Anda di halaman 1dari 27

MANAJEMEN OPERASIONAL

(LAY OUT PERUSAHAAN)

0LEH :
 HILMI ALWI BAHRI
 HARIANI KURSINA LBS
 ELVANNY SINAGA
 RENI ANJANY

KELAS : MANAJEMEN PAGI 3B

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


INTERNATIONAL BUSNIEES MANAGEMENT
INDONESIA

MEDAN 2019/2020
DAFTAR ISI

BAB I. Pendahuluan

A. Latar belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan masalah........................................................................................................1
C. Tujuan makalah.............................................................................................................1
D. Manfaat makalah..........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Lay out................................................................................2
b. Pentingnya Perencanaan Lay Out (Tata Letak)............................................2
c. Faktor Kebutuhan Modifikasi Lay Out (Tata Letak)..............................5
d. Jenis Lay Out (Tata Letak )...................................................................10
e. Prinsip dasar penyusunan lay out........................................................16
f. Perencanaan Lokasi..............................................................................16
g. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Perencanaan Lokasi..............17
h. Strategi Lay out....................................................................................18
i. Pertimbangan perencanaan Lay Out...................................................19
j. Manfaat Lay out Perusahaan yang Tepat.............................................20
k. Tipe-Tipe Lay out................................................................................21
l. Tanda-Tanda Lay out yang Baik..........................................................24

BAB III PENUTUP


Kesimpuan.................................................................................................25
Saran..........................................................................................................25

i
A. Latar Belakang

Dalam pertumbuhan ekonomi pada masa sekarang ini, khususnya di negara kita
Indonesia, persaingan diantara perusahaan sudah semakin meningkat. Untuk menghadapi dan
memenangkan persaingan tersebut, perusahaan-perusahaan dituntut untuk menciptakan
pemikiran yang kreatif dan inovatif di dalam tujuan perusahaan.
Salah satu keputusan strategis yang paling penting dibuat oleh perusahaan untuk
mencapai tujuan adalah dimana perusahaan tersebut harus menempatkan lokasi operasi,
karena lokasi operasi yang tepat adalah pemacu biaya yang cukup signifikan dan lokasi
sepenuhnya memiliki kekuatan untuk menghancurkan strategi bisnis atau perusahaan.
Strategi lain yang merupakan keputusan penting adalah strategi lay out, dimana lay out dapat
menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Lay out juga memiliki banyak
dampak strategis karena lay out menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas,
proses, fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontrak pelanggan dan citra
perusahaan.

B. Rumusan masalah
 Apa Yang Dimaksud Dengan Lay Out (Tata Letak)
 Mengapa Perencanaan Lay Out (Tata Letak) itu penting ?
 Apa Saja Faktor Kebutuhan Modifikasi Lay Out (Tata Letak) ?
 Apa Saja Jenis Lay Out (Tata Letak) ?
 Apa pengertian Perencanaan Lokasi menurut Dr. Manahan P. Tampubolon,MM ?
 Apa saja Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Perencanaan Lokasi ?
 Apa saja Manfaat Lay out Perusahaan ?
 Apa saja Tipe-Tipe Lay out perusahaan ?
 Apa saja Tanda-Tanda Lay out yang Baik dalam perusahaan ?

C. Tujuan makalah
Sehubungan pernyataan diatas maka penulis tertarik untuk membahas suatu judul
makalah dalam manajemen operasional yang berjudul “LAY OUT PERUSAHAAN”.
Dengan melakukan pembahasan perencanaan lay out operasi, kami memiliki tujuan
pembahasan:
 Untuk mengetahui bahwa perencanaan lokasi dan lay out dalam suatu perusahaan
dapat memberikan keunggulan dalam bersaing.
 Untuk mengetahui bagaimana bagaimana penerapan perencanaan lokasi dan lay out
perusahaan yang tepat bagi suatu perusahaan.
 Untuk mengetahui bahwa perencanaan lokasi dan lay out dapat meningkatkan
profitabilitas perusahaan.
 Untuk mengetahui pentingnya peningkatan produktifitas dan kinerja suatu perusahaan
yang ditinjau dari berbagai pertimbangan-pertimbangan.

D. Manfaat makalah
Selain tujuan daripada penulisan makalah, perlu pula diketahui bersama bahwa
manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah dapat
menambah keilmuan manajemen operasional terutama dibidang Lay out perusahaan dan
semoga makalah ini dapat diterima dan dipahami oleh semua yang membacanya.

1
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LAY OUT

Tata letak (layout) merupakan salah satu keputusan strategis operasional yang turut
menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang. Tata letak yang tepat
menunjukkan ciri-ciri adanya penyesuaian tata letak fasilitas operasional itu dengan produk
atau jenis jasa yang dihasilkan dan proses konversi nya. Tata letak yang baik akan
memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas perusahaan. Hal tersebut
disebabkan oleh adanya kelancaran arus faktor-faktor produksi yang akan diproses, mulai
sejak disiapkan dan diserahkan ke dalam pemprosesan sampai menjadi produk akhir.

Disamping itu pegawai yang terlibat langsung dalam pemprosesan dapat bergerak
lebih leluasa tanpa kekhawatiran akan kemungkinan tertimpa kecelakaan. Dengan demikian,
tata letak yang baik juga akan menyebabkan pegawai bekerja dengan aman dan jauh dari
tekanan perasaan. Tata letak memiliki berbagai implikasi strategis yang berlangsung dalam
jangka waktu yang lama. Tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kecukupan
kapasitas, kelancaran proses, fleksibilitas operasi dan biaya penanganan kerja serta untuk
kenyamanan kerja. Tata letak yang efektif dapat membantu perusahaan dalam mencapai :

 Pemanfaatan yang lebih efektif atas ruangan, peralatan dan manusia;


 Arus informasi, bahan baku dan manusia yang lebih baik;
 Lebih memudahkan konsumen; dan
 Peningkatan moral pegawai dan kondisi kerja yang lebih aman.

Pada dasarnya tujuan desain tata letak adalah untuk mengembangkan tata letak yang
ekonomis yang dapat membantu pencapaian keempat hal tersebut dengan tetap memenuhi
kebutuhan perusahaan untuk beroperasi secara efektif, efisien, ekonomis dan produktif.

B. PENTINGNYA PERENCANAAN LAY OUT

Secara garis besar tujuan lay out tata letak pabrik adalah mengatur area kerja dan segala
fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi produksi yang aman dan nyaman. Suatu
perencanaan lay out akan senantiasa diperlukan di dalam masing-masing perusahaan. Hal ini di
sebabkan adanya beberapa hal sebagai berikut :

1. Adanya perubahan baru desain produk


2. Fasilitas produksi yang ada telah ketinggalan jaman
3. Pemindahan lokasi pasar produk perusahaan
4. Adanya kecelakaan-kecelakaan dalam proses produksi

perencanaan tata letak mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Minimalisiasi material handling cost

Salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh manajemen prusahaan adalah kesederhanaan
proses produksi di dalam perusahaan yang bersangkutan. Penyusunan tata letak pabrik yang
tepat diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penurunan material handling cost.

2
Disisi lain penataan tata letak yang baik akan menunjang pelaksanaan proses produksi
secara efisien. Lebih jauh lagi penyederhanaan proses produksi akan mengakibatkan hal-hal
sebagai berikut:

1. Efisiensi penggunaan peralatan produksi dapat ditingkatkan

Efesiensi penggunaan mesin dan peralatan produksi yang ada serta perlengkapan
produksi yang disediakan di dalam perusahaan dapat dipertahankan pada tingkat utilisasi
yang lebih tinggi. Pada umumnya manajemen perusahaan akan mengeluarkan biaya yang
tidak sedikit dalam mengadakan investasi pengadaan mesin dan peralatan produksi serta
peralatan material handling.

Apabila pengaturan dari mesin dan peralatan produksi serta peralatan material
handling yang diperlukan tersebut tidak baik, kelancaran proses produksi menjadi terganggu
sehingga penggunaan mesin dan peralatan produksi cenderung menjadi tidak optimal.

2. Pengurangan waktu tunggu pelaksanaan produksi

Waktu tunggu dalam pelaksanaan produksi akan berkurang apabila perusahaan


memiliki tata letak yang tepat dan sistematis. Dengan pengaturan tata letak yang baik dan
sistematis serta keseimbangan atar departemen yang proporsional, perusahaan dapat
menyelaraskan tata letak itu dengan kebutuhan pengolahan yang mana akan mewujudkan
kelancaran proses pengolahan. Keseimbangan kapasitas secara proporsional akan
memberikan kontribusi penurunan waktu tunggu dalam proses pengolahan.

3. Penumpukan barang dalam proses produksi dapat dikurangi.

Penumpukan barang dalam proses produksi seringkali terjadi disebabkan karena tidak
seimbangnya masing-masing mesin dan peralatan produksi di lini pengerjaan. Seperti yang
diketahui bahwa hampir selalu keluaran salah satu bagian produksi akan menjadi masukan
pada bagian produksi yang lain.

Apabila kapasitas masing-masing bagian produksi tidak seimbang, makan akan terjadi
penumpukan working in process inventory dalam pelaksanaan proses produksi. Penumpukan
barang dalam proses ini selain akan meningkatkan biaya pengerjaan juga berakibat
diperlukannya tempat penimpanan sementara yang cukup luas. Jika ini terjadi maka akan
terjadi penurunan efisiensi pemakaian ruangan.

4. Pemeliharaan fasilitas produksi menjadi mudah.

Penyusunan tata letak yang baik biasanya diikuti oleh dengan perencanaan tata ruang
pabrik yang efisien. Dengan penyusunan tata ruang pabrik yang efisien memungkinkan
teknisi dapat leluasa bergerak untuk memelihara fasilitas produksi. Dengan keleluasaan
tersebut dapat menjadi faktor pemeliharaan fasilitas produksi menjadi lebih mudah dan biaya
pemeliharaan dapat ditekan karena pemeliharaan dapat dialkukan dengan cepat.

3
5. Peningkatan produktivitas perusahaan.

Apabila tata letak yang digunakan oleh perusahaan merupakan sebuah perencanaan
yang cermat, maka tata letak dapat dijadikan sebagai salah satu indikator untuk meningkatkan
produktivitas kerja.

Tata letak yang baik akan melahirkan lingkungan kerja yang asri, apik dan
menyenangkan yang pada gilirannya akan mendorong kepuasan kerja. Pada akhirnya
kepuasan kerja akan mendorong kenaikan produktivitas kerja semua pegawai perusahaan atau
pabrik. Pelaksanaan proses produksi akan menjadi semakin cepat dan lancar serta waktu
tunggu dapat diminimalisir guna mendorong peningkatan produktivitas pabrik. Kemacetan
dalam proses produksi termasuk penumpukan barang dalam proses produksi dapat
dihindarkan. Kelancaran produksi dan dan percepatan proses pengerjaan menjadi pemicu
terhadap penyelesaian pengerjaan produk. Pengeluaran modal yang tidak penting dapat
dihindarkan.

2. Efektivitas penggunaan ruangan pabrik

Investasi yang dikeluarkan perusahaan untuk membangun pabrik, membeli mesin dan
peralatan produksi, umumnya berjumlah besar. Maka dari itu perusahaan dituntut untuk
membuat sebuah perencanaan tata letak yang baik dan efisien. Dalam program dan
perencanaan tata letak ini harus sudah dipikirkan penempatan mesin dan peralatan produksi,
ruang untuk penempatan material handling, ruangan untuk penyimpanan bahan dan
komponen rakitan, ruang untuk tenaga kerja manusia, dan ruang lain untuk menunjang proses
pabrikasi yang lancar, agar tercapai pemanfataan yang baik dan efisiensi tercapai.

3. Tingkat penggunaan tenaga kerja fabrikasi

Pada umumnya, perusahaan dalam melaksanakan proses produksi mengharapkan


waktu kerja yang efektif agar penggunaan SDM tidak terbuang percuma. Jam kerja efektif
tenaga kerja akan berkurang bila tata letak pabrik kurang baik sehingga pekerja melakukan
gerakan-gerakan yang melampaui kebutuhan. Tata letak yang kurang baik membuat pekerja
harus hilir mudik dari satu ruangan ke ruangan yang lain dalam jarak yang cukup panjang.
Untuk melaksanakan sinkronisasi antara tenaga kerja manusia dengan tata letak yang baik,
manajemen dan para perekayasa perusahaan perlu melakukan analisa desain proses diikuti
dengan dan studi ergonomik. Perencanaan tata letak yang baik beserta telaahan ergonomi
akan memberikan umpan balik yang baik terhadap efisiensi penggunaan tenaga kerja
manusia. Dengan cara itu tugas-tugas yang diberikan kepada pegawai dapat diselesaikan
dengan cepat dalam waktu yang optimal. Bila perencanaan tata letak dilakukan dengan baik
maka penggunaan tenaga kerja manusia dapat mencapai target yang optimal dan waktu yang
terbuang dapat diminimalisir yang pada akhirnya, utilisasi tenaga kerja akan meningkat
secara optimal.

4. Mengurangi kendala kelancaran proses produksi

Keteraturan peletakan mesin dan peralatan produksi dalam sebuah perusahaan akan
menciptakan lingkungan kerj ayang baik. Tenaga kerja akan merasa nyaman dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.

4
Tekanan perasaan yang berujung pada timbulnya stress dapat dikurangi sehingga
pekerja dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan gembira dan bebas dari beban mental
yang tidak perlu. Hal tersebut akan terwujud apabila manajemen melakukan perencanaan
layout secara tepat sejak awal dengan baik. Penempatan mesin dan peralatan produksi yang
mengakibatkan rasa sumpek, tidak serasi, tidak sistematis dan pengap akan memberikan
dampak psikologis yang berat terhadap para pekerja. Keharusan pekerja mengeluarkan energi
yang berlebihan karena atus bahan dan komponen yang bolak balik, material handling yang
tidak efektif dan efisien, akan membuat pekerja cepat lelah, bosan, dan akhirnya stress.
Aliran bahan dan pekerjaan menjadi terhambat, produksi menjadi lambat dan pada akhirnya
produktivitas akan menurun. Akibat dari semua itu adalah meningkatnya biaya produksi.
Untuk menghindari hal tersebut manajemen dan par amanager berusaha untuk membuat
sebuah perencanaan tata letak yang paling baik dan optimal. Para manager berusaha untuk
menghilangkan hambatan dan menimalisir penghalang (bottle neck) yang berpotensi
dihadapi. Kemampuan untuk menghilangkan kendala proses demikian itu merupakan salah
satu tujuan yang akan dicapai dalam proses pembuatan perencanaan tata letak pabrik yang
berhasil guna.

5. Memudahkan komunikasi

Dari berbagai penelitian yang ada, perencanaan tata letak yang menimbulkan
kesulitan komunikasi antar para pekerja, pekerja dengan supervisi, dan antar supervisi yang
ada menghasilkan produktivitas yang rendah. Melihat sifat dasar manusia sebagai makhluk
sosial yang memerlukan komunikasi antar satu dengan lainnya maka rancangan tata letak
yang menghalangi manusia untuk dapat berkomunikasi atau pekerja yang menghadap dinding
akan menurunkan moral pekerja. Mereka akan cepat bosan dan merasakan tekanan perasaan
yang tidak tersalurkan, yang pada kahirnya berdampak pada penurunan kinerja. Jarak yang
kauh antara satu pekerja dengan pekerja lainnya juga akan menghambat komunikasi antar
mereka. Maka dari itu untuk menghindari penurunan produktivitas yang diakibatkan karena
adanya hambatan komunikasi antar manusia, maka diperlukan perencanaan tata letak yang
dapat mengakomodasi kebutuhan mereka untuk saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.

C. MODIFIKASI TATA LETAK

Perencanaan tata letak dan modifikasinya akan senantiasa diperlukan oleh setiap
perusahaan. Kebutuhan modifikasi ini disebabkan beberapa faktor sebagai berikut :

1. Terjadinya perubahan desain produk secara terus menerus

Perubahan desain produk secara terus menerus untuk membuat produk baru dalam
suatu perusahaan akan mengakibatkan terdapatnya perencanaan tata letak yag baru bagi
perusahaan tersebut.perubahan desain produk ini seringkali akan mengakibatkan juga
terjadinya perubahan dalam pelaksanaan proses produksi di perusahaan yang bersangkutan.
Perubahan proses produksi ini kadang-kadang merupakan perubahan yang tidak fundamental,
tetapi juga sering terjadi perubahan proses produksi yang cukup mendasar. Besar kecilnya
perubahan proses produksi yang diakibatkan oleh perubahan desain produk ini akan sangat
tergantung kepada banyak dan sedikitnya perubahan pada desain produk yang bersangkutan.
Perubahan pelaksanaan proses produksi betapapun kecilnya akan berakibat pada kebutuhan
untuk menyesuaikan tata letak yang telah ada di perusahaan tersebut.

5
Agar tata letak yang dipergunakan masing-masing pabrik sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan produksi yang dijalankan perusahaan yang bersangkutan, modifikasi perlu
diadakan sewaktu-waktu. Dengan cara itu tata letak yang tersedia dalam sebuah perusahaan
atau pabrik yang bersangkutan akan selalu aktual serta relevan dengan kebutuhan
pengolahan. Perubahan tata letak dimaksud tidak selalu berarti perubahan total atau mendasar
dari tata letak yang ada, melainkan dapat saja merupakan perubahan-perubahan kecil yang
bertujuan untuk menyesuaikan dengan perubahan desain produk yang terjadi.

Frekwensi penyesuaian tata letak yang tinggi biasanya sering dijumpai pada
perusahaan perakitan mobil atau elektronika. Frekwensi perubahan yang tinggi tersebut
disebabkan oleh tingginya frekwensi perubahan desain dan semakin pendeknya siklus hidup
produk otomotif dan elektronika. Dengan adanya perubahan desain dari mobil yang
diproduksi secara berkala (bebeap atahun sekali), dperlukan pula adanya perubahan atas tata
letak secara berkala.

2. Adanya perubahan volume permintaan

Terjadinya perubahan volume permintaan terhadap produksi perusahaan yang


dihasilkan akan berakibat pada perubahan volume produksi. Perubahan volume permintaan
tersebut harus dijawab dengan penyesuaian produksi dan berdampak pada tata letak proses
produksi agar perusahaan mampu memenuhi perubahan volume permintaan tersebut.
Perubahan volume permintaan dapat berupa penambahan atau penurunan permintaan.
Peningkatan volume permintaan akan membuat perusahaan meningkatkan kegiatan
poduksinya.

Bahkan peningkatan volume permintaan yang sangat besar mengharuskan perusahaan


memperluas skala atau meningkatkan proses produksi secara signifikan. Dengan adanya
peningkatan skala perusahaan maka manajeman wajib merencanakan ulang tata letak proses
produksi sehingga dapat menghasilkan produksi sesuai dengan skala permintaan yang ada.

Namun apabila ternyata volue permintaan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan
menurun, maka manajemen perlu melakukan hal-hal sebagai berikut guna tetap menjaga
efektifitas dan efisiensi perusahaan :

1. Mengoperasikan kapasitas yang terpasang sampai dengan batas produksi normal


untuk menjawab permintaan yang ada dengan mengurangi jam aktivitas produksi
(misalnya tadinya 3 shift menjadi 2 shift);
2. Bila memungkinkan, perusahaan menonaktifkan sebagian mesin dan peralatan
produksi, hal tersebut akan mengakibatkan sebagian peralatan produksi tersebut harus
menganggur.

Dengan demikian penurunan volume permintaan tersebut mengharuskan manajemen


juga kembali menganalisis kemungkuinan perubahan tata letak mesin dan peralatan produksi
sesuai dengan redefinisi volume produksi yang dihasilkan oleh perusahaan yang
bersangkutan.

6
3. Kemungkinan penggantian fasilitas agar selalu baru (up to date)

Secara alamiah mesin dan peralatan produksi yang digunakan oleh perusahaan akan
mengalami penurunan kinerja karena keusangannya. Selain itu perkembanga teknologi saat
ini telah mampu menciptakan mesin-mesin produksi dengan kapasitas yang lebih besar
dengan kemampuan yang sangat canggih.

Dengan kedua hal tersebut diatas, maka mesin dan peralatan perusahaan yang ada saat
ini bukanlah satu-satunya mesin dan peralatan yang paling mutakhir, sehingga apabila
perusahaan ingin bersaing dalam meningkatkan volume produksi dengan perusahaan lainnya,
maka diperlukan pembaruan dari mesin-mesin dan peralatan produksi dimaksud. Pada
umumnya mesin dan peralatan produksi yang terbaru memiliki kemampuan kapasitas
produksi yang lebih banyak dengan tetap mengoptimalkan sumber daya energi yang ada serta
tidak memiliki dimensi yang besar. Sehubungan dengan hal tersebut, perusahaan sudah harus
memiliki rancangan untuk melakukan penggantian mesin produksi yang mempu memenuhi
kebutuhan produksinya. Dengan mesin dan peralatan yang lebih maju, maka perusahaan
dapat meningkatkan daya saingnya dalam penyediaan hasil produksi.

Namun demikian rencana penggantian mesin dan peralatan produksi tersebut wajib
diikuti dengan perencanaan tata letak yang baru sesuai dengan karakteristik mesin dan
peralatan baru tersebut.

4. Adanya penambahan produk baru

Penambahan produk baru atau pengembangan produk yang sudah ada merupakan
kegiatan yang selalu ada pada perusahaan manufaktur. Berdasarkan teori siklus hidup produk,
setiap kali produk telah mencapai pada tingkat penjualan maksimum (tahap kedewasaan),
maka pada kali berikutnya penjualan produk tersebut akan mengalami penurunan. Dalam
keadaa seperti itu, maka perusahaan akan melakukan usaha untuk melahirkan produk baru
atau mengembangkan produk yang sudah ada agar dapat menunjang mempertahankan
keadaan produk perusahaan di pasar. Penjualan produk perusahaan secara keseluruhan perlu
dicegah penurunannya demi mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Apabila
pembuatan produk baru hampir sama atau relatif mirip dengan proses produksi produk-
produk yang sudah ada, perubahan dalam pelaksanaan proses produksi produk yang sekarang
tidak akan mengalami banyak perubahan. Namun demikian apabila perubahan yang
dilakukan cukup mendasar, maka diperlukan perubahan-perubahan yang mendukung
pelaksanaan pembuatan atau proses produksi untuk produk baru yang ada saat ini.

Perubahan-perubahan mendasar dalam proses produksi sebuah produk baru atau


pengembangan produk, perlu diikuti dengan perubahan tata letak pabrik. Perubahan untuk
penyesuaian tata letak pabrik dengan proses produksi perlu dilakukan untuk menjamin arus
pengerjaan produksi dalam pabrik benar-benar dapat dipertahankan pada tingkat paling
optimal. Apabila perubahan atas kebutuhan pelaksanaan proses produksi initidak diselaraskan
dengan tata letak pabrik, hal tersebut akan berakibat pada kurang lancarnya pelaksanaan
pekerjaan. Kurang lancarnya arus proses dan terdapatnya hambatan dalam proses pengerjaan
produk akan berakibat pada menurunnya produktivitas.

7
Dalam keadaan demikian itu, integrasi perencanaan pengolahan produk dengan tata
letak harus dilakukan manajemen sejak dari awal. Tata letak yang diselaraskan dengan
pelaksanaan proses produksi baru akan menjamin pelaksanaan fabrikasi menjadilebih baik
dan efisien.

5. Adanya kondisi lingkungan kerja yang tidak memuaskan

Dalam sebuah perusahaan, kondisi lingkungan kerja akan sangat berpengaruh pada
tingkat produktivitas kerja karyawan. Diantara faktor kondisi lingkungan kerja yang
memerlukan perhatian adalah :

1. Suara bising yang dapat menimbulkan gangguan ketenangan kerja;


2. Penerangan yang tidak sesuai;
3. Suhu ruangan yang panas atau terlalu dingin;
4. Warna ruang kerja yang digunakan terlalu mencolok sehingga mengganggu
penglihatan;
5. Peralatan kerja, meja kerja, lantai, dinding dan plafon yang apik dan resik;
6. Ruang gerak yang diperlukan terbatas, dan sebagainya.

Faktor-faktor kondisi lingkungan kerja ini perlu dipertimbangkan agar semua


karyawan perusahan dapat bekerja dengan tingkat produktivitas yang lebih baik. Keluhan-
keluhan yang disampaikan para karyan dalam melaksanakan proses produksi sebaiknya
ditanggapi secara proporsional oleh manajemen. Keluhan ini dipergunakan sebagai bahan
masukan penyusunan perbaikan kondisi lingkungan kerja perusahaan. Dalam upaya
memperbaiki mondisi lingkungan kerja ini, perusahaan perlu menyusun perencanaan tata
letak pabrik yang cocok dengan berbagai hal yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan
yang dibebankan kepada karyawan. Dengan demikian semua karyawan dapat bekerja dengan
lebih baik, produktif, efisien, efektif dan lebih ekonomis.

6. Resiko kecelakaan kerja dalam proses produksi

Dalam sebuah perusahaan seringkali terdengar kecelakaan kerja sewaktu menjalankan


sebuah proses produksi. Kecelakaan-kecelakaan kerja ini dapat saja merupakan kecelakaan
kecil yang dianggap sebagai kejadian yang biasa atau akibat dari kecelakaan tersebut tidak
begitu serius sehingga tidak mendapat rotes keras dari para karyawan. Namun demikian
terdapat kemungkinan bahwa kecelakanan yang terjadi dapat mengakibatkan hal yang cukup
fatal terhadap karyawan. Bahkan mungkin terjadi kecelakaan kerja tersebut dapat
mengakibatkan cacat tetap pada karyawan bahkan kematian atau meninggal dunia.

Pada dasarnya kecelakaan kerja pada sebuah perusahaan, meskipun termasuk kategori
kecelakaan kecil, tetap merupakan hal yang serius yang perlu mendapatkan perhatian khusus.
Perusahaan yang menggunakan mesin-mesin dan peralatan produksi berukuran besar dan
berbasis manusia akan sangat berbahaya bagi para pekerja. Kelengahan dan kekurang hati-
hatian akan berakibat fatal meskipun diakui bahwa kecelakaan kerja biasanya berawal dari
faktor kelengahan karyawan. Namun demikian kewajiban manajemen adalah tetap menjaga
dan melakukan kegiatan-kegiatan perlindungan dan proteksi agar kecelakaan kerja ini dapat
diminimalisir terjadi pada karyawan perusahaan.

8
Terkait dengan usaha meminimalkan kecelakaan kerja ini, tata letak mesin dan
peralatan produksi perlu diatur sedemikian rupa sehingga memiliki derajat kesesuaian yang
tinggi dengan kebutuhan kerja. Kesesuaian tata letak dengan kebutuhan pelaksanaan
pekerjaan, serta dilengkapinya mesin dengan alat-alat pencegah bahaya akan menurunkan
resiko kecelakaan kerja. Dengan demikian penyusunan tata letak pabrik, peletakan dan
penataan mesin dan peralatan produksi harus menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi
karyawan perusahaan yang bersangkutan.

7. Kebutuhan akan penghematan biaya

Tata letak memiliki hubungan yang sangat erat dengan kelancaran arus material,
sistemisasi arus pekerjaan, dan pola gerak pekerja pabrik. Arus material berdampak langsung
pada material handling cost.

Pekerjaan yang tidak sistematis akan berakibat terjadinya arus komponen dan bahan
yang bolak balik di tempat pegolahan. Bila ini terjadi, bukan saya material cost handling saja
yang meningkat, tetapi juga upah tenaga kerja yang harus dibayar seiring dengan
meningkatnya waktu pengerjaan produk. Akibatnya produktivitas, efektifitas dan efisiensi
kerja menurun. Dengan demikian, sejak awal faktor-faktor yang berpotensi merugikan
tersebut harus telah diukur dan diperhitungkan dalam perencanaan tata letak.

Diantara beberapa kegiatan yang perlu mendapatkan perhatian dalam merumuskan


tata letak adalah jarak tempuh dari pemindahan bahan baku, barang setengah jadi dan barang
jadi yang dihasilkan. Jarak angkut, volume dan berat bahan, produk yang sedang dalam
pengerjaan dan hasil selesai akan menentukan jenis peralatan material handling yang
diperlukan. Faktor-faktor tersebut bila tidak dicermati dari awal akan menimbulkan
terjadinya kelambatan proses, pemborosan waktu dan sumber daya lainnya sehingga dapat
mengakibatkan rendahnya produktivitas dan efisiensi perusahaan pabrik yang bersangkutan.
Manajemen dan tenaga perekayasa harus mampu melakukan perencanaan tata letak bagi
pabrik yang mampu menjamin tingginya produktivitas dan efisiensi pabrik. Perencanaan tata
letak yang baik akan mengindarkan perusahaan dari kegiatan-kegiatan dan gerakan yang
tidak perlu sehingga dapat menciptakan penghematan waktu, tenaga dana sekaligus
menjamin kelancaran produksi. Dengan demikian perencanaan tata letak yang baik dapat
mereduksi biaya atau menghemat dalam pengeluaran perusahaan.

8. Mendukung pergeseran atau perluasan lokasi pasar produk perusahaan

Kenyataan menunjukkan bahwa beberapa perusahaan yang berhasil dalam


melaksanakan bisnisnya akan mendapat pasar yang lebih luas. Perluasan pasar kadang harus
diikuti oleh suatu pertambahan lokasi pemasaran atas produksi yang dihasilkan. Terjadinya
pergeseran atau perluasan lokasi pabrik ini akan berdampak pada penataan pabrik.

Dalam upaya mendekati konsumennya, perusahaan kadang membutuhkan perluasan


salah satu kegiatan produksi di berbagai kota. Fakta tersebut menunjukkan bahwa pergeseran
dan perluasan lokasi pemasaran dapat berdampak pada penataan kembali pusat-pusat
produksi perusahaan.

9
D. JENIS TATA LETAK

Menurut Russel dan Taylor (2000) tata letak dibedakan atas :

1. Tata letak berorientasi pada produk;


2. Tata letak berorientasi pada proses;
3. Tata letak posisi tetap;
4. Tata letak gudang;
5. Tata letak kantor; dan
6. Tata letak ritel.

Dalam perkembangannya kemudian muncul berbagai model tata letak baru sebagai
hasil usaha penyempurnaan terhadap tata letak yang sudah ada, seperti tata letak seluler, tata
letak hibrida, tata letak fleksibel dan tata letak untuk pabrik berbasis komputer
(terotomatisasi penuh). Modernisasi tata letak tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan
fleksibilitas sistem. Pada perencanaan konvensional, tata letak dirancang untuk
meningkatkan produktivitas dan efisiensi yang tinggi. Perencanaan tata letak modern
dilakukan karena mesin-mesin produksi sudah berbasis komputer. Mesin-mesin CNC dan
DNC mulai dipergunakan, bahkan kemudian muncul mesin-mesin dan peralatan full
computerized. Pemakaian mesin dan peralatan seperti itu membuat masin dan peralatan
diubah setelannya sehingga mampu melaksanakan tugas pengolahan lain atau dipakai untuk
menghasilkan produk lain. Umumnya industri modern telah menggunakan tata letak hibrida
tersebut.

1. Tata letak berorientasi produk (product layout)

Tata letak produk (product layout) lazim juga disebut flow shop atau continous
production system layout adalah penataan mesin, fasilitas dan peralatan produksi menurut
urutan pengerjaan untuk menyelesaikan pembuatan sebuah produk atau jasa yang akan
diserahkan dimana unit-unit yang diproduksi akan memiliki urutan proses pengerjaan yang
sama.

Gambar 4.1 Model umum tata letak pabrik roti

10
Tata letak berorientasi produk ini akan digunakan dengan kentuan sebagai berikut:

1. Produk yang dihasilkan adalah produk terstandarisasi dan ragamnya terbatas, atau
tidak berbeda satu dengan lainnya;
2. Volume produksi tinggi (mass production system) dengan tanpa variabel desain atau
variabel desain yang sangat terbatas;
3. Urutan proses pengerjaannya tetap; dan
4. Proses produksi bersifat kontinyu atau berkesinambungan.

Dengan demikian setiap unit produk yang diproses akan memiliki urutan proses
pengerjaan yang sama dan tetap. Dalam tata letak produk ini pusat-pusat kegiatan, mesin-
mesin dan peralatan disusun sedemikian rupa sehingga membentuk suatu lini pengerjaan
yang berbentuk garis lurus, bentuk L atau U untuk mempersiapkan urutan operasional yang
akan menghasilkan produk.

Pada gambar 4.1 diatas, disajikan sebuah model hipotik dari sebuah pabrik roti. Work
centre ditata sedemikian rupa sehingga memperoleh bagan arus pekerjaan yang berbentuk U.
pengendalian mutu dan kegiatan, serta pengolahan data dan informasi dari setiap departemen
pengolahan yang ada, dilakukan oleh depertemen pengendalian.

Monitoring atas arus bahan, pekerjaan, dan mutu olahan setiap tahapan proses (work
centre), termasuk pengendalian mutu, ditunjukkan oleh hubungan timbal balik setiap aktivitas
dengan departemen pengendalian. Melalui hubungan timbal balik tersebut, permasalahan
yang ada pada setiap departemen atau tahapan proses dapat diikuti dengan cermat sehingga
langkah koreksi dapat dilakukan oleh manajemen setiap saat diperlukan. Secara umum tata
letak berorientasi pada produk ini lazim dijumpai pada perusahaan fabrikasi dan usaha
perakitan. Usaha fabrikasi dan manufaktur membuat produk melalui arus konversi bahan
baku menjadi keluaran yang spesifik, seperti pabrik ban mobil, pabrik suku cadang, pabrik
kain, pabrik peleburan besi dan sebagainya.

Karakteristik tata letak produk yanng menghasilkan keluaran yang sama, dan bersifat
tetap adalah mesin yang digunakan adalah mesin dengan kegunaan khusus dengan tenaga
kerja yang memiki keahlian khusus. Material handling umumnya dilakukan dengan sistim
ban berjalan, atau tergantung dengan mobile material handling berupa traktor, crane, forklift
dan sebagainya.

Tata letak yang berorientasi produk memeberikan keuntungan utama yaitu:

1. Biaya variabel per unit yang rendah;


2. Mempertahankan biaya penanganan bahan baku yang rendah;
3. Mengurangi persediaan barang dalam proses pengerjaan;
4. Memudahkan pelatihan dan pengawasan bai atas pekerja atau manager.

Sementara kerugian yang lebih kecil dibanding keuntungannya dapat diuraikan sebagai
berikut:

1. Dibutuhkan jumlah produksi yang besar karena membutuhkan investasi yang besar pada
prosesnya

11
2. Penghentian pekerjaan pada titik manapun di seluruh operasi;
3. Fleksibilitas yang rendah apabila dilakukan manufaktur dengan berbagai produk atau tingkat
produksi.

2. Tata letak proses (process layout)

Tata letak proses, atau lazim disebut dengan functional layout (tata letak fungsional)
adalah penataan tata letak fasilitas dan mesin atau peralatan produksi yang dikelompokkan
menurut kesamaan fungsinya. Model ini baik untuk diterapkan pada perusahaan yang
menjalankan pengolahan produk secara kelompok (batch) atau pesanan dari pelanggan secara
individual. Ciri-ciri tata letak ini adalah sebagai berikut:

1. Arus kegiatan pengolahan atau pengerjaan produk berbeda antara batch yang satu dengan
yang lainnya, atau antara pesanan pelanggan yang satu dengan yang lainnya;
2. Produk yang dibuat tergolong produk yang tidak terstandarisasi, spesifikasinya disesuaikan
dengan permintaan pesanan atau pelanggan;
3. Volume produksi terbatas, tapi memiliki keragaman yang banyak;
4. Mesin atau alat produksi yang dipergunakan adalah mesin atau perlatan yang multiguna;
5. Pelanggan yang menentukan desain atau spesifikasi produk.

Tata letak proses ini diaplikasikan pada rumah sakit. Dokter dikelompokkan menurut
keahlian masing-masing dan secara bersama-sama menjalankan kegiatan poliklinik sesuai
keahliannya itu. Perusahaan bengkel service kendaraan bermotor, organisasi penelitian,
universitas, perusahaan asuransi, kepolisian dan sebagainya menggunakan tata letak
proses. Tipe umum tata letak proses disajikan dalam gambar 4.2

Gambar 4.2 Bentuk umum tata letak proses

12
Gambar 4.3 Tata letak ruang gawat darurat rumah sakit

Pada gambar 4.3 disajikan bentuk umum tata letak proses pada sebuah rumah sakit
dengan beberapa poliklinik. Dalam gambar disajikan contoh kasus layanan pasien A (patah
kaki) dan pasien B (kerusakan alat pacu jantung). Kedua pasien itu ditangani secara
fungsional (kebutuhan layanan sesuai dengan jenis penyakitnya), sampai selesai dan
menyelesaikan kewajiban administrasinya.

Keuntungan utama dalam tata letak proses ini adalah fleksibilitasnya dalam menentukan
peralatan dan merekrut tenaga kerja. Apabila terjadi kerusakan pada salah satu mesin, hal
tersebut tidak perlu menghambat seluruh proses. Pekerjaan dapat ditransfer ke mesin yang
lain dalam depertemen yang sama. Tata letak proses juga juga sangat baik untuk menangani
produksi suku cadang dalam bentuk batch atau job lot yang kecil. Pengerjaan berkaitan
dengan produksi berbagai suku cadang dengan berbagai ukuran dan bentuk. Sementara
kerugian dalam tata letak proses adalah penggunaan peralatan yang general purpose yang
memerlukan waktu lama untuk pemesanannya dan biaya yang lebih tinggi.

Disamping itu diperlukan lebih banyak keahlian, tenaga kerja dan persediaan barang
dalam proses karena ketidakseimbangan yang besar dalam proses produksi. Keahlian tenaga
kerja yang tinggi menuntut diadakannya usaha peningkatan keterampilan tenaga kerja melalui
pendidikan dan pelatihan atau in the job training secara kontinyu. Proses ini membutuhkan
investasi besar di bidang sumber daya manusia.

3. Tata letak tetap (fixed position layout)

Tata letak tetap lazim juga disebut dengan tata letak proyek. Proyek adalah sistim
produksi yang dirancang untuk memproduksi hanya satu unit produk dalam satuan waktu
tertentu atau sejumlah kecil tugas dengan volume dan keragaman elemen pekerjaan yang
tinggi.

Kegiatan perakitan pesawat udara, pembuatan kapal pesiar, pembangunan bendungan,


jembatan, gedung dan sebagainya tergolong proyek.Dalam tata letak tetap, produk yang
dikerjakan tetap berada di suatu tempat pengerjaan yang ditentukan.

13
Alat-alat dan perlengkapan, bahan serta pekerja, baik tenaga terampil atau tenaga ahli
dibawa ke tempat pengerjaan produk.

Faktor penting dalam tata letak ini adalah penentuan lokasi directie-kit, ukuran dan
jenis konstruksinya. Directie-kit dimaksud akan dimanfaatkan sebagai ruang kerja aparatur
proyek, gudang bahan dan peralatan, tempat reparasi alat-alat proyek dan asrama pengawas
dan keamanan proyek.

Pada umumnya tata letak tetap menjadi rumit karena dipengaruhi oelh faktor-faktor antara
lain sebagai berikut:

1. Ruang geraknya terbatas. Proyek harus tetap berada di posisi pengerjaan;


2. Pada tahap-tahap proses konstruksi diperlukan bahan baku yang berbeda-beda
sehingga diperlukan penjadwalan yang cermat;
3. Jumlah bahan baku yang dibutuhkan bervariasi, dengan demikian bagian logistik
harus selalu siap dengan permintaan terhadap material.

Gambar 4.4 Model umum tata letak posisi tetap dalam pembuatan kapal

4. Tata letak ritel (ritel layout)

Tata letak ritel adalah tata letak dari usaha eceran besar, seperti departemen store dan
supermarket. Tata letak harus memperhitungkan selera dan persepsi pelanggan. Tata letak
harus menjamin semua pengunjung dn pelanggan merasa nyaman berada dalam bangunan
karena udaranya yang sejuk, cahaya yang cukup dan lain-lain. Barang yang didisplay juga
memiliki daya tarik, mudah dijangkau serta menjamin keleluasaan bagi seluruh pelanggan
untuk bergerak.

Loket pembayaran juga harus cukup tersedia sehingga pelanggan tidak perlu antre lama,
alunan musik yang lembut dan sebagainya.

14
Ada lima ide yang berguna untuk menentukan pengaturan tata letak menyeluruh untuk
departemen store atau supermarket yaitu:

1. Menempatkan produk yang sering dibeli konsumen di sekitar akses ke luar toko atau
di dekat kasir
2. Menggunakan lemari atau alat untuk memjang produk yang mudah dilihat konsumen
dari jarak yang cukup jauh;
3. Menempatkan barang spesifik yang menjadi tujuan pelanggan datang ke supermarket
pada lorong akses ke kasir dan disebarkan ke berbagai tempat sehingga produk lain
dapat terihat juga oleh konsumen;
4. Menggunakan lokasi yang paling ujung untuk menempatkan produk yang berpotensi
menimbulkan bau sepeti sayur-sayuran, ikan, daging agar baunya tidak menyebar ke
lokasi pajang produk lain;
5. Mempertahankan citra toko dengan memilih secara hati-hati penempatan posisi
bagian yang akan menjadi awal pembelanjaan konsumen. Misalnya pada sebuah
swalayan dipajang produk makanan kecil dan minuman di dekat kasir untuk menarik
minat belanja konsumen atas produk itu pada saat mengantri membayar pada kasir.

Gambar 4.5 Tata letak ritel supermarket atau swalayan

5. Tata letak gudang (warehouse layout)

Tata letak gudang yang baik akan memudahkan penanganan dan pengendalian
persediaan, dapat meminimalkan kerusakan barang serta memudahkan penerimaan atau
penyerahan barang. Tata letak gudang disesuaikan dengan sistim persediaan yang
dipergunakan, misalnya FIFO (first in first out). Pada perusahaan distributor, penentuan
lokasi gudang wilayah dan penataan barang persediaan didalamnya sangat penting artinya.
Gudang wilayah adalah ujung terdepan perusahaan untuk memperoleh daya saing kecepatan
penyerahan produk ke pasar atau pelanggan.

15
6. Tata letak kantor (office layout)

Tata letak kantor bertujuan untuk menentukan posisi karywan dan peralatan agar arus
pekerjaan dan komunikasi antara semua pegawai dan manajer yang ada terjamin. Tata letak
pada kantor modern difokuskan pada keterbukaan dan fleksibilitas yang tinggi. Ruangan
kerja para karyawan harus disesuaikan antara luasnya dengan volume pekerjaannya. Dengan
demikian ruangan akan terpakai secara efisien dan karywan dapat bekerja lebih produktif.

E. PRINSIP DASAR PENYUSUNAN LAYOUT

1. Integrasi secara total terhadap faktor-faktor produksi. Sehingga dalam tata letak
fasilitas pabrik diperlukan secara terintegrasi dari semua faktor yang mempengaruhi proses
produksi rnenjadi satu organisasi yang besar.
2. Jarak pemindahan bahan paling minimum. Waktu pemindahan bahan dari satu proses ke proses
yang lain dalam industri dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak perpindahan.
3. Memperlancar aliran kerja, diupayakan untuk menghindari gerakan balik (back tracking), gerakan
memotong (cross movement), dan gerak macet (congestion), dengan kata lain material diusahakan
bergerak terus tanpa adanya interupsi oleh gangguan jadwal kerja.
4. Kepuasan dan keselamatan kerja, sehingga memberikan suasana kerja yang
menyenangkan.
5. Fleksibilitas, yaitu dapat mengantisipasi perubahan teknologi, komunikasi, dan kebutuhan
konsumen.

Untuk menjaga fleksibilitas, diadakan penyesuaian kembali (relayout) yaitu suatu


perubahan kecil dalam suatu penataan ruangan, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya desain
produk yang memungkinkan berubahnya layout secara total. Yang perlu diperhatikan
adalahrelayout maupun layout jika ada perubahan sedikit saja tidak akan mengganggu proses
produksi.

F. PERENCANAAN LOKASI

Perencanaan Lokasi (Dr. Manahan P. Tampubolon,MM) adalah kegiatan penentuan


lokasi perusahaan yang terlebih dahulu harus diadakan penelitian dan peninjauan situasi
lokasi yang akan dipilih oleh perusahaan. Sebelum suatu perusahaan mendirikan pabrik,
biasanya direncanakan letaknya sebaik mungkin. Sebab letak ini berpengaruh terhadap biaya
operasi atau produksi, harga jual, serta kemampuan perusahaan untuk bersaing di pasar. Hal
ini sangat menentukan keberhasilan perusahaan.
Apabila pabrik sudah terlanjur berdiri ternyata baru diketahui kesalahan letaknya dan
jika dipindah akan memakan biaya yag sangat mahal. Ada perusahaan yang meletakkan
pabriknya di dekat pasar, ada yang dekat dengan bahan baku, dan sebagainya. Masing-
masing memiiki alasan yang berbeda-beda.
Sebagai contoh, toko emas biasanya terletak berdekatan tetapi pegadaian selalu terletak
berjauhan. Alasan toko emas karena konsumen selalu membandingkan, baik mengenai harga
maupun kualitas di beberapa toko sehingga mereka biasanya terletak berdekatan.
Sedangkan pegadaian alasannya karena pegadaian yang satu dengan yang lain tidak boleh
bersaing dan kalau di suatu wilayah terdapat dua pegadaian atau lebih, kiat mereka kurang
efisien.
16
Contoh lain adalah perusahaan gula pasir biasanya diletakkan di dekat lahan penanaman tebu.
Alasannya karena bahan baku gula adalah tebu, yang beratnya sepuluh kali daripada gula
yang dihasilkan, dan tebu mudah rusak atau menurun kadar gulanya jika tidak segera
diproses.
Menurut Dr. Manahan P.Tampubolon, MM. dalam bukunya Manajemen Operasional,
strategi lokasi tersebut menggambarkan bahwa setiap perusahaan berusaha untuk
menciptakan efisiensi dan pelayanan pasar (pelanggan) yang lebih cepat dan efisien, sebagai
salah satu strategi menghadapai persaingan. Strategi ini dapat menjadi keunggulan bagi
perusahaan untuk dapat menentukan lokasi yang strategis dari segi persaingan dalam merebut
pasar, sehingga pelanggan tidak kecewa untuk memperoleh produk ataupun pelayanan yang
cepat sesuai dengan keinginan konsumen.
Di saat manajemen memutuskan untuk beroperasi di satu lokasi tertentu, banyak biaya
menjadi tetap dan sulit untuk dikurangi. Sebagai contoh jika sebuah lokasi pabrik baru berada
pada satu daerah dengan biaya energi yang tinggi, bahkan manajemen yang baik dengan
strategi penekanan biaya energi yang luar biasapun akan memulai dengan kerugian. Hal yang
sama terjadi dengan manajemen yang memiliki strategi sumber daya manusia yang baik
namun tenaga kerja pada lokasi yang dipilih mahal, kurang terlatih, dan memiliki etos kerja
yang buruk.
Dengan demikian kerja keras yang dilakukan manajemen untuk menetapkan lokasi
fasilitas yang optimal merupakan investasi yang baik. Keputusan lokasi sering bergantung
kepada tipe bisnis. Untuk keputusan lokasi industri strategi yang biasa digunakan adalah
strategi yang digunakan untuk meminimalkan biaya, sedangkan untuk bisnis eceran dan jasa
profesional strategi yang digunakan terfokus pada memaksimalkan pendapatan. Walaupun
demikian, strategi lokasi pemilihan gudang dapat ditentukan oleh kombinasi antara biaya dan
kecepatan pengiriman.
Secara umum, tujuan strategi lokasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan lokasi
bagi perusahaan. Keputusan lokasi tidak sering dilakukan oleh perusahaan biasanya karena
permintaan telah melebihi kapasitas pabrik yang ada, atau karena adanya perubahan
produktifitas tenaga kerja, valuta asing, biaya-biaya, dan sikap masyarakat sekitar.
Perusahaan juga dapat memindahkan fasilitas manufaktur atau jasa mereka, karena adanya
pergeseran demografi dan permintaan pelanggan.

G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PERENCANAAN


LOKASI

Pemilihan letak pabrik dipengaruhi oleh beberapa hal atau factor. Ada yang membagi
faktor-faktor itu kedalam faktor primer dan faktor sekunder, ada pula yang membaginya ke
dalam faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor primer adalah suatu faktor yang harus dipenuhi jika tidak dipenuhi proses
produksi atau operasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya, sedangkan faktor sekunder
adalah faktor yang sebaiknya ada, jika tidak dipenuhi masih bisa diatasi meskipun disertai
dengan biaya yang relatif lebih mahal. Macam faktor primer serta sekunder ini berbeda antara
pabrik yang satu dengan yang lain.

Dalam bagian ini tidak mungkin disebutkan pembagian faktor-faktor itu kedalam
primer dan faktor sekunder karena keadaan perusahaan yang berbeda-beda.
1. Letak Konsumen atau Pasar
2. Letak Sumber Bahan Baku

17
3. Sumber Tenaga Kerja
4. Tersedianya Air
5. Suhu Udara
6. Tenaga Listrik
7. Fasilitas Transportasi

H. STRATEGI LAY OUT

Tata Letak/ Lay Out (James M. Apple) adalah kegiatan yang berhubungan dengan
perancangan susunan unsur fisik suatu kegiatasn dan selalu berhubungan erat dengan industri
manufaktur. Lay out merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah
operasi dalam jangka panjang. Lay out memiliki banyak dampak strategis karena lay out
menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya serta
kualitas lingkungan kerja, kontrak pelanggan dan citra perusahaan. Lay out yang efektif dapat
membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang differensiasi, biaya rendah,
atau respon cepat.
Layout yang tepat menunjukkan ciri-ciri adanya penyesuaian lay out fasilitas
operasional terhadap jenis produk dan proses konservasi. Pengaruh layout yang tepat bagi
perusahaan adalah peningkatan produktivitas perusahaan. Perihal tersebut disebabkan arus
barang yang akan diproses, dan selanjutnya masuk ke dalam pemrosesan sampai menjadi
produk akhir dapat berjalan dengan lancar.
Aspek lain, karyawan yang langsung terlibat di dalam pemrosesan dapat bergerak
leluasa tanpa takut akan kemungkinan terjadi kecelakaan, sehingga mereka bekerja dengan
tenang dan aman. Karena alasan tersebut di atas, maka diperlukan perencanaan layout yang
seksama. Pentingnya perencanaan layout disebabkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut :

a. Untuk manufaktur
 Terjadinya perubahan desain produk yang secara terus-menerus untuk membuat
 produk baru.
 Kemungkinan penggantian fasilitas yang selalu baru (up to date).
 Setiap perubahan fasilitas akan menciptakan perubahan kondisi kerja yang tidak
selalu menciptakan kepuasan atau pelayanan yang cepat dan baik.

b. Untuk usaha jasa


 Karena tuntutan pelayanan yang prima dari pelanggan, sehingga harus disesuaikan
di dalam usaha memenuhi kepuasan pelanggan.
 Perubahan layout dapat menciptakan persepsi pelanggan bahwa perusahaan
memperhatikan pelanggannya, atau merupakan gambaran bonafiditas perusahaan.
 Tuntutan pelanggan menginginkan layanan paling cepat dengan mutu yang tinggi,
sehingga layout harus mendukung sistem layanan tersebut.
 Perilaku pelanggan yang terus berubah harus diikuti perusahaan dengan
melakukan perubahan layout secara berkelanjutan (continous improvement).

18
I. PERTIMBANGAN PENENTUAN LAY OUT

Perancangan layout berkenaan dengan produk, proses, sumber daya manusia, dan lokasi.
1. Kapasitas dan tempat yang dibutuhkan
Mengetahui jumlah perkerja, mesin dan peralatan yang dibutuhkan akan memudahkan kita
mengetahui kapasitas yang dibutuhkan untuk menentukan layout dan penyediaan tempat atau
ruangan untuk setiap komponen tersebut.
2. Peralatan untuk menangani material atau bahan
Maksud peralatan untuk menangani material atau bahan adalah alat yang digunakan dalam
operasi perusahaan. Layout juga sangat tergantung pada jenis material atau bahan yang
dipakai, misalnya Derek dan kereta otomatis untuk memindah bahan.
3. Lingkungan dan estetika
Keputusan layout juga harus didasarkan pada lingkungan dan estetika. Tujuannya adalah agar
ada keleluasaan dan kenyamanan tempat kerja, seperti penentuan jendela dan sikulasi udara
ruang.
4. Arus informasi
Layout juga harus mempertimbangkan arus informasi. Pertimbangan terhadap cara untuk
memindahkan informasi atau melakukan komunikasi perlu dibuat sebaik mungkin.
5. Biaya perpindahan antara tempat kerja yang berbeda
Pertimbangan di sini lebih ditekankan pada tingkat kesulitan pemindahan alat dan bahan.
Pertimbangan penentuan layout secara umum didasarkan pada situasi sebagai berikut:
1. Posisi tetap
Posisi layout jenis ini ditujukan pada proyek yang tidak mungkin memindahkan produknya
karena ukuran, bentuk atau hal-hal lain. Jadi, produk tetap berada ditempat, sedangkan
peralatan dan tenaga kerja yang mendatangi produk. Contohnya gedung, pembuatan kapal.
2. Orientasi proses
Layout jenis ini didasarkan pada proses produksi barang atau pelayanan jasa. Biasanya layout
jenis ini dapat secara bersamaan menangani suatu produk atau jasa yang berbeda, misalnya
rumah sakit. Process layout (fungcional layout), merupakan jenis layout dengan
menempatkan mesin-mesin atau peralatan yang sejenis atau mempunyai fungsi yang sama
dalam suatu kelompok atau suatu ruangan. Contohnya untuk industry tekstil semua mesin
pemotong dikelompokkan dalam suatu area atau semua mesin pemotong dikelompokkan
dalam satu area. Jenis layout ini biasanya untuk usaha job order (sesuai pesanan)
19
3. Tata Letak Kantor
Layout jenis ini berkaitan dengan layout posisi perkeja, peralatan kerja, tempat yang
digunakan untuk perpindahan informasi. Jika semua permindahan informasi diselesaikan
dengan telepon atau alat telekomunikasi, masalah layout akan sangat mudah, tetapih jika
perpindahan orang dan dokumen dilakukan secara alamiah, layout perlu di pertimbangkan
dengan matang.
4. Tata Letak Gudang
Layout ini lebih ditujukan pada efisiensi biaya penanganan gudang dan memaksimalkan
pemanfaatan ruangan gudang. Tujuan layout ini adalah untuk memperoleh optimum tradeoff
antara biaya penanganan dan ruang gudang.
5. Tata Letak Produk
Layout jenis ini mencari pemanfaatan personal dan mesin yang terbaik dalam produksi yang
berulang-ulang dan berlanjut atau kontinu. Biasanya layout ini cocok apabila proses
produksinya telah distandardisasikan serta diproduksi dalam jumlah yang sangat besar. Setiap
produk akan melewati tahapan operasi yang sama dari awal sampai akhir. Contohnya,
perakitan mobil atau sepeda motor.

J. MANFAAT LAY OUT PERUSAHAAN YANG TEPAT

 Meningkatkan jumlah produksi, sehingga proses produksi berjalan lancar, yang berimpas
pada output yang besar, biaya dan jam tenaga kerja serta mesin minimum.
 Mengurangi waktu tunggu, artinya terjadi keseimbangan beban dan waktu antara mesin
yang satu dengan mesin lainnya, selain itu juga dapat mengurangi penumpukan bahan
dalam proses, dan waktu tunggu.
 Mengurangi proses pemindahan bahan dan meminimalkan jarak antara proses yang satu
dengan yang berikutnya.
 Hemat ruang, karena tidak terjadi penumpukan material dalam proses, dan jarak antara
masing-masing mesin berlebihan sehingga akan menambah luas bangunan yang tidak
dibutuhkan.
 Mempersingkat waktu proses, jarak antar mesin pendek atau antara operasi yang
satu dengan yang lain.
 Efisiensi penggunaan fasilitas, pendayagunaan elemen produksi, yaitu tenaga kerja, mesin,
dan peralatan.
 Meningkatkan kepuasan dan keselamatan kerja, sehingga menciptakan suasana lingkungan
kerja yang aman, nyaman, tertib, dan rapi, sehingga dapat mempermudah supervisi,
mempermudah perbaikan dan penggantian fasilitas produksi, meningkatkan kinerja menjadi
lebih baik, dan pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas.
 Mengurangi kesimpangsiuran yang disebabkan oleh material menunggu, adanya gerak yang
tidak perlu, dan banyaknya perpotongan aliran dalam proses produksi (intersection).
20
K. TIPE-TIPE LAY OUT

Tipe Layout dibagi menjadi 7, yaitu:


1. Layout Garis Atau Produk
Yaitu pengaturan letak mesin – mesin atau fasilitas produksi dalam suatu pabrik yang
berdasarkan atas urut – urutan proses produksi dalam membuat suatu barang. Barang yang
dikerjakan setiap hari selalu sama dan arus barang yang dikerjkakan setiap hari selalu sama,
seolah – olah menyerupai garis ( meskipun tidak selalu garis lurus).
a. Sifat - sifat layout garis
1) Macam produk yang dihasilkan sedikit dan jumlah setiap macam banyak
2) Tenaga kerja yang diperlukan adalah tenaga khusus, yang sesuai dengan kebutuhan mesin
yang dilayani
3) Kualitas barang hasil produksi lebih banyak ditentukan oleh mesin daripada keahlian
karyawan.
4) Memiliki keseimbangan kapasitas mesin, artinya kapasitas mesin satu dengan yang lainya
harus sama
b. Kebaikan – kebaikan layout garis
1) Biaya produksi lebih murah
2) Pengawasan lebih mudah
3) Pengangkutan barang didalam pabrik lebih mudah
c. Kelemahan – kelemahan layout garis
1) Apabila terjadi kemacetan terhadap salah satu mesin, mesin akan menyebabkan
kemacetan seluruh kegiatan pabrik
2) Nilai investasi mahal ,karena mesin yang digunakan banyak sekali dan biasanya
menggunakan mesin khusus
3) Kurang fleksibel karena suatu layout hanya dapat membuat satu macam barang saja

2. Layout fungsional atau proses


Yaitu pengaturan letak fasilitas produksi di dalam pabrik yang didasarkan atas fungsi
bekerjanya setiap mesin atau fasilitas produksi yang ada. Mesin atau fasilitas yang memiliki
kegunaan yang sama dikelompokan dan diletakakan pada ruang yang sama.

21
Layout ini biasanya untuk membuat barang yang bermacam – macam
a. Sifat – sifat layout fungsional
1) Macam barang yang dibuat banyak, selalu berubah – ubah dan jumlah yang dibuat setiap
macam sedikit
2) Mesin yan digunakan biasanya bersifat serbaguna
3) Routing atau penentuan urut – urutan proses pembuatan barang biasanya selalu berubah
ubah
4) Keahlian tenaga kerja yang mengerjakan biasanya bersifat fleksibel
5) Banyak memerlukan instruksi kerja, serta instruksi kerja harus jelas
6) Kualitas barang hasil produkai sangat tergantung pada keahlian karyawan yang
mengerjakan.
b. Kebaikan kebaikan layout fungsional
1) Fleksibel dapat digunakan untuk mengerjakan berbagai macam barang
2) Investasi pada mesin – mesin dan pada fasilitas produksi yuang lain lebih murah daripada
layout garis.
c. Kelemahan – kelemahan layout fungsional
1) Biaya produksi setiap barang lebih mahal
2) Pekerjaan perencanaan dan pengawasan produksai lebih sering digunakan
3) Pengangkutan barang di pabrik lebih sulit dan simpang siur
4) Tidak terjadi keseimbangan kerja setiap mesin
3. Layout kelompok
Suatu pengaturan letak fasilitas suatu pabrik berdasarkan atas kelompok barang yang
dikerjakan.
a. Sifat – sifat layout kelompok
1) Barang hasil produksi dapat dikelompokkan dalam nbeberapa macam kelompok yanhg
memiliki garios besar urutan proses yang sama.
2) Mesin yang digunakan bersifat fleksibel
3) Memerlukan karyawan yang keahlianya fleksibel
b. Kebaikan – kebaikan layout kelompok
1) Bersifat fleksibel sehingga dapat menghasilkan beberapa macam barang
2) Meskipun barang yang dikerjakan bermacam – macam arus barang tidak simpang siur
3) Meskipun perusahaan mengerjakan berbagai macam produk, biaya produksi dapat lebih
murah dibandingkan layout fungsional.
22
c. Kelemahan – kelemahan layout kelompok
1) Untuk dapat menggunakan layout semacam ini maka kelompok produk yang memiliki
kesamaan tingkat proses harus jelas.
2) Instruksi kerja harus jelas

3) Memerlukan pengawasan yang cermat


4. Layout dengan posisi tetap
Layout dengan posisi tetap sering disebut dengan layout by fixed materials position atau
fixed layout yaitu pengaturan fasilitas produksi dalam membuat barang dengan letak barang
yanhg tetap atau tidak dipindah – pindah. Mesin, karyawan, serta fasilitas produksai yang lain
berpindah – pindah mengelilingi barang yang dikerjakan sesuai kebutuhan.
Sebagai contoh: layout pembuatan jembatan, layout pembangunan gedung, layout pembuatan
jalan dan layout penghijauan
a. Sifat – sifat layout dengan posisi tetap
1) Barang yang dikerjakan biasanya berat dan tidak mungkin dipindah – pindah
2) Volume pekerjaan biasanya besar
3) Biasanya pekerjaan berupa proyek yang harus selesai pada waktu yang telah ditentukan
4) Fasilitas produksi yang digunakan biasanya mudah dipindah – pindah
5) Komponen produk atau bagian produk yang tidak mungkin dikerjakan dilokasi biasanya
dikerjakan di dalam pabrik atau di tempat lain
b. Kebaikan – kebaikan layout dengan posisi tetap
1) Fleksibel dapat ditetapkan pada setiap[ pekerjaan yang berbeda – beda
2) Dapat diletakkan dimana saja sesuai kebutuhan
3) Tidak memerlukan banguna pabrik
c. Kelemahan layout dengan posisi tetap
1) Tidak ada standar atau pedoman yang jelas untuk merencanakan layoutnya
2) Kegiatan pengawasan harus sering dilakukan dan relatif sulit
3) Biasanya keamanan barang – barang di sekitar pembuatan barang harus dijaga dengan
baik karena rawan pencurian.
5. Layout bentuk U
Hakekat layout bantuk U adalah pintu masuk dan keluar bahan baku dan produk akhir berada
pada posisi yang Sama.

23
Keuntungan terbesar dan terpenting dari tata letak seperti ini adalah fleksibelitas untuk
menambah atau mengurangi jumlah pekerja yang diperlukan bila harus menyesuaikan dengan
perubahan jumlah produksi atau perubahan permintaan. Hal ini dapat di capai dengan
menambah atau mengurangi jumlah pekerja pada daerah sebelah dalam, dari tempat kerja
berbentuk U.
6. Layout gabungan garis dan proses
Penggabungan ini dilakukan dengan cara menempatkan mesin – mesin dalam masing -
masing departemen menurut tipe mesin yang sama atau menurut prinsip pengaturan
bardasarkan proses. Sedangkan pengaturan masing – masing departemen didasarkan urutan
operasi atau pengerjaan dari produk yang akan dibuat atau menurut prinsip pengaturan
berdasarkan produk.
Penggabungan kedua tipe ini mencoba untuk mengeliminir segala kelemahan yang terdapat
pada layout proses maupun layout produk.
7. Layout gabungan garis dan bentuk U
Untuk mengatasi angka pecahan dalam jumlah pekerja, seperti dalam contoh layout garis,
dapat ditempuh dengan menggabungkan beberapa lini bentuk U menjadi satu bentuk lini
terpadu. Dengan cara penggabungan seperti ini, alokasi operasi diantara pekerja sebagai
respon terhadap variasi jumlah produksi dapat di capai.

L. Tanda-Tanda Lay Out Yang Baik Bagi Perusahaan

 Keterkaitan kegiatan yang terencana.


 Pemindahan antar operasi minimum.
 Jarak pemindahan minimum.
 Pemindahan bergerak dari penerimaan menuju pengiriman.
 Operasi pertama dekat dengan penerimaan.
 Operasi terakhir dekat dengan pengiriman.
 Lay out yang dapat disesuaikan dengan perubahan.
 Direncanakan perluasan yang terencana.
 Ruang penyimpanan cukup.
 Penyediaan ruang yang cukup antar peralatan.
 Bahan diantar ke pekerja dan diambil dari tempat kerja.
 Sesedikit mungkin jalan kaki antar operasi produksi.
 Alat pemindah mekanis di pasang pada tempat yang sesuai.
 Pengendalian kebisingan, kotoran, debu, asap, kelembapan yang cukup.
 Sesedikit mungkin pemindahan barang.
 Pemisah tidak menggangu aliran barang.
 Pembuangan barang sisa sekecil mungkin.
 Penempatan yang pantas bagi bagian penerimaan dan pengiriman.

24
BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan
Sesuai dengan hasil pembahasan yang telah kami lakukan dari judul makalah “Lay
out Perusahaan”. Maka dapat dibuat kesimpulan, bahwa perencanaan lokasi dan strategi lay
out yang tepat dan baik, akan memberikan dampak positif bagi perusahan karena strategi lay
out yang tepat menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas,
biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan.
Perencanaan lokasi dan strategi lay out yang tepat akan mendukung sebuah perusahaan di
dalam pencapaian tujuan (goal) yang mengarah pada peningkatan profitabilitas perusahaan
yang didasari dengan adanya efisiensi dan produktifitas kerja yang baik.

b. Saran
Kami menyarankan jika ingin membangun suatu usaha, haruslah merencanakan lokasi
dan lay out perusahaan yang baik. Karena strategi lay out yang tepat dapat memberikan
keunggulan bagi perusahaan dalam persaingan.

25

Anda mungkin juga menyukai