Umpan yang baik adalah konsentrat dengan kadar metal yang tinggi agar
dapat mengurangi pemakaian energi panas. Penghematan energi panas dapat juga
dilakukan dengan memilih dan memanfaatkan reaksi kimia eksotermik
(exothermic).
Sumber energi panas dapat berasal dari :
1. Energi kimia (chemical energy = reaksi kimia eksotermik).
2. Bahan bakar (hydrocarbon fuels) : kokas, gas dan minyak bumi.
3. Energi listrik.
4. Energi terselubung/tersembunyi, panas buangan dipakai untuk pemanasan
awal (preheating process).
1. Drying (Pengeringan)
Adalah proses pemindahan panas kelembapan cairan dari material.
Pengeringan biasanya sering terjadi oleh kontak padatan lembap
denganpembakaran gas yang panas oleh pembakaran bahan bakar fosil. Pada
beberapa kasus, panas pada pengeringan bisa disediakan oleh udara panas gas
yang secara tidak langsung memanaskan.
Biasanya suhu pengeringan di atur pada nilai diatas titik didih air sekitar
120ºC.pada kasus tertentu, seperti pengeringan air garam yang dapat larut, suhu
pengeringan yang lebih tinggi diperlukan.
2. Calcining (Kalsinasi)
Kalsinasi adalah dekomposisi panas material. Contohnya dekomposisi
hydrate seperti ferric Hidroksida menjadi ferric oksida dan uap air atau
dekomposisi kalsium karbonat menjadi kalsium oksida dan karbon diosida dan
atau besi karbonat menjadi besi oksida.Proses kalsinasi membawa dalam variasi
tungku/furnace termasuk shaft furnace, rotary kilns dan fluidized bed reactor.
3. Roasting (Pemanggangan)
Adalah pemanasan dengan kelebihan udara dimana udara dihembuskan
pada bijih yang dipanaskan disertai penambahan regen kimia dan pemanasan ini
tidak mencapai titik leleh (didih).
Kegunaan Roasting adalah :
-Mengeluarkan sulfur, Arsen, Antimon dari persenyawaannya
- Merubah mineral sulfida menjadi oksida dan sulfur
2 ZnS + 3O2 2 ZnO + 2 SO4
b. Reduksi Roasting
Adalah suatu proses pemanggangan dimana suatu oksida mengalami proses
reduksi oleh suatu reduktor gas yang dimaksudkan untuk menurunkan derajat
oksidasi suatu logam. Peristiwa reduksi ini tidak dapat tercapai untuk suatu oksida
yang sangat stabil.
c. Chlor Roasting
Dalam proses ini, bijih/konsentrat dipanggang bersama senyawa klorida
(CaCl2,NaCl) atau dengan gas Cl2.
Tujuan chlor roasting adalah :
-Menghasilkan senyawa klorida logam dalam air (di ekstraksi)
-Menghasilkan senyawa klorida logam-logam yang mudah menguap agar dapat
dipisahkan dari mineral-mineral pengganggu (Metalurgi Halida).
d. Fluor Roasting
Pemanggangan ini menggunakan reagent F2.
e. Yodium Roasting
Pemanggangan ini menggunakan reagent I2.
4. Smelting (peleburan)
Adalah proses peleburan logam pada temperatur tinggi sehingga logam
,leleh dan mecair setelah mencapai titik didihnya.
Oven yang digunakan, yaitu :
a. Schacht Oven
b. Scraal Oven (revergeratory Furnace
c. Electric Oven (Electric Furnace)
Dalam pemakaian oven yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Ketahanan mekanis dari feeding
b. Kemurnian dari bahan bakar.
Smelting terbagi beberapa jenis, yaitu :
a. Reduksi smelting
b. Oksidasi smelting
c. Netral smelting
d. Sementasi smelting
e. Sulfida smelting
f. Presipitasi smelting
g. Flash smelting (peleburan semprot)
h. Ekstraksi timbal dan seng secara simultan.
5. Refining (Pemurnian)
Pemurnian adalah pemindahan kotoran dari material dengan proses panas.
Adapun secara rincinya proses metalurgi secara pirometalurgi sebelum proses
reduksi, dilakukan
Sintering : pemanasan (tidak sampai meleleh) untuk membentuk
partikel lebih besar.
Kalsinasi : pemanasan untuk menghilangkan gas atau produk yang
mudah (calcination) menguap.
Metode reduksi ini cocok untuk logam dari keluarga besi dan untuk
beberapa lainnya seperti timbel, timah, dan zink. Perhatikan bahwa karbon
mungkin dioksidasikan menjadi karbon monoksida, CO, atau karbon dioksida,
CO2. Pada kehadiran karbon (biasa disebut kokas) dan pada suhu-suhu tinggi, CO
merupakan gas yang dominan, dan merupakan zat pereduksi yang efektif dalam
kebanyakan proses peleburan yang menggunakan karbon.
Karbon cenderung membentuk karbida dengan logam tertentu, seperti
krom dan mangan; maka tak bisa digunakan untuk mereduksi semua bijih-bijih
oksida dari logam yang sedang-sedang saja aktifnya. Tetapi karbon digunakan
kapan saja mungkin, karena harganya murah serta pemakaiannya mudah.
elektrolisis
2 NaCl 2 Na + Cl2
Peleburan Besi
Proses pembuatan besi baja berlangsung didalam Convertor. Plat baja tebal
sebelah dalam dilapisi refractory asam (silikat). Pipa-pipa udara di bagian bawah
200 buah dengan diameter 1-3 cm.
O2 dimasukan melalui pipa-pipa udara yang ada di bagian bawah convertor.
Kemudia O2 yang dihembuskan tersebut pada metal bad akan mengoksider
logam-logam tertentu untuk membentuk slag. Slag dan logam yang didapat dalam
keadaan cair akan terpisah oleh berat jenis. Slag yang dihasilkan 10%.
b) Hidrometalurgi
Hidrometalurgi merupakan cabang tersendiri dari metalurgi. Secara harfiah
hidrometalurgi dapat diartikan sebagai cara pengolahan logam dari batuan atau
bijihnya dengan menggunakan pelarut berair (aqueous solution). Atau secara
detilnya proses Hydrometalurgi adalah suatu proses atau suatu pekerjaan dalam
metalurgy, dimana dilakukan pemakaian suatu zat kimia yang cair untuk dapat
melarutkan suatu partikel tertentu.
Hidrometalurgi dapat juga diartikan sebagai proses ekstraksi metal dengan
larutan reagen encer (< 1 gram/mol) dan pada suhu < 100º C. Reaksi kimia yang
dipilih biasanya yang sangat selektif. Artinya hanya metal yang diinginkan saja
yang akan bereaksi (larut) dan kemudian dipisahkan dari material yang tak
diinginkan.
Peralatan yang dipergunakan adalah :
a. Electrolysis / electrolytic cell.
b. Bejana pelindian (leaching box).
Teknik mengekstraksi logam dari bijihnya dengan reaksi dalam larutan air.
Hidrometalurgi merupakan cabang tersendiri dari metalurgi. Secara harfiah
hidrometalurgi dapat diartikan sebagai cara pengolahan logam dari batuan atau
bijihnya dengan menggunakan pelarut berair (aqueous solution). Dua cabang
metalurgi lainnya adalah pirometalurgi dan elektrometalurgi.
Saat ini hidrometalurgi adalah teknik metalurgi yang paling banyak
mendapat perhatian peneliti. Hal ini terlihat dari banyaknya publikasi ilmiah
semisal jurnal kimia berskala internasional yang membahas pereduksian logam
secara hidrometalurgi. Logam-logam yang banyak mendapat perhatian adalah
nikel (Ni), magnesium (Mg), besi (Fe) dan mangan (Mn).
Pada prinsipnya hidrometalurgi melewati beberapa proses yang dapat
disederhanakan tergantung pada logam yang ingin dimurnikan. Salah satu yang
saat ini banyak mendapat perhatian adalah logam mangan dikarenakan aplikasinya
yang terus berkembang terutama sebagai material sel katodik pada baterai isi
ulang. Baterial ion litium konvensional telah lama dikenal dan diketahui memiliki
kapasitas penyimpanan energi yang cukup besar. Namum jika katodanya dilapisi
lagi dengan logam mangan oksida maka kapasitas penyimpanan energi baterai
tersebut menjadi jauh lebih besar.
Kondisi yang baik untuk hidrometalurgi adalah :
1. Metal yang diinginkan harus mudah larut dalam reagen yang murah.
2. Metal yang larut tersebut harus dapat “diambil” dari larutannya dengan
mudah dan murah.
3. Unsur atau metal lain yang ikut larut harus mudah dipisahkan pada proses
berikutnya.
4. Mineral-mineral pengganggu (gangue minerals) jangan terlalu banyak
menyerap (bereaksi) dengan zat pelarut yang dipakai.
5. Zat pelarutnya harus dapat “diperoleh kembali” untuk didaur ulang. Zat
yang diumpankan (yang dilarutkan) jangan banyak mengandung lempung
(clay minerals), karena akan sulit memisahkannya.
6. Zat yang diumpankan harus porous atau punya permukaan kontak yang luas
agar mudah (cepat) bereaksi pada suhu rendah.
7. Zat pelarutnya sebaiknya tidak korosif dan tidak beracun (non-corrosive and
non-toxic), jadi tidak membahayakan alat dan operator.
Secara garis besar, proses hidrometalurgi terdiri dari tiga tahapan yaitu:
1. Leaching atau pengikisan logam dari batuan dengan bantuan reduktan
organik.
2. Pemekatan larutan hasil leaching dan pemurniannya.
3. Recovery yaitu pengambilan logam dari larutan hasil leaching.
Reduktan organik adalah hal yang sangat penting dalam proses ini.
Reduktan yang dipilih diusahakan tidak berbahaya bagi lingkungan, baik reduktan
itu sendiri maupun produk hasil oksidasinya. Kebanyakan reduktan yang
digunakan adalah kelompok monomer karbohidrat, turunan aldehid dan keton
karena punya gugus fungsi yang mudah teroksidasi. Contohnya adalah proses
reduksi mangan dengan adanya glukosa sebagai reduktan:
Keuntungan hidrometalurgi :
2.2 Metalurgi
2.2.1 Pengertian Metalurgi
Metalurgi ialah pemprosesan bahan mentah alam untuk memperoleh bahan
mentah unsur dan pengolahan selanjutnya untuk memperoleh / memproduksi
logam dengan sifat-sifat yang dikehendaki.
Metalurgi didefinisikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari
karakteristik / sifat / perilaku logam, ditinjau dari sifat mekanik (kekuatan,
keuletan, kekerasan, ketahanan lelah, dsb.), fisik (konduktivitas panas, listrik,
massa jenis, magnetik, optik, dsb), kimia (ketahanan korosi, dsb) dan teknologi
(kemampuan logam untuk dibentuk, dilas / disambung, dimesin, dicor dan
dikeraskan).
Metalurgi adalah ilmu, seni, dan teknologi yang mengkaji proses
pengolahan dan perekayasaan mineral dan logam. Ruang lingkup metalurgi
meliputi:
• pengolahan mineral (mineral dressing)
• ekstraksi logam dari konsentrat mineral (extractive metallurgy)
• proses produksi logam (mechanical metallurgy)
• perekayasaan sifat fisik logam (physical metallurgy)
Pengolahan meliputi pencampuran logam (aliase) pemanasan dan
pendinginan, secara seksama untuk mempengaruhi sifat fisika dan kimia serta
pembentukan dengan mencetak secara mekanik.
Ilmu yang mempelajari cara memperoleh logam dari sumbernya dibumi
adalah ilmu metalurgi ekstraktif (ekstraktif metallurgy), yaitu cabang ilmu yang
menggabungkan kimia, fisika, dan teknik dalam metode-metodenya. Sebagai
ilmu, ini adalah bidang yang agak baru, tetapi awal kemunculannya, yang terbukti
sudah ada di Asia Barat sekitar 6000 tahun lalu, merupakan pertanda munculnya
humanitas dari Zaman Batu. Logam yang pertama kali dikenal ialah tentu saja
emas, perak, dan tembaga, sebab logam-logam ini dapat dijumpai dalam keadaan
alaminya (unsur). Emas dan perak bernilai karena manfaat ornamentalnya, tetapi
logam ini terlalu lunak untuk dibuat perkakas. Besi juga dijumpai dalam bentuk
unsur (meskipun jarang) dalam meteorit.
1. Metalurgi Ekstraktif
2. Metalurgi Fisik
Adalah mempelajari struktur dan sifat fisik lainnya dari logam dan paduannya.
Untuk mengetahui sifat fisik diperlukan peralatan seperti mikroskop optic,
mikroskop electron untuk mempelajari struktur logam dan sinar X untuk
mempelajari struktur kristal dasar.
Juga dipelajari sifat magnetic, daya hantar listrik dan panas, susut muai logam dan
tahanan listriknya. Semua penelitian dilakukan dalam keadaan padat.
3. Metalurgi Mekanik
Berbagai produk tersebut dibuat dengan bahan / material, proses pembuatan yang
berbeda sesuai dengan fungsi masing-masing. Semua terbuat dari berbagai jenis
logam seperti baja, besi cor, aluminium, kuningan, dan lain-lain.
1). Roda gigi pada suatu mesin harus berputar secara terus menerus dengan
putaran tinggi dan mendapat beban yang berat, bila dibuat dari logam yang
lunak (perunggu, kuningan) akan mudah lecet. Sebaliknya bila dibuat dari
logam yang keras walaupun tahan aus sering terjadi pecah karena getas. Untuk
mengatasi hal ini maka harus dibuat dengan logam yang dapat dikeras
permukaan supaya bagian dalam tetap ulet hingga tidak mudah pecah sedang
bagian luar keras hingga tidak lekas aus.
2). Selongsong peluru yang berbentuk botol bila langsung disusun lengkap, maka
suatu saat dapat terjadi retak pada leher selongsongnya. Hal ini akibat
pembentukan yang meninggalkan tegangan sisa yang sangat besar. Retaknya
dapat terjadi seketika atau setelah menunggu beberapa waktu (jam, hari). Untuk
mengatasinya ialah dengan dilakukan annil (salah satu laku panas), maka
tegangan sisa akan sangat kurang hingga tidak menimbulkan retak lagi.
3). Pemotong kertas dipabrik kertas yang bermutu tinggi harus mempunyai
kekuatan dan kekerasan yang tinggi agar mampu memotong kertas yang
berlapis-lapis dan sangat banyak.