Anda di halaman 1dari 23

SUPPORT – DEPARTMENT COST

ALLOCATION
Akutansi Manajerial Kelompok 3

• NIM B.312.4120.029 - Nunki Adhi Prabowo, S.Tra  ​


• NIM B.312.4120.038 - HERIYANTO, SE​
• NIM B.312.2140.052 - Nur Atimah, SE
• NIM B.312.4120.064 - DWI PANGGAH FEBRIYANTO., S.E​
• NIM B.312.4120.066 - ACHMAD GHOZALI, S.Pd.I​
• NIM B.312.4120.083 - SITI AMINI​

1
SUPPORT – DEPARTMENT COST ALLOCATION

1. Perbedaan Support Department ( Departemen


Pendukung ) dengan Producing Department
( Departemen Produksi )
2. Cara Menghitung Tingkat Pembebanan Tunggal &
Ganda
3. Cara Mengalokasikan Biaya Departemen Pendukung
ke Departemen Produksi menggunakan Metode
Langsung, Berurutan & Timbal Balik
4. Cara Menghitung Tarif Overhead Departemen
5. Alokasi Biaya Gabungan untuk Produk
Definisi Alokasi merupakan cara membagi kumpulan biaya & menugaskannya ke berbagai subunit.

ALOKASI BIAYA = alokasi biaya tidak mempengaruhi total.

biaya produk, itu akan mempengaruhi harga & profitabilitas masing-masing produk tergantung pada metode

yang digunakan.

Biaya Umum = Biaya yang saling menguntungkan yang terjadi ketika sumber daya yang sama digunakan dalam

output 2 atau lebih layanan atau produk.


JENIS DEPARTEMEN

Departemen produksi bertanggung jawab untuk menciptakan produk, layanan


yang dijual. Departemen pendukung menyediakan layanan dukungan penting
untuk departemen produksi.

Example : Pabrik manufaktur Bagian produksi (Perakitan Departemen


pendukung (Gudang Pemeliharaan, Pabrik Umum).

 
TUJUAN ALOKASI

1.  Untuk mendapatkan harga yang disepakati Bersama.


2. Untuk menghitung profitabilitas lini produk.
3. Untuk memprediksi dampak ekonomi dari perencanaan &
Pengendalian.
4. Untuk menilai inventaris.
5. Untuk memotivasi manajer.
Perbedaan Support Department ( Departemen Pendukung ) dengan Producing
Department ( Departemen Produksi )

Dalam model fungsi di perusahaan, obyek biaya adalah departemen. Terdapat dua kategori departemen yaitu: Departemen

produksi dan departemen pendukung. Departemen produksi secara langsung bertanggung jawab pada pembuatan produk

atau jasa yang dijual pada pelanggan.

Departemen produksi adalah departemen secara langsung mengerjakan produksi yang diproduksi. Contoh, departemen

pengesahan dan perakitan. Departemen pendukung menyediakan pelayanan pendukung yang diperlukan oleh departemen

produksi. Departemen ini berhubungan secara tidak langsung dengan suatu jasa atau produk organisasi tersebut, misalnya:

pemeliharaan, permesinan.

Dalam perusahaan jasa dapat dibagi menjadi  departemen produksi dan departemen pendukung. Pabrik pembuat furniture

dapat dibagi dua departemen produksi (perakitan dan penyelesaian) serta empat departemen pendukung (ruang

penyimpanan bahan baku, kafetaria, pemeliharaan, general factory).


Cara Menghitung Tingkat Pembebanan Tunggal & Ganda

Perusahaan memiliki departemen pengepakan untuk tiga jenis


produknya, yaitu : Produk A, Produk B, dan Produk C. Biaya pengepakan
merupakan biaya variabel dengan jumlah sebesar Rp 50.000,00 per
lembar kardus pembungkus. Estimasi penggunaan kardus pembungkus
untuk setiap jenis produk dan perhitungan biaya variabel dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Jenis Produk Total
Produk A 100.000 Kardus x Rp 50.000 = Rp 5.000.000.000,00
Produk B 200.000 Kardus x Rp 50.000 = Rp 10.000.000.000,00
Produk C 500.000 Kardus x Rp 50.000 = Rp 25.000.000.000,00
Jumlah 800.000 Kardus Rp 40.000.000.000,00
Perusahaan juga mengeluarkan biaya gaji sebagai komponen biaya tetap pada akun biaya
pengepakan sebesar Rp 1.000.000.000,00. Maka total biaya pengepakan sebesar Rp
41.000.000.000,00 (Rp 40.000.000.000,00 + Rp 1.000.000.000,00) dengan jumlah keseluruhan
kardus sebanyak 800.000 kardus. Oleh karena itu, biaya untuk satu kali pengepakan sebesar Rp
51.250,00 (Rp 41.000.000.000,00 : 800.000 kardus). Nah sekarang, kita lihat pembebanan aktualnya
sebagai berikut :

Jenis Produk Total


Produk A 90.000 Kardus x Rp 51.250,00 Rp 4.612.500.000,00
Produk B 210.000 Kardus x Rp 51.250,00 Rp 10.762.500.000,00
Produk C 490.000 Kardus x Rp 51.250,00 Rp 25.112.500.000,00
Jumlah 790.000 Kardus Rp 40.487.500.000,00
Dari perhitungan perhitungan tarif pembebanan tunggal perusahaan
mengeluarkan biaya Rp 40.487.500.000,00. Namun, apakah benar angka
tersebut? Mari kita lakukan analisis dengan langkah sebagai berikut:

Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel


= Rp 1.000.000.000,00 + ( 790.000 Kardus x Rp 50.000,00)
= Rp 1.000.000.000,00 + Rp 39.500.000.000,00
= Rp 40.500.000.000,00

Jadi sebenarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp


40.500.000.000,00 untuk pengepakan dan ada selisih sebesar Rp
12.500.000,00. 
Cara Mengalokasikan Biaya Departemen Pendukung ke Departemen Produksi
menggunakan Metode Langsung, Berurutan & Timbal Balik

A. Metode Langsung
Metode langsung adalah metode paling sederhana dan paling langsung mengalokasikan biaya
departemen pendukung. Biaya jasa variabel dialokasikan langsung ke departemen produksi
secara proporsional terhadap masing-masing departemen pengguna jasa. Biaya tetap juga
dialokasikan langsung kepada departemen produksi, tetapi berdasarkan proporsi pada kapasitas
normal atau praktis departemen produksi.

Departemen Pendukung Departemen Produksi


Listrik Pemeliharaan Pengerindaan Perakitan
Biaya Langsung $250.000 $160.000 $100.000 $60.000
Aktivitas-normal
Killowat-jam 200.000 600.000 200.000
Jam Pemeliharaan 1.000 4.500 4.500
Dari data di atas maka kita akan melakukan alokasi biaya pendukung
dengan metode langsung sebagai berikut:
Langkah 1 Menghitung Rasio Alokasi
Pengerinda Perakitan
600.000 0,75 -
(600.000 + 200.000)
Dep. Listrik
200.000 - 0,25
(600.000 + 200.000)
4.500 0,50 -
(4.500 + 4.500)
Dep. Pemeliharaan
4.500 - 0,50
(4.500 + 4.500)
Langkah 2 Alokasi Biaya Departemen Pendukung dengan Menggunakan Rasio Alokasi

Departemen Pendukung Departemen Produksi


Listrik Pemeliharaan Pengerindaan Perakitan
Biaya langsung $ 250.000 $ 160.000 $ 100.000 $ 60.000
Dep. Listrik ($ 250.000) - $ 187.500 $ 62.500
Dep. Pemeliharaan - ($ 160.000) $ 80.000 $ 80.000
Jumlah 0 0 $ 367.500 $ 202.500
B. Metode Berurutan
Metode ini mengetahui bahwa interaksi diantara departemen pendukung telah terjadi. Akan
tetapi, metode berurutan tidak secara penuh mengakui interaksi departemen pendukung.
Alokasi biaya dilakukan secara tahap demi setahap mengikuti prosedur penetapan peringkat
yang ditentukan terlebih dahulu. Biasanya uruta nya ditentukan dengan menyusun peringkat
departemen pendukung dalam suatu tatanan jumlah jasa yang diberikan, dari yang terbesar ke
yang terkecil.
C. Metode Timbal Balik
Metode ini mengakui semua interaksi di antara departemen pendukung. Menurut metode ini salah satu
departemen pendukung menggunakan angka departemen lain dalam menentukan total biaya setiap
departemen pendukung dimana total biaya mencerminkan interaksi antara departemen pendukung. Jadi,
total biaya yang baru dari departemen pendukung dialokasikan ke departemen produksi.
Misal data ditambah rincian nya sebagai berikut:
Cara Menghitung Tarif Overhead Departemen

Untuk menentukan biaya overhead terdapat beberapa jenis satuan yang bisa digunakan tergantung dari pilihan perusahaan. Maka dari itu,
berikut ini adalah contoh penghitungan penentuan biaya overhead pabrik dari masing-masing jenis satuan tersebut. 

• Satuan Produk 

Metode hitungan ini merupakan salah satu yang paling sederhana karena biaya overhead pabrik langsung masuk pada produk. Rumusnya
Tarif Biaya Overhead Pabrik per Satuan adalah =  Taksiran Biaya Overhead Pabrik Taksiran : Jumlah Produk yang Dihasilkan

Contoh:

Perusahaan Jay menaksirkan anggaran biaya overhead sebesar Rp.1.000.000 dengan taksiran jumlah produk sebesar 20.000 unit. Maka
untuk satu unit biayanya sebesar:

= Rp 1.000.000 : 20.000 = Rp 50 per unit,

maka bila di periode berjalan terdapat pesanan sebanyak 500 unit maka biaya overhead pabrik yang akan dibebani adalah sebesar:

= Rp 50 x 500 = Rp 25.000
• Biaya Bahan Baku

Metode hitungan bahan baku menggunakan biaya bahan baku sebagai persentase dasar penghitungan biaya
overhead. Rumus dari metode ini adalah = (Taksiran Biaya Overhead Pabrik : Taksiran Bahan Baku yang
Terpakai) x 100%

Contoh:

Perusahaan Jay menaksirkan anggaran biaya overhead sebesar Rp.1.000.000 dengan taksiran besaran biaya
bahan baku selama satu tahun adalah Rp. 5.000.000. Maka,

= (Rp 1.000.000 : Rp.5.000.000) x 100% = 20%,

maka bila di masa depan terdapat pesanan yang menggunakan bahan baku sebesar Rp.100.000, overhead
pabriknya adalah:

= 20% x Rp.100.000 = Rp.20.000 


• Biaya Tenaga Kerja

Metode tenaga kerja langsung menggunakan biaya tenaga kerja total sebagai dasar penghitungan
biaya overhead. Rumusnya adalah, (Taksiran Biaya Overhead Pabrik : Taksiran Biaya TK Langsung) x
100%

Contoh:

Perusahaan Jay menaksirkan anggaran biaya overhead sebesar Rp.1.000.000 dengan taksiran besaran
biaya Tenaga Kerja langsung setara Rp.2.500.000. Maka,

= (Rp.1.000.000:Rp.2.500.000) x 100% = 60%,

maka apabila terdapat pesanan yang memerlukan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp.100.000
biaya overhead-nya setara dengan,

= Rp.100.000 x 60% = Rp.60.000


• Jam Tenaga Kerja 

Ketika biaya overhead memiliki hubungan erat dengan jam kerja tenaga kerja langsung maka,
total jam kerja akan digunakan sebagai acuan penentuan biaya overhead. Rumusnya adalah
Taksiran Biaya Overhead Pabrik : Taksiran Jam TK

Contoh:

Bila dalam satu tahun taksiran overhead sebesar Rp 2.000.000 dengan taksiran jam kerja sebesar
5000 jam/tahun, maka:

= Rp 2.000.000 : 5000 = Rp 400 per jam,

maka bila terdapat pesanan yang memerlukan waktu kerja selama 200 jam penghitungannya
adalah sebesar:

= Rp 400 x 200 = Rp 80.000


• Jam Mesin

Yang terakhir adalah menggunakan waktu penggunaan mesin sebagai dasar menghitung biaya
overhead. Tarif biaya overhead dengan metode ini dihitung dengan rumus, Taksiran Biaya Overhead
Pabrik : Taksiran Jam Kerja Mesin

Contoh:

Bila dalam satu tahun taksiran overhead sebesar Rp 2.000.000 dengan taksiran penggunaan mesin
selama 5000 jam/tahun, maka:

= Rp 2.000.000 : 5000 = Rp 400 per jam

maka bila terdapat pesanan yang memerlukan mesin untuk bekerja selama 400 jam penghitungannya
adalah sebesar:

= Rp 400 x 400 = Rp 160.000


Alokasi Biaya Gabungan untuk Produk

Proses produksi patungan menghasilkan output yang terdiri atas dua atau lebih produk yang
diproduksi secara simultan. Produk patungan atau utama memiliki nilai penjualan yang relatif
signifikan. Produk sampingannya memiliki nilai penjualan yang relatif lebih sedikit. Biaya
patungan harus dialokasikan ke setiap produk untuk tujuan pelaporan keuangan. Beberapa
metode telah dikembangkan untuk mengalokasikan biaya patungan, termasuk metode unit
fisik, nilai-penjualan-saat-pemisahan, dan metode nilai bersih yang dapat direalisasikan.
Produk sampingan umumnya tidak dialokasikan ke biaya produk patungan. Penjualan produk
sampingan dimasukkan dalam “pendapatan lain-lain” pada laporan laba rugi atau diperlakukan
sebagai kredit untuk Barang dalam proses dari produk utama.

Anda mungkin juga menyukai