Kemampuan untuk bertanya dan rasa ingin tahu dari setiap manusia akan membawa
kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Upaya manusia dalam
memperoleh pengetahuan didasarkan pada tiga masalah pokok yakni: Apakah yang ingin kita
ketahui? (Ontologi) Bagaimanakah cara kita memperoleh pengetahuan? (Epistemologi) dan
apakah nilai pengetahuan tersebut bagi kita? (Aksiologi). Ontologi merupakan asas dalam
menetapkan batas atau ruang lingkup yang menjadi objek penelaahan serta penafsiran tentang
hakikat realitas dari objek penelaahan tersebut. Epistemologi merupakan asas mengenai cara
bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan.
Aksiologi merupakan asas dalam menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan
disusun dalam tubuh pengetahuan tersebut, yang mana ketiganya (ontologi, epistemologi, dan
aksiologi) merupakan tiang penyangga bagi tubuh pengetahuan yang disusunnya. Salah satu
hasil kemajuan yang dicapai oleh Iptek adalah Kloning.
2
a. Kloning Embrional (Embryonal Cloning)
Kloning embrional adalah teknik yang dilakukan untuk memperoleh kembar identik,
meniru apa yang terjadi secara alamiah. Setelah pembuahan terjadi, beberapa buah sel
dipisahkan dari embrio hasil pembuahan. Setiap sel tersebut kemudian dirangsang
dalam kondisi tertentu untuk tumbuh dan berkembang menjadi embrio duplikat yang
selanjutnya diimplementasikan dalam uterus agar berkembang menjadi individu baru
yang memiliki komposisi materi genetik yang sama dengan klonnya.
3
b. Untuk Mengembangkan dan Memperbanyak Bibit Unggul
Seperti telah kita ketahui, pada sapi telah dilakukan embrio transfer. Dalam hal
ini jika nukleus sel donornya diambil dari bibit unggul, maka anggota klonnya
pun akan mempunyai sifat-sifat unggul tersebut.
c. Untuk Tujuan Diagnostik dan Terapi
Dahulu pasangan tersebut dianjurkan untuk tidak mempunyai anak. Sekarang
mereka dapat dianjurkan menjalani terapi gen dengan terlebih dahulu dibuat
klon pada tingkat blastomer. Jika ternyata salah satu klon blastomer tersebut
mengandung kelainan gen yang menjurus ke thalasemia mayor, maka
dianjurkan untuk melakukan terapi gen pada blastomer yang lain, sebelum
dikembangkan menjadi blastosit
d. Menolong atau Menyembuhkan Pasangan Infertil Mempunyai Turunan
Manfaat yang tidak kalah penting adalah bahwa kloning manusia dapat
membantu/menyembuhkan pasangan infertil mempunyai turunan. IVF tidak
dapat menolong semua pasangan infertil. Misalnya bagi seorang ibu yang
tidak dapat memproduksi sel telur atau seorang pria yang tidak dapat
menghasilkan sperma, IVF tidak akan membantu. Dalam hubungan ini, maka
teknik kloning merupakan hal yang revolusioner sebagai pengobatan
infertilitas, karena penderita tidak perlu menghasilkan sperma atau telur.
Mereka hanya memerlukan sejumlah sel somatik dari manapun diambil, sudah
memungkinkan mereka punya turunan yang mengandung gen dari suami atau
istrinya.
e. Melestarikan Spesies Langka
Meskipun upaya terbaik dari konservasionis di seluruh dunia, beberapa spesies
yang hampir punah. Kloning Dolly sukses merupakan langkah pertama dalam
melindungi satwa langka.
f. Meningkatkan Pasokan Makanan
Kloning dapat menyediakan sarana budidaya tanaman yang lebih kuat dan
lebih tahan terhadap penyakit, sambil menghasilkan produk lebih.
3.1 Kerugian Kloning
a. Kloning membatasi variasi genetik, keragaman populasi akan hilang,
akibatnya setiap orang memiliki respon yang sama.
b. Kloning pada hewan dan manusia masih dipertentangkan karena akibat yang
ditimbulkan resiko kesehatan terhadap individu hasil cloning
c. Terjadi kekecauan kekerabatan dan identitas diri dari klon maupun induknya.
d. Teknik yang dipakai dalam kloning manusia dianggap tidak aman dan efektif
e. Ketidakadilan Sosial. Biaya yang dibutuhkan dalam kloning tentu akan sangat
besar, dan hanya orang-orang kayalah yang mampu membuat kloning.
4
f. Melanggar hak untuk dikandung secara natural. Setiap individu memiliki hak
untuk dikandung secara natural oleh ibunya.
g. Pelanggaran terhadap martabat prokreasi. Prokreasi terjadi dengan adanya
persatuan seksualitas manusia antara laki-laki perempuan secara natural (ada
hubungan seksual).
h. Pada Kloning terapeutik. Jumlahnya sel somatik sedikit, sangat jarang
ditemukan pada jaringan matur sehingga sulit mendapatkan sel somatik dalam
jumlah banyak.
i. Penggunaan SCNT dalam kloning terapeutik demi memperoleh embryonic
stem cell yang juga merusak embrio hasil SCNT tidak dapat dibenarkan secara
moral (Saputra, 2006),
Proses kloning pada manusia secara teori bisa dilakukan, namun persoalannya adalah
apakah teknologi sudah cukup matang untuk dilakukan ?. Bila kita mencermati kegagalan
yang dilakukan pada Dolly mencapai 277 kali maka hal ini dimungkin dilakukan, di sisi lain
juga hasil kloning Dolly memiliki banyak kelemahan dari segi imunitas (kekebalan) dan
umur yang pendek. Selain itu dari aspek moral dan etika tidak dibenarkan menjadikan
manusia sebagai subyek percobaan, dan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Sehingga penerapan teknologi kloning pada manusia sebaiknya tidak perlu dilakukan dilihat
dari segi biaya proses kloning memerluka dana yang cukup besar dan dari segi manfaat,
kloning manusia tidak memiliki nilai manfaat apa-apa, karena kloning itu sendiri hanya untuk
menciptakan individu baru yang sama persis dengan induknya, memperbanyak individu yang
persis dengan induknyapun memberikan resiko yang tinggi.
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut maka dapat disarankan agar masyarakat bisa
memahami keberadaan kloning dengan pemahaman menyangkut pendekatannya melalui
bidang biologis, etika moral, religius dan juga efeknya bagi hidup masyarakat manusia pada
umumnya.
5
ESSAY
Oleh :
dr. I Putu Gilang Iswara Wijaya, S.Ked
NIM: 1871031011
PPDS-1 Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan