Anda di halaman 1dari 12

11/01/2017 Makalah Fisika

Inti Atom & IPTEK Nuklir

Disusun oleh:
Febriayu Tangke Tasik
Evalestari
Evi Dwi Utami
Herodes Eka Putra T.
Syawal Akbar.

SMA NEGERI 5 KENDARI


2

Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini hingga selesai.

Harapan kami semoga Makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga dapat memperbaiki bentuk maupun isi Makalah ini dan
kedepannya dapat lebih baik lagi.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, serta guru kami sehingga kendala-kendala yang
kami hadapi teratasi. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada :

Guru bidang studi Fisika yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga
kami termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan
sehingga tugas ini selesai.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.
3

Daftar Isi
Halaman Sampul/Judul.......................................................................................................................................................................1
Kata Pengantar.........................................................................................................................................................................................2
Daftar Isi........................................................................................................................................................................................................3
Bab 1. Pendahuluan..............................................................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................................................................................4

1.2 Permasalahan................................................................................................................................................................................4
1.3 Tujuan.................................................................................................................................................................................................4
1.4 Manfaat..............................................................................................................................................................................................4
Bab 2. Pembahasan..............................................................................................................................................................................5
2.1 Perkembangan Teori Atom.....................................................................................................................................................5

2.2 Inti Atom............................................................................................................................................................................................8


2.3 Radioaktivitas.............................................................................................................................................................................10
2.4 Aplikasi IPTEK Nuklir.............................................................................................................................................................16
Bab 3. Kesimpulan dan saran......................................................................................................................................................25
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................................................................25
3.2 Saran................................................................................................................................................................................................25
Daftar Pustaka........................................................................................................................................................................................26
4

Bab 1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani (ἄ τομος/átomos), yang berarti tidak dapat
dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep ini pertama kali
diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-
20, para fisikawan berhasil menemukan struktur dan komponen-komponen subatom
di dalam atom, hal ini membuktikan bahwa atom tidaklah dapat dibagi-bagi lagi.

Atom adalah satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta elektron bermuatan
negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton yang bermuatan positif
dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron).
Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Inti atom
adalah sub materi yang dipelajari luas dalam bidang fisika dan kimia, Dalam makalah ini ada
beberapa hal yang dibahas mulai dari Inti Atom hingga IPTEK Nuklir.

1.2 Permasalahan
Bagaimana Perkembangan Teori Atom Dalton, Thomson, Rutherford dan Bohr?
Bagaimana Inti Atom Itu ?
Bagaimana Aplikasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir ?

1.3 Tujuan
Mengetahui Perkembangan Teori Atom.
Mengetahui Tentang Inti Atom.
Mengetahui Aplikasi IPTEK Nuklir.

1.4 Manfaat
Dapat Mengetahui Perkembangan Atom dari beberapa ahli.
Dapat Memperdalam Materi Inti Atom.
Menambah Pengetahuan Tentang Aplikasi IPTEK Nuklir.
5

Bab 2. Pembahasan
2.1 Perkembangan Teori Atom
Sejak awal tahun 1900-an para ilmuwan mengetahui bahwa atom pembentuk materi terdiri
atas inti kecil yang dikelilingi oleh elektron. Inti itu ternyata terdiri atas partikel-partikel yang terlihat
erat. Pada artikel perkembangan teori atom ini akan kita bahas perkembangan teori tentang atom
yang didasarkan pada penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh para ahli Fisika.

1. Model Atom Dalton

John Dalton (1766–1844), seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris dengan didukung


dari hasil eksperimen-eksperimennya mengembangkan konsep atom dari Demokritus
yang kemudian mengemukaan teori tentang atom. Secara garis besar teori atom Dalton
dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.) Atom merupakan bagian terkecil dari suatu zat yang tidak bisa dibagi lagi.
2.) Atom-atom penyusun zat tertentu memiliki sifat yang sama.
3.) Atom unsur tertentu tidak bisa berubah menjadi atom unsur lain.
4.) Dua atom atau lebih dapat bersenyawa (bereaksi) membentuk molekul.
5.) Dalam reaksi kimia perbandingan antara atom-atom penyusunnya mempunyai
perbandingan yang tertentu dan sederhana.
6.) Dalam reaksi kimia pada dasarnya terjadi penyusunan kembali atom-atom penyusun zat.

2. Model Atom Thomson

Sehubungan dengan penemuan elektron yang menjadi bagian dari atom oleh J.J.
Thomson pada tahun 1897, maka teori atom Dalton mulai goyah. Berdasarkan hasil
penemuan elektron tersebut, maka Thomson mengajukan model atom untuk pertama kali
(1904), yaitu sebagai berikut:

1.) Atom bukan bagian terkecil dari zat.


2.) Atom mempunyai muatan positif yang tersebar merata ke seluruh atom yang
dinetralkan oleh elektron-elektron yang tersebar di antara muatan positif itu.
3.) Massa elektron jauh lebih kecil dari massa atom.
6

Apabila digambarkan/divisualisasikan model atom yang dikemukakan Thomson ini


seperti model roti kismis di mana bagian atom seperti halnya kismis yang menempel pada kue.

Model atom yang dikemukakan Thomson ini tidak dikembangkan lebih lanjut
karena tidak cocok dengan hasil percobaan yang dilakukan oleh Ernest Rutherford (1871-
1937) yang membuktikan bahwa muatan positif atom tidak tersebar merata di seluruh
bagian atom tetapi terpusat pada bagian tengah atom yang kemudian disebut inti atom.

Penemuan elektron pertama kali dikemukakan oleh J.J. Thomson pada saat
mempelajari tentang sinar katode. Dari eksperimen tentang sinar katode yang dilakukan di
dalam Laboratorium Cavendish di Cambridge, Inggris pada tahun 1897 inilah J.J. Thomson
berhasil mengukur perbandingan antara muatan elektron dengan massa elektron (e/m),
dengan mengamati penyimpangan sinar katode dalam gabungan medan listrik dan medan
11
magnet. Dari hasil perhitungan yang mutakhir perbandingan e/m adalah 1,7588 × 10 C/kg.

3. Model Atom Rutherford

Untuk menguji model atom J.J. Thomson, maka Ernest Rutherford mengadakan
percobaan dengan menembak atom-atom dengan partikel-partikel alpha, yaitu partikel
dengan massa empat kali massa atom hidrogen dan muatan positif sebesar dua kali
muatan elektron. Partikel alpha mempunyai daya tembus yang cukup kuat untuk melalui
plat logam yang sangat tipis. Dalam percobaannya, Rutherford menembakkan partikel
alpha dengan sasaran target lempengan tipis emas, seperti gambar di bawah ini :
13

Peluruhan Sinar Gamma


Suatu inti atom yang berada dalam keadaan tereksitasi dapat kembali
ke keadaan dasar (ground state) yang lebih stabil dengan memancarkan sinar
gamma. Peristiwa ini dinamakan peluruhan sinar gamma. Atom yang
tereksitasi biasanya terjadi pada atom yang memancarkan sinar alfa maupun
sinar beta, karena pemancaran sinar gamma biasanya menyertai pemancaran
sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan gamma hanya mengurangi energi saja,
tetapi tidak mengubah susunan inti.
Seperti dalam atom, inti atom dapat berada pada keadaan eksitasi, yaitu
keadaan inti yang tingkat energinya lebih tinggi dari keadaan dasarnya. Inti yang
berada pada keadaan eksitasi diberi tanda star (*). Keadaan eksitasi inti ini dihasilkan
dari tumbukan dengan partikel lain. Persamaan peluruhan sinar gamma:

Inti yang berada dalam keadaan eksitasi pada


umumnya terjadi setelah peluruhan. Misalnya :

Peluruhan alfa menyebabkan nomor atom berkurang dua dannomor


masa berkurang empat, oleh karena itu sebuah inti baru akan terbentuk.
Sedangkan bentuk peluruhan beta akan menambah atau mengurangi nomor
atom sebesar (nomor masa tetap sama).
3. Deret Radioaktif
Deret radioaktif merupakan deret nuklida radioaktif. Pada deret ini setiap
anggotanya terbentuk dari hasil peluruhan nuklida sebelumnya. Deret akan berakhir
dengan nuklida stabil. Suatu unsur radioaktif (isotop radioaktif) selalu meluruh sehingga
terbentuk unsur yang baru. Unsur yang terbentuk masih juga besifat radioaktif sehingga
akan meluruh, demikian terus akan terjadi sehingga akhirnya akan diperoleh hasil akhir
terbentuk inti atom yang stabil/mantap. Dari hasil inti-inti yang terbentuk yang bersifat
radioaktif sampai diperoleh inti atom yang stabil/mantap, ternyata serangkaian inti-inti
atom yang terjadi memiliki nomor massa yang membentuk suatu deret.
14

235 231
Misalnya isotop radioaktif 92U meluruh menjadi 90Th dengan memancarkan sinar α,
90 231 231
selanjutnya Th meluruh menjadi 91Pa dengan memancarkan sinar β. Pemancaran
sinar α dan sinar β ini akan berlangsung terus hingga terbentuk inti atom yang stabil
207 235
yaitu 82Pb . Dari serangkaian hasil-hasil inti selama peluruhan( 92U ) sampai terbentuk
207
inti atom yang stabil (82Pb ) ternyata nomor massa inti yang terbentuk selalu
merupakan kelipatan bilangan (4n + 3) di mana n adalah bilangan bulat. Di mana
235 207
peluruhan yang diawali oleh inti induk 92U sehingga diperoleh inti atom akhir 82Pb

yang stabil disebut deret radioaktif (4n + 3) yang diberi nama deret Aktinium.

Karena dalam peluruhan radioaktif hanya pemancaran sinar α yang


menyebabkan terjadinya perubahan nomor massa inti, maka unsur radioaktif
dalam peluruhannya dapat digolongkan dalam 4 macam deret yaitu deret Thorium
(4n), deret Neptonium (4n + 1), deret Uranium (4n + 2) dan deret Aktinium (4n + 3).
Di mana dari keempat deret tersebut tiga merupakan deret radioaktif alami dan
satu deret merupakan deret radioaktif buatan, yaitu deret Neptonium.

a. Deret Radioaktif Alamiah

Empat deret radioaktif alamiah, yaitu deret torium, neptunium,


uranium, dan aktinium.
1. Deret Torium

Deret torium dimulai dari inti induk dan berakhir pada

inti . Deret ini juga disebut dengan deret 4n, sebab nomor massanya
selalu kelipatan 4.
15

2. Deret Neptunium

Deret neptunium dimulai dari induk dan berakhir pada inti .


Deret ini juga disebut deret (4n +1), karena nomor massanya selalu dapat
dinyatakan dalam bentuk 4n +1.

3. Deret Uranium

Deret uranium dimulai dari inti induk dan berakhir pada .


Deret ini disebut juga deret (4n +2), karena nomor massanya selalu dapat
dinyatakan dalam bentuk 4n + 2.
16

4. Deret Aktinium
Deret aktinium dimulai dari inti induk U dan berakhir pada Pb. Deret ini
juga disebut deret (4n +3), sebab nomor massanya selalu dapat dinyatakan
dalam bentuk 4n + 3.

Tabel Deret Radioaktif

2.4 Aplikasi IPTEK


Pemanfaatan radioisotop dalam teknologi dapat dilihat dari perkembangan teknologi
nuklir terjadi sangat pesat. Isotop radioaktif atau yang lebih dikenal dengan sebutan radioisotop,
telah banyak dibuat yang digunakan untuk berbagai keperluan dalam penelitian maupun dalam
bidang industri, pertanian, kedokteran. Radioisotop yang terdapat di alam tidak terlalu banyak
termasuk U-235, radium-226, kalium-40, rubidium-87, dan carbon-14. Pembuatan radioisotop
dilakukan di dalam reaktor pembiak (reaktor atom yang khusus membuat radioisotop).
25

Bab 3. Kesimpulan dan Saran


3.1 Kesimpulan
Perkembangan teori atom merupakan suatu perkembangan teori dari
berbagai pencobaan dari para ahli kimia yang begitu panjang.dari setiap teori
atom tentunya ada kelebihan dan kekurangan .para ahli menyempurnakanya
dengan melakukan percobaan yang di dasari pada keingin tahuan mengenai
atom.dari situ kita dapat mengambil ilmu yang berharga bahwa untuk mendapat
hasil yang maksimal di perlukan keuletan dan kesabaran yang ekstra .jangan
pernah menyerah walau kau sudah terlalu banyak mengalami kegagalan.

Dalam fisika nuklir, sebuah reaksi nuklir adalah sebuah proses di mana dua
nuklei atau partikel nuklir bertubrukan, untuk memproduksi hasil yang berbeda
dari produk awal. Pada prinsipnya sebuah reaksi dapat melibatkan lebih dari dua
partikel yang bertubrukan, tetapi kejadian tersebut sangat jarang. Bila partikel-
partikel tersebut bertabrakan dan berpisah tanpa berubah (kecuali mungkin dalam
level energi), proses ini disebut tabrakan dan bukan sebuah reaksi.

Dikenal dua reaksi nuklir, yaitu reaksi fusi nuklir dan reaksi fisi nuklir. Reaksi fusi
nuklir adalah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom baru dan
menghasilkan energi, juga dikenal sebagai reaksi yang bersih. Reaksi fisi nuklir adalah
reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom lainnya, dan menghasilkan energi
dan atom baru yang bermassa lebih kecil, serta radiasi elektromagnetik. Reaksi fusi juga
menghasilkan radiasi sinar alfa, beta dan gamma yang sagat berbahaya bagi manusia.

3.2 Saran
Saran yang kami dapat berikan bagi pembaca yang ingin membuat makalah
tantang “Inti Atom dan IPTEK Nuklir” ini, untuk dapat lebih baik dari makalah yang
kami buat ini ialah dengan mencari lebih banyak refrensi dari berbagai sumber,
baik dari buku maupun dari internet, sehingga makalah anda akan dapat lebih baik
dari makalah ini. Mungkin hanya ini saran yang dapat kami sampaikan semoga
dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
26

Daftar Pustaka
http://fisikazone.com/daftar-materi-fisika-sma-kelas-12/

http://fisikazone.com/inti-atom/

http://fisikazone.com/radioaktivitas/

http://fisikazone.com/peluruhan-radioaktif/

http://fisikazone.com/deret-radioaktif/

http://fisikazone.com/reaksi-inti/

http://fisikazone.com/reaktor-atom/

http://fisikazone.com/pemanfaatan-radioisotop-dalam-teknologi/

http://fisikazone.com/perkembangan-teori-atom-dalton-thomson-rutherford-dan-bohr/

Anda mungkin juga menyukai