Anda di halaman 1dari 42

Makalah

Teori Atom dan Energi Nuklir sebagai Aplikasinya


Disusun guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Principia Kimia

Dosen Pengampu
Ulya Lathifa, M.Pd,.

Disusun oleh:
Alfina Masruroh (1808076048)
Melida Dwi F. S (1808076057)
Annisa M. (1808076068)

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Illahi Rabbi, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayat, dan inayah-Nya pada kami. Sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah Principia Kimia tentang Teori Atom Dan
Aplikasinya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
menambah wawasan bagi pembaca.

Semarang, 29 Februari 2020


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
C. Tujuan ........................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
A. Sejarah dan Perkembangan Teori Atom ........................................... 3

B. Konsep Dasar Atom ................................................................... 9

C. Keterkaitan ESD (Education for Sustainable Development) pada

Atom dengan Energi Nuklir ……………………....................... 22

D. Unity of Science (UoS) ................................................................... 33


BAB III PENUTUP ........................................................................................... 36
A. Kesimpulan ..................................................................................... 36
B. Saran ........................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 38

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Atom adalah neutral secara elektik jika ia mempunyai bilangan proton dan
elektron yang sama. Atom yang mengalami pengurangan atau penambahan elektron
adalah dipanggil ion. Elektron yang terletak paling jauh daripada nukleus boleh
dipindahkan ke atom yang berhampiran atau dikongsi bersama-sama atom lain.
Melalui mekanisme ini atom dapat terikat menjadi molekul dan lain-lain jenis sebatian
kimia seperti hablur berangkaian ionik atau kovalen. Bagi gas dan sesetengah cecair
dan pepejal molekul (seperi air dan gula), molekul adalah pembahagian jirim terkecil
yang masih mengekalkan sifat-sifat kimia; akan tetapi, terdapat juga banyak lagi
pepejal dan cecair yang terdiri daripada atom-atom, dan tidak mengandungi molekul
berasingan (contohnya garam, batuan, dan logam cecair dan pepejal). Kebanyakan
molekul terdiri daripada berbilang atom; contohnya, molekul air merupakan gabungan
dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Beberapa jenis molekul (contohnya unsur
molekul gas yang tidak membentuk sebatian, seperti helium), terdiri daripada hanya
satu jenis atom.
Masyarakat pertama kali mengenal tenaga nuklir dalam bentuk bom atom yang
dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang Dunia II tahun 1945.
Sedemikian dahsyatnya akibat yang ditimbulkan oleh bom tersebut sehingga
pengaruhnya masih dapat dirasakan sampai sekarang. Di samping sebagai senjata
pamungkas yang dahsyat, sejak lama orang telah memikirkan bagaimana cara untuk
memanfaatkan tenaga nuklir agar dapat bermanfaat untuk kesejahteraan umat
manusia.
Nuklir merupakan perkembangan dari mekanika kuantum. Teknologi nuklir
memiliki sisi positif dan negatifnya. Pemanfaatan nuklir dapat mempengaruhi
peningkatan keamanan internasional. Tetapi dari reaksi nuklir yang dihasilkan sendiri
dapat menyebabkan radiasi yang sangat tinggi. Oleh karena itu, penulis mengambil
judul "Teori Atom dan Implementasi dalam Teknologi Nuklir" sebagai pembahasan
dalam pembuatan makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah dan Perkembagan Teori Atom?
1
2. Bagaimana Konsep Dasar Teori Atom?
3. Bagaimana Pengaplikasian Keterkaitan Atom dengan Energi Nuklir?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan teori atom
2. Untuk mengetahui konsep dasar teori atom
3. Untuk mengetahui keterkaitan atom dengan energi nuklir
D. Manfaat Penulisan
1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai sejarah dan perkembangan
teori atom.
2. Membuat pembaca kritis untuk mempelajari konsep dasar teori atom.
3. Dapat mengetahui sekaligus mengatasi dampak energi nuklir yang berkaitan
dengan atom.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Perkembangan Teori Atom


Pada tahun 1886, seorang yang bernama Eugen Goldstein melakukan
percobaan memodifikasi tabung sinar katoda yang ditemukan William Crookes
caranya melubangi lempeng katode. Dari percobaan ini, menemukan kalau gas yang
ada di belakang katode jadi berpijar. Berarti radiasi dari anode menembus lempengan
katode lewat lubang yang udah dibuat. Dibawah ini, ada beberapa hasil percobaan
yang dilakukan:
1. Sifat sinar anoda ini yaitu radiasi partikel karena mampu memutar baling –
baling.
2. Radiasi ini kalau dibelokkan pakai medan magnet, maka akan menuju ke kutub
magnet negatif. Artinya, radiasi sinar ini bermuatan positif (itu penyebabnya yang
dinamakan anode dan kemudian dinamakan proton).
3. Partikel sinar anoda bergantung pada jenis gas yang ada di dalam tabung. Massa
proton terkecil diperoleh pada atom Hidrogen yaitu Massa 1 proton = 1 sma =
1,66 × 10-24 gram dengan muatan 1 proton = +1 = 1,6 × 10-19 C. (Adhitya,
2020)
Kemudian, pada tahun 1897 Joseph John Thomson melakukan percobaan
pakai tabung sinar katode. Ada 2 plat elektroda, dimana salah satu plat logam yang
ada pada ujung tabung yang berfungsi sebagai katoda. 2 plat ini dimasukkan ke dalam
tabung kaca bertekanan rendah, dan dialirkan listrik bertegangan tinggi sampai
mampu melepas elektron dari katoda ke anoda. Sinar katoda tidak bisa dilihat dengan
mata telanjang, tetapi bisa dikeetahui dari berpenjarnya lapisan tabung kaca bagian
dalam akibat adanya benturan antara elektron dengan dinding tabung. Bisa dilihat
sinar katoda, jika dibenturkan ke layar berfluoresensi (layar yang bisa berpendar)
setelah diberi lubang pada plat logam anoda. Seperti gambar di bawah ini.

3
Gambar 2. 1. Tabung Sinar Katoda

4
Hasil percobaan yang dilakukan:

1. Merupakan radiasi partikel, karena mampu memutar baling – baling.

2. Radiasi ini kalau dibelokkan pakai medan magnet, maka akan menuju ke kutub
magnet positif. Artinya, sinar katoda bermuatan negatif.

3. Partikel katoda merambat tegak lurus dari lempengan katoda menuju anoda.

4. Sinar katoda tidak tergantung pada jenis plat logam yang dipakai.

5. Sinar katoda bisa dibuat dengan listrik tegangan tinggi.

Dengan sifat ini, maka J.J Thomson menamakan partikel penyusun atom
bermuatan negatif ini sebagai Elektron. J.J Thomson juga menemukan perbandingan
muatan elektron terhadap massa yaitu 1,76 × 108 C/g. Pada tahun 1909, Robert
Millikan berhasil menemukan besarnya muatan sebuah elektron yaitu 1,6 × 10 -19 C.
Maka kamu peroleh massa 1 elektron sebesar 9,1095×10-31 Kg.

Setelah menemukan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan


penelitian penembakan lempeng tipis. Jika atom terdiri dari partikel yang bermuatan
positif dan negatif, maka sinar alpha yang ditembakkan harusnya tidak ada yang
diteruskan/menembus lempeng yang jadi muncul istilah inti atom. Ditahun 1911,
Ernest Rutherford dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden, menemukan konsep
inti atom didukung oleh penemuan sinar X oleh Wc. Rontgen ditahun 1895 dan
penemuan zat Radioaktif pada tahun 1896. (Adhitya, 2020)

Pada tahun 1930, prediksi Rutherford memacu seseorang yang bernama W.


Bothe dan H. Becker melakukan eksperimen penembakan partikel alpha pada inti
atom berilium (Be), ternyata dihasilkan radiasi partikel berdaya tembus tinggi.
Kemudian, ditahun 1932 eksperimen ini dilanjutkan oleh James Chadwick, ternyata
partikel yang menimbulkan radiasi berdaya tembus tinggi itu bersifat netral atau tidak
bermuatan. Dan massanya hampir sama dengan proton, partikel ini disebut dengan
Neutron dan dilambangkan dengan:

5
Pendapat tentang susunan zat sudah menjadi perhatian sejak 2500 tahun yang
lalu, yaitu sejak jaman yunani kuno. Pendapat ini lebih dikembangkan lagi pada masa
Leucippus dan Demokritus yang menyatakan bahwa sesuatu zat tidak dapat dibelah
terus menerus tanpa batas, ada bagian yang paling kecil yang tidak dapat dibagi-bagi
atau dibelah lagi, itu yang mereka sebut “atomos” yang artinya yang tidak dapat
dibagi-bagi lagi. Sebaliknya Aristoteles berpendapat partikel dapat dibelah terus
menerus tanpa batas.
Dalam memikirkan alam semesta, Sebagian besar para ahli filsafat Yunani
meninjaunya dalam skala makro, yaitu berdasarkan apa yang mereka lihat secara
kasat mata saja. Namun ada pula beberapa ahli filsafat yang memikirkan lebih jauh
makna terdalam dari jagat raya ini dalam konsep berskala mikro, artinya berpikir
secara abstrak hal-hal yang tidak dapat mereka lihat namun mereka yakini
keberadaannya, mereka disebut para atomist.
Atomist pertama adalah Leucippus dari Miletus-Yunani (440 SM) dan
Democritus dari Abdera (420 SM). Mereka menyumbangkan pemikirannya secara
terpisah, namun saling bersesuaian (Mason, 1962). Pada hakekatnya gagasan
Leucippus dan Democritos mengenai materi bersifat diskontinu. Materi tersusun dari
partikel-partikel kecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi yang diketahui sebagai atom.
Atom-atom penyusun materi itu senantiasa bergerak di dalam kehampaan (ruang
vakum= ruangan yang mengandung ketiadaan absolut). Istilah atomos (a=tidak,
tomos=dapat dibagi) diberikan untuk partikel materi itu, karena atom-atom sangat
halus dan tidak dapat dibagi-bagi lagi. (Bruton, 1966). Lucretius, salah satu penyair
terbaik dari Roma pada abad itu, mempercayai konsep atom tersebut. Ia
meninggalkan sebuah deskripsi mengenai hal itu dalam puisi yang panjang, yaitu De
Rerum Natura (‘On the nature thing’). Ia meyakini bahwa suatu kesatuan tubuh yang
tampaknya tidak terpecah-pecah sebenarnya dihasilkan dari kumpulan atom yang
berukuran sangat kecil. (Bruton, 1966)
Para ahli fisafat alam pada zaman ini seperti Aristoteles (384-322 SM) dari
Staigera Yunani, Plato dan Galen (130-200 SM) menolak konsep atom tersebut.
Umumnya mereka memandang materi merupakan “Satu kesatuan yang utuh (kontinu)

6
dapat dibagi terus-menerus menjadi bagian sekecil-kecilnya tanpa batas dan dalam
alam semesta tidak ada kehampaan (ruang hampa)”. Alam semesta terdiri dari 4
elemen, yaitu tanah, api, udara dan air karena masing-masing cenderung ditemukan
di alam. Pandangan itu diperkuat oleh Thales dari Miletus (sekitar 580 tahun SM),
Anaximenes (550-475 SM) dan Anaximander (tahun 610-545 SM) menyatakan dunia
terdiri atas tanah, air, udara, dan api. (Poedjiadi, 1987)
Pandangan para ahli filsafat alam itu, terutama Aristoteles lebih diyakini di
masyarakat, karena popularitas dan kredibilitasnya. Hal ini berlangsung, terutama
sampai abad pertengahan (27 SM- 476 M) atau abad kegelapan (di Eropa). Sedangkan
konsep atom Leucippus dan Democritus tidak dihiraukan orang. Aristoteles dianggap
sebagai ahli filsafat Yunani yang terbaik saat itu. Gagasannya sangat luas dalam
berbagai bidang dan dituliskannya dalam bentuk buku yang berkaitan dengan
perkembangan pengetahuan seperti astronomi, biologi, metafisika, hukum, politik,
logika, etika dan estetika. Buku-bukunya dijadikan bahan acuan dalam waktu yang
lama (bahkan konsep logika masih dianut hingga sekarang).
Pada abad kegelapan di Eropa, umumnya perkembangan sains dan teknologi
mengalami hambatan. Hal ini, karena saat itu pemikiran para ilmuwan, terkungkung
oleh ajaran agama Katolik ortodoks, yang mengikat kebebasan berpikir tentang
keduniawian, terutama ilmu pengetahuan. Pemikiran yang nampaknya bertentangan
dengan “ajaran” agama, dianggap sebagai kesalahan dan dosa yang harus ditebus
dengan hukuman fisik bahkan dengan nyawa. Paradigma Aristotelian masih diakui,
karena dianggap tidak bertentangan dengan “ajaran” agama. Selain konsep atom yang
mendapat pembenaran dari ajaran agama, gagasan lainnya adalah mengenai konsep
geosentris dan penolakan terhadap konsep ruang vakum.
Berdasarkan gagasan atom Leucippus dan Democritus dan fakta-fakta empiris
yang ditemukan oleh ilmuwan berikutnya Dalton merekonseptualisasikan kembali
menjadi suatu teori yang dikenal sebagai teori atom Dalton. Pada periode abad 17
sampai permulaan abad ke-19, telah diletakkan suatu pandangan baru untuk
menjelaskan sifat-sifat fisika dari keadaan zat padat, gas dan cair serta
mengidentifikasikan fakta-fakta penggabungan kimiawi secara kuantitatif.
Sebelum permulaan abad ke-19, tidak semua ilmuwan meyakini gagasan
atom, karena belum diperoleh kejelasan mengenai fakta-fakta yang dapat
mendukungnya. Dengan demikian gagasan konsep atom yang dikemukakan Dalton
(1766-1844), dipandang sebagai kelanjutan pandangan filosof atomik, meskipun
7
terdapat sedikit perbedaan dalam landasan berpikirnya. Beberapa gagasan yang
dituangkan Dalton dilandasi oleh fakta-fakta empiris berlandaskan eksperimen yang
dilakukan oleh ilmuwan lain, sedangkan pandangan filosof tentang atom seluruhnya
berupa refleksi kritis terhadap fenomena alam (Dampier, 1983 ; Mason ,1962)
Pokok-pokok pikiran yang dipaparkan Dalton dalam tulisannya New System of
Chemical Philosophy yang dipublikasikannya pada tahun 1808. itu adalah sebagai
berikut :
1. Semua zat terdiri dari sejumlah partikel yang sangat kecil atau atom-atom materi
yang terikat bersama-sama melalui suatu gaya atraksi yang kekuatannya sesuai
dengan keadaanya.
2. Atom-atom setiap zat murni adalah identik, artinya mempunyai bentuk dan
ukuran yang sama. Namun, atom suatu zat murni berbeda sifat dan ukurannya
dengan atom zat lain.
3. Analisis dan sintesis zat kimia atau suatu reaksi kimia merupakan suatu proses
yang berlangsung tidak lebih daripada penyusunan ulang atom-atom dari suatu
senyawa yang akan menghasilkan senyawa baru dengan sifat-sifat yang berlainan
dengan asalnya. Namun tidak ada penciptaan/kreasi partikel-partikel atau atom-
atom yang jenisnya baru ataupun proses pemusnahan yang terkait di dalamnya.
(dikenal dengan Hukum Kekekalan Materi). Oleh karena jumlah total atom tidak
berubah, maka tidak akan terjadi perubahan massa (pembenaran terhadap Hukum
Kekekalan Massa – Lavoisier).
4. Dalam reaksi kimia ada suatu keteraturan dalam segi kuantitatif, yaitu bila 2
unsur A dan B membentuk 2 senyawa atau lebih, dan salah satu unsur yang
dikandung tiap senyawa beratnya sama, maka berat unsur kedua pada tiap
senyawa akan berbanding dengan bilangan bulat dan sederhana (Hukum
Perbandingan Berganda Dalton). Aturan-aturan ini selanjutnya diadopsi sebagai
penuntun dalam semua penyelidikan kimia sintesis.
Selain hal-hal yang telah dijelaskan di atas, Dalton juga mencoba
menggambarkan simbol dasar atom-atom dengan titik, silang dan bintang di dalam
lingkaran kecil. Metode ini kemudian diperbaiki oleh John Jacob Berzelius (1779-
1848) yang memperkenalkan sistem yang sampai sekarang kita gunakan.
Dasar dimulainya periode mekanika kuantum adalah ketika mekanika klasik
tidak bisa menjelaskan gejala-gejala fisika yang bersifat mikroskofis dan bergerak
dengan kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya. Oleh karena itu, gejala fisika
8
tersebut ternyata hanya ada satu kumpulan, dan mekanika kuantum mengungkapkan
usaha kita yang terbaik sampai saat ini untuk merumuskannya. Perkembangan teori
atom menunjukkan adanya perubahan konsep susunan atom dan reaksi kimia antar
atom. Kelemahan model atom yang dikemukakan Rutherford disempurnakan oleh
Niels Henrik David Bohr. Bohr mengemukakan gagasannya tentang penggunaan
tingkat energi elektron pada struktur atom. Model ini kemudian dikenal dengan model
atom Rutherford-Bohr. Tingkat energi elektron digunakan untuk menerangkan
terjadinya spektrum atom yang dihasilkan oleh atom yang mengeluarkan energi
berupa radiasi cahaya.
Meminjam istilah Kuhn, mekanika kuantum merupakan paradigma sains
revolusioner pada awal abad 20. Lahirnya mekanika kuantum, tidak terlepas dari
perkembangan-perkembangan teori, terutama teori atom. mekanika kuantum, bukan
untuk menghapus teori dan hukum sebelumnya, melainkan mekanika kuantum tidak
lebih untuk merevisi dan menambal pandangan manusia terhadap dunia, terutama
dunia mikrokosmik. Bisa jadi, sebenarnya hukum-hukum yang berlaku bagi dunia
telah tersedia dan berlaku bagi setiap fenomena alam, tetapi pengalaman manusialah
yang terbatas. Oleh sebab itu, sampai disini kita harus sadar dan meyakini bahwa sifat
sains itu sangat tentatif.
Mengapa teori kuantum merupakan babak baru cara memandang alam?
Vladimir Horowitz pernah mengatakan bahwa “mozart terlalu mudah untuk pemula,
tetapi terlalu sulit untuk para ahli”. Hal yang sama juga berlaku untuk teori kuantum.
Secara sederhana teori kuantum menyatakan bahwa “partikel pada tingkat sub atomik
tidak tunduk pada hukum fisika klasik”.“Entitas seperti elektron dapat berwujud
[exist] sebagai dua benda berbeda secara simultan materi atau energi, tergantung
pada cara pengukurannya”. (Paul Strathern, 2002)
Gary Zukaf (2003) memberikan pengertian secara etimologis dari mekanika
kuantum. ‘Kuantum’ merupakan ukuran kuantitas sesuatu, besarnya tertentu.
‘Mekanika’ adalah kajian atau ilmu tentang gerak. Jadi, mekanika kuantum adalah
kajian atau ilmu tentang gerak kuantum. Teori kuantum mengatakan bahwa alam
semesta terdiri atas bagian-bagian yang sangat kecil yang disebut kuanta [quanta,
bentuk jamak dari quantum], dan mekanika kuantum adalah kajian atau ilmu yang
mempelajari fenomena ini.
Pada awal abad 20 para Fisikawan menyadari bahwa hukum-hukum
makroskopik dalam Fisika tidak mampu menjelaskan perilaku partikel pada tingkat
9
mikroskopik. Hal itu mendorong para Fisikawan untuk mengembangkan suatu bidang
Fisika yang disebut Mekanika Kuantum. Pada hakikatnya, Fisika Kuantum bertolak
dari sifat gelombang partikel. Jika bentuk potensial yang mempengaruhi partikel serta
batasannya diketahui maka akan diperoleh fungsi gelombang dan peluang
keberadaannya, serta energi dan sifat-sifat lainnya (Rustam, 2010).

B. Konsep Dasar Atom


Konsep tentang atom pertama sekali dicetuskan oleh Demokritus, menurut
Demokritus semua dapat dipecahkan menjadi partikel terkecil, dimana partikel-
partikel tidak bisa lagi dibagi lebih lanjut disebut atom. Atom berasal dari kata
atomos, (a: tidak, tomos: memotong), tidak dapat dipotong atau tidak dapat dibagi.
(Petrucci, 1996)
Setelah beberapa abad lamanya teori tentang atom mendapat perhatian yang
serius, sehingga ditemukan bahwa partikel dasar atom adalah: proton, elektron dan
neutrron. Partikel-partikel inilah yang menyebabkan terjadinya atom. Dalam ilmu
kimia disebutkan “setiap atom memiliki titik pusat atau inti atau nucleus yang terdiri
dari beberapa neutron dan proton”. Selanjutnya Ahmad Baiquni mengatakan: ....atom
terdiri dari inti yang bermuatan listrik positif dan dikelilingi oleh elektron-elektron
yang bermuatan listrik negatif yang untuk mengimbangi muatan proton inti, cacahnya
sama dengan cacah proton didalam nukleus. (Ahmad Baiquni, 1997)
Partikel-partikel dasar itu ada yang bermuatan positif dan ada yang bermuatan
negatif dan ada pula yang tidak bermuatan, sedangkan massanya berbeda. Proton
bermuatan positif dan elektron bermuatan negatif, sedangkan neutron tidak bermuatan
atau netral. Hal ini disebabkan karena proton bergabung dengan elektron maka
sifatnya berubah menjadi netral. Burhanuddin menyebutkan bahwa: ...neutron adalah
proton yang kepadanya ditambahkan muatan negatif (elektron), sehingga dari positif
berubah menjadi netral (maka dinamakan neutron). (Burhanuddin, 1998)
Konsep dasar tentang atom sebenarnya sudah lama dikenal orang. Konsep
tersebut antara lain berasal dari pemikiran orang Yunani kuno yang dipelopori oleh
Democritus yang hidup pada akhir abad ke-4 dan awal abad ke-5 Sebelum Masehi.
Menurut teori yang dikemukakannya, suatu benda dapat dibagi menjadi bagian-
bagian yang sangat kecil yang akhirnya tidak dapat dibagi lagiyang disebut atom.
Kata atom berasal dari bahasa Yunani yaitu”atomos” yang berarti ”tidak dapat
dibagi”. Disebutkan bahwa alasan ini berasal dari observasi di mana butiran pasir

10
dapat bersama-sama membentuk sebuah pantai. Dalam analoginya, pasir adalah atom,
dan pantai adalah senyawa. Analogi ini kemudian dapat dihubungkan dengan
pengertian Democritus terhadap atom yang tidak bisa dibagi lagi: walaupun sebuah
pantai dapat dibagi ke dalam butiran-butiran pasirnya, butiran pasir ini tidak dapat
dibagi. Democritus juga beralasan bahwa atom sepenuhnya padat, dan tidak memiliki
struktur internal. Dia juga berpikir harus ada ruang kosong antar atom untuk
memberikan ruang untuk pergerakannya (seperti pergerakan dalam air dan udara,
atau fleksibilitas benda padat). Sebagai tambahan, Democritus juga menjelaskan
bahwa untuk menjelaskan perbedaan sifat dari materialyang berbeda, atom dibedakan
ke dalam bentuk, massa dan ukurannya. Dengan model atomnya, Democritus mampu
menjelaskan bahwa semua yang kita lihat terdiridari bagian/blok bangunan yang lebih
kecil disebut atom. Namun model Democritus ini kurang memiliki bukti
eksperimental, namun baru tahun 1800an bukti eksperimental muncul. (Burhanuddin,
1998)
Untuk lebih jelasnya lagi tentang sifat-sifat partikel dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 2.1 Sifat-sifat partikel (Sumber: Michael Purba, 1995:87)
Dzarrah Tanda Muatan Massa (gram) Massa (sma)
Proton P +1 1,67252 x 10-24 1,00727663
Neutron n 0 1,67482 x 10-24 1.0086654
Elektron e -1 9,1091 x 10-28 0,000548597

Bila dilihat dari segi ukurannya, atom sulit diketahui karena teramat kecil
namun berkat peralatan yang amat canggih para ahli dapat mengetahui bahwa atom
itu besarnya kurang dari satu bagian 10 milyun millimeter, begitu juga partikel lain
separti elektron dengan ukuran kurang lebih 100.000 kali lebih kecil dibandingkan
bagian atom. Adapun massa tiap- tiap elektron memiliki massa diam yaitu 9,12 x 10-
12 gram atau satu gram sebanding dengan
0,000.000.000.000.000.000.000.000.000.912 elektron dengan muatan 1,602x10-19
coulomb. (Burhanuddin, 1998)
Pengetahuan tentang atom terus menerus dikembangkan oleh para ilmuan,
sehingga sekarang sudah diketahui bagian dan perannya masing-masing. Ilmuan-
ilmuan yang sangat berjasa dalam bidang ini adalah:

11
1. John Dalton
Berdasarkan gagasan atom Leucippus dan Democritus dan fakta-fakta
empiris yang ditemukan oleh ilmuwan berikutnya Dalton merekonseptualisasikan
kembali menjadi suatu teori yang dikenal sebagai teori atom Dalton. Pada periode
abad 17 sampai permulaan abad ke-19, telah diletakkan suatu pandangan baru
untuk menjelaskan sifat-sifat fisika dari keadaan zat padat, gas dan cair serta
mengidentifikasikan fakta-fakta penggabungan kimiawi secara kuantitatif.
Sebelum permulaan abad ke-19, tidak semua ilmuwan meyakini gagasan
atom, karena belum diperoleh kejelasan mengenai fakta-fakta yang dapat
mendukungnya. Dengan demikian gagasan konsep atom yang dikemukakan
Dalton (1766-1844), dipandang sebagai kelanjutan pandangan filosof atomik,
meskipun terdapat sedikit perbedaan dalam landasan berpikirnya. Beberapa
gagasan yang dituangkan Dalton dilandasi oleh fakta-fakta empiris berlandaskan
eksperimen yang dilakukan oleh ilmuwan lain, sedangkan pandangan filosof
tentang atom seluruhnya berupa refleksi kritis terhadap fenomena alam (Dampier,
1983 ; Mason ,1962)
Jhon Dalton adalah seorang fisikawan Inggris, yang pada awal abad ke-19
mengemukakan gagasannya tentang atom. Menurutnya atom-atom itu
merupakan partikel- partikel yang tidak dapat dibagi lagi. Atom suatu unsur
sama segala sifatnya, sedangkan atom dari unsur yang berbeda maka berlainan
dalam massa dan sifatnya. Setiap atom dapat membentuk molekul dan senyawa.
Selanjutnya beliau juga menegaskan bahwa suatu reaksi kimia hanya melibatkan
penata ulang atom-atom, sehingga tidak ada atom yang berubah akibat reaksi
kimia. (Kartini,2000)

Gambar 2.2. Model Atom Dalton

2. J. J. Thomson
J.J Thomson adalah fisikawan bangsa Amerika, beliau mengemukakan
teorinya bahwa atom memiliki muatan positif yang terbagi merata keseluruh isi
atom. Muatan ini dinetralkan oleh elektron-elektron yang tersebar diantara
muatan tersebut. Keadaannya mirip roti kismis, dimana elektron diumpamakan

12
sebagai kismis yang tersebar dalam seluruh bagian dari roti. (Rachmawati,2007)
Pada awal 1900an, J.J. Thomson mengusulkan model atom baru yang
mengikutkan keberadaan partikel elektron dan proton. Karena eksperimen
menunjukkan proton memiliki massa yang jauh lebih besar dibandingkan elektron,
maka model Thomson meneggambarkan atom sebagai proton tunggal yang besar.
Di dalam partikel proton, Thomson memasukkan elektron yang menetralkan
adanya muatan positif dari proton. Menurut Thomson, atom terdiri dari suatu
bulatan bermuatan positif dengan rapat muatan yang merata. Di dalam muatan
positif ini tersebar elektron dengan muatan negatif yang besarnya sama dengan
muatan positif. Cara yang populer untuk menggambarkan model ini adalah
dengan menganggap elektron sebagai kismis (plumb) di dalam kue puding proton,
sehingga model ini diberi nama model kue kismis (plumb-pudding
model).Walaupun model atom Thomson adalah yang pertama yang memasukkan
konsep adanya protondan elektron yang bermuatan, model Thomson tidak mampu
melewati pengamatan padaeksperimen-eksperimen berikutnya. Sebagai catatan,
proton yang digunakan dalam model Thomson ini bukanlah partikel proton yang
ditemukan di model yang lebih modern. Bahkan sesungguhnya dapat dikatakan
model Thomson tidak memiliki proton, namun sebuah sel bermuatan
positif.Pengaruh model atom Dalton dapat dilihat dengan jelas pada model
Thomson. Dalton berspekulasi bahwa atom adalah benda padat, dan Thomson
mendukung gagasan ini dalammodelnya dengan mengelompokkan elektron dan
proton bersama-sama.(Rachmawati, 2007) Berikut gambarnya:

Atom seperti
bola bemuatan
positif

Elektronyang
menyebar

Gambar 2.3. Model Atom J. J. Thomson

13
3. Rutherford
Rutherford adalah seorang ilmuan fisika yang berkecimpung dalam
masalah atom, ia telah berhasil menemukan bukti bahwa dalam atom terdapat
inti atom yang bermuatan positif yang berukuran jauh lebih kecil dari ukuran
atom, tetapi massa atom hampir seluruhnya berasal dari massa intinya.
Berdasarkan temuannya tersebut, Rutherford menyusun model atom dan
memperbaiki model atom Thomson. Model atom Rutherford mengambarkan
atom terdiri atas inti yang bermuatan positif dan berada pada pusat atom, serta
elektron bergerak melintasi inti separti halnya planet-planet mengitari matahari.
(Unggul, Sudarmo, 2007)
Pada tahun 1910, Ernest Rutherford melakukan percobaan pada kebenaran
model ini dengan melakukan yang sekarang dikenal sebagai eksperimen
hamburan Rutherford (Rutherford scattering experiment). Rutherford
menemukan partikel-α, sebuah partikel yang dipancarkan oleh atom radioaktif,
pada tahun 1909. Partikel inimemiliki muatan positif, dan faktanya adalah kita
sekarang tahu bahwa partikel-α seperti atom helium dilepaskan dari elektronnya,
memberikannya muatan 2+. Dalam eksperimen hamburan ini, aliran partikel-α ini
diarahkan ke lembaran emas. Lembaran emas ini dipilih oleh Rutherford karena
dapat dibuat sangat tipis—hanya setebal beberapa atom emas. Saat partikel-α
melintasi lembaran emas, Rutherford dapatmengukur berapa banyak partikel-α
yang akan dihamburkan oleh atom emas dengan mengamatikilatan cahaya
partikel-α menabrak layar scintilator. Di bawah teori atom Thomson, Rutherfod
berhipotesa partikel-α akan dibelokkan sedikit, saat proton emas menolak
partikel-α yang bermuatan positif tinggi. Namun pada kenyataannya, eksperimen
hamburan Rutherford menunjukkan hasil yang jelas- jelas menolak hipotesis
tersebut dan tentunya model atom Thomson. Rutherfod menemukansebagian
besar partikel alfa mampu menembus lembaran emas tanpa dibelokkan.
Bersamaandengan itu, Rutherford juga menemukan partikel alfa yang dibelokkan
sedikit, namun dengansangat mengejutkan, Rutherford juga menemukan beberapa
partikel alfa yang dibelokkan pada sudut yang sangat tajam kembali ke sumber
radioaktif. Untuk menjelaskan adanya sebagian besar partikel-α yang menembus
lembaran emas tanpa dibelokkan, Rutherford kemudian mengembangkan model
inti atom. Dalam model ini, Rutherford menempatkan sebuah proton yang besar
(seperti eksperimen dan model sebelumnya) di pusat atom. Rutherford berteori
14
bahwa di sekitar proton terdapat ruang besar yang kosong dari segala partikel
kecuali elektron yang jarang-jarang. Ruang terbuka yang besar ini
memberikanalasan adanya partikel alfa yang tidak terbelokkan. Partikel alfa yang
dibelokkan sedikitdiperkirakan telah lewat cukup dekat dari proton sehingga
dibelokkan oleh gaya elektrostatik.Sedangkan beberapa partikel alfa yang
dibelokkan kembali ke sumber diperkirakan telahmengalami tumbukan dengan
inti sehingga dipantulkan kembali oleh gaya elektrostatik. (Unggul, Sudarmo,
2007) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Proton
Lintasan Elektron
Elektron

Gambar 2.4. Model Atom Rutherford

Dari eksperimen itu akhirnya Rutherford menyusun model atom, yaitu ;


Atom tersusun dari inti atom yang pusat massanya bermuatan positif dan kulit
yang tersusun dari elektron dan bergerak mengelilingi atom. Model atom ini
sejalan dengan gagasan umum yang berlaku saat itu, dimana atom diserupakan
dengan miniatur sistem tata surya dimana elektron sebagai planet dan ruang
kosong di dalam atom harus sebanding dengan besarnya ruang kosong di
angkasa. suatu inti yang berat atau matahari berada di pusat dengan planet-planet
elektron yang lebih ringan berputar mengelilinginya. Rutherford juga dapat
memperkirakan ukuran inti atom yaitu kurang lebih 10-13 cm dan ukuran atom
kurang lebih 10-8 cm. Dalam teori planet elektron ini, prekonsepsi yang
ditanamkan dalam pikiran adalah fisika Newtonian. Karenanya penjelasan atas
fakta-fakta dengan model atom ini dilakukan dengan pendekatan fisika klasik
Newtonian pula. (Dampier, 1983 ; Keenan , 1980)
Meskipun demikian model atom Rutherford mempunyai kelemahan,
diantaranya tidak mampu untuk menerangkan mengapa elektron tidak jauh ke
inti atom akibat gaya tarik elektrostatis inti terhadap elektron. Berdasarkan satu
azas fisika klasik, elektron sebagai partikel bermuatan bila mengitari inti yang
muatannya berlawanan, lintasannya akan berbentuk spiral sehingga akhirnya

15
jauh ke inti.
Berdasarkan uraian di atas maka jelas terlihat beberapa kelemahan dari
teori Rutherford tersebut, diantaranya:
a. Tidak dapat menerangkan struktur atom yang stabil,
b. Tidak dapat menerangkan spectrum atom, dan
c. Karena memancar energi, jari-jari elektron akan mengecil dan akhirnya akan
bersatu dengan inti, sedangkan kenyataannya tidak.
4. Niels Bohr
Pada tahun 1913 Niels Bohr mencoba menjelaskan model atom Bohr
melalui konsep elektron yang mengikuti orbit mengelilingi inti atom yang
mengandung proton dan neutron. Menurut Bohr, hanya terdapat orbit dalam
jumlah tertentu, dan perbedaan antar orbit satu dengan yang lain adalah jarak
orbit dari inti atom. Keberadaan elektron baik di orbit yang rendah maupun
yangtinggi sepenuhnya tergantung oleh tingkatan energi elektron. Sehingga
elektron di orbit yang rendah akan memiliki energi yanglebih kecil daripada
elektron di orbit yang lebih tinggi. Bohr menghubungkan elektron yang
mengorbit dan pengamatan terhadap spektrum gas melalui sebuah pemikiran
bahwa sejumlahenergi yang dikandung dalam elektron dapat berubah, dan karena
itu elektron dapat mengubah orbitnya tergantung dari perubahan energinya.
Dalam situasi pemakaian arus listrik melewati gas bertekanan rendah, elektron
menjadi de-eksitasi dan berpindah ke orbit yang lebih rendah. Dalam perubahan
ini, elektron kehilangan sejumlah energi yang merupakan perbedaan tingkat
energikedua orbit. Energi yang dipancarkan ini dapat dilihat dalam bentuk sebuah
photon cahaya yang panjang gelombangnya berdasar pada perbedaan tingkat
energi kedua orbit. Secara ringkas, Bohr mengemukakan:
a. Elektron dalam atom bergerak mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu,
tidak memancarkan energi. Lintasan-lintasan elektron itu disebut kulit atau
tingkat energi elektron.
b. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan yang lain.
c. Perpindahan elektron dari tingkat energi tinggi ke rendah disertai pemancaran
energi. Sedang perpindahan elektron dari tingkat energi rendah ke tinggi
disertai penyerapan energi.
d. Elektron yang bergerak pada lintasannya berada pada keadaan stasioner,
artinya elektron tidak memancarkan atau menyerap energi. Walaupun model
16
atom Bohr cukup untuk memodelkan spektrum hidrogen, model ini
terbuktitidak cukup untuk memprediksikan spektrum elemen yang lebih
kompleks. (Michel Purba, 1999)
Kegagalan model atom Rutherford adalah ketidakmampuannya
menerangkan mengapa elektron dapat berputar disekeliling inti tanpa ditarik oleh
inti sehingga bergabung. Baru pada tahun 1913 Niels Bohr menyusun teori
berdasarkan atom Rutherford dan teori kuantum, yaitu:
a. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan disekitarnya beredar
elektron-elektron yang bermuatan negatif.
b. Dalam atom, elektron beredar mengelilingi inti atom pada orbit tertentu yang
dikenal sebagai keadaan gerakan yang stasioner yang selanjutnya disebut
dengan tingkat energi utama atau bilangan kuantum atau kulit (n).
c. Sepanjang elektron berada dalam lintasan stasioner energi akan konstan,
sehingga tidak ada cahaya yang dipancarkan.
d. Elektron hanya dapat berpindah dari lintasan stasioner yang lebih rendah ke
yang lebih tinggi jika menyerap energi. Dan sebaliknya, jika elektron
berpindah dari lintasan stasioner yang tinggi ke yang rendah terjadi
pembebasan energi.
Elektron-elektron tersebut bergerak mengelilingi inti yang terbagi atas
beberapa kulit, seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.2 Nomor kulit dan nama kulit lintasan elektron (Tamrin, 2001:366)
Nomor Kulit Nama Kulit Sub Kulit
1 K 1s
2 L 2s dan 2p
3 M 3s 3p dan 3d
4 N 4s 4p 4d dan 4f
5 O 5s 5p 5d dan 5f
6 P 6s 6p dan 6d
7 Q 7s

Nomor kulit dan nama kulit dari suatu atom sering disebut dengan
bilangan kuantum, tiap-tiap kulit dibagi dalam sub kulit seperti yang terlihat
pada tabel di atas. Masing-masing kulit dapat mempunyai elektron maksimum
sebesar 2n2, dimana n adalah bilangan kuantum, tetapi harus didasari pada azas

17
Pauli. Azas Pauli mengatakan bahwa tidak mungkin ada dua elektron yang
memiliki lintasan-lintasan dengan bilangan-bilangan kuantum yang tetap sama.
Banyaknya elektron yang diperkenankan dari masing-masing sub adalah: untuk
s=2 elektron, p=6 elektron, untuk d=10 elektron dan f=14 elektron. Namun
walaupun demikian teori Niels Bohr juga masih memiliki banyak kelemahan,
yaitu: Bohr hanya dapat menerangkan spectrum dari atom yang mengandung
satu elektron dan tidak sesuai dengan spectrum atom berelektron banyak. Selain
itu dia tidak mampu pula menerangkan atom dapat membentuk molekul melalui
ikatan kimia. (Michel Purba, 1999)

5. Atom Modern

Teori model atom modern adalah penyempurnaan dari kelemahan teori-


teori sebelumnya yang lebih bisa diterima melalui uji coba dan eksperimen yang
dapat dipertanggung jawabkan. Namun inspirasi mereka berdasarkan pemikiran-
pemikiran ilmuan terdahulu. Kelemahan teori atom Democritus yang menjadi
dasar penyempurnaan teori atom Dalton. Terlepas dari kelebihan dan
kekurangan model atom Dalton tersebut. Walaupun demikian Dalton tetap
pelopor inspirasi terciptanya teori atom mdern yang kemudian disempurnakan
ilmuan selanjutnya. (Lindia, 2017) Teori ini dipelopori oleh tiga orang ilmuan
yaitu :
a. Louise de Broglie (1923)dengan penemuannya eletron bersifat gelombang
dan partikel
b. Erwin Scrodinger (1926) dengan persamaan gelombang electron dalam atom
yang akhirnya dikenal dengan model mekanika kuantum
c. Werner Heisenberg (1927) dengan asas ketidakpastian yaitu tidak mungkin
dapat menemukan kedudukan dan momentum benda pada saat bersamaan,
yang mungkin ditentukan yaitu kemungkinan menemukan elektro pada jarak
tertentu di inti atom.
Dengan memadukan asas ketidakpastian dari Werner Heisenberg dan
mekanika gelombang dari Louise de Broglie, Erwin Scrodinger merumuskan
konsep orbital sebagai ruang tempat peluang elektron dapat di temukan. Teori
ini ditambahkan juga oleh  Paul Dirac,  Max Born, dan  Pauli. Keunggulan teori
atom mekanika kuantum dapat menjelaskan materi berskala kecil seperti

18
elektron dalam atom sehingga penyusunan (keberadaan) elektron dalam atom
dapat digambarkan melalui penulisan konfigurasi elektron dan diagram orbital.
Teori model atom modern membantah bahwa atom tidak dapat dibagi lagi
dengan ditemukannya bagian –bagian atom di dalamanya. (Lindia, 2017)
Konsep teori atom modern ini adalah :
a. Atom terdiri dari inti atom yang mengandung proton (muatan positif) dan
neutron dan elektron-elektron mengelilingi inti atom
Gerakan elektron – elektron yang mengelilingi inti atom tersebut
berada pada orbital tertentu membentuk kulit atom dengan konsep orbital
dipengaruhi oleh sifat dualisme yaitu sebagai partikel dan gelombang. orbital
adalah daerah kebolehjadian terbesar ditemukannya elektron dalam atom.
Persamaan yang menyatakan gerakan elektron dalam mengelilingi inti atom
dihubungkan dengan sifat dualisme materi yang diungkapkan dalam bentuk
koordinat Cartesius. Persamaan ini dikenal sebagai persamaan Schrodinger.
b. Kedudukan elektron pada orbital dinyatakan dengan bilangan kuantum
Dari persamaan Schrodinger ini dihasilkan tiga bilangan kuantum,
yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimut (ℓ), dan
bilangan kuantum magnetic (m). Ketiga bilangan kuantum ini merupakan
bilangan bulat sederhana yang menunjukkan peluang adanya elektron di
sekeliling inti atom. Penyelesaian persamaan Schrodinger menghasilkan tiga
bilangan kuantum. Persamaan Schrodinger menurunkan konsep orbital
sehingga terdapat hubungan antara orbital dan ketiga bilangan kuantum
tersebut.
Bilangan Kuantum Utama (n) : merupakan fungsi jarak yang dihitung
dari inti atom (sebagai titik nol) dengan nilai n = 1, 2, 3, …, n. Semakin besar
nilai n, semakin jauh jaraknya dari inti. Setiap tingkat energi terdapat satu
atau lebih bentuk orbital yang membentuk kulit (shell). Kulit merupakan
kumpulan orbital dalam bilangan kuantum utama yang sama. Kulit-kulit ini
diberi lambang mulai dari K, L, M, N, …, dan seterusnya. Hubungan
bilangan kuantum utama dengan lambang kulit sebagai berikut. Jumlah
orbital dalam setiap kulit sama dengan n2, n adalah bilangan kuantum utama.
Bilangan Kuantum Azimut (ℓ): disebut juga dengan kuantum
momentum sudut yang menentukan bentuk orbital. Nilai bilangan kuantum
azimut adalah ℓ = n–1. Oleh karena nilai n merupakan bilangan bulat dan
19
terkecil sama dengan satu maka harga ℓ juga merupakan deret bilangan bulat
0, 1, 2, …, (n–1). Di dalam kulit terdapat ruang-ruang dengan bentuk tertentu.
Bentuk ini dinamakan subkulit. Di dalam subkulit terdapat tempat elektron
berada. Tempat ini dinamakan orbital.
Bilangan Kuantum Magnetik (m): disebut juga bilangan kuantum
orientasi karena menunjukan arah orbital dalam ruang subkulit dalam kulit.
Nilai bilangan kuantum magnetik berupa deret bilangan bulat dari –m melalui
nol sampai +m. Untuk ℓ 1, nilai m = 0, ± l. Jadi, nilai bilangan kuantum
magnetik untuk ℓ = 1 adalah –l melalui 0 sampai + l.
Bilangan Kuantum Spin (s): ditemukan dari hasil pengamatan radiasi
uap perak yang dilewatkan melalui medan magnet, oleh Otto Stern dan W.
Gerlach. Terdapatdua macam spin elektron yang berlawanan juga
meniadakan dan spin yang tidak meniadakan. Sehingga elektron memiliki
medan magnet. Bilangan kuantum ini memiliki dua harga yang berlawanan
tanda, yaitu +1/2 dan – 1/2. Tanda (+) menunjukkan putaran searah jarum
jam dan tanda (–) arah sebaliknya (perhatikan Gambar 7). Adapun harga 1/2,
menyatakan fraksi elektron.
c. Konfigurasi Elektron Atom Polielektron menggunakan tingkat energi orbital
dan distribusi elektron
Kelemahan dari persamaan Schrodinger hanya dapat diterapkan
secara eksak untuk atom berelektron tunggal seperti hidrogen, sedangkan
pada atom berelektron banyak tidak dapat diselesaikan. Sehingga untuk atom
berlektron banyak digunakan metode pendekatan berdasarkan hasil penelitian
dan teori para ahli.
Tingkat Energi Orbital: Atom poliektron memiliki orbital-orbital
dengan nilai bilangan kuantum utama sama memiliki tingkat energi yang
sedikit berbeda. Misalnya, orbital 2s dan 2p memiliki tingkat energi berbeda,
yaitu energi orbital 2p lebih tinggi.
Distribusi Elektron dalam Atom: Kulit terdiri atas subkulit yang berisi
orbital-orbital dengan bilangan kuantum utama yang sama. Jumlah orbital
dalam setiap kulit dinyatakan dengan rumus n2 dan jumlah maksimum
elektron yang dapat menempati setiap kulit dinyatakan dengan rumus 2n2.

20
Pada prinsipnya mekanika gelombang menerangkan model atom
adalah sebagai berikut berikut ini :
a. Elektron tidak mungkin mempunyai kedudukan yang pasti di dalam
mengelilingi inti atom, yang mungkin bisa ditentukan dan dihitung
hanyalah kebolehjadian menemukan elektron di dalam suatu daerah
tertentu di dalam atom. Daerah ruang di mana dapat ditemukan elektron
disebut orbital. Ini disebut juga Prinsip ketidakpastian Heisenberg.
b. Gerakan gelombang dari elektron di dalam atom merupakan gerak
harmonis, di mana setiap orbit elektron merupakan kelipatan bilangan
bulat terhadap panjang gelombang (seperti yang dinyatakan de Broglie).
c. Elektron hanya menempati orbit yang harmonis saja dan tidak bisa
menempati orbit yang tidak harmonis. Bila elektron mendapat tambahan
energi dari luar, maka panjang gelombang elektron berubah dan orbit
semula menjadi tidak harmonis lagi. Oleh karena itu elektron harus
melompat ke orbit baru yang merupakan kelipatan panjang gelombang
baru.
d. Dengan persamaan Schrodinger hanya dapat ditentukan besarnya daerah
kebolehjadian menentukan elektron di tempat-tempat tertentu di dalam
atom, yaitu yang disebut dengan orbital. Dari persamaan Schrodinger
diketahui dalam sub-kulit (sub-tingkat energi) s mempunyai 1 orbital
berbentuk bola, sub-kulit p mempunyai 3 orbital dengan bentuk balon
terpilin dengan tiga salib sumbu, sub-kulit d mempunyai 5 orbital dan sub-
kulit f dengan 7 orbital. Setiap orbital masing-masing ditempati
maksimum 2 buah elektron dengan arah spin yang berlawanan. (Keenan,
1980 ; Mc,Avoy, 1996 ; Dampier, 1983)
Pada tahun 1905, Albert Einstein berhasil menjelaskan efek foto
listrik dengan didasari oleh pendapat Planck lima tahun sebelumnya dengan
mempostulatkan bahwa cahaya atau lebih khususnya radiasi elektromagenetik
dapat dibagi dalam paket-paket tertentu yang disebut kuanta dan berada
dalam ruang. Energi berhasil menjelaskan bahwa untuk membuat elektron
terpancar dari permukaan logam diperlukan cahaya yang menumbuk. Cahaya
tersebut harus memiliki frekuensi melebih frekuensi ambang dari logam
tersebut. Efek foto listrik ini tidak bergantung pada intensitas cahaya yang
ditembakkan seperti pandangan mekanika klasik tetapi hanya bergantung

21
pada frekuensinya saja. Walaupun cahaya lemah ditembakkan tetapi memiliki
frekuensi yang melebihi frekuensi ambang ternyata ada elektron yang
dipancarkan.
Pernyataan Einstein bahwa cahaya teradiasikan dalam bentuk paket-
paket energi yang kemudian disebut kuanta dinyatakan dalam jurnal kuantum
yang berjudul "On a heuristic viewpoint concerning the emission and
transformation of light" pada bulan Maret 1905. Pernyataan tersebut disebut-
sebut sebagai pernyataan yang paling revolusioner yang ditulis oleh fisikawan
pada abad ke-20.
Paket-paket energi yang pada masa itu disebut dengan kuanta
kemudian disebut oleh foton, sebuah istilah yang dikemukakan oleh Gilbert
& Lewis pada tahun 1926. Ide bahwa tiap foton harus terdiri dari energi
dalam bentuk kuanta merupakan sebuah kemajuan. Hal tersebut dengan
efektif merubah paradigma ilmuwan fisika pada saat itu yang sebelumnya
menjelaskan teori gelombang. Ide tersebut telah mampu menjelaskan banyak
gejala fisika pada waktu itu.
Bila keadaan awal sebuah partikel dalam suatu lingkungan klasik
(tidak relativistik dan tidak kuantum) diketahui, maka dengan menggunakan
hukum Newton, perilaku selanjutnya dapat diramalkan dengan kepastian
mutlak berdasarkan hukum Newton, lalu pemecahannya diselesaikan secara
matematik. Dalam kasus fisika kuantum Takrelativistik, persamaan utama
yang harus di pecahkan adalah suatu persamaan diferensial orde dua, yang
dikenal sebagai Persamaan Schrodinger. Seperti halnya dengan hukum
Newton, kita juga mencari pemecahannya bagi suatu gaya tertentu. Berbeda
dari hukum Newton, pemecahan persamaan Schrodinger, yang disebut fungsi
gelombang, memberikan informasi tentang perilaku gelombang dari partikel.
Jadi dapat kita ikhtisarkan, bahwa dalam kasus mekanika klasik,
persoalan yang kita hadapi dicirikan oleh hadirnya gaya tertentu F. dengan
menuliskan hukum Newton bagi gaya tersebut, kita pecahkan permasalahan
matematikanya untuk memperoleh kedudukan dan kecepatan partikelnya.
Dalam kasus elektromagnet, kita berhadapan dengan persoalan yang dicirikan
oleh sekumpulan muatan dan arus; disini kita menuliskan persamaan Maxwell
dan memecahkan persoalan matematiknya untuk memperoleh medan elektrik
dan medan magnet. Dalam kasus fisika kuantum, persoalannya dicirikan oleh
22
fungsi potensial tertentu; kita tinggal menuliskan persamaan Schrodinger bagi
potensial tersebut dan mencari pemecahannya. Tentu saja, dalam masing
masing kasus ini, pemecahannya hanya berlaku bagi suatu keadaan (situasi)
tertentu saja; untuk situasi yang lain, perlu dicari lagi pemecahan baru bagi
persamaan yang berkaitan dengan situasi tersebut.

C. Keterkaitan ESD (Education for Sustainable Development) pada Atom dengan


Energi Nuklir
Ahli Peneliti Utama di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) atom
merupakan bagian terkecil dari suatu materi yang sudah tidak memiliki sifat dasar
materi. Dikatakan tidak memiliki sifat dasar materi karena sifat dari atom-atom
penyusun materi itu berlainan dengan sifat materi itu sendiri. Setiap atom
digambarkan sebagai bola yang terdiri partikel elementer yaitu kulit atom di bagian
luar dan inti atom di tengah-tengahnya. Pada bagian kulit atom terdapat elektron-
elektron bermuatan listrik negatif yang bergerak mengelilingi inti atom. Pada bagian
inti terdapat proton dan neutron. Proton bermuatan listrik positif, sedang neutron tidak
bermuatan listrik atau netral. Partikel-paertikel elementer ini memiliki massa yang
sangat kecil.

Massa suatu atom bukanlah merupakan massa inti yang terlihat nyata,
melainkan massa atom netral. Massa suatu atom juga mencakup massa elektron yang
bergerak mengelilingi inti. Oleh karena satuan massa kilogram terlalu besar untuk
ukuran massa suatu atom, secara konvensional ditetapkan suatu massa atom 1,6604 x
10-27 kg. Dari pengukuran terhadap massa suatu atom, ternyata tidak semua unsur
memiliki massa yang sama, walaupun jenisnya sama. Unsur- unsur inilah yang
disebut isotop. Salah satu contoh isotop yang paling sederhana adalah hidrogen.
Massa atom hidrogen adalah berturut-turut 1,007825 sma; 2,014102 sma, dan 3,01605
sma yang secra berurutan diberi nama hidrogen, deuterium, dan triterium. Inti
triterium disebut triton, inti deutetium disebut deutron, sedangkan isoop yang paling
ringan disebut proton yang memiliki massa atom 1,00727665 sma.

Setiap unsur paling tidak memiliki satu isotop denga inti yang tidak stabil,
yang dapat mengalami peluruhan radioaktif. Hal ini dapat mengakibatkan reaksi inti
transmutasi. Reaksi ini terjadi ketika inti atom ditembak atau ditumbuk dengan
partikel yang memiliki energi tinggi. Tumbukan antara inti atom dengan partikel

23
penembak akan mengakibatkan terbentuknya inti baru yang berbeda dengan inti asal.
Atom mengandung jumlah energi yang sangat besar disebut sebagai energi atom.
Reaksi inti (reaksi nuklir) terjadi secara alami, reaksi ini juga memberi tenaga pada
matahari.

Para ilmuan telah mencoba memanfaatkan energi nuklir, namun baru berhasil
memperolehnya dari atom tertentu seperti uranium, plutonium dan deuterium. Hasil
penelitian menyimpulkan satu kg deutorium dapat menghasilkan energi setara dengan
tiga juta kg batubara. Ada dua proses dasar untuk melepaskan energi nuklir yaitu:

1. Fisi nuklir, yakni ketika nukleus atom terpisah


2. Fusu nuklir, ketika nuklei dua atom atau lebih bergabung

Penelitian tentang nuklir telah menempuh sejarah yang cukup panjang dengan tujuan
untuk mengetahui rahasia nuklir.

Setiap benda yang kita dengar, rasakan, cium dan kecap tersusun dari partikel-
partikel mikroskopis. Partikel-partikel ini dikenal dengan nama atom. Diperlukan
jutaan atom untuk membentuk sebuah molekul. Sebuah atom sendiri memiliki
partikel-partikel yang lebih kecil lagi. Ditengah atom terdiri atas proton dan neutron.
Proton mempunyai muatan listrik positif, sementara neutron tidak memiliki muatan.
Elektron berputas sekelilikng nukleus, seperti pelanet mengorbit matahari,
mempunyai muatan negatif. Elektron bukanlah bolah yang padat elektron adalah
sekumpulan energi yang bergerak secepat cahaya. Jumlah proton dan neutron dalan
sebuah atom selalu sama. Secara normal tidak ada yang bisa menembus nukleus
karena dikelilingi oleh elektron yang mengorbit. Namun demikian neutron dengan
kecepatan tinggi dapat”menabraknya” sehingga terserap oleh nukleus. Jika tidak
stabil, nukleus itu akan terpecah dua. Ini yang disebut dengan istilah fisi nuklir. Dua
atau tiga neutron yang dihasilkan dapat menabrak lebih banyak nuklei, yang
menyebabkan terjadinya reaksi berantai. Seperti kita ketahui, terdapat dua proses
dasar untuk melepaskan energi nuklir, yaitu fisi nuklir ketika nukleus atom terpisah
dan fusi nuklir, ketika dua atau lebih atom bergabung. Proses terlepasnya energi
nuklir ini disebut dengan istilah radiasi. Pada Prinsipnya dikenal 3 macam radiasi,
yaitu:

1. Radiasi sinar Alpha yang bermuatan positif (+)

24
Pada umumnya dipancarkan oleh elemen berat, yaitu unsur yang nomor
massanya besar, tetapi tenaga ikatnya rendah. Pancaran radiasi sinar Apha pada
umumnya disertai pancaran sinar Gamma. Unsur yang memancarkan radiasi
Alpha , nomor massanya akan berkurang 4 dan nomor atomnya berkurang 2
sehingga sinar radiasi Alpha disamakan dengan pembentukan intihelium yang
bermuatan +2 dan masssanya 4. Contoh radiasi sinar Alpha adalah peluruhan
plutonium (Pu). Radiasi sinar Alpha ini daya tembusya sagat rendah. Hal ini
dikarenakan sinar Alpha bermassa 4 dan bermuatan positif, sedang di alam
banyak sekali elektron bebas yang bermuatan negatif, sehingga mudah sekali
dihentikan oleh elektron-elektron tersebut. Geraknya juga lambat karena
massanya 4 (lebih berat). Radiasi sinar Alpha memiliki jangkauan di udara yang
sangat pendek, sekitar 2-3cm. Oleh sebab itu untuk perlindungan diri (proteksi
radiasi) terhadap radiasi sinar Alpha dapat dihentikan dengan ditutup
menggunakan sehelai kertas.
2. Radiasi sinar Beta yang bermuatan (-)
Radiasi sinar Beta dibagi menjadi 2 yaitu, radiasi sinar Beta Minus dan
radiasi sinar Beta Plus, yang keduanya memiliki sifat yang berlaianan. Pemakaian
istilah minus dan plus adalah untuk menyatakan muatan listrik yang dibawa oleh
zarah radiasi sinar Beta tersebut. Radiasi sinar Beta minus, disamakan sifatnya
dengan pancaran berkas elektron dari suatu atom sehingga sering dinamakan juga
sinar radiasi negatif. Ditinjau dari struktur atomnya, radiasi sinar Beta minus pada
umumnya disertai juga radiasi sinar Gamma, kecuali phospor (P 32 dan P33)
merupakan zat radioaktif pemancar radiasi sinar Beta murni. Keberadaan radiasi
sinar Beta Minus dialam lebih dominan dari pada radiasi sinar Beta Plus, sehingga
penyebutan sinar radiasi Beta tidak lain adalah radiasi sinar Beta Minus. Dengan
menggunakan alat spektrofotometer dapat diketahui bahwa zarah radiasi sinar
Beta (baik Beta Minus maupun Beta Plus) mempunyai bentuk spektrum energi
yang sinambung.peristiwa pancaran radiasi sinar Beta Minus, serupa dengan
peristiwa perubahan neutron menjadi proton. Contoh pancaran radiasi sinar Beta
Minus adalah yang terjadi pada peristiwa peluruhan Barium 140 (Ba140). Pancaran
radiasi sinar murni ( yang tidak diikuti oleh pancaran radiasi lainya) terjadi pada
peluruhan (P32 dan P33). Zarah radiasi sinar Beta kehilangan kehilangan energi
kinetiknya karena banyak sekali mengalami tumbukan yang menghasilkan ionisasi
pada medium yang dilaluinya.hasil ionisasi tidak sebanyak hasil ionisasi zarah
25
radiasi sinar Alpha, karena zarah radiasisinar Beta angat kecil. Selain itu
muatannya hanya setengah muatan zarah radiasi sinar Alpha. Energi zarah radiasi
sinar Beta dapat hilang sepanjang lintasan yang dilaluinya.
Radiasi sinar beta plus sama dengan pancaran elektron positif atau positron
dari inti atom. Reaksi radiasi sinar Beta Plus terjadi pada inti atom yang kelebihan
proton. Pancaran radiasi positron ini dapat terjadi bila perbedaan energi antara inti
semula dan int hasil perubahan reaksi paling tidak sama dengan 1,02 MeV. Reaksi
ini selalu diikuti oleh peristiwa penggabungan antara partikel elektron dan
positron. Peristiwa ini terjadi karena begitu terbentuk zarah radiasi sinar Beta Plus
akan langsung bergabung dengan elektron yang banyakterdapat di alam ini.
Peristiwa penggabungan akan menghasilkan pancaran radiasi (foton) sinar
Gamma yang lemah. Radiasi sinar Beta Plus mirip dengan perubahan proton
menjadi neutron, sehingga nomor atomnya (Z) akan berkurang 1.
3. Radiasi sinar Gamma yang bermuatan (0) (Arya Wardhana, 2006).
Radiasi sinar Gamma, tidak bermuatan dan tidak bermassa, sehingga daya
tembusnya besar bila dibandingkan dengan zarah radiasi sinar Alpha maupun
zarah radiasi sinar Beta. Radiasi sinar Gamma berasal dari inti atom yang
radioaktif ini umumya adalah pemancar zarah radiasi sinar Alpha. Bila dilhat dari
struktur atomnya, inti yang memancarkan zarah radiasi sinar Beta dan atau zarah
rdiasi sinar Alpha, energinya akan berkurang. Meski demikian, kalau inti atomnya
masih kelebihan energi yaitu lebih besar dari energi terendah untuk memancarkan
zarah radiasi sinar Beta maupun Alpha, maka kelebihan pada inti atom ini yang
dipakai untuk memancarkan zarah radiasi sinar Gamma. Radiasi sinar Gamma
selain berasal dari inti atom yang kelebihan energi, radiasi sinar Gamma juga
dapat berasal dari inti atom yang dalam keadaan tereksitasi. Keadaan ini adalah
keadaan inti atom yang terganggu oleh rangsangan dari luar. Hal ini dapat terjadi
bila inti atom ditembak dengan neutron. Inti atom yang tereksitasi ini akan
kembali kekeadaan semula (sebelum tereksitasi) dengan jalan mengeluarkan
radiasi sinar Gamma. Cara ini dapat terjadi dengan melakukan reaksi inti di
reaktor atom atau dengan cara reaksi inti yang dilakukan dengan alat
mempercepat partikel (akselerator).
Reaktor nuklir adalah suatu piranti dimana proses reaksi kimia berlangsung.
Reaktor nuklir sering disebut dengan reaktor atom yaitu tempat terjadinya reksi inti

26
yang dapat menghasilkan radiasi buatan berupa unsur radioaktif. Berdasarkan atas
mekanisme reaksinya, dikenal dua macam yakni reaksi fisi dan reaksi fusi.

Reaksi fisi dilakukan didalam suatu reaktor nuklir dengan cara menembaki
sasaran, yaitu atom atau unsur yang dapat membelah (fisi) menjadi atom yang lebih
kecil (yang merupakan hasil belah) yang bersifat radioaktif dengan neutron. Secara
umum reaksi inti dapat dituliskan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

X + n  X1 + X2 + ( 2 atau 3 ) n + E
Keterangan.
X = inti sasaran, atom atau unsur yang dapat membelah sehingga sering disebut
dengan nama bahan belah (fisi). Dari hasil reaksi inti tersebut akan selalu
dihasilkan energi (E).
n = neutron penembak yang semula hanya 1, namun setelah reaksi inti menjadi 2
atau 3 neutron baru. Neutron yang digunakan untuk mnembak sasaran agar
terjadi reaksi fisi aalah neutron yang memiliki energi thermal, yaitu sekitar
0,025 eV, dan nutron hasil pembelahan yang jumlahnya antara 2 hingga 3
neutron akan mempunyai energi tinggi, yaitu sekitar 3 MeV.
X1 + X2 .. = redionukida (unsur radioaktif) baru yang merupakan hasil pembelahan
E = energi hasil reaksi fisi.
Menurut jumlah neutron yang dihasilkan pada reaksi fisi, dikenal 2 jenis reaksi
fisi, yaitu reaksi fisi terkendali dan reaksi fisi tak terkendali.

1. Reaksi fisi terkendali: reaksi fisi yang jumlah neutron hasil reaksi fisi
terkendalikan, sehingga tetap sama dengan 1, seperti keadaan neutron semula.
Pada reaksi terkendali ini sebelum dan sesudah reaksi, jumlah neutron tetap sama
dengan satu. Hal ini dapat tercapai dengan menyerap kelebihan neutron. Reaksi
fisi terkendali ini adalah reaksi yang terjadi dalam reaktor nuklir.
2. Reaksi fisi tak terkendali: reaksi fisi yang jumlah neutron setelah pembelahan
tidak dikendalikan. Dengan demikian neutron hasil pembelahan dapat juga
menembak sasaran lain sehingga akan dihasilkan lebih banyak lagi radionuklida
baru, seperti halnya yang terjadi pada bom atom. Akibat reaksi fisi tak terkendali
ini adalah terjadinya reaksi berantai.

Radionuklida yang merupakan hasil reaksi fisi ini yang tak stabil. Untuk
menjadi stabil, inti-inti tersebut akan meluruh dengan memancarkan radiasi sinar

27
alpha,beta dan gamma. Beberapa bahan penting yang dapat bereksi fisi (bahan fisil)
yang terdapat di alam dan hasil reaksi fisinya adalah sebagai berikut.

Bahan fisil alam Bahan fisil buatan (bahan fisil baru)

Uranium 235 (92U235) Uranium 233 (92U233)

Uranium 238 (92U238) Plutonium (92Pu239)

Hasil fisil buatan atau bahan fisil baru: Uranium 233 (92U233) diperoleh dari:
90 Th232 + 0n1  90Th233 + 0 δ 0

90 Th233  91Pa233 + -1e0

91 Pa233  92U233 + -1e0

Sedang bahan fisil baru Plutonium 239 (94Pu233) diperoleh dari reaksi inti berikut:

92U233 + 0n1  92U239 + 0 δ 0

92U239  93Np239 + -1e0

93Np239  94Np239 + -1e0

Keberhasilan dalam membuat hasil fisil baru seperti contoh reaksi diatas
memberi inspirasi para ahli nuklir pada pemikiran untuk menciptakan suatu reaktor
nuklir baru yang dapat membuat fisil baru atau bahan bakar baru. Reaktor pembiak ini
akan mempunyai peranan dalam menghasilkan energi guna mengatasi kebutuhan
energi dunia yang terus meningkat. Sementara cadangan sumber daya alam berupa
energi primer (energi konvensional, minyak bumi, batubara, dan gas) mungkin
berkurang. Contoh radioisotop baru yang dihasilkan oleh fisil, adalah peluruhan
radioisotop buatan, yaitu 94Pa241 menjadi 93Bi209 yang stabil, dan peluruhannya dapat
membentuk deret yang dikenal sebagai deret neptunium atau deret (4n+1) seperti
tertulis pada tabel berikut:

28
Tabel 2.3. Deret neptunium

Nuklida Radiasi Waktu paruh(T 1/2)

94 Pu241 Alpha, Beta 13 tahun

95 Am241 Alpha 458 tahun

92 U2237 Beta 6,75 hari

91 Np237 Alpha 2,20 x 106 tahun

91 Pa233 Beta 27 hari

92 U233 Alpha 1,62 x 105 tahun

90 Th229 Alpha 7,340 tahun

85 Ra225 Beta 14,6 hari

89 Ac235 Alpha 10 hari

87 Fr221 Alpha 4,8 menit

85 At217 Alpha 0,018 detik

83 Bi213 Alpha, Beta 74 detik

84 Po213 Alpha 4,20 x 10-4 detik

81 Th209 Beta 2,2 menit

82 Pb209 Beta 3,3 jam

83 Bi209 Stabil -

29
Skema kerja dalam reaksi fisi adalah sebagai berikut:

Gambar 2.5. Skema kerja dalam reaksi fisi


Yang kedua reaksi fusi, yaitu reaksi penggabungan secara paksa atom-atom
kecil menjadi atom-atom yang lebih besar. Untuk memaksa terjadinya penggabungan
ini, maka diperlukan model awal berupa panas yang tinggi yang digunakan untuk
memicu terjadinya reaksi fusi tersebut. Reaksi fusi akan menghasilkan energi (panas)
yang sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari pada panas yang dihasilkan reaksi fisi.
Mengingat energi (panas) yang dihasilkan reksi fusi sangat tinggi, maka salah satu
energi alternatif untuk massa mendatang adalah reaksi fusi ini. Reaksi fusi, sejauh ini
masih dalam taraf pengembangan lebih lanjut, satu dan lain hal berhubungan dengan
keselamatan lingkungan dan penggunaannya. Contoh reaksi fusi adalah sebagai
berikut:

1H2 + 1H1  2He4 (dalam kondisi P >>>> dan T >>>>>) + 0n1 + E >>>>

Reaksi fusi diatas sering dituliskan sebagai berikut:

D2 + T3  He4 (dalam kondisi P >>>>> dan T >>>>>>) + E >>>>>

Keterangan:
P>>>>> = tekanan yang sangat tinggi sehingga wadah untuk terjadinya reaksi fusi
(reaktor nuklir fusi) harus kuat, mampu menahan tekanan yang sangat
tinggi.
T >>>>> = suhu untuk memicu reaksi fusi sangat tinggi. Erdenya dapat mencapai
lebhih besar dari 10.0000C. Suhu yang amat tinggi dapat dibangkitkan
dengan teknologi laser.

30
E >>>>> = Energi (panas) yang dihasilkan reaksi fusi amat tinggi. Ordenya dapat
mendekati jutaan derajat selsius. Secara teoritis fusi dapat menghasilkan
panas seperti yang terjadi di Matahari.
D2 (1H2) + Deutrium atau (Hidrogen dua) untuk bahan reaksi tersebut didapat dari
destilasi air laut untuk diambil deuteriumnya.
T3 (1H3) + tritium atau (Hidrogen tiga) didapat dari unsur yang ada pada kerak bumi.
Ilustrasi reaksi fusi dapat diandaikan sebagai berikut:

Gambar 2.6. Reaksi fusi


Oleh karena Deuterium diperoleh dari air laut dan Triterium didapat dari kerak
bumi, maka selama laut belum kering dan bumi masih ada, secara teoritis penyediaan
energi untuk massa mendatang melalui reaksi fusi tidak perlu dikhawatirkan.
Persoaalan yang masih perlu dipikirkan adalah bagaimana manusia dapat
menciptakan suatu bahan sebagai pembuat wadah reaksi fusi yang mampu menahan
tekanan (P) yang amat sangat besar dan temperatur (T) yang amat sangat tinggi.
Sebagian penelitian reaksi memanfaatkan mesin yang disebut reaktor fusi
tomahak. Reaksi ini memegang tabung berbentuk donat yang berisi gas yang akan
digabungkan, yang disebut plasma. Plasma harus dipanaskan hingga jutaan derajat
selsius agar bisa terjadi fusi. Tampaknya tidak ada wadah untuk menahan panas
setinggi ini. Jadi digunakan medan magnet untuk menjauhkan plasma dari dinding
tabung.

31
Skema sederhana alat tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 7. Reaktor fusi tomahak


Dengan pertimbangan energi besar yang diperoleh, dari reaksi nuklir, serta
mengingat makin berkurangnya energi fosil (minyak dan batubara), tampaknya energi
nuklir tetap merupakan energi idola masa mendatang. Pada tahun 2012, banyak
negara yang akan menyatakan untuk membangun PLTN, salah satu pertimbangan
adalah tragedi Fukushima di Jepang pada 11 maret 2011. Berkaitan dengan PLTN
sebagai endalan penyediaan energi listrik setelah terjadi tragedi “ kebocoran” reaktor
Fukushima di Daiichi, Jepang maka pada suatu saan reaktor nuklir akan
dipertimbangkan untuk dioperasikan lagi dengan catatan wajib meningkatkan
keselamatan. Tragedi Fukushima tampaknya lebih disebabkan karena faktor lokasi
bukan semata-mata karena “kelemahan teknologi” . Dampak tsunami yang melanda
pantai Fukushima, tempat PLTN dibangun merupakan faktor utamanya.
Perkembangan PLTN juga didukung oleh ketersediaan bahan baku Uranium yang
cukup melimpah dengan harga cukup murah merupakan salah satu pertimbangan
dasar untuk memanfaatkan energi nuklir dalam PLTN. Apalagi jumlah energi tak
terbarukan makin lama semakin menipis. Apabila tersediapun dengan harga yang
cukup tinggi.

32
Berikut ini sekema kerja PLTN:

Gambar 2. 8. Skema kerja PLTN


Air dari sirkit pertama, setelah menyerahkan panasnya ke air pada sirkit
kedua, akan menjadi dingin dan kemudian dialirkan kembali ke tetes reaktor. Air pada
sirkit, setelah dihembuskan keturbin, akan didinginkan dan diembunkan oleh alat
pengembun (sebagai sirkit ketiga), kemudian akan kembali lagi sebagai alat penukar
panas.

Bahan bakar yang digunakan dalam reaktor nulir salah satunya adalah uranium
yang dimasukkan dalam bentuk bundel. Bundel uranium ini akan menjadi limbah
yang berbahaya karena berubah menjadi radioaktif dan memancarkan radiasi yang
berbahaya bagi manusi dan lingkungan. Hal ini menjadi alasan penting mengapa
bahan bakar yang memancarkan radiasi harus ditangani dengan betul-betul dan
disimpan ditempat yang aman. Tahapan pengolahan limbah nukir:

1. Bundel bahan bakar yang habis pakai dipindahkan dari reaktor dengan alat khusus
dan dioperasikan dengan remote control.
2. Bundel bahan bakar kemudian dipindah ke kolam besar yang berisi air. Air
tersebut dipakai untuk mendinginkan bundel bahan bakar dan yang paing lebih
penting lagi dipakai untuk shielding (perisai) terhadap bahaya radiasi.
3. Setelah selama 5 tahun berada didalam kolam penyimpanan maka tidak
diperlukan lagi untuk mendinginkan bundel bahan bakar dan selanjutnya dapat
disimpan dalam container (wadah) terbuat dari beton yang tebal. Bahan bakar
tersebut akan aman terkungkung dalam kontainer sepanjang waktu.

33
D. Unity of Science (UoS)
Science and religion merupakan wacana yang selalu menarik perhatian di
kalangan intelektual. Sains berasal dari bahasa inggris ”Science” dengan makna
”Ilmu Pengetahuan”, sedangkan ”Religion” bermakna ”Agama”. Hingga kini,
masih ada anggapan yang kuat dalam masyarakat luas bahwa ”agama” dan ”ilmu
pengetahuan” adalah dua hal yang tidak dapat dipertemukan. Keduanya
mempunyai wilayah masing-masing, terpisah antara satu dan lainnya, baik dari segi
objek formal material, metode penelitian, kriteria kebenaran, dan juga peran yang
dimainkan oleh ilmuwan. Ungkapan lain, ilmu tidak memperdulikan agama dan
agamapun tidak memperdulikan ilmu (Abdullah, 2004).

Islam adalah agama yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi dalam
hal pengkajian berbagai ilmu pengetahuan. Beberapa ilmuwan Muslim yang
telah mengukir namanya dalam sejarah ilmu kimia, seperti Jabir Ibnu Hayyan, Abu
Usman al-Jahiz, dan Abu Bakar al-Razi, ini merupakan bukti tentang bagaimana
Islam sebagai agama universal yang sangat hirau dengan pengembangan ilmu
pengetahuan dari zaman ke zaman.

Al-Quran sebagai pedoman hidup yang diturunkan kepada nabi Muhammad


SAW telah memberikan kontribusi yang besar bagi manusia untuk belajar dan
menimba ilmu pengetahuan, yang paling tegas menunjukan hal itu adalah ayat
Al-Quran yang pertama kali diturunkan yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5:

َ ‫) َعلَّ َم اإْل ِ ْن‬4( ‫) الَّ ِذي َعلَّ َم ِبا ْلقَلَ ِم‬3( ‫) ا ْق َر ْأ َو َر ُّب َك اأْل َ ْك َر ُم‬2( ‫ق‬
َ‫سان‬ ٍ َ‫سانَ ِمنْ َعل‬
َ ‫ق اإْل ِ ْن‬
َ َ‫) َخل‬1( ‫ق‬ ْ ‫ا ْق َر ْأ بِا‬
َ َ‫س ِم َربِّكَ الَّ ِذي َخل‬
5( ‫َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬

Artinya: (1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, (2)
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah, (4) Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam, (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.(QS. Al-Alaq; 1-5)

Al-Quran merupakan sumber ilmu pengetahuan, fakta ilmiah dalam Al-Quran


telah terbukti kebenarannya yang banyak ditemukan oleh para ilmuwan. Para
ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran itu melalui sejumlah ekperimen
penelitian ilmiah.

34
Alqur’an is always one step ahead of science, Al-Quran selalu
selangkah di depan penemuan-penemuan sains modern masa kini. Setiap kali ada
penemuan hebat pada setiap abad, ternyata Al-Quran sudah menjelaskannya terlebih
dahulu. Di dalam Al-Quran banyak berisi tentang ayat-ayat mutasyabihat yang
menjelaskan tentang sains, baik yang tersurat secara jelas maupun yang tersamar di
dalamnya. Ilmu kimia merupakan bagian dari Sains dan banyak konsep-konsep yang
berhubungan dengan kimia tercantum di dalam Al-Quran.

Konsep tentang atom pertama sekali dicetuskan oleh Demokritus, menurut


Demokritus semua dapat dipecahkan menjadi partikel terkecil, dimana partikel-
partikel tidak bisa lagi dibagi lebih lanjut disebut atom. Atom berasal dari kata
atomos, (a:tidak, tomos: memotong), tidak dapat dipotong atau tidak dapat dibagi
(Petrucci,1996). Setiap materi di alam semesta ini tersusun atas partikel-partikel yang
sangat kecil, sebelum para ahli mengemukakan pendapat mereka sudah terlebih
dahulu Allah cantumkan di dalam Al-Quran tentang atom, yaitu dalam surah Al-
Zalzalah ayat 7.

َ ‫) َو َمنْ يَ ْع َم ْل ِم ْثقَا َل َذ َّر ٍة‬7(‫فَ َمنْ يَ ْع َم ْل ِم ْثقَا َل َذ َّر ٍة َخ ْي ًرا يَ َُر‬


)8(ُ‫ش ًّرا يَ َره‬

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia
akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar
dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”

Di dalam dua ayat tersebut, terdapat kata dzarrah adalah lebih halus dari debu.
Istilah dzarrah juga sudah dipakai oleh para ahli fisika Arabi untuk menyebutkan kata
atom, selain kata dzarrah atom juga disebut dengan aljauharulfard yang artinya benda
yang sangat halus dan tidak dapat dibagi-bagi lagi. Dalam ayat ini juga terlihat bahwa
atom itu mempunyai berat (massa) dan besaran. Karena dari ayat ini disebutkan
“seberat dzarrah” berarti atom (dzarrah) mempunyai massa. Kemudian Allah juga
berfirman dalam Al-Quran surah An-Nisa’ ayat 40

‫ت ِمن لَّ ُد ْنهُ أَ ْج ًرا َع ِظي ًما‬ َ ٰ ُ‫سنَةً ي‬


ِ ْ‫ض ِع ْف َها َويُؤ‬ َ ‫إِنَّ ٱهَّلل َ اَل َي ْظلِ ُم ِم ْثقَا َل َذ َّر ٍة َوإِن تَ ُك َح‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah,
dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat
gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.”

35
Beberapa ayat tersebut Allah mengambil perumpamaan dengan dzarrah untuk
menunjukkan kehalusan, bukanlah suatu perumpamaan yang sia-sia. Hal ini
dibuktikan pada abad ke 20 para ilmuan telah menemukan bahwa dzarrah yang
ukuranya kecil namun memiliki tenaga yang luar biasa, maka jika Allah berfirman
bahwa Dia tidak menganiaya, atau tidak mengurangi pahala seseorang walaupun
seberat dzarrah. Bagi Allah penilaiannya bukanlah kecil, sebab dzarrah sendiripun
bukanlah kecil tenaganya bahwan amal kebaikan kita dilipat ganda. (Hamka, 1999)

36
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sejarah dan Perkembangan Atom
Pada tahun 1886, seorang yang bernama Eugen Goldstein melakukan
percobaan memodifikasi tabung sinar katoda yang ditemukan William Crookes
caranya melubangi lempeng katode. Dari percobaan ini, menemukan kalau gas
yang ada di belakang katode jadi berpijar. Pada tahun 1897 Joseph John Thomson
melakukan percobaan pakai tabung sinar katode. Ernest Rutherford dibantu oleh
Hans Geiger dan Ernest Marsden. Pada tahun 1930, prediksi Rutherford mamacu
seseorang yang bernama W. Bothe dan H. Becker melakukan eksperimen
penembakan partikel alpha pada inti atom berilium (Be), ternyata dihasilkan radiasi
partikel berdaya tembus tinggi. Kemudian, ditahun 1932 eksperimen ini
dilanjutkan oleh James Chadwick, ternyata partikel yang menimbulkan radiasi
berdaya tembus tinggi itu bersifat netral atau gak bermuatan.
2. Konsep Dasar Atom
a. John Dalton
Menurutnya atom-atom itu merupakan partikel- partikel yang tidak dapat
dibagi lagi.
b. J.J. Thomson
Beliau mengemukakan teorinya bahwa atom memiliki muatan positif yang
terbagi merata keseluruh isi atom.
c. Rutherfod
Atom terdapat inti atom yang bermuatan positif yang berukuran jauh lebih
kecil dari ukuran atom, tetapi massa atom hampir seluruhnya berasal dari massa
intinya.
d. Niels Bohr
Konsep elektron yang mengikuti orbit mengelilingi inti atom yang
mengandung proton dan neutron.

37
e. Mekanika Kuantum
Dengan memadukan asas ketidakpastian dari Werner Heisenberg dan
mekanika gelombang dari Louise de Broglie, Erwin Scrodinger merumuskan
konsep orbital sebagai ruang tempat peluang elektron dapat di temukan.
3. Keterkaitan Atom dengan Energi Nuklir
Atom merupakan bagian terkecil dari suatu materi yang sudah tidak
memiliki sifat dasar materi. Didalam atom terdapat inti yang mana dapat bereaksi
sehingga membentuk sebuah energi yang sangat besar. Untuk membentuk sebuah
energi, reaksi inti (reaksi nuklir) ini perlu melewati beberapa tahapan pemrosesan
yang mana tahapan ini berlangsung dalam sebuah alat khusus. Dengan
pertimbangan energi besar yang diperoleh, dari reaksi nuklir, serta mengingat
makin berkurangnya energi fosil (minyak dan batubara), tampaknya energi nuklir
tetap merupakan energi idola masa mendatang. Pada tahun 2012, banyak negara
yang akan menyatakan untuk membangun PLTN, maka semakin bertambahnya
tahun dan berkembangnya teknogi, tidak menutup kemungkinan akan adanya
PLTN menyeluruh.
Disisi lain proses yang dilakukan untuk memperoleh energi yang besar ini
juga memiliki limbah radioaktif yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
Maka untuk mengatasinya limbah berbahaya tersebut dapat diatasi dengan cara:
pemindahan limbah dari keaktor kedalam kolam yang berisi air sebagai
pendinginan untuk mengurangi efek radiasi bahaya, semakin lama didinginkan
maka tingkat bahaya radiasi semakin turun.

B. Saran
Perlunya diadakan penelitian lebih lanjut mengenai Energi Nuklir beserta
kandungan didalamnya yang ramah terhadap lingkungan sehingga masyarakat dapat
melakukan tindakan preventif dan dapat meningkatkan ESD secara bertahap.

38
DAFTAR PUSTAKA

Badan Tenaga Atom Nasional. 1995. Pertumbuhan, Karya dan Pengabdian.


Baiquni, Ahmat. 1997. Al-Quran dan Ilmu Kealaman. Yogyakarta: Darma Bakti Yasa.

Bruton, J.G. 1966. The Story of Western Science. New York Cambridge: University Press.

Dudi, Indrajit. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Fisika. Bandung: PT. Setia Purna.
Farida, Ida. 2009. Analisis Sejarah Perkembangan Model Atom Berdasarkan Paradigma
Kuhn. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati.
Michael Purba, dkk. 1995. Buku Pelajaran Ilmu Kimia SMU Kelas I. Cet. 3. Jakarta:
Erlangga.
Poedjiadi, Anna. 1987. Sejarah Dan Filsafat Sains. Bandung: Yayasan Cendrawasih.

Rachmawati, J. 2007. Kimia 1 SMA dan MA. Jakarta: Erlangga.

Ralph, Petrucci-Suminar. 1996. Kimia Dasar Prinsip Penerapan Modern. Cet. 6. Jakarta:
Erlangga.

Rangga, Adhitya. 2020. Partikel Penyusun Atom. Jakarta: Erlangga.

Rumidi, Sukandar, dkk. 2018. Energi Terbarukan Konsep Dasar Menuju Kemandirian
Energi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada prees.
Siregar, Rustam E. 2010. Mekanika Kuantum. Universitas Padjajaran: UNPAD Press.
Unggul, Sudarmo. 2007. Kimia untuk SMA Kelas X. Surakarta: Phiβeta.

39

Anda mungkin juga menyukai