Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI MENJALANKAN KESATUAN ILMU

PENGETAHUAN DALAM SPIRITUALISASI SCIENCE

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Falsafah Kesatuan Ilmu
Dosen Pengampu: Lis Setiyo Ningrum, M.Pd.

Disusun oleh:

Zumroatus Sa’adah (1808076025)


Sania Rahmatika (1808076050)
Nur Hikmah (1808076052)
Umi Hanik Laila Khasun (1908036021)

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah S.W.T. Rabb semesta alam. Tidak ada daya
dan upaya selain darinya. Semoga kita selalu dilimpahkan rahmat dan karunia Nya. Dalam
mengarungi kehidupan ini. Solawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad
S.A.W. beserta keluarga,sahabat dan orang orang yang mengikutinya sampai akhir zaman
dimanapun mereka berada. Alhamdulillah dengan izin dan kehendak dari Nya makalah ini
dapat penulis selesaikan. Makalah ini penulis beri judul “Strategi Menjalankan Kesatuan Ilmu
Pengetahuan Dalam Spiritualisasi Science”.

Dalam makalah ini dijelaskan mengenai strategi paradigma kesatuan ilmu


pengetahuan dalam spiritualisasi science serta penerapannya, dengan penjelasan dalam
makalah ini diharapkan kepada para pembaca dapat lebih memahami dan menjadi nilai
tambah dalam mempelajari Falsafah Kesatuan Ilmu. Terakhir penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini. Terimakasih
tak luput penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.

Semarang, 30 April 2020

Tim penyusun

i|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2
A. Strategi Paradigma Kesatuan Ilmu Pengetahuan Dalam Spiritualisasi Science….2
B. Implementasi Kesatuan Ilmu Spiritualisasi Science………………………………….3

BAB III PENUTUP.....................................................................................................9


A. Simpulan................................................................................................................9
B. Saran………………………………………………………………………………9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10

ii | P a g e
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Spiritualitas yang merupakan batin pengetahuan tampaknya menjadi dimensi
eksternal dari sains modern. Spiritualitas merupakan dimensi transenden yang
independen. Ia tidak memiliki kaitan dan hubungan dengan sains. Hal ini disebabkan
oleh adanya pergeseran paradigma; krisis etika; krisis spiritual, dan krisis ekologi.
Pergeseran paradigma pengetahuan di Barat sedikit banyak mempengaruhi pendidikan
Islam, khususnya dalam pendididikan sains. Pengetahuan terpisah dari aspek
transenden dan kesucian (sacred). Sehingga pengetahuan berdiri sendiri terlepas dari
prinsip-prinsip teologis. Padahal dalam Islam, pengetahuan (‘ilm) dimaknai sebagai
bentuk penyerahan diri kepada Allah untuk mendekatkan diri kepada-Nya (taqarrub
ilā Allāh) dan mengenali-Nya (ma’rifatullāh). Di tengah krisis spiritualitas sains
modern, Ian G. Barbour, seorang teolog dan fisikawan berupaya untuk menemukan
Tuhan melalui sains. Ia memiliki andil besar terhadap terbentuknya bidang studi baru
sains dan agama. PTKIN di indonesia turut andil untuk menciptakan integrasi yang
tepat antar tradisi keilmuan, baik ilmu-ilmu agama, sosial, humaniora maupun sains.
UIN Walisongo adalah salah satu dari PTKIN di Indonesia yang
mengimplementasikan spiritualitas science sebagai salah satu dari penerapan strategi
unity of science.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi paradigma kesatuan ilmu pengetahuan dalam spiritualisasi
science?
2. Bagaimana implementasi kesatuan ilmu spiritualisasi science?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui strategi paradigma kesatuan ilmu pengetahuan dalam
spiritualisasi science
2. Untuk mengetahui strategi paradigma kesatuan ilmu pengetahuan dalam
spiritualisasi science

1|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. Strategi Paradigma Kesatuan Ilmu Pengetahuan Dalam Spiritualisasi Science


Keberadaan PTKIN untuk menciptakan integrasi yang tepat antar tradisi
keilmuan, baik ilmu-ilmu agama, sosial, humaniora maupun sains sangat diperlukan.
Dalam rangka memberikan sentuhan spiritual terhadap sains ini maka PTKIN
mengembangkan integrasi ilmu. Integrasi yang dimaksud adalah memasukkan nilai-
nilai substantif dari Islam ke dalam bangunan keilmuan baik pada level epistemologi,
ontologi, maupun aksiologi. Setiap ilmu, apapun namanya, mestinya mengantarkan
pengkajinya mengenal Allah, bila telah demikian, maka yang disebut ilmu keislaman
adalah semua ilmu yang mampu mengantarkan pengkajinya mengenal Allah, apapun
bidang ilmunya.
UIN Walisongo merancang “Kesatuan Ilmu” (Unity of Science) dengan model
“Intan Berlian” untuk mengembangkan integrasi keilmuannya. Model tersebut
digagas oleh Dr. H. Abdul Muhaya M.A dan Dr. H. Muhyar Fanani. Menurut Muhyar
Fanani, paradigma ini menjelaskan bahwa semua ilmu pada dasarnya adalah satu
kesatuan yang berasal dan bermuara dari Allah melalui wahyu-Nya baik secara
langsung maupun tidak langsung. Dalam konteks ini wahyu menjadi sentral dan amat
penting. Semua ilmu harus bisa berdialog dan bermuara pada satu tujuan, yaitu
mengantarkan para pengkajinya untuk mengenal dan semakin dekat dengan Allah.
Paradigma unity of science ini mengandung gagasan untuk mendialogkan antara
ilmu-ilmu rasional dan religious science dalam sebuah sistem yang padu dan
harmonis. Agama dan Ilmu memiliki keterkaitan satu sama lain. Hubungan tersebut
adalah konflik (bertentangan), independensi (masing-masing berdiri sendiri), dialog
(berkomunikasi) dan integrasi (menyatu dan besinergi). Dalam konteks ini, dialog-
integratif ini sesungguhnya yang ingin dikedepankan oleh unity of science.
Dalam upaya mengimplementasikan unity of science UIN Walisongo menerapkan
tiga model strategi, salah satunya spiritualisasi ilmu-ilmu modern. Spiritualitas yang
berarti hidup yang didasarkan pada pengaruh dan bimbingan Allah. Spiritualisasi
maksudnya memberikan pijakan nilai-nilai ketuhanan (ilahiyah) dan etika terhadap
ilmu-ilmu sekuler untuk memastikan bahwa pada dasarnya semua ilmu berorientasi
pada peningkatkan kualitas dan keberlangsungan hidup manusia dan alam serta bukan

2|Page
penistaan atau perusakan keduanya. Ada 4 aspek dalam spiritualitas menurut Smith
(1994) yaitu :
a. Merasa yakin bahwa hidup sangat bermakna. Hal ini mencangkup rasa memiliki
misi dalam hidup. Hal ini tercantum dalam visi dan misi UIN walisongo demi
tercapai UOS.
b. Memiliki sebuah komitmen aktualisasi potensi-potensi positif dalam setiap aspek
kehidupan. Hal ini mencangkup kesadaran bahwa nilai-nilai spiritual
menawarkan kepuasan yang lebih besar dibandingkan materiil. Hal ini sudah
teraktualisasi oleh UIN dari semenjak masih menjadi IAIN aspek spiritual tetap
menjadi komitmen dalam menjalankan strategi kesatuan ilmu “intan berlian”.
c. Menyadari akan keterkaitan dan tersentuh akan keadaan orang lain. Hal ini bisa
dirasakan semakin kesini agama semakin rawan dilupakan dalam intergrasi ilmu
pengetahuan.
d. Meyakini hubungan dengan dimensi spiritualitas adalah menguntungkan.

Strategi dalam spiritualisasi ilmu meliputi segala upaya untuk membangun


ilmu pengetahuan didasarkan pada kesadaran kesatuan ilmu pengetahuan yang
bersumber dari ayat-ayat Allah baik yang diperoleh melalui para nabi, eksplorasi akal,
maupun alam. Hal ini tentunya sudah teralisasi di UIN Walisongo dengan integrasi
mata kuliah umum dengan ilmu agama. Integrasi yang dimaksud di sini adalah
berkaitan dengan usaha memadukan ilmu umum dengan Islam tanpa harus
menghilangkan keunikan antara dua keilmuan tersebut. Ada beberapa kritikan yang
berkaitan dengan integrasi antara ilmu agama dan sains. Pertama, integrasi yang
hanya cenderung mencocok-cocokkan ayat-ayat al-Qur’an secara dangkal dengan
temuan-temuan ilmiah. Di sinilah pentingnya integrasi konstruktif dimana integrasi
yang menghasilkan kontribusi baru yang tidak diperoleh bila kedua ilmu tersebut
terpisah. Kedua, berkaitan dengan pembagian keilmuan, yaitu kauniyyah yang sering
disebut dengan alam dan qauliyyah atau dimaknai teologis.

B. Implementasi Kesatuan Ilmu Spiritualisasi Science


Implementasi kesatuan ilmu spiritualisasi science sebenarnya meliputi semua ilmu
pengetahuan, akan tetapi disini penulis berfokus pada spiritualisasi ilmu kimia.
1. Besi dalam Al Qur’an dan Sains Kimia

3|Page
Terdapat beberapa pandangan para mufassir terkait hakikat besi sebagaimana yang
disebutkan dalam surat Al-Hadid (57) ayat 25 terutama penekanannya pada ayat
yang berbunyi ‫ َوأَنز َْلنَا ْٱل َح ِدي َد‬.

‫ ِه‬T‫ َد فِي‬T‫ا ْٱل َح ِدي‬TTَ‫ ِط ۖ َوأَنز َْلن‬T‫و َم ٱلنَّاسُ بِ ْٱلقِ ْس‬TTُ‫ب َو ْٱل ِمي َزانَ لِيَق‬ َ َ‫ت َوأَنز َْلنَا َم َعهُ ُم ْٱل ِك ٰت‬ِ َ‫لَقَ ْد أَرْ َس ْلنَا ُر ُسلَنَا بِ ْٱلبَيِّ ٰن‬
ِ ‫ص ُرهۥُ َو ُر ُسلَهۥُ بِ ْٱل َغ ْي‬ ٰ ْ
‫َزي ٌز‬ِ ‫ب ۚ إِ َّن ٱهَّلل َ قَ ِوىٌّ ع‬ ُ ‫اس َولِيَ ْعلَ َم ٱهَّلل ُ َمن يَن‬ ِ َّ‫بَأسٌ َش ِدي ٌد َو َمنَفِ ُع لِلن‬

Artinya : Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa


bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan
neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami
ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat
bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah
mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal
Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

Beberapa terjemahan Q.S. Al Hadid (57) : 25 menunjukkan adanya dua


perbedaan kelompok terjemahan pada kalimat tersebut yaitu ‘menciptakan
/menjadikan’ dan ‘menurunkan’. Yunus dalam tafsirannya menjelaskan bahwa
"bukanlah arti ayat ini bahwa Allah menurunkan besi dari langit, melainkan
mengadakannya dalam bumi dan menganugerahkan akal pikiran kepada manusia
untuk mengeluarkannya sehingga dapat dipergunakan untuk kekuatan dalam
medan peperangan". Begitu pula Shihab berpendapat bahwa ‫ أَنز َْلنَا‬atau diturunkan
digunakan juga oleh al Qur’an dalam arti menciptakan atau menampakkan sesuatu
yang tadinya tidak tampak. Bagi para ilmuan saintis hal ini menarik untuk diamati
dan dikaji dari sudut ilmu yang lain sehingga ditemukan hikmah dan pemahaman
secara sains tentang mengapa besi sangat spesial penyebutannya dalam al Qur’an
dan pada akhirnya semakin menguatkan keyakinan terhadap Allah swt.

Sains modern memberikan informasi bahwa besi yang merupakan logam


berat yang tidak dapat dihasilkan oleh bumi sendiri atau oleh planet lain. Bahkan
seluruh energi matahari tidak cukup untuk membentuk satu atom besi. Dalam
perhitungan, untuk membentuk satu atom besi (Fe) diperlukan sekitar empat kali
sebanyak sistim energi matahari seluruhnya. Besi hanya dapat dihasilkan di dalam
bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang suhunya mencapai

4|Page
beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu
dalam sebuah bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya dan
akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut supernova. Akibat ledakanan ini
meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh alam semesta dan
bergerak melalui ruang hampa sampai ditarik gaya gravitasi benda angkasa pada
masa awal terbentuknya bumi. Maka sangat sesuai ketika Allah berfirman ‫َوأَنز َْلنَا‬
‫ ْٱل َح ِدي َد‬yang artinya ‘dan kami turunkan besi’. Al Qur'an telah menggunakan kata-
kata yang tepat dan mudah dipahami, akan tetapi karena keterbatasan akal pikiran
maka mayoritas mufassir berpendapat bahwa besi tidak mungkin diturunkan.
Disinilah dibutuhkan kajian sains yang dapat membantu mengungkapkan
kebenaran Firman Allah swt tersebut. Point kedua berkaitan dengan besi yang
terdapat pada Q.S. Al Hadid (57) : 25 ini adalah berkaitan dengan kalimat ٌ‫فِي ِه بَأْس‬
‫( َش ِدي ٌد‬padanya terdapat kekuatan yang hebat). Besi memiliki manfaat yang sangat
tinggi dalam kehidupan manusia, dari mulai barang rumah tangga, industri sampai
peralatan militer.

Kehebatan besi dapat terungkap melalui kebesaran Allah dan bukti kasih
sayang terhadap makhluk-Nya, yaitu Allah telah mendesain bumi yang dilindungi
oleh Sabuk Van Allen yang terbentuk dari inti bumi yang besar, yaitu besi dan
nikel. Sabuk Van Allen memiliki energi tinggi yang terdiri dari proton dan
elektron untuk membungkus bumi dan menjadi perisai berbentuk medan
elektromagnetik yang tidak dimiliki oleh planet lain kecuali planet Merkurius
dengan radiasi yang lebih lemah. Selain itu, sabuk Van Allen juga melindungi
bumi dan isinya dari ledakan dahsyat energi matahari yang terjadi setiap 11 tahun
sekali yang disebut solar flares, metonic cycle 19 tahun sekali dan komet halley
yang rata-rata 76 tahun sekali mendekati bumi. Ledakan dahsyat ini apabila tidak
ditahan di angkasa dapat menghancukan semua kehidupan bumi. Perlindungan
juga didapatkan dari serangkaian badai kosmis yang membahayakan umat
manusia . Dengan menggali sisi kauniyah besi dan kajian sains kita memahami
mengapa besi begitu istimewa, memiliki kekuatan yang hebat dan Allah
menjadikannya sebagai salah satu surat dalam al Qur’an.

2. Struktur Atom Berdasarkan Ilmu Kimia dan Perspektif Al-Quran

5|Page
Konsep tentang atom pertama sekali dicetuskan oleh Demokritus. Menurut
Demokritus semua dapat dipecahkan menjadi partikel terkecil, dimana partikel-
partikel tidak bisa lagi dibagi lebih lanjut disebut atom. Atom berasal dari kata
atomos (tidak dapat dipotong atau tidak dapat dibagi). Setiap materi di alam
semesta ini tersusun atas partikel-partikel yang sangat kecil, sebelum para ahli
mengemukakan pendapat mereka sudah terlebih dahulu Allah cantumkan di dalam
Al-Quran tentang atom, yaitu dalam surah Al-Zalzalah ayat 7-8:

‫فَ َم ْن يَ ْع َملْ ِم ْثقَا َل َذ َّر ٍة َخ ْيرًا يَ َر ٗه‬


‫ًًّرا يَ َر ٗه‬T” ‫َو َم ْن يَ ْع َملْ ِم ْثقَا َل َذ َّر ٍة َش‬

Artinya: 7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,


niscaya Dia akan melihat (balasan) nya. 8. Dan Barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS.
Al-Zalzalah; 7-8).

Di dalam dua ayat di atas, terdapat kata ‫ َذ َّر ٍة‬adalah lebih halus dari debu.

Istilah ‫ َذ َّر ٍة‬juga sudah dipakai oleh para ahli fisika Arabi untuk menyebutkan kata

atom, selain kata ‫ َذ َّر ٍة‬atom juga disebut dengan aljauharulfard yang artinya benda
yang sangat halus dan tidak dapat dibagi-bagi lagi. Dalam ayat ini juga terlihat
bahwa atom itu mempunyai berat (massa) dan besaran. Karena dari ayat ini
disebutkan “seberat zarrah” berarti atom (‫ ) َذ َّر ٍة‬mempunyai massa. Kemudian
Allah juga berfirman dalam Al-Quran surah An-nisa ayat 40 :

ِ ‫ت ِمن لَّ ُد ْنهُ أَجْ رًا ع‬


‫َظي ًما‬ َ ٰ ُ‫ك َح َسنَةً ي‬
ِ ‫ض ِع ْفهَا َوي ُْؤ‬ ْ َ‫إِ َّن ٱهَّلل َ اَل ي‬
ُ َ‫ظلِ ُم ِم ْثقَا َل َذ َّر ٍة ۖ َوإِن ت‬

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak Menganiaya seseorang walaupun sebesar


zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat
gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar. (QS. An-Nisa’;
40)

Dari beberapa ayat di atas Allah mengambil perumpamaan dengan dzarrah


untuk menunjukkan kehalusan, bukanlah suatu perumpamaan yang sia-sia. Hal ini

6|Page
dibuktikan pada abad ke 20 para ilmuan telah menemukan bahwa dzarrah yang
ukuranya kecil namun memiliki tenaga yang luar biasa.

3. Terintegrasi Keislaman pada Mata Kuliah Kimia Dasar Larutan Penyangga


Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan nilai pH jika
ditambah sedikit asam dan sedikit basa. Larutan penyangga ini juga terdapat di
dalam tubuh manusia seperti penyangga darah, penyangga saliva, dan penyangga
pada sistem respirasi. Darah merupakan salah satu penyusun manusia,
sebagaimana dalam QS. Al-Alaq ayat 2.

ٍ َ‫ق اإْل ِ ْن َسانَ ِم ْن َعل‬


‫ق‬ َ َ‫خَ ل‬

Artinya : Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (QS Al-Alaq : 2)

Allah telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Dalam darah


terdapat sistem penyangga berupa larutan karbonat (HCO3/H2CO3) yang berfungsi
menjaga keseimbangan pH dalam tubuh. Oleh karena itu, bersyukurlah ketika kita
makan sesuatu yang terasa masam. Tubuh kita punya sistem penyangga ini yang
akan mengatasinya sehingga pH di dalam tubuh tidak akan berubah. Selain darah,
terdapat juga sistem penyangga saliva. Penyangga saliva terdapat larutan
HPO4/H2PO4 yang juga berfungsi untuk menjaga pH dalam tubuh. Selain itu,
ternyata saliva ini juga dapat menyembuhkan luka. Hal ini juga pernah dilakukan
oleh Rasulullah Saw. Sistem respirasi juga merupakan sistem yang penting bagi
tubuh manusia. Penyangga respirasi juga berfungsi menjaga keseimbangan
oksigen. Dalam sebuah kasus, ada larangan meniup makanan/minuman di dalam
gelas karena hal ini akan menyebabkan gangguan kesehatan bagi manusia.

4. Integrasi Kimia dan Agama pada Air


Air merupakan salah satu karunia Allah SWT yang tak ternilai
harganya. Air adalah sumber kehidupan, materi kehidupan, padanya
bergantunglah berbagai mahluk hidup dimuka bumi ini, manusia, binatang dan
tumbuhan bahkan mahluk Allah SWT yang ghaib yang hidup diluar dimensi
fisikpun sangat menyukai air sebagai media kehidupannya. Allah SWT telah
menyebutkan kata-kata air dalam Al-Qur’an sebanyak 33 kali bentuk nakirah
dan 16 kali dalam bentuk ma’rifat. Sebagaimana Allah SWT menjelaskan
dalam Al-Qur’an diantaranya Surat An-Nahl (16) ayat 10-11.

7|Page
ُ ِ‫) يُ ْنب‬10( َ‫ي ُمون‬T‫ ِه تُ ِس‬T‫ َج ٌر فِي‬T‫هُ َش‬T‫ َرابٌ َو ِم ْن‬T‫هُ َش‬T‫ا ًء لَ ُك ْم ِم ْن‬T‫هُ َو الَّ ِذي أَنز َل ِمنَ ال َّس َما ِء َم‬
‫ ِه‬Tِ‫ت لَ ُك ْم ب‬
11( َ‫ك آليَةً لِقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون‬َ ِ‫ت ِإ َّن فِي َذل‬ ِ ‫َاب َو ِم ْن ُكلِّ الثَّ َم َرا‬
َ ‫ال َّزرْ َع َوال َّز ْيتُونَ َوالنَّ ِخي َل َواأل ْعن‬

Artinya : Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,
sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-
tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.
Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun,
korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
memikirkan {QS.An-Nahl (16) : 10-11}.
Al-Qur’an menjelaskan bahwa air merupakan sumber kehidupan,
dengan air Allah SWT menumbuh kembangkan tanam-tanaman dan
mengembang-biakkan hewan-hewan ternak. Air memiliki bentuk kristal
geometri yang berbeda-beda sesuai dengan perlakuan yang kita berikan.
Ketika kita senantiasa mengumandangkan kalimat-kalimat yang mendekatkan
kita kepada Allah SWT, kalimat-kalimat yang baik lagi bermakna maka
bentuk kristal air akan terlihat indah, sebaliknya apabila kita senantiasa
melontarkan kalimat-kalimat yang jelek dan caci maki maka bentuk kristal air
berubah menjadi buruk. Subhanallah. Dari pandangan kimia air memiliki
rumus molekul H2O dan antar molekulnya terdapat ikatan kimia yaitu ikatan
hidrogen. Adanya ikatan hirogen ini merupakan salah satu bukti kebesaran
Allah SWT karena tanpa adanya ikatan hidrogen pada antar molekul air maka
air akan mencair sekitar pada suhu –100oC dan mendidih pada suhu –90 oC.

8|Page
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
1. Strategi dalam spiritualisasi ilmu meliputi segala upaya untuk membangun ilmu
pengetahuan didasarkan pada kesadaran kesatuan ilmu pengetahuan yang
bersumber dari ayat-ayat Allah baik yang diperoleh melalui para nabi, eksplorasi
akal, maupun alam.
2. Implementasi Kesatuan Ilmu Spiritualisasi Science meliputi :
a. Besi dalam al qur’an dan sains kimia
b. Struktur atom berdasarkan ilmu kimia dan perspektif al-quran
c. Terintegrasi keislaman pada mata kuliah kimia dasar larutan penyangga
d. Integrasi kimia dan agama pada air
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat, guna memenuhi tugas kuliah
filsafah kesatuan ilmu. Kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat banyak kesalahan. Kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan untuk makalah berikutnya dan semoga makalah ini dapat memberi
manfaat bagi kita semua.

9|Page
DAFTAR PUSTAKA

Bagir, zainal abidin. 2005. Integrasi Ilmu Dan Agama (Integration Of Science and Religion).
Bandung: mizan.

Dehler dan welsh. 1994. Spirituality And Organizational Transformation: Implications For
The New Management Paradigm. Journal Of Managerial Psychology. Vol 9. (hlm
17-26.).

Fanani, Muhyar. 2015. Paradigma Kesatuan Ilmu Pengetahuan. Semarang : Karya Adi Jaya.

Ningsih, zaqiyatul. 2020. Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Terintegrasi Keislaman


pada Mata Kuliah Kimia Dasar. Skripsi. Uin Syarif Hidayatulloh.

Ritonga, 2011. Air Sebagai Sarana Peningkatan Imtaq (Integrasi Kimia dan Agama. Jurnal
Sosial Budaya. Vol. 8 ( 02 ).

Sabarni. 2019. Struktur Atom Berdasarkan Ilmu Kimia dan Perspektif Al-Quran. Lantanida
Journal. Vol 7(1). (hlm 1-100).

Sudiarti, dkk. 2018. Analisis Teoritis dan Praktis Mengenai Besi dan Upaya Mengatasi
Korosi pada Besi. Al-Kimiya. Vol 5(1). (hlm 7-16).

Supena, Ilyas. 2015. Pergeseran Paradigma Epistemologi Ilmu-ilmu Keislaman.Semarang


: Karya Jaya Abadi.

10 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai