Anda di halaman 1dari 12

AKUNTANSI MANAJEMEN

KELOMPOK 5

WAYAN MURTI 1433121010

I GUSTI AGUNG INDRI PRIDARI 1433121240

CHINTYA CLAUDIA BRINDA GADJA 1433121254

I KADEK ADI SAPUTRA 1433121263

I PUTU GIGA ULYANA 1433121265

UNIVERSITAS WARMADEWA

FAKULTAS EKONOMI

AKUNTANSI

2016
Alokasi Biaya Departemen Pendukung

Gambaran Umum Alokasi Biaya

Biaya bersama (common costs) adalah Biaya-biaya yang memberikan manfaat


bersama yang terjadi ketika sumber daya yang sama digunakan dalam output dua, lebih
jasa, atau produk. Contohnya, upah yang di bayarkan kepada penjaga keamanan di suatu
pabrik merupakan biaya bersama semua produk berbeda yang diproduksi di pabrik
tersebut.

Jenis-Jenis Departemen

Ada dua katagori departemen, yaitu departemen produksi dan departemen


pendukung. Secara langsung, departemen produksi bertanggung jawab pada pembuatan
produk atau jasa yang dijual kepada pelanggan. Contohnya audit, pajak dan jasa konsultasi
manajemen. Pada latar produksi, departemen produk adalah departemen yang secara
langsung mengerjakan produk yang di produksi. Contohnya departemen pengasahan dan
perakitan. Departemen pendukung (support department) menyediakan pelayanan
pendukung yang diperlukan departemen produksi. Setelah departemen produksi dan
departemen pendukung diindentifikasi, biaya overhead yang muncul di tiap departemen
dapat ditentukan.

Pengalokasikan Biaya dari Departemen ke Produk

Setelah perusahaan dibagi dalam departemen dan semua biaya overhead ditelusuri
ke tiap departemen, baiya departemen pendukung dibebankan pada departemen produksi
dab tarif overhead dibuat untuk menentukan biaya produk. Tarif overhead departemen
adalah penting karena tiap departemen produksi mengerjakan banyak produk. Jika dalam
suatu departemen produksi hanya terdapat satu produk, semua biaya jasa yang dialokasikan
ke departemen tersebut adalah milik produk tersebut. Ingatlah bahwa tarif overhead yang
ditentukan terlebih dahulu dihitung dengan menjumlah estimasi total overhead suatu
departemen dan membaginya dengan menjumlahkan estimasi dasal pengalokasian yang
sesuai.
Berikut adalah langkah-langkah dalam pengalokasian Biaya Departemen
Pendukung ke Departemen Produksi

1. Membagi perusahaan dalam departemen-departemen.


2. Mengklasifikasikan tiap departemen sebagai departemen pendukung atau
departemen produksi.
3. Menelusuri semua biaya overhead perusahaan di departemen pendukung atau
departemen produksi.
4. Mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen produksi.
5. Menghitung tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya untuk departemen
produksi.
6. Mengalokasikan biaya overhead ke tiap unit produk melalui tarif overhead yang
telah ditentukan sebelumnya.

Jenis-Jenis Dasar Alokasi

Departemen produksi membutuhkan jasa pendukung. Oleh sebab itu, biaya


departemen pendukung ditimbulkan oleh aktivitas departemen produksi. Faktor penyebab
(causal factor) adalah variable atau aktivitas dalam departemen produksi yang
menyebabkan munculnya biaya jasa pendukung. Dalam memilih dasar pengalokasian
biaya departemen pendukung, berbagai usaha harus dilakukan untuk mengidentifikasi
faktor penyebab yang sesuai (penggerak biaya). Menggunakan faktor penyebab akan
menghasilkan biaya produk yang lebih akurat. Selain itu, jika faktor penyebab diketahui,
para manajer dapat mengontrol konsumsi jasa pendukung secara lebih baik. Meskipun
penggunaan faktor penyebab untuk mengalokasikan biaya bersama adalah cara terbaik,
faktor penyebab yang mudah diukur terkadang tidak dapat ditentukan. Jika hal ini terjadi,
akuntan mencari proxy (faktor terdekat) yang baik.

Tujuan Alokasi

Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya departemen pendukung


ke departemen produksi dan akhirnya ke produk tertentu. Tujuan-tujuan utama berikut
telah diindentifikasi oleh IMA (Institute of Management Accountants)

1. Memperoleh harga yang disepakati bersama.


2. Menghitung profitabilitas lini produk.
3. Memperkirakan pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian.
4. Menilai persediaan.
5. Memotivasi para manajer.

Mengalokasikan Biaya Suatu Departemen ke Departemen Lainnya


Biaya Departemen Pendukung sering dialokasikan ke departemen lain melalui
penggunaan tarif pembebanan.

Tarif Pembebanan Tunggal


Beberapa Perusahaan lebih suka mengembangkan tarif pembebanan tunggal.
Contoh kasus Perusahaan mengembangkan Departemen Fotokopi Internal untuk melayani
tiga Departemen Produksi (Audit, Pajak dan MAS). Biaya Departemen fotokopi meliputi
biaya tetap sebesar $26.190 per tahun (gaji dan sewa mesin) dan biaya variabel sebesar
$0,023 per halaman yang dikopi (kertas dan tinta). Berikut perkiraan penggunaan (dalam
jumlah halaman) oleh ketiga Departemen Produksi tersebut.

Departemen Audit 94.500


Departemen Pajak 67.500
Departemen MAS 108.000
Total 270.000

Jika tarif pembebanan tunggal digunakan biaya tetap sebesar $26.190 akan
dikombinasikan dengan perkiraan biaya variabel sebesar $6.210 (270.000 x $0,023). Biaya
total sebesar $32.400 dibagi dengan perkiraan 270.000 halaman yang akan difotokopi
untuk mendapatkan tarif sebesar $0,12 per halaman.
Jumlah yang dibebankan pada departemen produksi semata-mata adalah fungsi dari
jumlah halaman yang difotokopi . Anggaplah penggunaan aktual Departemen Audit 92.000
halaman, Departemen Pajak 65.000 halaman, dan MAS 115.000 halaman. Total beban
Departemen fotokopi akan menjadi seperti berikut.
Jumlah Halaman x Beban per Halaman = Total Pembebanan
Audit 92.000 $0,12 $11.040
Pajak 65.000 0,12 7.800
MAS 115.000 0,12 13.800
Total 272.000 $32.640
Penggunaan tarif tunggal mengakibatkan biaya tetap diperlakukan seakan-akan biaya
tersebut merupakan biaya variabel. Dalam pembebanan tunggal terdapat jumlah tambahan
yang dibebankan akibat dari perlakuan terhadap biaya tetap yang seakan-akan menjadi
biaya variabel.

Tarif Pembebanan Ganda


Tarif pembebanan tunggal terkadang menyamarkan berbagai faktor penyebab yang
menimbulkan biaya total departemen pendukung. Kita melihat tarif pembebanan tunggal
didasarkan pada jumlah halaman yang di fotokopi. Kemudian, biaya setiap halaman yang
difotokopi seolah-olah adalah $0,12. Akan tetapi, angka ini tidak benar. Ingatlah biaya
sebesar $26.190 per tahun adalah biaya yang dikeluarkan untuk upah dan sewa mesin.
Mari, asumsikan Departemen Audit dan MAS memiliki kebutuhan yang hampir sama
dalam setahun. Kedua departemen ini mengantisipasi kebutuhan sebanyak 202.500 (94.500
108.000) halaman per tahun dan rata-ratanya sebesar 16.875 per bulan. Penggunaan
bulan tertinggi kedua departemen ini juga 16.875 halaman. Tetapi, Departemen Pajak
mengantisipasi pola yang berbeda. Dari 67500 halaman tahunan yang dianggarkan,
departemen tersebut diperkirakan membutuhkan sepertiganya atau 22.500 halaman dalam
bulan April. Oleh karena itu, penggunaan tertinggi dalam satu bulan diperkirakan menadi
39.375 halaman. Dua tarif pembebanan untuk Departemen Fotokopi. Tarif pertama adalah
tarif variabel untuk tinta dan kertas. Tarif ini dapat dihitung dengan mudah, yaitu sebesar
$0,023 per halaman. Tentu saja, faktor penyebabnya adalah jumlah halaman yang
difotokopi. Tarif kedua adalah tarif untuk biaya tetap sewa peralatan dan upah. Biaya ini
dibebankan pada Departemen Produksi berdasarkan pada rencana penggunaan tertinggi
Departemen Produksi.
Jumlah Halaman Proporsi Total Biaya Jumlah yang
Tertinggi Penggunaan Tetap Dialokasikan ke
Tertinggi Tiap
Departemen
Audit 7.875 0,20 $26.190 $5.238
Pajak 22.500 0,57 26.190 14.928
MAS 9.000 0,23 26.190 6.024
Total 39.375 $26.190

Jumlah yang dibebankan pada Departemen Produksi sekarang adalah fungsi dari
jumlah halaman yang difotokopi dan penggunaan tertinggi yang diantisipasi. Anggaplah
pengguanaan aktual Departemen Audit 92.000 halaman, Pajak 65.000 halaman, dan MAS
115.000. Total Beban Departemen Fotokopi akan mwnjadi seperti berikut ini.

Jumlah Halaman + Alokasi Biaya =Total Pembebanan


x$0,023 Tetap
Audit $2.116 $5.238 $7.354
Pajak 1.495 14.928 16.423
MAS 2.645 6.024 8.669
Total $6.256 $26.190 $32.446

Alokasi biaya Departemen Fotokopi menadi sangat berbeda jika dua tarif
pembebanan digunakan. Dengan dua tarif pembebanan, setiap tarif pembebanan
didasarkan pada faktor penyebab yang kuat, alokasi biaya pada departemen yang
menggunakan tarif pembebanan didasarkan pada jumlah biaya sebenarnya yang
ditimbulkan Departemen Pendukung. Bisa saja terdapat lebh dari dua tarif pembebanan,
jika perusahaan membagi sumber daya Departemen Pendukung dan Faktor-faktor
penyebab secara lebih baik, hal ini hampir mirip dengan perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas.

Penggunaan yang Dianggarkan Versus Penggunaan Aktual


Terdapat dua alasan dasar pengalokasian biaya Departemen Pendukung. Alasan
pertama adalah menghitung biaya produk yang diproduksi. Biaya departemen Pendukung
yang dialokasikan ke Departemen produksi sebagai langkah awal dalam pembentukan
tariff overhead. Penggunaan kedua biaya Departemen Pendukung yang dialokasikan adalah
untuk evaluasi kinerja. Prinsip umum evaluasi kinerja adalah para manajer seharusnya
tidak bertanggung jawab atas biaya atau aktivitas yang tidak mereka kendalikan . Karena
para manajer Departemen Produksi memiliki masukan yang signifikan berkaitan dengan
tingkat pelayanan yang dikonsumsi , mereka seharusnya bertanggungjawab atas biaya asa
bagian mereka. Evaluasi suatu departemen seharusnya tidak diperngaruhi oleh tingkat
efisiensi yang dicapai departemen lain.
Biaya aktual departemen pendukung tidak seharusnya dialokasikan pada
Departemen Produksi karena dalam biaya tersebut tercakup efisiensi atau
ketidakefisiensian yang dicapai Departemen Pendukung. Dengan mengalokasikan biaya
yang dianggarkan (bukan biaya aktual), tidak ada ketidakefisiensian atau efisiensi dan yang
ditransfer dari satu departemen ke departemen lainnya. Untuk perhitungan biaya produk,
alokasi dilakukan pada awal tahun dengan dasar penggunaan yang dianggarkan sehingga
tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu dapat dihitung. Akant tetapi, jika tujuannya
adalah evaluasi kinerja , alokasi dilakukan pada akhir periode dan didasarkan pada
penggunaan aktual.
Ketika alokasi dilakukan dengan tujuan menganggarkan biaya Departemen
Produksi, biaya yang digunakan tentu adalah Biaya Deoartemen Pendukung yang
dianggarkan. Dalam sebuah pabrik manufaktur, alokasi biaya Departemen Pendukung
yang dianggarkan ke Departemen Produksi akan mendahului perhitungan tarif overhead
yang ditentukan terlebih dahulu. Selama tahun berjalan, setiap departemen produksi juga
akan bertanggungawab pada beban aktual yang terjadi yang didasarkan pada jumlah aktual
halaman yang dikopi. Alokasi kedua sekarang dilakukan untuk mengukur kinerja aktual
tiap departemen dibandingkan dengan anggarannya. Biaya aktual pemfotokopian yang
dialokasikan ke tiap departemen untuk tujuan evalusi kerja.

Memilih Metode Alokasi Biaya Departemen Pendukung

Kita menggunakan metode langsung alokasi biaya Departemen Pendukung yang


biaya Departemen Pendukungnya hanya di alokasikan ke Departemen Produksi.
Perusahaan sebenarnya banyak memiliki Departemen Pendukung. Beberapa Departemen
Pendukung tersebut sering berinteraksi. Contohnya, dalam suatu pabrik, personalia dan
kafetaria saling melayani, selain melayani Departemen Pendukung lain dan Departemen
Produksi. Mengabaikan interaksi interaksi ini dan mengalokasikan biaya jasa secara
langsung ke Departemen Produksi akan menghasilkan pembebanan biaya yang tidak adil
dan tidak akurat. Sebagai contoh, meskipun merupakan Departemen Pendukung,
Departemen Sumber Tenaga mungkin menggunakan 30 persen jasa Departemen
Pemeliharaan. Biaya pemeliharaan yang disebabkan oleh Departemen Sumber Tenaga
adalah milik Departemen Sumber Tenaga. Dalam menetapkan metode yang digunakan
untuk mengalokasikan biaya Departemen Pendukung, perusahaan harus menentukan
seberapa besar interaksi Departemen Pendukung. Selain itu, mereka harus menimbang
biaya dan manfaat yang berhubungan dengan ketiga metode pengalokasian biaya.

Metode Alokasi Langsung

Metode langsung adalah metode yang paling sederhana dan paling langsung untuk
mengalokasikan biaya Departemen Pendukung. Biaya jasa variabel dialokasikan secara
langsung ke Departemen Produksi sesuai proporsi penggunaan jasa departemen tersebut.
Biaya tetap juga dialokasikan secara langsung ke Departemen Produksi, tetapi sesuai
proporsi kapasitas normal atau praktis Departemen Produksi. Tidak ada biaya dari satu
Departemen Pendukung yang dialokasikan ke Departemen Pendukung lainnya. Jadi, tidak
ada interaksi antar-Departemen Pendukung yang diakui.

Metode Alokasi Berurutan

Metode alokasi berurutan (atau bertahap) mengakui adanya interaksi antar


Departemen Pendukung. Akan tetapi, metode berurutan tidak sepenuhnya mengakui
interaksi antar-Departemen Pendukung. Alokasi biaya dilakukan dengancara menurun,
mengikuti prosedur rangking yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Urutannya biasanya
ditentukan dengan me-rangking Departemen Pendukung sesuai urutan jumlah pelayanan
yang diberikan dari urutan terbanyak hingga paling sedikit. Tingkat pelayanan biasanya
diukur dengan biaya langsung tiap Departemen Pendukung; departemen dengan biaya
tertinggi dianggap sebagai pemberi layanan terbanyak. Biaya Departemen Pendukung yang
memberikan layanan terbanyak dialokasikan pertama kali. Biaya tersebut didistribusikan
pada semua Departemen Pendukung di bawahnya secara berurutan dan semua Departemen
Produksi. Kemudian dalam urutan selanjutnya, biaya Departemen Pendukung dialokasikan
dengan cara yang sama dan seterusnya. Dalam metode berurutan, setelah biaya
Departemen Pendukung dialokasikan, biaya ini tidak akan pernah lagi menerima alokasi
berikutnya dari Departemen Pendukung lain. Dengan kata lain, biaya Departemen
Pendukung tidak pernah dialokasikan ke Departemen Pendukung pada urutan diatasnya.
Biaya langsung departemen adalah biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke
departemen bersangkutan. Dengan menggunakan biaya sebagai ukuran jasa, Departemen
Pendukung yang memberikan pelayanan lebih banyak adalah Departemen Sumber Tenaga.
Jadi, biayanya akan dialokasikan lebih dulu, selanjutnya diikuti dengan alokasi biaya
Departemen Pemeliharaan. Metode berurutan lebih akurat daripada metode langsung
karena mengakui beberapa interaksi antar-Departemen Pendukung. Akan tetapi, metode ini
tidak mengakui semua interaksi; tidak ada biaya pemeliharaan yang dibebankan pada
Departemen Sumber Tenaga meskipun departemen tersebut menggunakan 10% output
Departemen Pemeliharaan.

Metode Alokasi Timbal Balik

Untuk menentukan biaya total Departemen Pendukung agar mencerminkan


interaksi dengan Departemen Pendukung lainnya, suatu sistem persamaan linear yang
simultan harus dipecahkan. Setiap persamaan yang merupakan suatu persamaan biaya bagi
sebuah Departemen Pendukung, didefinisikan sebagai jumlah biaya langsung departemen
sitambah proporsi jasa yang diterima dari Departemen Pendukung lainnya.

Biaya total = Biaya Langsung + Biaya yang Dialokasikan

Alokasi ke Departemen Produksi

Setelah biaya total tiap Departemen Pendukung diketahui, alokasi ke Departemen


Produksi dapat dilakukan. Alokasi alokasi ini berdasarkan pada proporsi output yang
digunakan tiap Departemen Produksi.

Perbandingan Ketiga Metode

Ketiga metode alokasi dapat memberikan hasil yang sangat berbeda, tergantung
pada tingkat interaksi antar Departemen Pendukung. Manajer Departemen Perakitan
tentu akan lebih menyukai metode langsung, sedangkan manajer Departemen Perusahaan
akan lebih menyukai metode berurutan. Karena metode alokasi dapat memengaruhi
tanggung jawab manajer atas biaya, akuntan harus memahami berbagai konsekuensi yang
ditimbulkan oleh penggunaan metode yang berbeda dan memiliki alasan tepat bagi pilihan
yang dibuatnya. Mempertahankan perspektif biaya manfaat dalam pemilihan metode
alokasi merupakan hal penting. Akuntan harus menimbang manfaat alokasi yang lebih baik
dibandingkan dengan peningkatan biaya karena penggunaan metode yang secara teoritis
lebih disukai, seperti metode timbal balik. Faktor lain dalam mengalokasikan biaya
Departemen Pendukung adalah perubahan teknologi yang cepat. Saat ini, banyak
perusahaan menyadari alokasi biaya Departemen Pendukung berguna bagi mereka. Akan
tetapi, perpindahan menuju perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dan manufaktur just-
in-time dapat meniadakan kebutuhan atas alokasi biaya Departemen Pendukung secara
virtual.

Tarif Overhead dan Perhitungan Biaya Produk

Setelah mengalokasikan semua biaya pendukung ke departemen produksi , tarif


overhead dapat dihitung untuk tiap departemen. Tarif ini didukung dengan menambahkan
biaya departemen pendukung yang dialokasikan dengan biaya overhead dengan secara
langsung dapat telusuri ke departemen produksi dan membagi jumlah total ini dengan
beberapa ukuran aktivitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam mesin.

Lampiran : Alokasi Biaya Patungan

Produk patungan (joint products) adalah dua atau lebih produk yang diproduksi
secara simultan dengan proses yang sama hingga pada titik pemisahan. Tarif pemisahan
(spelit-of point) adalah titik yang produk patungannya menjadi terpisah dan bisa
diidentifikasi. Sebagai contoh, minyak dan gas alam adalah produk patungan.

Akuntansi untuk Biaya Produk Patungan

Akuntansi untuk seluruh biaya patungan dari produksi ( bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung, dan overhead) tidak berbeda dengan akuntansi untuk biaya produk
secara umum. Alokasi dari biaya patungan ke setiap produk adalah sumber kesulitannya.
Alokasi harus dilakukan untuk tujuan pajak penghasilandan laporan keuangan untuk
menilai persediaan yang dimasukkan ke laporan posisi keuangan dan menentukan laba.
Berbagai metode digunakan untuk mengalokasikan biaya patungan. Metode ini mencakup
metode unit fisik, nilai penjualan saat pemisahan, dan metode nilai bersih yang dapat
direalisasikan.

Metode unit fisik. Berdasarkan metode unit fisik (physical units method), biaya
patungan didistribusikan ke produk berdasarkan ukuran fisik. Ukuran fisik ini bisa
dinyatakan dalam unit, seperti pon,ton,galon,kaki persegi,berat atom, atau suhu.
Secara perhitungan, metode unik fisik mengalokasikan ke setiap produk patungan proporsi
yang sama dari biaya patungan dengan proporsi unit yang mendasarinya.

Metode Nilai Penjualan saat Pemisahan. Metode nilai penjualan saat pemisahan (
sales value at split off method) mengalokasikan biaya patungan berdasarkan proporsi
setiap produk pada nilai penjualan pada pada titik pemisahan. Berdasarkan metode
ini,semakin tinggi nilai pasar,semakin besar bagian dari biaya patungan yang dibebankan
terhadap produk tersebut. Asalkan harga saat pemisahan stabil atau fluktuasi harga dari
berbagai produk disinkronisasi ( tidak harus pada jumlahnya, tetapi juga pada tingkat
perubahan), biaya yang dialokasikannya akan tetap konstan.

Metode Nilai yang Dapat Direalisasikan ketika nilai pasar digunakan untuk
mengalokasikan biaya patungan, kita menggunakan nilai pasar saat titik pemisahan. Akan
tetapi, harga pasar untuk produk tertentu terkadang titik tidak ada tersedia saat ttitk
pemisahan.dalam hal ini, metode nilai bersih yang dapat direalisasikan (net ralizable
value method) bisa digunakan. Pertama,tentukan nilai penjualan hipotetis ( hypothetical
sales value) untuk setiap produk bersama dengan pengurangan semua biaya pemerosesan
yang bisa dipisahkan ( atau lebih lanjut) dari nilai pasar akhir . Hal ini akan
memperkirakan nilai penjualan saat pemisahan. Kemudian, metode nilai bersih yang dapat
direalisasikan bisa digunakan untuk memproratakan biaya patungan berdasarkan bagian
dari setiap produk atas nilai penjualan hipotetis.

Produk Sampingan proses produksi patungan menghasilkan output yang terdiri atas dua
atau lebih produk yang diproduksi secara simultan. Produk patungan atau utama memiliki
nilai penjualan yang relatif signifikan. Produk sampingan( by product) memiliki nilai
penjualan yng relatif kurang signifikan. Produk sampingan umumnya tidak dialokasikan ke
biaya produk patungan. Penjualan produk sampingan dimasukkan dalam pendapatan lain-
lain) pada laporan laba rugi atau diperlakukan sebagai kredit untuk Barang dalam proses
dari produk utama.
DAFTAR PUSTAKA

HANSEN/MOWEN. 2015. Akuntansi Manajerial. Jakarta Selatan: Salemba empat.

Anda mungkin juga menyukai