Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Alokasi biaya merupakan salah satu isu penting dalam akuntansi manajemen.
Bagaimana biaya-biaya yang terjadi di dialokasikan ke objek biaya, seperti
produk, kelompok pelanggan, aktivitas, dan divisi. Perusahaan biasanya
membedakan antara departemen operasi atau produksi (operating
departement) dan departemen jasa (supporting departemen). Departemen
operasi merupakan departemen yang secara langsung memberikan nilai
tambah kepada produk atau jasa. Sementara departemen jasa merupakan
departemen yang memberikan jasa yang membantu departemen internal
lainnya, baik departemen operasi maupun departemen jasa yang lain. Dalam
alokasi biaya akan mengalokasikan biaya-biaya yang terjadi di departemen
jasa (supporting department) ke departemen produksi dan akhirnya
dialokasikan ke produk atau jasa yang dihasilkan. Proses alokasi biaya ini
memerlukan pemilihan dasar alokasi biaya (cost driver) yang tepat.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk sekilas tentang alokasi biaya ?


2. Apa sajakah tujuan alokasi ?
3. Bagaimanakah pengalokasian biaya satu departemen ke departemen
lainnya?
4. Bagaimana memilih metode alokasi biaya departemen pendukung ?
5. Bagaimana tarif overhead departemen dan perhitungan biaya produk ?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu alokasi biaya.
2. Untuk mengetahui tujuan alokasi.
3. Untuk mengetahui pengalokasian biaya satu departemen ke departemen
lain.
4. Untuk mengetahui metode alokasi biaya departemen pendukung.
5. Untuk mengetahui tarif overhead departemen dan perhitungan biaya
produk.

3
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Alokasi Biaya Departemen Pendukung


2.1.1. Alokasi Biaya
Alokasi biaya merupakan pembiayaan yang memberikan manfaat bersama
dan yang terjadi ketika sumber daya yang sama digunakan untuk
menghasilkan lebih dari satu produk atau jasa. Hal ini dapat dicontohkan
seperti biaya mesin foto kopi pada kantor konsultan yang mendukung
aktivitas pelayanan lebih dari satu jenis jasa. Oleh karena itu, biaya mesin
fotokopi akan dibebankan ke pada masing-masing jenis jasa dengan
proposional.

A. Jenis-Jenis Departemen
Dalam model fungsi di perusahaan, obyek biaya adalah departemen.
Terdapat dua kategori departemen yaitu: Departemen produksi dan
departemen pendukung. Departemen produksi secara langsung
bertanggung jawab pada pembuatan produk atau jasa yang dijual pada
pelanggan.
Departemen produksi adalah departemen secara langsung mengerjakan
produksi yang diproduksi. Contoh, departemen pengesahan dan
perakitan. Departemen pendukung menyediakan pelayanan pendukung
yang diperlukan oleh departemen produksi. Departemen ini berhubungan
secara tidak langsung dengan suatu jasa atau produk organisasi tersebut,
misalnya: pemeliharaan, permesinan.
Dalam perusahaan jasa dapat dibagi menjadi departemen produksi dan
departemen pendukung. Pabrik pembuat furniture dapat dibagi dua
departemen produksi (perakitan dan penyelesaian) serta empat
departemen pendukung (ruang penyimpanan bahan baku, kafetaria,
pemeliharaan, general factory).

B. Jenis-Jenis Dasar Alokasi


Departemen produksi membutuhkan jasa pendukung: oleh sebab itu,
biaya departemen pendukung ditimbulkan oleh aktivitas departemen
produksi. Faktor-faktor penyebabnya adalah variabel atau aktivitas dalam
departemen produksi, yang menyebabkan munculnya biaya jasa
pendukung. Dalam memilih dasar pengalokasian biaya departemen
pendukung, berbagai usaha harus dilakukan untuk mengidentifikasi faktor
penyebab yang sesuai (penggerak biaya). Menggunakan faktor penyebab
akan menghasilkan biaya produk yang lebih akurat. Selanjutnya, jika
faktor penyebab diketahui, para manajer dapat mengontrol konsumsi jasa
pendukung dengan lebih baik.

4
2.2. Tujuan Alokasi Biaya
Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya departemen
pendukung ke departemen produksi, dan akhirnya ke produk tertentu:
1. Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang menguntungkan
2. Untuk menghitung profibilitas lini produk
3. Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan
pengendalian
4. Untuk meniai persedian
5. Untuk memotivasi para manajer
Jika biaya tidak dialokasikan dengan akurat, biaya beberapa jasa dapat
terlalu tinggi, hingga mengakibatkan penawaran yang terlalu tinggi dan
hilangnya potensi bisnis, sebaliknya, jika biaya terlalu rendah dan
mengakibatkan kerugian pada jasa ini. Hal yang berhubungan dekat dengan
penentuan harga adalah laba. Dengan menilai laba berbagai jasa, seseorang
manajer dapat mengevaluasi bauran jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
Tentu saja biaya yang akurat adalah hal yang penting untuk menentukan
laba.
Alokasi dapat digunakan untuk memotivasi para manajer. Jika biaya
departemen pendukung tidak dialokasikan ke departemen produksi, para
manajer dapat memperlakukan jasa ini seakan-akan jasa tersebut gratis.
Tentu saja, pada kenyataa nya, biaya marginal sebuah jasa lebih besar dari
nol. Dengan mengalokasikan biaya dan meminta para manajer departemen
produksi bertanggung jawab atas kinerja ekonomi unit mereka, suatu
organisasi dapat memastikan bahwa para manajer akan menggunakan suatu
jasa hingga manfaat marginal suatu jasa sama dengan biaya marginalnya.
Jadi, mengalokasikan biaya jasa membantu tiap departemen produksi
memilih tingkat konsumsi yang benar.

2.3. Alokasi Biaya Antar Departemen


A. Tarif Pembebanan Tunggal
Perusahaan memiliki departemen pengepakan untuk tiga jenis produknya,
yaitu: Produk A, Produk B, dan Produk C. Biaya pengepakan merupakan
biaya variabel dengan jumlah sebesar Rp 50.000,00 per lembar kardus
pembungkus. Estimasi penggunaan kardus pembungkus untuk setiap
jenis produk dan perhitungan biaya variabel dapat dijelaskan sebagai
berikut:

Jenis Produk Total


Produk A 100.000 Kardus x Rp 50.000,00 = Rp 5.000.000.000,00
Produk B 200.000 Kardus x Rp 50.000,00 = Rp 10.000.000.000,00
Produk C 500.000 Kardus x Rp 50.000,00 = Rp 25.000.000.000,00
Jumlah 800.000 Kardus Rp 40.000.000.000,00

5
Perusahaan juga mengeluarkan biaya gaji sebagai komponen biaya tetap
pada akun biaya pengepakan sebesar Rp 1.000.000.000,00. Maka total
biaya pengepakan sebesar Rp 41.000.000.000,00 (Rp 40.000.000.000,00
+ Rp 1.000.000.000,00) dengan jumlah keseluruhan kardus sebanyak
800.000 kardus. Oleh karena itu, biaya untuk satu kali pengepakan
sebesar Rp 51.250,00 (Rp 41.000.000.000,00 : 800.000 kardus). Nah
sekarang, kita lihat pembebanan aktualnya sebagai berikut :

Jenis Produk Total


Produk A 90.000 Kardus x Rp 51.250,00 = Rp 4.612.500.000,00
Produk B 210.000 Kardus x Rp 51.250,00 = Rp 10.762.500.000,00
Produk C 490.000 Kardus x Rp 51.250,00 = Rp 25.112.500.000,00
Jumlah 790.000 Kardus Rp 40.487.500.000,00

Dari perhitungan perhitungan tarif pembebanan tunggal perusahaan


mengeluarkan biaya Rp 40.487.500.000,00. Namun, apakah benar angka
tersebut? Mari kita lakukan analisis dengan langkah sebagai berikut:

Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel


= Rp 1.000.000.000,00 + ( 790.000 Kardus x Rp 50.000,00)
= Rp 1.000.000.000,00 + Rp 39.500.000.000,00
= Rp 40.500.000.000,00
Jadi sebenarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp
40.500.000.000,00 untuk pengepakan dan ada selisih sebesar Rp
12.500.000,00.

B. Tarif Pembebanan Ganda


Dengan tarif pembebanan ganda, setiap tarif pembebanan didasarkan
pada jumlah yang sebenarnya yang ditimbulkan departemen pendukung
sehingga perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dengan
mempertimbangkan biaya dan mafaatnya.Contoh tarif pembebanan ganda
pada departemen foto kopi adalah
1. Tarif pertama adalah tarif variabel untuk tinta dan kertas.
2. Tarif kedua adalah tarif untuk biaya tetap sewa peralatan dan upah.

C. Pengembangan Tarif Tetap


Biaya jasa tetap dapat di anggap sebagai biaya kapasitas, mereka di
keluarkan guna menyediakan kapasitas yang diperlukan untuk mengirim
unit produk yang dibutuhkan oleh departemen produksi. Ketika
departemen pendukung dibentuk, kemampuan mengirimnya dirancang
untuk melayani kebutuhan jangka panjang departemen produksi. Karena
kebutuhan jasa pada awalnya menyebabkan penciptaan kemampuan
pelayanan, maka adalah beralasan untuk mengalokasikan biaya jasa tetap

6
berdasarkan kebutuhan tersebut. Hal ini dapat dijelaskan pada tabel
berikut:

Jenis Estimasi Prosentase Biaya Tetap Pembebanan B.


Produk Kardus Kardus Tetap
Produk A 100.000 13% Rp Rp
Kardus 1.000.000.000,00 125.000.000,00
Produk B 200.000 25% Rp Rp
Kardus 1.000.000.000,00 250.000.000,00
Produk C 500.000 63% Rp Rp
Kardus 1.000.000.000,00 625.000.000,00
Jumlah 800.000 100% Rp
Kardus 1.000.000.000,00

D. Pengembangan Tarif Variabel


Tarif Variabel tergantung pada biaya yang berubah ketika penggerak
biaya berubah. Pada departemen pengepakan, penggerak biaya adalah
jumlah lembar kardus. Pada kegiatan aktual perusahaan menggunakan
790.000 lembar kardus, maka jumlah biaya variabel atas pengepakan
sebesar Rp 39.500.000.000,00 (790.000 Kardus x Rp
50.000,00). Pengembangan tarif variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:

Janis Estimasi Prosentase Biaya Variabel Pembebanan B.


Produk Kardus Kardus Variabel
Produk A 100.000 13% Rp Rp
Kardus 39.500.000.000,00 4.937.500.000,00
Produk B 200.000 25% Rp Rp
Kardus 39.500.000.000,00 9.875.000.000,00
Produk C 500.000 63% Rp Rp
Kardus 39.500.000.000,00 24.687.500.000,00
Jumlah 800.000 100% Rp
Kardus 39.500.000.000,00

2.4. Metode Alokasi Biaya Departemen Pendukung


Dalam menentukan metode alokasi biaya departemen pendukung yang
digunakan, perusahaan hatus menetapkan batasan interaksi departemen
pendukung. Selain itu, mereka harus menimbang biaya dan manfaat yang
berhubungan dengan ketiga metode pengalokasian biaya, yakni:

A. Metode Langsung
Metode langsung adalah metode paling sederhana dan paling langsung
mengalokasikan biaya departemen pendukung. Biaya jasa variabel
dialokasikan langsung ke departemen produksi secara proporsional
terhadap masing-masing departemen pengguna jasa. Biaya tetap juga

7
dialokasikan langsung kepada departemen produksi, tetapi berdasarkan
proporsi pada kapasitas normal atau praktis departemen produksi.

Departemen Pendukung Departemen Produksi


Listrik Pemeliharaan Pengerindaan Perakitan
Biaya langsung $ 250.000 $ 160.000 $ 100.000 $ 60.000
Aktivitas normal:
Killowat-jam 200.000 600.000 200.000
Jam pemeliharaan 1.000 4.500 4.500

Dari data di atas maka kita akan melakukan alokasi biaya pendukung
dengan metode langsung sebagai berikut:

Langkah 1 Menghitung Rasio Alokasi


Pengerinda Perakitan
600.000
0,75 -
(600.000 + 200.000)
Dep. Listrik
200.000
- 0,25
(600.000 + 200.000)
4.500
0,50 -
Dep. (4.500 + 4.500)
Pemeliharaan 4.500
- 0,50
(4.500 + 4.500)

Langkah 2 Alokasi Biaya Departemen Pendukung dengan Menggunakan Rasio


Alokasi
Departemen Pendukung Departemen Produksi
Listrik Pemeliharaan Pengerindaan Perakitan
Biaya $ 250.000 $ 160.000 $ 100.000 $ 60.000
langsung
Dep. Listrik ($ 250.000) - $ 187.500 $ 62.500
Dep. - ($ 160.000) $ 80.000 $ 80.000
Pemeliharaan
Jumlah 0 0 $ 367.500 $ 202.500

8
B. Metode Berurutan
Metode ini mengetahui bahwa interaksi diantara departemen pendukung
telah terjadi. Akan tetapi, metode berurutan tidak secara penuh mengakui
interaksi departemen pendukung. Alokasi biaya dilakukan secara tahap
demi setahap mengikuti prosedur penetapan peringkat yang ditentukan
terlebih dahulu. Biasanya uruta nya ditentukan dengan menyusun
peringkat departemen pendukung dalam suatu tatanan jumlah jasa yang
diberikan, dari yang terbesar ke yang terkecil.

Langkah 1 Menghitung Rasio Alokasi


Pemeliharaan Pengerinda Perakitan
20.000
0,20 - -
(200.000 + 600.000 + 200.000)
600.000
Dep. Listrik - 0,60 -
(200.000 + 600.000 + 200.000)
200.000
- - 0,20
(200.000 + 600.000 + 200.000)
4.500
- 0,50 -
Dep. (4.500 + 4.500)
Pemeliharaan 4.500
- - 0,50
(4.500 + 4.500)

Langkah 2 Alokasi Biaya Departemen Pendukung dengan Menggunakan Rasio Alokasi


Departemen Pendukung Departemen Produksi
Listrik Pemeliharaan Pengerindaan Perakitan
Biaya $ 250.000 $ 160.000 $ 100.000 $ 60.000
langsung
Dep. Listrik ($ 250.000) $ 50.000 $ 150.000 $ 50.000
Dep. - ($ 210.000) $ 105.000 $ 105.000
Pemeliharaan
Jumlah 0 0 $ 355.000 $ 215.000

C. Metode Timbal Balik


Metode ini mengakui semua interaksi di antara departemen pendukung.
Menurut metode ini salah satu departemen pendukung menggunakan
angka departemen lain dalam menentukan total biaya setiap departemen
pendukung dimana total biaya mencerminkan interaksi antara departemen
pendukung. Jadi, total biaya yang baru dari departemen pendukung
dialokasikan ke departemen produksi.

9
Misal data ditambah rincian nya sebagai berikut:

Departemen Pendukung Departemen Produksi


Listrik Pemeliharaan Pengerindaan Perakitan
Biaya langsung :
Tetap $ 200.000 $ 100.000 $ 80.000 $ 50.000
Variabel $ 50.000 $ 60.000 $ 20.000 $ 10.000
Jumlah $ 250.000 $ 160.000 $ 100.000 $ 60.000
Aktivitas normal:
Killowat-jam 200.000 600.000 200.000
Jam pemeliharaan 1.000 4.500 4.500

Proporsi Output yang Digunakan oleh Departemen


Listrik Pemeliharaan Pengerindaan Perakitan
Aktivitas normal:
Killowat-jam (L) - 0,20 0,60 0,20
Jam pemeliharaan (P) 0,10 - 0,45 0,45

Total Biaya Departemen = Biaya Langsung + Biaya yang Dialokasikan


Pendukung
Listrik (L) = $ 250.000 + 0,10 P
Pemeliharaan (P) = $ 160.000 + 0,20 L
P = $ 160.000 + 0,20 ($ 250.000 + 0,10 P)
P = $ 160.000 + $ 50.000 + 0,02 P
P - 0,02 P = $ 160.000 + $ 50.000
0,98 P = $ 210.000
P = $ 210.000 : 0,98
Pemeliharaan = $ 214.286
Listrik (L) = $ 250.000 + 0,10 P
= $ 250.000 + 0,10 ($ 214.286)
Listrik = $ 271.429

Langkah 2 Alokasi Biaya Departemen Pendukung dengan Menggunakan Rasio


Alokasi
Departemen Pendukung Departemen Produksi
Listrik Pemeliharaan Pengerindaan Perakitan
Biaya langsung $ 250.000 $ 160.000 $ 100.000 $ 60.000
Dep. Listrik ($ 271.429) $ 54.286 $ 162.857 $ 54.286
Dep. $ 21.429 ($ 21.429) $ 96.429 $ 96.429
Pemeliharaan
Jumlah 0 0 $ 359.286 $ 210.715

10
2.5. Tarif Overhead Departemen Dan Perhitungan Biaya Produk
Tarif biaya overhead dihitung dengan menembahkan biaya pendukung yang
dialokasikan ke biaya overhead yang secara langsung dapat ditelusuri pada
departemen produksi dan membaginya dengan beberapa ukuran aktivitas,
seperti jam tenaga kerja langsung atau jam mesin. Misalnya dari contoh
alokasi berurutan total biaya overhead departemen pengesahan adalah
$355.000, dan asumsikan bahwa jam mesin adalah dasar untuk pembebanan
overhead ke produk dengan aktivitas normal sebesar 71.000 jam mesin,
maka tarif biaya overhead departemen pengesahan adalah:

$355.000
Tarif overhead pengesahaan =
71.000 jam Mesin
= $ 5 per jam mesin

Dengan cara yang sama, total biaya overhead departemen perakitan sebesar
$ 215.000, dan diasumsikan tingkat aktivitas normal sebesar 107.500 jam
tenaga kerja, maka tarif biaya overhead di departement perakitan adalah:

Tarif overhead perakitan $215.000


= 107.500 jam tenaga
kerja
= $ 2 per jam tenaga kerja

Dengan menggunakan tarif – tarif ini, biaya produk per unit dapat ditentukan.
Sebagai gambaran, anggaplah bahwa suatu produk membutuhkan dua jam
mesin pengasahan dan satu jam perakitan untuk satu unit yang diproduksi.
Biaya overhead yang dibebankan ke satu unit produk ini menjadi

[ (2 X $ 5) + (1X $ 2)] = $ 12. Jika produk yang sama menggunakan bahan


baku senilai $ 15 dan tenaga kerja sebesar $ 6 (ditotal dari Pengesahan dan
Perakitan), maka biaya total per unit adalah $ 33 ($ 12 + $ 15 + $ 6).

11

Anda mungkin juga menyukai