2. Rasionalisme
Skiptisime
Tidak ada cara yg sah untuk mendapatkan ilmu, karena kemampuan indra
dan akal manusia terbatas.
Doubth Aliran ini merupakan awalan dari Rasionalisme dan empirisme.
Aliran ini mengunakan kerangka sebagai jembatan menuju kepastian.
1. Sifat
b. Sistematik
c. Objektif
d. Logis
e. Empiris
2. Sikap Ilmiah
Metode iolmiah membibing kita agar tidak langsung percaya begitu saja
pada suatu kesimpulan tanpa adanya suatu bukti2 yg nyata
c. Jujur
d. Terbuka
e. sekiptis(bersikap hati2)
f. Optimis
Perumusan Masalah Jelas Dan Arah Hal ini untuk menghidari biasan
masalah maka memerlukan kejelasan arah dan batas2 rumusan masalah
Al-Quran
Sumber ilmu yang primer dan utama adalah wahyu yang diterima oleh
nabi Muhammad SAW yang berasal dari Allah SWT. sebagai sumber dari
segala sesuatu. Allah SWT menurunkan wahyu kepada nabi Muhammad
SAW untuk menjadi pelajaran bagi umat manusia yang mengimaninya.
Al-Quran merupakan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW, oleh karena itu, Al-Quran menempati urutan pertama
dalam hierarki sumber ilmu dalam epistemology islam. Al-Quran sebagai
sumber ilmu, dijelaskan melalui ayat-ayat yang menyatakan bahwa Al-
Quran merupakan petunjuk bagi manusia dan alam semesta, yaitu
diantaranya dalam surah At-Takwir ayat 27, dan Al-Furqon ayat 1.
Artinya: Al-Quran itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam.
Al-Quran sebagai sumber ilmu pertama dan yang paling utama, karena
dari Al-quran lah semua ilmu berasal, dalam epistemology islam, sesuai
dengan turunannya Al-quran menjadi yang pertama, yang selanjutnya
sumber ilmu terdapat pada hadits nabi Muhammad SAW. Baik yang
berupa ucapan, perbuatan, dan ketatapannya.
2. Hadits
Hadits adalah sumber ilmu yang kedua setelah Al-quran, dalam kaitannya
dengan Alquran, hadits ada untuk menjelaskan sesuatu dalam al-Quran
yang tidak terperinci. yang tergambar dari perbuatan, ucapan, dan
ketatapan yang diberikan oleh nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah
SWT.
Allah SWT menyatakan bahwa Rasulullah SAW. Merupakan sumber ilmu
yang akan mengajarkan kitab serta hikmah
Al-quran dan Hadits adalah pedoman hidup, sumber ilmu, dan ajaran
islam, serta merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Al-Quran merupakan sumber primer yang banyak memuat
pokok-pokok ajaran islam, sedangkan Hadits merupakan penjelas (Bayan)
bagi keumuman isi Al-quran.
3. Akal / Rasio ()
Sumber ilmu selain wahyu dalam epistemology islam adalah akal (Aql)
dan kalbu (qalb).Aql sebagai mashdar tidak disebutkan dalam Al-Quran,
tetapi sebagai kata kerja aqala ( )yang terdapat dalam al-Qur`an
sebanyak 49 kali kosa kata dalam berbagai bentuk. Semuanya
menunjukan unsure pemikiran pada manusia. Misalnya: -
. sebagaimana berikut: kata ( aqaluh) dijumpai dalam 1
ayat, kata ( taqilun) 24 ayat, ( naqil) 1 ayat, ( yaqiluha)1 ayat,
dan ( yaqilun) 22 ayat. Yang berarti paham dan mengerti.
Dalam Lisan al-Arab dijelaskan bahwa al-aql berarti al-hijr (menahan)
dan al-qil adalah orang yang menahan diri (yahbis) dan mengekang
hawa nafsu. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa al-aql mengandung arti
kebijaksanaan (al-nuh), lawan dari lemah pikiran (al-humq).Al-aql juga
mengandung arti al-qalb (kalbu). Lebih lanjut disebutkan bahwa kata
aqala mengandung arti memahami.
Dari keseluruhan kosa kata yang berakar pada a-q-l dapat disimpulkan
bahwa al-aql adalah fitrah manusia yang berfungsi untuk mengerti atau
memahami sesuatu. Jelasnya akal merupakan fitrah yang dianugrahkan
kepada manusia untuk mendapat ilmu pengetahuan.
4. Indera
Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberimu pendengaran,
penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur. (An-Nahl: 78).
5. Hati (Fuad)
Kata fu`ad dan yang seakar kata dengannya tersebar dalam 16 ayat.
Semuanya dalam bentuk kata benda, yakni al-fu`ad dan al-af`idah.
Mahmud Yunus mengartikannya sebagai hati atau akal. Kedua kata ini
seakar dengan f`idah (jamak: faw`id) artinya faedah atau guna. Makna
yang dapat ditarik dari penggunaan Al-Quran terhadap kata al-fu`ad dan
al-af`idah adalah bahwa al-fu`ad memiliki fungsi akal (memahami,
mengerti), sama dengan al-qalb.
Artinya:Dan semua kisah-kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu
(Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu; dan di
dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat dan
peringatan bagi orang yang beriman.
Secara tekstual, Allah menceritakan, yang bermakna Nabi Saw
mendengarkan kisah-kisah Rasul terdahulu. Lalu dengan kisah-kisah itu
menjadi kuat fu`ad (hati) Nabi. Dengan al-fuad itu berarti Nabi
mendapatkan makna atau hikmah sejarah.
Makna al-fuad dalam ayat terakhir juga sama dengan makna al-fuad pada
ayat sebelumnya. Makna yang sama juga dinyatakan oleh Allah ketika
menjelaskan bahwa hati Nabi Saw tidak mendustakan apa yang ia lihat
oleh beliau ketika Jibril mendekat kepadanya untuk menyampaikan
wahyu.
Berdasarkan ayat-ayat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa al-fu`ad
merupakan pusat dan pengendali bagi aktifitas al-aql dan al-qalb dalam
menetapkan pengetahuan yang benar, baik dan berguna bagi manusia.
Secara umum, bagi Al-Qur`an indera dalam dan luar manusia seperti
al-aql, al-qalb, al-fuad, al-sam, al-absar adalah alat untuk memperoleh
ilmu pengetahuan. Dan obyek pengetahuan adalah ayat-ayat Allah baik
yang qauliyah/tanziliyah maupun yang kauniyah. Berbeda sekali dengan
perspektif Barat yang memandang bahwa akal dan indera sebagai
fakultas yang memberi manusia pengetahuan. Hemat penulis, Barat
berpandangan demikian karena hirarki pengetahuan mereka hanya
berhenti pada tataran empirikal. Asumsi-asumsi teologis-metafisik telah
terputus dari epistemologi keilmuan Barat, sejalan dengan pandangan
humanis mereka yang sekular-ateistik.
2.KETERBATASAN ILMU
1. ilmu hanya mengetahui fenomena bukan realitas, atau mengkaji
realitas sebagai suatu fenomena (science can only know the
phenomenal, or know the real through and as phenomenal - R.
Tennant)
2. Ilmu hanya menjelaskan sebagian kecil dari fenomena
alam/kehidupan manusia dan lingkungannya
3. kebenaran ilmu bersifat sementara dan tidak mutlak
keterbatasan tersebut sering kurang disadari oleh orang yang
mempelajari suatu cabang ilmu tertentu, hal ini disebabkan ilmuwan
cenderung bekerja hanya dalam batas wilayahnya sendiri dengan suatu
disiplin yang sangat ketat, dan keterbatasan ilmu itu sendiri bukan
merupakan konsern utama ilmuwan yang berada dalam wilayah ilmu
tertentu.
Pengertian.
Ilmu Alamiah adalah ilmu yang mempelajari alam dan manusia serta
seluruh isi nya dan merupakan pengetahuan yang mengkaji tentang
gejala-gejala dalam alam semesta. Bisa juga siebut IPA (ilmu pengetahuan
alam).
contohnya seperti peristiwa bencana alam, yaitu banjir, gempa bumi,
tsunami.
Qalam berarti pena atau alat menulis; artinya umat Islam setelah
membaca, menulis apa-apa yang dia baca; ini menggambarkan semangat
untuk menggali dan mengembang-kan ilmu pengetahuan. Kemudian
pentingnya ilmu pengetahuan dalam sebuah Hadist diisyarat-kan bahwa
apabila seorang ingin jaya di dunia tentu dengan ilmu, apabila ia ingin
berjaya di akherat juga dengan ilmu, tetapi apabila ingin berjaya kedua-
duanya hendaklah dengan ilmu.Dalam ayat al-Quran yang lain
disebutkan bahwa orang yang memiliki ilmu akan diangkat beberapa
derajat. Seperti ayat yang berbunyi: Yarfaillah alladzna man minkum
wa alladzna t al-ilma darajt artinya Allah mengangkat derajat orang
yang beriman dan berilmu dalam berbagai derajat (Q.S. al-Mujadilah, 11).
Ayat ini berlaku untuk semua orang apakah ia seorang Muslim atau tidak
apabila ia memiliki ilmu ia akan memperoleh derajat yang lebih tinggi.
Melihat fenomena itu banyak ilmuan Islam yang mendalam ilmu tashawuf
dan memandang pentingnya mendalami ajaran agama, untuk
membawa umat Islam mendekatkan diri pada al-Khaliq.Al-Ghazali salah
seorang ilmuan terkenal mengarang buku Ihya Ulmuddn yang berteori
bahwa menuntut ilmu agama merupakan kewajiban ain sementara
menuntut ilmu non agama merupakan wajib kipyah. Sehingga melalui
salah satu teori al-Ghazali ini telah mempengaruhi frame atau mainset
berfikir umat dan berkembanglah ilmu agama Islam, sejalan dengan itu
ilmu non agama mengalami kemunduran. Padahal, di dalam Islam tidak
ada pemisahan antara al-dn dan al-ilm.Ilmu dalam keadaan demikian
ilmu yang memiliki kaitan dengan masalah-masalah asal-usul,
pertumbuhan dan berjalan manusia dengan orientasi tran-sendental dan
dengan nilai-nilai rohani. Hasan Abd al-Ala berpendapat bahwa dengan
cara yang memisahkan antar ilmu dan agama dari sudut pandang di atas
jelas keliru. [8]
Sebagai konsekuensi dari tidak adanya pemisahan antar ilmu dan agama,
dapat pula ditegaskan bahwa tidak ada pemisahan antara apa yang
disebut dengan ilmu agama dan ilmu umum. Munir Mursi menyatakan
bahwa seluruh ilmu adalah islami sepanjang berada dalam batas-batas
yang digariskan Allh kepada kita.Hanya saja memang harus diakui
bahwa menurut Muhammad Said Ramadan bahwa ilmu itu ada ilmu ilahi,
ialah ilmu yang memberikan manusia pengetahuan yang menyeluruh dan
lengkap (al-Marifah al-Kmilah al-Samilah), ilmu-ilmu itu hanya terwujud
melalui kitab Allh. Hanya para Nab dan Rasl yang dapat memperoleh
ilmu ilahi secara sempurna.Ada pula ilmu atas hasil kreasi manusia yang
bersifat nisbi seperti kimia, biologi, kedokteran dan lainnya. Kenisbian
ilmu manusia ini didasari oleh alasan-alasan berikut:
Dalil Al-Qur'an :
Artinya :
Dari ayat 1 tersebut diatas, maka jelaslah bahwa menuntut ilmu adalah
merupakan perintah lansung dari Allah. karena orang yang menuntut ilmu
akan diangkat derajatnya oleh Allah beberapa derajat, sedangkan ayat
yang ke2 menjelaskan bahwa diwajibkan untuk menuntut ilmu agama dan
kedudukan orang yang menuntut ilmu harus mampu menjadi pengingat
bagi orang yang tidak tau masalah agama serta mampu menjaga diri dari
hal-hal yang bisa menjerumuskan kedalam lembah kenistaan.
Dalil Hadits :
Artinya :
"Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw, bersabda: Mencari ilmu
itu wajib bagi setiap muslim, memberikan ilmu kepada orang yang bukan
ahlinya seperti orang yang mengalungi babi dengan permata, mutiara,
atau emas" HR.Ibnu Majah