Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN PERUBAHAN

EKM432-F

“Pembahasan Kasus Komprehensif I”

Dosen Pengampu :

Dr. Dra. Putu Saroyini Piartrini, M.M., Ak.

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Dico Rizky Izullhaq (2007521117)

Ni Luh Gede Kintan Pratiwi (2007521158)

Ananta Putra Pramudya (2007521170)

I Putu Jonny Wisma Prama Prasista (2007521212)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
1. Latar Belakang Perusahaan
Grup Astra merupakan kelompok bisnis nasional yang memiliki sistem manajemen
termaju di Indonesia. Astra menyebut sistem manajemennya dengan nama Astra
Management System (AMS). Sistem manajemen ini menjadi roda penggerak organisasi Astra
untuk mewujudkan visi, misi, tujuan, moto, dan filosofi korporat Astra. Kehadiran AMS
menjadi cermin PT. Astra Internasional Tbk sebagai organisasi yang tanggap terhadap
perubahan dan seringkali menjadi motor perubahan dalam konteks bisnis nasional.
Menurut Dean Anderson dkk (2001) cit Rochyadi (2008), faktor yang dapat mendorong
terjadinya perubahan adalah Lingkungan (environment), sukses menembus pasar (market place
requirements for success), kepentingan usaha (business imperative), kepentingan organisasi
(organizational imperatives), kepentingan budaya (cultural imperatives), perilaku
pemimpin dan karyawan (learder and employe behavior) dan kerangka pikir pemimpin dan
personal atau karyawan (leader and employee mindset).

PT. Astra Internasional Tbk. melepaskan sahamnya di banyak perusahaan


manufaktur, khususnya di bidang otomotif dan bisnis terkait. Astra kini berhadapan
langsung dengan konsumen yang sangat berbeda karakter dan perilakunya. Faktor tersebut
mengharuskan Astra harus mendesain ulang fokus dan terus melakukan perubahan.
Manajemen perubahan atau change management merupakan pendekatan terstruktur dalam
rangka membawa PT. Astra Internasional Tbk dari kondisi saat ini (current state) ke masa
depan yang diinginkan (desired future state) untuk mencapai kinerja yang lebih baik.

2. Pembahasan Kasus
Krisis ekonomi menyebabkan Astra harus melakukan penjadwalan pembayaran
utang denganpara kreditur. Pada periode 1998-1999, Astra terpaksa mem-PHK 20.000
karyawan tetap dan 5.000 pegawai kontrak sehingga jumlah karyawan Astra tinggal
sekitar 100.000 orang. Meski sering dikatakan lebih beruntung, karyawan yang masih
tinggal (tidak diPHK) sebetulnya tidak lebih baik ketimbang yang di PHK. Mereka justru
menghadapi berbagai persoalan, baik di dalam maupun diluar pekerjaan. Persoalan ini
muncul terutama karena privatisasi umumnya diikuti dengan perubahan kebijakan
perusahaan seperti perubahan struktur organisasi, tujuan organisasi, teknologi dan sekaligus
perubahan lingkungan kerjanya. Perubahan-perubahan tersebut akan menyebabkan
terjadinya perubahan kebijakan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Sebagai
contoh, jika perusahaan menerapkan kebijakan downsizing–perusahaan tidak mengganti
karyawan yang di PHK, artinya karyawan yang bertahan harus mengerjakan pekerjaan-
pekerjaan yang semula ditangani mereka yang di PHK. Bagi karyawan yang masih bertahan
memiliki beban kerja bertambah dan tentunyamenuntut mereka meluangkan lebih banyak
waktu, dan mengeluarkan lebih banyak energi. Disamping itu, tambahan pekerjaan
tersebut juga secara tidak langsung mensinyalkan bahwa karyawan harus menambah
ketrampilan/pengetahuan baru atau yang biasa disebut re-skilling. PT.Astra Internasional
Tbk. memberikan kesempatan karyawannya untuk mengikuti trainingyang diselenggarakan
oleh AMDI (Astra Management Development Institute), lembaga khusus yang bertugas
merekrut dan mengembangkan kualitas personil PT.Astra Internasional Tbk.

Proses perubahan di Astra selalu diikuti dengan proses evaluasi secara berkala,
di mana manajemen mengikuti setiap perkembangan yang terjadi. Ini untuk menjaga
jangan sampai terjadi penyimpangan dalam melakukan perubahan. Proses perubahan
tersebut digambarkan dalam bentuk roda yang terus berputar naik ke anak tangga yang
lebih tinggi. Roda tersebut mengandung fungsi dasar manajemen PDCA (Plan, Do,
Check, Action). Untuk memutar roda dilakukan melalui training masif. Setiap roda yang
naik ke tangga lebih tinggi diganjal dengan Standardization(S) agar tidak melorot turun,
sehingga PDCA berubah menjadi SCDA. Di setiap akhir tahun, manajemen Astra
mengadakan perayaan sebagai apresiasi terhadap tim yang dinilai terbaik dalam
melakukan improvement, baik teknik maupun non-teknik. Pemenang ke-1, antara lain,
mendapat sepeda motor atau hadiah uang Rp 20 juta. Award ini dimaksudkan agar
seluruh perusahaan atau unit usaha Grup Astra berlomba meraih yang terbaik dengan
membangun winning team spirit. Setiaporang Astra harus menghayati budaya dan semangat
strive for excellence.

3. Penyelesaian Kasus
Manajemen perubahan atau change management diperlukan dalam PT. Astra
International Tbk untuk mencapai hasil yang lebih baik. Perubahan dalam PT. Astra
International Tbk meliputi prerubahan dalam struktur organsasi, proses, tata laksana, sumber
daya manusia, pola pikir dan budaya kerja. Fokus utama perubahan pada PT. Astra
International Tbk ini menciptakan tata kelola organisasi dan bisnis yang lebih efektif,
produktif, efisean, kreatif, dan mempunyai kinerja. Melalui perubahan yang jelas dan terbuka,
PT.Astra Internasional Tbk berpotensi untuk memperkuat dirinya melalui kinerja dan
komunikasi serta integrasi dalam kolaborasi yang menyatukan semua fakta keunggulan
di lingkungan PT. Astra Internasional Tbk secara profesional.
3.1. Model Perubahan yang Cocok pada Kasus
Model perubahan yang cocok digunakan adalah model perubahan Kotler yang melalui 8
tahapan, yaitu dengan mengidentifikasi apa yang menjadi alasan PT. Astra International Tbk
untuk berubah, yaitu untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Kemudian dibentuk tim dengan
menetapkan figur-figur yang tepat untuk mengisi posisi yang ada berdasarkan kebutuhan
organisasi serta kompetensi baru yang dibutuhkan untuk menyusun visi dan mengembangkan
strategi. Untuk mencapai visi tersebut perlu dilakukan perubahan pada struktur, sistem dan
mekanisme pada PT. Astra International Tbk dengan memperbaharui jumlah karyawan dam
melakukan re-skilling atau menambah keterampilan atau pengetahuan baru. PT. Astra
International Tbk juga memberikan program training untuk mengembangkan kualitas personil
PT. Astra International Tbk. Di setiap akhir tahun, manajemen Astra mengadakan perayaan
sebagai apresiasi terhadap tim yang dinilai terbaik dalam melakukan improvement,
baik teknik maupun non-teknik dengan memberikan apresiasi berupa uang. Award ini
dimaksudkan agar seluruh perusahaan atau unit usaha Grup Astra berlomba meraih yang
terbaik dengan membangun winning team spirit. Kemudian untuk memrubah bentuk
organisasi diperlukan adanya inovasi dengan tujuan memprakarsai masa depan perusahaan
yang baru. Menurut Stoner (1982), perubahan dapat dilakukan dengan mengubah bidang-
bidang inovasi, yaitu struktur, teknologi dan atau orang-orangnya. Sistem administrasi back
officeseluruh cabang Astra diseragamkan dengan memakai teknologi SAP.

3.2. Hasil dari Perubahan


Hasil yang diperoleh dari perubahan tersebut adalah pada saat PT.Astra
Internasional Tbk berulang tahun yang ke-48, berhasil mencatat rekor laba bersih Rp 5,4 triliun
pada 2004, naik 22,3% dari 2003. Nilai hutang perusahaan pun menurun tajam, Total
hutang kepada sindikasi bank asing itu US7 juta, dan telah dibayar US1 juta pada
Desember 2004 serta dibayar lagi US juta pada Maret 2005.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2021). Tentang Astra. Astra.co.id. Diakses pada 23 Oktober 2021 pada
www.astra.co.id

Tunida, A.L, Adhistamala. (2011). Manajemen Perubahan pada PT. Astra Internasional Tbk.
Studilibid.com.

Wibowo. (2011). Manajemen Perubahan. 3rd edition. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai