Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN MAGANG INDUSTRI STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP) TATA CARAPENYELESAIANPERMOHONAN PENGURANGAN PBB TERUTANG PADA KPP PRATAMA

MALANG SELATAN

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Sarjana Sains Terapan Akuntansi Manajemen Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang

OLEH: MUHAMAD MUKTI NIM 0842520008

PROGRAM STUDI AKUNTANSI MANAJEMEN JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI MALANG 2012

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN MAGANG INDUSTRI Judul: STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP) TATACARAPENYELESAIANPERMOHONAN PENGURANGAN PBBTERUTANG PADA KPP PRATAMA MALANG SELATAN Waktu Pelaksanaan Peserta Nama Perusahaan Alamat Perusahaan : : : : 1 Februari 2012 16 Maret 2012 Muhamad Mukti KPP Pratama Malang Selatan Jalan Merdeka Utara No. 3 , Malang 65119 NIM 0842520008

Malang, Menyetujui

Pembimbing Perusahaan

Ketua Penguji

Pembimbing

Nurul Hidayat, AMd. NIP.19780110 200002 1 001 Ketua Jurusan

NIP.

Siti Amerieska, SE., M.SA NIP.19820914 200912 2 005 KPS Akuntansi Manajemen

Drs. Sidik Ismanu, MSi NIP. 19561108 198803 1001

Drs. Ahmad Jarnuzi, MSi. NIP. 19560606 199303 1002

BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Politeknik Negeri Malang sebagai salah satu lembaga pendidikan di Indonesia memiliki sistem pendidikan yang menitikberatkan pada keahlian praktek.Politeknik juga merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan terapan dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. Dengan

sistem pendidikan yang diterapkan mengarah pada pendidikan terapan, dimana komposisi jumlah pelajaran teori dan praktek yang diberikan berbanding 45% dan 55% dalam masa pendidikan 8 semester yang menggunakan sistem paket. Untuk mewujudkan dan mendukung sistem pendidikan tersebut,

diselenggarakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang merupakan program akademis dari Lembaga Pendidikan di Politeknik. Akuntansi sebagai salah satu bidang kajian penting secara keilmuan maupun sistem pendukung bisnis, menjadi salah satu program studi yang erat kaitannya dengan arah pengembangan pendidikan vokasional. Sementara dalam kajian akuntansi

sendiri, khususnya Program Studi D-IV Akuntansi Manajemen Politeknik Negeri Malang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga terampil pada middlemanagement bidang akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi manajemen sebagai salah satu bidang penting dalam perusahaan dalam memberikan dukungan pengambilan keputusan, menjadi pilihan arah pengembangan keahlian di Politeknik Negeri Malang. Hal ini mendorong Jurusan akuntansi untuk mengembangkan Program Studi Diploma IV

Akuntansi Manajemen. Program ini setara dengan program Advanced Diploma di berbagai Politeknik di Singapura, Malaysia maupun Technical and Further Education (TAFE) di Australia. Lulusan program studi ini setara dengan Strata I Jurusan Akuntansi dari sebagian besar Universitas Negeri di Indonesia. 2. Dengan program magang ini diharapkan mahasiswa dapat menerapkan dan meningkatkan keterampilan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah serta meningkatkan pengetahuan tentang dunia kerja. Sehingga diharapkan mampu menghasilkan tenaga-tenaga profesional yang siap pakai sesuai dengan bidang keahliannya. Selain itu, Praktek Kerja Lapangan ini diharapkan akan membuat mahasiswa lulusan Politeknik Negeri Malang semakin menambah pengalaman dan wawasan kerja yang menambah kesiapan dalam menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya. 1.2 Tujuan dan Manfaat 1.2.1 Tujuan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini bertujuan mempersiapkan mahasiswa menjadi tenaga kerja yang profesional, disiplin, kreatif, dan jujur dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. 1.2.2 Manfaat 1) Bagi Mahasiswa a) Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang dimilikinya pada suatu kegiatan nyata dengan harapan dapat membandingkan pengetahuan yang diterima di bangku kuliah dengan kondisi dunia kerja yang ada.

b) Menguji kemampuan pribadi dalam berkreasi pada bidang ilmu yang dimiliki serta dalam tata cara hubungan masyarakat pada lingkungan kerjanya. c) Memperdalam dan meningkatkan ketrampilan serta kreatifiitas diri dalam lingkungannya sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya. d) Mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kerjanya di masa yang akan datang. e) Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman selaku generasi yang di didik untuk siap terjun di masyarakat khususnya di lingkungan kerjanya.

2) Bagi Politeknik (Jurusan Akuntansi) a) Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana kurikulum yang telah diterapkan sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja yang terampil dalam bidangnya. b) Sebagai sarana pengenalan instansi pendidikan Politeknik khususnya Jurusan Akuntansi, kepada badan-badan usaha atau perusahaan yang membutuhkan lulusan atau tenaga kerja yang dihasilkan oleh Politeknik khususnya Jurusan Akuntansi.

3) Bagi Perusahaan a) Membantu menyelesaikan pekerjaan sehari-hari di perusahaan tempat Praktek Kerja Lapangan. b) Sebagai sarana untuk mengetahui kualitas pendidikan yang ada di Politeknik. c) Sebagai sarana untuk menjembatani hubungan kerjasama antara Politeknik di masa akan datang, khususnya mengenai rekruitmen tenaga kerja.

2.1.

Sasaran kegiatan Sasaran dalam kegiatan magang penulis adalah membantu proses

administrasi di bidang akuntansi dan perpajakan di KPP Pratama Malang Selatan. Sebagai proses penambahan ilmu dan pengalaman dalam rangka persiapan menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya. 2.2.Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksanaan kegiatan magang industri yang dilaksanakan penulis adalah selama enam minggu terhitung dari tanggal 1 Februari 2012 hingga 16 Maret 2012.

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : 1. Jawatan Pajak yang bertugas melaksanakan pemungutan pajak berdasarkan perundang-undangan dan melakukan tugas

pemeriksaan kas Bendaharawan Pemerintah; 2. Jawatan Lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang-barang sitaan guna pelunasan piutang pajak Negara; 3. Jawatan Akuntan Pajak yang bertugas membantu Jawatan Pajak untuk melaksanakan pemeriksaan pajak terhadap pembukuan Wajib Pajak Badan; dan 4. Jawatan Pajak Hasil Bumi (Direktorat Iuran Pembangunan Daerah pada Ditjen Moneter) yang bertugas melakukan pungutan pajak hasil bumi dan pajak atas tanah yang pada tahun 1963 dirubah menjadi Direktorat Pajak Hasil Bumi dan kemudian pada tahun 1965 berubah lagi menjadi Direktorat Iuran Pembangunan Daerah (IPEDA). Dengan keputusan Presiden RI No. 12 tahun 1976 tanggal 27 Maret 1976, Direktorat Ipeda diserahkan dari Direktorat Jenderal Moneter kepada Direktorat Jenderal Pajak. Pada tanggal 27 Desember 1985 melalui Undang-undang RI No. 12 tahun 1985 Direktorat IPEDA berganti nama menjadi Direktorat Pajak Bumi

dan Bangunan (PBB). Demikian juga unit kantor di daerah yang semula bernama Inspeksi Ipeda diganti menjadi Inspeksi Pajak Bumi dan Bangunan, dan Kantor Dinas Luar Ipeda diganti menjadi Kantor Dinas Luar PBB. Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di daerah, dibentuk beberapa kantor Inspektorat Daerah Pajak (ItDa) yaitu di Jakarta dan beberapa daerah seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Indonesia Timur. Inspektorat Daerah ini kemudian menjadi Kanwil Ditjen Pajak (Kantor Wilayah) seperti yang ada sekarang ini. 2.2. Lokasi Kantor Lokasi KPP Pratama Malang Selatan berada di Jalan Merdeka Utara No. 3,65119 Malang, Jawa Timur.

2.3.

Struktur Organisasi KPP Malang Selatan

Kepala Kantor (Bayu Kaniskha)

Sub Bagian Umum

Seksi PDI (Ainul Karim F)

Seksi Penagihan (Akhmad Subagyo) Seksi Pemeriksaan (Mussofah)

Seksi Ekstensifikasi (Jenner S.P.S)

Seksi Waskon II

Seksi Pelayanan (Moch. Moelyono)

Seksi Waskon I (Sri Suindah)

Seksi Waskon III (Nanang Suyanto)

Kelompok Jabatan Fungsional

Sumber: Doc. Bagian Umum KPP Malang Selatan

2.3.1

Job Deskripsi

1. Kepala Kantor Merupakan pimpinan KPP Pratama Malang Selatan yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kantor Wilayah DJP Jawa Timur III.Kepala Kantor bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan pelaksanaan

penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan WP di bidang perpajakan dalam wilayah wewenangnya. 2. Sub Bagian Umum Bagian ini bertanggung jawab dalam menkoordinasika tugas pelayanan kesekretariatan dengan cara mengatur kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan untuk menunjang kelancaran tugas KPP. 3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi Mengkoordinasikan pengumpulan, pengolahan data, penyajian

informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, pelayanan dukungan teknis computer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling serta menyiapkan laporan kinerja secara berkala. 4. Seksi Pelayanan Mengkoordinasikan perpajakan, penetapan dan penerbitan dan produk hukum

mengadministrasikan

dokumen

berkas

perpajakan,

penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, dan pelaksanaan registrasi WP.

5. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan Melaksanakan penerimaan dan penatausahaan SPT, serta penerimaan surat lainnya. Selain itu juga melaksanakan penatausahaan berkas wajib pajak. 6. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I Melaksanakan pengawasan kepatuhan perpajakan WP, bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil WP, rekonsiliasi data WP dalam rangka melakukan intensifikasi, dan melakukan evaluasi. Ruang lingkupnya adalah wilayah kecamatan Klojen. 7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II Melaksanakan pengawasan kepatuhan perpajakan WP, bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil WP, rekonsiliasi data WP dalam rangka melakukan intensifikasi, dan melakukan evaluasi. Ruang lingkupnya adalah wilayah kecamatan Kedungkandang. 8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III Melaksanakan pengawasan kepatuhan perpajakan WP, bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil WP, rekonsiliasi data WP dalam rangka melakukan intensifikasi, dan melakukan evaluasi. Ruang lingkupnya adalah wilayah kecamatan Sukun. 9. Seksi Penagihan Mengkoordinasikan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, penyusunan profil wajib

pajak, serta melakukan usulan penghapusan piutang pajak, serta penyampaian dokumen-dokumen penagihan. 10. Seksi Pemeriksaan Mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi perpajakan yang lain. Melaksanakan pemeriksaan terhadap WP. 2.4. Bidang Kegiatan KPP Malang Selatan mempunyai tugas untuk melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak tidak langsung lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.

BAB III

URAIAN KEGIATAN 3.1 Tempat Kegiatan Penulis kali ini mendapat kesempatan magang di KPP Pratama Malang Selatan, Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, bagian arsip dokumen dan persuratan. 3.2 Uraian Kegiatan Selama proses magang, penulis banyak sekali melakukan perekaman dan pengarsipan surat masuk dan surat keluar di Waskon II. Di sini peneliti mendapatkan sebuah ilmu baru yakni tata cara permohonan pengurangan PBB Pengajuan permohonan pengurangan PBB terutang. Pengurangan PBB terutang sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) nomor KPP70-0049 tanggal 13 Maret 2008 mengenai Tata Cara Penyelesaian Pengurangan PBB Terutang diajukan melalui TPT (Tempat Pelayanan Terpadu). Petugas TPT menerima berkas permohonan Pengurangan PBB kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya.Dalam hal berkas permohonan Pengurangan PBB belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya.Apabila berkas permohonan Pengurangan PBB sudah lengkap, petugas TPT mencetak BPS (Bukti Penerimaan Surat) dan LPAD (Lembar Pengawasan Arus Dokumen).BPS diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan berkas permohonan Pengurangan PBB.Petugas TPT meregister permohonan dan meneruskan

permohonan kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.Kepala Seksi

Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memberi disposisi kepada Account Representative.Account Representative meneliti pemenuhan persyaratan formal permohonan Wajib Pajak. Apabila persyaratan formal terpenuhi, Account Representative meneliti apakah keputusan atas permohonan pengurangan PBB adalah wewenang Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama atau wewenang Kepala Kantor Wilayah sesuai dengan ketentuan dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 362/KMK.04/1999 dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-149/PJ/2007. Apabila pemberian keputusan menjadi wewenang KPP Pratama, maka Account Representative membuat konsep Uraian Penelitian dan konsep Surat Keputusan berdasarkan hasil penelitian kantor/lapangan, serta menyerahkan uraian dan konsep tersebut ke Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi untuk diteliti dan ditandatangani. Dalam hal permohonan Wajib Pajak tidak memenuhi persyaratan formal, AR membuat Surat Pemberitahuan Permohonan Tidak Dapat Diproses dan mengirimkan kepada Wajib Pajak dengan persetujuan Kepala KPP Pratama melalui Subbag Umum. Selanjutnya, Uraian Penelitian dan konsep Surat Keputusan dikirimkan ke Seksi Pelayanan, direkam oleh seksiPDI, dan dicetak Surat Keputusan pengurangan oleh pelaksana Seksi Pelayanan.Jangka waktu mulai dari penerimaan berkas hingga keluar keputusan pengurangan PBB berdasarkan SE-37/PJ/2007 tertanggal 14 Agustus 2007 tentang Percepatan Jangka Waktu PenyelesaianLayanan Unggulan Direktorat Jenderal Pajak harus selesai paling lama 2 bulan sejaksurat permohonan

diterima lengkap sedangkan jangka waktu normal untuk penyelesaian pengurangan PBB adalah 3 bulan. 3.3 Masalah yang Dihadapi Dalam penyelesaian permohonan pengurangan PBB terutang

melibatkan seksi pelayanan sebagai tempat masuknya berkas permohonan (dalam hal ini TPT), Seksi Pengawasan dan Konsultasi yaitu AR untuk melakukan penelitian pengurangan PBB, Seksi PDI sebagai perekam hasil keputusan pengurangan, dan terakhir Seksi Pelayanan untuk mencetak produk berupa Surat Keputusan Pengurangan. Berkas permohonan Wajib Pajak diterima melalui TPT. Bila berkas permohonan memenuhi kelengkapan persyaratan, maka petugas akan memberikan Bukti Penerimaan Surat kepada Wajib Pajak dan mencetak LPAD. Kurangnya ketelitian petugas TPT dan tidak tersedianya form checklist kelengkapan dokumen kadangkala menyebabkan masih terdapatnya berkas pengajuan yang kurang lengkap namun tetap diterima dan dicetak LPAD-nya. Berkas permohonan pengurangan yang masuk dikirimkan ke Seksi Pengawasan dan Konsultasi, selanjutnya didisposisi ke AR yang bersangkutan untuk dilakukan penelitian. Jika berkas ternyata masih kurang lengkap, AR akan memberitahukan kepada Wajib Pajak agar segera melengkapi data yang diperlukan. Dari sini, proses penyelesaian menjadi sedikit tertunda dan kurang efektif. Jika berkas pengajuan permohonan sudah lengkap, AR akan melakukan penelitian terhadap berkas permohonan dan apabila diperlukan, dalam beberapa kasus pengajuan pengurangan PBB yang memiliki ketetapan yang tinggi dapat dilanjutkan dengan

penelitian lapangan. Hasil penelitian dituangkan dalam Laporan Hasil Penelitian pengurangan PBB. Setelah laporan penelitan dibuat dan ditandatangani oleh Kepala Kantor, berkas dikirim ke Seksi Pelayanan.Jika mengacu pada SOP tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengurangan PBB, proses ini sudah benar.Namun pada kenyataannya, Surat Keputusan Pengurangan belum dapat dicetak oleh pelaksana Seksi Pelayanan apabila Laporan Hasil Penelitian yang telah dibuat AR belum direkam oleh Seksi PDI.Hal ini menyebabkan Seksi Pelayanan harus terlebih dahulu mengirim berkas dan Laporan Hasil Penelitian yang telah dibuat AR ke Seksi PDI.Setelah direkam oleh Seksi PDI, berkas dikembalikan ke Seksi

Pelayanan.Disinilah letak dari kurang efektifnya SOP tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengurangan PBB Terutang, karena berkas cenderung berputar-putar dan Seksi Pelayanan harus meregister berkali-kali.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

1. Permohonan pengurangan PBB yang jumlahnya sangat banyak memerlukan penelitian sejak berkas diajukan melalui TPT hingga pencetakan hasil keputusan yang dilakukan di seksi pelayanan. 2. Kurangnya kelengkapan berkas yang dibutuhkan untuk memproses pengajuan pengurangan PBB menyebabkan jangka waktu penyelesaian menjadi lebih lama. 3. Seksi pelayanan tidak dapat mencetak surat keputusan pengurangan apabila seksi PDI belum merekam hasil laporan penelitian pengajuan pengurangan PBB yang telah dibuat Account Representative (AR). 4.2 1. Saran Petugas TPT sebaiknya menyediakan sarana checklist kelengkapan dokumen untuk meneliti kelengkapan pengajuan pengurangan PBB dengan cermat mulai dari pengecekan apakah berkas permohonan telah ditanda tangani WP/kuasa WP, kelengkapan-kelengkapan lain seperti adanya SPPT, STTS, SK Pensiun, sehingga bisa meminimalkan adanya berkas yang tidak lengkap dicetak LPADnya dan dapat memudahkan penelitian yang dilakukan oleh AR. 2. Perlu adanya perubahan SOP tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengurangan PBB Terutang yang telah ada, yaitu perlu ditambahkan proses pengiriman berkas dan Laporan Hasil Penelitian dari Seksi Pengawasan dan

Konsultasi diteruskan langsung ke Seksi PDI untuk dilakukan perekaman terlebih dahulu. Setelah itu, Seksi PDI mengirimkan berkas yang telah direkam ke Seksi Pelayanan.

LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Formulir 2. Buku Catatan 3. Laporan 4. Lembar Penilaian 5. Lembar Kegiatan Harian 6. Surat Keterangan Magang 7. Lain-lain

Anda mungkin juga menyukai