Anda di halaman 1dari 20

METALURGI

Metalurgi didefinisikan sebagai ilmu dan teknologi untuk memperoleh


sampai pengolahan logam yang mencakup tahapan dari pengolahan bijih
mineral,pemerolehan (ekstraksi) logam, sampai ke pengolahannya untuk
menyesuaikan sifat-sifat dan perilakunya sesuai dengan yang dipersyaratkan
dalam pemakaian untuk pembuatan produk rekayasa tertentu.
Berdasarkan tahapan rangkaian kegiatannya, metalurgi dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu metalurgi ekstraksi dan metalurgi fisika. Metalurgi ekstraksi yang
banyak melibatkan proses-proses kimia, baik yang temperatur rendah dengan cara
pelindian maupun pada temperatur tinggi dengan cara proses peleburan utuk
menghasilkan logam dengan kemurnian tertentu, dinamakan juga metalurgi kimia.
Meskipun sesungguhnya metalurgi kimia itu sendiri mempunyai pengertian yang
luas, antara lain mencakup juga pemaduan logam denagn logam lain atau logam
dengan bahan bukan logam. Beberapa aspek perusakan logam (korosi) dan cara-
cara penanggulangannya, pelapisan logam secara elektrolit,dll. Adapun proses-
proses dari ekstraksi metalurgi / ekstraksi logam itu sendiri antara lain adalah
pyrometalurgy (proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur
tinggi), hydrometalurgy(proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur yang
relatif rendah dengan cara pelindian dengan media cairan), dan electrometalurgy
(proses ekstraksi yang melibatkan penerapan prinsip elektrokimia, baik pada
temperatur rendah maupun pada temperatur tinggi).
b) Penambahan pelarut
Selain pemanggangan, dapat juga dilakukan dengan menambahkan pelarut
untuk memisahkan bijih dari batu-reja, contohnya:
Bauksit diolah dengn NaOH pekat lalu Al2O3 larut dan menghasilkan ion
aluminat.
Al2O3 + 2OH- 2AlO2- + H2O
Setelah dipanaskan dari batu-reja lalu diasamkan
AlO2- + HCl Al(OH)3 + Cl
Kemudian dipanaskan.
2Al(OH)3 Al2O3 + H2O

 Ekstraksi logam dari bijih (reduksi kimia menjadi unsur)


Proses ekstraksi logam dapat dibagi dalam tiga macam yaitu
pirometalurgi, hidrometalurgi, dan elektrometalurgi.
a) Pirometalurgi
Proses ini menggunakan kalor untuk mengubah atau mereduksi
mineral. (Pyro artinya “pada suhu tinggi”). Pirometalurgi adalah teknik metalurgi
paling tua, dimana logam diolah dan dimurnikan menggunakan panas yang sangat
tinggi. Panas didapatkan dari tanur berbahan bakar batubara (kokas) yang
sekaligus bertindak sebagai reduktan. Suhu pada proses ini bias mencapai ribuan
derajat Celcius. Suhu yang dicapai ada yang hanya 50º - 250º C (proses Mond
untuk pemurnian nikel), tetapi ada yang mencapai 2.000º C (proses pembuatan
paduan baja). Yang umum dipakai hanya berkisar 500º - 1.600º C ; pada suhu
tersebut kebanyakan metal atau paduan metal sudah dalam fase cair bahkan
kadang-kadang dalam fase gas.

Umpan yang baik adalah konsentrat dengan kadar metal yang tinggi agar
dapat mengurangi pemakaian energi panas. Penghematan energi panas dapat juga
dilakukan dengan memilih dan memanfaatkan reaksi kimia eksotermik
(exothermic).
Sumber energi panas dapat berasal dari :
1. Energi kimia (chemical energy = reaksi kimia eksotermik).
2. Bahan bakar (hydrocarbon fuels) : kokas, gas dan minyak bumi.
3. Energi listrik.
4. Energi terselubung/tersembunyi, panas buangan dipakai untuk pemanasan
awal (preheating process).

Peralatan yang umumnya dipakai adalah :


1. Tanur tiup (blast furnace).
2. Reverberatory furnace.

Sedangkan untuk pemurniannya dipakai :


1. Pierce-Smith converter.
2. Bessemer converter.
3. Kaldo cenverter.
4. Linz-Donawitz (L-D) converter.
5. Open hearth furnace.

Proses pirometalurgi terbagi atas 5 proses, yaitu :

1. Drying (Pengeringan)
Adalah proses pemindahan panas kelembapan cairan dari material.
Pengeringan biasanya sering terjadi oleh kontak padatan lembap
denganpembakaran gas yang panas oleh pembakaran bahan bakar fosil. Pada
beberapa kasus, panas pada pengeringan bisa disediakan oleh udara panas gas
yang secara tidak langsung memanaskan.
Biasanya suhu pengeringan di atur pada nilai diatas titik didih air sekitar
120ºC.pada kasus tertentu, seperti pengeringan air garam yang dapat larut, suhu
pengeringan yang lebih tinggi diperlukan.

2. Calcining (Kalsinasi)
Kalsinasi adalah dekomposisi panas material. Contohnya dekomposisi
hydrate seperti ferric Hidroksida menjadi ferric oksida dan uap air atau
dekomposisi kalsium karbonat menjadi kalsium oksida dan karbon diosida dan
atau besi karbonat menjadi besi oksida.Proses kalsinasi membawa dalam variasi
tungku/furnace termasuk shaft furnace, rotary kilns dan fluidized bed reactor.

3. Roasting (Pemanggangan)
Adalah pemanasan dengan kelebihan udara dimana udara dihembuskan
pada bijih yang dipanaskan disertai penambahan regen kimia dan pemanasan ini
tidak mencapai titik leleh (didih).
Kegunaan Roasting adalah :
-Mengeluarkan sulfur, Arsen, Antimon dari persenyawaannya
- Merubah mineral sulfida menjadi oksida dan sulfur
2 ZnS + 3O2  2 ZnO + 2 SO4

- Membentuk material menjadi porous


- Menguapkan impurity yang foltair.

Dapur yang digunakan pada proses roasting, yaitu :


- Hazard Vloer Oven
- Suspensi roasting oven
- Fluiized bed roasting

Jenis-jenis roasting, yaitu :


a. Oksida Roasting
Biasanya dilakukan terhadap mineral-mineral sulfida pada temperatur tinggi
(direduksi langsung). Pada temperatur rendah :
- sulfida logam dapat direduksi dengan Carbon membentuk CS dan CS2.
- Tidak dapat direduksi langsung karena sulfida logam-logam lebih stabil

b. Reduksi Roasting
Adalah suatu proses pemanggangan dimana suatu oksida mengalami proses
reduksi oleh suatu reduktor gas yang dimaksudkan untuk menurunkan derajat
oksidasi suatu logam. Peristiwa reduksi ini tidak dapat tercapai untuk suatu oksida
yang sangat stabil.
c. Chlor Roasting
Dalam proses ini, bijih/konsentrat dipanggang bersama senyawa klorida
(CaCl2,NaCl) atau dengan gas Cl2.
Tujuan chlor roasting adalah :
-Menghasilkan senyawa klorida logam dalam air (di ekstraksi)
-Menghasilkan senyawa klorida logam-logam yang mudah menguap agar dapat
dipisahkan dari mineral-mineral pengganggu (Metalurgi Halida).

d. Fluor Roasting
Pemanggangan ini menggunakan reagent F2.

e. Yodium Roasting
Pemanggangan ini menggunakan reagent I2.

4. Smelting (peleburan)
Adalah proses peleburan logam pada temperatur tinggi sehingga logam
,leleh dan mecair setelah mencapai titik didihnya.
Oven yang digunakan, yaitu :
a. Schacht Oven
b. Scraal Oven (revergeratory Furnace
c. Electric Oven (Electric Furnace)
Dalam pemakaian oven yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Ketahanan mekanis dari feeding
b. Kemurnian dari bahan bakar.
Smelting terbagi beberapa jenis, yaitu :
a. Reduksi smelting
b. Oksidasi smelting
c. Netral smelting
d. Sementasi smelting
e. Sulfida smelting
f. Presipitasi smelting
g. Flash smelting (peleburan semprot)
h. Ekstraksi timbal dan seng secara simultan.

5. Refining (Pemurnian)
Pemurnian adalah pemindahan kotoran dari material dengan proses panas.
Adapun secara rincinya proses metalurgi secara pirometalurgi sebelum proses
reduksi, dilakukan
 Sintering : pemanasan (tidak sampai meleleh) untuk membentuk
partikel lebih besar.
 Kalsinasi : pemanasan untuk menghilangkan gas atau produk yang
mudah (calcination) menguap.

4 FeCO3(s) + O2 2 Fe2O3(s) + 4 CO2(g)

PbCO3(s) PbO(s) + CO2(g)


 Roasting (pemanggangan) : pada pemanasan terjadi reaksi kimia antara
bijih dan gas yang terdapat dalam tungku. Pada pemanggangan yang
terjadi oksidasi dan redusi dapat disertai dengan kalsinasi.
2 PbS(s) + 3 O2(g) 2 PbO(s) + 2 SO2(g)

2 ZnS(s) + 3 O2(g) 2 ZnO(s) + 2 SO2(g)


Bijih logam yang kurang reaktif seperti raksa (Hg) dapat dipanggang
sampai menjadi loam bebas
Hg(s) + O2(g) Hg(g) + SO2(g)

Logam bebas dapat terbentuk jika di dalam tungku terdapat karbon


monoksida.
PbO(s) + CO(g) Pb(l) + CO2(g)

Logam seperti titanium yang sukar diperoleh dalam keadaan bebas,


dengan pemanggangan diubah menjadi klorida kemudian direduksi. Untuk
memperoleh klorida, oksida logam atau karbida logam dipanggang dalam
atmosfer klor.

TiC(s) + 4 Cl2(g) TiCl4(g) + CCl4(g)


- Peleburan
Proses-proses reduksi dalam industri, disebut peleburan (smelting). Ada
beberapa metode kimia yang dapat dipakai untuk mereduksi suatu logam tertentu
dari keadaan oksidanya dalam bijih, ke keadaan unsurnya, yaitu:
 Reduksi dengan panas dalam udara.
Logam mulia dalam grup VIIB dan IA mudah diproduksi. Platinum, emas,
dan kadang-kadang perak ditemukan dalam bentuk unsurnya, dan hanya perlu
dipanaskan untuk membuatnya meleleh keluar dari batu-reja. Karena banyak
oksida dari logam yang kurang aktif, diuraikan oleh panas yang sangat tinggi,
memanggang saja dengan udara sudah cukup untuk mereduksinya.
Pemanggangan bijih sulfida dari merkurium, akan lebih membentuk
logamnya ketimbang membentuk oksida logam :
HgS + O2 Hg + SO2
Tembaga (1) sulfida yang meleleh, direduksi dengan menghembuskan
udara melaluinya:
Cu2S + O2 2 Cu + SO2
 Reduksi dengan karbon.
Oksida dari banyak logam yang sedang-sedang saja aktifnya, dapat
direduksi oleh karbon. Reaksi untuk kobalt oksida adalah:
Panas
CoO + C Co + CO
Panas
CoO + CO Co + CO2

Metode reduksi ini cocok untuk logam dari keluarga besi dan untuk
beberapa lainnya seperti timbel, timah, dan zink. Perhatikan bahwa karbon
mungkin dioksidasikan menjadi karbon monoksida, CO, atau karbon dioksida,
CO2. Pada kehadiran karbon (biasa disebut kokas) dan pada suhu-suhu tinggi, CO
merupakan gas yang dominan, dan merupakan zat pereduksi yang efektif dalam
kebanyakan proses peleburan yang menggunakan karbon.
Karbon cenderung membentuk karbida dengan logam tertentu, seperti
krom dan mangan; maka tak bisa digunakan untuk mereduksi semua bijih-bijih
oksida dari logam yang sedang-sedang saja aktifnya. Tetapi karbon digunakan
kapan saja mungkin, karena harganya murah serta pemakaiannya mudah.

 Reduksi dengan hidrogen.


Reduksi dengan hidrogen boleh digunakan bila karbon tidak cocok.
Tungsten oksida direduksi dengan cara ini, karena dengan karbon sebagai zat
pereduksi, logam yang tereduksi akan bercampur dengan karbida. Reaksi reduksi
hidrogen adalah:
WO3 + 3 H2 W + 3 H2O

 Reduksi dengan logam aktif.


Jika senyawa tak dapat direduksi dengan memuaskan dengan karbon atau
hidrogen, suatu logam aktif dapat digunakan sebagai zat pereduksi. Aluminium,
magnesium, natrium, dan kalsium, cukup aktif untuk menjadi zat pereduksi yang
baik.
Titanium klorida direduksi dengan magnesium atau natrium.
TiCl4 + 2 Mg 2 MgCl2 + Ti

 Reduksi dengan elektrolisis.


Logam-logam yang sangat aktif, seperti logam alkali dan unsur alkali
tanah, diproduksi paling efisien dengan elektrolisis garam-garamnya yang meleleh
dan tak berair :

elektrolisis
2 NaCl 2 Na + Cl2

Aluminium diproduksi dengan reduksi elektrolitik aluminium oksida atau


aluminium klorida. Juga, unsur-unsur grup IIIB dan deret lantanida, biasanya
dibuat dengan mengelektrolisis kloridanya yang meleleh.
Contoh Proses Ekstraksi Metaluri Secara Pirometalurgi

Peleburan Besi
Proses pembuatan besi baja berlangsung didalam Convertor. Plat baja tebal
sebelah dalam dilapisi refractory asam (silikat). Pipa-pipa udara di bagian bawah
200 buah dengan diameter 1-3 cm.
O2 dimasukan melalui pipa-pipa udara yang ada di bagian bawah convertor.
Kemudia O2 yang dihembuskan tersebut pada metal bad akan mengoksider
logam-logam tertentu untuk membentuk slag. Slag dan logam yang didapat dalam
keadaan cair akan terpisah oleh berat jenis. Slag yang dihasilkan 10%.

Dampak Negatif dari Esktraksi Metalurgi Secara Pirometalurgi


Pencemaran lingkungan yang terjadi adalah :
1. Panas yang terasa oleh para pekerja yang berada di sekitar peralatan lebur.
2. Gas buangan yang mengandung racun (CO, NO2, SO2, dll).
3. Debu dan padatan yang beterbangan di sekitar pabrik.
4. Terak (slag) yang bisa mengotori atau merusak lahan, walaupun dapat juga
dimanfaatkan sebagai material pengisi (land fill), pengeras jalan (road
aggregate) dan campuran beton ringan (light weight concrete aggregate).

b) Hidrometalurgi
Hidrometalurgi merupakan cabang tersendiri dari metalurgi. Secara harfiah
hidrometalurgi dapat diartikan sebagai cara pengolahan logam dari batuan atau
bijihnya dengan menggunakan pelarut berair (aqueous solution). Atau secara
detilnya proses Hydrometalurgi adalah suatu proses atau suatu pekerjaan dalam
metalurgy, dimana dilakukan pemakaian suatu zat kimia yang cair untuk dapat
melarutkan suatu partikel tertentu.
Hidrometalurgi dapat juga diartikan sebagai proses ekstraksi metal dengan
larutan reagen encer (< 1 gram/mol) dan pada suhu < 100º C. Reaksi kimia yang
dipilih biasanya yang sangat selektif. Artinya hanya metal yang diinginkan saja
yang akan bereaksi (larut) dan kemudian dipisahkan dari material yang tak
diinginkan.
Peralatan yang dipergunakan adalah :
a. Electrolysis / electrolytic cell.
b. Bejana pelindian (leaching box).
Teknik mengekstraksi logam dari bijihnya dengan reaksi dalam larutan air.
Hidrometalurgi merupakan cabang tersendiri dari metalurgi. Secara harfiah
hidrometalurgi dapat diartikan sebagai cara pengolahan logam dari batuan atau
bijihnya dengan menggunakan pelarut berair (aqueous solution). Dua cabang
metalurgi lainnya adalah pirometalurgi dan elektrometalurgi.
Saat ini hidrometalurgi adalah teknik metalurgi yang paling banyak
mendapat perhatian peneliti. Hal ini terlihat dari banyaknya publikasi ilmiah
semisal jurnal kimia berskala internasional yang membahas pereduksian logam
secara hidrometalurgi. Logam-logam yang banyak mendapat perhatian adalah
nikel (Ni), magnesium (Mg), besi (Fe) dan mangan (Mn).
Pada prinsipnya hidrometalurgi melewati beberapa proses yang dapat
disederhanakan tergantung pada logam yang ingin dimurnikan. Salah satu yang
saat ini banyak mendapat perhatian adalah logam mangan dikarenakan aplikasinya
yang terus berkembang terutama sebagai material sel katodik pada baterai isi
ulang. Baterial ion litium konvensional telah lama dikenal dan diketahui memiliki
kapasitas penyimpanan energi yang cukup besar. Namum jika katodanya dilapisi
lagi dengan logam mangan oksida maka kapasitas penyimpanan energi baterai
tersebut menjadi jauh lebih besar.
Kondisi yang baik untuk hidrometalurgi adalah :
1. Metal yang diinginkan harus mudah larut dalam reagen yang murah.
2. Metal yang larut tersebut harus dapat “diambil” dari larutannya dengan
mudah dan murah.
3. Unsur atau metal lain yang ikut larut harus mudah dipisahkan pada proses
berikutnya.
4. Mineral-mineral pengganggu (gangue minerals) jangan terlalu banyak
menyerap (bereaksi) dengan zat pelarut yang dipakai.
5. Zat pelarutnya harus dapat “diperoleh kembali” untuk didaur ulang. Zat
yang diumpankan (yang dilarutkan) jangan banyak mengandung lempung
(clay minerals), karena akan sulit memisahkannya.
6. Zat yang diumpankan harus porous atau punya permukaan kontak yang luas
agar mudah (cepat) bereaksi pada suhu rendah.
7. Zat pelarutnya sebaiknya tidak korosif dan tidak beracun (non-corrosive and
non-toxic), jadi tidak membahayakan alat dan operator.

Secara garis besar, proses hidrometalurgi terdiri dari tiga tahapan yaitu:
1. Leaching atau pengikisan logam dari batuan dengan bantuan reduktan
organik.
2. Pemekatan larutan hasil leaching dan pemurniannya.
3. Recovery yaitu pengambilan logam dari larutan hasil leaching.

Leaching adalah proses pelarutan selektif dimana hanya logam-logam


tertentu yang dapat larut. Pemilihan metode pelindian tergantung pada kandungan
logam berharga dalam bijih dan karakteristik bijih khususnya mudah tidaknya
bijih dilindi oleh reagen kimia tertentu. Secara hidrometalurgi terdapat
beberapa jenis leaching, yaitu :

1. Leaching in Place (In-situ Leaching)


2. Heap Leaching
3. Vat Leaching /Percolation Leaching
4. Agitation Leaching
5. Autoclaving

Reduktan organik adalah hal yang sangat penting dalam proses ini.
Reduktan yang dipilih diusahakan tidak berbahaya bagi lingkungan, baik reduktan
itu sendiri maupun produk hasil oksidasinya. Kebanyakan reduktan yang
digunakan adalah kelompok monomer karbohidrat, turunan aldehid dan keton
karena punya gugus fungsi yang mudah teroksidasi. Contohnya adalah proses
reduksi mangan dengan adanya glukosa sebagai reduktan:

C6H12O6 + 12MnO2 + 24H+ = 6CO2 + 12Mn2+ + 18H2O


Larutan hasil leaching tersebut kemudian dipekatkan dan dimurnikan. Ada
tiga proses pemurnian yang umum digunakan yaitu evaporasi, ekstraksi pelarut
dan presipitasi (pengendapan). Di antara ketiganya, presipitasi adalah yang paling
mudah dilakukan, juga lebih cepat. Namun cara ini kurang efektif untuk beberapa
logam.
Logam hasil pemurnian biasanya diaktivasi dengan asam tertentu terlebih
dahulu sebelum diambil dari larutannya. Cara ini menjamin didapatkannya logam
dalam struktur nanometer dengan tingkat kemurnian yang lebih tinggi. Logam
yang berstruktur nanometer harganya bisa puluhan kali lipat dibandingkan dengan
logam yang berstruktur biasa.
Suhu selama proses leaching, konsentrasi reaktan, ukuran partikel sampel
dan PH larutan merupakan faktor-faktor yang paling menentukan keberhasilan
proses hidrometalurgi. Apabila kita mampu menemukan kombinasi yang tepat
dari keempat faktor ini maka proses hidrometalurgi akan semakin optimal.
Kedepan diharapkan para ahli teknik kimia dapat menciptakan teknologi yang
mampu mengaplikasikan hidrometalurgi agar terpakai lebih luas dalam dunia
industri.

Keuntungan hidrometalurgi :

1. Bijih tidak harus dipekatkan, melainkan hanya harus dihancurkan menjadi


bagian-bagian yang lebih kecil.
2. Pemakaian batubara dan kokas pada pemanggangan bijih dan sekaligus
sebagai reduktor dalam jumlah besar dapat dihilangkan.
3. Polusi atmosfer oleh hasil samping pirometalurgi sebagai belerang dioksida,
arsenik(III)oksida, dan debu tungku dapat dihindarkan.
4. Untuk bijih-bijih peringkat rendah (low grade), metode ini lebih efektif.
5. Suhu prosesnya relatif lebih rendah.
6. Reagen yang digunakan relatif murah dan mudah didapatkan.
7. Produk yang dihasilkan memiliki struktur nanometesr dengan kemurnian
yang tinggi.
c) Elektrometalurgi
Elektrometalurgi, seperti namanya, adalah pengolahan bijih logam menjadi
logam murni dengan cara elektrokimia. Elektrometalurgi merupakan proses
ekstraksi metalurgi yang menggunakan sumber listrik sebagai sumber panas.
Natrium adalah logam yang paling sering diolah dengan cara ini.
Pada proses ini digunakan listrik untuk mereduksi mineral atau pemurnian
logam.
Contoh: pemurnian Na dan Al
Metode pirometalurgi dan hidrometalurgi tidak cocok untuk memproduksi
logam seperti aluminium, alkali, dan alkali tanah. Logam-logam ini mempunyai
energi bebas yang sangat tinggi.
Prinsip Elektro Metalurgy
Untuk prinsip elektro metalurgy ini adalah suatu elektrolisa dimana
penggunaan tenaga listrik untuk mengendapkan suatu metal atau logam pada salah
satu elektrodanya.
Proses elektrometalurgi terdiri atas lima macam, yaitu :
1. Suatu elektrolisa di dalam larutan air,terbagi atas :
 Elektrowinning,merupakan tahap pemerolehan kembali suatu logam dari
larutannya dengan menggunakan arus listrik yang diberikan dari luar.
Logam yang dihasilkan murni, maka pengendapan dengan cara ini lebih
disukai.
 Elektrorefining,untuk mengekstraksi logam-logam sehingga diperoleh
logam dengan tingkat kemurnian yang tinggi.
 Elektrodissolution

2. Elektrolisa di dalam larutan garam.


Biasanya digunakan untuk mengekstraksi logam-logam yang sangat
reaktif, seperti Al dan Mg.
3. Elektrolisa di dalam larutan zat organik.
4. Elektroplating dan Anodisasi.
5. Korosi logam dan teknik penanggulangannya.
Yang banyak digunakan pada elektrolisa metal adalah elektrolisa dalam
larutan air dan elektrolisa dalam larutan garam, sedangkan elektrolisa dalam
larutan zat organik sedikit sekali digunakan.
Pekerjaan elektrolisa ini terdiri atas 2 tingkatan, yaitu elektro Winning dan
elektro Refinary. Hasil dari elektro Winning selanjutnya dimurnikan melalui
elektro Refinery. Pekerjaan di dalam elektrolisa dilakukan dengan arah arus DC,
dimana daerah elektrolisa positif disebut anoda, sedangkan daerah elektrolisa
negative disebut katoda. Banyaknya penempelan logam pada plat katoda adalah
berbanding lurus dengan elektrisitet pada larutan. Kekuatan elektrisitet = joule
coulomb.

Sifat Proses Elektro Metalurgy


1. Pada daerah katoda (reduksi), yang lebih mulia mengalami pengendapan.
2. Pada anoda (oksidasi), yang kurang mulia tidak mengalami pengendapan.
Jika tidak terjadi keseimbangan, maka reaksi akan terjadi sebaliknya.

Oksida Logam disusun Berdasarkan Kemudahannya Direduksi


Oksida Logam N+ ΔG0f / n+ Metode Produksi
Logam (kJmol-1) Logam

MgO Mg 2 -285 Elektrolisis MgCl2


Al2O3 Al 6 -264 Elektrolisis
TiO2 Ti 4 -222 Reaksi dengan Mg
Na2O Na 2 -188 Elektrolisis NaCl
Cr2O3 Cr 6 -176 Elektrolisis, reduksi
oleh Al
ZnO Zn 2 -159 Peleburan ZnS
SnO2 Sn 4 -130 Pelebutan
Fe2O3 Fe 6 -124 Peleburan
NiO Ni 2 -106 Peleburan nikel sulfida
PbO Pb 2 -94 Peleburan PbS
Berdasarkan ASM (American Society of Metals), logam didefinisikan
sebagai unsur kimia yang mempunyai sifat konduktivitas panas, listrik yang baik,
buram dan jika dipoles hingga mengkilap akan menjadi reflektor/pemantul cahaya
yang baik. Selain itu mempunyai sifat tidak tembus cahaya dan mempunyai
kekuatan dan keuletan yang baik. Unsur-unsur logam terlihat dominan (sekitar
80%) dibandingkan unsur-unsur lainnya .
Logam adalah unsur yang jumlah elektron di kulit terluar atomnya lebih
kecil atau sama dengan nomor periodanya. Hampir empat per lima dari unsur-
unsur adalah logam. Gaya ikatan logam disebabkan adanya elektron-elektron yang
terdelokalisasi. Derajat kohesi yang besar disebabkan oleh elektron-elektron yang
terdelokalisasi menyebabkan logam mempunyai titik leleh, titik didih, dan
kerapatan yang tinggi. Mobilitas dari elektron valensi menyebabkan logam
mempunyai daya hantar listrik dan panas yang besar.

2.2 Metalurgi
2.2.1 Pengertian Metalurgi
Metalurgi ialah pemprosesan bahan mentah alam untuk memperoleh bahan
mentah unsur dan pengolahan selanjutnya untuk memperoleh / memproduksi
logam dengan sifat-sifat yang dikehendaki.
Metalurgi didefinisikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari
karakteristik / sifat / perilaku logam, ditinjau dari sifat mekanik (kekuatan,
keuletan, kekerasan, ketahanan lelah, dsb.), fisik (konduktivitas panas, listrik,
massa jenis, magnetik, optik, dsb), kimia (ketahanan korosi, dsb) dan teknologi
(kemampuan logam untuk dibentuk, dilas / disambung, dimesin, dicor dan
dikeraskan).
Metalurgi adalah ilmu, seni, dan teknologi yang mengkaji proses
pengolahan dan perekayasaan mineral dan logam. Ruang lingkup metalurgi
meliputi:
• pengolahan mineral (mineral dressing)
• ekstraksi logam dari konsentrat mineral (extractive metallurgy)
• proses produksi logam (mechanical metallurgy)
• perekayasaan sifat fisik logam (physical metallurgy)
Pengolahan meliputi pencampuran logam (aliase) pemanasan dan
pendinginan, secara seksama untuk mempengaruhi sifat fisika dan kimia serta
pembentukan dengan mencetak secara mekanik.
Ilmu yang mempelajari cara memperoleh logam dari sumbernya dibumi
adalah ilmu metalurgi ekstraktif (ekstraktif metallurgy), yaitu cabang ilmu yang
menggabungkan kimia, fisika, dan teknik dalam metode-metodenya. Sebagai
ilmu, ini adalah bidang yang agak baru, tetapi awal kemunculannya, yang terbukti
sudah ada di Asia Barat sekitar 6000 tahun lalu, merupakan pertanda munculnya
humanitas dari Zaman Batu. Logam yang pertama kali dikenal ialah tentu saja
emas, perak, dan tembaga, sebab logam-logam ini dapat dijumpai dalam keadaan
alaminya (unsur). Emas dan perak bernilai karena manfaat ornamentalnya, tetapi
logam ini terlalu lunak untuk dibuat perkakas. Besi juga dijumpai dalam bentuk
unsur (meskipun jarang) dalam meteorit.

2.2.2 Sejarah Metalurgi


Sejarah ilmu metalurgi diawali dengan teknologi pengolahan hasil
pertambangan. Logam yang paling dini digunakan oleh manusia tampaknya
adalah emas, yang bisa ditemukan secara bebas. Sejumlah kecil emas telah
ditemukan dan telah digunakan di gua-gua di Spanyol pada masa Paleolitikum,
sekitar 40.000 SM.
Perak, tembaga, timah dan besi meteor juga dapat ditemukan bebas, dan
memungkinkan pengerjaan logam dalam jumlah terbatas. Senjata Mesir yang
dibuat dari besi meteor pada sekitar 3000 SM sangat dihargai sebagai "belati dari
langit". Dengan pengetahuan untuk mendapatkan tembaga dan timah dengan
memanaskan bebatuan, serta mengkombinasikan tembaga dan timah untuk
mendapatkan logam paduan yang dinamakan sebagai perunggu, teknologi
metalurgi dimulai sekitar tahun 3500 SM pada masa Zaman Perunggu.
Ekstraksi besi dari bijihnya ke dalam logam yang dapat diolah jauh lebih
sulit. Proses ini tampaknya telah diciptakan oleh orang-orang Hittit pada sekitar
1200 SM, pada awal Zaman Besi. Rahasia ekstraksi dan pengolahan besi adalah
faktor kunci dalam keberhasilan orang-orang Filistin.
Perkembangan historis metalurgi besi dapat ditemukan dalam berbagai
budaya dan peradaban lampau. Ini mencakup kerajaan dan imperium kuno dan
abad pertengahan di Timur Tengah dan Timur Dekat, Mesir kuno, dan Anatolia
(Turki sekarang), Kartago, Yunani, Romawi kuno, Eropa abad pertengahan, Cina
kuno dan pertengahan, India kuno dan pertengahan, Jepang kuno dan pertengahan,
dan sebagainya.
Banyak penerapan, praktik dan perkakas metalurgi mungkin sudah
digunakan di Cina kuno sebelum orang-orang Eropa menguasainya (seperti tanur,
besi cor, baja, dan lain-lain) .Berdasar kedekatan antara metalurgi dengan
pertambangan inilah maka pada awalnya pendidikan metalurgi lahir dari sekolah-
sekolah pertambangan seperti pendidikan metalurgi di Colorado School of Mines.

2.2.3 Jenis-Jenis Metalurgi


Metalurgi dibagi menjadi 3 jenis,yaitu :

1. Metalurgi Ekstraktif

Disebut juga metalurgi kimia, adalah semua proses yang menyangkut


perubahan kimia dari bijih sampai jadi bahan baku termasuk pemurniannya.
Tahapan proses (process aims) pada metalurgi ekstraktif adalah :
a. Pemisahan (separation), yaitu pembuangan unsur, campuran atau material yang
tidak diinginkan dari bijih (sumber metal )
b. Pembentukan campuran (compound foramtion), yaitu cara memproduksi
material yang secara struktur dan sifat-sifat kimianya berbeda dari bijihnya
(sumbernya).
c. Pengambilan/produksi metal (metal production), yaitu cara-cara memperoleh
metal yang belum murni.
d. Pemurnian metal (metal purification), yaitu pembersihan, metal yang belum
murni (membuang unsur-unsur pengotor dari metal yang belum murni),
sehingga diperoleh metal murni.

2. Metalurgi Fisik

Adalah mempelajari struktur dan sifat fisik lainnya dari logam dan paduannya.
Untuk mengetahui sifat fisik diperlukan peralatan seperti mikroskop optic,
mikroskop electron untuk mempelajari struktur logam dan sinar X untuk
mempelajari struktur kristal dasar.
Juga dipelajari sifat magnetic, daya hantar listrik dan panas, susut muai logam dan
tahanan listriknya. Semua penelitian dilakukan dalam keadaan padat.

3. Metalurgi Mekanik

Proses pengerjaan secara mekanik untuk mencapai bentuk tertentu termasuk


proses pembentukan dan proses lainnya yang tidak merubah komposisi kimia,
termasuk sifat mekanik dan cara ujinya.

2.2.4 Penggunaan Metalurgi


metalurgi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
pembuatan suatu komponen.
Dapat dilihat bahwa untuk membuat suatu rangka kendaraan/mobil harus
memperhatikan berbagai aspek yaitu :
 Komposisi kimia logam (logam apa yang akan dipilih, apakah baja atau
aluminium paduan, unsur-unsur apa yang dibutuhkan).
 Struktur mikro (bagaimana struktur mikro yang ada dikaitkan dengan
kekuatan dan kemampuan logam tersebut akan dibuat, bagaimana mengontrol
kekuatannya.
 Proses pembuatan (pemilihan proses pembuatan yang dikaitkan dengan hasil
yang akan diperoleh).
 Penampilan/harga (bagaimana rasio kekuatan terhadap massa jenis, bagaimana
sifat mampu bentuknya, berapa ongkos produksinya).
2.4 Contoh Metalurgi

Perhatikan beberapa contoh produk yang biasa terlihat/dipakai oleh manusia


dalam kehidupan sehari-hari diatas.

Berbagai produk tersebut dibuat dengan bahan / material, proses pembuatan yang
berbeda sesuai dengan fungsi masing-masing. Semua terbuat dari berbagai jenis
logam seperti baja, besi cor, aluminium, kuningan, dan lain-lain.

Contoh-contoh praktis mengenai Metalurgi pada industri Modern


Bagaimana fungsi seorang metalurgis dapat dilihat dari contoh-contoh
di bawah ini :

1). Roda gigi pada suatu mesin harus berputar secara terus menerus dengan
putaran tinggi dan mendapat beban yang berat, bila dibuat dari logam yang
lunak (perunggu, kuningan) akan mudah lecet. Sebaliknya bila dibuat dari
logam yang keras walaupun tahan aus sering terjadi pecah karena getas. Untuk
mengatasi hal ini maka harus dibuat dengan logam yang dapat dikeras
permukaan supaya bagian dalam tetap ulet hingga tidak mudah pecah sedang
bagian luar keras hingga tidak lekas aus.
2). Selongsong peluru yang berbentuk botol bila langsung disusun lengkap, maka
suatu saat dapat terjadi retak pada leher selongsongnya. Hal ini akibat
pembentukan yang meninggalkan tegangan sisa yang sangat besar. Retaknya
dapat terjadi seketika atau setelah menunggu beberapa waktu (jam, hari). Untuk
mengatasinya ialah dengan dilakukan annil (salah satu laku panas), maka
tegangan sisa akan sangat kurang hingga tidak menimbulkan retak lagi.

3). Pemotong kertas dipabrik kertas yang bermutu tinggi harus mempunyai
kekuatan dan kekerasan yang tinggi agar mampu memotong kertas yang
berlapis-lapis dan sangat banyak.

Anda mungkin juga menyukai