Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
I.1.Latar Belakang
Sejak Dolly dihasilkan pada tahun 1997, para ilmuwan mulai mengarahkan diri kembali
pada rekayasa genetika manusia, karena mereka berpendapat bahwa paling tidak kemajuan ini
dapat memberikan sumbangsih dalam perkembangan dan kemajuan manusia di masa depan.
Pada awal abad dua puluh satu, dunia digegerkan kembali oleh kloning manusia pertama,
yaitu bayi EVE. Namun, kloning manusia ini membuat banyak orang khawatir, sehingga
perbedaan pendapat, baik pro dan kontra yang mengatasnamakan sains, etika, dan agama pun
mencuat.
Saat diumumkannya keberhasilan proses kloning domba Dolly, reaksi dan kritikan timbul
di mana-mana. Saat ini reaksi dan kritikan itu semakin besar, karena kloning kali ini
berhubungan dengan manusia. Oleh karena itu, sangat naf rasanya jika perkara baru ini hanya
ditanggapi dan disambut dengan ekspresi kedahsyatan dan penolakan saja, tanpa ada
keinginan lebih jauh untuk mengetahui substansi perkara baru tersebut.
I.2.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas dari mata
kuliah etika kesehatan masyarakat.

I.3.Manfaat Penulisan
Diharapkan dengan penulisan makalah ini penulis dan pembaca lebih memahami tentang
kloning dilihat dari berbagai aspek yaitu etika,moral dan agama.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kloning
Kloning merupakan "proses penggandaan makhluk hidup dengan cara nucleus transfer dari
sel janin yang sudah berdiferensiasi dari sel dewasa", atau "penggandaan makhluk hidup
menjadi banyak dengan memindahkan inti sel tubuh ke dalam indung telur pada tahap sebelum
terjadi pemisahan sel-sel bagian-bagian tubuh.
Kloning bisa juga diartikan sebagai teknik membuat keturunan berkode genetik yang sama
dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun
manusia.
Kloning dilaksanakan dengan cara mengambil inti sel dari tubuh , lalu dimasukkan ke
dalam sel telur. Lalu dengan bantuan cairan kimiawi khusus dan kejutan arus listrik, inti sel
digabungkan dengan sel telur. Kemudian sel telur yang telah bercampur dengan inti sel tersebut
ditransfer ke dalam rahim ibu agar dapat memperbanyak diri, berkembang, berdiferensiasi, dan
berubah menjadi janin sempurna. Setelah itu keturunan yang dihasilkan dapat dilahirkan secara
alami. Keturunan ini akan berkode genetik sama dengan induknya,yakni orang yang menjadi
sumber inti sel tubuh yang telah ditanamkan pada sel telur perempuan tersebut.
Dalam proses kloning manusia ini, sel yang diambil dari tubuh seseorang telah
mengandung 46 buah kromosom, atau telah mengandung seluruh sifat-sifat yang akan.
Dengan demikian, anak yang dihasilkan dari proses kloning ini akan mempunyai ciri-ciri
hanya dari orang yang menjadi sumber pengambilan inti sel tubuh. Anak tersebut merupakan
keturunan yang berkode genetik sama persis dengan induknya.
Jadi kloning bisa dilakukan meskipun hanya ada seorang laki-laki ataupun seorang
perempuan. Berbeda dengan kelahiran normal yang memerlukan seorang ibu dan ayah, anak
akan mendapatkan separuh gen dari ayah dan separuh gen dari ibu, sehingga anak tersebut
akan mewarisi sifat kedua orang tuanya.

2. Macam macam kloning


1. Kloning Pada Tumbuhan
Nama lain dari kloning pada tumbuhan adalah kultur jaringan, yaitu suatu teknik untuk
mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada
nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga bagianbagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna
kembali.
2. Kloning Pada hewan
Kloning hewan adalah suatu proses dimana keseluruhan organisme hewan dibentuk dari
satu sel yang diambil dari organisme induknya dan secara genetika membentuk individu baru
yang identik sama..
Di alam, sebenernya kloning bisa saja terjadi. Reproduksi aseksual pada beberapa jenis
organisme dan penemuan mengenai munculnya sel kembar dalam satu telur juga merupakan
apa yang disebut dengan kloning. Dengan kemajuan bioteknologi sekarang ini, bukan mustahil
untuk menciptakan lebih lanjut mengenai kloning pada hewan.
Pertama kali para ilmuwan berusaha membentuk sel kloning pada hewan tidak berhasil
selama bertahun-tahun lamanya. Kesuksesan pertama yang diraih oleh ilmuwan pada saat
mereka berhasil mengkloning seekor kecebong dari sel embrio di tubuh katak dewasa. Namun
demikian, kecebong tersebut tidak pernah berhasil tumbuh menjadi katak dewasa. Kemudian,
dengan menggunakan nuclear trasnfer di sel embrio, para ilmuwan mulai melakukan penelitian
terhadap kloning hewan mamalia. Tapi sekali lagi, hewan-hewan tersebut tidak pernah
mencapai hidup yang panjang.
Kloning pertama yang berhasil diujicobakan dan bisa bereproduksi adalah seekor domba
yang dinamakan Dolly. Dolly ditemukan oleh Ian Wilmut dan kawan-kawanya di Skotlandia
pada tahun 1997. Tapi tidak sama dengan uji coba kloning sebelumnya yang menggunakan sel
embrio, kloning dolly menggunakan sel dari domba dewasa. Karena sel domba dewasa ini
dianggap sudah tua, maka, dolly pun jadi berumur pendek, walau tidak sependek hewan lain
hasil kloningan dengan menggunakan sel embrio.
Sekarang ini, para ilmuwan sudah sukses mengkloning banyak hewan seperti tikus, kucing,
kuda, babi, anjing, rusa, dan sebagainya dari sel embrio maupun sel non-embrio, tergantung

dari tujuan pengkloningan tersebut. Jika, diharapkan hewan hasil kloning yang bisa
bereproduksi, maka digunakanlah sel non-embrio, sedangkan jika diharapkan hewan kloning
yang tidak harus bisa bereproduksi, maka digunakan sel embrio.
Beberapa ilmuwan menjadikan hewan hasil kloningan yang tidak bisa bereproduksi sebagai
bahan pangan. Namun baru-baru ini, diberitakan bahwa hewan hasil kloning, tidak layak untuk
dikonsumsi sebagai makanan manusia walau belum ada bukti pasti mengenai hal tersebut.
Penelitian lebih lanjut mengenai hal ini masih terus dilakukan
3. Kloning Pada Manusia
Setelah sukses dengan teknologi kloning hewan menyusui, sekarang hanya tinggal
menunggu waktu, timbulnya kabar yang melaporkan lahirnya manusia hasil kloning. Contohnya
saja pada Eve, yang dikabarkan adalah bayi perempuan pertama hasil kloning, namun
kebenaran beritanya masih belum bisa dipastikan. Ada lagi berita mengenai hasil kloning
permintaan dari pasangan homoseksual dari Belanda. Namun, bukti-bukti konkrit mengenai
manusia hasil kloningannya sama sekali tidak ada.
Beberapa sumber menyebutkan, para peneliti tersebut beralasan bahwa hal ini
menyangkut pribadi sekaligus melanggar privasi dari pendonor gen jika diberitakan secara luas.
Mungkin saja, penyembunyian berita-berita seperti ini dilakukan, karena masih banyaknya
kontroversi serta pro dan kontra yang terjadi di masyarakat mengenai pengkloningan manusia
yang dianggap melanggar kodrat alam dan tidak sesuai dengan etika yang dianut dari agama.
4. Keuntungan dan kerugian kloning
Keuntungan :

Untuk pengembangan ilmu pengetahuan

Untuk mengembangkan dan memperbanyak bibit unggul

Untuk tujuan diagnostik dan terapi

Menolong atau menyembuhkan pasangan infertil mempunyai turunan

Kerugian :

Kloning pada manusia akan menghilangkan nasab.

Kloning pada perempuan saja tidak akan mempunyai ayah.

Menyulitkan pelaksanaan hokum-hukum syara. Seperti, hokum pernikahan,


nasab, nafkah, waris, hubungan kemahraman, hubungan ashabah, dan lain-lain

Memperlakukan manusia sebagai objek.

5. Pandangan terhadap kloning


1.

Kloning Gen Ditinjau Dari Hukum Agama

Prestasi ilmu pengetahuan yang sampai pada penemuan proses kloning,sesungguhnya


telah menyingkapkan sebuah hukum alam yang ditetapkan ALLAH SWT pada sel-sel
tubuh manusia dan hewan, karena proses kloning telah menyikap fakta bahwa pada sel
tubuh manusia dan hewan terdapat potensi menghasilkan keturunan, jika intisel tubuh
tersebut ditanamkan pada sel telur perempuan yang telah dihilangkan inti selnya. Jadi
sifat inti sel tubuh itu tak ubahnya seperti sel sperma laki-laki yang dapat membuahi sel
telur perempuan.
Pada hakikatnya islam sangat menghargai iptek. Oleh sebab itu islam terhadap kloning
tersebut tentunya sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat internasional. Didalam islam
berbeda antara hukum kloning binatang dan manusia.
Pada hukum kloning pada manusia. Menurut buku fatawa muashiroh karangan Yusuf
Qurdhowy bahwa tidak diperbolehkanya kloning terhadap manusia. Atas beberapa
pertimbangan diantaranya :
1.

Dengan kloning akan meniadakan keanekaragaman. (varietas).

ALLAH SWT telah menciptakan alam ini dengan kaedah keanekaragaman. Hal tersebut
tertuang dalam Al-Quran surat fathir ayat 26 dan 27. Sedangkan dengan kloning akan
meniadakan keanekaragaman tersebut. Karena dengan kloning secara tidak langsung
menciptakan duplikat dari satu orang. Dan dengan ini akan dapat merusak kehidupan
manusia dan tatanan sosial dalam masyarakat, efeknya sebagian telah kita ketahui dan
sebagian lainnya kita ketahui di kemudian hari.

2.

Kloning manusia akan menghilang nasab (garis keturunan).

Bagaimana dengan hubungan orang ang mengkloning dan hasil kloningan tersebut,
apakah dihukumi sebagai duplikatnya atau bapaknya ataupun kembarannya, dan ini
adalah permasalahan yang kompleks. Kita akan kesulitan dalam menentukan nasab
hasil kloningan tersebut. Dan tidak menutup kemungkinan kloning dapat digunakan
untuk kejahatan, Siapa yang bisa menjamin jikalau diperbolehkan kloning tidak akan
ada satu negara yang mencetak ribuan orang yang digunakan sebagai prajurit militer
yang berfungsi menumpas negara lain.

3.

Dengan kloning akan mengilangkan Sunatullah (nikah).

ALLAH SWT telah menciptakan manusia, tamanan, binatang dengan berpaangpasangan. Surat Addariyat 46.. Anak-anak produk kloning tersebut dihasilkan melalui
cara yang tidak alami. Padahal justru cara alami itulah yang telah ditetapkan ALLAH
SWT untuk manusia dan dijadikan-Nya sebagai sunnatullah untuk menghasilkan anakanak dan keturunannya. ALLAH SWT berfirman: dan Bawasannya Dialah yang
menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari air mani apabila
dipancarkan. (QS. An Najm : 45-46).

4.

Memproduksi anak melalui proses kloning akan mencegah pelaksanaan banyak

hukum-hukum syara. Seperti hukum tentang perkawinan, nasab, nafkah, hak, dan
kewajiban antar bapak dan anak, waris, perawatan anak, hubungan kemahraman,
hubungan ashabah dan lain-lain. Disamping itu koning akan mencampur adukkan dam
menghilangkan nasab serta menyalahi fitra yang telah diciptakan ALLAH SWT untuk
manusia dalam masalah kelahiran anak. Kloning manusia sesungguhnya merupakan
perbuatan keji yang akan dapat menjungkir balikkan struktur kehidupan masyarakat.

Berdasarkan dalil-dalil itulah proses kloning manusia diharamkan menurut hukum islam
dan tidak boleh dilahsanakan. ALLAH SWT berfirman mengenai perkataan iblis
terkutuk, yang mengatakan : ...dan akan aku (iblis) suruh mereka (mengubah ciptaan
ALLAH), lalu benar-benar mereka mengubahnya. (QS.An Nisaa : 119).

2.

Kloning Ditinjau Dari Hukum Indonesia

Ketentuan pidana. :
Ketentuan pidana untuk pelaku upaya kehamilan diluar cara alami diatur dalam pasal
82 ayat (2) a yang berbunyi : Melakukan upaya kehamilan diluar cara alami yang tidak
sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (2) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah)

3.

Pandangan Etika Terhadap kloning

Setelah dilaporkan tentang Dolly, seekor anak domba yang berhasil di klon dari sel
domba dewasa. Segera timbul pertanyaan di masyarakat terutama para ahli, apakah
nantinya manusia juga akan di klon? Sebab, teknologi ini dapat diterapkan pada semua
mamalia termasuk juga manusia. Tetapi dengan demikian munculah masalah etika,
yang didasari berbagai pertanyaan seperti apakah yang telah dilakukan dengan hewan
ini boleh dilakukan pada manusia? Sejauh manakah manusia dapat dan boleh
malangkah ke depan tanpa kehilangan kemanusiaanya?

Para ilmuwan berpendapat dan memiliki keyakinan yang besar akan hal ini
dapat membantu pasangan yang infertil yang tidak bisa dibantu dengan metode lain
untuk bisa mendapatkan keturunan. Dilihat dari tujuan kloning reproduktif yaitu
penciptaan manusia baru maka kloning manusia dapat dikatakan tidak etis karena tentu
saja hal ini melampaui kekuasaan Tuhan.
Dilihat dari tujuan kloning dikatakan etis apabila digunakan untuk tujuan kesehatan atau
tujuan klinik. Penelitian yang berlangsung menyangkut diri manusia harus bertujuan
untuk menyempurnakan tata cara diagnostic, terapeutik dan pencegahan serta
pengetahuan tentang etiologi dan tatogenesis. Dan juga kloning tidak disalahgunakan
untuk kepentingan pribadi yang dari pengembangannya untuk tujuan ekonomi,
militerisme dan tindakan-tindakan kriminal.

4. Kloning dari segi Moral


Dilihat dari segi moral,resiko kloning pada manusia juga harus
dipertimbangkan.dimana pada keberhasilan domba dolly, Perlu diperhatikan bahwa
sampai saat ini keberhasilan teknologi kloning belum maksimal seratus persen. Untuk
kasus Dolly saja dibutuhkan percobaan sebanyak 277 kali dan hanya 30 kali yang inti
sel-nya berkembang. Dan dari 30 inti sel yang berkembang itu hanya satu saja yang
berhasil disuntikkan ke rahim domba betina. Bayangkan bila penelitian itu dilakukan
terhadap seorang perempuan. Berapa kali mereka harus melahirkan anak-anak
abnormal akibat kesalahan prosedur ? Dari sudut pandang gender, penerapan kloning
manusia tetap saja mendeskreditkan harkat dan martabat perempuan.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari segi agama,moral dan etika Kloning diperbolehkan dengan tujuan untuk terapi dan
membantu pasangan sah secara hukum dan agama sebagai suami istri yang infertil
mendapatkan keturunan.
Saran

DAFTAR PUSTAKA
1.

Kuntarti,titik.2007.kloning.yogyakarta:universitas islam indonesia press.

2.

Dan W. Brock.Tanpa tahun. Cloning human beings An Assessment of the Ethical Issues

Pro and Con. Brown Uneversity


3.

Elisa, Eiseman.Tanpa tahun. Views of Scientific Societies and Professional Associations

on Human Nuclear Transfer Cloning Research.rand corporation


4.

Daulay,shaleh.2012.kloning dari perspektif agama dan moral .jakarta.

Anda mungkin juga menyukai