DOSEN PENGAJAR:
DISUSUN OLEH:
(Kelompok 06)
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
I. Latar Belakang
PT Pos Indonesia adalah salah satu BUMN yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan
publik dengan memiliki jaringan pelayanan terbesar dan tersebar di seluruh pelosok tanah air.
PT Pos Indonesia telah mengalami perubahan bentuk badan hukum, yang pada awalnya
berbentuk Perum Pos dan Giro menjadi PT Pos Indonesia. Perum Pos dan Giro adalah
perusahaan milik negara yang modalnya berasal dari negara, sedangkan PT Pos Indonesia
modalnya dapat berasal dari penjualan saham kepada masyarakat.
Lingkungan yang telah berubah adalah salah satu faktor perubahan yang ada di PT Pos
Indonesia. Adanya kemajuan teknologi merevolusi media komunikasi berbasis internet yang
tadinya hanya sebagai komplementer menjadi substitusi sepenuhnya terhadap produk PT Pos
Indonesia yang memiliki kelebihan yang tidak mampu disediakan oleh produk pos reguler.
Oleh karena keadaan ini PT Pos Indonesia dituntut untuk terus bertahan sekaligus harus
menjadi salah satu BUMN yang eksis dan mampu memberikan kontribusi keuntungan bagi
negara. PT Pos dalam posisinya saat ini harus melakukan langkah drastis untuk mengubah
perusahan dari tidak efisien menjadi efisien, dari merugi menjadi menguntungkan, dan dari
nonproduktif menjadi bertumbuh serta produktif.
II. Pembahasan
a) Alasan dan Penyebab Perubahan PT Pos Indonesia
Model Perubahan Burnes (2000: 253) mengemukakan adanya tiga macam model
perubahan organisasional, yang dikelompokkan berdasarkan frekuensi dan besaran
perubahan yang dimana dalam kasus PT. Pos Indonesia penyebab terjadinya perubahan
didasari oleh The Continuous Transformation Model of Change (Model Perubahan
Transformasi Berkelanjutan) Argumen yang dipergunakan model ini adalah, dengan
maksud agar organisasi tetap survive, organisasi harus mengembangkan kemampuan
untuk mengubah dirinya secara berkelanjutan dengan kebiasaan fundamental. Rasionalitas
untuk continuous transformation model adalah bahwa lingkungan di mana organisasi
beroperasi adalah ber- ubah, dan akan terus berubah, cepat, radikal, dan tidak dapat
diprediksi. Hanya dengan transformasi secara berkelanjutan organisasi akan dapat
menjaga dirinya agar selalu sejalan dengan lingkungannya dan bertahan.
Perubahan lingkungan yang dinamis menyebabkan kondisi pelayanan pada saat
sebelum adanya inovasi dan setelah adanya inovasi sangat berbeda, dimana kondisi
pelayanan setelah adanya inovasi sudah menggunakan sistem online dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada. Sebelum adanya inovasi, kondisi pelayanan
di PT Pos Indonesia masih dilakukan secara manual sehingga proses pelayanan
berlangsung lebih lama dibandingkan dengan setelah inovasi. Setelah adanya inovasi,
kondisi pelayanan yang sudah menggunakan sistem online memungkinkan proses
pengiriman untuk dapat dilacak secara online di seluruh kantor pos. Dengan adanya
inovasi-inovasi tersebut PT Pos Indonesia diharapkan mampu bertahan dalam menghadapi
persaingan yang semakin kompetitif.
Selain itu, faktor-faktor yang mendorong pengembangan inovasi dari lingkungan
internal PT Pos Indonesia adalah terkait dengan SDM serta visi dan misi. Sementara itu,
pengaruh dari lingkungan eksternal antaralain kebijakan pemerintah, kemajuan teknologi,
dan munculnya jasa pengiriman swasta. Hal tersebut sesuai dengan teori yang disampaikan
oleh Taufik (2005) bahwasanya faktor yang merupakan penyebab inovasi adalah
perkembangan atau kemajuan teknologi, tekanan persaingan yang ketat, perubahan atau
keinginan atau “selera” konsumen, dan peraturan atau kebijakan pemerintah.
III. Kesimpulan
Faktor-faktor yang mendorong pengembangan inovasi dari lingkungan internal PT Pos
Indonesia adalah terkait dengan SDM serta visi dan misi. Sedangkan lingkungan eksternal
adalah kebijakan pemerintah, kemajuan teknologi, dan munculnya jasa pengiriman swasta.
Bentuk-bentuk inovasi untuk menghadapi tantangan organisasional PT Pos Indonesia
adalah sebagai berikut:
a) Inovasi Produk, meliputi: layanan pos express, layanan pos payment, wesel pos prima
dan instan, serta inovasi perangko prisma.
b) Inovasi Proses, inovasi proses ini dimaksudkan untuk bisa memberikan nilai tambah
produksi atau distribusi yang lebih baik atau lebih murah, seperti: jaminan ganti rugi
(asuransi) terhadap surat, dokumen, dan paket yang rusak atau hilang, electronic
mobile, dan juga mesin nomor antrian (elektronik).
Kelompok resisten pada PT Pos Indonesia muncul karena proporsi yang tidak seimbang
antara pegawai muda dengan rentang usia di bawah 30 tahun dan pegawai yang berusia di
atas 40 tahun. Hal ini menyebabkan mayoritas pegawai telah berada di comfort stage. Maka
dari itu, ketika terjadi perubahan, gejolak resistensi akan lebih besar ketimbang yang
diperkirakan. Hal ini dapat diatasi dengan perbaikan dan percepatan proses rekrutmen
karyawan baru yang memiliki kompetensi, etos kerja dan produktivitas tinggi. Pengetahuan
akan teknologi informasi, pengembangan mental yang kompetitif dan juga berorientasi secara
open minded juga perlu mendapat perhatian lebih dari manajemen.
Inovasi-inovasi yang ada masih belum menjawab semua tantangan organisasional yang
di hadapi PT Pos Indonesia karena inovasi produk dan proses belum mampu mengatasi
masalah organisasional yang dihadapi terkait dengan kualitas dan kuantitas SDM. Oleh
karena itu diperlukan perluasan bentuk inovasi, tidak hanya pada inovasi produk dan proses
saja agar mampu menjawab tantangan organisasional terkait dengan kualitas dan kuantitas
SDM.
DAFTAR PUSTAKA
Mayangsari., Putrie, I., Dkk. 2012. Inovasi PT. Pos Indonesia dalam Menjaga Eksistansi dan
Daya Saing Pelayanan Publik. Diakses melalui
https://media.neliti.com/media/publications/73220-ID-inovasi-pt-pos-indonesia-
dalam-menjaga-e.pdf pada 20 Oktober 2021.
Wibowo. 2011. Manajemen Perubahan. Edisi Ketiga. Raja Grafindo Persada. Jakarta.