Anda di halaman 1dari 37

KAIDAH AGAMA DALAM PRAKTIK KESEHATAN

KLONING

Disampaikan pada pertemuan ke-14


PENGERTIAN
Kloning berasal dari bahasa Inggris kloning copy
genetika dari molekul, sel, tumbuhan, hewan, atau
bahkan manusia. Dan beberapa pendapat yang lain
berasal bahasa Yunani dari kata klon berarti tangkai.
klon sebagai kata benda berarti suatu individu yang
dihasilkan secara aseksual, suatu individu yang berasal
dari sel somatik tunggal orang tuanya dan secara
genetik dia identik. Klon dalam kata kerja adalah
suatu populasi sel atau organisme yang terbentuk dari
pembelahan yang berulang (aseksual) dari satu sel atau
organisme.
kloning berarti penggandaan atau membuat foto kopi
dari suatu makhluk dengan cara-cara nonseksual.
Istilah tersebut pada awalnya dipakai dalam dunia
tanaman, yang berarti sekumpulan tanaman yang
didapatkan dari pembiakan vegetatif atau pembiakan
tanpa perkawinan seperti pembiakan yang
menggunakan stek atau cangkok. Pembiakan
vegetatif pada tanaman tersebut bertujuan untuk
memperoleh pasokan bibit tanaman unggul dibidang
agrikultura, hotrikultura, maupun klorikultura. Oleh
karena itu kloning pada tanaman sebenarnya bukan
hal yang baru, tetapi yang baru adalah
keberhasilan kloning pada hewan.
 Secara etimologis, ada dua pengertian kloning, yaitu (1)
klon sel yang menduplikasi sejumlah sel dari sebuah sel
yang mempunyai sifat-sifat genetik identik, dan (2) klon
gen atau molekuler, artinya sekelompok salinan yang
bersifat identik yang direplikasi dari satu gen
dimasukkan dalam sel inang. Sedangkan secara
terminologis, kloning adalah proses pembuatan sejumlah
besar sel atau molekuler yang seluruhnya identik dengan
sel atau molekul asalnya. Kloning dalam bidang genetika
merupakan replikasi segmen DNA tanpa melalui proses
seksual.
SEJARAH KLONING
 Pada tanggal 3 April 1999, Ian Wilmut telah berhasil
mengkloning biri-biri yang lebih dikenal dengan istilah
dolly.
 tanggal 26 Desember 2002, Clonaid perusahaan bioteknologi
di Bahama, US mengklaim sukses menghasilkan manusia
kloning pertama di dunia bernama eve.
 Kelahiran bayi kloning kedua ialah dari perempuan lesbian
Belanda keesokan harinya Sabtu, 4 Januari 2003. Kelompok
yang menamakan diri dengan Raelians ini mengaku
mempunyai pengikut sektar 55 000 orang di seluruh dunia.10
Sekte ini juga mengkalim pada tanggal 23 Januari 2003 telah
melahirkan seorang bayi kloning yang dilahirkan di Jepang.
Domba Dolly

EVE
 Tanggal 3 maret 2009, seorang dokter di Italia
menyatakan dirinya sukses mengkloning tiga bayi
yang kini hidup di Eropa. Ia bernama Severino
Antinori, seorang dokter ginekolog. Kloning itu ia
lakukan pada dua bayi laki-laki dan seorang
perempuan yang kini berusia sembilan tahun.
Mereka lahir dengan sehat dan dalam kondisi
kesehatan yang prima saat ini. Proses kloning
dilakukan dengan cara sel telur dari ibu ketiga bayi
dibuahi di laboratorium dengan metode yang
diklaimnya sebagai transfer nuklir.
METODE KLONING
Teknik SCNT (Somatik Cell Nuclear Transfer), teknik SCNT
merupakan suatu teknik rekayasa sel telur dengan cara
mentransfer inti dari sel donor ke dalam sel telur yang telah
dikeluarkan intinya (enucleated oocyte). Enucleated oocyte
tidak memiliki materi genetik. Untuk mendapatkan embrio
konstruksi yang diploid, sel telur harus direkonstruksi dengan
cara mentransfer sel somatik (2n) ke dalam enucleated oocyte1.
Proses enukleasi sel telur dapat dilakukan secara mekanik
menggunakan teknik mikromanipulasi. Sedangkan, proses
introduksi sel donor dapat dilakukan dengan teknik
mikroinjeksi. Keberadaan cytochalasin B (CB) pada medium
kultur bertujuan untuk menghambat sitokinesis atau
pembelahan sel sehingga dapat dihasilkan klon embrio diploid.
PANDANGAN AGAMA TERHADAP KLONING
 Kloning Pada Tumbuhan
Nama lain dari kloning pada tumbuhan adalah kultur jaringan,
yaitu suatu teknik untuk mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan,
dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang
mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi
aseptik,sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri
dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali.
Semua agama sependapat akan kebolehannya, karena sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia dan sesuai dengan ajaran
agama bahwa seluruh tumbuhan dan binatang diciptakan untuk
memenuhi kehidupan manusia.
 Kloning Pada Binatang
Kloning hewan adalah suatu proses dimana keseluruhan
organisme hewan dibentuk dari satu sel yang diambil dari
organisme induknya dan secara genetika membentuk individu
baru yang identik sama. Artinya, hewan kloning ini adalah
duplikat yang persis sama baik dari segi sifat dan
penampilannya seperti induknya, dikarenakan adanya
kesamaan DNA.
Semua agama juga sependapat akan kebolehannya, karena
sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan sesuai dengan
ajaran agama bahwa seluruh tumbuhan dan binatang
diciptakan untuk memenuhi kehidupan manusia.
Amoeba dan Cacing yang
membelah diri
Kloning pada manusia

Seperti yang kita ketahui bahwa mayoritas hewan (termasuk manusia)


hanya bisa melakukan reproduksi generatif (kawin) yang dicirikan
adanya rekombinasi gen hasil proses fertilisasi ovum oleh sperma.
Sedangkan pada reproduksi vegetatif tidak ada proses tersebut, karena
individu baru (baca: anak) berasal dari bagian tubuh tertentu dari
induknya. Dengan teknik kloning, hewan dan manusia bisa
diperbanyak secara vegetatif (tanpa kawin).
Teknik ini melibatkan dua pihak, yaitu donor sel somatis (sel tubuh)
dan donor ovum (sel gamet). Meskipun pada proses ini kehadiran
induk betina adalah hal yang mutlak dan tidak mungkin dihindari,
tetapi pada proses tersebut tidak ada fertilisasi dan rekombinasi
(perpaduan) gen dari induk jantan dan induk betina. Ini mengakibatkan
anak yang dihasilkan memiliki sifat yang (boleh dikatakan) sama
persis dengan ‘induk’ donor sel somatis.
Langkah kloning dimulai dengan pengambilan sel somatis (sel
tubuh). Dari domba wanita diambil sebuah ovum (sel telur)
yang kemudian dihilangkan inti selnya. Proses berikutnya
adalah fusi (penyatuan) dua sel tersebut dengan memberikan
kejutan listrik yang mengakibatkan ‘terbukanya’ membran sel
telur sehingga kedua sel bisa menyatu. Dari langkah ini telah
diperoleh sebuah sel telur yang berisi inti sel somatis. Ternyata
hasil fusi sel tersebut memperlihatkan sifat yang mirip dengan
zigot, dan akan mulai melakukan proses pembelahan.
Sebagai langkah terakhir, ‘zigot’ tersebut akan ditanamkan pada
rahim wanita, sehingga sang wanita tersebut hamil. Janin yang
lahir memiliki sifat yang sangat sangat mirip dengan donor sel
tersebut di atas.
PERSOALANNYA
 pertama adalah terkait dengan kontroversi adanya "intervensi
penciptaan" yang dilakukan manusia terhadap "tugas
penciptaan" yang semestinya dilakukan oleh Tuhan.
 kedua adalah bagaimana posisi syariat/aturan agama
menghadapi kontroversi pengkloningan ini. Apakah
membolehkan atau justru sebaliknya melarang.
kemungkinan kloning pada manusia bukan hanya berdampak etis
moral dan legal, tapi lebih jauh, secara teologis yakni hal yang
sangat substansial yaitu bagaimana manusia melihat hubungan
antara dirinya sebagai makhluk dengan Allah sebagai Pencipta.
ISLAM
Al-Quran membagi proses penciptaan manusia ke
dalam 4 kategori. Kategori pertama adalah
penciptaan manusia tanpa ayah dan ibu (creatio ex
nihilo), yaitu Adam As. Kategori kedua adalah
penciptaan manusia dari seorang “ayah” tanpa ibu,
yaitu Hawa. Sedangkan kategori ketiga adalah
penciptaan manusia dari seorang ibu tanpa ayah,
yaitu Isa Al-Masih. Dan kategori keempat adalah
penciptaan manusia biasa melalui perkawinan
sepasang suami istri, yaitu manusia pada
umumnya.
Hukum Kloning Manusia Menurut buku fatawa mu’ashiroh karangan
Yusuf Qardhawy (Ulama Kontenporer) bahwa tidak diperbolehkannya
kloning terhadap manusia atas beberapa pertimbangan diantaranya :
 Pertama, anak-anak produk proses kloning dihasilkan melalui cara
yang tidak alami (percampuran antara sel sperma dan sel telur).
Padahal secara alami inilah yang telah ditetapkan oleh syariat sebagai
sunatullah menghasilkan anak-anak dan keturunannya.
Allah SWT berfirman: "Dan bahwasannya Dialah yang menciptakan
berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan dari air mani apabila
dipancarkan." (Q.S. An-Najm: 45-46) dalam ayat lain dinyatakan pula,
"Bukankah dia dahulu setetes mani yag ditumpahkan (ke dalam rahim),
kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya
dan menyempurnakannya. Lalu Allah menjadikan daripadanya
sepasang laki-laki dan perempuan." (Q.S. Al-Qiyamah: 37-38).
 Kedua, anak-anak produk kloning dari perempuan -- tanpa
adanya laki-laki -- tidak akan mempunyai ayah. Anak produk
kloning tersebut jika dihasilkan dari proses pemindahan sel
telur yang telah digabungkan dengan inti sel tubuh -- ke
dalam rahim perempuan yang bukan pemilik sel telur, tidak
pula akan memunyai ibu sebab rahim perempuan yang
menjadi tempat pemindahan sel telur tersebut hanya menjadi
penampung (mediator). Oleh karena itu, kondisi ini
sesungguhnya telah bertentangan dengan firman Allah SWT,
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan" (Q.S. Al
Hujuurat: 13) juga bertentangan dengan firman-Nya yang
lain, "Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan
(memakai) nama bapak-bapak mereka." (Q.S. Al-Ahzaab: 5).
 Ketiga, kloning manusia akan menghilangkan nasab (garis
keturunan).
Padahal Islam telah mewajibkan pemeliharaan nasab. Ini
berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. yang
mengatakan bahwa Rasulullah SAW. telah bersabda, "Siapa saja
yang menghubungkan nasab kepada orang yang bukan ayahnya,
atau (seorang budak) bertuan (loyal/taat) kepada selain tuannya,
maka dia akan mendapat laknat dari Allah, para malaikat dan
seluruh manusia." (H.R. Ibnu Majah) Diriwayatkan pula dari Abu
'Utsman An Nahri r.a. yang berkata, "Aku mendengar Sa'ad dan
Abu Bakrah masing-masing berkata, 'Kedua telingaku telah
mendengar dan hatiku telah menghayati sabda Muhammad SAW.,
"Siapa saja yang mengaku-ngaku (sebagai anak) kepada orang
yang bukan bapaknya, padahal dia tahu bahwa orang itu bukan
bapaknya, maka surga baginya haram." (H.R. Ibnu Majah)
 Keempat, memproduksi anak melalui proses kloning
akan mencegah (baca: mengacaukan) pelaksanaan
banyak hukum- hukum syara' seperti hukum tentang
perkawinan, nasab, nafkah, hak dan kewajiban antara
bapak dan anak, waris, perawatan anak, hubungan
kemahraman, hubungan 'ashabah, dan banyak lagi. Di
samping itu, kloning akan mencampur-adukkan dan
menghilangkan nasab serta menyalahi fitrah yang
telah diciptakan Allah untuk manusia dalam masalah
kelahiran anak. Konsekuensi kloning ini akan
menjungkirbalikkan struktur kehidupan masyarakat
Allah SWT berfirman mengenai perkataan Iblis
terkutuk, yang mengatakan : “… dan akan aku
(Iblis) suruh mereka (mengubah ciptaan Allah),
lalu benar-benar mereka mengubahnya.” (QS.
An Nisa` : 119)
KRISTEN
Masalah dasar dari kloning manusia adalah terletak pada
proses dan mekanisme dari kloning tersebut yang
terpisah dari apa yang sudah ditetapkan oleh Allah.
Reproduksi dapat terjadi terlepas dari hubungan intim
antara laki-laki dan perempuan yang telah dibangun oleh
Allah dalam ordo ciptaan mengenai keluarga. Seperti
yang dikatakan oleh Paul Ramsey mengenai pentingnya
institusi pernikahan sebagai suatu relasi kasih yang
meliputi bagian apakah itu kasih secara seksual ataupun
prokreasi. Mari kita perhatikan beberapa contoh ayat
Alkitab tentang ordo tersebut dalam tabel dibawah ini:
Ayat-Ayat Kitab Suci Penjelasan

Kejadian 1: 27, 28 Allah menciptakan laki-laki dan perempuan.17 Mereka bersama- sama
dipanggil untuk memenuhi ordo dalam ciptaan yakni beranak cuculah dan
bertambah banyak.

Kejadian 2:23, 24 (Band. Laki-laki dan perempuan menjadi satu daging dalam institusi pernikahan.
Mat. 19:4-6; Ef. 5:31) Institusi ini bukan hanya sekedar melukiskan institusi pernikahan, namun
bernuansa rohani yang melambangkan hubungan Kristus dengan gereja.

Kejadian 4:1 Bahasa Ibrani secara literal berarti mengetahui (yada), dan Alkitab bahasa
Indonesia menterjemahkannya dalam arti langsung, yakni bersetubuh
karena kata ini yang hendak ditekankan dalam ayat ini. Kata ini
memberikan makna yang unik dalam pernikahan sebagai intimasi seksual.
Kata ini diulangi berkali-kali dalam bab ini dalam hubungannya dengan
Hawa menjadi mengandung dan melahirkan.
 kloning manusia adalah upaya merampas peran Allah dalam
penciptaan dan keunikan yang Allah berikan dalam
martabat manusia sebagai gambar dan rupa Allah. Manusia
adalah berasal dari pekerjaan tangan Allah dalam ciptaan,
dan bukan berasal dari laboratarium penyelidikan ilmiah
dan rekayasa manusia. Institusi pernikahan ditetapkan
dalam hukum dunia ciptaan untuk menunjukkan betapa
pentingnya relasi dalam pernikahan, memuliakan Allah
dalam keluarga dan bahkan peran menjadi orang tua
sebagaimana ditekankan kembali oleh Paulus dalam
suratnya kepada jemaat di Efesus dan Kolose (Ef. 5: 23-33;
6:1-5; Kol. 3:18-21). Kloning pada hakekatnya mengubah
prokreasi menjadi reproduksi dan memisahkan ―unitive
end‖ dalam mengekspresikan dan mempertahankan kasih
bersama dalam hubungan seksual yang intim.
Alkitab memberikan kesaksian tentang
pekerjaan Allah dan rencana-Nya dalam hidup
manusia. Data dibawah ini menunjukkan
beberapa contoh data Alkitab mengenai
pekerjaan Allah dan rencana Allah tersebut
dalam diri manusia. Perhatikan jikalau disebut
pekerjaan Allah, tidak berarti Allah sebagai
pencipta dari defeksi dalam diri manusia.
Ayat-ayat Alkitab Penjelasan
Dan. 4:35; Ams. 21:1; 16:33; Rencana rahasia Allah yang
Kis. 2:23; 4:27-28; Roma 9:19; menentukan segala sesuatu yang
11: 33-36; Yoh. 9:3-5; Ef. terjadi dalam semesta.
1:11; Wahyu 4:11
Kej. 1:26, 28; Maz. 8:4-9;139; Manusia (Adam) diciptakan
Yer. 1 dalam gambar Allah dengan mandat
kebudayaan yang pada akhirnya
tujuan puncak adalah untuk
memuliakan sang Pencipta, Tuhan atas
semesta.

Roma 2:18; I Tes. 4:3; 5:18; 2 Allah menyatakan rencana-Nya


bagaimana manusia (orang
Kor. 6:14 percaya) harus hidup
Kej. 24; Maz. 32:8; Ams. 3:5- Rencana ideal, detail dan unik
8; Roma 12:2; Ef. 5:17; 6:6; Kol. Allah bagi setiap pribadi.
1:9; 4:12
Sahetapy apologetika Kristen di Institut Alkitab Tiranus
Bandung dengan tegas menolak kloning pada manusia.
“saya setuju dan mendukung bila hal itu diterapkan pada
binatang dengan tujuan mencari bibit unggul. Tapi bila
kloning diterapkan pada manusia, secara kategoris itu sudah
melanggar kedaulatan dan wewenang Tuhan sebagai
Pencipta," menurutnya, kepatuhan terhadap hukum Tuhan
bersifat mutlak, tanpa tawar-menawar. "Menguasai bumi
dengan segala isinya tidak lalu berarti manusia menjadi
seperti Allah."
Hindu
Hasil Mahasabha XI Parisada Hindu Dharma Indonesia tahun 2016 di Surabaya
menjelaskan:
Secara normal pengembangan jenis atau keturunan, masing-masing organisme oleh
Tuhan telah ditetapkan suatu rancangan pembiakan melalui rahim (jiwaja) melalui
bertelur (andaja) melalui biji (udbija) dan dengan panas (swedaja).
Menurut agama Hindu terkandung isyarat dan prasyarat yang harus diperhatikan dalam
usaha mengembangkan keturunan, yaitu: Pertama, kelahiran manusia sebagai lelaki
atau perempuan adalah kodrat. Kedua, untuk membentuk keluarga dengan maksud
supaya ada keturunan, wajib menempuh samsara wiwaha (pernikahan) yang telah
ditetapkan dalam Weda. Diluar itu dianggap tidak sah. Ketiga, kodrat manusia untuk
mengembangbiakkan keturunan melalui proses kehamilan (rahim).
Proses fertilisasi kloning tidak terjadi pada rahim dan tidak lepas dari proses seleksi, hal
ini berarti akan mengorbankan fetus hasil kloning yang tidak mempunyai kualitas yang
baik. Kegiatan seleksi dengan meniadakan fetus-fetus tersebut berarti melakukan
pembunuhan. Hal ini sangat bertentangan dengan ajaran agama Hindu.
budha
umat hindu percaya bahwa tidak ada kekuatan
yang bisa melawan hukum-hukum Dhamma -
hukum alam yang "mengatur" semesta ini. Selama
ini kita hanya bisa hidup dengan menyelaraskan
diri dengan hukum alam. Ada dua kategori hukum
alam yang terkait dalama masalah kloning, yakni
Bija Niyama (hukum-hukum biologis) dan Kamma
Niyama (hukum karma).
Dari sudut Bija Niyama, terbukti, sebenarnya apa
yang dilakukan oleh para sarjana selama ini, hanyalah
sekedar mempelajari hukum alam (dalam hal ini proses
alami pembuahan) Nah, sampai disini kita tidak usah
kwatir, sebab bila tidak sejalan dengan hukum alam,
maka tidak akan berhasil (dalam istilah agama lain :
"Bila tidak dikehendaki Tuhan").
 Terbukti hukum alam Anicca turut "menghadangnya". Belum
lagi, telah terbukti bahwa hasil kloning biasanya peka terhadap
perubahan lingkungan dan cepat mati. Terbukti, embrio manusia
hasil kloning Jerry Hall diatas hanya berumur beberapa hari dan
tidak sampai menjadi jabang bayi. Apa gunanya usaha kloning
bila hanya untuk menghasilkan makhluk berumur pendek -
mengalami penuaan dini dan berpenyakitan. Saat ini pun para
ilmuwan masih "wait and see" pada nasib Dolly.
 Dari sudut Kamma Niyama, diketahui bahwa kelahiran kembali
dikondisikan oleh Tanha (keinginan yang sangat kuat) dalam hal
ini Kamma Tanha (keinginan kuat akan kenikmatan nafsu) dan
Bhava Tanha (keinginan kuat untuk senantiasa bereksis). Kamma
Niyama (hukum karma) berjalan terus. Tidak ada benturan
dengan Dhamma. Dhamma adalah hukum alam, hukum alam
tidak bisa dilawan.
 Bila ditelusuri lebih lanjut, maka istilah melarang sebenarnya tidak
relevan dengan ajaran Sang Buddha. Ajaran Sang Buddha
bukanlah pasal-pasal hukum dan undang-undang. Agama Buddha
adalah ajaran yang mengajarkan ajaran ketuhanan - menunjukkan
yang mana yang baik dan yang mana yang tidak baik - bukan ajaran
yang mengajarkan "perintah Tuhan". Ajaran agama Buddha tidak
mendasarkan dapat tidaknya pemberlakuan sesuatu hal pada
diperkenankan atau dilarang Tuhan. Konsep melarang (atau
membolehkan) adalah konsep manusiawi.
Umat Buddha juga tidak perlu kwatir bahwa usaha kloning akan
melecehkan kitab suci Tipitaka. Kita tidak perlu mendasarkan
keberadaan Dhamma pada kitab-kitab suci dan sabda-sabda. Dengan
demikian, sebenarnya pertimbangan pemberlakuan sesuatu hal
dalam pandangan agama Buddha adalah pada baik atau tidak
baiknya hasil perbuatan itu bagi diri sendiri dan bagi diri orang
lain.
wejangan Sang Buddha
 "Dengarkan, kaum Kalama, janganlah hanyut terbawa oleh ucapan
seseorang atau tradisi atau desas-desus, atau karena tertulis
dikitab suci, atau oleh pertimbangan: 'Pertapa itu adalah
guruku....'. Tetapi, kaum Kalama, apabila kalian mengetahui sendiri
bahwa hal-hal itu ... dicela oleh para bijaksana, dan bila dilakukan
akan berakibat kerugian dan penderitaan, maka tolaklah hal itu.
Sebaliknya, apabila kalian mengetahui sendiri bahwa hal-hal ini
tidak tercela dan patut dipuji oleh para bijaksana, dan apabila
dilakukan akan menghasilkan kesejahteraan dan kebahagiaan,
maka lakukanlah dan binalah hal-hal itu (Kalama Sutta, Anguttara
Nikaya,I)
Kesimpulan
 Semua agama melarang kloning pada manusia dengan
pertimbangan sebagai berikut:
1. Ingin menyamai kekuasaan Tuhan ttg penciptaan
manusia, padahal hanya Tuhan lah yang berhak
menciptakan manusia.
2. Menghilangkan norma agama tentang pernikahan,
bukankan agama memerintahkan umatnya untuk menikah
3. Identitasnya sebagai manusia duplikat, bukankah setiap
manusia yang terlahir punya identitas, punya orang tua,
DNA dll
REFFERENSI
1. Jurnal DIMENSIA, UN Yokyakarta, Vol.1, edisi.1, tahun 2007
2. wikipedia about human kloning
3. http://www.kompas.com/kesehatan/news/0402/14/075817.htm
4. Jurnal DIMENSIA, UN Yokyakarta, Vol.1, edisi.1, tahun 2007
5. Jurnal DIMENSIA, UN Yokyakarta, Vol.1, edisi.1, tahun 2007
6. JURNAL THEOLOGIA ALETHEIA, Volume 6 Nomor 10 Maret 2004
TERIMA KASIH

Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai