
mahluk klonyang asli untuk melahirkan secara alamiah untuk
membuktikan bahwa merekamemiliki kemampuan reproduksi secara
sempurna. Pada saat dia mengumumkankeberhasilannya, Wakayama
telah menciptakan lima puluh kloning. Teknik baruini memungkinkan
untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut tentang bagaimanatepatnya
sebuah telur memprogram ulang sebuah nukleus. Tikus
bereproduksidalam kurun bulanan, jauh lebih cepat dibanding dengan
domba. Hal inimenguntungkan dalam hasil penelitian jangka panjang
(Rusda, 2004).

Gambar. Tahapan proses kloning teknik Honolulu

E. Manfaat Kloning
Manfaat Kloning Hewan Menurut Rusda (2004), secara garis besar manfaat
kloning adalah sebagai berikut :
a. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan Manfaat kloning terutama
dalam rangka pengembangan biologi, khususnya reproduksi-embriologi
dan diferensiasi.
b. Untuk mengembangkan dan memperbanyak bibit unggul Seperti telah
kita ketahui, pada sapi telah dilakukan embrio transfer. Hal yang serupa
tentu saja dapat juga dilakukan pada hewan ternak lain, seperti pada
domba, kambing dan lain-lain.
c. Untuk tujuan diagnostik dan terapi Sebagai contoh jika sepasang suami
isteri diduga akan menurunkan penyakit genetika thalasemia mayor.
Dahulu pasangan tersebut dianjurkan untuk tidak mempunyai anak.
Contoh lain adalah mengkultur sel pokok (stem cells) in vitro,
membentuk organ atau jaringan untuk menggantikan organ atau jaringan
yang rusak.
d. Menolong atau menyembuhkan pasangan infertil mempunyai turunan
Manfaat yang tidak kalah penting adalah bahwa kloning manusia dapat
membantu/menyembuhkan pasangan infertil mempunyai turunan.
Secara medis infertilitas dapat digolongkan sebagai penyakit, sedangkan
secara psikologis ia merupakan kondisi yang menghancurkan atau
membuat frustasi.

F. Dampak Positif dan Negatif Kloning


Teknik kloning, memberikan begitu banyak dampak bagi kehidupan.
Dampak yang diberikan bisa berupa dampak positif dan dampak negatif
seperti yang tertulis dibawah ini.
a. Dampak Positif kloning
 Teknik kloning merupakan alternatif untuk melestarikan hewan
langka sehingga keberadaan hewan langka dapat terus
dipertahankan.
 Teknik kloning membantu meningkatkan ketersediaan bahan
pangan yang lebih banyak dengan melakukan kloning pada hewan
ternak.
 Teknik kloning berperan dalam menghasilkan sel, jaringan, atau
organ yang sesuai untuk pengobatan akibat kelainan atau gangguan
suatu fungsi organ.
 Teknik kloning membantu menumbuhkan spesies baru yang bebas
penyakit keturunan.
 Teknik kloning sangat berperan terhadap kemajuan bidang sains.
b. Dampak Negatif Kloning
 Penyalahgunaan teknik kloning seperti menciptakan spesies baru
yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan.
 Individu yang dihasilkan dari teknik kloning sangat rentan terhadap
suatu penyakit dikarenakan teknik kloning menghasilkan individu
yang tidak memiliki sistem imunitas.
 Teknik kloning akan menyebabkan spesies yang dihasilkan bersifat
monoton, karena DNA maupun sifat dan fisik hasil kloning persis
sama dengan induknya.
 Individu yang dihasilkan dari teknik kloning cenderung memiliki
masa hidup yang sama dengan induknya, karena sel-selnya
diperoleh dari induknya.
III. RINGKASAN
Kloning adalah proses pembuatan sejumlah besar sel atau molekul yang
seluruhnya identik dengan sel atau molekul asalnya. Kloning adalah
teknikmembuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya
padamakhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun manusiam.
Bahan/ Alat dalam Kloning Gen yaitu: Enzim endonuklease restriksi , Enzim
ligase ,Vektors , Inang (Host) dan Metoda untuk memasukkan DNA ke dalam sel
inang.Berdasarkan cara kerja dan tujuan pembuahannya terdapat 3 macam
kloning yaitu kloning embrional (Embryonal Cloning), kloning DNA Dewasa
(Adult DNACloning) atau disebut juga kloning reproduktif (Reproductive
Cloning) dan kloningterapeutik. teknik kloning gen terdiri dari: transfer nukleus,
teknik roslin dan teknik honolulu.
Kloning memiliki manfaat untuk kehidupan manusia diantaranya: Untuk
pengembangan ilmu pengetahuan manfaat kloning terutama dalam rangka
pengembangan biologi, khususnya reproduksi-embriologi dan diferensiasi.
Mengembangkan dan memperbanyak bibit unggul. Tujuan diagnostik dan
terapi.Keperluan reproduksi, pengobatan dan konservasi.
DAFTAR PUSTAKA

Garcia, M. (2021). Cambell Biology. In Pearson.

Dwijunianto. 2011. Cloning.


(http://blog.uad.ac.id/%20dwijunianto/2011/%2012/%2020/%20kloning/)

Rusda, Muhammad. 2004. Kloning.


http://www.scribd.com/%20doc/57228%20277/obstetri-rusda

Daulay, Saleh Partaonan dan Maratua Siregar. 2005. Kloning dalam Perspektif Islam.

Anda mungkin juga menyukai