Anda di halaman 1dari 10

Inventarisasi dan Analisis

Tenaga Kerja

Oleh :

Rahmana Willi (11771100218)


Roni Widyantoro (11771101421
Rendra Kurniawa (11770113188)
Latar Belakang

Tenaga kerja menyadiakan sarana untuk kebutuhan, sarana kebutuhan dapat


datang dari dua sumber, yakni internal dan eksernal. Sumber yang lebih
disukai adalah sumber internal, tetapi kita harus mengetahui secara detil
tingkat dimana kita dapat menentukan kebutuhan kita dari orang yang telah
dipekerjakan. Jika kebutuhan yang penuh tidak bisa dijumpai dari sumber
internal, maka perekrutan eksternal akan diperlukan. Jika kita mempunyai
tenaga kerja dalam jumlah yang melebihi kebutuhan, kemudian melebihi
waktu untuk latihan kerja, maka pemborosanlah yang akan terjadi.
Untuk melengkapi jumlah dari sumber daya tenaga kerja yang ada, kita
memerlukan hubungan dengan kebutuhan yang direncanakan, kita harus
mengambil suatu inventori secara hati-hati dari persediaan dan harus
dipertimbangkan. Sesudah itu kita harus meneliti perubahan yang
berlangsung di dalam perusahaan, tingkat kemajuan sampai struktur promosi,
serta tingkat kerugian karyawan.
Perhitungan Utama Jumlah
Inventaris Dasar Tenaga Kerja

Arsip personalia adalah suatu sumber Yang mula-mula kita temukan adalah
informasi yang akan memberikan bahwa pertanyaan mengenai jumlah
langkah pertama dalam usaha tenaga kerja dapat dijawab di dalam
melengkapi tenaga kerja. Hal itu orgsnisasi yang berbeda. Jawaban yang
melibatkan analisis yang terperinci jelas nyata mungkin sepertinya adalah
menyangkut pernsediaan karyawan, dan total jumlah orang pada daftar gaji,
analisis tentang kebutuhan kebutuhan tetapi jika karyawan bekerja secara part–
tenaga kerja dimasa lalu yang mampu time, maka tidak perlu dilakukan
memberikan kontribusi untuk perhitungan osecara akurat dalam rangka
memproyeksikan evolusi dimasa depan mendapatkan suatu Full Time yang
dari persediaan. efektif (EFT) yang benar.
Faktor-faktor yang diperhatikan dalam melakukan inventarisasi
tenaga kerja adalah :
1. Ketenagakerjaan
2. Kualifikasi
3. Pelatihan
4. Pengalaman
5. Kemampuan
6. Keahlian dalam Penguasaan Bahasa Asing
7. Distribusi usia
8. Kombinasi Faktor
9. Analisis Leavers
Persediaan Data Penilaian Prestasi

Penilaian bagi suatu perusahaan dapat digunakan sebagai suatu dasar untuk
memberikan suatu informasi dalam hal prestasi dan potensi karyawan
sehingga perusahaan akan lebih mudah dalam mempersiapkan data-data
berkaitan dengan invertaris tenaga kerjanya. Penilaian dikaitkan dengan
seberapa baik karyawan menyelesaikan pekerjaannya. Tujuan penilaian
haarus mengidentifikasi, bekerja sama dengan individu, serta bagaimana
meningkatkan prestasi kerjanya. Dalam proses ini, akan diperlukan latihan
dan pengembangan.
Penilaian juga mempunyai beberapa pengaruh dalam hal pemberian upah.
Oleh karenanya, dengan adanya motivasi itu diharapkan perusahaan
mempunyai suatu inventaris dari kemampuan karyawan untuk dapat
melakukan pekerjaan lain pada jabatan yang sama, atau bekerja pada suatu
tingkat jabatan yang lebih senior.
Sumber-Sumber Data
Tersedia beberapa sumber data untuk mengukur berbagai aspek penilaian kinerja.
Sumber-sumber ini dapat diklasifikasikan kedalam tiga kategori: data produksi, data
personalia, dan pertimbangan-pertimbangan lainnya.
1) Data Produksi
Data produksi mengevaluasi kadar penyelesaian tugas dengan mengukur kuantitas
dan kualitas kinerja. Contoh-contoh data produksi adalah jumlah unit yang dihasilkan
per jam, presentase kesalahan, nilai dan volume penjualan, laba, kembalian investasi,
jumlah orang yang diawasi, jumlah polis asuransi yang terjual, dll. Data produksi
biasanya dianggap ukuran kinerja yang terbaik karena data ini dapat langsung
diamati, langsung dapata dihitung sehingga setiap orang menyepakati
pengukurannya.
2) Data Personalia
Data personalia mengacu kepada jenis informasi yang dijumpai dalam arsip-arsip
personalia karyawan. Contoh-contoh data personalia adalah ketidakhadiran,
keterlambatan, masa dinas, lamanya pelatihan guna mengasah kompetensi, program-
program pelatihan yang diikuti. Departemen sumber daya manusia yang dirancang
dengan baik patut memiliki suatu sistem untuk mengumpulkan dan menganalisis data
tersebut.
Persediaan tentang Data Potensi
Kemampuan Karyawan

Dalam mempersiapkan potensi karyawan di masa depan


perusahaan perlu mempersiapkan data-data mengenai:
1. Pekerjaan apa yang dapat dilakukan karyawan saat ini?
2. Pekerjaan apa yang dapat dilakukan karyawan di masa
depan?
3. Apakah karyawan perlu diberikan pelatihan yang sesuai
dengan bidang pekerjaan dan diberikan kesempatan
untuk mengembangkan pengalaman?
Analisis terhadap Kebutuhan Tenaga Kerja (Work
Force Analysis)

Dua masalah sumber daya manusia yang sering dijadikan sebagai indikasi efektivitas
keorganisasian adalah ketidakhadiran (absenteeinsm) dan perputaran karyawan
(turnover). Apabila statistik ketidakhadiran dan perputaran karyawan melonjak, maka
manajer-manajer perlu mengevaluasi situasi dan menentukan apakah kenaikan
statistik itu dikarenakan kondisi kerja yang semakin buruk, atau karena sebab-sebab
lain. Ketidakhadiran dapat menjadi subtitusi terhadap perputarann karyawan,
khususnya apabila tidak banyak alternatif pekerjaan yang tersedia.
Dalam upaya menganalisis masalah-masalah ketidakhadiran secara cermat,
manajemen membedakan dua jenis ketidakhadiran dan perputaran karyawan: yaitu
karena sukarela dan paksaan. Ketidakhadiran sukarela (voluntary absenteeism) dan
perputaran sukarela (voluntary turover) terjadi pada saat kalangan karyawan
mempunyai pilihan bekerja atau tidak bekerja, dan mereka dengan sengaja memilih
berhenti bekerja. Ketidakhadiran terpaksa (involuntary absenteeism) dan perputaran
terpaksa (involuntary turnover) terjadi pada saat para karyawan kehilangan pekerjaan
atau diberhentikan karena alasan-alasan diluar kendali mereka. Dua contoh
perputaran terpaksa adalah pemutusan hubungan kerja (PHK). Organisasi
memutuskan hubungan kerja karena karyawan tersebut tidak lagi dibutuhkan.
1. Ketidakhadiran 2. Perputaran Karyawan
Kontrol ketidakhadiran perlu diawasi Perputaran karyawan adalah tingkat
oleh supervisor dan para manajer, karena perpindahan (movement) melewati batas
mereka adalah sumber data yang bisa keanggotaan dari sebuah organisasi. Di
memberi masukan berkaitan dengan dalam arti yang luas, turnover diartikan
arsip ketidakhadiran setiap karyawan. sebagai aliran para karyawan yang
Untuk mengurangi angka ketidakhadiran masuk dan keluar perusahaan. Turnover
diharapkan antara atasan dan bawahan ini merupakan petunjuk kestabilan
mampu membuka komunikasi secara karyawan. Semakin tinggi turnover
terbuka dari dua arah sehingga akan berarti semakin sering terjadi pergantian
diketahui penyebab ketidakhadiran dan karyawan. Perputaran karyawan, sebagai
akan dicarikan solusi untuk mana halnya ketidakhadiran, akan
mengatsinya. Masalah ketidakhadiran menambah jumlah orang yang
haruslah segera dapat diatasi mengingat dibuthkan. Tingkat perputaran karyawan
dengan adanya angka ketidakhadiran yang tinggi dapat dijumpai pada
tentu saja bakal mengurangi jumlah beberapa kasus yang terjadi pada
orang yang tersedia untuk melaksanakan perusahaan diantaranya karyawan yang
pekerjaan, sehingga pada akhirnya akan berhenti secara sukarela, terminasi oleh
semakin menyulitkan perusahaan perusahaan, serta pensiun.
mencapai target produksi.
Kesimpulan
Untuk melengkapi jumlah dari sumber daya tenaga kerja yang ada, kita
memerlukan hubungan dengan kebutuhan yang direncanakan, kita harus
mengambil suatu inventori secara hati-hati dari persediaan dan harus
dipertimbangkan. Sesudaha itu kita harus meneliti perubahan yang berlangsung di
dalam perusahaan, tingkat kemajuan sampai strukturpromosi, serta tingkat
kerugian karyawan.
Dua masalah sumber daya manusia yang sering dijadikan sebagai indikasu
efektifitas organisasional adalah ketidakhadiran (absenteeism) dan perputaran
karyawan (turnover). Dalam masalh ketidakhadiran diharapkan perusahaan
mampu meminimalisir tingkat ketidakhadiran karyawan dengan cara mencatat
nama karyawan yang absen, mencatat sebab-sebab ketidakhadiran, memperhatikan
kelompok umur yang sering absen, hari-hari sering tidak masuk kerja, serta
kondisi kerja . Sedangkan masalah lain adalah turnover yang dapat diartikan
sebagai aliran para karyawan yang masuk dan keluar perusahaan. Dengan adanya
tingkat turnover yang tinggi dari suatu departemen tertentu menunjukkan bahwa
departemen tersebut perlu diperbaiki dalam hal pengawasan maupun kondisi
kerjanya.

Anda mungkin juga menyukai